This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

Tampilkan postingan dengan label Ternyata Iblis Sudah Melakukan Post-Truth (Izlal). Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Ternyata Iblis Sudah Melakukan Post-Truth (Izlal). Tampilkan semua postingan

Kamis, 18 Agustus 2022

Ternyata Iblis Sudah Melakukan Post-Truth (Izlal)

Ilustrasi : Ternyata Iblis Sudah Melakukan Post-Truth (Izlal)

Ternyata Iblis Sudah Melakukan Post-Truth (Izlal). Allah SWT berfirman: Lalu keduanya digelincirkan oleh setan dari surga itu dan dikeluarkan dari keadaan semula, dan Kami berfirman, “Turunlah kamu! Sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain, dan bagi kamu ada tempat kediaman di bumi dan kesenangan hidup sampai waktu yang ditentukan.”(Al Baqarah ayat 36)

Indahnya Al Qur’an akan dirasakan oleh siapapun yang  senantiasa melakukan tadabbur. Karena dengan tadabbur seseorang akan menikmati surat cinta Allah SWT kepada hamba Nya. Allah SWT berfirman”  Tidak adalah bagi manusia, bahwa Allah bercakap-cakap dengan dia, kecuali dengan wahyu atau dari belakang tabir, atau Dia utus seorang utusan(malaikat) lalu utusan itu mewahyukan dengan izinNya apa-apa yang dikehendakiNya. Sesungguhnya Dia Maha tinggi lagi Maha bijaksana.” (QS. Asy Syuro, 42 : 51)

Jadi tidaklah mungkin seorang manusia dapat bercakap-cakap dengan Allah SWT. Jadi bagaimana jika kita ingin curhat kepada Allah? Seorang ulama menyebutkan “ Jika kita ingin berbicara kepada Allah, berdo’alah/sholatlah. Dan jika kita ingin mendengar Allah maka bacalah Alquran.” Karena sesungguhnya Allah Maha Mendengar Maha melihat, Maha mengetahui yang Nampak dan yang tersembunyi.”

Tadabbur adalah cara terbaik untuk mendengarkan Kalam Allah SWT, disitulah akan terbangun rasa keintiman dengan Allah SWT, sehingga bahagia yang tak terhingga hadir dalam jiwa perindu Allah SWT.

Allah SWT berfirman, “Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka menadaburi (memperhatikan) ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai pikiran.” (QS Shad [38]: 29).

Dalam tafsirnya tentang ayat ini, al-Sa’di menjelaskan, pada Alquran terdapat kebaikan dan ilmu yang sangat banyak. Di dalamnya terdapat petunjuk dari kesesatan, obat dari penyakit, cahaya untuk menerangi kegelapan, setiap hukum yang diperlukan manusia.

Alquran juga memuat dalil tegas tentang segala yang diinginkan, sehingga menjadikannya semulia-mulia kitab yang diturunkan Allah. Selanjutnya, beliau menjelaskan, hikmah diturunkannya Alquran ini agar manusia menadaburi ayat-ayatnya, menggali ilmunya, dan merenungkan rahasia dan hikmahnya.

Hanya dengan menadaburi ayat-ayatnya, merenungkan maknanya, serta memikirkannya, seseorang akan mendapatkan berkah dan kebaikan yang ada dalam Alquran. Kita harus menyadari, Alquran itu  kitab penuh berkah dan mengandung mutiara yang bermanfaat bagi kehidupan dunia dan akhirat.

Secara bahasa, tadabur berarti melihat dan memperhatikan kesudahan segala urusan dan bagaimana akhirnya. Al-Alusi dalam tafsirnya Ruh al-Ma’ani menjelaskan, pada dasarnya tadabur berarti memikirkan secara mendalam kesudahan sesuatu urusan dan akibat-akibat yang ditimbulkannya.

Ibnu al-Qayyim juga menjelaskan, yang dimaksud dengan menadaburi suatu perkataan adalah melihat dan memperhatikan perkataan itu dari awal dan akhir perkataan kemudian mengulang-ulangi hal itu.

Adapun yang dimaksud dengan tadabur Alquran adalah menggunakan ketajaman mata hati lewat proses perenungan mendalam secara berulang-ulang agar dapat menangkap pesan-pesan Alquran yang terdalam dan mencapai tujuan maknanya yang terjauh.

Demikianlah seharusnya seseorang yang memiliki iman kepada Al Qur’an mengaktifkan logika imanya untuk merenungkan Al Qur’an dengan optimal, mengambil faidah dan menghadirkan dalam kehidupan.

Yang pertama, Post Truth Iblis dan Era Modern

Surat Al Baqarah ayat 36 adalah kelanjutan dari ayat 35 yang menyatakan bagaiamana Adam tergoda oleh iblis dan mendekati pohon kezaliman. Akhirnya akhir dari tipuan iblis ini, pengkaburan iblis ini Adam dan hawa tergelincir dan keluar dari surga. Ini akibat prilaku tasywih (pengkaburan) istilah kedzaliman dirubah dengan kekekalan (khuldi).  Istilah modern saat ini disebut post Truth.

Post truth adalah era di mana kebohongan dapat menyamar menjadi kebenaran. Caranya? Dengan memainkan emosi dan perasaan kita.

