This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

Tampilkan postingan dengan label Agar Optimis Menemukan Pasangan baru Setelah Bercerai. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Agar Optimis Menemukan Pasangan baru Setelah Bercerai. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 24 September 2022

5 Cara Agar Optimis Menemukan Pasangan baru Setelah Bercerai

Bagi pasangan, perceraian kerap jadi hal trauma yang sulit untuk dilupakan. Bahkan beberapanya justru tak lagi ingin memiliki hubungan yang serius setelah berpisah dengan orang yang dicintai.  Meskipun sulit, namun berusaha agar tetap optimis menemukan pasangan baru setelah bercerai adalah hal yang patut dicoba. Bukan tanpa alasan, hal ini juga akan membuatmu bahagia dan tidak hanyut dengan masa lalu yang kelam. Untuk itu, mengutip laman Your Tango, berikut caranya.   1. perhatikan selera humor Setelah menghadapi perceraian, membuat diri bahagia kerap jadi hal yang paling menyulitkan untuk dicoba. Namun, cara inilah yang patut diusahakan agar kamu tetap optimis mencari pasangan baru.  Jadi, cobalah untuk mencari hiburan yang menyenangkan. Meskipun tak mudah, dengan melakukannya secara perlahan, kamu bisa melupakan masa lalu yang berat dan optimis bisa mendapatkan orang yang lebih baik.    2. Cintai diri sendiri Berapa banyak masalah yang bisa dipecahkan dengan hanya mencintai diri sendiri? Bahkan dalam menemukan pasangan, hal ini juga jadi kunci agar kamu tetap optimis.   Untuk mencintai diri sendiri, tentu kamu tak perlu menjadi sosok yang sempurna di mata semua orang. Yang terpenting kamu mengetahui minta, bakat hingga zona nyaman diri sendiri. Dengan menunjukkan kepercayaan diri inilah kamu bisa fokus pada dirimu sendiri.  3. Punya prioritas Mengutip laman Your Tango, perceraian jadi salah satu yang bisa mengubah segala pola kehidupan, mulai dari aktivitas, gaya hidup hingga keuangan. Pernah merasakannya?  Namun bukan berarti ini jadi alasan agar sifat pesimismu melekat hingga sulit menemukan pasangan yang baru. Kesempata ini justru bisa kamu gunakan untuk membuat skala prioritas dalam hidup. Seberapa penting pasangan baru dalam hidupmu? maka berusahalah sesuai dengan daftar prioritasmu.    4. Dekat dengan sahabat dan keluarga Perceraian ternyata lebih dari sekadar berpisah dengan pasangan. Bahkan, tak sedikit mereka yang juga ikut kehilangan teman. Pernikahan yang rusak bisa mempengaruhi lebih dari itu.  Namun secara bersamaan, kamu juga bisa mengetahui siapa teman dan anggota keluarga yang benar-benar mencintai dan peduli padamu. Mereka adalah orang-orang yang paling mengenalmu dan akan membantu menjagamu kala setiap orang pergi.  Merekalah yang akan memberi banyak ruang untuk memilah-milah perasaanmu. Mereka juga adalah orang-orang yang akan membantu menarikmu ketika kamu perlu mengembalikan hidup dan sikapmu ke jalur yang benar.  Dalam hal tetap optimis, ini adalah permata yang akan mengingatkan betapa hebatnya dirimu saat ini.    5. Buka hati tanpa berekspetasi Salah satu cara agar tetap optimis menemukan seseorang yang baru setelah perceraian adalah tetap terbuka pada kencan tanpa berekspektasi. Pergilah berkencan dengan orang yang mungkin tidak sesuai dengan profil atau tipemu yang seperti biasanya. Lakukan berbagai hal dengannya bahkan hal-hal yang romantis.    Itulah sejumlah cara agar kamu tetap optimis menemukan pasangan baru setelah bercerai. Meskipun tak mudah, namun dengan berusaha secara perlahan, kamu akan segera menemui pasangan baru yang lebih mencintaimu.
Bagi pasangan, perceraian kerap jadi hal trauma yang sulit untuk dilupakan. Bahkan beberapanya justru tak lagi ingin memiliki hubungan yang serius setelah berpisah dengan orang yang dicintai. Meskipun sulit, namun berusaha agar tetap optimis menemukan pasangan baru setelah bercerai adalah hal yang patut dicoba. Bukan tanpa alasan, hal ini juga akan membuatmu bahagia dan tidak hanyut dengan masa lalu yang kelam. Untuk itu, mengutip laman Your Tango, berikut caranya. 

