This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

Tampilkan postingan dengan label Perceraian Orangtua Berdampak Lebih Buruk kepada Anak Laki-Laki. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Perceraian Orangtua Berdampak Lebih Buruk kepada Anak Laki-Laki. Tampilkan semua postingan

Kamis, 25 Agustus 2022

Perceraian Orangtua Berdampak Lebih Buruk kepada Anak Laki-Laki

Perceraian Orangtua Berdampak Lebih Buruk kepada Anak Laki-Laki. Anak laki-laki maupun perempuan sama-sama memiliki dampak buruk dari perceraian orangtuanya.Beberapa ahli percaya bahwa perceraian dan kehidupan di rumah orangtua tunggal, secara permanen dapat merusak anak. Sementara yang lain mengklaim bahwa anak-anak dengan orangtua yang bercerai atau berpisah tidak menderita efek jangka panjang yang negatif.  Tetapi hal tersebut sama-sama memberikan dampak buruk bagi anak. Namun, benarkah anak laki-laki merasakan dampak yang lebih nyata dibandingkan anak perempuan  ketika orang tua tidak lagi hidup bersama, kehidupan anak laki-laki menjadi lebih rumit, tetapi itu tidak berarti dia tidak bisa bahagia.Banyak orang percaya bahwa anak-anak dari orang tua yang bercerai tidak akan pernah memiliki pernikahan dan hubungan yang sehat. Tetapi itu belum tentu benar.   Penelitian baru menunjukkan konflik dalam pernikahan sebagai faktor pendorong di balik tingkat perceraian yang lebih tinggi.  Dengan kata lain, seorang anak yang orangtuanya bertengkar tetapi tidak bercerai lebih mungkin bercerai daripada anak-anak dalam keluarga berkonflik rendah atau dalam keluarga berkonflik tinggi yang berakhir dengan perceraian.  Risiko yang dialami oleh anak laki-laki saat orangtuanya bercerai atau berpisah, yakni:  Anak laki-laki lebih mungkin menderita depresi, ketika satu orangtua meninggalkan rumah, terutama ketika anak laki-laki tidak dapat menghabiskan waktu bersama mereka secara konsisten.  Anak laki-laki lebih cenderung bereaksi terhadap perceraian orang tua dengan kemarahan, masalah akademik, pembolosan atau perilaku agresif daripada anak perempuan, yang mungkin mencoba untuk menyenangkan orang dewasa dengan menekan perasaan   Anak laki-laki dapat disalahkan atas perpisahan sebuah keluarga.  Sehingga saat orangtua berpisah, kenapa anak laki-laki lebih merasakan dampaknya? alasannya karena anak laki-laki sering menutupi emosi mereka agar tampak jantan, dan mungkin ingin melindungi orangtua mereka.  Serta mungkin menolak untuk berbicara tentang rasa sakit mereka sendiri, kesedihan dan kekhawatiran, atau mereka dapat bertindak keluar dari perasaan mereka dengan bertingkah buruk, karena orang bijak pernah berkata bahwa keluarga adalah lingkaran orang yang saling mencintai.

Perceraian Orangtua Berdampak Lebih Buruk kepada Anak Laki-Laki. Anak laki-laki maupun perempuan sama-sama memiliki dampak buruk dari perceraian orangtuanya.Beberapa ahli percaya bahwa perceraian dan kehidupan di rumah orangtua tunggal, secara permanen dapat merusak anak. Sementara yang lain mengklaim bahwa anak-anak dengan orangtua yang bercerai atau berpisah tidak menderita efek jangka panjang yang negatif.

Tetapi hal tersebut sama-sama memberikan dampak buruk bagi anak. Namun, benarkah anak laki-laki merasakan dampak yang lebih nyata dibandingkan anak perempuan

ketika orang tua tidak lagi hidup bersama, kehidupan anak laki-laki menjadi lebih rumit, tetapi itu tidak berarti dia tidak bisa bahagia.Banyak orang percaya bahwa anak-anak dari orang tua yang bercerai tidak akan pernah memiliki pernikahan dan hubungan yang sehat. Tetapi itu belum tentu benar. 

Penelitian baru menunjukkan konflik dalam pernikahan sebagai faktor pendorong di balik tingkat perceraian yang lebih tinggi.

Dengan kata lain, seorang anak yang orangtuanya bertengkar tetapi tidak bercerai lebih mungkin bercerai daripada anak-anak dalam keluarga berkonflik rendah atau dalam keluarga berkonflik tinggi yang berakhir dengan perceraian.

Risiko yang dialami oleh anak laki-laki saat orangtuanya bercerai atau berpisah, yakni:

Anak laki-laki lebih mungkin menderita depresi, ketika satu orangtua meninggalkan rumah, terutama ketika anak laki-laki tidak dapat menghabiskan waktu bersama mereka secara konsisten.

Anak laki-laki lebih cenderung bereaksi terhadap perceraian orang tua dengan kemarahan, masalah akademik, pembolosan atau perilaku agresif daripada anak perempuan, yang mungkin mencoba untuk menyenangkan orang dewasa dengan menekan perasaan

 Anak laki-laki dapat disalahkan atas perpisahan sebuah keluarga.

Sehingga saat orangtua berpisah, kenapa anak laki-laki lebih merasakan dampaknya? alasannya karena anak laki-laki sering menutupi emosi mereka agar tampak jantan, dan mungkin ingin melindungi orangtua mereka.

Serta mungkin menolak untuk berbicara tentang rasa sakit mereka sendiri, kesedihan dan kekhawatiran, atau mereka dapat bertindak keluar dari perasaan mereka dengan bertingkah buruk, karena orang bijak pernah berkata bahwa keluarga adalah lingkaran orang yang saling mencintai.