This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

Tampilkan postingan dengan label Ancaman untuk Orang yang Berbuat Zalim Kelak di Akhirat. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Ancaman untuk Orang yang Berbuat Zalim Kelak di Akhirat. Tampilkan semua postingan

Rabu, 28 September 2022

Ancaman untuk Orang yang Berbuat Zalim Kelak di Akhirat

Ancaman untuk Orang yang Berbuat Zalim Kelak di Akhirat.   وَلَا تَحْسَبَنَّ اللَّهَ غَافِلًا عَمَّا يَعْمَلُ الظَّالِمُونَ ۚ إِنَّمَا يُؤَخِّرُهُمْ لِيَوْمٍ تَشْخَصُ فِيهِ الْأَبْصَارُ    “Dan janganlah sekali-kali engkau menyangka Allah lalai dari apa yang dilakukan oleh orang-orang yang berbuat zalim. Sesungguhnya Allah menangguhkan mereka sampai hari di mana pandangan-pandangan terbelalak.” (QS Ibrahim: 42)     Dari ayat tersebut jelas dinyatakan bahwa Allah SWT akan memberikan balasan kepada setiap pelaku kezaliman kelak di hari kiamat di mana setiap mata manusia akan terbelalak menyaksikan berbagai hal yang terjadi di hari kiamat.   Syekh Nawawi Banten dalam kitab tafsirnya Marâh Labîd menjelaskan ada sejumlah kemungkinan dari ayat di atas yaitu pertama bahwa apabila Allah SWT tidak membalaskan bagi orang yang dizalimi atas kezaliman yang dilakukan  seorang hamba-Nya yang menzalimi, maka ada salah satu kemungkinan yang terjadi pada zat Allah, namun hal itu mustahil terjadi pada-Nya.   Kedua, kemungkinan itu bisa jadi Allah lalai dan lupa akan orang yang bertindak zalim tersebut. Jelas hal ini tidak mungkin terjadi pada Allah SWT. Tak mungkin Dia memiliki sifat lalai atau lupa pada apa dan siapa pun.   Ketiga, bisa jadi Allah SWT lemah tak mampu untuk melakukan pembalasan. Hal ini juga jelas mustahil. Tak mungkin Allah SWT tidak mampu melakukan pembalasan kepada hamba-Nya sendiri.   Keempat, Allah ridha dengan tindak kezaliman yang dilakukan sang hamba. Ini juga tidak mungkin mengingat Allah SWT sendiri yang mengharamkan para hamba-Nya melakukan tindak kezaliman di antara sesama hamba.  Bahkan dalam berbagai ayat Allah juga menyatakan tidak akan berbuat zalim kepada para hamba-Nya. Karenanya tidak mungkin bila Allah SWT ridha terhadap suatu kezaliman sehingga tak melakukan pembalasan. Ketiga, kemungkinan tersebut semuanya adalah hal yang tak mungkin terjadi pada Allah SWT.  Kemungkinan-kemungkinan di atas mustahil bagi Allah SWT, maka bisa dipastikan setiap tindak kezaliman yang dilakukan seorang hamba kelak akan dibalas Allah. Hanya saja balasan tersebut tidak segera dilakukan di dunia. Allah menangguhkannya sampai kelak datangnya hari kiamat di mana setiap mata akan terbelalak menyaksikan kedahsyatan yang terjadi di sana.   Imam Al-Husain bin Mas’ud Al-Baghawi di dalam kitab tafsirnya Ma’âlimut Tanzîl menuturkan bahwa ayat di atas merupakan pelipur bagi orang-orang yang dizalimi dan juga ancaman bagi siapa saja yang berbuat zalim.  Mereka yang menerima perlakuan yang tidak semestinya tak perlu risau karena pada hari kiamat kelak Allah akan memberikan pahala berlipat baginya dan membalas pelakunya dengan balasan setimpal. Sementara setiap orang yang berlaku zalim mesti segera meminta maaf kepada yang dizaliminya karena balasan dari Allah pasti adanya.   Di era digital sekarang ini ayat ini juga menjadi alarm bagi kita untuk berhati-hati dalam berinteraksi melalui dunia maya. Menggunakan media sosial secara baik, benar dan cerdas adalah satu pilihan yang menjadikan kita bisa terhindar dari ancaman ayat tersebut.
Ancaman untuk Orang yang Berbuat Zalim Kelak di Akhirat.