1. perhatikan selera humor

Setelah menghadapi perceraian, membuat diri bahagia kerap jadi hal yang paling menyulitkan untuk dicoba. Namun, cara inilah yang patut diusahakan agar kamu tetap optimis mencari pasangan baru.

Jadi, cobalah untuk mencari hiburan yang menyenangkan. Meskipun tak mudah, dengan melakukannya secara perlahan, kamu bisa melupakan masa lalu yang berat dan optimis bisa mendapatkan orang yang lebih baik.


2. Cintai diri sendiri

Berapa banyak masalah yang bisa dipecahkan dengan hanya mencintai diri sendiri? Bahkan dalam menemukan pasangan, hal ini juga jadi kunci agar kamu tetap optimis. 

Untuk mencintai diri sendiri, tentu kamu tak perlu menjadi sosok yang sempurna di mata semua orang. Yang terpenting kamu mengetahui minta, bakat hingga zona nyaman diri sendiri. Dengan menunjukkan kepercayaan diri inilah kamu bisa fokus pada dirimu sendiri.

3. Punya prioritas

Mengutip laman Your Tango, perceraian jadi salah satu yang bisa mengubah segala pola kehidupan, mulai dari aktivitas, gaya hidup hingga keuangan. Pernah merasakannya?

Namun bukan berarti ini jadi alasan agar sifat pesimismu melekat hingga sulit menemukan pasangan yang baru. Kesempata ini justru bisa kamu gunakan untuk membuat skala prioritas dalam hidup. Seberapa penting pasangan baru dalam hidupmu? maka berusahalah sesuai dengan daftar prioritasmu.


4. Dekat dengan sahabat dan keluarga

Perceraian ternyata lebih dari sekadar berpisah dengan pasangan. Bahkan, tak sedikit mereka yang juga ikut kehilangan teman. Pernikahan yang rusak bisa mempengaruhi lebih dari itu.

Namun secara bersamaan, kamu juga bisa mengetahui siapa teman dan anggota keluarga yang benar-benar mencintai dan peduli padamu. Mereka adalah orang-orang yang paling mengenalmu dan akan membantu menjagamu kala setiap orang pergi.

Merekalah yang akan memberi banyak ruang untuk memilah-milah perasaanmu. Mereka juga adalah orang-orang yang akan membantu menarikmu ketika kamu perlu mengembalikan hidup dan sikapmu ke jalur yang benar.

Dalam hal tetap optimis, ini adalah permata yang akan mengingatkan betapa hebatnya dirimu saat ini.


5. Buka hati tanpa berekspetasi

Salah satu cara agar tetap optimis menemukan seseorang yang baru setelah perceraian adalah tetap terbuka pada kencan tanpa berekspektasi. Pergilah berkencan dengan orang yang mungkin tidak sesuai dengan profil atau tipemu yang seperti biasanya. Lakukan berbagai hal dengannya bahkan hal-hal yang romantis.


Itulah sejumlah cara agar kamu tetap optimis menemukan pasangan baru setelah bercerai. Meskipun tak mudah, namun dengan berusaha secara perlahan, kamu akan segera menemui pasangan baru yang lebih mencintaimu.


