This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

Tampilkan postingan dengan label Suami Istri yang Bekerja? Begini Cara Terbaik Mengurus dan Mendidik Anak. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Suami Istri yang Bekerja? Begini Cara Terbaik Mengurus dan Mendidik Anak. Tampilkan semua postingan

Kamis, 15 September 2022

Suami Istri yang Bekerja? Begini Cara Terbaik Mengurus dan Mendidik Anak

Setelah menikah, kebutuhan hidup semakin banyak. Apalagi nanti jika Anda dan pasangan sudah dikaruniai anak, pastinya kian bertambah.  Untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup tersebut, istri dapat membantu sang suami bekerja. Entah itu karena gaji suami yang minim atau sudah mendapat ‘lampu hijau’ dari suami, Anda boleh bekerja.  Bila suami istri bekerja, sebagai orangtua, Anda tetap bertanggung jawab untuk mengasuh dan membesarkan buah hati. Meskipun ada pengasuh, Anda harus mencurahkan perhatian cukup untuk anak.  Jangan hanya sibuk bekerja, sampai lupa anak. Ingat, orangtua adalah guru terbaik bagi anak-anaknya. Oleh karenanya, waktu antara pekerjaan dan keluarga, terutama anak harus seimbang agar anak tetap mendapat kasih sayang dari orangtuanya.  Bagi Anda pasangan suami istri yang sama-sama bekerja, berikut tips mengasuh dan membesarkan anak:  1. Atur dan Berikan Waktu Berkualitas Anda  Tak dimungkiri, pekerjaan di kantor sudah sangat menyita perhatian Anda. Tumpukan deadline menanti setiap hari untuk diselesaikan. Namun sesibuk apapun bekerja, berikanlah waktu terbaik Anda untuk anak.  Contohnya setelah pulang kerja, duduk bersama anak sambil nonton tv, bersenda gurau di ruang keluarga, atau membantunya mengerjakan tugas sekolah. Saat hari libur, jangan ganggu waktu Anda untuk bekerja. Manfaatkan sepenuhnya untuk keluarga.  Waktu berkumpul inilah yang akan semakin mendekatkan anak dengan Anda sebagai orangtuanya. Jangan renggut kebahagiaan mereka dengan Anda lalai memperhatikannya dan malah asyik dengan dunia sendiri. Bersama orangtua merupakan salah satu kebahagiaan terbesar bagi seorang anak.  2. Jangan Berpikir Kasih Sayang Bisa Diganti Uang Jika Anda punya waktu sedikit buat anak, jangan langsung memberi yang instan. Alih-alih biar anaknya tidak menuntut waktu orangtua, Anda menuruti berbagai macam permintaan anak, seperti memberi uang jajan yang banyak, membelikan mainan, dan lainnya.  Kebiasaan tersebut akan membuat anak Anda manja. Perlu diketahui, bahwa uang tidak bisa menggantikan apapun, termasuk kasih sayang orangtua. Yang anak mau bukanlah hanya materi dari Anda, tapi perhatian dan kasih sayang yang tulus.  3. Pengasuh hanya Pendamping  Anda suami istri sibuk bekerja, solusi mengurus anak ya diserahkan ke pengasuh. Boleh-boleh saja sih, tapi jangan asal. Saat ini banyak pengasuh yang ‘manis’ di depan, tapi ‘menusuk’ dari belakang. Artinya bisa mencelakakan anak Anda.  Jadi, carilah pengasuh yang profesional dan sangat menyukai anak-anak. Agar terpercaya, Anda dapat mempekerjaan pengasuh, kenalan dari orang-orang terdekat Anda, sehingga lebih aman.  Pengasuh sejatinya hanya pendamping. Begitu Anda dan pasangan pulang bekerja atau tengah libur, langsung ambil alih pengurusan anak-anak. Tidak mau kan, anak Anda justru lebih ‘lengket’ sama pengasuh ketimbang Anda orangtuanya?  4. Ajak Komunikasi dan Jadilah Pendengar yang Baik  Anda dan pasangan memang bekerja untuk anak. Tapi bukan berarti lepas dari tanggung jawab. Saat berkumpul bersama anak, jangan cuek. Jangan sibuk dengan ponsel Anda. Ajak anak berkomunikasi. Sampaikan keinginan Anda atau sebaliknya.  Saat anak sudah mulai banyak bicara, posisikan diri sebagai pendengar. Biarkan anak mengutarakan apapun dan beri tanggapan yang baik. Termasuk jika anak meminta solusi.  Hal itu terkesan sepele, tapi percayalah bahwa dengan Anda mengajaknya berkomunikasi dan menjadi pendengar yang baik, anak akan bahagia. Hubungan Anda dan anak akan terus dekat.  5. Bersikap yang Baik dan Jadilah Teladan untuk Anak Keluarga adalah sekolah pertama si anak. Anak akan mencontoh perilaku kedua orangtuanya. Jadi beri contoh yang baik. Misalnya jangan merokok di dalam rumah, membuang sampah pada tempatnya, bicara dengan perkataan yang baik, dan lainnya.  6. Berikan Reward dan Punishment Sebagai orangtua, Anda harus bersikap tegas walaupun sibuk bekerja. Terapkan sistem penghargaan dan hukuman untuk anak. Anda dapat memberi penghargaan bila sikap anak baik, seperti memujinya bila telah melakukan perbuatan baik, mengajaknya liburan jika rapor nilai anak bagus agar terus meningkatkan atau mempertahankan prestasinya.  Begitupun sebaliknya, jika anak melakukan kesalahan, didik dengan kata-kata maaf. Bila nakal sudah melampaui batas, Anda dapat memberikan hukuman, seperti potong uang jajan, menyita ponselnya untuk jangka waktu sebulan misalnya. Diharapkan anak menyadari kesalahannya dan tidak mengulanginya lagi.  Karier Sukses, Keluarga pun Harmonis Karier dan keluarga harus berjalan seirama. Walaupun Anda dan pasangan bekerja, tapi tetap menomorsatukan keluarga atau anak. Bekerja bukan berarti Anda membesarkan anak seadanya.   Kalau anak-anak Anda tumbuh cerdas, berbudi pekerti baik, itu merupakan hasil didikan dari orangtuanya. Orangtua yang tetap mencurahkan perhatian dan kasih sayang kepada anak. Dengan begitu, Anda akan tenang saat bekerja. Karier pun bakal melesat, berkat dukungan dari keluarga terutama anak.

Setelah menikah, kebutuhan hidup semakin banyak. Apalagi nanti jika Anda dan pasangan sudah dikaruniai anak, pastinya kian bertambah.

Untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup tersebut, istri dapat membantu sang suami bekerja. Entah itu karena gaji suami yang minim atau sudah mendapat ‘lampu hijau’ dari suami, Anda boleh bekerja.

Bila suami istri bekerja, sebagai orangtua, Anda tetap bertanggung jawab untuk mengasuh dan membesarkan buah hati. Meskipun ada pengasuh, Anda harus mencurahkan perhatian cukup untuk anak.

Suami Istri yang Bekerja? Begini Cara Terbaik Mengurus dan Mendidik Anak

Jangan hanya sibuk bekerja, sampai lupa anak. Ingat, orangtua adalah guru terbaik bagi anak-anaknya. Oleh karenanya, waktu antara pekerjaan dan keluarga, terutama anak harus seimbang agar anak tetap mendapat kasih sayang dari orangtuanya.

Bagi Anda pasangan suami istri yang sama-sama bekerja, berikut tips mengasuh dan membesarkan anak:

1. Atur dan Berikan Waktu Berkualitas Anda

Setelah menikah, kebutuhan hidup semakin banyak. Apalagi nanti jika Anda dan pasangan sudah dikaruniai anak, pastinya kian bertambah.  Untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup tersebut, istri dapat membantu sang suami bekerja. Entah itu karena gaji suami yang minim atau sudah mendapat ‘lampu hijau’ dari suami, Anda boleh bekerja.  Bila suami istri bekerja, sebagai orangtua, Anda tetap bertanggung jawab untuk mengasuh dan membesarkan buah hati. Meskipun ada pengasuh, Anda harus mencurahkan perhatian cukup untuk anak.  Jangan hanya sibuk bekerja, sampai lupa anak. Ingat, orangtua adalah guru terbaik bagi anak-anaknya. Oleh karenanya, waktu antara pekerjaan dan keluarga, terutama anak harus seimbang agar anak tetap mendapat kasih sayang dari orangtuanya.  Bagi Anda pasangan suami istri yang sama-sama bekerja, berikut tips mengasuh dan membesarkan anak:  1. Atur dan Berikan Waktu Berkualitas Anda  Tak dimungkiri, pekerjaan di kantor sudah sangat menyita perhatian Anda. Tumpukan deadline menanti setiap hari untuk diselesaikan. Namun sesibuk apapun bekerja, berikanlah waktu terbaik Anda untuk anak.  Contohnya setelah pulang kerja, duduk bersama anak sambil nonton tv, bersenda gurau di ruang keluarga, atau membantunya mengerjakan tugas sekolah. Saat hari libur, jangan ganggu waktu Anda untuk bekerja. Manfaatkan sepenuhnya untuk keluarga.  Waktu berkumpul inilah yang akan semakin mendekatkan anak dengan Anda sebagai orangtuanya. Jangan renggut kebahagiaan mereka dengan Anda lalai memperhatikannya dan malah asyik dengan dunia sendiri. Bersama orangtua merupakan salah satu kebahagiaan terbesar bagi seorang anak.  2. Jangan Berpikir Kasih Sayang Bisa Diganti Uang Jika Anda punya waktu sedikit buat anak, jangan langsung memberi yang instan. Alih-alih biar anaknya tidak menuntut waktu orangtua, Anda menuruti berbagai macam permintaan anak, seperti memberi uang jajan yang banyak, membelikan mainan, dan lainnya.  Kebiasaan tersebut akan membuat anak Anda manja. Perlu diketahui, bahwa uang tidak bisa menggantikan apapun, termasuk kasih sayang orangtua. Yang anak mau bukanlah hanya materi dari Anda, tapi perhatian dan kasih sayang yang tulus.  3. Pengasuh hanya Pendamping  Anda suami istri sibuk bekerja, solusi mengurus anak ya diserahkan ke pengasuh. Boleh-boleh saja sih, tapi jangan asal. Saat ini banyak pengasuh yang ‘manis’ di depan, tapi ‘menusuk’ dari belakang. Artinya bisa mencelakakan anak Anda.  Jadi, carilah pengasuh yang profesional dan sangat menyukai anak-anak. Agar terpercaya, Anda dapat mempekerjaan pengasuh, kenalan dari orang-orang terdekat Anda, sehingga lebih aman.  Pengasuh sejatinya hanya pendamping. Begitu Anda dan pasangan pulang bekerja atau tengah libur, langsung ambil alih pengurusan anak-anak. Tidak mau kan, anak Anda justru lebih ‘lengket’ sama pengasuh ketimbang Anda orangtuanya?  4. Ajak Komunikasi dan Jadilah Pendengar yang Baik  Anda dan pasangan memang bekerja untuk anak. Tapi bukan berarti lepas dari tanggung jawab. Saat berkumpul bersama anak, jangan cuek. Jangan sibuk dengan ponsel Anda. Ajak anak berkomunikasi. Sampaikan keinginan Anda atau sebaliknya.  Saat anak sudah mulai banyak bicara, posisikan diri sebagai pendengar. Biarkan anak mengutarakan apapun dan beri tanggapan yang baik. Termasuk jika anak meminta solusi.  Hal itu terkesan sepele, tapi percayalah bahwa dengan Anda mengajaknya berkomunikasi dan menjadi pendengar yang baik, anak akan bahagia. Hubungan Anda dan anak akan terus dekat.  5. Bersikap yang Baik dan Jadilah Teladan untuk Anak Keluarga adalah sekolah pertama si anak. Anak akan mencontoh perilaku kedua orangtuanya. Jadi beri contoh yang baik. Misalnya jangan merokok di dalam rumah, membuang sampah pada tempatnya, bicara dengan perkataan yang baik, dan lainnya.  6. Berikan Reward dan Punishment Sebagai orangtua, Anda harus bersikap tegas walaupun sibuk bekerja. Terapkan sistem penghargaan dan hukuman untuk anak. Anda dapat memberi penghargaan bila sikap anak baik, seperti memujinya bila telah melakukan perbuatan baik, mengajaknya liburan jika rapor nilai anak bagus agar terus meningkatkan atau mempertahankan prestasinya.  Begitupun sebaliknya, jika anak melakukan kesalahan, didik dengan kata-kata maaf. Bila nakal sudah melampaui batas, Anda dapat memberikan hukuman, seperti potong uang jajan, menyita ponselnya untuk jangka waktu sebulan misalnya. Diharapkan anak menyadari kesalahannya dan tidak mengulanginya lagi.  Karier Sukses, Keluarga pun Harmonis Karier dan keluarga harus berjalan seirama. Walaupun Anda dan pasangan bekerja, tapi tetap menomorsatukan keluarga atau anak. Bekerja bukan berarti Anda membesarkan anak seadanya.   Kalau anak-anak Anda tumbuh cerdas, berbudi pekerti baik, itu merupakan hasil didikan dari orangtuanya. Orangtua yang tetap mencurahkan perhatian dan kasih sayang kepada anak. Dengan begitu, Anda akan tenang saat bekerja. Karier pun bakal melesat, berkat dukungan dari keluarga terutama anak. Setelah menikah, kebutuhan hidup semakin banyak. Apalagi nanti jika Anda dan pasangan sudah dikaruniai anak, pastinya kian bertambah.  Untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup tersebut, istri dapat membantu sang suami bekerja. Entah itu karena gaji suami yang minim atau sudah mendapat ‘lampu hijau’ dari suami, Anda boleh bekerja.  Bila suami istri bekerja, sebagai orangtua, Anda tetap bertanggung jawab untuk mengasuh dan membesarkan buah hati. Meskipun ada pengasuh, Anda harus mencurahkan perhatian cukup untuk anak.  Jangan hanya sibuk bekerja, sampai lupa anak. Ingat, orangtua adalah guru terbaik bagi anak-anaknya. Oleh karenanya, waktu antara pekerjaan dan keluarga, terutama anak harus seimbang agar anak tetap mendapat kasih sayang dari orangtuanya.  Bagi Anda pasangan suami istri yang sama-sama bekerja, berikut tips mengasuh dan membesarkan anak:  1. Atur dan Berikan Waktu Berkualitas Anda      Tak dimungkiri, pekerjaan di kantor sudah sangat menyita perhatian Anda. Tumpukan deadline menanti setiap hari untuk diselesaikan. Namun sesibuk apapun bekerja, berikanlah waktu terbaik Anda untuk anak.  Contohnya setelah pulang kerja, duduk bersama anak sambil nonton tv, bersenda gurau di ruang keluarga, atau membantunya mengerjakan tugas sekolah. Saat hari libur, jangan ganggu waktu Anda untuk bekerja. Manfaatkan sepenuhnya untuk keluarga.  Waktu berkumpul inilah yang akan semakin mendekatkan anak dengan Anda sebagai orangtuanya. Jangan renggut kebahagiaan mereka dengan Anda lalai memperhatikannya dan malah asyik dengan dunia sendiri. Bersama orangtua merupakan salah satu kebahagiaan terbesar bagi seorang anak.  2. Jangan Berpikir Kasih Sayang Bisa Diganti Uang Jika Anda punya waktu sedikit buat anak, jangan langsung memberi yang instan. Alih-alih biar anaknya tidak menuntut waktu orangtua, Anda menuruti berbagai macam permintaan anak, seperti memberi uang jajan yang banyak, membelikan mainan, dan lainnya.  Kebiasaan tersebut akan membuat anak Anda manja. Perlu diketahui, bahwa uang tidak bisa menggantikan apapun, termasuk kasih sayang orangtua. Yang anak mau bukanlah hanya materi dari Anda, tapi perhatian dan kasih sayang yang tulus.  3. Pengasuh hanya Pendamping  Anda suami istri sibuk bekerja, solusi mengurus anak ya diserahkan ke pengasuh. Boleh-boleh saja sih, tapi jangan asal. Saat ini banyak pengasuh yang ‘manis’ di depan, tapi ‘menusuk’ dari belakang. Artinya bisa mencelakakan anak Anda.  Jadi, carilah pengasuh yang profesional dan sangat menyukai anak-anak. Agar terpercaya, Anda dapat mempekerjaan pengasuh, kenalan dari orang-orang terdekat Anda, sehingga lebih aman.  Pengasuh sejatinya hanya pendamping. Begitu Anda dan pasangan pulang bekerja atau tengah libur, langsung ambil alih pengurusan anak-anak. Tidak mau kan, anak Anda justru lebih ‘lengket’ sama pengasuh ketimbang Anda orangtuanya?  4. Ajak Komunikasi dan Jadilah Pendengar yang Baik  Anda dan pasangan memang bekerja untuk anak. Tapi bukan berarti lepas dari tanggung jawab. Saat berkumpul bersama anak, jangan cuek. Jangan sibuk dengan ponsel Anda. Ajak anak berkomunikasi. Sampaikan keinginan Anda atau sebaliknya.  Saat anak sudah mulai banyak bicara, posisikan diri sebagai pendengar. Biarkan anak mengutarakan apapun dan beri tanggapan yang baik. Termasuk jika anak meminta solusi.  Hal itu terkesan sepele, tapi percayalah bahwa dengan Anda mengajaknya berkomunikasi dan menjadi pendengar yang baik, anak akan bahagia. Hubungan Anda dan anak akan terus dekat.  5. Bersikap yang Baik dan Jadilah Teladan untuk Anak Keluarga adalah sekolah pertama si anak. Anak akan mencontoh perilaku kedua orangtuanya. Jadi beri contoh yang baik. Misalnya jangan merokok di dalam rumah, membuang sampah pada tempatnya, bicara dengan perkataan yang baik, dan lainnya.  6. Berikan Reward dan Punishment Sebagai orangtua, Anda harus bersikap tegas walaupun sibuk bekerja. Terapkan sistem penghargaan dan hukuman untuk anak. Anda dapat memberi penghargaan bila sikap anak baik, seperti memujinya bila telah melakukan perbuatan baik, mengajaknya liburan jika rapor nilai anak bagus agar terus meningkatkan atau mempertahankan prestasinya.  Begitupun sebaliknya, jika anak melakukan kesalahan, didik dengan kata-kata maaf. Bila nakal sudah melampaui batas, Anda dapat memberikan hukuman, seperti potong uang jajan, menyita ponselnya untuk jangka waktu sebulan misalnya. Diharapkan anak menyadari kesalahannya dan tidak mengulanginya lagi.  Karier Sukses, Keluarga pun Harmonis Karier dan keluarga harus berjalan seirama. Walaupun Anda dan pasangan bekerja, tapi tetap menomorsatukan keluarga atau anak. Bekerja bukan berarti Anda membesarkan anak seadanya.   Kalau anak-anak Anda tumbuh cerdas, berbudi pekerti baik, itu merupakan hasil didikan dari orangtuanya. Orangtua yang tetap mencurahkan perhatian dan kasih sayang kepada anak. Dengan begitu, Anda akan tenang saat bekerja. Karier pun bakal melesat, berkat dukungan dari keluarga terutama anak.

Tak dimungkiri, pekerjaan di kantor sudah sangat menyita perhatian Anda. Tumpukan deadline menanti setiap hari untuk diselesaikan. Namun sesibuk apapun bekerja, berikanlah waktu terbaik Anda untuk anak.

Contohnya setelah pulang kerja, duduk bersama anak sambil nonton tv, bersenda gurau di ruang keluarga, atau membantunya mengerjakan tugas sekolah. Saat hari libur, jangan ganggu waktu Anda untuk bekerja. Manfaatkan sepenuhnya untuk keluarga.

Waktu berkumpul inilah yang akan semakin mendekatkan anak dengan Anda sebagai orangtuanya. Jangan renggut kebahagiaan mereka dengan Anda lalai memperhatikannya dan malah asyik dengan dunia sendiri. Bersama orangtua merupakan salah satu kebahagiaan terbesar bagi seorang anak.

2. Jangan Berpikir Kasih Sayang Bisa Diganti Uang

Setelah menikah, kebutuhan hidup semakin banyak. Apalagi nanti jika Anda dan pasangan sudah dikaruniai anak, pastinya kian bertambah.  Untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup tersebut, istri dapat membantu sang suami bekerja. Entah itu karena gaji suami yang minim atau sudah mendapat ‘lampu hijau’ dari suami, Anda boleh bekerja.  Bila suami istri bekerja, sebagai orangtua, Anda tetap bertanggung jawab untuk mengasuh dan membesarkan buah hati. Meskipun ada pengasuh, Anda harus mencurahkan perhatian cukup untuk anak.  Jangan hanya sibuk bekerja, sampai lupa anak. Ingat, orangtua adalah guru terbaik bagi anak-anaknya. Oleh karenanya, waktu antara pekerjaan dan keluarga, terutama anak harus seimbang agar anak tetap mendapat kasih sayang dari orangtuanya.  Bagi Anda pasangan suami istri yang sama-sama bekerja, berikut tips mengasuh dan membesarkan anak:  1. Atur dan Berikan Waktu Berkualitas Anda  Tak dimungkiri, pekerjaan di kantor sudah sangat menyita perhatian Anda. Tumpukan deadline menanti setiap hari untuk diselesaikan. Namun sesibuk apapun bekerja, berikanlah waktu terbaik Anda untuk anak.  Contohnya setelah pulang kerja, duduk bersama anak sambil nonton tv, bersenda gurau di ruang keluarga, atau membantunya mengerjakan tugas sekolah. Saat hari libur, jangan ganggu waktu Anda untuk bekerja. Manfaatkan sepenuhnya untuk keluarga.  Waktu berkumpul inilah yang akan semakin mendekatkan anak dengan Anda sebagai orangtuanya. Jangan renggut kebahagiaan mereka dengan Anda lalai memperhatikannya dan malah asyik dengan dunia sendiri. Bersama orangtua merupakan salah satu kebahagiaan terbesar bagi seorang anak.  2. Jangan Berpikir Kasih Sayang Bisa Diganti Uang Jika Anda punya waktu sedikit buat anak, jangan langsung memberi yang instan. Alih-alih biar anaknya tidak menuntut waktu orangtua, Anda menuruti berbagai macam permintaan anak, seperti memberi uang jajan yang banyak, membelikan mainan, dan lainnya.  Kebiasaan tersebut akan membuat anak Anda manja. Perlu diketahui, bahwa uang tidak bisa menggantikan apapun, termasuk kasih sayang orangtua. Yang anak mau bukanlah hanya materi dari Anda, tapi perhatian dan kasih sayang yang tulus.  3. Pengasuh hanya Pendamping  Anda suami istri sibuk bekerja, solusi mengurus anak ya diserahkan ke pengasuh. Boleh-boleh saja sih, tapi jangan asal. Saat ini banyak pengasuh yang ‘manis’ di depan, tapi ‘menusuk’ dari belakang. Artinya bisa mencelakakan anak Anda.  Jadi, carilah pengasuh yang profesional dan sangat menyukai anak-anak. Agar terpercaya, Anda dapat mempekerjaan pengasuh, kenalan dari orang-orang terdekat Anda, sehingga lebih aman.  Pengasuh sejatinya hanya pendamping. Begitu Anda dan pasangan pulang bekerja atau tengah libur, langsung ambil alih pengurusan anak-anak. Tidak mau kan, anak Anda justru lebih ‘lengket’ sama pengasuh ketimbang Anda orangtuanya?  4. Ajak Komunikasi dan Jadilah Pendengar yang Baik  Anda dan pasangan memang bekerja untuk anak. Tapi bukan berarti lepas dari tanggung jawab. Saat berkumpul bersama anak, jangan cuek. Jangan sibuk dengan ponsel Anda. Ajak anak berkomunikasi. Sampaikan keinginan Anda atau sebaliknya.  Saat anak sudah mulai banyak bicara, posisikan diri sebagai pendengar. Biarkan anak mengutarakan apapun dan beri tanggapan yang baik. Termasuk jika anak meminta solusi.  Hal itu terkesan sepele, tapi percayalah bahwa dengan Anda mengajaknya berkomunikasi dan menjadi pendengar yang baik, anak akan bahagia. Hubungan Anda dan anak akan terus dekat.  5. Bersikap yang Baik dan Jadilah Teladan untuk Anak Keluarga adalah sekolah pertama si anak. Anak akan mencontoh perilaku kedua orangtuanya. Jadi beri contoh yang baik. Misalnya jangan merokok di dalam rumah, membuang sampah pada tempatnya, bicara dengan perkataan yang baik, dan lainnya.  6. Berikan Reward dan Punishment Sebagai orangtua, Anda harus bersikap tegas walaupun sibuk bekerja. Terapkan sistem penghargaan dan hukuman untuk anak. Anda dapat memberi penghargaan bila sikap anak baik, seperti memujinya bila telah melakukan perbuatan baik, mengajaknya liburan jika rapor nilai anak bagus agar terus meningkatkan atau mempertahankan prestasinya.  Begitupun sebaliknya, jika anak melakukan kesalahan, didik dengan kata-kata maaf. Bila nakal sudah melampaui batas, Anda dapat memberikan hukuman, seperti potong uang jajan, menyita ponselnya untuk jangka waktu sebulan misalnya. Diharapkan anak menyadari kesalahannya dan tidak mengulanginya lagi.  Karier Sukses, Keluarga pun Harmonis Karier dan keluarga harus berjalan seirama. Walaupun Anda dan pasangan bekerja, tapi tetap menomorsatukan keluarga atau anak. Bekerja bukan berarti Anda membesarkan anak seadanya.   Kalau anak-anak Anda tumbuh cerdas, berbudi pekerti baik, itu merupakan hasil didikan dari orangtuanya. Orangtua yang tetap mencurahkan perhatian dan kasih sayang kepada anak. Dengan begitu, Anda akan tenang saat bekerja. Karier pun bakal melesat, berkat dukungan dari keluarga terutama anak. Setelah menikah, kebutuhan hidup semakin banyak. Apalagi nanti jika Anda dan pasangan sudah dikaruniai anak, pastinya kian bertambah.  Untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup tersebut, istri dapat membantu sang suami bekerja. Entah itu karena gaji suami yang minim atau sudah mendapat ‘lampu hijau’ dari suami, Anda boleh bekerja.  Bila suami istri bekerja, sebagai orangtua, Anda tetap bertanggung jawab untuk mengasuh dan membesarkan buah hati. Meskipun ada pengasuh, Anda harus mencurahkan perhatian cukup untuk anak.  Jangan hanya sibuk bekerja, sampai lupa anak. Ingat, orangtua adalah guru terbaik bagi anak-anaknya. Oleh karenanya, waktu antara pekerjaan dan keluarga, terutama anak harus seimbang agar anak tetap mendapat kasih sayang dari orangtuanya.  Bagi Anda pasangan suami istri yang sama-sama bekerja, berikut tips mengasuh dan membesarkan anak:  1. Atur dan Berikan Waktu Berkualitas Anda  Setelah menikah, kebutuhan hidup semakin banyak. Apalagi nanti jika Anda dan pasangan sudah dikaruniai anak, pastinya kian bertambah.  Untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup tersebut, istri dapat membantu sang suami bekerja. Entah itu karena gaji suami yang minim atau sudah mendapat ‘lampu hijau’ dari suami, Anda boleh bekerja.  Bila suami istri bekerja, sebagai orangtua, Anda tetap bertanggung jawab untuk mengasuh dan membesarkan buah hati. Meskipun ada pengasuh, Anda harus mencurahkan perhatian cukup untuk anak.  Jangan hanya sibuk bekerja, sampai lupa anak. Ingat, orangtua adalah guru terbaik bagi anak-anaknya. Oleh karenanya, waktu antara pekerjaan dan keluarga, terutama anak harus seimbang agar anak tetap mendapat kasih sayang dari orangtuanya.  Bagi Anda pasangan suami istri yang sama-sama bekerja, berikut tips mengasuh dan membesarkan anak:  1. Atur dan Berikan Waktu Berkualitas Anda  Tak dimungkiri, pekerjaan di kantor sudah sangat menyita perhatian Anda. Tumpukan deadline menanti setiap hari untuk diselesaikan. Namun sesibuk apapun bekerja, berikanlah waktu terbaik Anda untuk anak.  Contohnya setelah pulang kerja, duduk bersama anak sambil nonton tv, bersenda gurau di ruang keluarga, atau membantunya mengerjakan tugas sekolah. Saat hari libur, jangan ganggu waktu Anda untuk bekerja. Manfaatkan sepenuhnya untuk keluarga.  Waktu berkumpul inilah yang akan semakin mendekatkan anak dengan Anda sebagai orangtuanya. Jangan renggut kebahagiaan mereka dengan Anda lalai memperhatikannya dan malah asyik dengan dunia sendiri. Bersama orangtua merupakan salah satu kebahagiaan terbesar bagi seorang anak.  2. Jangan Berpikir Kasih Sayang Bisa Diganti Uang Jika Anda punya waktu sedikit buat anak, jangan langsung memberi yang instan. Alih-alih biar anaknya tidak menuntut waktu orangtua, Anda menuruti berbagai macam permintaan anak, seperti memberi uang jajan yang banyak, membelikan mainan, dan lainnya.  Kebiasaan tersebut akan membuat anak Anda manja. Perlu diketahui, bahwa uang tidak bisa menggantikan apapun, termasuk kasih sayang orangtua. Yang anak mau bukanlah hanya materi dari Anda, tapi perhatian dan kasih sayang yang tulus.  3. Pengasuh hanya Pendamping  Anda suami istri sibuk bekerja, solusi mengurus anak ya diserahkan ke pengasuh. Boleh-boleh saja sih, tapi jangan asal. Saat ini banyak pengasuh yang ‘manis’ di depan, tapi ‘menusuk’ dari belakang. Artinya bisa mencelakakan anak Anda.  Jadi, carilah pengasuh yang profesional dan sangat menyukai anak-anak. Agar terpercaya, Anda dapat mempekerjaan pengasuh, kenalan dari orang-orang terdekat Anda, sehingga lebih aman.  Pengasuh sejatinya hanya pendamping. Begitu Anda dan pasangan pulang bekerja atau tengah libur, langsung ambil alih pengurusan anak-anak. Tidak mau kan, anak Anda justru lebih ‘lengket’ sama pengasuh ketimbang Anda orangtuanya?  4. Ajak Komunikasi dan Jadilah Pendengar yang Baik  Anda dan pasangan memang bekerja untuk anak. Tapi bukan berarti lepas dari tanggung jawab. Saat berkumpul bersama anak, jangan cuek. Jangan sibuk dengan ponsel Anda. Ajak anak berkomunikasi. Sampaikan keinginan Anda atau sebaliknya.  Saat anak sudah mulai banyak bicara, posisikan diri sebagai pendengar. Biarkan anak mengutarakan apapun dan beri tanggapan yang baik. Termasuk jika anak meminta solusi.  Hal itu terkesan sepele, tapi percayalah bahwa dengan Anda mengajaknya berkomunikasi dan menjadi pendengar yang baik, anak akan bahagia. Hubungan Anda dan anak akan terus dekat.  5. Bersikap yang Baik dan Jadilah Teladan untuk Anak Keluarga adalah sekolah pertama si anak. Anak akan mencontoh perilaku kedua orangtuanya. Jadi beri contoh yang baik. Misalnya jangan merokok di dalam rumah, membuang sampah pada tempatnya, bicara dengan perkataan yang baik, dan lainnya.  6. Berikan Reward dan Punishment Sebagai orangtua, Anda harus bersikap tegas walaupun sibuk bekerja. Terapkan sistem penghargaan dan hukuman untuk anak. Anda dapat memberi penghargaan bila sikap anak baik, seperti memujinya bila telah melakukan perbuatan baik, mengajaknya liburan jika rapor nilai anak bagus agar terus meningkatkan atau mempertahankan prestasinya.  Begitupun sebaliknya, jika anak melakukan kesalahan, didik dengan kata-kata maaf. Bila nakal sudah melampaui batas, Anda dapat memberikan hukuman, seperti potong uang jajan, menyita ponselnya untuk jangka waktu sebulan misalnya. Diharapkan anak menyadari kesalahannya dan tidak mengulanginya lagi.  Karier Sukses, Keluarga pun Harmonis Karier dan keluarga harus berjalan seirama. Walaupun Anda dan pasangan bekerja, tapi tetap menomorsatukan keluarga atau anak. Bekerja bukan berarti Anda membesarkan anak seadanya.   Kalau anak-anak Anda tumbuh cerdas, berbudi pekerti baik, itu merupakan hasil didikan dari orangtuanya. Orangtua yang tetap mencurahkan perhatian dan kasih sayang kepada anak. Dengan begitu, Anda akan tenang saat bekerja. Karier pun bakal melesat, berkat dukungan dari keluarga terutama anak. Setelah menikah, kebutuhan hidup semakin banyak. Apalagi nanti jika Anda dan pasangan sudah dikaruniai anak, pastinya kian bertambah.  Untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup tersebut, istri dapat membantu sang suami bekerja. Entah itu karena gaji suami yang minim atau sudah mendapat ‘lampu hijau’ dari suami, Anda boleh bekerja.  Bila suami istri bekerja, sebagai orangtua, Anda tetap bertanggung jawab untuk mengasuh dan membesarkan buah hati. Meskipun ada pengasuh, Anda harus mencurahkan perhatian cukup untuk anak.  Jangan hanya sibuk bekerja, sampai lupa anak. Ingat, orangtua adalah guru terbaik bagi anak-anaknya. Oleh karenanya, waktu antara pekerjaan dan keluarga, terutama anak harus seimbang agar anak tetap mendapat kasih sayang dari orangtuanya.  Bagi Anda pasangan suami istri yang sama-sama bekerja, berikut tips mengasuh dan membesarkan anak:  1. Atur dan Berikan Waktu Berkualitas Anda      Tak dimungkiri, pekerjaan di kantor sudah sangat menyita perhatian Anda. Tumpukan deadline menanti setiap hari untuk diselesaikan. Namun sesibuk apapun bekerja, berikanlah waktu terbaik Anda untuk anak.  Contohnya setelah pulang kerja, duduk bersama anak sambil nonton tv, bersenda gurau di ruang keluarga, atau membantunya mengerjakan tugas sekolah. Saat hari libur, jangan ganggu waktu Anda untuk bekerja. Manfaatkan sepenuhnya untuk keluarga.  Waktu berkumpul inilah yang akan semakin mendekatkan anak dengan Anda sebagai orangtuanya. Jangan renggut kebahagiaan mereka dengan Anda lalai memperhatikannya dan malah asyik dengan dunia sendiri. Bersama orangtua merupakan salah satu kebahagiaan terbesar bagi seorang anak.  2. Jangan Berpikir Kasih Sayang Bisa Diganti Uang Jika Anda punya waktu sedikit buat anak, jangan langsung memberi yang instan. Alih-alih biar anaknya tidak menuntut waktu orangtua, Anda menuruti berbagai macam permintaan anak, seperti memberi uang jajan yang banyak, membelikan mainan, dan lainnya.  Kebiasaan tersebut akan membuat anak Anda manja. Perlu diketahui, bahwa uang tidak bisa menggantikan apapun, termasuk kasih sayang orangtua. Yang anak mau bukanlah hanya materi dari Anda, tapi perhatian dan kasih sayang yang tulus.  3. Pengasuh hanya Pendamping  Anda suami istri sibuk bekerja, solusi mengurus anak ya diserahkan ke pengasuh. Boleh-boleh saja sih, tapi jangan asal. Saat ini banyak pengasuh yang ‘manis’ di depan, tapi ‘menusuk’ dari belakang. Artinya bisa mencelakakan anak Anda.  Jadi, carilah pengasuh yang profesional dan sangat menyukai anak-anak. Agar terpercaya, Anda dapat mempekerjaan pengasuh, kenalan dari orang-orang terdekat Anda, sehingga lebih aman.  Pengasuh sejatinya hanya pendamping. Begitu Anda dan pasangan pulang bekerja atau tengah libur, langsung ambil alih pengurusan anak-anak. Tidak mau kan, anak Anda justru lebih ‘lengket’ sama pengasuh ketimbang Anda orangtuanya?  4. Ajak Komunikasi dan Jadilah Pendengar yang Baik  Anda dan pasangan memang bekerja untuk anak. Tapi bukan berarti lepas dari tanggung jawab. Saat berkumpul bersama anak, jangan cuek. Jangan sibuk dengan ponsel Anda. Ajak anak berkomunikasi. Sampaikan keinginan Anda atau sebaliknya.  Saat anak sudah mulai banyak bicara, posisikan diri sebagai pendengar. Biarkan anak mengutarakan apapun dan beri tanggapan yang baik. Termasuk jika anak meminta solusi.  Hal itu terkesan sepele, tapi percayalah bahwa dengan Anda mengajaknya berkomunikasi dan menjadi pendengar yang baik, anak akan bahagia. Hubungan Anda dan anak akan terus dekat.  5. Bersikap yang Baik dan Jadilah Teladan untuk Anak Keluarga adalah sekolah pertama si anak. Anak akan mencontoh perilaku kedua orangtuanya. Jadi beri contoh yang baik. Misalnya jangan merokok di dalam rumah, membuang sampah pada tempatnya, bicara dengan perkataan yang baik, dan lainnya.  6. Berikan Reward dan Punishment Sebagai orangtua, Anda harus bersikap tegas walaupun sibuk bekerja. Terapkan sistem penghargaan dan hukuman untuk anak. Anda dapat memberi penghargaan bila sikap anak baik, seperti memujinya bila telah melakukan perbuatan baik, mengajaknya liburan jika rapor nilai anak bagus agar terus meningkatkan atau mempertahankan prestasinya.  Begitupun sebaliknya, jika anak melakukan kesalahan, didik dengan kata-kata maaf. Bila nakal sudah melampaui batas, Anda dapat memberikan hukuman, seperti potong uang jajan, menyita ponselnya untuk jangka waktu sebulan misalnya. Diharapkan anak menyadari kesalahannya dan tidak mengulanginya lagi.  Karier Sukses, Keluarga pun Harmonis Karier dan keluarga harus berjalan seirama. Walaupun Anda dan pasangan bekerja, tapi tetap menomorsatukan keluarga atau anak. Bekerja bukan berarti Anda membesarkan anak seadanya.   Kalau anak-anak Anda tumbuh cerdas, berbudi pekerti baik, itu merupakan hasil didikan dari orangtuanya. Orangtua yang tetap mencurahkan perhatian dan kasih sayang kepada anak. Dengan begitu, Anda akan tenang saat bekerja. Karier pun bakal melesat, berkat dukungan dari keluarga terutama anak.  Tak dimungkiri, pekerjaan di kantor sudah sangat menyita perhatian Anda. Tumpukan deadline menanti setiap hari untuk diselesaikan. Namun sesibuk apapun bekerja, berikanlah waktu terbaik Anda untuk anak.  Contohnya setelah pulang kerja, duduk bersama anak sambil nonton tv, bersenda gurau di ruang keluarga, atau membantunya mengerjakan tugas sekolah. Saat hari libur, jangan ganggu waktu Anda untuk bekerja. Manfaatkan sepenuhnya untuk keluarga.  Waktu berkumpul inilah yang akan semakin mendekatkan anak dengan Anda sebagai orangtuanya. Jangan renggut kebahagiaan mereka dengan Anda lalai memperhatikannya dan malah asyik dengan dunia sendiri. Bersama orangtua merupakan salah satu kebahagiaan terbesar bagi seorang anak.  2. Jangan Berpikir Kasih Sayang Bisa Diganti Uang    Jika Anda punya waktu sedikit buat anak, jangan langsung memberi yang instan. Alih-alih biar anaknya tidak menuntut waktu orangtua, Anda menuruti berbagai macam permintaan anak, seperti memberi uang jajan yang banyak, membelikan mainan, dan lainnya.  Kebiasaan tersebut akan membuat anak Anda manja. Perlu diketahui, bahwa uang tidak bisa menggantikan apapun, termasuk kasih sayang orangtua. Yang anak mau bukanlah hanya materi dari Anda, tapi perhatian dan kasih sayang yang tulus.  3. Pengasuh hanya Pendamping  Anda suami istri sibuk bekerja, solusi mengurus anak ya diserahkan ke pengasuh. Boleh-boleh saja sih, tapi jangan asal. Saat ini banyak pengasuh yang ‘manis’ di depan, tapi ‘menusuk’ dari belakang. Artinya bisa mencelakakan anak Anda.  Jadi, carilah pengasuh yang profesional dan sangat menyukai anak-anak. Agar terpercaya, Anda dapat mempekerjaan pengasuh, kenalan dari orang-orang terdekat Anda, sehingga lebih aman.  Pengasuh sejatinya hanya pendamping. Begitu Anda dan pasangan pulang bekerja atau tengah libur, langsung ambil alih pengurusan anak-anak. Tidak mau kan, anak Anda justru lebih ‘lengket’ sama pengasuh ketimbang Anda orangtuanya?  4. Ajak Komunikasi dan Jadilah Pendengar yang Baik  Anda dan pasangan memang bekerja untuk anak. Tapi bukan berarti lepas dari tanggung jawab. Saat berkumpul bersama anak, jangan cuek. Jangan sibuk dengan ponsel Anda. Ajak anak berkomunikasi. Sampaikan keinginan Anda atau sebaliknya.  Saat anak sudah mulai banyak bicara, posisikan diri sebagai pendengar. Biarkan anak mengutarakan apapun dan beri tanggapan yang baik. Termasuk jika anak meminta solusi.  Hal itu terkesan sepele, tapi percayalah bahwa dengan Anda mengajaknya berkomunikasi dan menjadi pendengar yang baik, anak akan bahagia. Hubungan Anda dan anak akan terus dekat.  5. Bersikap yang Baik dan Jadilah Teladan untuk Anak Keluarga adalah sekolah pertama si anak. Anak akan mencontoh perilaku kedua orangtuanya. Jadi beri contoh yang baik. Misalnya jangan merokok di dalam rumah, membuang sampah pada tempatnya, bicara dengan perkataan yang baik, dan lainnya.  6. Berikan Reward dan Punishment Sebagai orangtua, Anda harus bersikap tegas walaupun sibuk bekerja. Terapkan sistem penghargaan dan hukuman untuk anak. Anda dapat memberi penghargaan bila sikap anak baik, seperti memujinya bila telah melakukan perbuatan baik, mengajaknya liburan jika rapor nilai anak bagus agar terus meningkatkan atau mempertahankan prestasinya.  Begitupun sebaliknya, jika anak melakukan kesalahan, didik dengan kata-kata maaf. Bila nakal sudah melampaui batas, Anda dapat memberikan hukuman, seperti potong uang jajan, menyita ponselnya untuk jangka waktu sebulan misalnya. Diharapkan anak menyadari kesalahannya dan tidak mengulanginya lagi.  Karier Sukses, Keluarga pun Harmonis Karier dan keluarga harus berjalan seirama. Walaupun Anda dan pasangan bekerja, tapi tetap menomorsatukan keluarga atau anak. Bekerja bukan berarti Anda membesarkan anak seadanya.   Kalau anak-anak Anda tumbuh cerdas, berbudi pekerti baik, itu merupakan hasil didikan dari orangtuanya. Orangtua yang tetap mencurahkan perhatian dan kasih sayang kepada anak. Dengan begitu, Anda akan tenang saat bekerja. Karier pun bakal melesat, berkat dukungan dari keluarga terutama anak.

