Pernah terjerumus dalam dosa waktu masa muda kemudian bertaubat, berharap kepada Allah semoga taubat nasuha karena hatinya sedih dan pilu. Akan tetapi seringkali terlintas pertanyaan apakah mungkin Allah itu menyamakan dengan orang yang tidak pernah melakukan dosa besar selama hidupnya. Dimana dia merasa lebih rendah derajatnya dibandingkan dengan orang lain.
Allah menciptakan makhluk dalam rangka untuk taat dan beribadah kepada-Nya. Serta melarang melakukan kemaksiatan kepada-Nya. Dan memerintahkan kalau salah seorang terjerumus dalam kemaksiatan agar bersegera bertaubat kepada Allah dan jangan putus asa dari rahmat Allah. Dan (Allah) menjanjikan orang yang bertaubat balasan yang mulia.
Sebesar apapun seorang hamba terjerumus dalam dosa dan mengakui dosanya. Kemudian bertaubat kepada Allah dengan jujur, serta melakukan ketaaan kepada Allah. maka Allah akan menerima taubatnya, menghapus dosa-dosanya. Mengangkat derajatnya. Mengganti kejelekan dengan kebaikan, sehingga kondisi setelah bertaubat itu lebih mulia dibandingnya dengan sebelum melakukan dosa. Karena taubat dapat menghapus dosa-dosa sebelumnya, dan orang yang bertaubat seperti orang yang tidak punya dosa.
“Dan orang-orang yang tidak menyembah tuhan yang lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina, barang siapa yang melakukan yang demikian itu, niscaya dia mendapat (pembalasan) dosa(nya), (yakni) akan dilipat gandakan azab untuknya pada hari kiamat dan dia akan kekal dalam azab itu, dalam keadaan terhina, kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal saleh; maka itu kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan. Dan adalah Allah maha Pengampun lagi Maha Penyayang". QS. Al-Furqon: 68-70
Dari Anas radhiallahu anhu berkata, Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam bersabda: “Sungguh Allah lebih bergembira ketika hamba-Nya bertaubat dibanding dengan salah seorang hamba ketika menemukan untanya yang telah hilang di padang pasir.” ( HR. Bukhori)
Ibnu Qoyyim rahimahullah mengatakan, “Kegembiraan Allah dengan taubat hamba-Nya padahal tidak pernah ada ketaatan semisalnya hal itu menunjukkan akan agung dan keutamaan taubat di sisi Allah. Dan beribadah dengannya termasuk diantara ibadah yang sangat mulia. Hal ini menunjukkan bahwa pelakuknya akan kembali lebih sempurna dibandingkan dengan sebelumnya.” Selesai dari (Toriqul Hijrain, Hal. 244).
Mereka para shahabat Nabi kita sallallahu alaihi wa sallam. Hatinya paling bersih di umat ini, lebih dalam ilmunya, lebih tepat petunjuknya dan lebih baik kondisinya. Dahulu mereka dalam kekufuran dan kesyirikan. Diantara mereka ada orang yang paling besar permusuhan dengan Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam. Meskipun begitu ketika Allah memberikan keimanan kepada mereka, bertaubat kepada-Nya dan menemani nabi-Nya, maka mereka menjadi makhluk terbaik diantara manusia. Dan lebih baik dibandingkan dengan generasi setelahnya meskipun tidak pernah melakukan kesyirikan.
Tidak diragukan lagi kalau kesyirikan dan kekufuran termasuk dosa yang paling besar. Dengan bertaubat, beriman dan beramal sholeh, Allah akan mengampuni dosa, menghilangkan kejelekan dan mengangkat derajatnya.
Syeikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah mengatakan, "Dosa dapat mengurangi keimanan. Kalau seoerang hamba bertaubat, maka Allah akan mencintainya". Terkadang dapat meninggikan derajat dengan bertaubat. Siapa yang telah melakukan taubat, maka dia seperti ucapan Said bin Jubair, “Sesungguhnya ada seorang hamba melakukan kebaikan kemudian dia masuk neraka dengan kebaikannya. Dan seoerang hamba melakukan kejelekan, maka dia masuk surga dengan kejelekannya. Hal itu karena dia melakukan kebaikan, akan tetapi dalam pandangannya bangga (sombong). Dan dia melakukan kejelekan, tapi dalam pandangannya dia memohon ampunan kepada Allah sehingga Allah menerima taubatnya. “
Beliau juga mengatakan, “Taubat nasuha yang diterima Allah, dapat mengangkat pelakuknya menjadi lebih agung dari sebelumnya. Sebagaimana perkataan sebagian ulama salaf, “Kalau bukan karena taubat yang lebih dia cintai, maka makhluk yang paling mulia tidak akan diuji dengan dosa. Selesai dari ‘Majmu’ Fatawa, (10/293).
Beliau juga mengatakan, “Adam bertaubat dan kembali (kepada Allah). Allah berfirman terkait dengan Adam dan istrinya: “Keduanya berkata: "Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi.” (QS. Al-A’raf: 23)
Maka Allah Swt menerima taubatnya, maka Allah Swt pilih, dan dibimbing serta diturunkan ke bumi agar melakukan ketaatan kepada-Nya. Maka Allah mengangkat derajatnya dengan melakukan itu. Sehingga masuknya dia ke surga nanti kondisinya lebih sempurna dari pada sebelumnya. Maka diantara anak keturunan Adam yang melakukan dosa dengan mengikuti nenek moyang Adam dalam bertaubat, maka berhagialah dia. Ketika dia bertaubat, beriman dan melakukan amalan sholeh, maka Allah Swt akan menggantikan kejelekannya menjadi kebaikan. Sehingga kondisi setelah bertaubat itu lebih baik daripada sebelum melakukan kesalahan. Sebagaimana kekasih-kekasih Allah Swt yang berakwa.” Selesai dari ‘Majmu’ Fatawa, (7/383).