Dalam AlQuran, ada banyak ayat yang menegaskan keutamaan akhirat dibandingkan dunia.  Bagaimanapun, Allah SWT juga mengingatkan hamba-Nya yang beriman untuk tetap mencari bagian penghidupan di dunia.  Dengan perkataan lain, penuhilah kebutuhan hidup di dunia ini sewajarnya. Sebab, segala yang ada di kolong langit pasti memiliki batas. Bagi manusia, limit yang tidak mungkin disangkal lagi adalah usia.  Kalau jatah umur sudah sampai ajal, tidak berguna lagi apa pun pernak-pernik duniawi. Nabi Muhammad SAW memberikan nasihat dan keteladanan tentang cara hidup yang ideal.  Berikut ini beberapa petuah di antaranya:  Pertama, menjadi musafir. Pengembara adalah mereka yang bepergian meninggalkan kampung halamannya. Rasulullah SAW mengajarkan, seorang Muslim hendaknya memahami kehidupan di dunia ini layak nya musafir.  مَا لِيْ وَلِلدُّنْيَا؟ مَا أَنَا وَالدُّنْيَا؟! إِنَّمَا مَثَلِيْ وَمَثَلُ الدُّنْيَا كَمَثَلِ رَاكِبٍ ظَلَّ تَحْتَ شَجَرَةٍ ثُمَّ رَاحَ وَتَرَكَهَا  “Aku tidak memiliki kecenderungan (kecintaan) terhadap dunia. Keberadaanku di dalam dunia seperti seorang musafir yang berteduh di bawah pohon, kemudian pergi dan mening galkan pohon tersebut.” (HR Tirmidzi).  Perjalanan yang ditempuh akan sampai pada titik kembali. Dalam Alquran, Allah SWT menyatakan bahwa Dialah tempat kembali segala urusan. Maka, sepantasnya jatah usia seorang Mukmin di dunia dihabiskan untuk terus mempersiapkan diri sebaik-baiknya.  Sebab, saat diadili kelak di Hari Akhir, harapannya adalah berjumpa dengan kasih sayang dan ridha-Nya, bukan murka-Nya.  Kedua, ingat maut. Imam Syafii berkata dalam sebuah syairnya, “Cukuplah kematian sebagai nasihat.” Menurut ajaran Islam, kematian bukanlah akhir. Ia justru menjadi awal perjalanan insan menuju kampung akhirat.  Tiap orang nanti hanya akan ditemani catatan amal perbuatannya. Yang tersisa hanyalah sesal dan sedih bagi mereka yang fasik, apalagi kafir. Diandaikannya bahwa raga dapat kembali utuh dan hidup, sehingga bisa berbuat taat kepada Allah SWT.  حَتَّىٰ إِذَا جَاءَ أَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قَالَ رَبِّ ارْجِعُونِ لَعَلِّي أَعْمَلُ صَالِحًا فِيمَا تَرَكْتُ ۚ كَلَّا ۚ إِنَّهَا كَلِمَةٌ هُوَ قَائِلُهَا ۖ وَمِنْ وَرَائِهِمْ بَرْزَخٌ إِلَىٰ يَوْمِ يُبْعَثُونَ  (Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata, 'Ya Tuhanku kembalikanlah aku (ke dunia). Agar aku berbuat amal saleh terhadap apa yang telah aku tinggalkan'. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada dinding hingga hari mereka dibangkitkan (QS al-Muminun ayat 96-97).  Ketiga, berbekal takwa. Warna-warni dunia kerap membuat orang lupa akan hakikat kehidupan. Padahal, dunia ini tidak lebih dari permainan belaka.  إِنَّمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَلَهْوٌ ۚ وَإِنْ تُؤْمِنُوا وَتَتَّقُوا يُؤْتِكُمْ أُجُورَكُمْ وَلَا يَسْأَلْكُمْ أَمْوَالَكُمْ  “Sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan senda gurau. Jika kamu beriman serta bertakwa, Allah akan memberikan pahala kepadamu dan Dia tidak akan meminta hartamu.” (QS Muhammad ayat 36).  Karena itu, Rasul SAW selalu mengingatkan umatnya agar pandai dalam menyikapi hidup. Dunia sejatinya adalah ladang amal, tempat menuai bekal sebanyak-banyak dan sebaik-baiknya. Bekal terbaik hanyalah iman dan takwa kepada Allah SWT.  وَمَا تَفْعَلُوا مِنْ خَيْرٍ يَعْلَمْهُ اللَّهُ ۗ وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَىٰ “Segala yang baik yang kamu kerjakan, Allah mengetahuinya. Bawalah bekal, karena sesungguhnya se baik-baik bekal adalah takwa.” (QS Al Baqarah ayat 197).


Dalam AlQuran, ada banyak ayat yang menegaskan keutamaan akhirat dibandingkan dunia. Bagaimanapun, Allah SWT juga mengingatkan hamba-Nya yang beriman untuk tetap mencari bagian penghidupan di dunia.

Dengan perkataan lain, penuhilah kebutuhan hidup di dunia ini sewajarnya. Sebab, segala yang ada di kolong langit pasti memiliki batas. Bagi manusia, limit yang tidak mungkin disangkal lagi adalah usia.

Kalau jatah umur sudah sampai ajal, tidak berguna lagi apa pun pernak-pernik duniawi. Nabi Muhammad SAW memberikan nasihat dan keteladanan tentang cara hidup yang ideal.

Berikut ini beberapa petuah di antaranya:

Pertama, menjadi musafir. Pengembara adalah mereka yang bepergian meninggalkan kampung halamannya. Rasulullah SAW mengajarkan, seorang Muslim hendaknya memahami kehidupan di dunia ini layak nya musafir.