Jika Anda punya waktu sedikit buat anak, jangan langsung memberi yang instan. Alih-alih biar anaknya tidak menuntut waktu orangtua, Anda menuruti berbagai macam permintaan anak, seperti memberi uang jajan yang banyak, membelikan mainan, dan lainnya.

Kebiasaan tersebut akan membuat anak Anda manja. Perlu diketahui, bahwa uang tidak bisa menggantikan apapun, termasuk kasih sayang orangtua. Yang anak mau bukanlah hanya materi dari Anda, tapi perhatian dan kasih sayang yang tulus.

3. Pengasuh hanya Pendamping


Anda suami istri sibuk bekerja, solusi mengurus anak ya diserahkan ke pengasuh. Boleh-boleh saja sih, tapi jangan asal. Saat ini banyak pengasuh yang ‘manis’ di depan, tapi ‘menusuk’ dari belakang. Artinya bisa mencelakakan anak Anda.

Jadi, carilah pengasuh yang profesional dan sangat menyukai anak-anak. Agar terpercaya, Anda dapat mempekerjaan pengasuh, kenalan dari orang-orang terdekat Anda, sehingga lebih aman.

Pengasuh sejatinya hanya pendamping. Begitu Anda dan pasangan pulang bekerja atau tengah libur, langsung ambil alih pengurusan anak-anak. Tidak mau kan, anak Anda justru lebih ‘lengket’ sama pengasuh ketimbang Anda orangtuanya?

4. Ajak Komunikasi dan Jadilah Pendengar yang Baik

Setelah menikah, kebutuhan hidup semakin banyak. Apalagi nanti jika Anda dan pasangan sudah dikaruniai anak, pastinya kian bertambah.  Untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup tersebut, istri dapat membantu sang suami bekerja. Entah itu karena gaji suami yang minim atau sudah mendapat ‘lampu hijau’ dari suami, Anda boleh bekerja.  Bila suami istri bekerja, sebagai orangtua, Anda tetap bertanggung jawab untuk mengasuh dan membesarkan buah hati. Meskipun ada pengasuh, Anda harus mencurahkan perhatian cukup untuk anak.  Jangan hanya sibuk bekerja, sampai lupa anak. Ingat, orangtua adalah guru terbaik bagi anak-anaknya. Oleh karenanya, waktu antara pekerjaan dan keluarga, terutama anak harus seimbang agar anak tetap mendapat kasih sayang dari orangtuanya.  Bagi Anda pasangan suami istri yang sama-sama bekerja, berikut tips mengasuh dan membesarkan anak:  1. Atur dan Berikan Waktu Berkualitas Anda  Tak dimungkiri, pekerjaan di kantor sudah sangat menyita perhatian Anda. Tumpukan deadline menanti setiap hari untuk diselesaikan. Namun sesibuk apapun bekerja, berikanlah waktu terbaik Anda untuk anak.  Contohnya setelah pulang kerja, duduk bersama anak sambil nonton tv, bersenda gurau di ruang keluarga, atau membantunya mengerjakan tugas sekolah. Saat hari libur, jangan ganggu waktu Anda untuk bekerja. Manfaatkan sepenuhnya untuk keluarga.  Waktu berkumpul inilah yang akan semakin mendekatkan anak dengan Anda sebagai orangtuanya. Jangan renggut kebahagiaan mereka dengan Anda lalai memperhatikannya dan malah asyik dengan dunia sendiri. Bersama orangtua merupakan salah satu kebahagiaan terbesar bagi seorang anak.  2. Jangan Berpikir Kasih Sayang Bisa Diganti Uang Jika Anda punya waktu sedikit buat anak, jangan langsung memberi yang instan. Alih-alih biar anaknya tidak menuntut waktu orangtua, Anda menuruti berbagai macam permintaan anak, seperti memberi uang jajan yang banyak, membelikan mainan, dan lainnya.  Kebiasaan tersebut akan membuat anak Anda manja. Perlu diketahui, bahwa uang tidak bisa menggantikan apapun, termasuk kasih sayang orangtua. Yang anak mau bukanlah hanya materi dari Anda, tapi perhatian dan kasih sayang yang tulus.  3. Pengasuh hanya Pendamping  Anda suami istri sibuk bekerja, solusi mengurus anak ya diserahkan ke pengasuh. Boleh-boleh saja sih, tapi jangan asal. Saat ini banyak pengasuh yang ‘manis’ di depan, tapi ‘menusuk’ dari belakang. Artinya bisa mencelakakan anak Anda.  Jadi, carilah pengasuh yang profesional dan sangat menyukai anak-anak. Agar terpercaya, Anda dapat mempekerjaan pengasuh, kenalan dari orang-orang terdekat Anda, sehingga lebih aman.  Pengasuh sejatinya hanya pendamping. Begitu Anda dan pasangan pulang bekerja atau tengah libur, langsung ambil alih pengurusan anak-anak. Tidak mau kan, anak Anda justru lebih ‘lengket’ sama pengasuh ketimbang Anda orangtuanya?  4. Ajak Komunikasi dan Jadilah Pendengar yang Baik  Anda dan pasangan memang bekerja untuk anak. Tapi bukan berarti lepas dari tanggung jawab. Saat berkumpul bersama anak, jangan cuek. Jangan sibuk dengan ponsel Anda. Ajak anak berkomunikasi. Sampaikan keinginan Anda atau sebaliknya.  Saat anak sudah mulai banyak bicara, posisikan diri sebagai pendengar. Biarkan anak mengutarakan apapun dan beri tanggapan yang baik. Termasuk jika anak meminta solusi.  Hal itu terkesan sepele, tapi percayalah bahwa dengan Anda mengajaknya berkomunikasi dan menjadi pendengar yang baik, anak akan bahagia. Hubungan Anda dan anak akan terus dekat.  5. Bersikap yang Baik dan Jadilah Teladan untuk Anak Keluarga adalah sekolah pertama si anak. Anak akan mencontoh perilaku kedua orangtuanya. Jadi beri contoh yang baik. Misalnya jangan merokok di dalam rumah, membuang sampah pada tempatnya, bicara dengan perkataan yang baik, dan lainnya.  6. Berikan Reward dan Punishment Sebagai orangtua, Anda harus bersikap tegas walaupun sibuk bekerja. Terapkan sistem penghargaan dan hukuman untuk anak. Anda dapat memberi penghargaan bila sikap anak baik, seperti memujinya bila telah melakukan perbuatan baik, mengajaknya liburan jika rapor nilai anak bagus agar terus meningkatkan atau mempertahankan prestasinya.  Begitupun sebaliknya, jika anak melakukan kesalahan, didik dengan kata-kata maaf. Bila nakal sudah melampaui batas, Anda dapat memberikan hukuman, seperti potong uang jajan, menyita ponselnya untuk jangka waktu sebulan misalnya. Diharapkan anak menyadari kesalahannya dan tidak mengulanginya lagi.  Karier Sukses, Keluarga pun Harmonis Karier dan keluarga harus berjalan seirama. Walaupun Anda dan pasangan bekerja, tapi tetap menomorsatukan keluarga atau anak. Bekerja bukan berarti Anda membesarkan anak seadanya.   Kalau anak-anak Anda tumbuh cerdas, berbudi pekerti baik, itu merupakan hasil didikan dari orangtuanya. Orangtua yang tetap mencurahkan perhatian dan kasih sayang kepada anak. Dengan begitu, Anda akan tenang saat bekerja. Karier pun bakal melesat, berkat dukungan dari keluarga terutama anak. Setelah menikah, kebutuhan hidup semakin banyak. Apalagi nanti jika Anda dan pasangan sudah dikaruniai anak, pastinya kian bertambah.  Untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup tersebut, istri dapat membantu sang suami bekerja. Entah itu karena gaji suami yang minim atau sudah mendapat ‘lampu hijau’ dari suami, Anda boleh bekerja.  Bila suami istri bekerja, sebagai orangtua, Anda tetap bertanggung jawab untuk mengasuh dan membesarkan buah hati. Meskipun ada pengasuh, Anda harus mencurahkan perhatian cukup untuk anak.  Jangan hanya sibuk bekerja, sampai lupa anak. Ingat, orangtua adalah guru terbaik bagi anak-anaknya. Oleh karenanya, waktu antara pekerjaan dan keluarga, terutama anak harus seimbang agar anak tetap mendapat kasih sayang dari orangtuanya.  Bagi Anda pasangan suami istri yang sama-sama bekerja, berikut tips mengasuh dan membesarkan anak:  1. Atur dan Berikan Waktu Berkualitas Anda  Setelah menikah, kebutuhan hidup semakin banyak. Apalagi nanti jika Anda dan pasangan sudah dikaruniai anak, pastinya kian bertambah.  Untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup tersebut, istri dapat membantu sang suami bekerja. Entah itu karena gaji suami yang minim atau sudah mendapat ‘lampu hijau’ dari suami, Anda boleh bekerja.  Bila suami istri bekerja, sebagai orangtua, Anda tetap bertanggung jawab untuk mengasuh dan membesarkan buah hati. Meskipun ada pengasuh, Anda harus mencurahkan perhatian cukup untuk anak.  Jangan hanya sibuk bekerja, sampai lupa anak. Ingat, orangtua adalah guru terbaik bagi anak-anaknya. Oleh karenanya, waktu antara pekerjaan dan keluarga, terutama anak harus seimbang agar anak tetap mendapat kasih sayang dari orangtuanya.  Bagi Anda pasangan suami istri yang sama-sama bekerja, berikut tips mengasuh dan membesarkan anak:  1. Atur dan Berikan Waktu Berkualitas Anda  Tak dimungkiri, pekerjaan di kantor sudah sangat menyita perhatian Anda. Tumpukan deadline menanti setiap hari untuk diselesaikan. Namun sesibuk apapun bekerja, berikanlah waktu terbaik Anda untuk anak.  Contohnya setelah pulang kerja, duduk bersama anak sambil nonton tv, bersenda gurau di ruang keluarga, atau membantunya mengerjakan tugas sekolah. Saat hari libur, jangan ganggu waktu Anda untuk bekerja. Manfaatkan sepenuhnya untuk keluarga.  Waktu berkumpul inilah yang akan semakin mendekatkan anak dengan Anda sebagai orangtuanya. Jangan renggut kebahagiaan mereka dengan Anda lalai memperhatikannya dan malah asyik dengan dunia sendiri. Bersama orangtua merupakan salah satu kebahagiaan terbesar bagi seorang anak.  2. Jangan Berpikir Kasih Sayang Bisa Diganti Uang Jika Anda punya waktu sedikit buat anak, jangan langsung memberi yang instan. Alih-alih biar anaknya tidak menuntut waktu orangtua, Anda menuruti berbagai macam permintaan anak, seperti memberi uang jajan yang banyak, membelikan mainan, dan lainnya.  Kebiasaan tersebut akan membuat anak Anda manja. Perlu diketahui, bahwa uang tidak bisa menggantikan apapun, termasuk kasih sayang orangtua. Yang anak mau bukanlah hanya materi dari Anda, tapi perhatian dan kasih sayang yang tulus.  3. Pengasuh hanya Pendamping  Anda suami istri sibuk bekerja, solusi mengurus anak ya diserahkan ke pengasuh. Boleh-boleh saja sih, tapi jangan asal. Saat ini banyak pengasuh yang ‘manis’ di depan, tapi ‘menusuk’ dari belakang. Artinya bisa mencelakakan anak Anda.  Jadi, carilah pengasuh yang profesional dan sangat menyukai anak-anak. Agar terpercaya, Anda dapat mempekerjaan pengasuh, kenalan dari orang-orang terdekat Anda, sehingga lebih aman.  Pengasuh sejatinya hanya pendamping. Begitu Anda dan pasangan pulang bekerja atau tengah libur, langsung ambil alih pengurusan anak-anak. Tidak mau kan, anak Anda justru lebih ‘lengket’ sama pengasuh ketimbang Anda orangtuanya?  4. Ajak Komunikasi dan Jadilah Pendengar yang Baik  Anda dan pasangan memang bekerja untuk anak. Tapi bukan berarti lepas dari tanggung jawab. Saat berkumpul bersama anak, jangan cuek. Jangan sibuk dengan ponsel Anda. Ajak anak berkomunikasi. Sampaikan keinginan Anda atau sebaliknya.  Saat anak sudah mulai banyak bicara, posisikan diri sebagai pendengar. Biarkan anak mengutarakan apapun dan beri tanggapan yang baik. Termasuk jika anak meminta solusi.  Hal itu terkesan sepele, tapi percayalah bahwa dengan Anda mengajaknya berkomunikasi dan menjadi pendengar yang baik, anak akan bahagia. Hubungan Anda dan anak akan terus dekat.  5. Bersikap yang Baik dan Jadilah Teladan untuk Anak Keluarga adalah sekolah pertama si anak. Anak akan mencontoh perilaku kedua orangtuanya. Jadi beri contoh yang baik. Misalnya jangan merokok di dalam rumah, membuang sampah pada tempatnya, bicara dengan perkataan yang baik, dan lainnya.  6. Berikan Reward dan Punishment Sebagai orangtua, Anda harus bersikap tegas walaupun sibuk bekerja. Terapkan sistem penghargaan dan hukuman untuk anak. Anda dapat memberi penghargaan bila sikap anak baik, seperti memujinya bila telah melakukan perbuatan baik, mengajaknya liburan jika rapor nilai anak bagus agar terus meningkatkan atau mempertahankan prestasinya.  Begitupun sebaliknya, jika anak melakukan kesalahan, didik dengan kata-kata maaf. Bila nakal sudah melampaui batas, Anda dapat memberikan hukuman, seperti potong uang jajan, menyita ponselnya untuk jangka waktu sebulan misalnya. Diharapkan anak menyadari kesalahannya dan tidak mengulanginya lagi.  Karier Sukses, Keluarga pun Harmonis Karier dan keluarga harus berjalan seirama. Walaupun Anda dan pasangan bekerja, tapi tetap menomorsatukan keluarga atau anak. Bekerja bukan berarti Anda membesarkan anak seadanya.   Kalau anak-anak Anda tumbuh cerdas, berbudi pekerti baik, itu merupakan hasil didikan dari orangtuanya. Orangtua yang tetap mencurahkan perhatian dan kasih sayang kepada anak. Dengan begitu, Anda akan tenang saat bekerja. Karier pun bakal melesat, berkat dukungan dari keluarga terutama anak. Setelah menikah, kebutuhan hidup semakin banyak. Apalagi nanti jika Anda dan pasangan sudah dikaruniai anak, pastinya kian bertambah.  Untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup tersebut, istri dapat membantu sang suami bekerja. Entah itu karena gaji suami yang minim atau sudah mendapat ‘lampu hijau’ dari suami, Anda boleh bekerja.  Bila suami istri bekerja, sebagai orangtua, Anda tetap bertanggung jawab untuk mengasuh dan membesarkan buah hati. Meskipun ada pengasuh, Anda harus mencurahkan perhatian cukup untuk anak.  Jangan hanya sibuk bekerja, sampai lupa anak. Ingat, orangtua adalah guru terbaik bagi anak-anaknya. Oleh karenanya, waktu antara pekerjaan dan keluarga, terutama anak harus seimbang agar anak tetap mendapat kasih sayang dari orangtuanya.  Bagi Anda pasangan suami istri yang sama-sama bekerja, berikut tips mengasuh dan membesarkan anak:  1. Atur dan Berikan Waktu Berkualitas Anda      Tak dimungkiri, pekerjaan di kantor sudah sangat menyita perhatian Anda. Tumpukan deadline menanti setiap hari untuk diselesaikan. Namun sesibuk apapun bekerja, berikanlah waktu terbaik Anda untuk anak.  Contohnya setelah pulang kerja, duduk bersama anak sambil nonton tv, bersenda gurau di ruang keluarga, atau membantunya mengerjakan tugas sekolah. Saat hari libur, jangan ganggu waktu Anda untuk bekerja. Manfaatkan sepenuhnya untuk keluarga.  Waktu berkumpul inilah yang akan semakin mendekatkan anak dengan Anda sebagai orangtuanya. Jangan renggut kebahagiaan mereka dengan Anda lalai memperhatikannya dan malah asyik dengan dunia sendiri. Bersama orangtua merupakan salah satu kebahagiaan terbesar bagi seorang anak.  2. Jangan Berpikir Kasih Sayang Bisa Diganti Uang Jika Anda punya waktu sedikit buat anak, jangan langsung memberi yang instan. Alih-alih biar anaknya tidak menuntut waktu orangtua, Anda menuruti berbagai macam permintaan anak, seperti memberi uang jajan yang banyak, membelikan mainan, dan lainnya.  Kebiasaan tersebut akan membuat anak Anda manja. Perlu diketahui, bahwa uang tidak bisa menggantikan apapun, termasuk kasih sayang orangtua. Yang anak mau bukanlah hanya materi dari Anda, tapi perhatian dan kasih sayang yang tulus.  3. Pengasuh hanya Pendamping  Anda suami istri sibuk bekerja, solusi mengurus anak ya diserahkan ke pengasuh. Boleh-boleh saja sih, tapi jangan asal. Saat ini banyak pengasuh yang ‘manis’ di depan, tapi ‘menusuk’ dari belakang. Artinya bisa mencelakakan anak Anda.  Jadi, carilah pengasuh yang profesional dan sangat menyukai anak-anak. Agar terpercaya, Anda dapat mempekerjaan pengasuh, kenalan dari orang-orang terdekat Anda, sehingga lebih aman.  Pengasuh sejatinya hanya pendamping. Begitu Anda dan pasangan pulang bekerja atau tengah libur, langsung ambil alih pengurusan anak-anak. Tidak mau kan, anak Anda justru lebih ‘lengket’ sama pengasuh ketimbang Anda orangtuanya?  4. Ajak Komunikasi dan Jadilah Pendengar yang Baik  Anda dan pasangan memang bekerja untuk anak. Tapi bukan berarti lepas dari tanggung jawab. Saat berkumpul bersama anak, jangan cuek. Jangan sibuk dengan ponsel Anda. Ajak anak berkomunikasi. Sampaikan keinginan Anda atau sebaliknya.  Saat anak sudah mulai banyak bicara, posisikan diri sebagai pendengar. Biarkan anak mengutarakan apapun dan beri tanggapan yang baik. Termasuk jika anak meminta solusi.  Hal itu terkesan sepele, tapi percayalah bahwa dengan Anda mengajaknya berkomunikasi dan menjadi pendengar yang baik, anak akan bahagia. Hubungan Anda dan anak akan terus dekat.  5. Bersikap yang Baik dan Jadilah Teladan untuk Anak Keluarga adalah sekolah pertama si anak. Anak akan mencontoh perilaku kedua orangtuanya. Jadi beri contoh yang baik. Misalnya jangan merokok di dalam rumah, membuang sampah pada tempatnya, bicara dengan perkataan yang baik, dan lainnya.  6. Berikan Reward dan Punishment Sebagai orangtua, Anda harus bersikap tegas walaupun sibuk bekerja. Terapkan sistem penghargaan dan hukuman untuk anak. Anda dapat memberi penghargaan bila sikap anak baik, seperti memujinya bila telah melakukan perbuatan baik, mengajaknya liburan jika rapor nilai anak bagus agar terus meningkatkan atau mempertahankan prestasinya.  Begitupun sebaliknya, jika anak melakukan kesalahan, didik dengan kata-kata maaf. Bila nakal sudah melampaui batas, Anda dapat memberikan hukuman, seperti potong uang jajan, menyita ponselnya untuk jangka waktu sebulan misalnya. Diharapkan anak menyadari kesalahannya dan tidak mengulanginya lagi.  Karier Sukses, Keluarga pun Harmonis Karier dan keluarga harus berjalan seirama. Walaupun Anda dan pasangan bekerja, tapi tetap menomorsatukan keluarga atau anak. Bekerja bukan berarti Anda membesarkan anak seadanya.   Kalau anak-anak Anda tumbuh cerdas, berbudi pekerti baik, itu merupakan hasil didikan dari orangtuanya. Orangtua yang tetap mencurahkan perhatian dan kasih sayang kepada anak. Dengan begitu, Anda akan tenang saat bekerja. Karier pun bakal melesat, berkat dukungan dari keluarga terutama anak.  Tak dimungkiri, pekerjaan di kantor sudah sangat menyita perhatian Anda. Tumpukan deadline menanti setiap hari untuk diselesaikan. Namun sesibuk apapun bekerja, berikanlah waktu terbaik Anda untuk anak.  Contohnya setelah pulang kerja, duduk bersama anak sambil nonton tv, bersenda gurau di ruang keluarga, atau membantunya mengerjakan tugas sekolah. Saat hari libur, jangan ganggu waktu Anda untuk bekerja. Manfaatkan sepenuhnya untuk keluarga.  Waktu berkumpul inilah yang akan semakin mendekatkan anak dengan Anda sebagai orangtuanya. Jangan renggut kebahagiaan mereka dengan Anda lalai memperhatikannya dan malah asyik dengan dunia sendiri. Bersama orangtua merupakan salah satu kebahagiaan terbesar bagi seorang anak.  2. Jangan Berpikir Kasih Sayang Bisa Diganti Uang    Jika Anda punya waktu sedikit buat anak, jangan langsung memberi yang instan. Alih-alih biar anaknya tidak menuntut waktu orangtua, Anda menuruti berbagai macam permintaan anak, seperti memberi uang jajan yang banyak, membelikan mainan, dan lainnya.  Kebiasaan tersebut akan membuat anak Anda manja. Perlu diketahui, bahwa uang tidak bisa menggantikan apapun, termasuk kasih sayang orangtua. Yang anak mau bukanlah hanya materi dari Anda, tapi perhatian dan kasih sayang yang tulus.  3. Pengasuh hanya Pendamping  Anda suami istri sibuk bekerja, solusi mengurus anak ya diserahkan ke pengasuh. Boleh-boleh saja sih, tapi jangan asal. Saat ini banyak pengasuh yang ‘manis’ di depan, tapi ‘menusuk’ dari belakang. Artinya bisa mencelakakan anak Anda.  Jadi, carilah pengasuh yang profesional dan sangat menyukai anak-anak. Agar terpercaya, Anda dapat mempekerjaan pengasuh, kenalan dari orang-orang terdekat Anda, sehingga lebih aman.  Pengasuh sejatinya hanya pendamping. Begitu Anda dan pasangan pulang bekerja atau tengah libur, langsung ambil alih pengurusan anak-anak. Tidak mau kan, anak Anda justru lebih ‘lengket’ sama pengasuh ketimbang Anda orangtuanya?  4. Ajak Komunikasi dan Jadilah Pendengar yang Baik  Anda dan pasangan memang bekerja untuk anak. Tapi bukan berarti lepas dari tanggung jawab. Saat berkumpul bersama anak, jangan cuek. Jangan sibuk dengan ponsel Anda. Ajak anak berkomunikasi. Sampaikan keinginan Anda atau sebaliknya.  Saat anak sudah mulai banyak bicara, posisikan diri sebagai pendengar. Biarkan anak mengutarakan apapun dan beri tanggapan yang baik. Termasuk jika anak meminta solusi.  Hal itu terkesan sepele, tapi percayalah bahwa dengan Anda mengajaknya berkomunikasi dan menjadi pendengar yang baik, anak akan bahagia. Hubungan Anda dan anak akan terus dekat.  5. Bersikap yang Baik dan Jadilah Teladan untuk Anak Keluarga adalah sekolah pertama si anak. Anak akan mencontoh perilaku kedua orangtuanya. Jadi beri contoh yang baik. Misalnya jangan merokok di dalam rumah, membuang sampah pada tempatnya, bicara dengan perkataan yang baik, dan lainnya.  6. Berikan Reward dan Punishment Sebagai orangtua, Anda harus bersikap tegas walaupun sibuk bekerja. Terapkan sistem penghargaan dan hukuman untuk anak. Anda dapat memberi penghargaan bila sikap anak baik, seperti memujinya bila telah melakukan perbuatan baik, mengajaknya liburan jika rapor nilai anak bagus agar terus meningkatkan atau mempertahankan prestasinya.  Begitupun sebaliknya, jika anak melakukan kesalahan, didik dengan kata-kata maaf. Bila nakal sudah melampaui batas, Anda dapat memberikan hukuman, seperti potong uang jajan, menyita ponselnya untuk jangka waktu sebulan misalnya. Diharapkan anak menyadari kesalahannya dan tidak mengulanginya lagi.  Karier Sukses, Keluarga pun Harmonis Karier dan keluarga harus berjalan seirama. Walaupun Anda dan pasangan bekerja, tapi tetap menomorsatukan keluarga atau anak. Bekerja bukan berarti Anda membesarkan anak seadanya.   Kalau anak-anak Anda tumbuh cerdas, berbudi pekerti baik, itu merupakan hasil didikan dari orangtuanya. Orangtua yang tetap mencurahkan perhatian dan kasih sayang kepada anak. Dengan begitu, Anda akan tenang saat bekerja. Karier pun bakal melesat, berkat dukungan dari keluarga terutama anak.

Anda dan pasangan memang bekerja untuk anak. Tapi bukan berarti lepas dari tanggung jawab. Saat berkumpul bersama anak, jangan cuek. Jangan sibuk dengan ponsel Anda. Ajak anak berkomunikasi. Sampaikan keinginan Anda atau sebaliknya.

Saat anak sudah mulai banyak bicara, posisikan diri sebagai pendengar. Biarkan anak mengutarakan apapun dan beri tanggapan yang baik. Termasuk jika anak meminta solusi.

Hal itu terkesan sepele, tapi percayalah bahwa dengan Anda mengajaknya berkomunikasi dan menjadi pendengar yang baik, anak akan bahagia. Hubungan Anda dan anak akan terus dekat.

5. Bersikap yang Baik dan Jadilah Teladan untuk Anak

Keluarga adalah sekolah pertama si anak. Anak akan mencontoh perilaku kedua orangtuanya. Jadi beri contoh yang baik. Misalnya jangan merokok di dalam rumah, membuang sampah pada tempatnya, bicara dengan perkataan yang baik, dan lainnya.

