Jumat, 29 Juli 2022

Tanpa Sadar Kita Suka Makan Bangkai Daging Saudara Sendiri

Berkumpul dengan teman atau keluarga jelas menyenangkan. Terlebih kalau hal itu jarang dilakukan. Selain melepas kangen juga bisa jadi ajang curhat atau sekedar berbagi cerita. Masalah obrolan tidak perlu pakai tema, mengalir saja seperti air. Biasanya dimulai dari saling tanya kabar, perkembangan sekolah, kemudian berlanjut ke teman-teman atau keluarga yang tidak hadir. Makin lama obrolan pun semakin hangat. Terkadang disadari atau tidak, topik pembicaran mulai menjurus pada ngomongin oranglain alias gosip.

Mungkin pada awalnya dimulai dengan menanyakan alasan ketidakhadiran teman. Kalau sekedar tanya alasan sebenarnya tidak butuh waktu lama. Permasalahannya kita kadang merasa kurang mantap kalau tidak dilanjutkan pada yang lebih dalam dengan mengulas kehidupan pribadi yang bersangkutan. Karena kebablasan sering obrolan yang tadinya bermaksud bagus berubah jadi ajang pergunjingan. Aib teman dibuka, dibicarakan, dianalisa. Wah…. wah…. kalau sudah begini kacau deh acara pertemuan. Yang seharusnya dapat barokah malah jadi hibah bahkan fitnah. Harusnya dapat pahala malah dosa menyapa. Pergunjingan semacam ini tidak bedanya dengan kita memakan daging saudaranya yang sudah mati. Kalau kita tanya orang yang normal, tentu tidak akan mau makan bangkai, apalagi bangkai manusia meski dianya maniak daging sekalipun. Tapi nyatanya banyak orang yang terang-terangan tidak suka makan daging hewan justru malah sering makan daging saudaranya. Lah wong saat ini tiap hari kita tidak lepas dari menggunjingkan saudara muslim sendiri, bahkan mirisnya acara pergunjingan itu seolah-olah dilegalkan melalui acara televisi yang mengupas-tuntas hal-hal tersebut. Naudzubillah.

Allah sendiri sudah mengingatkan kita dalam QS Al Hujurat ayat 12, agar tidak mencari dan membicarakan keburukan saudara karena hal itu tidak lain seperti halnya memakan bangkai.“Wahai orang-orang yang beriman, jauhilah banyak dari prasangka sesungguhnya sebagaian prasangka adalah dosa. Dan janganlah kamu mencari kesalahan oranglain, dan janganlah ada diantara kamu yang menggunjing sebagaian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah, sungguh Allah Maha Menerima Taubat, Maha Penyayang.”

Semoga kita dapat menjaga lisan kita dari segala perkara yang sia-sia nan mendatangkan dosa.

12.يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اجْتَنِبُوْا كَثِيْرًا مِّنَ الظَّنِّۖ اِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ اِثْمٌ وَّلَا تَجَسَّسُوْا وَلَا يَغْتَبْ بَّعْضُكُمْ بَعْضًاۗ اَيُحِبُّ اَحَدُكُمْ اَنْ يَّأْكُلَ لَحْمَ اَخِيْهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوْهُۗ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ تَوَّابٌ رَّحِيْمٌ

Terjemahan

Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat, Maha Penyayang.

Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka buruk kepada manusia yang tidak disertai bukti atau tanda-tanda, sesungguhnya sebagian prasangka, yakni prasangka yang tidak disertai bukti atau tanda-tanda itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain yang sengaja ditutup-tutupi untuk mencemoohnya dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing, yakni membicarakan aib, sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Karena itu hindarilah pergunjingan karena itu sama dengan memakan daging saudara yang telah mati. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat kepada orang yang bertobat, Maha Penyayang kepada orang yang taat.

Ghibah adalah salah satu perbuatan dosa besar. Islam pun sangat melarang menggunjing orang lain atau ghibah. Menggunjing ini maksudnya membicarakan aib orang lain tanpa sepengetahuan orang itu.

Allah Subhanahu wa ta’ala melarang manusia untuk ber-ghibah, apalagi sampai menimbulkan fitnah. Hal ini sudah dijelaskan dalam kitab suci Al-Qur’an, bahwa Allah Subhanahu wa ta’ala menyebutkan orang ghibah sama saja memakan daging saudaranya sendiri.

“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan prasangka buruk (kecurigaan), karena sebagian dari prasangka buruk itu dosa. Dan janganlah sebagian kalian mencari-cari keburukan orang dan menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kalian merasa jijik kepadanya. Dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Hujurat : 12)

Dalam ayat tersebut, sudah jelas dan tegas bahwa Islam melarang umatnya berprasangka buruk dan ghibah. Di masa sekarang, biasanya ghibah sering juga diartikan gosip.

Adapun ancaman yang Allah berikan apabila senang menggunjing orang lain.“Gosip, ancaman terbesarnya adalah jika dia tidak bertobat, saat disebutkan namanya saja, maka sudah memindahkan pahala orang ini kepada yang dimaksudkan. Jika dia mengerjakan suatu amalan, disebutkan orang lain terkait amalan itu. Jadi, resiko pertama ketika kita sebutkan namanya saja, maka pindah pahala kita. Resiko kedua, semakin disebutkan keadaan keburukannya, maka setiap kalimat yang kita rangkai itu, akan dibentuk gambaran orang yang disebutkan itu dalam bentuk bangkai.”

Bayangkan, jika hanya menyebutkan namanya saja sudah mendapat dosa yang besar. Apalagi ditambah dengan berkurangnya pahala kita. Maka dari itu, bertaqwalah kepada-Nya. Sungguh beruntung orang yang bisa menahan diri, sungguh beruntung orang yang tidak membicarakan orang lain, karena dia tahu akan dirinya sendiri.

“Ya Rabb kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman. Ya Rabb kami, sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Hasry:10)

Referensi :  Tanpa Sadar Kita Suka Makan Bangkai Daging Saudara Sendiri