مَا لِيْ وَلِلدُّنْيَا؟ مَا أَنَا وَالدُّنْيَا؟! إِنَّمَا مَثَلِيْ وَمَثَلُ الدُّنْيَا كَمَثَلِ رَاكِبٍ ظَلَّ تَحْتَ شَجَرَةٍ ثُمَّ رَاحَ وَتَرَكَهَا

“Aku tidak memiliki kecenderungan (kecintaan) terhadap dunia. Keberadaanku di dalam dunia seperti seorang musafir yang berteduh di bawah pohon, kemudian pergi dan mening galkan pohon tersebut.” (HR Tirmidzi).

Perjalanan yang ditempuh akan sampai pada titik kembali. Dalam Alquran, Allah SWT menyatakan bahwa Dialah tempat kembali segala urusan. Maka, sepantasnya jatah usia seorang Mukmin di dunia dihabiskan untuk terus mempersiapkan diri sebaik-baiknya.

Sebab, saat diadili kelak di Hari Akhir, harapannya adalah berjumpa dengan kasih sayang dan ridha-Nya, bukan murka-Nya.

Kedua, ingat maut. Imam Syafii berkata dalam sebuah syairnya, “Cukuplah kematian sebagai nasihat.” Menurut ajaran Islam, kematian bukanlah akhir. Ia justru menjadi awal perjalanan insan menuju kampung akhirat.

Tiap orang nanti hanya akan ditemani catatan amal perbuatannya. Yang tersisa hanyalah sesal dan sedih bagi mereka yang fasik, apalagi kafir. Diandaikannya bahwa raga dapat kembali utuh dan hidup, sehingga bisa berbuat taat kepada Allah SWT.

حَتَّىٰ إِذَا جَاءَ أَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قَالَ رَبِّ ارْجِعُونِ لَعَلِّي أَعْمَلُ صَالِحًا فِيمَا تَرَكْتُ ۚ كَلَّا ۚ إِنَّهَا كَلِمَةٌ هُوَ قَائِلُهَا ۖ وَمِنْ وَرَائِهِمْ بَرْزَخٌ إِلَىٰ يَوْمِ يُبْعَثُونَ

(Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata, 'Ya Tuhanku kembalikanlah aku (ke dunia). Agar aku berbuat amal saleh terhadap apa yang telah aku tinggalkan'. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada dinding hingga hari mereka dibangkitkan (QS al-Muminun ayat 96-97).

Ketiga, berbekal takwa. Warna-warni dunia kerap membuat orang lupa akan hakikat kehidupan. Padahal, dunia ini tidak lebih dari permainan belaka.

إِنَّمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَلَهْوٌ ۚ وَإِنْ تُؤْمِنُوا وَتَتَّقُوا يُؤْتِكُمْ أُجُورَكُمْ وَلَا يَسْأَلْكُمْ أَمْوَالَكُمْ

“Sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan senda gurau. Jika kamu beriman serta bertakwa, Allah akan memberikan pahala kepadamu dan Dia tidak akan meminta hartamu.” (QS Muhammad ayat 36).

Karena itu, Rasul SAW selalu mengingatkan umatnya agar pandai dalam menyikapi hidup. Dunia sejatinya adalah ladang amal, tempat menuai bekal sebanyak-banyak dan sebaik-baiknya. Bekal terbaik hanyalah iman dan takwa kepada Allah SWT.

وَمَا تَفْعَلُوا مِنْ خَيْرٍ يَعْلَمْهُ اللَّهُ ۗ وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَىٰ “Segala yang baik yang kamu kerjakan, Allah mengetahuinya. Bawalah bekal, karena sesungguhnya se baik-baik bekal adalah takwa.” (QS Al Baqarah ayat 197).