6. Berikan Reward dan Punishment

Setelah menikah, kebutuhan hidup semakin banyak. Apalagi nanti jika Anda dan pasangan sudah dikaruniai anak, pastinya kian bertambah.  Untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup tersebut, istri dapat membantu sang suami bekerja. Entah itu karena gaji suami yang minim atau sudah mendapat ‘lampu hijau’ dari suami, Anda boleh bekerja.  Bila suami istri bekerja, sebagai orangtua, Anda tetap bertanggung jawab untuk mengasuh dan membesarkan buah hati. Meskipun ada pengasuh, Anda harus mencurahkan perhatian cukup untuk anak.  Jangan hanya sibuk bekerja, sampai lupa anak. Ingat, orangtua adalah guru terbaik bagi anak-anaknya. Oleh karenanya, waktu antara pekerjaan dan keluarga, terutama anak harus seimbang agar anak tetap mendapat kasih sayang dari orangtuanya.  Bagi Anda pasangan suami istri yang sama-sama bekerja, berikut tips mengasuh dan membesarkan anak:  1. Atur dan Berikan Waktu Berkualitas Anda  Tak dimungkiri, pekerjaan di kantor sudah sangat menyita perhatian Anda. Tumpukan deadline menanti setiap hari untuk diselesaikan. Namun sesibuk apapun bekerja, berikanlah waktu terbaik Anda untuk anak.  Contohnya setelah pulang kerja, duduk bersama anak sambil nonton tv, bersenda gurau di ruang keluarga, atau membantunya mengerjakan tugas sekolah. Saat hari libur, jangan ganggu waktu Anda untuk bekerja. Manfaatkan sepenuhnya untuk keluarga.  Waktu berkumpul inilah yang akan semakin mendekatkan anak dengan Anda sebagai orangtuanya. Jangan renggut kebahagiaan mereka dengan Anda lalai memperhatikannya dan malah asyik dengan dunia sendiri. Bersama orangtua merupakan salah satu kebahagiaan terbesar bagi seorang anak.  2. Jangan Berpikir Kasih Sayang Bisa Diganti Uang Jika Anda punya waktu sedikit buat anak, jangan langsung memberi yang instan. Alih-alih biar anaknya tidak menuntut waktu orangtua, Anda menuruti berbagai macam permintaan anak, seperti memberi uang jajan yang banyak, membelikan mainan, dan lainnya.  Kebiasaan tersebut akan membuat anak Anda manja. Perlu diketahui, bahwa uang tidak bisa menggantikan apapun, termasuk kasih sayang orangtua. Yang anak mau bukanlah hanya materi dari Anda, tapi perhatian dan kasih sayang yang tulus.  3. Pengasuh hanya Pendamping  Anda suami istri sibuk bekerja, solusi mengurus anak ya diserahkan ke pengasuh. Boleh-boleh saja sih, tapi jangan asal. Saat ini banyak pengasuh yang ‘manis’ di depan, tapi ‘menusuk’ dari belakang. Artinya bisa mencelakakan anak Anda.  Jadi, carilah pengasuh yang profesional dan sangat menyukai anak-anak. Agar terpercaya, Anda dapat mempekerjaan pengasuh, kenalan dari orang-orang terdekat Anda, sehingga lebih aman.  Pengasuh sejatinya hanya pendamping. Begitu Anda dan pasangan pulang bekerja atau tengah libur, langsung ambil alih pengurusan anak-anak. Tidak mau kan, anak Anda justru lebih ‘lengket’ sama pengasuh ketimbang Anda orangtuanya?  4. Ajak Komunikasi dan Jadilah Pendengar yang Baik  Anda dan pasangan memang bekerja untuk anak. Tapi bukan berarti lepas dari tanggung jawab. Saat berkumpul bersama anak, jangan cuek. Jangan sibuk dengan ponsel Anda. Ajak anak berkomunikasi. Sampaikan keinginan Anda atau sebaliknya.  Saat anak sudah mulai banyak bicara, posisikan diri sebagai pendengar. Biarkan anak mengutarakan apapun dan beri tanggapan yang baik. Termasuk jika anak meminta solusi.  Hal itu terkesan sepele, tapi percayalah bahwa dengan Anda mengajaknya berkomunikasi dan menjadi pendengar yang baik, anak akan bahagia. Hubungan Anda dan anak akan terus dekat.  5. Bersikap yang Baik dan Jadilah Teladan untuk Anak Keluarga adalah sekolah pertama si anak. Anak akan mencontoh perilaku kedua orangtuanya. Jadi beri contoh yang baik. Misalnya jangan merokok di dalam rumah, membuang sampah pada tempatnya, bicara dengan perkataan yang baik, dan lainnya.  6. Berikan Reward dan Punishment Sebagai orangtua, Anda harus bersikap tegas walaupun sibuk bekerja. Terapkan sistem penghargaan dan hukuman untuk anak. Anda dapat memberi penghargaan bila sikap anak baik, seperti memujinya bila telah melakukan perbuatan baik, mengajaknya liburan jika rapor nilai anak bagus agar terus meningkatkan atau mempertahankan prestasinya.  Begitupun sebaliknya, jika anak melakukan kesalahan, didik dengan kata-kata maaf. Bila nakal sudah melampaui batas, Anda dapat memberikan hukuman, seperti potong uang jajan, menyita ponselnya untuk jangka waktu sebulan misalnya. Diharapkan anak menyadari kesalahannya dan tidak mengulanginya lagi.  Karier Sukses, Keluarga pun Harmonis Karier dan keluarga harus berjalan seirama. Walaupun Anda dan pasangan bekerja, tapi tetap menomorsatukan keluarga atau anak. Bekerja bukan berarti Anda membesarkan anak seadanya.   Kalau anak-anak Anda tumbuh cerdas, berbudi pekerti baik, itu merupakan hasil didikan dari orangtuanya. Orangtua yang tetap mencurahkan perhatian dan kasih sayang kepada anak. Dengan begitu, Anda akan tenang saat bekerja. Karier pun bakal melesat, berkat dukungan dari keluarga terutama anak. Setelah menikah, kebutuhan hidup semakin banyak. Apalagi nanti jika Anda dan pasangan sudah dikaruniai anak, pastinya kian bertambah.  Untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup tersebut, istri dapat membantu sang suami bekerja. Entah itu karena gaji suami yang minim atau sudah mendapat ‘lampu hijau’ dari suami, Anda boleh bekerja.  Bila suami istri bekerja, sebagai orangtua, Anda tetap bertanggung jawab untuk mengasuh dan membesarkan buah hati. Meskipun ada pengasuh, Anda harus mencurahkan perhatian cukup untuk anak.  Jangan hanya sibuk bekerja, sampai lupa anak. Ingat, orangtua adalah guru terbaik bagi anak-anaknya. Oleh karenanya, waktu antara pekerjaan dan keluarga, terutama anak harus seimbang agar anak tetap mendapat kasih sayang dari orangtuanya.  Bagi Anda pasangan suami istri yang sama-sama bekerja, berikut tips mengasuh dan membesarkan anak:  1. Atur dan Berikan Waktu Berkualitas Anda  Setelah menikah, kebutuhan hidup semakin banyak. Apalagi nanti jika Anda dan pasangan sudah dikaruniai anak, pastinya kian bertambah.  Untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup tersebut, istri dapat membantu sang suami bekerja. Entah itu karena gaji suami yang minim atau sudah mendapat ‘lampu hijau’ dari suami, Anda boleh bekerja.  Bila suami istri bekerja, sebagai orangtua, Anda tetap bertanggung jawab untuk mengasuh dan membesarkan buah hati. Meskipun ada pengasuh, Anda harus mencurahkan perhatian cukup untuk anak.  Jangan hanya sibuk bekerja, sampai lupa anak. Ingat, orangtua adalah guru terbaik bagi anak-anaknya. Oleh karenanya, waktu antara pekerjaan dan keluarga, terutama anak harus seimbang agar anak tetap mendapat kasih sayang dari orangtuanya.  Bagi Anda pasangan suami istri yang sama-sama bekerja, berikut tips mengasuh dan membesarkan anak:  1. Atur dan Berikan Waktu Berkualitas Anda  Tak dimungkiri, pekerjaan di kantor sudah sangat menyita perhatian Anda. Tumpukan deadline menanti setiap hari untuk diselesaikan. Namun sesibuk apapun bekerja, berikanlah waktu terbaik Anda untuk anak.  Contohnya setelah pulang kerja, duduk bersama anak sambil nonton tv, bersenda gurau di ruang keluarga, atau membantunya mengerjakan tugas sekolah. Saat hari libur, jangan ganggu waktu Anda untuk bekerja. Manfaatkan sepenuhnya untuk keluarga.  Waktu berkumpul inilah yang akan semakin mendekatkan anak dengan Anda sebagai orangtuanya. Jangan renggut kebahagiaan mereka dengan Anda lalai memperhatikannya dan malah asyik dengan dunia sendiri. Bersama orangtua merupakan salah satu kebahagiaan terbesar bagi seorang anak.  2. Jangan Berpikir Kasih Sayang Bisa Diganti Uang Jika Anda punya waktu sedikit buat anak, jangan langsung memberi yang instan. Alih-alih biar anaknya tidak menuntut waktu orangtua, Anda menuruti berbagai macam permintaan anak, seperti memberi uang jajan yang banyak, membelikan mainan, dan lainnya.  Kebiasaan tersebut akan membuat anak Anda manja. Perlu diketahui, bahwa uang tidak bisa menggantikan apapun, termasuk kasih sayang orangtua. Yang anak mau bukanlah hanya materi dari Anda, tapi perhatian dan kasih sayang yang tulus.  3. Pengasuh hanya Pendamping  Anda suami istri sibuk bekerja, solusi mengurus anak ya diserahkan ke pengasuh. Boleh-boleh saja sih, tapi jangan asal. Saat ini banyak pengasuh yang ‘manis’ di depan, tapi ‘menusuk’ dari belakang. Artinya bisa mencelakakan anak Anda.  Jadi, carilah pengasuh yang profesional dan sangat menyukai anak-anak. Agar terpercaya, Anda dapat mempekerjaan pengasuh, kenalan dari orang-orang terdekat Anda, sehingga lebih aman.  Pengasuh sejatinya hanya pendamping. Begitu Anda dan pasangan pulang bekerja atau tengah libur, langsung ambil alih pengurusan anak-anak. Tidak mau kan, anak Anda justru lebih ‘lengket’ sama pengasuh ketimbang Anda orangtuanya?  4. Ajak Komunikasi dan Jadilah Pendengar yang Baik  Anda dan pasangan memang bekerja untuk anak. Tapi bukan berarti lepas dari tanggung jawab. Saat berkumpul bersama anak, jangan cuek. Jangan sibuk dengan ponsel Anda. Ajak anak berkomunikasi. Sampaikan keinginan Anda atau sebaliknya.  Saat anak sudah mulai banyak bicara, posisikan diri sebagai pendengar. Biarkan anak mengutarakan apapun dan beri tanggapan yang baik. Termasuk jika anak meminta solusi.  Hal itu terkesan sepele, tapi percayalah bahwa dengan Anda mengajaknya berkomunikasi dan menjadi pendengar yang baik, anak akan bahagia. Hubungan Anda dan anak akan terus dekat.  5. Bersikap yang Baik dan Jadilah Teladan untuk Anak Keluarga adalah sekolah pertama si anak. Anak akan mencontoh perilaku kedua orangtuanya. Jadi beri contoh yang baik. Misalnya jangan merokok di dalam rumah, membuang sampah pada tempatnya, bicara dengan perkataan yang baik, dan lainnya.  6. Berikan Reward dan Punishment Sebagai orangtua, Anda harus bersikap tegas walaupun sibuk bekerja. Terapkan sistem penghargaan dan hukuman untuk anak. Anda dapat memberi penghargaan bila sikap anak baik, seperti memujinya bila telah melakukan perbuatan baik, mengajaknya liburan jika rapor nilai anak bagus agar terus meningkatkan atau mempertahankan prestasinya.  Begitupun sebaliknya, jika anak melakukan kesalahan, didik dengan kata-kata maaf. Bila nakal sudah melampaui batas, Anda dapat memberikan hukuman, seperti potong uang jajan, menyita ponselnya untuk jangka waktu sebulan misalnya. Diharapkan anak menyadari kesalahannya dan tidak mengulanginya lagi.  Karier Sukses, Keluarga pun Harmonis Karier dan keluarga harus berjalan seirama. Walaupun Anda dan pasangan bekerja, tapi tetap menomorsatukan keluarga atau anak. Bekerja bukan berarti Anda membesarkan anak seadanya.   Kalau anak-anak Anda tumbuh cerdas, berbudi pekerti baik, itu merupakan hasil didikan dari orangtuanya. Orangtua yang tetap mencurahkan perhatian dan kasih sayang kepada anak. Dengan begitu, Anda akan tenang saat bekerja. Karier pun bakal melesat, berkat dukungan dari keluarga terutama anak. Setelah menikah, kebutuhan hidup semakin banyak. Apalagi nanti jika Anda dan pasangan sudah dikaruniai anak, pastinya kian bertambah.  Untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup tersebut, istri dapat membantu sang suami bekerja. Entah itu karena gaji suami yang minim atau sudah mendapat ‘lampu hijau’ dari suami, Anda boleh bekerja.  Bila suami istri bekerja, sebagai orangtua, Anda tetap bertanggung jawab untuk mengasuh dan membesarkan buah hati. Meskipun ada pengasuh, Anda harus mencurahkan perhatian cukup untuk anak.  Jangan hanya sibuk bekerja, sampai lupa anak. Ingat, orangtua adalah guru terbaik bagi anak-anaknya. Oleh karenanya, waktu antara pekerjaan dan keluarga, terutama anak harus seimbang agar anak tetap mendapat kasih sayang dari orangtuanya.  Bagi Anda pasangan suami istri yang sama-sama bekerja, berikut tips mengasuh dan membesarkan anak:  1. Atur dan Berikan Waktu Berkualitas Anda      Tak dimungkiri, pekerjaan di kantor sudah sangat menyita perhatian Anda. Tumpukan deadline menanti setiap hari untuk diselesaikan. Namun sesibuk apapun bekerja, berikanlah waktu terbaik Anda untuk anak.  Contohnya setelah pulang kerja, duduk bersama anak sambil nonton tv, bersenda gurau di ruang keluarga, atau membantunya mengerjakan tugas sekolah. Saat hari libur, jangan ganggu waktu Anda untuk bekerja. Manfaatkan sepenuhnya untuk keluarga.  Waktu berkumpul inilah yang akan semakin mendekatkan anak dengan Anda sebagai orangtuanya. Jangan renggut kebahagiaan mereka dengan Anda lalai memperhatikannya dan malah asyik dengan dunia sendiri. Bersama orangtua merupakan salah satu kebahagiaan terbesar bagi seorang anak.  2. Jangan Berpikir Kasih Sayang Bisa Diganti Uang Jika Anda punya waktu sedikit buat anak, jangan langsung memberi yang instan. Alih-alih biar anaknya tidak menuntut waktu orangtua, Anda menuruti berbagai macam permintaan anak, seperti memberi uang jajan yang banyak, membelikan mainan, dan lainnya.  Kebiasaan tersebut akan membuat anak Anda manja. Perlu diketahui, bahwa uang tidak bisa menggantikan apapun, termasuk kasih sayang orangtua. Yang anak mau bukanlah hanya materi dari Anda, tapi perhatian dan kasih sayang yang tulus.  3. Pengasuh hanya Pendamping  Anda suami istri sibuk bekerja, solusi mengurus anak ya diserahkan ke pengasuh. Boleh-boleh saja sih, tapi jangan asal. Saat ini banyak pengasuh yang ‘manis’ di depan, tapi ‘menusuk’ dari belakang. Artinya bisa mencelakakan anak Anda.  Jadi, carilah pengasuh yang profesional dan sangat menyukai anak-anak. Agar terpercaya, Anda dapat mempekerjaan pengasuh, kenalan dari orang-orang terdekat Anda, sehingga lebih aman.  Pengasuh sejatinya hanya pendamping. Begitu Anda dan pasangan pulang bekerja atau tengah libur, langsung ambil alih pengurusan anak-anak. Tidak mau kan, anak Anda justru lebih ‘lengket’ sama pengasuh ketimbang Anda orangtuanya?  4. Ajak Komunikasi dan Jadilah Pendengar yang Baik  Anda dan pasangan memang bekerja untuk anak. Tapi bukan berarti lepas dari tanggung jawab. Saat berkumpul bersama anak, jangan cuek. Jangan sibuk dengan ponsel Anda. Ajak anak berkomunikasi. Sampaikan keinginan Anda atau sebaliknya.  Saat anak sudah mulai banyak bicara, posisikan diri sebagai pendengar. Biarkan anak mengutarakan apapun dan beri tanggapan yang baik. Termasuk jika anak meminta solusi.  Hal itu terkesan sepele, tapi percayalah bahwa dengan Anda mengajaknya berkomunikasi dan menjadi pendengar yang baik, anak akan bahagia. Hubungan Anda dan anak akan terus dekat.  5. Bersikap yang Baik dan Jadilah Teladan untuk Anak Keluarga adalah sekolah pertama si anak. Anak akan mencontoh perilaku kedua orangtuanya. Jadi beri contoh yang baik. Misalnya jangan merokok di dalam rumah, membuang sampah pada tempatnya, bicara dengan perkataan yang baik, dan lainnya.  6. Berikan Reward dan Punishment Sebagai orangtua, Anda harus bersikap tegas walaupun sibuk bekerja. Terapkan sistem penghargaan dan hukuman untuk anak. Anda dapat memberi penghargaan bila sikap anak baik, seperti memujinya bila telah melakukan perbuatan baik, mengajaknya liburan jika rapor nilai anak bagus agar terus meningkatkan atau mempertahankan prestasinya.  Begitupun sebaliknya, jika anak melakukan kesalahan, didik dengan kata-kata maaf. Bila nakal sudah melampaui batas, Anda dapat memberikan hukuman, seperti potong uang jajan, menyita ponselnya untuk jangka waktu sebulan misalnya. Diharapkan anak menyadari kesalahannya dan tidak mengulanginya lagi.  Karier Sukses, Keluarga pun Harmonis Karier dan keluarga harus berjalan seirama. Walaupun Anda dan pasangan bekerja, tapi tetap menomorsatukan keluarga atau anak. Bekerja bukan berarti Anda membesarkan anak seadanya.   Kalau anak-anak Anda tumbuh cerdas, berbudi pekerti baik, itu merupakan hasil didikan dari orangtuanya. Orangtua yang tetap mencurahkan perhatian dan kasih sayang kepada anak. Dengan begitu, Anda akan tenang saat bekerja. Karier pun bakal melesat, berkat dukungan dari keluarga terutama anak.  Tak dimungkiri, pekerjaan di kantor sudah sangat menyita perhatian Anda. Tumpukan deadline menanti setiap hari untuk diselesaikan. Namun sesibuk apapun bekerja, berikanlah waktu terbaik Anda untuk anak.  Contohnya setelah pulang kerja, duduk bersama anak sambil nonton tv, bersenda gurau di ruang keluarga, atau membantunya mengerjakan tugas sekolah. Saat hari libur, jangan ganggu waktu Anda untuk bekerja. Manfaatkan sepenuhnya untuk keluarga.  Waktu berkumpul inilah yang akan semakin mendekatkan anak dengan Anda sebagai orangtuanya. Jangan renggut kebahagiaan mereka dengan Anda lalai memperhatikannya dan malah asyik dengan dunia sendiri. Bersama orangtua merupakan salah satu kebahagiaan terbesar bagi seorang anak.  2. Jangan Berpikir Kasih Sayang Bisa Diganti Uang Setelah menikah, kebutuhan hidup semakin banyak. Apalagi nanti jika Anda dan pasangan sudah dikaruniai anak, pastinya kian bertambah.  Untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup tersebut, istri dapat membantu sang suami bekerja. Entah itu karena gaji suami yang minim atau sudah mendapat ‘lampu hijau’ dari suami, Anda boleh bekerja.  Bila suami istri bekerja, sebagai orangtua, Anda tetap bertanggung jawab untuk mengasuh dan membesarkan buah hati. Meskipun ada pengasuh, Anda harus mencurahkan perhatian cukup untuk anak.  Jangan hanya sibuk bekerja, sampai lupa anak. Ingat, orangtua adalah guru terbaik bagi anak-anaknya. Oleh karenanya, waktu antara pekerjaan dan keluarga, terutama anak harus seimbang agar anak tetap mendapat kasih sayang dari orangtuanya.  Bagi Anda pasangan suami istri yang sama-sama bekerja, berikut tips mengasuh dan membesarkan anak:  1. Atur dan Berikan Waktu Berkualitas Anda  Tak dimungkiri, pekerjaan di kantor sudah sangat menyita perhatian Anda. Tumpukan deadline menanti setiap hari untuk diselesaikan. Namun sesibuk apapun bekerja, berikanlah waktu terbaik Anda untuk anak.  Contohnya setelah pulang kerja, duduk bersama anak sambil nonton tv, bersenda gurau di ruang keluarga, atau membantunya mengerjakan tugas sekolah. Saat hari libur, jangan ganggu waktu Anda untuk bekerja. Manfaatkan sepenuhnya untuk keluarga.  Waktu berkumpul inilah yang akan semakin mendekatkan anak dengan Anda sebagai orangtuanya. Jangan renggut kebahagiaan mereka dengan Anda lalai memperhatikannya dan malah asyik dengan dunia sendiri. Bersama orangtua merupakan salah satu kebahagiaan terbesar bagi seorang anak.  2. Jangan Berpikir Kasih Sayang Bisa Diganti Uang Jika Anda punya waktu sedikit buat anak, jangan langsung memberi yang instan. Alih-alih biar anaknya tidak menuntut waktu orangtua, Anda menuruti berbagai macam permintaan anak, seperti memberi uang jajan yang banyak, membelikan mainan, dan lainnya.  Kebiasaan tersebut akan membuat anak Anda manja. Perlu diketahui, bahwa uang tidak bisa menggantikan apapun, termasuk kasih sayang orangtua. Yang anak mau bukanlah hanya materi dari Anda, tapi perhatian dan kasih sayang yang tulus.  3. Pengasuh hanya Pendamping  Anda suami istri sibuk bekerja, solusi mengurus anak ya diserahkan ke pengasuh. Boleh-boleh saja sih, tapi jangan asal. Saat ini banyak pengasuh yang ‘manis’ di depan, tapi ‘menusuk’ dari belakang. Artinya bisa mencelakakan anak Anda.  Jadi, carilah pengasuh yang profesional dan sangat menyukai anak-anak. Agar terpercaya, Anda dapat mempekerjaan pengasuh, kenalan dari orang-orang terdekat Anda, sehingga lebih aman.  Pengasuh sejatinya hanya pendamping. Begitu Anda dan pasangan pulang bekerja atau tengah libur, langsung ambil alih pengurusan anak-anak. Tidak mau kan, anak Anda justru lebih ‘lengket’ sama pengasuh ketimbang Anda orangtuanya?  4. Ajak Komunikasi dan Jadilah Pendengar yang Baik  Anda dan pasangan memang bekerja untuk anak. Tapi bukan berarti lepas dari tanggung jawab. Saat berkumpul bersama anak, jangan cuek. Jangan sibuk dengan ponsel Anda. Ajak anak berkomunikasi. Sampaikan keinginan Anda atau sebaliknya.  Saat anak sudah mulai banyak bicara, posisikan diri sebagai pendengar. Biarkan anak mengutarakan apapun dan beri tanggapan yang baik. Termasuk jika anak meminta solusi.  Hal itu terkesan sepele, tapi percayalah bahwa dengan Anda mengajaknya berkomunikasi dan menjadi pendengar yang baik, anak akan bahagia. Hubungan Anda dan anak akan terus dekat.  5. Bersikap yang Baik dan Jadilah Teladan untuk Anak Keluarga adalah sekolah pertama si anak. Anak akan mencontoh perilaku kedua orangtuanya. Jadi beri contoh yang baik. Misalnya jangan merokok di dalam rumah, membuang sampah pada tempatnya, bicara dengan perkataan yang baik, dan lainnya.  6. Berikan Reward dan Punishment Sebagai orangtua, Anda harus bersikap tegas walaupun sibuk bekerja. Terapkan sistem penghargaan dan hukuman untuk anak. Anda dapat memberi penghargaan bila sikap anak baik, seperti memujinya bila telah melakukan perbuatan baik, mengajaknya liburan jika rapor nilai anak bagus agar terus meningkatkan atau mempertahankan prestasinya.  Begitupun sebaliknya, jika anak melakukan kesalahan, didik dengan kata-kata maaf. Bila nakal sudah melampaui batas, Anda dapat memberikan hukuman, seperti potong uang jajan, menyita ponselnya untuk jangka waktu sebulan misalnya. Diharapkan anak menyadari kesalahannya dan tidak mengulanginya lagi.  Karier Sukses, Keluarga pun Harmonis Karier dan keluarga harus berjalan seirama. Walaupun Anda dan pasangan bekerja, tapi tetap menomorsatukan keluarga atau anak. Bekerja bukan berarti Anda membesarkan anak seadanya.   Kalau anak-anak Anda tumbuh cerdas, berbudi pekerti baik, itu merupakan hasil didikan dari orangtuanya. Orangtua yang tetap mencurahkan perhatian dan kasih sayang kepada anak. Dengan begitu, Anda akan tenang saat bekerja. Karier pun bakal melesat, berkat dukungan dari keluarga terutama anak. Setelah menikah, kebutuhan hidup semakin banyak. Apalagi nanti jika Anda dan pasangan sudah dikaruniai anak, pastinya kian bertambah.  Untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup tersebut, istri dapat membantu sang suami bekerja. Entah itu karena gaji suami yang minim atau sudah mendapat ‘lampu hijau’ dari suami, Anda boleh bekerja.  Bila suami istri bekerja, sebagai orangtua, Anda tetap bertanggung jawab untuk mengasuh dan membesarkan buah hati. Meskipun ada pengasuh, Anda harus mencurahkan perhatian cukup untuk anak.  Jangan hanya sibuk bekerja, sampai lupa anak. Ingat, orangtua adalah guru terbaik bagi anak-anaknya. Oleh karenanya, waktu antara pekerjaan dan keluarga, terutama anak harus seimbang agar anak tetap mendapat kasih sayang dari orangtuanya.  Bagi Anda pasangan suami istri yang sama-sama bekerja, berikut tips mengasuh dan membesarkan anak:  1. Atur dan Berikan Waktu Berkualitas Anda  Setelah menikah, kebutuhan hidup semakin banyak. Apalagi nanti jika Anda dan pasangan sudah dikaruniai anak, pastinya kian bertambah.  Untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup tersebut, istri dapat membantu sang suami bekerja. Entah itu karena gaji suami yang minim atau sudah mendapat ‘lampu hijau’ dari suami, Anda boleh bekerja.  Bila suami istri bekerja, sebagai orangtua, Anda tetap bertanggung jawab untuk mengasuh dan membesarkan buah hati. Meskipun ada pengasuh, Anda harus mencurahkan perhatian cukup untuk anak.  Jangan hanya sibuk bekerja, sampai lupa anak. Ingat, orangtua adalah guru terbaik bagi anak-anaknya. Oleh karenanya, waktu antara pekerjaan dan keluarga, terutama anak harus seimbang agar anak tetap mendapat kasih sayang dari orangtuanya.  Bagi Anda pasangan suami istri yang sama-sama bekerja, berikut tips mengasuh dan membesarkan anak:  1. Atur dan Berikan Waktu Berkualitas Anda  Tak dimungkiri, pekerjaan di kantor sudah sangat menyita perhatian Anda. Tumpukan deadline menanti setiap hari untuk diselesaikan. Namun sesibuk apapun bekerja, berikanlah waktu terbaik Anda untuk anak.  Contohnya setelah pulang kerja, duduk bersama anak sambil nonton tv, bersenda gurau di ruang keluarga, atau membantunya mengerjakan tugas sekolah. Saat hari libur, jangan ganggu waktu Anda untuk bekerja. Manfaatkan sepenuhnya untuk keluarga.  Waktu berkumpul inilah yang akan semakin mendekatkan anak dengan Anda sebagai orangtuanya. Jangan renggut kebahagiaan mereka dengan Anda lalai memperhatikannya dan malah asyik dengan dunia sendiri. Bersama orangtua merupakan salah satu kebahagiaan terbesar bagi seorang anak.  2. Jangan Berpikir Kasih Sayang Bisa Diganti Uang Jika Anda punya waktu sedikit buat anak, jangan langsung memberi yang instan. Alih-alih biar anaknya tidak menuntut waktu orangtua, Anda menuruti berbagai macam permintaan anak, seperti memberi uang jajan yang banyak, membelikan mainan, dan lainnya.  Kebiasaan tersebut akan membuat anak Anda manja. Perlu diketahui, bahwa uang tidak bisa menggantikan apapun, termasuk kasih sayang orangtua. Yang anak mau bukanlah hanya materi dari Anda, tapi perhatian dan kasih sayang yang tulus.  3. Pengasuh hanya Pendamping  Anda suami istri sibuk bekerja, solusi mengurus anak ya diserahkan ke pengasuh. Boleh-boleh saja sih, tapi jangan asal. Saat ini banyak pengasuh yang ‘manis’ di depan, tapi ‘menusuk’ dari belakang. Artinya bisa mencelakakan anak Anda.  Jadi, carilah pengasuh yang profesional dan sangat menyukai anak-anak. Agar terpercaya, Anda dapat mempekerjaan pengasuh, kenalan dari orang-orang terdekat Anda, sehingga lebih aman.  Pengasuh sejatinya hanya pendamping. Begitu Anda dan pasangan pulang bekerja atau tengah libur, langsung ambil alih pengurusan anak-anak. Tidak mau kan, anak Anda justru lebih ‘lengket’ sama pengasuh ketimbang Anda orangtuanya?  4. Ajak Komunikasi dan Jadilah Pendengar yang Baik  Anda dan pasangan memang bekerja untuk anak. Tapi bukan berarti lepas dari tanggung jawab. Saat berkumpul bersama anak, jangan cuek. Jangan sibuk dengan ponsel Anda. Ajak anak berkomunikasi. Sampaikan keinginan Anda atau sebaliknya.  Saat anak sudah mulai banyak bicara, posisikan diri sebagai pendengar. Biarkan anak mengutarakan apapun dan beri tanggapan yang baik. Termasuk jika anak meminta solusi.  Hal itu terkesan sepele, tapi percayalah bahwa dengan Anda mengajaknya berkomunikasi dan menjadi pendengar yang baik, anak akan bahagia. Hubungan Anda dan anak akan terus dekat.  5. Bersikap yang Baik dan Jadilah Teladan untuk Anak Keluarga adalah sekolah pertama si anak. Anak akan mencontoh perilaku kedua orangtuanya. Jadi beri contoh yang baik. Misalnya jangan merokok di dalam rumah, membuang sampah pada tempatnya, bicara dengan perkataan yang baik, dan lainnya.  6. Berikan Reward dan Punishment Sebagai orangtua, Anda harus bersikap tegas walaupun sibuk bekerja. Terapkan sistem penghargaan dan hukuman untuk anak. Anda dapat memberi penghargaan bila sikap anak baik, seperti memujinya bila telah melakukan perbuatan baik, mengajaknya liburan jika rapor nilai anak bagus agar terus meningkatkan atau mempertahankan prestasinya.  Begitupun sebaliknya, jika anak melakukan kesalahan, didik dengan kata-kata maaf. Bila nakal sudah melampaui batas, Anda dapat memberikan hukuman, seperti potong uang jajan, menyita ponselnya untuk jangka waktu sebulan misalnya. Diharapkan anak menyadari kesalahannya dan tidak mengulanginya lagi.  Karier Sukses, Keluarga pun Harmonis Karier dan keluarga harus berjalan seirama. Walaupun Anda dan pasangan bekerja, tapi tetap menomorsatukan keluarga atau anak. Bekerja bukan berarti Anda membesarkan anak seadanya.   Kalau anak-anak Anda tumbuh cerdas, berbudi pekerti baik, itu merupakan hasil didikan dari orangtuanya. Orangtua yang tetap mencurahkan perhatian dan kasih sayang kepada anak. Dengan begitu, Anda akan tenang saat bekerja. Karier pun bakal melesat, berkat dukungan dari keluarga terutama anak. Setelah menikah, kebutuhan hidup semakin banyak. Apalagi nanti jika Anda dan pasangan sudah dikaruniai anak, pastinya kian bertambah.  Untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup tersebut, istri dapat membantu sang suami bekerja. Entah itu karena gaji suami yang minim atau sudah mendapat ‘lampu hijau’ dari suami, Anda boleh bekerja.  Bila suami istri bekerja, sebagai orangtua, Anda tetap bertanggung jawab untuk mengasuh dan membesarkan buah hati. Meskipun ada pengasuh, Anda harus mencurahkan perhatian cukup untuk anak.  Jangan hanya sibuk bekerja, sampai lupa anak. Ingat, orangtua adalah guru terbaik bagi anak-anaknya. Oleh karenanya, waktu antara pekerjaan dan keluarga, terutama anak harus seimbang agar anak tetap mendapat kasih sayang dari orangtuanya.  Bagi Anda pasangan suami istri yang sama-sama bekerja, berikut tips mengasuh dan membesarkan anak:  1. Atur dan Berikan Waktu Berkualitas Anda      Tak dimungkiri, pekerjaan di kantor sudah sangat menyita perhatian Anda. Tumpukan deadline menanti setiap hari untuk diselesaikan. Namun sesibuk apapun bekerja, berikanlah waktu terbaik Anda untuk anak.  Contohnya setelah pulang kerja, duduk bersama anak sambil nonton tv, bersenda gurau di ruang keluarga, atau membantunya mengerjakan tugas sekolah. Saat hari libur, jangan ganggu waktu Anda untuk bekerja. Manfaatkan sepenuhnya untuk keluarga.  Waktu berkumpul inilah yang akan semakin mendekatkan anak dengan Anda sebagai orangtuanya. Jangan renggut kebahagiaan mereka dengan Anda lalai memperhatikannya dan malah asyik dengan dunia sendiri. Bersama orangtua merupakan salah satu kebahagiaan terbesar bagi seorang anak.  2. Jangan Berpikir Kasih Sayang Bisa Diganti Uang Jika Anda punya waktu sedikit buat anak, jangan langsung memberi yang instan. Alih-alih biar anaknya tidak menuntut waktu orangtua, Anda menuruti berbagai macam permintaan anak, seperti memberi uang jajan yang banyak, membelikan mainan, dan lainnya.  Kebiasaan tersebut akan membuat anak Anda manja. Perlu diketahui, bahwa uang tidak bisa menggantikan apapun, termasuk kasih sayang orangtua. Yang anak mau bukanlah hanya materi dari Anda, tapi perhatian dan kasih sayang yang tulus.  3. Pengasuh hanya Pendamping  Anda suami istri sibuk bekerja, solusi mengurus anak ya diserahkan ke pengasuh. Boleh-boleh saja sih, tapi jangan asal. Saat ini banyak pengasuh yang ‘manis’ di depan, tapi ‘menusuk’ dari belakang. Artinya bisa mencelakakan anak Anda.  Jadi, carilah pengasuh yang profesional dan sangat menyukai anak-anak. Agar terpercaya, Anda dapat mempekerjaan pengasuh, kenalan dari orang-orang terdekat Anda, sehingga lebih aman.  Pengasuh sejatinya hanya pendamping. Begitu Anda dan pasangan pulang bekerja atau tengah libur, langsung ambil alih pengurusan anak-anak. Tidak mau kan, anak Anda justru lebih ‘lengket’ sama pengasuh ketimbang Anda orangtuanya?  4. Ajak Komunikasi dan Jadilah Pendengar yang Baik  Anda dan pasangan memang bekerja untuk anak. Tapi bukan berarti lepas dari tanggung jawab. Saat berkumpul bersama anak, jangan cuek. Jangan sibuk dengan ponsel Anda. Ajak anak berkomunikasi. Sampaikan keinginan Anda atau sebaliknya.  Saat anak sudah mulai banyak bicara, posisikan diri sebagai pendengar. Biarkan anak mengutarakan apapun dan beri tanggapan yang baik. Termasuk jika anak meminta solusi.  Hal itu terkesan sepele, tapi percayalah bahwa dengan Anda mengajaknya berkomunikasi dan menjadi pendengar yang baik, anak akan bahagia. Hubungan Anda dan anak akan terus dekat.  5. Bersikap yang Baik dan Jadilah Teladan untuk Anak Keluarga adalah sekolah pertama si anak. Anak akan mencontoh perilaku kedua orangtuanya. Jadi beri contoh yang baik. Misalnya jangan merokok di dalam rumah, membuang sampah pada tempatnya, bicara dengan perkataan yang baik, dan lainnya.  6. Berikan Reward dan Punishment Sebagai orangtua, Anda harus bersikap tegas walaupun sibuk bekerja. Terapkan sistem penghargaan dan hukuman untuk anak. Anda dapat memberi penghargaan bila sikap anak baik, seperti memujinya bila telah melakukan perbuatan baik, mengajaknya liburan jika rapor nilai anak bagus agar terus meningkatkan atau mempertahankan prestasinya.  Begitupun sebaliknya, jika anak melakukan kesalahan, didik dengan kata-kata maaf. Bila nakal sudah melampaui batas, Anda dapat memberikan hukuman, seperti potong uang jajan, menyita ponselnya untuk jangka waktu sebulan misalnya. Diharapkan anak menyadari kesalahannya dan tidak mengulanginya lagi.  Karier Sukses, Keluarga pun Harmonis Karier dan keluarga harus berjalan seirama. Walaupun Anda dan pasangan bekerja, tapi tetap menomorsatukan keluarga atau anak. Bekerja bukan berarti Anda membesarkan anak seadanya.   Kalau anak-anak Anda tumbuh cerdas, berbudi pekerti baik, itu merupakan hasil didikan dari orangtuanya. Orangtua yang tetap mencurahkan perhatian dan kasih sayang kepada anak. Dengan begitu, Anda akan tenang saat bekerja. Karier pun bakal melesat, berkat dukungan dari keluarga terutama anak.  Tak dimungkiri, pekerjaan di kantor sudah sangat menyita perhatian Anda. Tumpukan deadline menanti setiap hari untuk diselesaikan. Namun sesibuk apapun bekerja, berikanlah waktu terbaik Anda untuk anak.  Contohnya setelah pulang kerja, duduk bersama anak sambil nonton tv, bersenda gurau di ruang keluarga, atau membantunya mengerjakan tugas sekolah. Saat hari libur, jangan ganggu waktu Anda untuk bekerja. Manfaatkan sepenuhnya untuk keluarga.  Waktu berkumpul inilah yang akan semakin mendekatkan anak dengan Anda sebagai orangtuanya. Jangan renggut kebahagiaan mereka dengan Anda lalai memperhatikannya dan malah asyik dengan dunia sendiri. Bersama orangtua merupakan salah satu kebahagiaan terbesar bagi seorang anak.  2. Jangan Berpikir Kasih Sayang Bisa Diganti Uang    Jika Anda punya waktu sedikit buat anak, jangan langsung memberi yang instan. Alih-alih biar anaknya tidak menuntut waktu orangtua, Anda menuruti berbagai macam permintaan anak, seperti memberi uang jajan yang banyak, membelikan mainan, dan lainnya.  Kebiasaan tersebut akan membuat anak Anda manja. Perlu diketahui, bahwa uang tidak bisa menggantikan apapun, termasuk kasih sayang orangtua. Yang anak mau bukanlah hanya materi dari Anda, tapi perhatian dan kasih sayang yang tulus.  3. Pengasuh hanya Pendamping  Anda suami istri sibuk bekerja, solusi mengurus anak ya diserahkan ke pengasuh. Boleh-boleh saja sih, tapi jangan asal. Saat ini banyak pengasuh yang ‘manis’ di depan, tapi ‘menusuk’ dari belakang. Artinya bisa mencelakakan anak Anda.  Jadi, carilah pengasuh yang profesional dan sangat menyukai anak-anak. Agar terpercaya, Anda dapat mempekerjaan pengasuh, kenalan dari orang-orang terdekat Anda, sehingga lebih aman.  Pengasuh sejatinya hanya pendamping. Begitu Anda dan pasangan pulang bekerja atau tengah libur, langsung ambil alih pengurusan anak-anak. Tidak mau kan, anak Anda justru lebih ‘lengket’ sama pengasuh ketimbang Anda orangtuanya?  4. Ajak Komunikasi dan Jadilah Pendengar yang Baik  Anda dan pasangan memang bekerja untuk anak. Tapi bukan berarti lepas dari tanggung jawab. Saat berkumpul bersama anak, jangan cuek. Jangan sibuk dengan ponsel Anda. Ajak anak berkomunikasi. Sampaikan keinginan Anda atau sebaliknya.  Saat anak sudah mulai banyak bicara, posisikan diri sebagai pendengar. Biarkan anak mengutarakan apapun dan beri tanggapan yang baik. Termasuk jika anak meminta solusi.  Hal itu terkesan sepele, tapi percayalah bahwa dengan Anda mengajaknya berkomunikasi dan menjadi pendengar yang baik, anak akan bahagia. Hubungan Anda dan anak akan terus dekat.  5. Bersikap yang Baik dan Jadilah Teladan untuk Anak Keluarga adalah sekolah pertama si anak. Anak akan mencontoh perilaku kedua orangtuanya. Jadi beri contoh yang baik. Misalnya jangan merokok di dalam rumah, membuang sampah pada tempatnya, bicara dengan perkataan yang baik, dan lainnya.  6. Berikan Reward dan Punishment Sebagai orangtua, Anda harus bersikap tegas walaupun sibuk bekerja. Terapkan sistem penghargaan dan hukuman untuk anak. Anda dapat memberi penghargaan bila sikap anak baik, seperti memujinya bila telah melakukan perbuatan baik, mengajaknya liburan jika rapor nilai anak bagus agar terus meningkatkan atau mempertahankan prestasinya.  Begitupun sebaliknya, jika anak melakukan kesalahan, didik dengan kata-kata maaf. Bila nakal sudah melampaui batas, Anda dapat memberikan hukuman, seperti potong uang jajan, menyita ponselnya untuk jangka waktu sebulan misalnya. Diharapkan anak menyadari kesalahannya dan tidak mengulanginya lagi.  Karier Sukses, Keluarga pun Harmonis Karier dan keluarga harus berjalan seirama. Walaupun Anda dan pasangan bekerja, tapi tetap menomorsatukan keluarga atau anak. Bekerja bukan berarti Anda membesarkan anak seadanya.   Kalau anak-anak Anda tumbuh cerdas, berbudi pekerti baik, itu merupakan hasil didikan dari orangtuanya. Orangtua yang tetap mencurahkan perhatian dan kasih sayang kepada anak. Dengan begitu, Anda akan tenang saat bekerja. Karier pun bakal melesat, berkat dukungan dari keluarga terutama anak. Jika Anda punya waktu sedikit buat anak, jangan langsung memberi yang instan. Alih-alih biar anaknya tidak menuntut waktu orangtua, Anda menuruti berbagai macam permintaan anak, seperti memberi uang jajan yang banyak, membelikan mainan, dan lainnya.  Kebiasaan tersebut akan membuat anak Anda manja. Perlu diketahui, bahwa uang tidak bisa menggantikan apapun, termasuk kasih sayang orangtua. Yang anak mau bukanlah hanya materi dari Anda, tapi perhatian dan kasih sayang yang tulus.  3. Pengasuh hanya Pendamping  Anda suami istri sibuk bekerja, solusi mengurus anak ya diserahkan ke pengasuh. Boleh-boleh saja sih, tapi jangan asal. Saat ini banyak pengasuh yang ‘manis’ di depan, tapi ‘menusuk’ dari belakang. Artinya bisa mencelakakan anak Anda.  Jadi, carilah pengasuh yang profesional dan sangat menyukai anak-anak. Agar terpercaya, Anda dapat mempekerjaan pengasuh, kenalan dari orang-orang terdekat Anda, sehingga lebih aman.  Pengasuh sejatinya hanya pendamping. Begitu Anda dan pasangan pulang bekerja atau tengah libur, langsung ambil alih pengurusan anak-anak. Tidak mau kan, anak Anda justru lebih ‘lengket’ sama pengasuh ketimbang Anda orangtuanya?  4. Ajak Komunikasi dan Jadilah Pendengar yang Baik  Setelah menikah, kebutuhan hidup semakin banyak. Apalagi nanti jika Anda dan pasangan sudah dikaruniai anak, pastinya kian bertambah.  Untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup tersebut, istri dapat membantu sang suami bekerja. Entah itu karena gaji suami yang minim atau sudah mendapat ‘lampu hijau’ dari suami, Anda boleh bekerja.  Bila suami istri bekerja, sebagai orangtua, Anda tetap bertanggung jawab untuk mengasuh dan membesarkan buah hati. Meskipun ada pengasuh, Anda harus mencurahkan perhatian cukup untuk anak.  Jangan hanya sibuk bekerja, sampai lupa anak. Ingat, orangtua adalah guru terbaik bagi anak-anaknya. Oleh karenanya, waktu antara pekerjaan dan keluarga, terutama anak harus seimbang agar anak tetap mendapat kasih sayang dari orangtuanya.  Bagi Anda pasangan suami istri yang sama-sama bekerja, berikut tips mengasuh dan membesarkan anak:  1. Atur dan Berikan Waktu Berkualitas Anda  Tak dimungkiri, pekerjaan di kantor sudah sangat menyita perhatian Anda. Tumpukan deadline menanti setiap hari untuk diselesaikan. Namun sesibuk apapun bekerja, berikanlah waktu terbaik Anda untuk anak.  Contohnya setelah pulang kerja, duduk bersama anak sambil nonton tv, bersenda gurau di ruang keluarga, atau membantunya mengerjakan tugas sekolah. Saat hari libur, jangan ganggu waktu Anda untuk bekerja. Manfaatkan sepenuhnya untuk keluarga.  Waktu berkumpul inilah yang akan semakin mendekatkan anak dengan Anda sebagai orangtuanya. Jangan renggut kebahagiaan mereka dengan Anda lalai memperhatikannya dan malah asyik dengan dunia sendiri. Bersama orangtua merupakan salah satu kebahagiaan terbesar bagi seorang anak.  2. Jangan Berpikir Kasih Sayang Bisa Diganti Uang Jika Anda punya waktu sedikit buat anak, jangan langsung memberi yang instan. Alih-alih biar anaknya tidak menuntut waktu orangtua, Anda menuruti berbagai macam permintaan anak, seperti memberi uang jajan yang banyak, membelikan mainan, dan lainnya.  Kebiasaan tersebut akan membuat anak Anda manja. Perlu diketahui, bahwa uang tidak bisa menggantikan apapun, termasuk kasih sayang orangtua. Yang anak mau bukanlah hanya materi dari Anda, tapi perhatian dan kasih sayang yang tulus.  3. Pengasuh hanya Pendamping  Anda suami istri sibuk bekerja, solusi mengurus anak ya diserahkan ke pengasuh. Boleh-boleh saja sih, tapi jangan asal. Saat ini banyak pengasuh yang ‘manis’ di depan, tapi ‘menusuk’ dari belakang. Artinya bisa mencelakakan anak Anda.  Jadi, carilah pengasuh yang profesional dan sangat menyukai anak-anak. Agar terpercaya, Anda dapat mempekerjaan pengasuh, kenalan dari orang-orang terdekat Anda, sehingga lebih aman.  Pengasuh sejatinya hanya pendamping. Begitu Anda dan pasangan pulang bekerja atau tengah libur, langsung ambil alih pengurusan anak-anak. Tidak mau kan, anak Anda justru lebih ‘lengket’ sama pengasuh ketimbang Anda orangtuanya?  4. Ajak Komunikasi dan Jadilah Pendengar yang Baik  Anda dan pasangan memang bekerja untuk anak. Tapi bukan berarti lepas dari tanggung jawab. Saat berkumpul bersama anak, jangan cuek. Jangan sibuk dengan ponsel Anda. Ajak anak berkomunikasi. Sampaikan keinginan Anda atau sebaliknya.  Saat anak sudah mulai banyak bicara, posisikan diri sebagai pendengar. Biarkan anak mengutarakan apapun dan beri tanggapan yang baik. Termasuk jika anak meminta solusi.  Hal itu terkesan sepele, tapi percayalah bahwa dengan Anda mengajaknya berkomunikasi dan menjadi pendengar yang baik, anak akan bahagia. Hubungan Anda dan anak akan terus dekat.  5. Bersikap yang Baik dan Jadilah Teladan untuk Anak Keluarga adalah sekolah pertama si anak. Anak akan mencontoh perilaku kedua orangtuanya. Jadi beri contoh yang baik. Misalnya jangan merokok di dalam rumah, membuang sampah pada tempatnya, bicara dengan perkataan yang baik, dan lainnya.  6. Berikan Reward dan Punishment Sebagai orangtua, Anda harus bersikap tegas walaupun sibuk bekerja. Terapkan sistem penghargaan dan hukuman untuk anak. Anda dapat memberi penghargaan bila sikap anak baik, seperti memujinya bila telah melakukan perbuatan baik, mengajaknya liburan jika rapor nilai anak bagus agar terus meningkatkan atau mempertahankan prestasinya.  Begitupun sebaliknya, jika anak melakukan kesalahan, didik dengan kata-kata maaf. Bila nakal sudah melampaui batas, Anda dapat memberikan hukuman, seperti potong uang jajan, menyita ponselnya untuk jangka waktu sebulan misalnya. Diharapkan anak menyadari kesalahannya dan tidak mengulanginya lagi.  Karier Sukses, Keluarga pun Harmonis Karier dan keluarga harus berjalan seirama. Walaupun Anda dan pasangan bekerja, tapi tetap menomorsatukan keluarga atau anak. Bekerja bukan berarti Anda membesarkan anak seadanya.   Kalau anak-anak Anda tumbuh cerdas, berbudi pekerti baik, itu merupakan hasil didikan dari orangtuanya. Orangtua yang tetap mencurahkan perhatian dan kasih sayang kepada anak. Dengan begitu, Anda akan tenang saat bekerja. Karier pun bakal melesat, berkat dukungan dari keluarga terutama anak. Setelah menikah, kebutuhan hidup semakin banyak. Apalagi nanti jika Anda dan pasangan sudah dikaruniai anak, pastinya kian bertambah.  Untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup tersebut, istri dapat membantu sang suami bekerja. Entah itu karena gaji suami yang minim atau sudah mendapat ‘lampu hijau’ dari suami, Anda boleh bekerja.  Bila suami istri bekerja, sebagai orangtua, Anda tetap bertanggung jawab untuk mengasuh dan membesarkan buah hati. Meskipun ada pengasuh, Anda harus mencurahkan perhatian cukup untuk anak.  Jangan hanya sibuk bekerja, sampai lupa anak. Ingat, orangtua adalah guru terbaik bagi anak-anaknya. Oleh karenanya, waktu antara pekerjaan dan keluarga, terutama anak harus seimbang agar anak tetap mendapat kasih sayang dari orangtuanya.  Bagi Anda pasangan suami istri yang sama-sama bekerja, berikut tips mengasuh dan membesarkan anak:  1. Atur dan Berikan Waktu Berkualitas Anda  Setelah menikah, kebutuhan hidup semakin banyak. Apalagi nanti jika Anda dan pasangan sudah dikaruniai anak, pastinya kian bertambah.  Untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup tersebut, istri dapat membantu sang suami bekerja. Entah itu karena gaji suami yang minim atau sudah mendapat ‘lampu hijau’ dari suami, Anda boleh bekerja.  Bila suami istri bekerja, sebagai orangtua, Anda tetap bertanggung jawab untuk mengasuh dan membesarkan buah hati. Meskipun ada pengasuh, Anda harus mencurahkan perhatian cukup untuk anak.  Jangan hanya sibuk bekerja, sampai lupa anak. Ingat, orangtua adalah guru terbaik bagi anak-anaknya. Oleh karenanya, waktu antara pekerjaan dan keluarga, terutama anak harus seimbang agar anak tetap mendapat kasih sayang dari orangtuanya.  Bagi Anda pasangan suami istri yang sama-sama bekerja, berikut tips mengasuh dan membesarkan anak:  1. Atur dan Berikan Waktu Berkualitas Anda  Tak dimungkiri, pekerjaan di kantor sudah sangat menyita perhatian Anda. Tumpukan deadline menanti setiap hari untuk diselesaikan. Namun sesibuk apapun bekerja, berikanlah waktu terbaik Anda untuk anak.  Contohnya setelah pulang kerja, duduk bersama anak sambil nonton tv, bersenda gurau di ruang keluarga, atau membantunya mengerjakan tugas sekolah. Saat hari libur, jangan ganggu waktu Anda untuk bekerja. Manfaatkan sepenuhnya untuk keluarga.  Waktu berkumpul inilah yang akan semakin mendekatkan anak dengan Anda sebagai orangtuanya. Jangan renggut kebahagiaan mereka dengan Anda lalai memperhatikannya dan malah asyik dengan dunia sendiri. Bersama orangtua merupakan salah satu kebahagiaan terbesar bagi seorang anak.  2. Jangan Berpikir Kasih Sayang Bisa Diganti Uang Jika Anda punya waktu sedikit buat anak, jangan langsung memberi yang instan. Alih-alih biar anaknya tidak menuntut waktu orangtua, Anda menuruti berbagai macam permintaan anak, seperti memberi uang jajan yang banyak, membelikan mainan, dan lainnya.  Kebiasaan tersebut akan membuat anak Anda manja. Perlu diketahui, bahwa uang tidak bisa menggantikan apapun, termasuk kasih sayang orangtua. Yang anak mau bukanlah hanya materi dari Anda, tapi perhatian dan kasih sayang yang tulus.  3. Pengasuh hanya Pendamping  Anda suami istri sibuk bekerja, solusi mengurus anak ya diserahkan ke pengasuh. Boleh-boleh saja sih, tapi jangan asal. Saat ini banyak pengasuh yang ‘manis’ di depan, tapi ‘menusuk’ dari belakang. Artinya bisa mencelakakan anak Anda.  Jadi, carilah pengasuh yang profesional dan sangat menyukai anak-anak. Agar terpercaya, Anda dapat mempekerjaan pengasuh, kenalan dari orang-orang terdekat Anda, sehingga lebih aman.  Pengasuh sejatinya hanya pendamping. Begitu Anda dan pasangan pulang bekerja atau tengah libur, langsung ambil alih pengurusan anak-anak. Tidak mau kan, anak Anda justru lebih ‘lengket’ sama pengasuh ketimbang Anda orangtuanya?  4. Ajak Komunikasi dan Jadilah Pendengar yang Baik  Anda dan pasangan memang bekerja untuk anak. Tapi bukan berarti lepas dari tanggung jawab. Saat berkumpul bersama anak, jangan cuek. Jangan sibuk dengan ponsel Anda. Ajak anak berkomunikasi. Sampaikan keinginan Anda atau sebaliknya.  Saat anak sudah mulai banyak bicara, posisikan diri sebagai pendengar. Biarkan anak mengutarakan apapun dan beri tanggapan yang baik. Termasuk jika anak meminta solusi.  Hal itu terkesan sepele, tapi percayalah bahwa dengan Anda mengajaknya berkomunikasi dan menjadi pendengar yang baik, anak akan bahagia. Hubungan Anda dan anak akan terus dekat.  5. Bersikap yang Baik dan Jadilah Teladan untuk Anak Keluarga adalah sekolah pertama si anak. Anak akan mencontoh perilaku kedua orangtuanya. Jadi beri contoh yang baik. Misalnya jangan merokok di dalam rumah, membuang sampah pada tempatnya, bicara dengan perkataan yang baik, dan lainnya.  6. Berikan Reward dan Punishment Sebagai orangtua, Anda harus bersikap tegas walaupun sibuk bekerja. Terapkan sistem penghargaan dan hukuman untuk anak. Anda dapat memberi penghargaan bila sikap anak baik, seperti memujinya bila telah melakukan perbuatan baik, mengajaknya liburan jika rapor nilai anak bagus agar terus meningkatkan atau mempertahankan prestasinya.  Begitupun sebaliknya, jika anak melakukan kesalahan, didik dengan kata-kata maaf. Bila nakal sudah melampaui batas, Anda dapat memberikan hukuman, seperti potong uang jajan, menyita ponselnya untuk jangka waktu sebulan misalnya. Diharapkan anak menyadari kesalahannya dan tidak mengulanginya lagi.  Karier Sukses, Keluarga pun Harmonis Karier dan keluarga harus berjalan seirama. Walaupun Anda dan pasangan bekerja, tapi tetap menomorsatukan keluarga atau anak. Bekerja bukan berarti Anda membesarkan anak seadanya.   Kalau anak-anak Anda tumbuh cerdas, berbudi pekerti baik, itu merupakan hasil didikan dari orangtuanya. Orangtua yang tetap mencurahkan perhatian dan kasih sayang kepada anak. Dengan begitu, Anda akan tenang saat bekerja. Karier pun bakal melesat, berkat dukungan dari keluarga terutama anak. Setelah menikah, kebutuhan hidup semakin banyak. Apalagi nanti jika Anda dan pasangan sudah dikaruniai anak, pastinya kian bertambah.  Untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup tersebut, istri dapat membantu sang suami bekerja. Entah itu karena gaji suami yang minim atau sudah mendapat ‘lampu hijau’ dari suami, Anda boleh bekerja.  Bila suami istri bekerja, sebagai orangtua, Anda tetap bertanggung jawab untuk mengasuh dan membesarkan buah hati. Meskipun ada pengasuh, Anda harus mencurahkan perhatian cukup untuk anak.  Jangan hanya sibuk bekerja, sampai lupa anak. Ingat, orangtua adalah guru terbaik bagi anak-anaknya. Oleh karenanya, waktu antara pekerjaan dan keluarga, terutama anak harus seimbang agar anak tetap mendapat kasih sayang dari orangtuanya.  Bagi Anda pasangan suami istri yang sama-sama bekerja, berikut tips mengasuh dan membesarkan anak:  1. Atur dan Berikan Waktu Berkualitas Anda      Tak dimungkiri, pekerjaan di kantor sudah sangat menyita perhatian Anda. Tumpukan deadline menanti setiap hari untuk diselesaikan. Namun sesibuk apapun bekerja, berikanlah waktu terbaik Anda untuk anak.  Contohnya setelah pulang kerja, duduk bersama anak sambil nonton tv, bersenda gurau di ruang keluarga, atau membantunya mengerjakan tugas sekolah. Saat hari libur, jangan ganggu waktu Anda untuk bekerja. Manfaatkan sepenuhnya untuk keluarga.  Waktu berkumpul inilah yang akan semakin mendekatkan anak dengan Anda sebagai orangtuanya. Jangan renggut kebahagiaan mereka dengan Anda lalai memperhatikannya dan malah asyik dengan dunia sendiri. Bersama orangtua merupakan salah satu kebahagiaan terbesar bagi seorang anak.  2. Jangan Berpikir Kasih Sayang Bisa Diganti Uang Jika Anda punya waktu sedikit buat anak, jangan langsung memberi yang instan. Alih-alih biar anaknya tidak menuntut waktu orangtua, Anda menuruti berbagai macam permintaan anak, seperti memberi uang jajan yang banyak, membelikan mainan, dan lainnya.  Kebiasaan tersebut akan membuat anak Anda manja. Perlu diketahui, bahwa uang tidak bisa menggantikan apapun, termasuk kasih sayang orangtua. Yang anak mau bukanlah hanya materi dari Anda, tapi perhatian dan kasih sayang yang tulus.  3. Pengasuh hanya Pendamping  Anda suami istri sibuk bekerja, solusi mengurus anak ya diserahkan ke pengasuh. Boleh-boleh saja sih, tapi jangan asal. Saat ini banyak pengasuh yang ‘manis’ di depan, tapi ‘menusuk’ dari belakang. Artinya bisa mencelakakan anak Anda.  Jadi, carilah pengasuh yang profesional dan sangat menyukai anak-anak. Agar terpercaya, Anda dapat mempekerjaan pengasuh, kenalan dari orang-orang terdekat Anda, sehingga lebih aman.  Pengasuh sejatinya hanya pendamping. Begitu Anda dan pasangan pulang bekerja atau tengah libur, langsung ambil alih pengurusan anak-anak. Tidak mau kan, anak Anda justru lebih ‘lengket’ sama pengasuh ketimbang Anda orangtuanya?  4. Ajak Komunikasi dan Jadilah Pendengar yang Baik  Anda dan pasangan memang bekerja untuk anak. Tapi bukan berarti lepas dari tanggung jawab. Saat berkumpul bersama anak, jangan cuek. Jangan sibuk dengan ponsel Anda. Ajak anak berkomunikasi. Sampaikan keinginan Anda atau sebaliknya.  Saat anak sudah mulai banyak bicara, posisikan diri sebagai pendengar. Biarkan anak mengutarakan apapun dan beri tanggapan yang baik. Termasuk jika anak meminta solusi.  Hal itu terkesan sepele, tapi percayalah bahwa dengan Anda mengajaknya berkomunikasi dan menjadi pendengar yang baik, anak akan bahagia. Hubungan Anda dan anak akan terus dekat.  5. Bersikap yang Baik dan Jadilah Teladan untuk Anak Keluarga adalah sekolah pertama si anak. Anak akan mencontoh perilaku kedua orangtuanya. Jadi beri contoh yang baik. Misalnya jangan merokok di dalam rumah, membuang sampah pada tempatnya, bicara dengan perkataan yang baik, dan lainnya.  6. Berikan Reward dan Punishment Sebagai orangtua, Anda harus bersikap tegas walaupun sibuk bekerja. Terapkan sistem penghargaan dan hukuman untuk anak. Anda dapat memberi penghargaan bila sikap anak baik, seperti memujinya bila telah melakukan perbuatan baik, mengajaknya liburan jika rapor nilai anak bagus agar terus meningkatkan atau mempertahankan prestasinya.  Begitupun sebaliknya, jika anak melakukan kesalahan, didik dengan kata-kata maaf. Bila nakal sudah melampaui batas, Anda dapat memberikan hukuman, seperti potong uang jajan, menyita ponselnya untuk jangka waktu sebulan misalnya. Diharapkan anak menyadari kesalahannya dan tidak mengulanginya lagi.  Karier Sukses, Keluarga pun Harmonis Karier dan keluarga harus berjalan seirama. Walaupun Anda dan pasangan bekerja, tapi tetap menomorsatukan keluarga atau anak. Bekerja bukan berarti Anda membesarkan anak seadanya.   Kalau anak-anak Anda tumbuh cerdas, berbudi pekerti baik, itu merupakan hasil didikan dari orangtuanya. Orangtua yang tetap mencurahkan perhatian dan kasih sayang kepada anak. Dengan begitu, Anda akan tenang saat bekerja. Karier pun bakal melesat, berkat dukungan dari keluarga terutama anak.  Tak dimungkiri, pekerjaan di kantor sudah sangat menyita perhatian Anda. Tumpukan deadline menanti setiap hari untuk diselesaikan. Namun sesibuk apapun bekerja, berikanlah waktu terbaik Anda untuk anak.  Contohnya setelah pulang kerja, duduk bersama anak sambil nonton tv, bersenda gurau di ruang keluarga, atau membantunya mengerjakan tugas sekolah. Saat hari libur, jangan ganggu waktu Anda untuk bekerja. Manfaatkan sepenuhnya untuk keluarga.  Waktu berkumpul inilah yang akan semakin mendekatkan anak dengan Anda sebagai orangtuanya. Jangan renggut kebahagiaan mereka dengan Anda lalai memperhatikannya dan malah asyik dengan dunia sendiri. Bersama orangtua merupakan salah satu kebahagiaan terbesar bagi seorang anak.  2. Jangan Berpikir Kasih Sayang Bisa Diganti Uang    Jika Anda punya waktu sedikit buat anak, jangan langsung memberi yang instan. Alih-alih biar anaknya tidak menuntut waktu orangtua, Anda menuruti berbagai macam permintaan anak, seperti memberi uang jajan yang banyak, membelikan mainan, dan lainnya.  Kebiasaan tersebut akan membuat anak Anda manja. Perlu diketahui, bahwa uang tidak bisa menggantikan apapun, termasuk kasih sayang orangtua. Yang anak mau bukanlah hanya materi dari Anda, tapi perhatian dan kasih sayang yang tulus.  3. Pengasuh hanya Pendamping  Anda suami istri sibuk bekerja, solusi mengurus anak ya diserahkan ke pengasuh. Boleh-boleh saja sih, tapi jangan asal. Saat ini banyak pengasuh yang ‘manis’ di depan, tapi ‘menusuk’ dari belakang. Artinya bisa mencelakakan anak Anda.  Jadi, carilah pengasuh yang profesional dan sangat menyukai anak-anak. Agar terpercaya, Anda dapat mempekerjaan pengasuh, kenalan dari orang-orang terdekat Anda, sehingga lebih aman.  Pengasuh sejatinya hanya pendamping. Begitu Anda dan pasangan pulang bekerja atau tengah libur, langsung ambil alih pengurusan anak-anak. Tidak mau kan, anak Anda justru lebih ‘lengket’ sama pengasuh ketimbang Anda orangtuanya?  4. Ajak Komunikasi dan Jadilah Pendengar yang Baik  Anda dan pasangan memang bekerja untuk anak. Tapi bukan berarti lepas dari tanggung jawab. Saat berkumpul bersama anak, jangan cuek. Jangan sibuk dengan ponsel Anda. Ajak anak berkomunikasi. Sampaikan keinginan Anda atau sebaliknya.  Saat anak sudah mulai banyak bicara, posisikan diri sebagai pendengar. Biarkan anak mengutarakan apapun dan beri tanggapan yang baik. Termasuk jika anak meminta solusi.  Hal itu terkesan sepele, tapi percayalah bahwa dengan Anda mengajaknya berkomunikasi dan menjadi pendengar yang baik, anak akan bahagia. Hubungan Anda dan anak akan terus dekat.  5. Bersikap yang Baik dan Jadilah Teladan untuk Anak Keluarga adalah sekolah pertama si anak. Anak akan mencontoh perilaku kedua orangtuanya. Jadi beri contoh yang baik. Misalnya jangan merokok di dalam rumah, membuang sampah pada tempatnya, bicara dengan perkataan yang baik, dan lainnya.  6. Berikan Reward dan Punishment Sebagai orangtua, Anda harus bersikap tegas walaupun sibuk bekerja. Terapkan sistem penghargaan dan hukuman untuk anak. Anda dapat memberi penghargaan bila sikap anak baik, seperti memujinya bila telah melakukan perbuatan baik, mengajaknya liburan jika rapor nilai anak bagus agar terus meningkatkan atau mempertahankan prestasinya.  Begitupun sebaliknya, jika anak melakukan kesalahan, didik dengan kata-kata maaf. Bila nakal sudah melampaui batas, Anda dapat memberikan hukuman, seperti potong uang jajan, menyita ponselnya untuk jangka waktu sebulan misalnya. Diharapkan anak menyadari kesalahannya dan tidak mengulanginya lagi.  Karier Sukses, Keluarga pun Harmonis Karier dan keluarga harus berjalan seirama. Walaupun Anda dan pasangan bekerja, tapi tetap menomorsatukan keluarga atau anak. Bekerja bukan berarti Anda membesarkan anak seadanya.   Kalau anak-anak Anda tumbuh cerdas, berbudi pekerti baik, itu merupakan hasil didikan dari orangtuanya. Orangtua yang tetap mencurahkan perhatian dan kasih sayang kepada anak. Dengan begitu, Anda akan tenang saat bekerja. Karier pun bakal melesat, berkat dukungan dari keluarga terutama anak.  Anda dan pasangan memang bekerja untuk anak. Tapi bukan berarti lepas dari tanggung jawab. Saat berkumpul bersama anak, jangan cuek. Jangan sibuk dengan ponsel Anda. Ajak anak berkomunikasi. Sampaikan keinginan Anda atau sebaliknya.  Saat anak sudah mulai banyak bicara, posisikan diri sebagai pendengar. Biarkan anak mengutarakan apapun dan beri tanggapan yang baik. Termasuk jika anak meminta solusi.  Hal itu terkesan sepele, tapi percayalah bahwa dengan Anda mengajaknya berkomunikasi dan menjadi pendengar yang baik, anak akan bahagia. Hubungan Anda dan anak akan terus dekat.  5. Bersikap yang Baik dan Jadilah Teladan untuk Anak Keluarga adalah sekolah pertama si anak. Anak akan mencontoh perilaku kedua orangtuanya. Jadi beri contoh yang baik. Misalnya jangan merokok di dalam rumah, membuang sampah pada tempatnya, bicara dengan perkataan yang baik, dan lainnya.  6. Berikan Reward dan Punishment    Sebagai orangtua, Anda harus bersikap tegas walaupun sibuk bekerja. Terapkan sistem penghargaan dan hukuman untuk anak. Anda dapat memberi penghargaan bila sikap anak baik, seperti memujinya bila telah melakukan perbuatan baik, mengajaknya liburan jika rapor nilai anak bagus agar terus meningkatkan atau mempertahankan prestasinya.  Begitupun sebaliknya, jika anak melakukan kesalahan, didik dengan kata-kata maaf. Bila nakal sudah melampaui batas, Anda dapat memberikan hukuman, seperti potong uang jajan, menyita ponselnya untuk jangka waktu sebulan misalnya. Diharapkan anak menyadari kesalahannya dan tidak mengulanginya lagi.  Karier Sukses, Keluarga pun Harmonis Karier dan keluarga harus berjalan seirama. Walaupun Anda dan pasangan bekerja, tapi tetap menomorsatukan keluarga atau anak. Bekerja bukan berarti Anda membesarkan anak seadanya.   Kalau anak-anak Anda tumbuh cerdas, berbudi pekerti baik, itu merupakan hasil didikan dari orangtuanya. Orangtua yang tetap mencurahkan perhatian dan kasih sayang kepada anak. Dengan begitu, Anda akan tenang saat bekerja. Karier pun bakal melesat, berkat dukungan dari keluarga terutama anak.

