This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

Tampilkan postingan dengan label Begini Cara Tahu Harus Beri atau Tolak Saat Teman/Keluarga Mau Berutang. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Begini Cara Tahu Harus Beri atau Tolak Saat Teman/Keluarga Mau Berutang. Tampilkan semua postingan

Kamis, 22 September 2022

Begini Cara Tahu Harus Beri atau Tolak Saat Teman/Keluarga Mau Berutang

Berteman dengan Tya sebenarnya menyenangkan sekali. Ia menekuni hobi pantomim. Ini membuatnya menjadi seorang pencerita ulung dengan kekayaan ekspresi tubuh yang mengundang tawa. Dilengkapi minat baca yang tinggi, Tya memiliki pengetahuan luas tentang perilaku binatang hingga membaca bintang. Wajah penuh senyum dan tawanya yang khas membuat Tya mudah berteman dengan siapa saja. Ia pun selalu berusaha membantu temannya. Membelikan hadiah, datang tengah malam ke rumah kita yang sedang depresi karena patah hati, membantu membuat presentasi.  Hanya satu masalah Tya. Ia kerap terbelit persoalan keuangan. Teman-teman dekatnya, termasuk kita, seringkali harus membantunya melewati cobaan finansial. Berbagai alasan dilontarkan Tya. Dari dompet hilang, nenek sakit, ATM tertelan, ayah jatuh di kamar mandi dan masih banyak lagi. Uang yang dipinjamnya memang tak seberapa. Sekitar Rp 100.000-200.000. Tapi seringkali lupa dikembalikan. Antara lupa atau berharap orang yang dipinjam uangnya akan lupa, beberapa bulan kemudian Tya berusaha mengutarakan alasan baru untuk mengajukan utang lagi.  Sebagai salah satu teman dekat Tya, ada masanya kita mungkin akan merasa tidak enak menolak meminjamkan uang. Apalagi kalau alasannya serius seperti ayah dirawat di rumah sakit karena jatuh di kamar mandi. Di sisi lain, ada perbedaan konsep ‘meminjam uang’ antara kita dan Tya.  Orang-orang seperti Tya yang gemar berutang pada teman atau keluarganya familiar dalam kehidupan kita. Seringkali karena alasan ‘enggak enak’ kita meminjamkan uang walau saat itu uang lagi pas-pasan. Padahal bukannya tak hormat atau tak setia kawan, tapi kita pun harus sedikit tegas agar tidak dirugikan akibat memberikan utang. Karena pada dasarnya yang perlu uang enggak cuma Tya.  Daripada terjebak jadi ATM, sebelum meminjamkan uang, pertimbangkan hal-hal berikut ini.  1. Pinjaman yang membuatnya malas berusaha  Seseorang bisa menjadi manja karena terus-terusan berharap ‘disuapi utang’ oleh lingkungan terdekatnya. Daripada memberinya uang, bantu ia dengan hal lain yang membuatnya berdaya. Seperti, memperbaiki CV-nya, mem-forward lowongan kerja yang cocok untuknya, mengajari cara mengatur budget. Ajari dirinya memancing, bukan dengan memberinya ikan terus menerus.  2. Utang tanpa detail penyelesaian  Strategi ini emang cukup tega, tapi penting agar kita tetap terlindungi. Apapun kondisinya tegaskan dari awal hal-hal yang penting untuk penyelesaian utang, yaitu:  Tenggat waktu pelunasan  Gunakan WA atau email agar ada catatan tertulis tentang kesepakatan utang antara kita dan dia untuk menghindari kebingungan di lain hari.  3. Utang yang membuat kita menyesal  Dalam hal perutangan, ada dua orang yang terlibat. Kita sebagai pemberi pinjaman dan dia yang menerima. Meskipun niat membantu, kita tetap harus memikirkan diri sendiri. Seperti, apakah kita benar-benar memiliki cadangan uang untuk diberikan. Jangan sampai maksa kasih pinjaman demi takut dianggap teman durhaka. Kita juga harus memikirkan efek dari pinjaman kepada hubungan dengan si penerima. Bila setelah memberikan pinjaman muncul rasa kesal atau nge-judge yang berpotensi merusak hubungan, mending lupakan.  4. Utang yang akan tak terbayar  Ketika sudah mengerti bahwa yang dimaksud ‘pinjam uang’ baginya berarti ‘minta uang,’ maka semua kembali lagi pada diri kita. Mau tetap melanjutkan proyek sosial atau tegas menolak jadi donor. Patut diingat, proyek sosial pun bukan selalu berarti uang, tapi skill. Coba lihat lagi poin nomor satu.  5. Si peminjam sudah berubah  Lama kelamaan Tya sadar bahwa perilakunya sangat mengganggu. Dia sekarang punya pekerjaan tetap di perusahaan ternama. Dia berusaha melunasi semua utangnya, bahkan yang kita pikir sudah dilupakannya. Ketika suatu saat dia kembali meminjam uang untuk alasan yang urgent dan kita tahu pasti bukan dibuat-buat, beri dia kesempatan baru dengan memberikannya pinjaman.    6. Keadaan yang mendesak  Bila teman atau keluarga meminjam uang karena keadaan yang mendesak yang bisa dipastikan validitasnya, maka tak perlu ragu membantunya. Seperti, ayah teman yang tiba-tiba meninggal sehingga ia memohon pinjaman untuk menutup biaya penguburan.  Berhubung kita bukan bank atau ATM, mending sarankan pada teman atau keluarga untuk ikut program Dana Bantuan Sahabat dari bank DBS. Dana pinjaman antara Rp 5 juta – 300 juta dengan bunga ringan mulai dari 0,88% berlaku bagi yang tinggal di Jabodetabek, Bandung dan Surabaya.  Apply langsung di sini dan mari menyongsong hari-hari tanpa rongrongan permohonan utang.
Berteman dengan Tya sebenarnya menyenangkan sekali. Ia menekuni hobi pantomim. Ini membuatnya menjadi seorang pencerita ulung dengan kekayaan ekspresi tubuh yang mengundang tawa. Dilengkapi minat baca yang tinggi, Tya memiliki pengetahuan luas tentang perilaku binatang hingga membaca bintang. Wajah penuh senyum dan tawanya yang khas membuat Tya mudah berteman dengan siapa saja. Ia pun selalu berusaha membantu temannya. Membelikan hadiah, datang tengah malam ke rumah kita yang sedang depresi karena patah hati, membantu membuat presentasi.