Kemaren saya diskusi panjang akan hal ini bersama Dr. Edi Ribut H, M.H, tentang era post truth ini. Di mana kebenaran sudah menjadi ilusi, bahwa muncul anggapan bahwa pernah terjadi era kebenaran (truth).

Hakikatnya izlal atau penggelinciran syetan inilah yang sebut post truth, sehingga Allah sebut dengan kalimat :

{فَأَزَلَّهُمَا الشَّيْطَانُ عَنْهَا}

Lalu keduanya digelincirkan oleh setan dari surga itu. (Al-Baqarah: 36)

Kalimat azalla dalam bahasa Arab di maknai sebagai inkhiraf ‘an showab artinya menyimpangkan dari kebenaran. Seakan benar, tapi sebenarnya salah. Analoginya seperti lantai yang mengkilat tetapi ternyata sangat licin, karena sulitnya membedakan antara bersih dan licin. Inilah karakter post truth yang menggelincirkan Adam dan hawa dari surga.

Hakikatnya post truth sudah lama dilakukan oleh para retoris dan politikus Yunani dalam mempengaruhi manusia. Kecanggihan retorika mereka, mengaduk emosi manusia, sehingga mereka mampu menyuguhkan racun dengan cara terbaik, sehingga manusia merasa disuguhi susu, akhirnya mereka semua rusak dan hancur.

Pada Republik Romawi Kuno, misalnya, orasi-orasi populis dalam senat lebih mementingkan kelincahan retorika daripada ketepatan data. Bahkan di era modern, hoaks dan sentimen telah menjadi bensin konflik terbesar sepanjang sejarah: propaganda Nazi dalam Perang Dunia Kedua.

Artinya era “kebenaran” bisa dibilang tidak pernah ada. Prasangka, emosi, dan kepercayaan sejak dulu lebih mudah mendominasi pendapat publik daripada rasio.

Sehingga kondisi hari ini adalah kondisi seperti Adam dan hawa digelincirkan Iblis, ketika seluruh umat manusia digiring oleh media informasi yang begitu cerdas menggiring opini, bahkan dengan istilah buzzer dan lainya, membuat manusia dibenturkan antara dunia fakta dan ilusi mereka.

Jika ini dibiarkan maka manusia akan benar-benar dikeluarkan dari konsistensi ketaatan kepada Allah SWT. Sehingga manusia akan menjadi tidak stabil, dan mudah dipermainkan oleh retorika orang-orang yang memiliki kepentingan.

Yang kedua, permusuhan dan perpecahan efek post truth

{وَقُلْنَا اهْبِطُوا بَعْضُكُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ وَلَكُمْ فِي الأرْضِ مُسْتَقَرٌّ وَمَتَاعٌ إِلَى حِينٍ}

dan Kami berfirman, “Turunlah kamu! Sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain, dan bagi kalian ada tempat kediaman di bumi dan kesenangan hidup sampai waktu yang dilentukan. (Al-Baqarah: 36)

Inilah efek Adam as dan hawa ketika melanggar ketaatan, akhirnya harus keluar dari surga. Banyak perdebatan para ulama, apakah ini surga diakhirat atau surga di dunia. Tetapi bagi saya cukup menikmati dialektika ilmu tersebut, karena hakikatnya Allah SWT yang mengetahui.

Dalam konteks tadabur, ayat ini adalah efek izlal (penggelinciran) syetan, maka Adam harus keluar dari surga, dan akhirnya harus bermusuhan satu sama lainya.

Pekerjaan syetan memang memecah belah, dan menjauhkan manusia dari persaudaraan. Dan inilah yang terjadi era saat ini. Post truth yang menyebabkan perpecahan umat dan bangsa, bahkan satu agama bisa berperang, satu bangsa bisa berseteru, dan bahkan dunia bergejolak dengan satu statemen post truth yang dibangun legitimasi nya oleh lembaga otoritas.

Kondisi permusuhan inilah yang terus dipupuk oleh media, sehingga rupiah terus mengalir di kantong mereka, tapi Umat semakin hancur, buzzer mendapatkan rupiah begitu banyak, tetapi umat harus saling caci maki. Para tokoh membuat pernyataan seakan tidak menggunakan Pengetahuannya, hanya Asal bunyi dan mendapatkan trending Twitter dan subcriber, akibatnya umat semakin terbelah.

Sungguh tipu daya iblis sampai hari kiamat, melalui wujud modern yang sangat menipu dan ilusionis.

Sebagian mereka mendapatkan kenikmatan dari perpecahan ini, mendulang dolar dan rupiah melalui keributan sosial, bahkan menggelontorkan proyek begitu besar tanpa diketahui umat, tetapi mereka lupa bahwa ada waktu yang ditentukan Allah SWT.

Insan profetis adalah mereka yang mampu memahami kondisi post truth ini, bahwa kondisi ini bukan kondisi yang baik, sehingga mereka memiliki sensor dakwah dan perubahan, bagaiamana menyelam umat dan bangsa dari izlal iblis dan post truth yang menipu ini.

Tugas nabi adalah melakukan permusuhan abadi dengan syetan, maka insan profetis harus berani melanjutkan ini, agar ilusi syetan manusia dapat dilawan dan dirubah menjadi realitas tauhid.


Referensi : Ternyata Iblis Sudah Melakukan Post-Truth (Izlal)