Sebagai orangtua, Anda harus bersikap tegas walaupun sibuk bekerja. Terapkan sistem penghargaan dan hukuman untuk anak. Anda dapat memberi penghargaan bila sikap anak baik, seperti memujinya bila telah melakukan perbuatan baik, mengajaknya liburan jika rapor nilai anak bagus agar terus meningkatkan atau mempertahankan prestasinya.

Begitupun sebaliknya, jika anak melakukan kesalahan, didik dengan kata-kata maaf. Bila nakal sudah melampaui batas, Anda dapat memberikan hukuman, seperti potong uang jajan, menyita ponselnya untuk jangka waktu sebulan misalnya. Diharapkan anak menyadari kesalahannya dan tidak mengulanginya lagi.

Karier Sukses, Keluarga pun Harmonis

Karier dan keluarga harus berjalan seirama. Walaupun Anda dan pasangan bekerja, tapi tetap menomorsatukan keluarga atau anak. Bekerja bukan berarti Anda membesarkan anak seadanya.

Kalau anak-anak Anda tumbuh cerdas, berbudi pekerti baik, itu merupakan hasil didikan dari orangtuanya. Orangtua yang tetap mencurahkan perhatian dan kasih sayang kepada anak. Dengan begitu, Anda akan tenang saat bekerja. Karier pun bakal melesat, berkat dukungan dari keluarga terutama anak.

