This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

Tampilkan postingan dengan label Riset : Alasan Pria Susah Berpaling Setelah Berhubungan Alias Susah Move On bahkan terpuruk Pasca Bercerai Dengan Pasangan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Riset : Alasan Pria Susah Berpaling Setelah Berhubungan Alias Susah Move On bahkan terpuruk Pasca Bercerai Dengan Pasangan. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 17 September 2022

Riset : Alasan Pria Susah Berpaling Setelah Berhubungan Alias Susah Move On bahkan terpuruk Pasca Bercerai Dengan Pasangan

Apakah Anda setuju dengan ungkapan bahwa pria lebih susah untuk berpaling atau move on ketika patah hati? Kalau aku sendiri sih, setuju saja. Akan tetapi, semua akan sulit baik pria ataupun wanita jika menemui patah hati, terlebih ditinggal pas lagi sayang-sayangnya, tentu itu sangat dalam banget rasa sakit yang didapatnya.  Namun, tidak dapat kita pungkiri sobat, karena nyatanya tidak semua kisah bisa bertahan dan setiap orang harus mampu menerimanya, seperti yang kita sering dengar di tiktok, “adek… cinta itu tak selamanya indah, adek. Terkadang cinta membuat luka” Semua kata yang ada di beberapa video tiktok itu benar adanya atau bahkan kita sendiri mungkin pernah merasakan hal seperti itu.  Sebenarnya kalau sobat Anda sering dengar anggapan dari banyak orang bahwa wanita lebih susah untuk move on dari hubungan cinta yang kandas ketimbang pria. Sedangkan pria dalam hubungan cinta, selalu bosan dengan konstansi monogami dan juga dengan seenaknya putus dengan kekasih, bahkan istri sekalipun. Sementara, pria itu dengan bebas menikmati masa kesendiriannya, anggapan mantan menangis jadi bayangan konstan.   Riset Pria Susah Move On  Mari kita buktikan bahwa pria susah berpaling setelah berhubungan dengan kutipan sumber yang telah disiapkan.  Pada tahun 2019, pria ingin berada dalam hubungan asmara sedalam yang diinginkan oleh wanita. Dalam sejumlah penelitian, secara pribadi, pria bahkan lebih susah move on setelah putus cinta. Seperti dalam jurnal yang ditulis Marital Status, Health, and Mortality yang diterbitkan Robards, James, Maria Evandrou, Jane Falkingham, dan Athina Vlachantoni pada 2012, perpisahan diasosiasikan dengan efek fisik dan mental lebih buruk untuk pria daripada wanitanya.  Karena konstruksi sosial yang terjadi secara emosional, pria sebenarnya sangat bergantung pada pasangan mereka dan punya alternatif sumber dukungan lebih sedikit dari wanita. Terbukti dari sebuah survei yang dilakukan persen pria memilih pasangan mereka dan perempuan hanya 39 persen soal pendukung emosional.  Dari fakta tersebut, tak berujung pada kesimpulan bahwa pria lebih punya sedikit teman maupun keluarga. Akan tetapi, tak lekat secara emosional, sehingga membuat peran orang di sekitar mereka jadi berbeda.  Bahkan, beberapa peneliti mengeluarkan argumentasi bahwa pria cenderung menolak mencari pertolongan dari teman saat putus cinta. Namun, pada kenyataannya, sebenarnya mereka memang berkumpul dengan teman dan keluarganya, jika hal demikian ditemuinya.  Akan tetapi, kebanyakan hanya sebagai pengalih emosionalnya, bukan untuk penyelesaian dalam selimut gejolak psikis yang tengah dialaminya, sehingga hal ini akan terlihat bahwa pria terkesan lebih kuat ketika sedang putus cinta. Padahal pria itu sangat susah move on dibandingkan wanita.  Alasan Pria Susah Berpaling Setelah Berhubungan  Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa pria memang susah berpaling setelah berhubungan. Untuk menguatkannya, maka di bawah ini akan dijelaskan alasan lebih lanjut tentang pria yang susah berpaling.  1. Merasa Saling Terikat  Kehadiran cinta memang begitu menakjubkan, rasa-rasanya memang lebih indah daripada yang lainnya, terlebih cintanya dengan wanita yang sedang didam-idamkan tentu ini adalah hal yang menggairahkan. Dalam sebuah hubungan, cinta bisa memudar seiring berjalannya waktu, tapi cinta yang tulus, tidak akan pernah tetap bisa mempertahankan hubungan itu, bahkan justru membuat pria semakin merasa ingin selalu bersamanya.  