Kita masih ingat dengan materi hari kemarin yaitu "Musibah Antara Ujian Dan Adzab dari Allah SWT". Bagi orang beriman setelah memahami begitu yakinnya bahwa Musibah adalah ujian dan takdir Allah. Hal ini perlu kita tanamkan dalam keyakinan kita bahwa ujian dan cobaan adalah tanda kasih sayang Allah pada hamba-Nya yang beriman.  Jadi, semakin Allah cinta pada seseorang, maka ujian yang diberikan padanya bisa semakin berat. Karena ujian tersebut akan semakin menaikkan derajat dan kemuliaannya di hadapan Allah, dan ini sekaligus menjadi takdir Allah yang diberikan kepada hambanya. Suatu contoh orang yang paling dicintai Allah adalah para Nabi dan Rasul. Mereka adalah orang yang paling berat menerima ujian semasa hidupnya. Ujian mereka sangat berat melebihi ujian yang diberikan kepada manusia lainnya. Contohnya Nabi Ayub AS. Allah SWT mengujinya dengan kemiskinan dan penyakit yang sangat berat selama berpuluh-puluh tahun, tapi ia tetap sabar.  Setelah para Nabi dan Rasul, orang yang ujiannya sangat berat adalah para shalihin dan para ulama. Demikianlah secara berurutan, hingga Allah SWT menimpakan ujian yang ringan kepada orang-orang awam, termasuk kita di dalamnya. Yang pasti, ketika setelah seseorang mengikrarkan diri beriman, maka Allah akan menyiapkan ujian baginya.  Dalam Alquran tertulis janji Allah, ''Apakah manusia itu mengira bahwa mereka akan dibiarkan (saja) mengatakan: Kami telah beriman, lantas tidak diuji lagi? Sungguh Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan mengetahui orang-orang yang dusta'' (QS Al Ankabut: 2-3).  Suatu ketika seorang laki-laki bertemu dengan seorang wanita yang disangkanya pelacur. Dengan usil, lelaki itu menggoda si wanita sampai-sampai tangannya menyentuh tubuhnya. Atas perlakuan itu, si wanita-pun marah. Lantaran terkejut, lelaki itu menoleh ke belakang, hingga mukanya terbentur tembok dan ia pun terluka. Pasca kejadian, lelaki usil itu pergi menemui Rasulullah dan menceritakan pengalaman yang baru saja dialaminya. Rasulullah SAW berkomentar, ''Engkau seorang yang masih dikehendaki oleh Allah menjadi baik''. Setelah itu, Rasul mengucapkan hadis yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Mughaffal.  SADARILAH bahwa masing-masing kita akan ada ujiannya, ujian juga merupakan takdir Allah yang wajib diterima minimal dengan kesabaran. Dan ini tentunya harus mengucapkan Alhamdulillah jika mampu diterima dengan ridha bahkan rasa syukur. Tidak ada manusia yang tidak pernah tidak mendapat ujian dengan mengalami kesusahan dan kesedihan. Setiap ujian pasti Allah timpakan sesuai dengan kadar kemampuan hamba-Nya, dan ini berarti justru wujud cintanya Allah Kepada kita.  “Jika Allah menginginkan kebaikan pada hamba, Dia akan segerakan hukumannya di dunia. Jika Allah menghendaki kejelekan padanya, Dia akan mengakhirkan balasan atas dosa yang ia perbuat hingga akan ditunaikan pada hari kiamat kelak.” (HR. Tirmidzi, shahih).  Mari renungkan hadist ini. Apakah kita tidak ingin Allah menghendaki kebaikan kepada kita? Allah segerakan hukuman kita di dunia agar Allah tidak menghukum kita lagi diakhirat. Tentunya hukuman di akhirat jauh lebih dahsyat dan berlipat-lipat ganda. Maka tentu orang yang berakal dan beriman kepada hari akhirat, akan lebih memilih hukuman disegerakan di dunia daripada ditunda di hari kiamat kelak.  Apakah kita ridha atau murka dengan takdir Allah, Kemudian apabila kita murka dan tidak terima, apakah bisa merubah takdir dan keadaan kita saat ini. Untuk itu mari kita ridha dan bahagia dengan takdir Allah. Kita harus berprasangka baik kepada Allah karena Allah sesuai prasangka hamba-Nya. Apabila kita murka dan tidak ridha, berarti itulah kenyataannya bahwa musibah ini turun sebagai adzab bagi kita.  Apabila kita ridha dan berusaha memperbaiki diri, semoga ini adalah ujian yang mengangkat derajat kita. Sebagaimana kata Allah, “Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila aditimpa musibah, mereka mengucapkan: “Innaa Lillahi wa innaa ilaihi raji’uun”. Mereka itulah yang mendapatkan keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Rabbnya, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (Qs. Al-Baqarah: 155-157).
Kita masih ingat dengan materi hari kemarin yaitu "Musibah Antara Ujian Dan Adzab dari Allah SWT". Bagi orang beriman setelah memahami begitu yakinnya bahwa Musibah adalah ujian dan takdir Allah. Hal ini perlu kita tanamkan dalam keyakinan kita bahwa ujian dan cobaan adalah tanda kasih sayang Allah pada hamba-Nya yang beriman.