Setelah menikah, kebutuhan hidup semakin banyak. Apalagi nanti jika Anda dan pasangan sudah dikaruniai anak, pastinya kian bertambah.  Untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup tersebut, istri dapat membantu sang suami bekerja. Entah itu karena gaji suami yang minim atau sudah mendapat ‘lampu hijau’ dari suami, Anda boleh bekerja.  Bila suami istri bekerja, sebagai orangtua, Anda tetap bertanggung jawab untuk mengasuh dan membesarkan buah hati. Meskipun ada pengasuh, Anda harus mencurahkan perhatian cukup untuk anak.  Jangan hanya sibuk bekerja, sampai lupa anak. Ingat, orangtua adalah guru terbaik bagi anak-anaknya. Oleh karenanya, waktu antara pekerjaan dan keluarga, terutama anak harus seimbang agar anak tetap mendapat kasih sayang dari orangtuanya.  Bagi Anda pasangan suami istri yang sama-sama bekerja, berikut tips mengasuh dan membesarkan anak:  1. Atur dan Berikan Waktu Berkualitas Anda  Tak dimungkiri, pekerjaan di kantor sudah sangat menyita perhatian Anda. Tumpukan deadline menanti setiap hari untuk diselesaikan. Namun sesibuk apapun bekerja, berikanlah waktu terbaik Anda untuk anak.  Contohnya setelah pulang kerja, duduk bersama anak sambil nonton tv, bersenda gurau di ruang keluarga, atau membantunya mengerjakan tugas sekolah. Saat hari libur, jangan ganggu waktu Anda untuk bekerja. Manfaatkan sepenuhnya untuk keluarga.  Waktu berkumpul inilah yang akan semakin mendekatkan anak dengan Anda sebagai orangtuanya. Jangan renggut kebahagiaan mereka dengan Anda lalai memperhatikannya dan malah asyik dengan dunia sendiri. Bersama orangtua merupakan salah satu kebahagiaan terbesar bagi seorang anak.  2. Jangan Berpikir Kasih Sayang Bisa Diganti Uang Jika Anda punya waktu sedikit buat anak, jangan langsung memberi yang instan. Alih-alih biar anaknya tidak menuntut waktu orangtua, Anda menuruti berbagai macam permintaan anak, seperti memberi uang jajan yang banyak, membelikan mainan, dan lainnya.  Kebiasaan tersebut akan membuat anak Anda manja. Perlu diketahui, bahwa uang tidak bisa menggantikan apapun, termasuk kasih sayang orangtua. Yang anak mau bukanlah hanya materi dari Anda, tapi perhatian dan kasih sayang yang tulus.  3. Pengasuh hanya Pendamping  Anda suami istri sibuk bekerja, solusi mengurus anak ya diserahkan ke pengasuh. Boleh-boleh saja sih, tapi jangan asal. Saat ini banyak pengasuh yang ‘manis’ di depan, tapi ‘menusuk’ dari belakang. Artinya bisa mencelakakan anak Anda.  Jadi, carilah pengasuh yang profesional dan sangat menyukai anak-anak. Agar terpercaya, Anda dapat mempekerjaan pengasuh, kenalan dari orang-orang terdekat Anda, sehingga lebih aman.  Pengasuh sejatinya hanya pendamping. Begitu Anda dan pasangan pulang bekerja atau tengah libur, langsung ambil alih pengurusan anak-anak. Tidak mau kan, anak Anda justru lebih ‘lengket’ sama pengasuh ketimbang Anda orangtuanya?  4. Ajak Komunikasi dan Jadilah Pendengar yang Baik  Anda dan pasangan memang bekerja untuk anak. Tapi bukan berarti lepas dari tanggung jawab. Saat berkumpul bersama anak, jangan cuek. Jangan sibuk dengan ponsel Anda. Ajak anak berkomunikasi. Sampaikan keinginan Anda atau sebaliknya.  Saat anak sudah mulai banyak bicara, posisikan diri sebagai pendengar. Biarkan anak mengutarakan apapun dan beri tanggapan yang baik. Termasuk jika anak meminta solusi.  Hal itu terkesan sepele, tapi percayalah bahwa dengan Anda mengajaknya berkomunikasi dan menjadi pendengar yang baik, anak akan bahagia. Hubungan Anda dan anak akan terus dekat.  5. Bersikap yang Baik dan Jadilah Teladan untuk Anak Keluarga adalah sekolah pertama si anak. Anak akan mencontoh perilaku kedua orangtuanya. Jadi beri contoh yang baik. Misalnya jangan merokok di dalam rumah, membuang sampah pada tempatnya, bicara dengan perkataan yang baik, dan lainnya.  6. Berikan Reward dan Punishment Sebagai orangtua, Anda harus bersikap tegas walaupun sibuk bekerja. Terapkan sistem penghargaan dan hukuman untuk anak. Anda dapat memberi penghargaan bila sikap anak baik, seperti memujinya bila telah melakukan perbuatan baik, mengajaknya liburan jika rapor nilai anak bagus agar terus meningkatkan atau mempertahankan prestasinya.  Begitupun sebaliknya, jika anak melakukan kesalahan, didik dengan kata-kata maaf. Bila nakal sudah melampaui batas, Anda dapat memberikan hukuman, seperti potong uang jajan, menyita ponselnya untuk jangka waktu sebulan misalnya. Diharapkan anak menyadari kesalahannya dan tidak mengulanginya lagi.  Karier Sukses, Keluarga pun Harmonis Karier dan keluarga harus berjalan seirama. Walaupun Anda dan pasangan bekerja, tapi tetap menomorsatukan keluarga atau anak. Bekerja bukan berarti Anda membesarkan anak seadanya.   Kalau anak-anak Anda tumbuh cerdas, berbudi pekerti baik, itu merupakan hasil didikan dari orangtuanya. Orangtua yang tetap mencurahkan perhatian dan kasih sayang kepada anak. Dengan begitu, Anda akan tenang saat bekerja. Karier pun bakal melesat, berkat dukungan dari keluarga terutama anak. Setelah menikah, kebutuhan hidup semakin banyak. Apalagi nanti jika Anda dan pasangan sudah dikaruniai anak, pastinya kian bertambah.  Untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup tersebut, istri dapat membantu sang suami bekerja. Entah itu karena gaji suami yang minim atau sudah mendapat ‘lampu hijau’ dari suami, Anda boleh bekerja.  Bila suami istri bekerja, sebagai orangtua, Anda tetap bertanggung jawab untuk mengasuh dan membesarkan buah hati. Meskipun ada pengasuh, Anda harus mencurahkan perhatian cukup untuk anak.  Suami Istri yang Bekerja? Begini Cara Terbaik Mengurus dan Mendidik Anak  Jangan hanya sibuk bekerja, sampai lupa anak. Ingat, orangtua adalah guru terbaik bagi anak-anaknya. Oleh karenanya, waktu antara pekerjaan dan keluarga, terutama anak harus seimbang agar anak tetap mendapat kasih sayang dari orangtuanya.  Bagi Anda pasangan suami istri yang sama-sama bekerja, berikut tips mengasuh dan membesarkan anak:  1. Atur dan Berikan Waktu Berkualitas Anda  Setelah menikah, kebutuhan hidup semakin banyak. Apalagi nanti jika Anda dan pasangan sudah dikaruniai anak, pastinya kian bertambah.  Untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup tersebut, istri dapat membantu sang suami bekerja. Entah itu karena gaji suami yang minim atau sudah mendapat ‘lampu hijau’ dari suami, Anda boleh bekerja.  Bila suami istri bekerja, sebagai orangtua, Anda tetap bertanggung jawab untuk mengasuh dan membesarkan buah hati. Meskipun ada pengasuh, Anda harus mencurahkan perhatian cukup untuk anak.  Jangan hanya sibuk bekerja, sampai lupa anak. Ingat, orangtua adalah guru terbaik bagi anak-anaknya. Oleh karenanya, waktu antara pekerjaan dan keluarga, terutama anak harus seimbang agar anak tetap mendapat kasih sayang dari orangtuanya.  Bagi Anda pasangan suami istri yang sama-sama bekerja, berikut tips mengasuh dan membesarkan anak:  1. Atur dan Berikan Waktu Berkualitas Anda  Tak dimungkiri, pekerjaan di kantor sudah sangat menyita perhatian Anda. Tumpukan deadline menanti setiap hari untuk diselesaikan. Namun sesibuk apapun bekerja, berikanlah waktu terbaik Anda untuk anak.  Contohnya setelah pulang kerja, duduk bersama anak sambil nonton tv, bersenda gurau di ruang keluarga, atau membantunya mengerjakan tugas sekolah. Saat hari libur, jangan ganggu waktu Anda untuk bekerja. Manfaatkan sepenuhnya untuk keluarga.  Waktu berkumpul inilah yang akan semakin mendekatkan anak dengan Anda sebagai orangtuanya. Jangan renggut kebahagiaan mereka dengan Anda lalai memperhatikannya dan malah asyik dengan dunia sendiri. Bersama orangtua merupakan salah satu kebahagiaan terbesar bagi seorang anak.  2. Jangan Berpikir Kasih Sayang Bisa Diganti Uang Jika Anda punya waktu sedikit buat anak, jangan langsung memberi yang instan. Alih-alih biar anaknya tidak menuntut waktu orangtua, Anda menuruti berbagai macam permintaan anak, seperti memberi uang jajan yang banyak, membelikan mainan, dan lainnya.  Kebiasaan tersebut akan membuat anak Anda manja. Perlu diketahui, bahwa uang tidak bisa menggantikan apapun, termasuk kasih sayang orangtua. Yang anak mau bukanlah hanya materi dari Anda, tapi perhatian dan kasih sayang yang tulus.  3. Pengasuh hanya Pendamping  Anda suami istri sibuk bekerja, solusi mengurus anak ya diserahkan ke pengasuh. Boleh-boleh saja sih, tapi jangan asal. Saat ini banyak pengasuh yang ‘manis’ di depan, tapi ‘menusuk’ dari belakang. Artinya bisa mencelakakan anak Anda.  Jadi, carilah pengasuh yang profesional dan sangat menyukai anak-anak. Agar terpercaya, Anda dapat mempekerjaan pengasuh, kenalan dari orang-orang terdekat Anda, sehingga lebih aman.  Pengasuh sejatinya hanya pendamping. Begitu Anda dan pasangan pulang bekerja atau tengah libur, langsung ambil alih pengurusan anak-anak. Tidak mau kan, anak Anda justru lebih ‘lengket’ sama pengasuh ketimbang Anda orangtuanya?  4. Ajak Komunikasi dan Jadilah Pendengar yang Baik  Anda dan pasangan memang bekerja untuk anak. Tapi bukan berarti lepas dari tanggung jawab. Saat berkumpul bersama anak, jangan cuek. Jangan sibuk dengan ponsel Anda. Ajak anak berkomunikasi. Sampaikan keinginan Anda atau sebaliknya.  Saat anak sudah mulai banyak bicara, posisikan diri sebagai pendengar. Biarkan anak mengutarakan apapun dan beri tanggapan yang baik. Termasuk jika anak meminta solusi.  Hal itu terkesan sepele, tapi percayalah bahwa dengan Anda mengajaknya berkomunikasi dan menjadi pendengar yang baik, anak akan bahagia. Hubungan Anda dan anak akan terus dekat.  5. Bersikap yang Baik dan Jadilah Teladan untuk Anak Keluarga adalah sekolah pertama si anak. Anak akan mencontoh perilaku kedua orangtuanya. Jadi beri contoh yang baik. Misalnya jangan merokok di dalam rumah, membuang sampah pada tempatnya, bicara dengan perkataan yang baik, dan lainnya.  6. Berikan Reward dan Punishment Sebagai orangtua, Anda harus bersikap tegas walaupun sibuk bekerja. Terapkan sistem penghargaan dan hukuman untuk anak. Anda dapat memberi penghargaan bila sikap anak baik, seperti memujinya bila telah melakukan perbuatan baik, mengajaknya liburan jika rapor nilai anak bagus agar terus meningkatkan atau mempertahankan prestasinya.  Begitupun sebaliknya, jika anak melakukan kesalahan, didik dengan kata-kata maaf. Bila nakal sudah melampaui batas, Anda dapat memberikan hukuman, seperti potong uang jajan, menyita ponselnya untuk jangka waktu sebulan misalnya. Diharapkan anak menyadari kesalahannya dan tidak mengulanginya lagi.  Karier Sukses, Keluarga pun Harmonis Karier dan keluarga harus berjalan seirama. Walaupun Anda dan pasangan bekerja, tapi tetap menomorsatukan keluarga atau anak. Bekerja bukan berarti Anda membesarkan anak seadanya.   Kalau anak-anak Anda tumbuh cerdas, berbudi pekerti baik, itu merupakan hasil didikan dari orangtuanya. Orangtua yang tetap mencurahkan perhatian dan kasih sayang kepada anak. Dengan begitu, Anda akan tenang saat bekerja. Karier pun bakal melesat, berkat dukungan dari keluarga terutama anak. Setelah menikah, kebutuhan hidup semakin banyak. Apalagi nanti jika Anda dan pasangan sudah dikaruniai anak, pastinya kian bertambah.  Untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup tersebut, istri dapat membantu sang suami bekerja. Entah itu karena gaji suami yang minim atau sudah mendapat ‘lampu hijau’ dari suami, Anda boleh bekerja.  Bila suami istri bekerja, sebagai orangtua, Anda tetap bertanggung jawab untuk mengasuh dan membesarkan buah hati. Meskipun ada pengasuh, Anda harus mencurahkan perhatian cukup untuk anak.  Jangan hanya sibuk bekerja, sampai lupa anak. Ingat, orangtua adalah guru terbaik bagi anak-anaknya. Oleh karenanya, waktu antara pekerjaan dan keluarga, terutama anak harus seimbang agar anak tetap mendapat kasih sayang dari orangtuanya.  Bagi Anda pasangan suami istri yang sama-sama bekerja, berikut tips mengasuh dan membesarkan anak:  1. Atur dan Berikan Waktu Berkualitas Anda      Tak dimungkiri, pekerjaan di kantor sudah sangat menyita perhatian Anda. Tumpukan deadline menanti setiap hari untuk diselesaikan. Namun sesibuk apapun bekerja, berikanlah waktu terbaik Anda untuk anak.  Contohnya setelah pulang kerja, duduk bersama anak sambil nonton tv, bersenda gurau di ruang keluarga, atau membantunya mengerjakan tugas sekolah. Saat hari libur, jangan ganggu waktu Anda untuk bekerja. Manfaatkan sepenuhnya untuk keluarga.  Waktu berkumpul inilah yang akan semakin mendekatkan anak dengan Anda sebagai orangtuanya. Jangan renggut kebahagiaan mereka dengan Anda lalai memperhatikannya dan malah asyik dengan dunia sendiri. Bersama orangtua merupakan salah satu kebahagiaan terbesar bagi seorang anak.  2. Jangan Berpikir Kasih Sayang Bisa Diganti Uang Jika Anda punya waktu sedikit buat anak, jangan langsung memberi yang instan. Alih-alih biar anaknya tidak menuntut waktu orangtua, Anda menuruti berbagai macam permintaan anak, seperti memberi uang jajan yang banyak, membelikan mainan, dan lainnya.  Kebiasaan tersebut akan membuat anak Anda manja. Perlu diketahui, bahwa uang tidak bisa menggantikan apapun, termasuk kasih sayang orangtua. Yang anak mau bukanlah hanya materi dari Anda, tapi perhatian dan kasih sayang yang tulus.  3. Pengasuh hanya Pendamping  Anda suami istri sibuk bekerja, solusi mengurus anak ya diserahkan ke pengasuh. Boleh-boleh saja sih, tapi jangan asal. Saat ini banyak pengasuh yang ‘manis’ di depan, tapi ‘menusuk’ dari belakang. Artinya bisa mencelakakan anak Anda.  Jadi, carilah pengasuh yang profesional dan sangat menyukai anak-anak. Agar terpercaya, Anda dapat mempekerjaan pengasuh, kenalan dari orang-orang terdekat Anda, sehingga lebih aman.  Pengasuh sejatinya hanya pendamping. Begitu Anda dan pasangan pulang bekerja atau tengah libur, langsung ambil alih pengurusan anak-anak. Tidak mau kan, anak Anda justru lebih ‘lengket’ sama pengasuh ketimbang Anda orangtuanya?  4. Ajak Komunikasi dan Jadilah Pendengar yang Baik  Anda dan pasangan memang bekerja untuk anak. Tapi bukan berarti lepas dari tanggung jawab. Saat berkumpul bersama anak, jangan cuek. Jangan sibuk dengan ponsel Anda. Ajak anak berkomunikasi. Sampaikan keinginan Anda atau sebaliknya.  Saat anak sudah mulai banyak bicara, posisikan diri sebagai pendengar. Biarkan anak mengutarakan apapun dan beri tanggapan yang baik. Termasuk jika anak meminta solusi.  Hal itu terkesan sepele, tapi percayalah bahwa dengan Anda mengajaknya berkomunikasi dan menjadi pendengar yang baik, anak akan bahagia. Hubungan Anda dan anak akan terus dekat.  5. Bersikap yang Baik dan Jadilah Teladan untuk Anak Keluarga adalah sekolah pertama si anak. Anak akan mencontoh perilaku kedua orangtuanya. Jadi beri contoh yang baik. Misalnya jangan merokok di dalam rumah, membuang sampah pada tempatnya, bicara dengan perkataan yang baik, dan lainnya.  6. Berikan Reward dan Punishment Sebagai orangtua, Anda harus bersikap tegas walaupun sibuk bekerja. Terapkan sistem penghargaan dan hukuman untuk anak. Anda dapat memberi penghargaan bila sikap anak baik, seperti memujinya bila telah melakukan perbuatan baik, mengajaknya liburan jika rapor nilai anak bagus agar terus meningkatkan atau mempertahankan prestasinya.  Begitupun sebaliknya, jika anak melakukan kesalahan, didik dengan kata-kata maaf. Bila nakal sudah melampaui batas, Anda dapat memberikan hukuman, seperti potong uang jajan, menyita ponselnya untuk jangka waktu sebulan misalnya. Diharapkan anak menyadari kesalahannya dan tidak mengulanginya lagi.  Karier Sukses, Keluarga pun Harmonis Karier dan keluarga harus berjalan seirama. Walaupun Anda dan pasangan bekerja, tapi tetap menomorsatukan keluarga atau anak. Bekerja bukan berarti Anda membesarkan anak seadanya.   Kalau anak-anak Anda tumbuh cerdas, berbudi pekerti baik, itu merupakan hasil didikan dari orangtuanya. Orangtua yang tetap mencurahkan perhatian dan kasih sayang kepada anak. Dengan begitu, Anda akan tenang saat bekerja. Karier pun bakal melesat, berkat dukungan dari keluarga terutama anak.  Tak dimungkiri, pekerjaan di kantor sudah sangat menyita perhatian Anda. Tumpukan deadline menanti setiap hari untuk diselesaikan. Namun sesibuk apapun bekerja, berikanlah waktu terbaik Anda untuk anak.  Contohnya setelah pulang kerja, duduk bersama anak sambil nonton tv, bersenda gurau di ruang keluarga, atau membantunya mengerjakan tugas sekolah. Saat hari libur, jangan ganggu waktu Anda untuk bekerja. Manfaatkan sepenuhnya untuk keluarga.  Waktu berkumpul inilah yang akan semakin mendekatkan anak dengan Anda sebagai orangtuanya. Jangan renggut kebahagiaan mereka dengan Anda lalai memperhatikannya dan malah asyik dengan dunia sendiri. Bersama orangtua merupakan salah satu kebahagiaan terbesar bagi seorang anak.  2. Jangan Berpikir Kasih Sayang Bisa Diganti Uang Setelah menikah, kebutuhan hidup semakin banyak. Apalagi nanti jika Anda dan pasangan sudah dikaruniai anak, pastinya kian bertambah.  Untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup tersebut, istri dapat membantu sang suami bekerja. Entah itu karena gaji suami yang minim atau sudah mendapat ‘lampu hijau’ dari suami, Anda boleh bekerja.  Bila suami istri bekerja, sebagai orangtua, Anda tetap bertanggung jawab untuk mengasuh dan membesarkan buah hati. Meskipun ada pengasuh, Anda harus mencurahkan perhatian cukup untuk anak.  Jangan hanya sibuk bekerja, sampai lupa anak. Ingat, orangtua adalah guru terbaik bagi anak-anaknya. Oleh karenanya, waktu antara pekerjaan dan keluarga, terutama anak harus seimbang agar anak tetap mendapat kasih sayang dari orangtuanya.  Bagi Anda pasangan suami istri yang sama-sama bekerja, berikut tips mengasuh dan membesarkan anak:  1. Atur dan Berikan Waktu Berkualitas Anda  Tak dimungkiri, pekerjaan di kantor sudah sangat menyita perhatian Anda. Tumpukan deadline menanti setiap hari untuk diselesaikan. Namun sesibuk apapun bekerja, berikanlah waktu terbaik Anda untuk anak.  Contohnya setelah pulang kerja, duduk bersama anak sambil nonton tv, bersenda gurau di ruang keluarga, atau membantunya mengerjakan tugas sekolah. Saat hari libur, jangan ganggu waktu Anda untuk bekerja. Manfaatkan sepenuhnya untuk keluarga.  Waktu berkumpul inilah yang akan semakin mendekatkan anak dengan Anda sebagai orangtuanya. Jangan renggut kebahagiaan mereka dengan Anda lalai memperhatikannya dan malah asyik dengan dunia sendiri. Bersama orangtua merupakan salah satu kebahagiaan terbesar bagi seorang anak.  2. Jangan Berpikir Kasih Sayang Bisa Diganti Uang Jika Anda punya waktu sedikit buat anak, jangan langsung memberi yang instan. Alih-alih biar anaknya tidak menuntut waktu orangtua, Anda menuruti berbagai macam permintaan anak, seperti memberi uang jajan yang banyak, membelikan mainan, dan lainnya.  Kebiasaan tersebut akan membuat anak Anda manja. Perlu diketahui, bahwa uang tidak bisa menggantikan apapun, termasuk kasih sayang orangtua. Yang anak mau bukanlah hanya materi dari Anda, tapi perhatian dan kasih sayang yang tulus.  3. Pengasuh hanya Pendamping  Anda suami istri sibuk bekerja, solusi mengurus anak ya diserahkan ke pengasuh. Boleh-boleh saja sih, tapi jangan asal. Saat ini banyak pengasuh yang ‘manis’ di depan, tapi ‘menusuk’ dari belakang. Artinya bisa mencelakakan anak Anda.  Jadi, carilah pengasuh yang profesional dan sangat menyukai anak-anak. Agar terpercaya, Anda dapat mempekerjaan pengasuh, kenalan dari orang-orang terdekat Anda, sehingga lebih aman.  Pengasuh sejatinya hanya pendamping. Begitu Anda dan pasangan pulang bekerja atau tengah libur, langsung ambil alih pengurusan anak-anak. Tidak mau kan, anak Anda justru lebih ‘lengket’ sama pengasuh ketimbang Anda orangtuanya?  4. Ajak Komunikasi dan Jadilah Pendengar yang Baik  Anda dan pasangan memang bekerja untuk anak. Tapi bukan berarti lepas dari tanggung jawab. Saat berkumpul bersama anak, jangan cuek. Jangan sibuk dengan ponsel Anda. Ajak anak berkomunikasi. Sampaikan keinginan Anda atau sebaliknya.  Saat anak sudah mulai banyak bicara, posisikan diri sebagai pendengar. Biarkan anak mengutarakan apapun dan beri tanggapan yang baik. Termasuk jika anak meminta solusi.  Hal itu terkesan sepele, tapi percayalah bahwa dengan Anda mengajaknya berkomunikasi dan menjadi pendengar yang baik, anak akan bahagia. Hubungan Anda dan anak akan terus dekat.  5. Bersikap yang Baik dan Jadilah Teladan untuk Anak Keluarga adalah sekolah pertama si anak. Anak akan mencontoh perilaku kedua orangtuanya. Jadi beri contoh yang baik. Misalnya jangan merokok di dalam rumah, membuang sampah pada tempatnya, bicara dengan perkataan yang baik, dan lainnya.  6. Berikan Reward dan Punishment Sebagai orangtua, Anda harus bersikap tegas walaupun sibuk bekerja. Terapkan sistem penghargaan dan hukuman untuk anak. Anda dapat memberi penghargaan bila sikap anak baik, seperti memujinya bila telah melakukan perbuatan baik, mengajaknya liburan jika rapor nilai anak bagus agar terus meningkatkan atau mempertahankan prestasinya.  Begitupun sebaliknya, jika anak melakukan kesalahan, didik dengan kata-kata maaf. Bila nakal sudah melampaui batas, Anda dapat memberikan hukuman, seperti potong uang jajan, menyita ponselnya untuk jangka waktu sebulan misalnya. Diharapkan anak menyadari kesalahannya dan tidak mengulanginya lagi.  Karier Sukses, Keluarga pun Harmonis Karier dan keluarga harus berjalan seirama. Walaupun Anda dan pasangan bekerja, tapi tetap menomorsatukan keluarga atau anak. Bekerja bukan berarti Anda membesarkan anak seadanya.   Kalau anak-anak Anda tumbuh cerdas, berbudi pekerti baik, itu merupakan hasil didikan dari orangtuanya. Orangtua yang tetap mencurahkan perhatian dan kasih sayang kepada anak. Dengan begitu, Anda akan tenang saat bekerja. Karier pun bakal melesat, berkat dukungan dari keluarga terutama anak. Setelah menikah, kebutuhan hidup semakin banyak. Apalagi nanti jika Anda dan pasangan sudah dikaruniai anak, pastinya kian bertambah.  Untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup tersebut, istri dapat membantu sang suami bekerja. Entah itu karena gaji suami yang minim atau sudah mendapat ‘lampu hijau’ dari suami, Anda boleh bekerja.  Bila suami istri bekerja, sebagai orangtua, Anda tetap bertanggung jawab untuk mengasuh dan membesarkan buah hati. Meskipun ada pengasuh, Anda harus mencurahkan perhatian cukup untuk anak.  Jangan hanya sibuk bekerja, sampai lupa anak. Ingat, orangtua adalah guru terbaik bagi anak-anaknya. Oleh karenanya, waktu antara pekerjaan dan keluarga, terutama anak harus seimbang agar anak tetap mendapat kasih sayang dari orangtuanya.  Bagi Anda pasangan suami istri yang sama-sama bekerja, berikut tips mengasuh dan membesarkan anak:  1. Atur dan Berikan Waktu Berkualitas Anda  Setelah menikah, kebutuhan hidup semakin banyak. Apalagi nanti jika Anda dan pasangan sudah dikaruniai anak, pastinya kian bertambah.  Untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup tersebut, istri dapat membantu sang suami bekerja. Entah itu karena gaji suami yang minim atau sudah mendapat ‘lampu hijau’ dari suami, Anda boleh bekerja.  Bila suami istri bekerja, sebagai orangtua, Anda tetap bertanggung jawab untuk mengasuh dan membesarkan buah hati. Meskipun ada pengasuh, Anda harus mencurahkan perhatian cukup untuk anak.  Jangan hanya sibuk bekerja, sampai lupa anak. Ingat, orangtua adalah guru terbaik bagi anak-anaknya. Oleh karenanya, waktu antara pekerjaan dan keluarga, terutama anak harus seimbang agar anak tetap mendapat kasih sayang dari orangtuanya.  Bagi Anda pasangan suami istri yang sama-sama bekerja, berikut tips mengasuh dan membesarkan anak:  1. Atur dan Berikan Waktu Berkualitas Anda  Tak dimungkiri, pekerjaan di kantor sudah sangat menyita perhatian Anda. Tumpukan deadline menanti setiap hari untuk diselesaikan. Namun sesibuk apapun bekerja, berikanlah waktu terbaik Anda untuk anak.  Contohnya setelah pulang kerja, duduk bersama anak sambil nonton tv, bersenda gurau di ruang keluarga, atau membantunya mengerjakan tugas sekolah. Saat hari libur, jangan ganggu waktu Anda untuk bekerja. Manfaatkan sepenuhnya untuk keluarga.  Waktu berkumpul inilah yang akan semakin mendekatkan anak dengan Anda sebagai orangtuanya. Jangan renggut kebahagiaan mereka dengan Anda lalai memperhatikannya dan malah asyik dengan dunia sendiri. Bersama orangtua merupakan salah satu kebahagiaan terbesar bagi seorang anak.  2. Jangan Berpikir Kasih Sayang Bisa Diganti Uang Jika Anda punya waktu sedikit buat anak, jangan langsung memberi yang instan. Alih-alih biar anaknya tidak menuntut waktu orangtua, Anda menuruti berbagai macam permintaan anak, seperti memberi uang jajan yang banyak, membelikan mainan, dan lainnya.  Kebiasaan tersebut akan membuat anak Anda manja. Perlu diketahui, bahwa uang tidak bisa menggantikan apapun, termasuk kasih sayang orangtua. Yang anak mau bukanlah hanya materi dari Anda, tapi perhatian dan kasih sayang yang tulus.  3. Pengasuh hanya Pendamping  Anda suami istri sibuk bekerja, solusi mengurus anak ya diserahkan ke pengasuh. Boleh-boleh saja sih, tapi jangan asal. Saat ini banyak pengasuh yang ‘manis’ di depan, tapi ‘menusuk’ dari belakang. Artinya bisa mencelakakan anak Anda.  Jadi, carilah pengasuh yang profesional dan sangat menyukai anak-anak. Agar terpercaya, Anda dapat mempekerjaan pengasuh, kenalan dari orang-orang terdekat Anda, sehingga lebih aman.  Pengasuh sejatinya hanya pendamping. Begitu Anda dan pasangan pulang bekerja atau tengah libur, langsung ambil alih pengurusan anak-anak. Tidak mau kan, anak Anda justru lebih ‘lengket’ sama pengasuh ketimbang Anda orangtuanya?  4. Ajak Komunikasi dan Jadilah Pendengar yang Baik  Anda dan pasangan memang bekerja untuk anak. Tapi bukan berarti lepas dari tanggung jawab. Saat berkumpul bersama anak, jangan cuek. Jangan sibuk dengan ponsel Anda. Ajak anak berkomunikasi. Sampaikan keinginan Anda atau sebaliknya.  Saat anak sudah mulai banyak bicara, posisikan diri sebagai pendengar. Biarkan anak mengutarakan apapun dan beri tanggapan yang baik. Termasuk jika anak meminta solusi.  Hal itu terkesan sepele, tapi percayalah bahwa dengan Anda mengajaknya berkomunikasi dan menjadi pendengar yang baik, anak akan bahagia. Hubungan Anda dan anak akan terus dekat.  5. Bersikap yang Baik dan Jadilah Teladan untuk Anak Keluarga adalah sekolah pertama si anak. Anak akan mencontoh perilaku kedua orangtuanya. Jadi beri contoh yang baik. Misalnya jangan merokok di dalam rumah, membuang sampah pada tempatnya, bicara dengan perkataan yang baik, dan lainnya.  6. Berikan Reward dan Punishment Sebagai orangtua, Anda harus bersikap tegas walaupun sibuk bekerja. Terapkan sistem penghargaan dan hukuman untuk anak. Anda dapat memberi penghargaan bila sikap anak baik, seperti memujinya bila telah melakukan perbuatan baik, mengajaknya liburan jika rapor nilai anak bagus agar terus meningkatkan atau mempertahankan prestasinya.  Begitupun sebaliknya, jika anak melakukan kesalahan, didik dengan kata-kata maaf. Bila nakal sudah melampaui batas, Anda dapat memberikan hukuman, seperti potong uang jajan, menyita ponselnya untuk jangka waktu sebulan misalnya. Diharapkan anak menyadari kesalahannya dan tidak mengulanginya lagi.  Karier Sukses, Keluarga pun Harmonis Karier dan keluarga harus berjalan seirama. Walaupun Anda dan pasangan bekerja, tapi tetap menomorsatukan keluarga atau anak. Bekerja bukan berarti Anda membesarkan anak seadanya.   Kalau anak-anak Anda tumbuh cerdas, berbudi pekerti baik, itu merupakan hasil didikan dari orangtuanya. Orangtua yang tetap mencurahkan perhatian dan kasih sayang kepada anak. Dengan begitu, Anda akan tenang saat bekerja. Karier pun bakal melesat, berkat dukungan dari keluarga terutama anak. Setelah menikah, kebutuhan hidup semakin banyak. Apalagi nanti jika Anda dan pasangan sudah dikaruniai anak, pastinya kian bertambah.  Untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup tersebut, istri dapat membantu sang suami bekerja. Entah itu karena gaji suami yang minim atau sudah mendapat ‘lampu hijau’ dari suami, Anda boleh bekerja.  Bila suami istri bekerja, sebagai orangtua, Anda tetap bertanggung jawab untuk mengasuh dan membesarkan buah hati. Meskipun ada pengasuh, Anda harus mencurahkan perhatian cukup untuk anak.  Jangan hanya sibuk bekerja, sampai lupa anak. Ingat, orangtua adalah guru terbaik bagi anak-anaknya. Oleh karenanya, waktu antara pekerjaan dan keluarga, terutama anak harus seimbang agar anak tetap mendapat kasih sayang dari orangtuanya.  Bagi Anda pasangan suami istri yang sama-sama bekerja, berikut tips mengasuh dan membesarkan anak:  1. Atur dan Berikan Waktu Berkualitas Anda      Tak dimungkiri, pekerjaan di kantor sudah sangat menyita perhatian Anda. Tumpukan deadline menanti setiap hari untuk diselesaikan. Namun sesibuk apapun bekerja, berikanlah waktu terbaik Anda untuk anak.  Contohnya setelah pulang kerja, duduk bersama anak sambil nonton tv, bersenda gurau di ruang keluarga, atau membantunya mengerjakan tugas sekolah. Saat hari libur, jangan ganggu waktu Anda untuk bekerja. Manfaatkan sepenuhnya untuk keluarga.  Waktu berkumpul inilah yang akan semakin mendekatkan anak dengan Anda sebagai orangtuanya. Jangan renggut kebahagiaan mereka dengan Anda lalai memperhatikannya dan malah asyik dengan dunia sendiri. Bersama orangtua merupakan salah satu kebahagiaan terbesar bagi seorang anak.  2. Jangan Berpikir Kasih Sayang Bisa Diganti Uang Jika Anda punya waktu sedikit buat anak, jangan langsung memberi yang instan. Alih-alih biar anaknya tidak menuntut waktu orangtua, Anda menuruti berbagai macam permintaan anak, seperti memberi uang jajan yang banyak, membelikan mainan, dan lainnya.  Kebiasaan tersebut akan membuat anak Anda manja. Perlu diketahui, bahwa uang tidak bisa menggantikan apapun, termasuk kasih sayang orangtua. Yang anak mau bukanlah hanya materi dari Anda, tapi perhatian dan kasih sayang yang tulus.  3. Pengasuh hanya Pendamping  Anda suami istri sibuk bekerja, solusi mengurus anak ya diserahkan ke pengasuh. Boleh-boleh saja sih, tapi jangan asal. Saat ini banyak pengasuh yang ‘manis’ di depan, tapi ‘menusuk’ dari belakang. Artinya bisa mencelakakan anak Anda.  