 وَلَا تَحْسَبَنَّ اللَّهَ غَافِلًا عَمَّا يَعْمَلُ الظَّالِمُونَ ۚ إِنَّمَا يُؤَخِّرُهُمْ لِيَوْمٍ تَشْخَصُ فِيهِ الْأَبْصَارُ  

“Dan janganlah sekali-kali engkau menyangka Allah lalai dari apa yang dilakukan oleh orang-orang yang berbuat zalim. Sesungguhnya Allah menangguhkan mereka sampai hari di mana pandangan-pandangan terbelalak.” (QS Ibrahim: 42)   

Dari ayat tersebut jelas dinyatakan bahwa Allah SWT akan memberikan balasan kepada setiap pelaku kezaliman kelak di hari kiamat di mana setiap mata manusia akan terbelalak menyaksikan berbagai hal yang terjadi di hari kiamat. 

Syekh Nawawi Banten dalam kitab tafsirnya Marâh Labîd menjelaskan ada sejumlah kemungkinan dari ayat di atas yaitu pertama bahwa apabila Allah SWT tidak membalaskan bagi orang yang dizalimi atas kezaliman yang dilakukan  seorang hamba-Nya yang menzalimi, maka ada salah satu kemungkinan yang terjadi pada zat Allah, namun hal itu mustahil terjadi pada-Nya. 

Kedua, kemungkinan itu bisa jadi Allah lalai dan lupa akan orang yang bertindak zalim tersebut. Jelas hal ini tidak mungkin terjadi pada Allah SWT. Tak mungkin Dia memiliki sifat lalai atau lupa pada apa dan siapa pun. 

Ketiga, bisa jadi Allah SWT lemah tak mampu untuk melakukan pembalasan. Hal ini juga jelas mustahil. Tak mungkin Allah SWT tidak mampu melakukan pembalasan kepada hamba-Nya sendiri. 

Keempat, Allah ridha dengan tindak kezaliman yang dilakukan sang hamba. Ini juga tidak mungkin mengingat Allah SWT sendiri yang mengharamkan para hamba-Nya melakukan tindak kezaliman di antara sesama hamba.

Bahkan dalam berbagai ayat Allah juga menyatakan tidak akan berbuat zalim kepada para hamba-Nya. Karenanya tidak mungkin bila Allah SWT ridha terhadap suatu kezaliman sehingga tak melakukan pembalasan. Ketiga, kemungkinan tersebut semuanya adalah hal yang tak mungkin terjadi pada Allah SWT.

Kemungkinan-kemungkinan di atas mustahil bagi Allah SWT, maka bisa dipastikan setiap tindak kezaliman yang dilakukan seorang hamba kelak akan dibalas Allah. Hanya saja balasan tersebut tidak segera dilakukan di dunia. Allah menangguhkannya sampai kelak datangnya hari kiamat di mana setiap mata akan terbelalak menyaksikan kedahsyatan yang terjadi di sana. 

Imam Al-Husain bin Mas’ud Al-Baghawi di dalam kitab tafsirnya Ma’âlimut Tanzîl menuturkan bahwa ayat di atas merupakan pelipur bagi orang-orang yang dizalimi dan juga ancaman bagi siapa saja yang berbuat zalim.

Mereka yang menerima perlakuan yang tidak semestinya tak perlu risau karena pada hari kiamat kelak Allah akan memberikan pahala berlipat baginya dan membalas pelakunya dengan balasan setimpal. Sementara setiap orang yang berlaku zalim mesti segera meminta maaf kepada yang dizaliminya karena balasan dari Allah pasti adanya. 

Di era digital sekarang ini ayat ini juga menjadi alarm bagi kita untuk berhati-hati dalam berinteraksi melalui dunia maya. Menggunakan media sosial secara baik, benar dan cerdas adalah satu pilihan yang menjadikan kita bisa terhindar dari ancaman ayat tersebut.