Jadi, semakin Allah cinta pada seseorang, maka ujian yang diberikan padanya bisa semakin berat. Karena ujian tersebut akan semakin menaikkan derajat dan kemuliaannya di hadapan Allah, dan ini sekaligus menjadi takdir Allah yang diberikan kepada hambanya. Suatu contoh orang yang paling dicintai Allah adalah para Nabi dan Rasul. Mereka adalah orang yang paling berat menerima ujian semasa hidupnya. Ujian mereka sangat berat melebihi ujian yang diberikan kepada manusia lainnya. Contohnya Nabi Ayub AS. Allah SWT mengujinya dengan kemiskinan dan penyakit yang sangat berat selama berpuluh-puluh tahun, tapi ia tetap sabar.

Setelah para Nabi dan Rasul, orang yang ujiannya sangat berat adalah para shalihin dan para ulama. Demikianlah secara berurutan, hingga Allah SWT menimpakan ujian yang ringan kepada orang-orang awam, termasuk kita di dalamnya. Yang pasti, ketika setelah seseorang mengikrarkan diri beriman, maka Allah akan menyiapkan ujian baginya.

Dalam Alquran tertulis janji Allah, ''Apakah manusia itu mengira bahwa mereka akan dibiarkan (saja) mengatakan: Kami telah beriman, lantas tidak diuji lagi? Sungguh Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan mengetahui orang-orang yang dusta'' (QS Al Ankabut: 2-3).

Suatu ketika seorang laki-laki bertemu dengan seorang wanita yang disangkanya pelacur. Dengan usil, lelaki itu menggoda si wanita sampai-sampai tangannya menyentuh tubuhnya. Atas perlakuan itu, si wanita-pun marah. Lantaran terkejut, lelaki itu menoleh ke belakang, hingga mukanya terbentur tembok dan ia pun terluka. Pasca kejadian, lelaki usil itu pergi menemui Rasulullah dan menceritakan pengalaman yang baru saja dialaminya. Rasulullah SAW berkomentar, ''Engkau seorang yang masih dikehendaki oleh Allah menjadi baik''. Setelah itu, Rasul mengucapkan hadis yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Mughaffal.

SADARILAH bahwa masing-masing kita akan ada ujiannya, ujian juga merupakan takdir Allah yang wajib diterima minimal dengan kesabaran. Dan ini tentunya harus mengucapkan Alhamdulillah jika mampu diterima dengan ridha bahkan rasa syukur. Tidak ada manusia yang tidak pernah tidak mendapat ujian dengan mengalami kesusahan dan kesedihan. Setiap ujian pasti Allah timpakan sesuai dengan kadar kemampuan hamba-Nya, dan ini berarti justru wujud cintanya Allah Kepada kita.

“Jika Allah menginginkan kebaikan pada hamba, Dia akan segerakan hukumannya di dunia. Jika Allah menghendaki kejelekan padanya, Dia akan mengakhirkan balasan atas dosa yang ia perbuat hingga akan ditunaikan pada hari kiamat kelak.” (HR. Tirmidzi, shahih).

Mari renungkan hadist ini. Apakah kita tidak ingin Allah menghendaki kebaikan kepada kita? Allah segerakan hukuman kita di dunia agar Allah tidak menghukum kita lagi diakhirat. Tentunya hukuman di akhirat jauh lebih dahsyat dan berlipat-lipat ganda. Maka tentu orang yang berakal dan beriman kepada hari akhirat, akan lebih memilih hukuman disegerakan di dunia daripada ditunda di hari kiamat kelak.

Apakah kita ridha atau murka dengan takdir Allah, Kemudian apabila kita murka dan tidak terima, apakah bisa merubah takdir dan keadaan kita saat ini. Untuk itu mari kita ridha dan bahagia dengan takdir Allah. Kita harus berprasangka baik kepada Allah karena Allah sesuai prasangka hamba-Nya. Apabila kita murka dan tidak ridha, berarti itulah kenyataannya bahwa musibah ini turun sebagai adzab bagi kita.

Apabila kita ridha dan berusaha memperbaiki diri, semoga ini adalah ujian yang mengangkat derajat kita. Sebagaimana kata Allah, “Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila aditimpa musibah, mereka mengucapkan: “Innaa Lillahi wa innaa ilaihi raji’uun”. Mereka itulah yang mendapatkan keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Rabbnya, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (Qs. Al-Baqarah: 155-157).