Jadi, carilah pengasuh yang profesional dan sangat menyukai anak-anak. Agar terpercaya, Anda dapat mempekerjaan pengasuh, kenalan dari orang-orang terdekat Anda, sehingga lebih aman.  Pengasuh sejatinya hanya pendamping. Begitu Anda dan pasangan pulang bekerja atau tengah libur, langsung ambil alih pengurusan anak-anak. Tidak mau kan, anak Anda justru lebih ‘lengket’ sama pengasuh ketimbang Anda orangtuanya?  4. Ajak Komunikasi dan Jadilah Pendengar yang Baik  Anda dan pasangan memang bekerja untuk anak. Tapi bukan berarti lepas dari tanggung jawab. Saat berkumpul bersama anak, jangan cuek. Jangan sibuk dengan ponsel Anda. Ajak anak berkomunikasi. Sampaikan keinginan Anda atau sebaliknya.  Saat anak sudah mulai banyak bicara, posisikan diri sebagai pendengar. Biarkan anak mengutarakan apapun dan beri tanggapan yang baik. Termasuk jika anak meminta solusi.  Hal itu terkesan sepele, tapi percayalah bahwa dengan Anda mengajaknya berkomunikasi dan menjadi pendengar yang baik, anak akan bahagia. Hubungan Anda dan anak akan terus dekat.  5. Bersikap yang Baik dan Jadilah Teladan untuk Anak Keluarga adalah sekolah pertama si anak. Anak akan mencontoh perilaku kedua orangtuanya. Jadi beri contoh yang baik. Misalnya jangan merokok di dalam rumah, membuang sampah pada tempatnya, bicara dengan perkataan yang baik, dan lainnya.  6. Berikan Reward dan Punishment Sebagai orangtua, Anda harus bersikap tegas walaupun sibuk bekerja. Terapkan sistem penghargaan dan hukuman untuk anak. Anda dapat memberi penghargaan bila sikap anak baik, seperti memujinya bila telah melakukan perbuatan baik, mengajaknya liburan jika rapor nilai anak bagus agar terus meningkatkan atau mempertahankan prestasinya.  Begitupun sebaliknya, jika anak melakukan kesalahan, didik dengan kata-kata maaf. Bila nakal sudah melampaui batas, Anda dapat memberikan hukuman, seperti potong uang jajan, menyita ponselnya untuk jangka waktu sebulan misalnya. Diharapkan anak menyadari kesalahannya dan tidak mengulanginya lagi.  Karier Sukses, Keluarga pun Harmonis Karier dan keluarga harus berjalan seirama. Walaupun Anda dan pasangan bekerja, tapi tetap menomorsatukan keluarga atau anak. Bekerja bukan berarti Anda membesarkan anak seadanya.   Kalau anak-anak Anda tumbuh cerdas, berbudi pekerti baik, itu merupakan hasil didikan dari orangtuanya. Orangtua yang tetap mencurahkan perhatian dan kasih sayang kepada anak. Dengan begitu, Anda akan tenang saat bekerja. Karier pun bakal melesat, berkat dukungan dari keluarga terutama anak.  Tak dimungkiri, pekerjaan di kantor sudah sangat menyita perhatian Anda. Tumpukan deadline menanti setiap hari untuk diselesaikan. Namun sesibuk apapun bekerja, berikanlah waktu terbaik Anda untuk anak.  Contohnya setelah pulang kerja, duduk bersama anak sambil nonton tv, bersenda gurau di ruang keluarga, atau membantunya mengerjakan tugas sekolah. Saat hari libur, jangan ganggu waktu Anda untuk bekerja. Manfaatkan sepenuhnya untuk keluarga.  Waktu berkumpul inilah yang akan semakin mendekatkan anak dengan Anda sebagai orangtuanya. Jangan renggut kebahagiaan mereka dengan Anda lalai memperhatikannya dan malah asyik dengan dunia sendiri. Bersama orangtua merupakan salah satu kebahagiaan terbesar bagi seorang anak.  2. Jangan Berpikir Kasih Sayang Bisa Diganti Uang    Jika Anda punya waktu sedikit buat anak, jangan langsung memberi yang instan. Alih-alih biar anaknya tidak menuntut waktu orangtua, Anda menuruti berbagai macam permintaan anak, seperti memberi uang jajan yang banyak, membelikan mainan, dan lainnya.  Kebiasaan tersebut akan membuat anak Anda manja. Perlu diketahui, bahwa uang tidak bisa menggantikan apapun, termasuk kasih sayang orangtua. Yang anak mau bukanlah hanya materi dari Anda, tapi perhatian dan kasih sayang yang tulus.  3. Pengasuh hanya Pendamping  Anda suami istri sibuk bekerja, solusi mengurus anak ya diserahkan ke pengasuh. Boleh-boleh saja sih, tapi jangan asal. Saat ini banyak pengasuh yang ‘manis’ di depan, tapi ‘menusuk’ dari belakang. Artinya bisa mencelakakan anak Anda.  Jadi, carilah pengasuh yang profesional dan sangat menyukai anak-anak. Agar terpercaya, Anda dapat mempekerjaan pengasuh, kenalan dari orang-orang terdekat Anda, sehingga lebih aman.  Pengasuh sejatinya hanya pendamping. Begitu Anda dan pasangan pulang bekerja atau tengah libur, langsung ambil alih pengurusan anak-anak. Tidak mau kan, anak Anda justru lebih ‘lengket’ sama pengasuh ketimbang Anda orangtuanya?  4. Ajak Komunikasi dan Jadilah Pendengar yang Baik  Anda dan pasangan memang bekerja untuk anak. Tapi bukan berarti lepas dari tanggung jawab. Saat berkumpul bersama anak, jangan cuek. Jangan sibuk dengan ponsel Anda. Ajak anak berkomunikasi. Sampaikan keinginan Anda atau sebaliknya.  Saat anak sudah mulai banyak bicara, posisikan diri sebagai pendengar. Biarkan anak mengutarakan apapun dan beri tanggapan yang baik. Termasuk jika anak meminta solusi.  Hal itu terkesan sepele, tapi percayalah bahwa dengan Anda mengajaknya berkomunikasi dan menjadi pendengar yang baik, anak akan bahagia. Hubungan Anda dan anak akan terus dekat.  5. Bersikap yang Baik dan Jadilah Teladan untuk Anak Keluarga adalah sekolah pertama si anak. Anak akan mencontoh perilaku kedua orangtuanya. Jadi beri contoh yang baik. Misalnya jangan merokok di dalam rumah, membuang sampah pada tempatnya, bicara dengan perkataan yang baik, dan lainnya.  6. Berikan Reward dan Punishment Sebagai orangtua, Anda harus bersikap tegas walaupun sibuk bekerja. Terapkan sistem penghargaan dan hukuman untuk anak. Anda dapat memberi penghargaan bila sikap anak baik, seperti memujinya bila telah melakukan perbuatan baik, mengajaknya liburan jika rapor nilai anak bagus agar terus meningkatkan atau mempertahankan prestasinya.  Begitupun sebaliknya, jika anak melakukan kesalahan, didik dengan kata-kata maaf. Bila nakal sudah melampaui batas, Anda dapat memberikan hukuman, seperti potong uang jajan, menyita ponselnya untuk jangka waktu sebulan misalnya. Diharapkan anak menyadari kesalahannya dan tidak mengulanginya lagi.  Karier Sukses, Keluarga pun Harmonis Karier dan keluarga harus berjalan seirama. Walaupun Anda dan pasangan bekerja, tapi tetap menomorsatukan keluarga atau anak. Bekerja bukan berarti Anda membesarkan anak seadanya.   Kalau anak-anak Anda tumbuh cerdas, berbudi pekerti baik, itu merupakan hasil didikan dari orangtuanya. Orangtua yang tetap mencurahkan perhatian dan kasih sayang kepada anak. Dengan begitu, Anda akan tenang saat bekerja. Karier pun bakal melesat, berkat dukungan dari keluarga terutama anak. Jika Anda punya waktu sedikit buat anak, jangan langsung memberi yang instan. Alih-alih biar anaknya tidak menuntut waktu orangtua, Anda menuruti berbagai macam permintaan anak, seperti memberi uang jajan yang banyak, membelikan mainan, dan lainnya.  Kebiasaan tersebut akan membuat anak Anda manja. Perlu diketahui, bahwa uang tidak bisa menggantikan apapun, termasuk kasih sayang orangtua. Yang anak mau bukanlah hanya materi dari Anda, tapi perhatian dan kasih sayang yang tulus.  3. Pengasuh hanya Pendamping  Anda suami istri sibuk bekerja, solusi mengurus anak ya diserahkan ke pengasuh. Boleh-boleh saja sih, tapi jangan asal. Saat ini banyak pengasuh yang ‘manis’ di depan, tapi ‘menusuk’ dari belakang. Artinya bisa mencelakakan anak Anda.  Jadi, carilah pengasuh yang profesional dan sangat menyukai anak-anak. Agar terpercaya, Anda dapat mempekerjaan pengasuh, kenalan dari orang-orang terdekat Anda, sehingga lebih aman.  Pengasuh sejatinya hanya pendamping. Begitu Anda dan pasangan pulang bekerja atau tengah libur, langsung ambil alih pengurusan anak-anak. Tidak mau kan, anak Anda justru lebih ‘lengket’ sama pengasuh ketimbang Anda orangtuanya?  4. Ajak Komunikasi dan Jadilah Pendengar yang Baik  Setelah menikah, kebutuhan hidup semakin banyak. Apalagi nanti jika Anda dan pasangan sudah dikaruniai anak, pastinya kian bertambah.  Untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup tersebut, istri dapat membantu sang suami bekerja. Entah itu karena gaji suami yang minim atau sudah mendapat ‘lampu hijau’ dari suami, Anda boleh bekerja.  Bila suami istri bekerja, sebagai orangtua, Anda tetap bertanggung jawab untuk mengasuh dan membesarkan buah hati. Meskipun ada pengasuh, Anda harus mencurahkan perhatian cukup untuk anak.  Jangan hanya sibuk bekerja, sampai lupa anak. Ingat, orangtua adalah guru terbaik bagi anak-anaknya. Oleh karenanya, waktu antara pekerjaan dan keluarga, terutama anak harus seimbang agar anak tetap mendapat kasih sayang dari orangtuanya.  Bagi Anda pasangan suami istri yang sama-sama bekerja, berikut tips mengasuh dan membesarkan anak:  1. Atur dan Berikan Waktu Berkualitas Anda  Tak dimungkiri, pekerjaan di kantor sudah sangat menyita perhatian Anda. Tumpukan deadline menanti setiap hari untuk diselesaikan. Namun sesibuk apapun bekerja, berikanlah waktu terbaik Anda untuk anak.  Contohnya setelah pulang kerja, duduk bersama anak sambil nonton tv, bersenda gurau di ruang keluarga, atau membantunya mengerjakan tugas sekolah. Saat hari libur, jangan ganggu waktu Anda untuk bekerja. Manfaatkan sepenuhnya untuk keluarga.  Waktu berkumpul inilah yang akan semakin mendekatkan anak dengan Anda sebagai orangtuanya. Jangan renggut kebahagiaan mereka dengan Anda lalai memperhatikannya dan malah asyik dengan dunia sendiri. Bersama orangtua merupakan salah satu kebahagiaan terbesar bagi seorang anak.  2. Jangan Berpikir Kasih Sayang Bisa Diganti Uang Jika Anda punya waktu sedikit buat anak, jangan langsung memberi yang instan. Alih-alih biar anaknya tidak menuntut waktu orangtua, Anda menuruti berbagai macam permintaan anak, seperti memberi uang jajan yang banyak, membelikan mainan, dan lainnya.  Kebiasaan tersebut akan membuat anak Anda manja. Perlu diketahui, bahwa uang tidak bisa menggantikan apapun, termasuk kasih sayang orangtua. Yang anak mau bukanlah hanya materi dari Anda, tapi perhatian dan kasih sayang yang tulus.  3. Pengasuh hanya Pendamping  Anda suami istri sibuk bekerja, solusi mengurus anak ya diserahkan ke pengasuh. Boleh-boleh saja sih, tapi jangan asal. Saat ini banyak pengasuh yang ‘manis’ di depan, tapi ‘menusuk’ dari belakang. Artinya bisa mencelakakan anak Anda.  Jadi, carilah pengasuh yang profesional dan sangat menyukai anak-anak. Agar terpercaya, Anda dapat mempekerjaan pengasuh, kenalan dari orang-orang terdekat Anda, sehingga lebih aman.  Pengasuh sejatinya hanya pendamping. Begitu Anda dan pasangan pulang bekerja atau tengah libur, langsung ambil alih pengurusan anak-anak. Tidak mau kan, anak Anda justru lebih ‘lengket’ sama pengasuh ketimbang Anda orangtuanya?  4. Ajak Komunikasi dan Jadilah Pendengar yang Baik  Anda dan pasangan memang bekerja untuk anak. Tapi bukan berarti lepas dari tanggung jawab. Saat berkumpul bersama anak, jangan cuek. Jangan sibuk dengan ponsel Anda. Ajak anak berkomunikasi. Sampaikan keinginan Anda atau sebaliknya.  Saat anak sudah mulai banyak bicara, posisikan diri sebagai pendengar. Biarkan anak mengutarakan apapun dan beri tanggapan yang baik. Termasuk jika anak meminta solusi.  Hal itu terkesan sepele, tapi percayalah bahwa dengan Anda mengajaknya berkomunikasi dan menjadi pendengar yang baik, anak akan bahagia. Hubungan Anda dan anak akan terus dekat.  5. Bersikap yang Baik dan Jadilah Teladan untuk Anak Keluarga adalah sekolah pertama si anak. Anak akan mencontoh perilaku kedua orangtuanya. Jadi beri contoh yang baik. Misalnya jangan merokok di dalam rumah, membuang sampah pada tempatnya, bicara dengan perkataan yang baik, dan lainnya.  6. Berikan Reward dan Punishment Sebagai orangtua, Anda harus bersikap tegas walaupun sibuk bekerja. Terapkan sistem penghargaan dan hukuman untuk anak. Anda dapat memberi penghargaan bila sikap anak baik, seperti memujinya bila telah melakukan perbuatan baik, mengajaknya liburan jika rapor nilai anak bagus agar terus meningkatkan atau mempertahankan prestasinya.  Begitupun sebaliknya, jika anak melakukan kesalahan, didik dengan kata-kata maaf. Bila nakal sudah melampaui batas, Anda dapat memberikan hukuman, seperti potong uang jajan, menyita ponselnya untuk jangka waktu sebulan misalnya. Diharapkan anak menyadari kesalahannya dan tidak mengulanginya lagi.  Karier Sukses, Keluarga pun Harmonis Karier dan keluarga harus berjalan seirama. Walaupun Anda dan pasangan bekerja, tapi tetap menomorsatukan keluarga atau anak. Bekerja bukan berarti Anda membesarkan anak seadanya.   Kalau anak-anak Anda tumbuh cerdas, berbudi pekerti baik, itu merupakan hasil didikan dari orangtuanya. Orangtua yang tetap mencurahkan perhatian dan kasih sayang kepada anak. Dengan begitu, Anda akan tenang saat bekerja. Karier pun bakal melesat, berkat dukungan dari keluarga terutama anak. Setelah menikah, kebutuhan hidup semakin banyak. Apalagi nanti jika Anda dan pasangan sudah dikaruniai anak, pastinya kian bertambah.  Untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup tersebut, istri dapat membantu sang suami bekerja. Entah itu karena gaji suami yang minim atau sudah mendapat ‘lampu hijau’ dari suami, Anda boleh bekerja.  Bila suami istri bekerja, sebagai orangtua, Anda tetap bertanggung jawab untuk mengasuh dan membesarkan buah hati. Meskipun ada pengasuh, Anda harus mencurahkan perhatian cukup untuk anak.  Jangan hanya sibuk bekerja, sampai lupa anak. Ingat, orangtua adalah guru terbaik bagi anak-anaknya. Oleh karenanya, waktu antara pekerjaan dan keluarga, terutama anak harus seimbang agar anak tetap mendapat kasih sayang dari orangtuanya.  Bagi Anda pasangan suami istri yang sama-sama bekerja, berikut tips mengasuh dan membesarkan anak:  1. Atur dan Berikan Waktu Berkualitas Anda  Setelah menikah, kebutuhan hidup semakin banyak. Apalagi nanti jika Anda dan pasangan sudah dikaruniai anak, pastinya kian bertambah.  Untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup tersebut, istri dapat membantu sang suami bekerja. Entah itu karena gaji suami yang minim atau sudah mendapat ‘lampu hijau’ dari suami, Anda boleh bekerja.  Bila suami istri bekerja, sebagai orangtua, Anda tetap bertanggung jawab untuk mengasuh dan membesarkan buah hati. Meskipun ada pengasuh, Anda harus mencurahkan perhatian cukup untuk anak.  Jangan hanya sibuk bekerja, sampai lupa anak. Ingat, orangtua adalah guru terbaik bagi anak-anaknya. Oleh karenanya, waktu antara pekerjaan dan keluarga, terutama anak harus seimbang agar anak tetap mendapat kasih sayang dari orangtuanya.  Bagi Anda pasangan suami istri yang sama-sama bekerja, berikut tips mengasuh dan membesarkan anak:  1. Atur dan Berikan Waktu Berkualitas Anda  Tak dimungkiri, pekerjaan di kantor sudah sangat menyita perhatian Anda. Tumpukan deadline menanti setiap hari untuk diselesaikan. Namun sesibuk apapun bekerja, berikanlah waktu terbaik Anda untuk anak.  Contohnya setelah pulang kerja, duduk bersama anak sambil nonton tv, bersenda gurau di ruang keluarga, atau membantunya mengerjakan tugas sekolah. Saat hari libur, jangan ganggu waktu Anda untuk bekerja. Manfaatkan sepenuhnya untuk keluarga.  Waktu berkumpul inilah yang akan semakin mendekatkan anak dengan Anda sebagai orangtuanya. Jangan renggut kebahagiaan mereka dengan Anda lalai memperhatikannya dan malah asyik dengan dunia sendiri. Bersama orangtua merupakan salah satu kebahagiaan terbesar bagi seorang anak.  2. Jangan Berpikir Kasih Sayang Bisa Diganti Uang Jika Anda punya waktu sedikit buat anak, jangan langsung memberi yang instan. Alih-alih biar anaknya tidak menuntut waktu orangtua, Anda menuruti berbagai macam permintaan anak, seperti memberi uang jajan yang banyak, membelikan mainan, dan lainnya.  Kebiasaan tersebut akan membuat anak Anda manja. Perlu diketahui, bahwa uang tidak bisa menggantikan apapun, termasuk kasih sayang orangtua. Yang anak mau bukanlah hanya materi dari Anda, tapi perhatian dan kasih sayang yang tulus.  3. Pengasuh hanya Pendamping  Anda suami istri sibuk bekerja, solusi mengurus anak ya diserahkan ke pengasuh. Boleh-boleh saja sih, tapi jangan asal. Saat ini banyak pengasuh yang ‘manis’ di depan, tapi ‘menusuk’ dari belakang. Artinya bisa mencelakakan anak Anda.  Jadi, carilah pengasuh yang profesional dan sangat menyukai anak-anak. Agar terpercaya, Anda dapat mempekerjaan pengasuh, kenalan dari orang-orang terdekat Anda, sehingga lebih aman.  Pengasuh sejatinya hanya pendamping. Begitu Anda dan pasangan pulang bekerja atau tengah libur, langsung ambil alih pengurusan anak-anak. Tidak mau kan, anak Anda justru lebih ‘lengket’ sama pengasuh ketimbang Anda orangtuanya?  4. Ajak Komunikasi dan Jadilah Pendengar yang Baik  Anda dan pasangan memang bekerja untuk anak. Tapi bukan berarti lepas dari tanggung jawab. Saat berkumpul bersama anak, jangan cuek. Jangan sibuk dengan ponsel Anda. Ajak anak berkomunikasi. Sampaikan keinginan Anda atau sebaliknya.  Saat anak sudah mulai banyak bicara, posisikan diri sebagai pendengar. Biarkan anak mengutarakan apapun dan beri tanggapan yang baik. Termasuk jika anak meminta solusi.  Hal itu terkesan sepele, tapi percayalah bahwa dengan Anda mengajaknya berkomunikasi dan menjadi pendengar yang baik, anak akan bahagia. Hubungan Anda dan anak akan terus dekat.  5. Bersikap yang Baik dan Jadilah Teladan untuk Anak Keluarga adalah sekolah pertama si anak. Anak akan mencontoh perilaku kedua orangtuanya. Jadi beri contoh yang baik. Misalnya jangan merokok di dalam rumah, membuang sampah pada tempatnya, bicara dengan perkataan yang baik, dan lainnya.  6. Berikan Reward dan Punishment Sebagai orangtua, Anda harus bersikap tegas walaupun sibuk bekerja. Terapkan sistem penghargaan dan hukuman untuk anak. Anda dapat memberi penghargaan bila sikap anak baik, seperti memujinya bila telah melakukan perbuatan baik, mengajaknya liburan jika rapor nilai anak bagus agar terus meningkatkan atau mempertahankan prestasinya.  Begitupun sebaliknya, jika anak melakukan kesalahan, didik dengan kata-kata maaf. Bila nakal sudah melampaui batas, Anda dapat memberikan hukuman, seperti potong uang jajan, menyita ponselnya untuk jangka waktu sebulan misalnya. Diharapkan anak menyadari kesalahannya dan tidak mengulanginya lagi.  Karier Sukses, Keluarga pun Harmonis Karier dan keluarga harus berjalan seirama. Walaupun Anda dan pasangan bekerja, tapi tetap menomorsatukan keluarga atau anak. Bekerja bukan berarti Anda membesarkan anak seadanya.   Kalau anak-anak Anda tumbuh cerdas, berbudi pekerti baik, itu merupakan hasil didikan dari orangtuanya. Orangtua yang tetap mencurahkan perhatian dan kasih sayang kepada anak. Dengan begitu, Anda akan tenang saat bekerja. Karier pun bakal melesat, berkat dukungan dari keluarga terutama anak. Setelah menikah, kebutuhan hidup semakin banyak. Apalagi nanti jika Anda dan pasangan sudah dikaruniai anak, pastinya kian bertambah.  Untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup tersebut, istri dapat membantu sang suami bekerja. Entah itu karena gaji suami yang minim atau sudah mendapat ‘lampu hijau’ dari suami, Anda boleh bekerja.  Bila suami istri bekerja, sebagai orangtua, Anda tetap bertanggung jawab untuk mengasuh dan membesarkan buah hati. Meskipun ada pengasuh, Anda harus mencurahkan perhatian cukup untuk anak.  Jangan hanya sibuk bekerja, sampai lupa anak. Ingat, orangtua adalah guru terbaik bagi anak-anaknya. Oleh karenanya, waktu antara pekerjaan dan keluarga, terutama anak harus seimbang agar anak tetap mendapat kasih sayang dari orangtuanya.  Bagi Anda pasangan suami istri yang sama-sama bekerja, berikut tips mengasuh dan membesarkan anak:  1. Atur dan Berikan Waktu Berkualitas Anda      Tak dimungkiri, pekerjaan di kantor sudah sangat menyita perhatian Anda. Tumpukan deadline menanti setiap hari untuk diselesaikan. Namun sesibuk apapun bekerja, berikanlah waktu terbaik Anda untuk anak.  Contohnya setelah pulang kerja, duduk bersama anak sambil nonton tv, bersenda gurau di ruang keluarga, atau membantunya mengerjakan tugas sekolah. Saat hari libur, jangan ganggu waktu Anda untuk bekerja. Manfaatkan sepenuhnya untuk keluarga.  Waktu berkumpul inilah yang akan semakin mendekatkan anak dengan Anda sebagai orangtuanya. Jangan renggut kebahagiaan mereka dengan Anda lalai memperhatikannya dan malah asyik dengan dunia sendiri. Bersama orangtua merupakan salah satu kebahagiaan terbesar bagi seorang anak.  2. Jangan Berpikir Kasih Sayang Bisa Diganti Uang Jika Anda punya waktu sedikit buat anak, jangan langsung memberi yang instan. Alih-alih biar anaknya tidak menuntut waktu orangtua, Anda menuruti berbagai macam permintaan anak, seperti memberi uang jajan yang banyak, membelikan mainan, dan lainnya.  Kebiasaan tersebut akan membuat anak Anda manja. Perlu diketahui, bahwa uang tidak bisa menggantikan apapun, termasuk kasih sayang orangtua. Yang anak mau bukanlah hanya materi dari Anda, tapi perhatian dan kasih sayang yang tulus.  3. Pengasuh hanya Pendamping  Anda suami istri sibuk bekerja, solusi mengurus anak ya diserahkan ke pengasuh. Boleh-boleh saja sih, tapi jangan asal. Saat ini banyak pengasuh yang ‘manis’ di depan, tapi ‘menusuk’ dari belakang. Artinya bisa mencelakakan anak Anda.  Jadi, carilah pengasuh yang profesional dan sangat menyukai anak-anak. Agar terpercaya, Anda dapat mempekerjaan pengasuh, kenalan dari orang-orang terdekat Anda, sehingga lebih aman.  Pengasuh sejatinya hanya pendamping. Begitu Anda dan pasangan pulang bekerja atau tengah libur, langsung ambil alih pengurusan anak-anak. Tidak mau kan, anak Anda justru lebih ‘lengket’ sama pengasuh ketimbang Anda orangtuanya?  4. Ajak Komunikasi dan Jadilah Pendengar yang Baik  Anda dan pasangan memang bekerja untuk anak. Tapi bukan berarti lepas dari tanggung jawab. Saat berkumpul bersama anak, jangan cuek. Jangan sibuk dengan ponsel Anda. Ajak anak berkomunikasi. Sampaikan keinginan Anda atau sebaliknya.  Saat anak sudah mulai banyak bicara, posisikan diri sebagai pendengar. Biarkan anak mengutarakan apapun dan beri tanggapan yang baik. Termasuk jika anak meminta solusi.  Hal itu terkesan sepele, tapi percayalah bahwa dengan Anda mengajaknya berkomunikasi dan menjadi pendengar yang baik, anak akan bahagia. Hubungan Anda dan anak akan terus dekat.  5. Bersikap yang Baik dan Jadilah Teladan untuk Anak Keluarga adalah sekolah pertama si anak. Anak akan mencontoh perilaku kedua orangtuanya. Jadi beri contoh yang baik. Misalnya jangan merokok di dalam rumah, membuang sampah pada tempatnya, bicara dengan perkataan yang baik, dan lainnya.  6. Berikan Reward dan Punishment Sebagai orangtua, Anda harus bersikap tegas walaupun sibuk bekerja. Terapkan sistem penghargaan dan hukuman untuk anak. Anda dapat memberi penghargaan bila sikap anak baik, seperti memujinya bila telah melakukan perbuatan baik, mengajaknya liburan jika rapor nilai anak bagus agar terus meningkatkan atau mempertahankan prestasinya.  Begitupun sebaliknya, jika anak melakukan kesalahan, didik dengan kata-kata maaf. Bila nakal sudah melampaui batas, Anda dapat memberikan hukuman, seperti potong uang jajan, menyita ponselnya untuk jangka waktu sebulan misalnya. Diharapkan anak menyadari kesalahannya dan tidak mengulanginya lagi.  Karier Sukses, Keluarga pun Harmonis Karier dan keluarga harus berjalan seirama. Walaupun Anda dan pasangan bekerja, tapi tetap menomorsatukan keluarga atau anak. Bekerja bukan berarti Anda membesarkan anak seadanya.   Kalau anak-anak Anda tumbuh cerdas, berbudi pekerti baik, itu merupakan hasil didikan dari orangtuanya. Orangtua yang tetap mencurahkan perhatian dan kasih sayang kepada anak. Dengan begitu, Anda akan tenang saat bekerja. Karier pun bakal melesat, berkat dukungan dari keluarga terutama anak.  Tak dimungkiri, pekerjaan di kantor sudah sangat menyita perhatian Anda. Tumpukan deadline menanti setiap hari untuk diselesaikan. Namun sesibuk apapun bekerja, berikanlah waktu terbaik Anda untuk anak.  Contohnya setelah pulang kerja, duduk bersama anak sambil nonton tv, bersenda gurau di ruang keluarga, atau membantunya mengerjakan tugas sekolah. Saat hari libur, jangan ganggu waktu Anda untuk bekerja. Manfaatkan sepenuhnya untuk keluarga.  Waktu berkumpul inilah yang akan semakin mendekatkan anak dengan Anda sebagai orangtuanya. Jangan renggut kebahagiaan mereka dengan Anda lalai memperhatikannya dan malah asyik dengan dunia sendiri. Bersama orangtua merupakan salah satu kebahagiaan terbesar bagi seorang anak.  2. Jangan Berpikir Kasih Sayang Bisa Diganti Uang    Jika Anda punya waktu sedikit buat anak, jangan langsung memberi yang instan. Alih-alih biar anaknya tidak menuntut waktu orangtua, Anda menuruti berbagai macam permintaan anak, seperti memberi uang jajan yang banyak, membelikan mainan, dan lainnya.  Kebiasaan tersebut akan membuat anak Anda manja. Perlu diketahui, bahwa uang tidak bisa menggantikan apapun, termasuk kasih sayang orangtua. Yang anak mau bukanlah hanya materi dari Anda, tapi perhatian dan kasih sayang yang tulus.  3. Pengasuh hanya Pendamping  Anda suami istri sibuk bekerja, solusi mengurus anak ya diserahkan ke pengasuh. Boleh-boleh saja sih, tapi jangan asal. Saat ini banyak pengasuh yang ‘manis’ di depan, tapi ‘menusuk’ dari belakang. Artinya bisa mencelakakan anak Anda.  Jadi, carilah pengasuh yang profesional dan sangat menyukai anak-anak. Agar terpercaya, Anda dapat mempekerjaan pengasuh, kenalan dari orang-orang terdekat Anda, sehingga lebih aman.  Pengasuh sejatinya hanya pendamping. Begitu Anda dan pasangan pulang bekerja atau tengah libur, langsung ambil alih pengurusan anak-anak. Tidak mau kan, anak Anda justru lebih ‘lengket’ sama pengasuh ketimbang Anda orangtuanya?  4. Ajak Komunikasi dan Jadilah Pendengar yang Baik  Anda dan pasangan memang bekerja untuk anak. Tapi bukan berarti lepas dari tanggung jawab. Saat berkumpul bersama anak, jangan cuek. Jangan sibuk dengan ponsel Anda. Ajak anak berkomunikasi. Sampaikan keinginan Anda atau sebaliknya.  Saat anak sudah mulai banyak bicara, posisikan diri sebagai pendengar. Biarkan anak mengutarakan apapun dan beri tanggapan yang baik. Termasuk jika anak meminta solusi.  Hal itu terkesan sepele, tapi percayalah bahwa dengan Anda mengajaknya berkomunikasi dan menjadi pendengar yang baik, anak akan bahagia. Hubungan Anda dan anak akan terus dekat.  5. Bersikap yang Baik dan Jadilah Teladan untuk Anak Keluarga adalah sekolah pertama si anak. Anak akan mencontoh perilaku kedua orangtuanya. Jadi beri contoh yang baik. Misalnya jangan merokok di dalam rumah, membuang sampah pada tempatnya, bicara dengan perkataan yang baik, dan lainnya.  6. Berikan Reward dan Punishment Sebagai orangtua, Anda harus bersikap tegas walaupun sibuk bekerja. Terapkan sistem penghargaan dan hukuman untuk anak. Anda dapat memberi penghargaan bila sikap anak baik, seperti memujinya bila telah melakukan perbuatan baik, mengajaknya liburan jika rapor nilai anak bagus agar terus meningkatkan atau mempertahankan prestasinya.  Begitupun sebaliknya, jika anak melakukan kesalahan, didik dengan kata-kata maaf. Bila nakal sudah melampaui batas, Anda dapat memberikan hukuman, seperti potong uang jajan, menyita ponselnya untuk jangka waktu sebulan misalnya. Diharapkan anak menyadari kesalahannya dan tidak mengulanginya lagi.  Karier Sukses, Keluarga pun Harmonis Karier dan keluarga harus berjalan seirama. Walaupun Anda dan pasangan bekerja, tapi tetap menomorsatukan keluarga atau anak. Bekerja bukan berarti Anda membesarkan anak seadanya.   Kalau anak-anak Anda tumbuh cerdas, berbudi pekerti baik, itu merupakan hasil didikan dari orangtuanya. Orangtua yang tetap mencurahkan perhatian dan kasih sayang kepada anak. Dengan begitu, Anda akan tenang saat bekerja. Karier pun bakal melesat, berkat dukungan dari keluarga terutama anak.  Anda dan pasangan memang bekerja untuk anak. Tapi bukan berarti lepas dari tanggung jawab. Saat berkumpul bersama anak, jangan cuek. Jangan sibuk dengan ponsel Anda. Ajak anak berkomunikasi. Sampaikan keinginan Anda atau sebaliknya.  Saat anak sudah mulai banyak bicara, posisikan diri sebagai pendengar. Biarkan anak mengutarakan apapun dan beri tanggapan yang baik. Termasuk jika anak meminta solusi.  Hal itu terkesan sepele, tapi percayalah bahwa dengan Anda mengajaknya berkomunikasi dan menjadi pendengar yang baik, anak akan bahagia. Hubungan Anda dan anak akan terus dekat.  5. Bersikap yang Baik dan Jadilah Teladan untuk Anak Keluarga adalah sekolah pertama si anak. Anak akan mencontoh perilaku kedua orangtuanya. Jadi beri contoh yang baik. Misalnya jangan merokok di dalam rumah, membuang sampah pada tempatnya, bicara dengan perkataan yang baik, dan lainnya.  6. Berikan Reward dan Punishment Setelah menikah, kebutuhan hidup semakin banyak. Apalagi nanti jika Anda dan pasangan sudah dikaruniai anak, pastinya kian bertambah.  Untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup tersebut, istri dapat membantu sang suami bekerja. Entah itu karena gaji suami yang minim atau sudah mendapat ‘lampu hijau’ dari suami, Anda boleh bekerja.  Bila suami istri bekerja, sebagai orangtua, Anda tetap bertanggung jawab untuk mengasuh dan membesarkan buah hati. Meskipun ada pengasuh, Anda harus mencurahkan perhatian cukup untuk anak.  Jangan hanya sibuk bekerja, sampai lupa anak. Ingat, orangtua adalah guru terbaik bagi anak-anaknya. Oleh karenanya, waktu antara pekerjaan dan keluarga, terutama anak harus seimbang agar anak tetap mendapat kasih sayang dari orangtuanya.  Bagi Anda pasangan suami istri yang sama-sama bekerja, berikut tips mengasuh dan membesarkan anak:  1. Atur dan Berikan Waktu Berkualitas Anda  Tak dimungkiri, pekerjaan di kantor sudah sangat menyita perhatian Anda. Tumpukan deadline menanti setiap hari untuk diselesaikan. Namun sesibuk apapun bekerja, berikanlah waktu terbaik Anda untuk anak.  