Hanya satu masalah Tya. Ia kerap terbelit persoalan keuangan. Teman-teman dekatnya, termasuk kita, seringkali harus membantunya melewati cobaan finansial. Berbagai alasan dilontarkan Tya. Dari dompet hilang, nenek sakit, ATM tertelan, ayah jatuh di kamar mandi dan masih banyak lagi. Uang yang dipinjamnya memang tak seberapa. Sekitar Rp 100.000-200.000. Tapi seringkali lupa dikembalikan. Antara lupa atau berharap orang yang dipinjam uangnya akan lupa, beberapa bulan kemudian Tya berusaha mengutarakan alasan baru untuk mengajukan utang lagi.

Sebagai salah satu teman dekat Tya, ada masanya kita mungkin akan merasa tidak enak menolak meminjamkan uang. Apalagi kalau alasannya serius seperti ayah dirawat di rumah sakit karena jatuh di kamar mandi. Di sisi lain, ada perbedaan konsep ‘meminjam uang’ antara kita dan Tya.

Orang-orang seperti Tya yang gemar berutang pada teman atau keluarganya familiar dalam kehidupan kita. Seringkali karena alasan ‘enggak enak’ kita meminjamkan uang walau saat itu uang lagi pas-pasan. Padahal bukannya tak hormat atau tak setia kawan, tapi kita pun harus sedikit tegas agar tidak dirugikan akibat memberikan utang. Karena pada dasarnya yang perlu uang enggak cuma Tya.

Daripada terjebak jadi ATM, sebelum meminjamkan uang, pertimbangkan hal-hal berikut ini.

1. Pinjaman yang membuatnya malas berusaha

Seseorang bisa menjadi manja karena terus-terusan berharap ‘disuapi utang’ oleh lingkungan terdekatnya. Daripada memberinya uang, bantu ia dengan hal lain yang membuatnya berdaya. Seperti, memperbaiki CV-nya, mem-forward lowongan kerja yang cocok untuknya, mengajari cara mengatur budget. Ajari dirinya memancing, bukan dengan memberinya ikan terus menerus.

2. Utang tanpa detail penyelesaian

Strategi ini emang cukup tega, tapi penting agar kita tetap terlindungi. Apapun kondisinya tegaskan dari awal hal-hal yang penting untuk penyelesaian utang, yaitu:

Tenggat waktu pelunasan

Gunakan WA atau email agar ada catatan tertulis tentang kesepakatan utang antara kita dan dia untuk menghindari kebingungan di lain hari.

3. Utang yang membuat kita menyesal

Dalam hal perutangan, ada dua orang yang terlibat. Kita sebagai pemberi pinjaman dan dia yang menerima. Meskipun niat membantu, kita tetap harus memikirkan diri sendiri. Seperti, apakah kita benar-benar memiliki cadangan uang untuk diberikan. Jangan sampai maksa kasih pinjaman demi takut dianggap teman durhaka. Kita juga harus memikirkan efek dari pinjaman kepada hubungan dengan si penerima. Bila setelah memberikan pinjaman muncul rasa kesal atau nge-judge yang berpotensi merusak hubungan, mending lupakan.

4. Utang yang akan tak terbayar

Ketika sudah mengerti bahwa yang dimaksud ‘pinjam uang’ baginya berarti ‘minta uang,’ maka semua kembali lagi pada diri kita. Mau tetap melanjutkan proyek sosial atau tegas menolak jadi donor. Patut diingat, proyek sosial pun bukan selalu berarti uang, tapi skill. Coba lihat lagi poin nomor satu.

5. Si peminjam sudah berubah

Lama kelamaan Tya sadar bahwa perilakunya sangat mengganggu. Dia sekarang punya pekerjaan tetap di perusahaan ternama. Dia berusaha melunasi semua utangnya, bahkan yang kita pikir sudah dilupakannya. Ketika suatu saat dia kembali meminjam uang untuk alasan yang urgent dan kita tahu pasti bukan dibuat-buat, beri dia kesempatan baru dengan memberikannya pinjaman.  

6. Keadaan yang mendesak

Bila teman atau keluarga meminjam uang karena keadaan yang mendesak yang bisa dipastikan validitasnya, maka tak perlu ragu membantunya. Seperti, ayah teman yang tiba-tiba meninggal sehingga ia memohon pinjaman untuk menutup biaya penguburan.

Berhubung kita bukan bank atau ATM, mending sarankan pada teman atau keluarga untuk ikut program Dana Bantuan Sahabat dari bank DBS. Dana pinjaman antara Rp 5 juta – 300 juta dengan bunga ringan mulai dari 0,88% berlaku bagi yang tinggal di Jabodetabek, Bandung dan Surabaya.  Apply langsung di sini dan mari menyongsong hari-hari tanpa rongrongan permohonan utang.