Contohnya setelah pulang kerja, duduk bersama anak sambil nonton tv, bersenda gurau di ruang keluarga, atau membantunya mengerjakan tugas sekolah. Saat hari libur, jangan ganggu waktu Anda untuk bekerja. Manfaatkan sepenuhnya untuk keluarga.  Waktu berkumpul inilah yang akan semakin mendekatkan anak dengan Anda sebagai orangtuanya. Jangan renggut kebahagiaan mereka dengan Anda lalai memperhatikannya dan malah asyik dengan dunia sendiri. Bersama orangtua merupakan salah satu kebahagiaan terbesar bagi seorang anak.  2. Jangan Berpikir Kasih Sayang Bisa Diganti Uang Jika Anda punya waktu sedikit buat anak, jangan langsung memberi yang instan. Alih-alih biar anaknya tidak menuntut waktu orangtua, Anda menuruti berbagai macam permintaan anak, seperti memberi uang jajan yang banyak, membelikan mainan, dan lainnya.  Kebiasaan tersebut akan membuat anak Anda manja. Perlu diketahui, bahwa uang tidak bisa menggantikan apapun, termasuk kasih sayang orangtua. Yang anak mau bukanlah hanya materi dari Anda, tapi perhatian dan kasih sayang yang tulus.  3. Pengasuh hanya Pendamping  Anda suami istri sibuk bekerja, solusi mengurus anak ya diserahkan ke pengasuh. Boleh-boleh saja sih, tapi jangan asal. Saat ini banyak pengasuh yang ‘manis’ di depan, tapi ‘menusuk’ dari belakang. Artinya bisa mencelakakan anak Anda.  Jadi, carilah pengasuh yang profesional dan sangat menyukai anak-anak. Agar terpercaya, Anda dapat mempekerjaan pengasuh, kenalan dari orang-orang terdekat Anda, sehingga lebih aman.  Pengasuh sejatinya hanya pendamping. Begitu Anda dan pasangan pulang bekerja atau tengah libur, langsung ambil alih pengurusan anak-anak. Tidak mau kan, anak Anda justru lebih ‘lengket’ sama pengasuh ketimbang Anda orangtuanya?  4. Ajak Komunikasi dan Jadilah Pendengar yang Baik  Anda dan pasangan memang bekerja untuk anak. Tapi bukan berarti lepas dari tanggung jawab. Saat berkumpul bersama anak, jangan cuek. Jangan sibuk dengan ponsel Anda. Ajak anak berkomunikasi. Sampaikan keinginan Anda atau sebaliknya.  Saat anak sudah mulai banyak bicara, posisikan diri sebagai pendengar. Biarkan anak mengutarakan apapun dan beri tanggapan yang baik. Termasuk jika anak meminta solusi.  Hal itu terkesan sepele, tapi percayalah bahwa dengan Anda mengajaknya berkomunikasi dan menjadi pendengar yang baik, anak akan bahagia. Hubungan Anda dan anak akan terus dekat.  5. Bersikap yang Baik dan Jadilah Teladan untuk Anak Keluarga adalah sekolah pertama si anak. Anak akan mencontoh perilaku kedua orangtuanya. Jadi beri contoh yang baik. Misalnya jangan merokok di dalam rumah, membuang sampah pada tempatnya, bicara dengan perkataan yang baik, dan lainnya.  6. Berikan Reward dan Punishment Sebagai orangtua, Anda harus bersikap tegas walaupun sibuk bekerja. Terapkan sistem penghargaan dan hukuman untuk anak. Anda dapat memberi penghargaan bila sikap anak baik, seperti memujinya bila telah melakukan perbuatan baik, mengajaknya liburan jika rapor nilai anak bagus agar terus meningkatkan atau mempertahankan prestasinya.  Begitupun sebaliknya, jika anak melakukan kesalahan, didik dengan kata-kata maaf. Bila nakal sudah melampaui batas, Anda dapat memberikan hukuman, seperti potong uang jajan, menyita ponselnya untuk jangka waktu sebulan misalnya. Diharapkan anak menyadari kesalahannya dan tidak mengulanginya lagi.  Karier Sukses, Keluarga pun Harmonis Karier dan keluarga harus berjalan seirama. Walaupun Anda dan pasangan bekerja, tapi tetap menomorsatukan keluarga atau anak. Bekerja bukan berarti Anda membesarkan anak seadanya.   Kalau anak-anak Anda tumbuh cerdas, berbudi pekerti baik, itu merupakan hasil didikan dari orangtuanya. Orangtua yang tetap mencurahkan perhatian dan kasih sayang kepada anak. Dengan begitu, Anda akan tenang saat bekerja. Karier pun bakal melesat, berkat dukungan dari keluarga terutama anak. Setelah menikah, kebutuhan hidup semakin banyak. Apalagi nanti jika Anda dan pasangan sudah dikaruniai anak, pastinya kian bertambah.  Untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup tersebut, istri dapat membantu sang suami bekerja. Entah itu karena gaji suami yang minim atau sudah mendapat ‘lampu hijau’ dari suami, Anda boleh bekerja.  Bila suami istri bekerja, sebagai orangtua, Anda tetap bertanggung jawab untuk mengasuh dan membesarkan buah hati. Meskipun ada pengasuh, Anda harus mencurahkan perhatian cukup untuk anak.  Jangan hanya sibuk bekerja, sampai lupa anak. Ingat, orangtua adalah guru terbaik bagi anak-anaknya. Oleh karenanya, waktu antara pekerjaan dan keluarga, terutama anak harus seimbang agar anak tetap mendapat kasih sayang dari orangtuanya.  Bagi Anda pasangan suami istri yang sama-sama bekerja, berikut tips mengasuh dan membesarkan anak:  1. Atur dan Berikan Waktu Berkualitas Anda  Setelah menikah, kebutuhan hidup semakin banyak. Apalagi nanti jika Anda dan pasangan sudah dikaruniai anak, pastinya kian bertambah.  Untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup tersebut, istri dapat membantu sang suami bekerja. Entah itu karena gaji suami yang minim atau sudah mendapat ‘lampu hijau’ dari suami, Anda boleh bekerja.  Bila suami istri bekerja, sebagai orangtua, Anda tetap bertanggung jawab untuk mengasuh dan membesarkan buah hati. Meskipun ada pengasuh, Anda harus mencurahkan perhatian cukup untuk anak.  Jangan hanya sibuk bekerja, sampai lupa anak. Ingat, orangtua adalah guru terbaik bagi anak-anaknya. Oleh karenanya, waktu antara pekerjaan dan keluarga, terutama anak harus seimbang agar anak tetap mendapat kasih sayang dari orangtuanya.  Bagi Anda pasangan suami istri yang sama-sama bekerja, berikut tips mengasuh dan membesarkan anak:  1. Atur dan Berikan Waktu Berkualitas Anda  Tak dimungkiri, pekerjaan di kantor sudah sangat menyita perhatian Anda. Tumpukan deadline menanti setiap hari untuk diselesaikan. Namun sesibuk apapun bekerja, berikanlah waktu terbaik Anda untuk anak.  Contohnya setelah pulang kerja, duduk bersama anak sambil nonton tv, bersenda gurau di ruang keluarga, atau membantunya mengerjakan tugas sekolah. Saat hari libur, jangan ganggu waktu Anda untuk bekerja. Manfaatkan sepenuhnya untuk keluarga.  Waktu berkumpul inilah yang akan semakin mendekatkan anak dengan Anda sebagai orangtuanya. Jangan renggut kebahagiaan mereka dengan Anda lalai memperhatikannya dan malah asyik dengan dunia sendiri. Bersama orangtua merupakan salah satu kebahagiaan terbesar bagi seorang anak.  2. Jangan Berpikir Kasih Sayang Bisa Diganti Uang Jika Anda punya waktu sedikit buat anak, jangan langsung memberi yang instan. Alih-alih biar anaknya tidak menuntut waktu orangtua, Anda menuruti berbagai macam permintaan anak, seperti memberi uang jajan yang banyak, membelikan mainan, dan lainnya.  Kebiasaan tersebut akan membuat anak Anda manja. Perlu diketahui, bahwa uang tidak bisa menggantikan apapun, termasuk kasih sayang orangtua. Yang anak mau bukanlah hanya materi dari Anda, tapi perhatian dan kasih sayang yang tulus.  3. Pengasuh hanya Pendamping  Anda suami istri sibuk bekerja, solusi mengurus anak ya diserahkan ke pengasuh. Boleh-boleh saja sih, tapi jangan asal. Saat ini banyak pengasuh yang ‘manis’ di depan, tapi ‘menusuk’ dari belakang. Artinya bisa mencelakakan anak Anda.  Jadi, carilah pengasuh yang profesional dan sangat menyukai anak-anak. Agar terpercaya, Anda dapat mempekerjaan pengasuh, kenalan dari orang-orang terdekat Anda, sehingga lebih aman.  Pengasuh sejatinya hanya pendamping. Begitu Anda dan pasangan pulang bekerja atau tengah libur, langsung ambil alih pengurusan anak-anak. Tidak mau kan, anak Anda justru lebih ‘lengket’ sama pengasuh ketimbang Anda orangtuanya?  4. Ajak Komunikasi dan Jadilah Pendengar yang Baik  Anda dan pasangan memang bekerja untuk anak. Tapi bukan berarti lepas dari tanggung jawab. Saat berkumpul bersama anak, jangan cuek. Jangan sibuk dengan ponsel Anda. Ajak anak berkomunikasi. Sampaikan keinginan Anda atau sebaliknya.  Saat anak sudah mulai banyak bicara, posisikan diri sebagai pendengar. Biarkan anak mengutarakan apapun dan beri tanggapan yang baik. Termasuk jika anak meminta solusi.  Hal itu terkesan sepele, tapi percayalah bahwa dengan Anda mengajaknya berkomunikasi dan menjadi pendengar yang baik, anak akan bahagia. Hubungan Anda dan anak akan terus dekat.  5. Bersikap yang Baik dan Jadilah Teladan untuk Anak Keluarga adalah sekolah pertama si anak. Anak akan mencontoh perilaku kedua orangtuanya. Jadi beri contoh yang baik. Misalnya jangan merokok di dalam rumah, membuang sampah pada tempatnya, bicara dengan perkataan yang baik, dan lainnya.  6. Berikan Reward dan Punishment Sebagai orangtua, Anda harus bersikap tegas walaupun sibuk bekerja. Terapkan sistem penghargaan dan hukuman untuk anak. Anda dapat memberi penghargaan bila sikap anak baik, seperti memujinya bila telah melakukan perbuatan baik, mengajaknya liburan jika rapor nilai anak bagus agar terus meningkatkan atau mempertahankan prestasinya.  Begitupun sebaliknya, jika anak melakukan kesalahan, didik dengan kata-kata maaf. Bila nakal sudah melampaui batas, Anda dapat memberikan hukuman, seperti potong uang jajan, menyita ponselnya untuk jangka waktu sebulan misalnya. Diharapkan anak menyadari kesalahannya dan tidak mengulanginya lagi.  Karier Sukses, Keluarga pun Harmonis Karier dan keluarga harus berjalan seirama. Walaupun Anda dan pasangan bekerja, tapi tetap menomorsatukan keluarga atau anak. Bekerja bukan berarti Anda membesarkan anak seadanya.   Kalau anak-anak Anda tumbuh cerdas, berbudi pekerti baik, itu merupakan hasil didikan dari orangtuanya. Orangtua yang tetap mencurahkan perhatian dan kasih sayang kepada anak. Dengan begitu, Anda akan tenang saat bekerja. Karier pun bakal melesat, berkat dukungan dari keluarga terutama anak. Setelah menikah, kebutuhan hidup semakin banyak. Apalagi nanti jika Anda dan pasangan sudah dikaruniai anak, pastinya kian bertambah.  Untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup tersebut, istri dapat membantu sang suami bekerja. Entah itu karena gaji suami yang minim atau sudah mendapat ‘lampu hijau’ dari suami, Anda boleh bekerja.  Bila suami istri bekerja, sebagai orangtua, Anda tetap bertanggung jawab untuk mengasuh dan membesarkan buah hati. Meskipun ada pengasuh, Anda harus mencurahkan perhatian cukup untuk anak.  Jangan hanya sibuk bekerja, sampai lupa anak. Ingat, orangtua adalah guru terbaik bagi anak-anaknya. Oleh karenanya, waktu antara pekerjaan dan keluarga, terutama anak harus seimbang agar anak tetap mendapat kasih sayang dari orangtuanya.  Bagi Anda pasangan suami istri yang sama-sama bekerja, berikut tips mengasuh dan membesarkan anak:  1. Atur dan Berikan Waktu Berkualitas Anda      Tak dimungkiri, pekerjaan di kantor sudah sangat menyita perhatian Anda. Tumpukan deadline menanti setiap hari untuk diselesaikan. Namun sesibuk apapun bekerja, berikanlah waktu terbaik Anda untuk anak.  Contohnya setelah pulang kerja, duduk bersama anak sambil nonton tv, bersenda gurau di ruang keluarga, atau membantunya mengerjakan tugas sekolah. Saat hari libur, jangan ganggu waktu Anda untuk bekerja. Manfaatkan sepenuhnya untuk keluarga.  Waktu berkumpul inilah yang akan semakin mendekatkan anak dengan Anda sebagai orangtuanya. Jangan renggut kebahagiaan mereka dengan Anda lalai memperhatikannya dan malah asyik dengan dunia sendiri. Bersama orangtua merupakan salah satu kebahagiaan terbesar bagi seorang anak.  2. Jangan Berpikir Kasih Sayang Bisa Diganti Uang Jika Anda punya waktu sedikit buat anak, jangan langsung memberi yang instan. Alih-alih biar anaknya tidak menuntut waktu orangtua, Anda menuruti berbagai macam permintaan anak, seperti memberi uang jajan yang banyak, membelikan mainan, dan lainnya.  Kebiasaan tersebut akan membuat anak Anda manja. Perlu diketahui, bahwa uang tidak bisa menggantikan apapun, termasuk kasih sayang orangtua. Yang anak mau bukanlah hanya materi dari Anda, tapi perhatian dan kasih sayang yang tulus.  3. Pengasuh hanya Pendamping  Anda suami istri sibuk bekerja, solusi mengurus anak ya diserahkan ke pengasuh. Boleh-boleh saja sih, tapi jangan asal. Saat ini banyak pengasuh yang ‘manis’ di depan, tapi ‘menusuk’ dari belakang. Artinya bisa mencelakakan anak Anda.  Jadi, carilah pengasuh yang profesional dan sangat menyukai anak-anak. Agar terpercaya, Anda dapat mempekerjaan pengasuh, kenalan dari orang-orang terdekat Anda, sehingga lebih aman.  Pengasuh sejatinya hanya pendamping. Begitu Anda dan pasangan pulang bekerja atau tengah libur, langsung ambil alih pengurusan anak-anak. Tidak mau kan, anak Anda justru lebih ‘lengket’ sama pengasuh ketimbang Anda orangtuanya?  4. Ajak Komunikasi dan Jadilah Pendengar yang Baik  Anda dan pasangan memang bekerja untuk anak. Tapi bukan berarti lepas dari tanggung jawab. Saat berkumpul bersama anak, jangan cuek. Jangan sibuk dengan ponsel Anda. Ajak anak berkomunikasi. Sampaikan keinginan Anda atau sebaliknya.  Saat anak sudah mulai banyak bicara, posisikan diri sebagai pendengar. Biarkan anak mengutarakan apapun dan beri tanggapan yang baik. Termasuk jika anak meminta solusi.  Hal itu terkesan sepele, tapi percayalah bahwa dengan Anda mengajaknya berkomunikasi dan menjadi pendengar yang baik, anak akan bahagia. Hubungan Anda dan anak akan terus dekat.  5. Bersikap yang Baik dan Jadilah Teladan untuk Anak Keluarga adalah sekolah pertama si anak. Anak akan mencontoh perilaku kedua orangtuanya. Jadi beri contoh yang baik. Misalnya jangan merokok di dalam rumah, membuang sampah pada tempatnya, bicara dengan perkataan yang baik, dan lainnya.  6. Berikan Reward dan Punishment Sebagai orangtua, Anda harus bersikap tegas walaupun sibuk bekerja. Terapkan sistem penghargaan dan hukuman untuk anak. Anda dapat memberi penghargaan bila sikap anak baik, seperti memujinya bila telah melakukan perbuatan baik, mengajaknya liburan jika rapor nilai anak bagus agar terus meningkatkan atau mempertahankan prestasinya.  Begitupun sebaliknya, jika anak melakukan kesalahan, didik dengan kata-kata maaf. Bila nakal sudah melampaui batas, Anda dapat memberikan hukuman, seperti potong uang jajan, menyita ponselnya untuk jangka waktu sebulan misalnya. Diharapkan anak menyadari kesalahannya dan tidak mengulanginya lagi.  Karier Sukses, Keluarga pun Harmonis Karier dan keluarga harus berjalan seirama. Walaupun Anda dan pasangan bekerja, tapi tetap menomorsatukan keluarga atau anak. Bekerja bukan berarti Anda membesarkan anak seadanya.   Kalau anak-anak Anda tumbuh cerdas, berbudi pekerti baik, itu merupakan hasil didikan dari orangtuanya. Orangtua yang tetap mencurahkan perhatian dan kasih sayang kepada anak. Dengan begitu, Anda akan tenang saat bekerja. Karier pun bakal melesat, berkat dukungan dari keluarga terutama anak.  Tak dimungkiri, pekerjaan di kantor sudah sangat menyita perhatian Anda. Tumpukan deadline menanti setiap hari untuk diselesaikan. Namun sesibuk apapun bekerja, berikanlah waktu terbaik Anda untuk anak.  Contohnya setelah pulang kerja, duduk bersama anak sambil nonton tv, bersenda gurau di ruang keluarga, atau membantunya mengerjakan tugas sekolah. Saat hari libur, jangan ganggu waktu Anda untuk bekerja. Manfaatkan sepenuhnya untuk keluarga.  Waktu berkumpul inilah yang akan semakin mendekatkan anak dengan Anda sebagai orangtuanya. Jangan renggut kebahagiaan mereka dengan Anda lalai memperhatikannya dan malah asyik dengan dunia sendiri. Bersama orangtua merupakan salah satu kebahagiaan terbesar bagi seorang anak.  2. Jangan Berpikir Kasih Sayang Bisa Diganti Uang Setelah menikah, kebutuhan hidup semakin banyak. Apalagi nanti jika Anda dan pasangan sudah dikaruniai anak, pastinya kian bertambah.  Untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup tersebut, istri dapat membantu sang suami bekerja. Entah itu karena gaji suami yang minim atau sudah mendapat ‘lampu hijau’ dari suami, Anda boleh bekerja.  Bila suami istri bekerja, sebagai orangtua, Anda tetap bertanggung jawab untuk mengasuh dan membesarkan buah hati. Meskipun ada pengasuh, Anda harus mencurahkan perhatian cukup untuk anak.  Jangan hanya sibuk bekerja, sampai lupa anak. Ingat, orangtua adalah guru terbaik bagi anak-anaknya. Oleh karenanya, waktu antara pekerjaan dan keluarga, terutama anak harus seimbang agar anak tetap mendapat kasih sayang dari orangtuanya.  Bagi Anda pasangan suami istri yang sama-sama bekerja, berikut tips mengasuh dan membesarkan anak:  1. Atur dan Berikan Waktu Berkualitas Anda  Tak dimungkiri, pekerjaan di kantor sudah sangat menyita perhatian Anda. Tumpukan deadline menanti setiap hari untuk diselesaikan. Namun sesibuk apapun bekerja, berikanlah waktu terbaik Anda untuk anak.  Contohnya setelah pulang kerja, duduk bersama anak sambil nonton tv, bersenda gurau di ruang keluarga, atau membantunya mengerjakan tugas sekolah. Saat hari libur, jangan ganggu waktu Anda untuk bekerja. Manfaatkan sepenuhnya untuk keluarga.  Waktu berkumpul inilah yang akan semakin mendekatkan anak dengan Anda sebagai orangtuanya. Jangan renggut kebahagiaan mereka dengan Anda lalai memperhatikannya dan malah asyik dengan dunia sendiri. Bersama orangtua merupakan salah satu kebahagiaan terbesar bagi seorang anak.  2. Jangan Berpikir Kasih Sayang Bisa Diganti Uang Jika Anda punya waktu sedikit buat anak, jangan langsung memberi yang instan. Alih-alih biar anaknya tidak menuntut waktu orangtua, Anda menuruti berbagai macam permintaan anak, seperti memberi uang jajan yang banyak, membelikan mainan, dan lainnya.  Kebiasaan tersebut akan membuat anak Anda manja. Perlu diketahui, bahwa uang tidak bisa menggantikan apapun, termasuk kasih sayang orangtua. Yang anak mau bukanlah hanya materi dari Anda, tapi perhatian dan kasih sayang yang tulus.  3. Pengasuh hanya Pendamping  Anda suami istri sibuk bekerja, solusi mengurus anak ya diserahkan ke pengasuh. Boleh-boleh saja sih, tapi jangan asal. Saat ini banyak pengasuh yang ‘manis’ di depan, tapi ‘menusuk’ dari belakang. Artinya bisa mencelakakan anak Anda.  Jadi, carilah pengasuh yang profesional dan sangat menyukai anak-anak. Agar terpercaya, Anda dapat mempekerjaan pengasuh, kenalan dari orang-orang terdekat Anda, sehingga lebih aman.  Pengasuh sejatinya hanya pendamping. Begitu Anda dan pasangan pulang bekerja atau tengah libur, langsung ambil alih pengurusan anak-anak. Tidak mau kan, anak Anda justru lebih ‘lengket’ sama pengasuh ketimbang Anda orangtuanya?  4. Ajak Komunikasi dan Jadilah Pendengar yang Baik  Anda dan pasangan memang bekerja untuk anak. Tapi bukan berarti lepas dari tanggung jawab. Saat berkumpul bersama anak, jangan cuek. Jangan sibuk dengan ponsel Anda. Ajak anak berkomunikasi. Sampaikan keinginan Anda atau sebaliknya.  Saat anak sudah mulai banyak bicara, posisikan diri sebagai pendengar. Biarkan anak mengutarakan apapun dan beri tanggapan yang baik. Termasuk jika anak meminta solusi.  Hal itu terkesan sepele, tapi percayalah bahwa dengan Anda mengajaknya berkomunikasi dan menjadi pendengar yang baik, anak akan bahagia. Hubungan Anda dan anak akan terus dekat.  5. Bersikap yang Baik dan Jadilah Teladan untuk Anak Keluarga adalah sekolah pertama si anak. Anak akan mencontoh perilaku kedua orangtuanya. Jadi beri contoh yang baik. Misalnya jangan merokok di dalam rumah, membuang sampah pada tempatnya, bicara dengan perkataan yang baik, dan lainnya.  6. Berikan Reward dan Punishment Sebagai orangtua, Anda harus bersikap tegas walaupun sibuk bekerja. Terapkan sistem penghargaan dan hukuman untuk anak. Anda dapat memberi penghargaan bila sikap anak baik, seperti memujinya bila telah melakukan perbuatan baik, mengajaknya liburan jika rapor nilai anak bagus agar terus meningkatkan atau mempertahankan prestasinya.  Begitupun sebaliknya, jika anak melakukan kesalahan, didik dengan kata-kata maaf. Bila nakal sudah melampaui batas, Anda dapat memberikan hukuman, seperti potong uang jajan, menyita ponselnya untuk jangka waktu sebulan misalnya. Diharapkan anak menyadari kesalahannya dan tidak mengulanginya lagi.  Karier Sukses, Keluarga pun Harmonis Karier dan keluarga harus berjalan seirama. Walaupun Anda dan pasangan bekerja, tapi tetap menomorsatukan keluarga atau anak. Bekerja bukan berarti Anda membesarkan anak seadanya.   Kalau anak-anak Anda tumbuh cerdas, berbudi pekerti baik, itu merupakan hasil didikan dari orangtuanya. Orangtua yang tetap mencurahkan perhatian dan kasih sayang kepada anak. Dengan begitu, Anda akan tenang saat bekerja. Karier pun bakal melesat, berkat dukungan dari keluarga terutama anak. Setelah menikah, kebutuhan hidup semakin banyak. Apalagi nanti jika Anda dan pasangan sudah dikaruniai anak, pastinya kian bertambah.  Untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup tersebut, istri dapat membantu sang suami bekerja. Entah itu karena gaji suami yang minim atau sudah mendapat ‘lampu hijau’ dari suami, Anda boleh bekerja.  Bila suami istri bekerja, sebagai orangtua, Anda tetap bertanggung jawab untuk mengasuh dan membesarkan buah hati. Meskipun ada pengasuh, Anda harus mencurahkan perhatian cukup untuk anak.  Jangan hanya sibuk bekerja, sampai lupa anak. Ingat, orangtua adalah guru terbaik bagi anak-anaknya. Oleh karenanya, waktu antara pekerjaan dan keluarga, terutama anak harus seimbang agar anak tetap mendapat kasih sayang dari orangtuanya.  Bagi Anda pasangan suami istri yang sama-sama bekerja, berikut tips mengasuh dan membesarkan anak:  1. Atur dan Berikan Waktu Berkualitas Anda  Setelah menikah, kebutuhan hidup semakin banyak. Apalagi nanti jika Anda dan pasangan sudah dikaruniai anak, pastinya kian bertambah.  Untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup tersebut, istri dapat membantu sang suami bekerja. Entah itu karena gaji suami yang minim atau sudah mendapat ‘lampu hijau’ dari suami, Anda boleh bekerja.  Bila suami istri bekerja, sebagai orangtua, Anda tetap bertanggung jawab untuk mengasuh dan membesarkan buah hati. Meskipun ada pengasuh, Anda harus mencurahkan perhatian cukup untuk anak.  Jangan hanya sibuk bekerja, sampai lupa anak. Ingat, orangtua adalah guru terbaik bagi anak-anaknya. Oleh karenanya, waktu antara pekerjaan dan keluarga, terutama anak harus seimbang agar anak tetap mendapat kasih sayang dari orangtuanya.  Bagi Anda pasangan suami istri yang sama-sama bekerja, berikut tips mengasuh dan membesarkan anak:  1. Atur dan Berikan Waktu Berkualitas Anda  Tak dimungkiri, pekerjaan di kantor sudah sangat menyita perhatian Anda. Tumpukan deadline menanti setiap hari untuk diselesaikan. Namun sesibuk apapun bekerja, berikanlah waktu terbaik Anda untuk anak.  Contohnya setelah pulang kerja, duduk bersama anak sambil nonton tv, bersenda gurau di ruang keluarga, atau membantunya mengerjakan tugas sekolah. Saat hari libur, jangan ganggu waktu Anda untuk bekerja. Manfaatkan sepenuhnya untuk keluarga.  Waktu berkumpul inilah yang akan semakin mendekatkan anak dengan Anda sebagai orangtuanya. Jangan renggut kebahagiaan mereka dengan Anda lalai memperhatikannya dan malah asyik dengan dunia sendiri. Bersama orangtua merupakan salah satu kebahagiaan terbesar bagi seorang anak.  2. Jangan Berpikir Kasih Sayang Bisa Diganti Uang Jika Anda punya waktu sedikit buat anak, jangan langsung memberi yang instan. Alih-alih biar anaknya tidak menuntut waktu orangtua, Anda menuruti berbagai macam permintaan anak, seperti memberi uang jajan yang banyak, membelikan mainan, dan lainnya.  Kebiasaan tersebut akan membuat anak Anda manja. Perlu diketahui, bahwa uang tidak bisa menggantikan apapun, termasuk kasih sayang orangtua. Yang anak mau bukanlah hanya materi dari Anda, tapi perhatian dan kasih sayang yang tulus.  3. Pengasuh hanya Pendamping  Anda suami istri sibuk bekerja, solusi mengurus anak ya diserahkan ke pengasuh. Boleh-boleh saja sih, tapi jangan asal. Saat ini banyak pengasuh yang ‘manis’ di depan, tapi ‘menusuk’ dari belakang. Artinya bisa mencelakakan anak Anda.  Jadi, carilah pengasuh yang profesional dan sangat menyukai anak-anak. Agar terpercaya, Anda dapat mempekerjaan pengasuh, kenalan dari orang-orang terdekat Anda, sehingga lebih aman.  Pengasuh sejatinya hanya pendamping. Begitu Anda dan pasangan pulang bekerja atau tengah libur, langsung ambil alih pengurusan anak-anak. Tidak mau kan, anak Anda justru lebih ‘lengket’ sama pengasuh ketimbang Anda orangtuanya?  4. Ajak Komunikasi dan Jadilah Pendengar yang Baik  Anda dan pasangan memang bekerja untuk anak. Tapi bukan berarti lepas dari tanggung jawab. Saat berkumpul bersama anak, jangan cuek. Jangan sibuk dengan ponsel Anda. Ajak anak berkomunikasi. Sampaikan keinginan Anda atau sebaliknya.  Saat anak sudah mulai banyak bicara, posisikan diri sebagai pendengar. Biarkan anak mengutarakan apapun dan beri tanggapan yang baik. Termasuk jika anak meminta solusi.  Hal itu terkesan sepele, tapi percayalah bahwa dengan Anda mengajaknya berkomunikasi dan menjadi pendengar yang baik, anak akan bahagia. Hubungan Anda dan anak akan terus dekat.  5. Bersikap yang Baik dan Jadilah Teladan untuk Anak Keluarga adalah sekolah pertama si anak. Anak akan mencontoh perilaku kedua orangtuanya. Jadi beri contoh yang baik. Misalnya jangan merokok di dalam rumah, membuang sampah pada tempatnya, bicara dengan perkataan yang baik, dan lainnya.  6. Berikan Reward dan Punishment Sebagai orangtua, Anda harus bersikap tegas walaupun sibuk bekerja. Terapkan sistem penghargaan dan hukuman untuk anak. Anda dapat memberi penghargaan bila sikap anak baik, seperti memujinya bila telah melakukan perbuatan baik, mengajaknya liburan jika rapor nilai anak bagus agar terus meningkatkan atau mempertahankan prestasinya.  Begitupun sebaliknya, jika anak melakukan kesalahan, didik dengan kata-kata maaf. Bila nakal sudah melampaui batas, Anda dapat memberikan hukuman, seperti potong uang jajan, menyita ponselnya untuk jangka waktu sebulan misalnya. Diharapkan anak menyadari kesalahannya dan tidak mengulanginya lagi.  Karier Sukses, Keluarga pun Harmonis Karier dan keluarga harus berjalan seirama. Walaupun Anda dan pasangan bekerja, tapi tetap menomorsatukan keluarga atau anak. Bekerja bukan berarti Anda membesarkan anak seadanya.   Kalau anak-anak Anda tumbuh cerdas, berbudi pekerti baik, itu merupakan hasil didikan dari orangtuanya. Orangtua yang tetap mencurahkan perhatian dan kasih sayang kepada anak. Dengan begitu, Anda akan tenang saat bekerja. Karier pun bakal melesat, berkat dukungan dari keluarga terutama anak. Setelah menikah, kebutuhan hidup semakin banyak. Apalagi nanti jika Anda dan pasangan sudah dikaruniai anak, pastinya kian bertambah.  Untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup tersebut, istri dapat membantu sang suami bekerja. Entah itu karena gaji suami yang minim atau sudah mendapat ‘lampu hijau’ dari suami, Anda boleh bekerja.  Bila suami istri bekerja, sebagai orangtua, Anda tetap bertanggung jawab untuk mengasuh dan membesarkan buah hati. Meskipun ada pengasuh, Anda harus mencurahkan perhatian cukup untuk anak.  Jangan hanya sibuk bekerja, sampai lupa anak. Ingat, orangtua adalah guru terbaik bagi anak-anaknya. Oleh karenanya, waktu antara pekerjaan dan keluarga, terutama anak harus seimbang agar anak tetap mendapat kasih sayang dari orangtuanya.  Bagi Anda pasangan suami istri yang sama-sama bekerja, berikut tips mengasuh dan membesarkan anak:  1. Atur dan Berikan Waktu Berkualitas Anda      Tak dimungkiri, pekerjaan di kantor sudah sangat menyita perhatian Anda. Tumpukan deadline menanti setiap hari untuk diselesaikan. Namun sesibuk apapun bekerja, berikanlah waktu terbaik Anda untuk anak.  Contohnya setelah pulang kerja, duduk bersama anak sambil nonton tv, bersenda gurau di ruang keluarga, atau membantunya mengerjakan tugas sekolah. Saat hari libur, jangan ganggu waktu Anda untuk bekerja. Manfaatkan sepenuhnya untuk keluarga.  Waktu berkumpul inilah yang akan semakin mendekatkan anak dengan Anda sebagai orangtuanya. Jangan renggut kebahagiaan mereka dengan Anda lalai memperhatikannya dan malah asyik dengan dunia sendiri. Bersama orangtua merupakan salah satu kebahagiaan terbesar bagi seorang anak.  2. Jangan Berpikir Kasih Sayang Bisa Diganti Uang Jika Anda punya waktu sedikit buat anak, jangan langsung memberi yang instan. Alih-alih biar anaknya tidak menuntut waktu orangtua, Anda menuruti berbagai macam permintaan anak, seperti memberi uang jajan yang banyak, membelikan mainan, dan lainnya.  Kebiasaan tersebut akan membuat anak Anda manja. Perlu diketahui, bahwa uang tidak bisa menggantikan apapun, termasuk kasih sayang orangtua. Yang anak mau bukanlah hanya materi dari Anda, tapi perhatian dan kasih sayang yang tulus.  3. Pengasuh hanya Pendamping  Anda suami istri sibuk bekerja, solusi mengurus anak ya diserahkan ke pengasuh. Boleh-boleh saja sih, tapi jangan asal. Saat ini banyak pengasuh yang ‘manis’ di depan, tapi ‘menusuk’ dari belakang. Artinya bisa mencelakakan anak Anda.  Jadi, carilah pengasuh yang profesional dan sangat menyukai anak-anak. Agar terpercaya, Anda dapat mempekerjaan pengasuh, kenalan dari orang-orang terdekat Anda, sehingga lebih aman.  Pengasuh sejatinya hanya pendamping. Begitu Anda dan pasangan pulang bekerja atau tengah libur, langsung ambil alih pengurusan anak-anak. Tidak mau kan, anak Anda justru lebih ‘lengket’ sama pengasuh ketimbang Anda orangtuanya?  4. Ajak Komunikasi dan Jadilah Pendengar yang Baik  Anda dan pasangan memang bekerja untuk anak. Tapi bukan berarti lepas dari tanggung jawab. Saat berkumpul bersama anak, jangan cuek. Jangan sibuk dengan ponsel Anda. Ajak anak berkomunikasi. Sampaikan keinginan Anda atau sebaliknya.  Saat anak sudah mulai banyak bicara, posisikan diri sebagai pendengar. Biarkan anak mengutarakan apapun dan beri tanggapan yang baik. Termasuk jika anak meminta solusi.  Hal itu terkesan sepele, tapi percayalah bahwa dengan Anda mengajaknya berkomunikasi dan menjadi pendengar yang baik, anak akan bahagia. Hubungan Anda dan anak akan terus dekat.  5. Bersikap yang Baik dan Jadilah Teladan untuk Anak Keluarga adalah sekolah pertama si anak. Anak akan mencontoh perilaku kedua orangtuanya. Jadi beri contoh yang baik. Misalnya jangan merokok di dalam rumah, membuang sampah pada tempatnya, bicara dengan perkataan yang baik, dan lainnya.  6. Berikan Reward dan Punishment Sebagai orangtua, Anda harus bersikap tegas walaupun sibuk bekerja. Terapkan sistem penghargaan dan hukuman untuk anak. Anda dapat memberi penghargaan bila sikap anak baik, seperti memujinya bila telah melakukan perbuatan baik, mengajaknya liburan jika rapor nilai anak bagus agar terus meningkatkan atau mempertahankan prestasinya.  Begitupun sebaliknya, jika anak melakukan kesalahan, didik dengan kata-kata maaf. Bila nakal sudah melampaui batas, Anda dapat memberikan hukuman, seperti potong uang jajan, menyita ponselnya untuk jangka waktu sebulan misalnya. Diharapkan anak menyadari kesalahannya dan tidak mengulanginya lagi.  Karier Sukses, Keluarga pun Harmonis Karier dan keluarga harus berjalan seirama. Walaupun Anda dan pasangan bekerja, tapi tetap menomorsatukan keluarga atau anak. Bekerja bukan berarti Anda membesarkan anak seadanya.   Kalau anak-anak Anda tumbuh cerdas, berbudi pekerti baik, itu merupakan hasil didikan dari orangtuanya. Orangtua yang tetap mencurahkan perhatian dan kasih sayang kepada anak. Dengan begitu, Anda akan tenang saat bekerja. Karier pun bakal melesat, berkat dukungan dari keluarga terutama anak.  Tak dimungkiri, pekerjaan di kantor sudah sangat menyita perhatian Anda. Tumpukan deadline menanti setiap hari untuk diselesaikan. Namun sesibuk apapun bekerja, berikanlah waktu terbaik Anda untuk anak.  Contohnya setelah pulang kerja, duduk bersama anak sambil nonton tv, bersenda gurau di ruang keluarga, atau membantunya mengerjakan tugas sekolah. Saat hari libur, jangan ganggu waktu Anda untuk bekerja. Manfaatkan sepenuhnya untuk keluarga.  Waktu berkumpul inilah yang akan semakin mendekatkan anak dengan Anda sebagai orangtuanya. Jangan renggut kebahagiaan mereka dengan Anda lalai memperhatikannya dan malah asyik dengan dunia sendiri. Bersama orangtua merupakan salah satu kebahagiaan terbesar bagi seorang anak.  2. Jangan Berpikir Kasih Sayang Bisa Diganti Uang    Jika Anda punya waktu sedikit buat anak, jangan langsung memberi yang instan. Alih-alih biar anaknya tidak menuntut waktu orangtua, Anda menuruti berbagai macam permintaan anak, seperti memberi uang jajan yang banyak, membelikan mainan, dan lainnya.  Kebiasaan tersebut akan membuat anak Anda manja. Perlu diketahui, bahwa uang tidak bisa menggantikan apapun, termasuk kasih sayang orangtua. Yang anak mau bukanlah hanya materi dari Anda, tapi perhatian dan kasih sayang yang tulus.  3. Pengasuh hanya Pendamping  Anda suami istri sibuk bekerja, solusi mengurus anak ya diserahkan ke pengasuh. Boleh-boleh saja sih, tapi jangan asal. Saat ini banyak pengasuh yang ‘manis’ di depan, tapi ‘menusuk’ dari belakang. Artinya bisa mencelakakan anak Anda.  Jadi, carilah pengasuh yang profesional dan sangat menyukai anak-anak. Agar terpercaya, Anda dapat mempekerjaan pengasuh, kenalan dari orang-orang terdekat Anda, sehingga lebih aman.  Pengasuh sejatinya hanya pendamping. Begitu Anda dan pasangan pulang bekerja atau tengah libur, langsung ambil alih pengurusan anak-anak. Tidak mau kan, anak Anda justru lebih ‘lengket’ sama pengasuh ketimbang Anda orangtuanya?  4. Ajak Komunikasi dan Jadilah Pendengar yang Baik  Anda dan pasangan memang bekerja untuk anak. Tapi bukan berarti lepas dari tanggung jawab. Saat berkumpul bersama anak, jangan cuek. Jangan sibuk dengan ponsel Anda. Ajak anak berkomunikasi. Sampaikan keinginan Anda atau sebaliknya.  Saat anak sudah mulai banyak bicara, posisikan diri sebagai pendengar. Biarkan anak mengutarakan apapun dan beri tanggapan yang baik. Termasuk jika anak meminta solusi.  Hal itu terkesan sepele, tapi percayalah bahwa dengan Anda mengajaknya berkomunikasi dan menjadi pendengar yang baik, anak akan bahagia. Hubungan Anda dan anak akan terus dekat.  5. Bersikap yang Baik dan Jadilah Teladan untuk Anak Keluarga adalah sekolah pertama si anak. Anak akan mencontoh perilaku kedua orangtuanya. Jadi beri contoh yang baik. Misalnya jangan merokok di dalam rumah, membuang sampah pada tempatnya, bicara dengan perkataan yang baik, dan lainnya.  6. Berikan Reward dan Punishment Sebagai orangtua, Anda harus bersikap tegas walaupun sibuk bekerja. Terapkan sistem penghargaan dan hukuman untuk anak. Anda dapat memberi penghargaan bila sikap anak baik, seperti memujinya bila telah melakukan perbuatan baik, mengajaknya liburan jika rapor nilai anak bagus agar terus meningkatkan atau mempertahankan prestasinya.  Begitupun sebaliknya, jika anak melakukan kesalahan, didik dengan kata-kata maaf. Bila nakal sudah melampaui batas, Anda dapat memberikan hukuman, seperti potong uang jajan, menyita ponselnya untuk jangka waktu sebulan misalnya. Diharapkan anak menyadari kesalahannya dan tidak mengulanginya lagi.  Karier Sukses, Keluarga pun Harmonis Karier dan keluarga harus berjalan seirama. Walaupun Anda dan pasangan bekerja, tapi tetap menomorsatukan keluarga atau anak. Bekerja bukan berarti Anda membesarkan anak seadanya.   Kalau anak-anak Anda tumbuh cerdas, berbudi pekerti baik, itu merupakan hasil didikan dari orangtuanya. Orangtua yang tetap mencurahkan perhatian dan kasih sayang kepada anak. Dengan begitu, Anda akan tenang saat bekerja. Karier pun bakal melesat, berkat dukungan dari keluarga terutama anak. Jika Anda punya waktu sedikit buat anak, jangan langsung memberi yang instan. Alih-alih biar anaknya tidak menuntut waktu orangtua, Anda menuruti berbagai macam permintaan anak, seperti memberi uang jajan yang banyak, membelikan mainan, dan lainnya.  Kebiasaan tersebut akan membuat anak Anda manja. Perlu diketahui, bahwa uang tidak bisa menggantikan apapun, termasuk kasih sayang orangtua. Yang anak mau bukanlah hanya materi dari Anda, tapi perhatian dan kasih sayang yang tulus.  3. Pengasuh hanya Pendamping  Anda suami istri sibuk bekerja, solusi mengurus anak ya diserahkan ke pengasuh. Boleh-boleh saja sih, tapi jangan asal. Saat ini banyak pengasuh yang ‘manis’ di depan, tapi ‘menusuk’ dari belakang. Artinya bisa mencelakakan anak Anda.  Jadi, carilah pengasuh yang profesional dan sangat menyukai anak-anak. Agar terpercaya, Anda dapat mempekerjaan pengasuh, kenalan dari orang-orang terdekat Anda, sehingga lebih aman.  Pengasuh sejatinya hanya pendamping. Begitu Anda dan pasangan pulang bekerja atau tengah libur, langsung ambil alih pengurusan anak-anak. Tidak mau kan, anak Anda justru lebih ‘lengket’ sama pengasuh ketimbang Anda orangtuanya?  4. Ajak Komunikasi dan Jadilah Pendengar yang Baik  Setelah menikah, kebutuhan hidup semakin banyak. Apalagi nanti jika Anda dan pasangan sudah dikaruniai anak, pastinya kian bertambah.  Untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup tersebut, istri dapat membantu sang suami bekerja. Entah itu karena gaji suami yang minim atau sudah mendapat ‘lampu hijau’ dari suami, Anda boleh bekerja.  Bila suami istri bekerja, sebagai orangtua, Anda tetap bertanggung jawab untuk mengasuh dan membesarkan buah hati. Meskipun ada pengasuh, Anda harus mencurahkan perhatian cukup untuk anak.  Jangan hanya sibuk bekerja, sampai lupa anak. Ingat, orangtua adalah guru terbaik bagi anak-anaknya. Oleh karenanya, waktu antara pekerjaan dan keluarga, terutama anak harus seimbang agar anak tetap mendapat kasih sayang dari orangtuanya.  Bagi Anda pasangan suami istri yang sama-sama bekerja, berikut tips mengasuh dan membesarkan anak:  1. Atur dan Berikan Waktu Berkualitas Anda  Tak dimungkiri, pekerjaan di kantor sudah sangat menyita perhatian Anda. Tumpukan deadline menanti setiap hari untuk diselesaikan. Namun sesibuk apapun bekerja, berikanlah waktu terbaik Anda untuk anak.  Contohnya setelah pulang kerja, duduk bersama anak sambil nonton tv, bersenda gurau di ruang keluarga, atau membantunya mengerjakan tugas sekolah. Saat hari libur, jangan ganggu waktu Anda untuk bekerja. Manfaatkan sepenuhnya untuk keluarga.  Waktu berkumpul inilah yang akan semakin mendekatkan anak dengan Anda sebagai orangtuanya. Jangan renggut kebahagiaan mereka dengan Anda lalai memperhatikannya dan malah asyik dengan dunia sendiri. Bersama orangtua merupakan salah satu kebahagiaan terbesar bagi seorang anak.  2. Jangan Berpikir Kasih Sayang Bisa Diganti Uang Jika Anda punya waktu sedikit buat anak, jangan langsung memberi yang instan. Alih-alih biar anaknya tidak menuntut waktu orangtua, Anda menuruti berbagai macam permintaan anak, seperti memberi uang jajan yang banyak, membelikan mainan, dan lainnya.  Kebiasaan tersebut akan membuat anak Anda manja. Perlu diketahui, bahwa uang tidak bisa menggantikan apapun, termasuk kasih sayang orangtua. Yang anak mau bukanlah hanya materi dari Anda, tapi perhatian dan kasih sayang yang tulus.  3. Pengasuh hanya Pendamping  Anda suami istri sibuk bekerja, solusi mengurus anak ya diserahkan ke pengasuh. Boleh-boleh saja sih, tapi jangan asal. Saat ini banyak pengasuh yang ‘manis’ di depan, tapi ‘menusuk’ dari belakang. Artinya bisa mencelakakan anak Anda.  Jadi, carilah pengasuh yang profesional dan sangat menyukai anak-anak. Agar terpercaya, Anda dapat mempekerjaan pengasuh, kenalan dari orang-orang terdekat Anda, sehingga lebih aman.  Pengasuh sejatinya hanya pendamping. Begitu Anda dan pasangan pulang bekerja atau tengah libur, langsung ambil alih pengurusan anak-anak. Tidak mau kan, anak Anda justru lebih ‘lengket’ sama pengasuh ketimbang Anda orangtuanya?  4. Ajak Komunikasi dan Jadilah Pendengar yang Baik  Anda dan pasangan memang bekerja untuk anak. Tapi bukan berarti lepas dari tanggung jawab. Saat berkumpul bersama anak, jangan cuek. Jangan sibuk dengan ponsel Anda. Ajak anak berkomunikasi. Sampaikan keinginan Anda atau sebaliknya.  Saat anak sudah mulai banyak bicara, posisikan diri sebagai pendengar. Biarkan anak mengutarakan apapun dan beri tanggapan yang baik. Termasuk jika anak meminta solusi.  Hal itu terkesan sepele, tapi percayalah bahwa dengan Anda mengajaknya berkomunikasi dan menjadi pendengar yang baik, anak akan bahagia. Hubungan Anda dan anak akan terus dekat.  5. Bersikap yang Baik dan Jadilah Teladan untuk Anak Keluarga adalah sekolah pertama si anak. Anak akan mencontoh perilaku kedua orangtuanya. Jadi beri contoh yang baik. Misalnya jangan merokok di dalam rumah, membuang sampah pada tempatnya, bicara dengan perkataan yang baik, dan lainnya.  6. Berikan Reward dan Punishment Sebagai orangtua, Anda harus bersikap tegas walaupun sibuk bekerja. Terapkan sistem penghargaan dan hukuman untuk anak. Anda dapat memberi penghargaan bila sikap anak baik, seperti memujinya bila telah melakukan perbuatan baik, mengajaknya liburan jika rapor nilai anak bagus agar terus meningkatkan atau mempertahankan prestasinya.  Begitupun sebaliknya, jika anak melakukan kesalahan, didik dengan kata-kata maaf. Bila nakal sudah melampaui batas, Anda dapat memberikan hukuman, seperti potong uang jajan, menyita ponselnya untuk jangka waktu sebulan misalnya. Diharapkan anak menyadari kesalahannya dan tidak mengulanginya lagi.  Karier Sukses, Keluarga pun Harmonis Karier dan keluarga harus berjalan seirama. Walaupun Anda dan pasangan bekerja, tapi tetap menomorsatukan keluarga atau anak. Bekerja bukan berarti Anda membesarkan anak seadanya.   Kalau anak-anak Anda tumbuh cerdas, berbudi pekerti baik, itu merupakan hasil didikan dari orangtuanya. Orangtua yang tetap mencurahkan perhatian dan kasih sayang kepada anak. Dengan begitu, Anda akan tenang saat bekerja. Karier pun bakal melesat, berkat dukungan dari keluarga terutama anak. Setelah menikah, kebutuhan hidup semakin banyak. Apalagi nanti jika Anda dan pasangan sudah dikaruniai anak, pastinya kian bertambah.  Untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup tersebut, istri dapat membantu sang suami bekerja. Entah itu karena gaji suami yang minim atau sudah mendapat ‘lampu hijau’ dari suami, Anda boleh bekerja.  Bila suami istri bekerja, sebagai orangtua, Anda tetap bertanggung jawab untuk mengasuh dan membesarkan buah hati. Meskipun ada pengasuh, Anda harus mencurahkan perhatian cukup untuk anak.  Jangan hanya sibuk bekerja, sampai lupa anak. Ingat, orangtua adalah guru terbaik bagi anak-anaknya. Oleh karenanya, waktu antara pekerjaan dan keluarga, terutama anak harus seimbang agar anak tetap mendapat kasih sayang dari orangtuanya.  Bagi Anda pasangan suami istri yang sama-sama bekerja, berikut tips mengasuh dan membesarkan anak:  1. Atur dan Berikan Waktu Berkualitas Anda  Setelah menikah, kebutuhan hidup semakin banyak. Apalagi nanti jika Anda dan pasangan sudah dikaruniai anak, pastinya kian bertambah.  Untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup tersebut, istri dapat membantu sang suami bekerja. Entah itu karena gaji suami yang minim atau sudah mendapat ‘lampu hijau’ dari suami, Anda boleh bekerja.  Bila suami istri bekerja, sebagai orangtua, Anda tetap bertanggung jawab untuk mengasuh dan membesarkan buah hati. Meskipun ada pengasuh, Anda harus mencurahkan perhatian cukup untuk anak.  Jangan hanya sibuk bekerja, sampai lupa anak. Ingat, orangtua adalah guru terbaik bagi anak-anaknya. Oleh karenanya, waktu antara pekerjaan dan keluarga, terutama anak harus seimbang agar anak tetap mendapat kasih sayang dari orangtuanya.  Bagi Anda pasangan suami istri yang sama-sama bekerja, berikut tips mengasuh dan membesarkan anak:  1. Atur dan Berikan Waktu Berkualitas Anda  Tak dimungkiri, pekerjaan di kantor sudah sangat menyita perhatian Anda. Tumpukan deadline menanti setiap hari untuk diselesaikan. Namun sesibuk apapun bekerja, berikanlah waktu terbaik Anda untuk anak.  Contohnya setelah pulang kerja, duduk bersama anak sambil nonton tv, bersenda gurau di ruang keluarga, atau membantunya mengerjakan tugas sekolah. Saat hari libur, jangan ganggu waktu Anda untuk bekerja. Manfaatkan sepenuhnya untuk keluarga.  Waktu berkumpul inilah yang akan semakin mendekatkan anak dengan Anda sebagai orangtuanya. Jangan renggut kebahagiaan mereka dengan Anda lalai memperhatikannya dan malah asyik dengan dunia sendiri. Bersama orangtua merupakan salah satu kebahagiaan terbesar bagi seorang anak.  2. Jangan Berpikir Kasih Sayang Bisa Diganti Uang Jika Anda punya waktu sedikit buat anak, jangan langsung memberi yang instan. Alih-alih biar anaknya tidak menuntut waktu orangtua, Anda menuruti berbagai macam permintaan anak, seperti memberi uang jajan yang banyak, membelikan mainan, dan lainnya.  Kebiasaan tersebut akan membuat anak Anda manja. Perlu diketahui, bahwa uang tidak bisa menggantikan apapun, termasuk kasih sayang orangtua. Yang anak mau bukanlah hanya materi dari Anda, tapi perhatian dan kasih sayang yang tulus.  3. Pengasuh hanya Pendamping  Anda suami istri sibuk bekerja, solusi mengurus anak ya diserahkan ke pengasuh. Boleh-boleh saja sih, tapi jangan asal. Saat ini banyak pengasuh yang ‘manis’ di depan, tapi ‘menusuk’ dari belakang. Artinya bisa mencelakakan anak Anda.  Jadi, carilah pengasuh yang profesional dan sangat menyukai anak-anak. Agar terpercaya, Anda dapat mempekerjaan pengasuh, kenalan dari orang-orang terdekat Anda, sehingga lebih aman.  Pengasuh sejatinya hanya pendamping. Begitu Anda dan pasangan pulang bekerja atau tengah libur, langsung ambil alih pengurusan anak-anak. Tidak mau kan, anak Anda justru lebih ‘lengket’ sama pengasuh ketimbang Anda orangtuanya?  4. Ajak Komunikasi dan Jadilah Pendengar yang Baik  Anda dan pasangan memang bekerja untuk anak. Tapi bukan berarti lepas dari tanggung jawab. Saat berkumpul bersama anak, jangan cuek. Jangan sibuk dengan ponsel Anda. Ajak anak berkomunikasi. Sampaikan keinginan Anda atau sebaliknya.  Saat anak sudah mulai banyak bicara, posisikan diri sebagai pendengar. Biarkan anak mengutarakan apapun dan beri tanggapan yang baik. Termasuk jika anak meminta solusi.  Hal itu terkesan sepele, tapi percayalah bahwa dengan Anda mengajaknya berkomunikasi dan menjadi pendengar yang baik, anak akan bahagia. Hubungan Anda dan anak akan terus dekat.  5. Bersikap yang Baik dan Jadilah Teladan untuk Anak Keluarga adalah sekolah pertama si anak. Anak akan mencontoh perilaku kedua orangtuanya. Jadi beri contoh yang baik. Misalnya jangan merokok di dalam rumah, membuang sampah pada tempatnya, bicara dengan perkataan yang baik, dan lainnya.  6. Berikan Reward dan Punishment Sebagai orangtua, Anda harus bersikap tegas walaupun sibuk bekerja. Terapkan sistem penghargaan dan hukuman untuk anak. Anda dapat memberi penghargaan bila sikap anak baik, seperti memujinya bila telah melakukan perbuatan baik, mengajaknya liburan jika rapor nilai anak bagus agar terus meningkatkan atau mempertahankan prestasinya.  Begitupun sebaliknya, jika anak melakukan kesalahan, didik dengan kata-kata maaf. Bila nakal sudah melampaui batas, Anda dapat memberikan hukuman, seperti potong uang jajan, menyita ponselnya untuk jangka waktu sebulan misalnya. Diharapkan anak menyadari kesalahannya dan tidak mengulanginya lagi.  Karier Sukses, Keluarga pun Harmonis Karier dan keluarga harus berjalan seirama. Walaupun Anda dan pasangan bekerja, tapi tetap menomorsatukan keluarga atau anak. Bekerja bukan berarti Anda membesarkan anak seadanya.   Kalau anak-anak Anda tumbuh cerdas, berbudi pekerti baik, itu merupakan hasil didikan dari orangtuanya. Orangtua yang tetap mencurahkan perhatian dan kasih sayang kepada anak. Dengan begitu, Anda akan tenang saat bekerja. Karier pun bakal melesat, berkat dukungan dari keluarga terutama anak. Setelah menikah, kebutuhan hidup semakin banyak. Apalagi nanti jika Anda dan pasangan sudah dikaruniai anak, pastinya kian bertambah.  Untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup tersebut, istri dapat membantu sang suami bekerja. Entah itu karena gaji suami yang minim atau sudah mendapat ‘lampu hijau’ dari suami, Anda boleh bekerja.  Bila suami istri bekerja, sebagai orangtua, Anda tetap bertanggung jawab untuk mengasuh dan membesarkan buah hati. Meskipun ada pengasuh, Anda harus mencurahkan perhatian cukup untuk anak.  Jangan hanya sibuk bekerja, sampai lupa anak. Ingat, orangtua adalah guru terbaik bagi anak-anaknya. Oleh karenanya, waktu antara pekerjaan dan keluarga, terutama anak harus seimbang agar anak tetap mendapat kasih sayang dari orangtuanya.  Bagi Anda pasangan suami istri yang sama-sama bekerja, berikut tips mengasuh dan membesarkan anak:  1. Atur dan Berikan Waktu Berkualitas Anda      Tak dimungkiri, pekerjaan di kantor sudah sangat menyita perhatian Anda. Tumpukan deadline menanti setiap hari untuk diselesaikan. Namun sesibuk apapun bekerja, berikanlah waktu terbaik Anda untuk anak.  Contohnya setelah pulang kerja, duduk bersama anak sambil nonton tv, bersenda gurau di ruang keluarga, atau membantunya mengerjakan tugas sekolah. Saat hari libur, jangan ganggu waktu Anda untuk bekerja. Manfaatkan sepenuhnya untuk keluarga.  Waktu berkumpul inilah yang akan semakin mendekatkan anak dengan Anda sebagai orangtuanya. Jangan renggut kebahagiaan mereka dengan Anda lalai memperhatikannya dan malah asyik dengan dunia sendiri. Bersama orangtua merupakan salah satu kebahagiaan terbesar bagi seorang anak.  2. Jangan Berpikir Kasih Sayang Bisa Diganti Uang Jika Anda punya waktu sedikit buat anak, jangan langsung memberi yang instan. Alih-alih biar anaknya tidak menuntut waktu orangtua, Anda menuruti berbagai macam permintaan anak, seperti memberi uang jajan yang banyak, membelikan mainan, dan lainnya.  Kebiasaan tersebut akan membuat anak Anda manja. Perlu diketahui, bahwa uang tidak bisa menggantikan apapun, termasuk kasih sayang orangtua. Yang anak mau bukanlah hanya materi dari Anda, tapi perhatian dan kasih sayang yang tulus.  3. Pengasuh hanya Pendamping  Anda suami istri sibuk bekerja, solusi mengurus anak ya diserahkan ke pengasuh. Boleh-boleh saja sih, tapi jangan asal. Saat ini banyak pengasuh yang ‘manis’ di depan, tapi ‘menusuk’ dari belakang. Artinya bisa mencelakakan anak Anda.  Jadi, carilah pengasuh yang profesional dan sangat menyukai anak-anak. Agar terpercaya, Anda dapat mempekerjaan pengasuh, kenalan dari orang-orang terdekat Anda, sehingga lebih aman.  Pengasuh sejatinya hanya pendamping. Begitu Anda dan pasangan pulang bekerja atau tengah libur, langsung ambil alih pengurusan anak-anak. Tidak mau kan, anak Anda justru lebih ‘lengket’ sama pengasuh ketimbang Anda orangtuanya?  4. Ajak Komunikasi dan Jadilah Pendengar yang Baik  Anda dan pasangan memang bekerja untuk anak. Tapi bukan berarti lepas dari tanggung jawab. Saat berkumpul bersama anak, jangan cuek. Jangan sibuk dengan ponsel Anda. Ajak anak berkomunikasi. Sampaikan keinginan Anda atau sebaliknya.  Saat anak sudah mulai banyak bicara, posisikan diri sebagai pendengar. Biarkan anak mengutarakan apapun dan beri tanggapan yang baik. Termasuk jika anak meminta solusi.  Hal itu terkesan sepele, tapi percayalah bahwa dengan Anda mengajaknya berkomunikasi dan menjadi pendengar yang baik, anak akan bahagia. Hubungan Anda dan anak akan terus dekat.  5. Bersikap yang Baik dan Jadilah Teladan untuk Anak Keluarga adalah sekolah pertama si anak. Anak akan mencontoh perilaku kedua orangtuanya. Jadi beri contoh yang baik. Misalnya jangan merokok di dalam rumah, membuang sampah pada tempatnya, bicara dengan perkataan yang baik, dan lainnya.  6. Berikan Reward dan Punishment Sebagai orangtua, Anda harus bersikap tegas walaupun sibuk bekerja. Terapkan sistem penghargaan dan hukuman untuk anak. Anda dapat memberi penghargaan bila sikap anak baik, seperti memujinya bila telah melakukan perbuatan baik, mengajaknya liburan jika rapor nilai anak bagus agar terus meningkatkan atau mempertahankan prestasinya.  Begitupun sebaliknya, jika anak melakukan kesalahan, didik dengan kata-kata maaf. Bila nakal sudah melampaui batas, Anda dapat memberikan hukuman, seperti potong uang jajan, menyita ponselnya untuk jangka waktu sebulan misalnya. Diharapkan anak menyadari kesalahannya dan tidak mengulanginya lagi.  Karier Sukses, Keluarga pun Harmonis Karier dan keluarga harus berjalan seirama. Walaupun Anda dan pasangan bekerja, tapi tetap menomorsatukan keluarga atau anak. Bekerja bukan berarti Anda membesarkan anak seadanya.   Kalau anak-anak Anda tumbuh cerdas, berbudi pekerti baik, itu merupakan hasil didikan dari orangtuanya. Orangtua yang tetap mencurahkan perhatian dan kasih sayang kepada anak. Dengan begitu, Anda akan tenang saat bekerja. Karier pun bakal melesat, berkat dukungan dari keluarga terutama anak.  Tak dimungkiri, pekerjaan di kantor sudah sangat menyita perhatian Anda. Tumpukan deadline menanti setiap hari untuk diselesaikan. Namun sesibuk apapun bekerja, berikanlah waktu terbaik Anda untuk anak.  Contohnya setelah pulang kerja, duduk bersama anak sambil nonton tv, bersenda gurau di ruang keluarga, atau membantunya mengerjakan tugas sekolah. Saat hari libur, jangan ganggu waktu Anda untuk bekerja. Manfaatkan sepenuhnya untuk keluarga.  Waktu berkumpul inilah yang akan semakin mendekatkan anak dengan Anda sebagai orangtuanya. Jangan renggut kebahagiaan mereka dengan Anda lalai memperhatikannya dan malah asyik dengan dunia sendiri. Bersama orangtua merupakan salah satu kebahagiaan terbesar bagi seorang anak.  2. Jangan Berpikir Kasih Sayang Bisa Diganti Uang    Jika Anda punya waktu sedikit buat anak, jangan langsung memberi yang instan. Alih-alih biar anaknya tidak menuntut waktu orangtua, Anda menuruti berbagai macam permintaan anak, seperti memberi uang jajan yang banyak, membelikan mainan, dan lainnya.  Kebiasaan tersebut akan membuat anak Anda manja. Perlu diketahui, bahwa uang tidak bisa menggantikan apapun, termasuk kasih sayang orangtua. Yang anak mau bukanlah hanya materi dari Anda, tapi perhatian dan kasih sayang yang tulus.  3. Pengasuh hanya Pendamping  Anda suami istri sibuk bekerja, solusi mengurus anak ya diserahkan ke pengasuh. Boleh-boleh saja sih, tapi jangan asal. Saat ini banyak pengasuh yang ‘manis’ di depan, tapi ‘menusuk’ dari belakang. Artinya bisa mencelakakan anak Anda.  Jadi, carilah pengasuh yang profesional dan sangat menyukai anak-anak. Agar terpercaya, Anda dapat mempekerjaan pengasuh, kenalan dari orang-orang terdekat Anda, sehingga lebih aman.  Pengasuh sejatinya hanya pendamping. Begitu Anda dan pasangan pulang bekerja atau tengah libur, langsung ambil alih pengurusan anak-anak. Tidak mau kan, anak Anda justru lebih ‘lengket’ sama pengasuh ketimbang Anda orangtuanya?  4. Ajak Komunikasi dan Jadilah Pendengar yang Baik  Anda dan pasangan memang bekerja untuk anak. Tapi bukan berarti lepas dari tanggung jawab. Saat berkumpul bersama anak, jangan cuek. Jangan sibuk dengan ponsel Anda. Ajak anak berkomunikasi. Sampaikan keinginan Anda atau sebaliknya.  Saat anak sudah mulai banyak bicara, posisikan diri sebagai pendengar. Biarkan anak mengutarakan apapun dan beri tanggapan yang baik. Termasuk jika anak meminta solusi.  Hal itu terkesan sepele, tapi percayalah bahwa dengan Anda mengajaknya berkomunikasi dan menjadi pendengar yang baik, anak akan bahagia. Hubungan Anda dan anak akan terus dekat.  5. Bersikap yang Baik dan Jadilah Teladan untuk Anak Keluarga adalah sekolah pertama si anak. Anak akan mencontoh perilaku kedua orangtuanya. Jadi beri contoh yang baik. Misalnya jangan merokok di dalam rumah, membuang sampah pada tempatnya, bicara dengan perkataan yang baik, dan lainnya.  6. Berikan Reward dan Punishment Sebagai orangtua, Anda harus bersikap tegas walaupun sibuk bekerja. Terapkan sistem penghargaan dan hukuman untuk anak. Anda dapat memberi penghargaan bila sikap anak baik, seperti memujinya bila telah melakukan perbuatan baik, mengajaknya liburan jika rapor nilai anak bagus agar terus meningkatkan atau mempertahankan prestasinya.  Begitupun sebaliknya, jika anak melakukan kesalahan, didik dengan kata-kata maaf. Bila nakal sudah melampaui batas, Anda dapat memberikan hukuman, seperti potong uang jajan, menyita ponselnya untuk jangka waktu sebulan misalnya. Diharapkan anak menyadari kesalahannya dan tidak mengulanginya lagi.  Karier Sukses, Keluarga pun Harmonis Karier dan keluarga harus berjalan seirama. Walaupun Anda dan pasangan bekerja, tapi tetap menomorsatukan keluarga atau anak. Bekerja bukan berarti Anda membesarkan anak seadanya.   Kalau anak-anak Anda tumbuh cerdas, berbudi pekerti baik, itu merupakan hasil didikan dari orangtuanya. Orangtua yang tetap mencurahkan perhatian dan kasih sayang kepada anak. Dengan begitu, Anda akan tenang saat bekerja. Karier pun bakal melesat, berkat dukungan dari keluarga terutama anak.  Anda dan pasangan memang bekerja untuk anak. Tapi bukan berarti lepas dari tanggung jawab. Saat berkumpul bersama anak, jangan cuek. Jangan sibuk dengan ponsel Anda. Ajak anak berkomunikasi. Sampaikan keinginan Anda atau sebaliknya.  Saat anak sudah mulai banyak bicara, posisikan diri sebagai pendengar. Biarkan anak mengutarakan apapun dan beri tanggapan yang baik. Termasuk jika anak meminta solusi.  Hal itu terkesan sepele, tapi percayalah bahwa dengan Anda mengajaknya berkomunikasi dan menjadi pendengar yang baik, anak akan bahagia. Hubungan Anda dan anak akan terus dekat.  5. Bersikap yang Baik dan Jadilah Teladan untuk Anak Keluarga adalah sekolah pertama si anak. Anak akan mencontoh perilaku kedua orangtuanya. Jadi beri contoh yang baik. Misalnya jangan merokok di dalam rumah, membuang sampah pada tempatnya, bicara dengan perkataan yang baik, dan lainnya.  6. Berikan Reward dan Punishment    Sebagai orangtua, Anda harus bersikap tegas walaupun sibuk bekerja. Terapkan sistem penghargaan dan hukuman untuk anak. Anda dapat memberi penghargaan bila sikap anak baik, seperti memujinya bila telah melakukan perbuatan baik, mengajaknya liburan jika rapor nilai anak bagus agar terus meningkatkan atau mempertahankan prestasinya.  Begitupun sebaliknya, jika anak melakukan kesalahan, didik dengan kata-kata maaf. Bila nakal sudah melampaui batas, Anda dapat memberikan hukuman, seperti potong uang jajan, menyita ponselnya untuk jangka waktu sebulan misalnya. Diharapkan anak menyadari kesalahannya dan tidak mengulanginya lagi.  Karier Sukses, Keluarga pun Harmonis Karier dan keluarga harus berjalan seirama. Walaupun Anda dan pasangan bekerja, tapi tetap menomorsatukan keluarga atau anak. Bekerja bukan berarti Anda membesarkan anak seadanya.   Kalau anak-anak Anda tumbuh cerdas, berbudi pekerti baik, itu merupakan hasil didikan dari orangtuanya. Orangtua yang tetap mencurahkan perhatian dan kasih sayang kepada anak. Dengan begitu, Anda akan tenang saat bekerja. Karier pun bakal melesat, berkat dukungan dari keluarga terutama anak. Sebagai orangtua, Anda harus bersikap tegas walaupun sibuk bekerja. Terapkan sistem penghargaan dan hukuman untuk anak. Anda dapat memberi penghargaan bila sikap anak baik, seperti memujinya bila telah melakukan perbuatan baik, mengajaknya liburan jika rapor nilai anak bagus agar terus meningkatkan atau mempertahankan prestasinya.  Begitupun sebaliknya, jika anak melakukan kesalahan, didik dengan kata-kata maaf. Bila nakal sudah melampaui batas, Anda dapat memberikan hukuman, seperti potong uang jajan, menyita ponselnya untuk jangka waktu sebulan misalnya. Diharapkan anak menyadari kesalahannya dan tidak mengulanginya lagi.  Karier Sukses, Keluarga pun Harmonis Karier dan keluarga harus berjalan seirama. Walaupun Anda dan pasangan bekerja, tapi tetap menomorsatukan keluarga atau anak. Bekerja bukan berarti Anda membesarkan anak seadanya.   Kalau anak-anak Anda tumbuh cerdas, berbudi pekerti baik, itu merupakan hasil didikan dari orangtuanya. Orangtua yang tetap mencurahkan perhatian dan kasih sayang kepada anak. Dengan begitu, Anda akan tenang saat bekerja. Karier pun bakal melesat, berkat dukungan dari keluarga terutama anak.      Referensi : Suami Istri yang Bekerja? Begini Cara Terbaik Mengurus dan Mendidik Anak

Referensi : Suami Istri yang Bekerja? Begini Cara Terbaik Mengurus dan Mendidik Anak