Ketika pasangan sudah lama menyatu, maka mereka akan sama-sama membutuhkan perasaan (emosi) untuk membangun hubungan yang indah dan harmonis.  Hal itu dapat terjadi karena ketika saling cinta baik pada pria dan wanitanya akan saling membentuk ikatan bahkan tanpa sadar pria tersebut akan memandangnya sebagai wanita itu adalah rumahnya.  Oleh sebab itu, pria akan susah move on apabila sudah cinta dengan wanita yang dicintainya apalagi sudah menjalani hubungan yang cukup lama atau bahkan sudah dalam hitungan tahun. Jika pria putus hubungan dengan wanita yang dicintainya, maka hati pria itu akan patah, sehingga jiwanya bisa rapuh seperti mau hancur seluruh hati, pikiran, dan raganya.  2. Merasa Kehilangan Persinggahan  Di dalam hubungan cinta yang kuat dengan pernyataan bahwa rata-rata pria memandang wanitanya sebagai tempat persinggahan ataupun rumah terutama jika sang pria sudah merasa terikat batin dan kedekatan. Jika hal seperti itu terjadi, maka ketika sang pria dengan kekasih wanitanya sudah tak menjalin hubungan, maka sang pria akan merasa sangat sedih dan sangat merasa kehilangan.  Faktanya tersebut akan membuat seorang pria merasa patah hati yang sangat dalam, sehingga bisa saja memunculkan masalah pada kesehatannya. Beberapa penelitian juga mengatakan bahwa pria yang baru saja mengalami putus cinta bisa mengalami penurunan pada fungsi kekebalan tubuhnya apabila dibandingkan pada saat menjalani hubungan dengan kekasih wanitanya.  Ada suatu penelitian yang melakukan penelitian terhadap hubungan pria dan wanita yang sudah lama putus atau tidak berhubungan, peneliti tersebut mengungkapkan bahwa ia mencoba menilai keadaan emosional 2.000 pria dan perempuan yang bercerai lalu mengunjungi mereka lagi setelah 6-9 tahun kemudian. Hasil dari penelitian tersebut adalah pria cenderung tidak bisa melupakan hubungan masa lalunya dengan baik, terutama mantan yang memberi kenangan paling mendalam.  Memang benar, perempuan merasa sangat terpukul dan terjatuh di awal perpisahan dan butuh waktu bertahap, sehingga bisa menyembuhkan luka. Namun, lain halnya dengan pria yang justru merasa lega, bebas dan bahkan bahagia di awal perpisahan, tetapi lambat laun si pria akan merasa kehilangan dan lebih susah melepaskan kenangan walaupun waktu terus berjalan.  Peneliti tersebut juga menunjukkan bahwa para perempuan dalam penelitian tersebut justru menjadi lebih ekstrovert (ceria, sosial, dan terbuka) pada tahun-tahun setelah perceraian dibandingkan para pria yang terbukti merasa lebih tidak stabil secara emosional setelah perceraian.  3. Memendam Perasaan yang Ada  Bagi sebagian kecil pria, ketika mengingat kekesalan-kekesalan pada wanita, atau kekurangan-kekurangannya, si pria akan merasa lega karena terbebas dari hubungan yang dijalaninya. Namun, pria merasa jauh lebih sengsara ketika mengingat kelebihan-kelebihan wanitanya.  Hal seperti itu dapat terjadi karena si pria tidak lagi mendapatkan sifat wanitanya yang selalu memperhatikan, membimbing atau bahkan mengurus berbagai keperluannya, tentu ini akan meninggalkan rasa kehilangan yang amat sangat.  Seperti yang telah kita bahas sebelumnya, bahwa pria sangat cenderung memendam apa yang mereka rasakan, hanya saja ia telah menutupinya dengan melampiaskan berbagai hal. Padahal hal demikian akan membuat keadaan semakin sulit, karena secara terpaksa mereka harus mengatasi patah hatinya dengan menyendiri di kamar, atau ketika bersama keluarga ataupun teman ia selalu berlagak tenang, padahal hatinya rapuh.  Hal inilah sesuai dengan kutipan salah satu buku Rusdi Mathari, bahwa “laki-laki memang tidak menangis, tapi hatinya berdarah dik.” Namun berbeda dengan wanita, wanita yang lebih mudah meluapkan isi hatinya termasuk menangis, kemudian curhat kesana-kemari, meminta solusi yang tepat atau bahkan meminta sosok lain untuk menggantikannya. Hal itu akan sangat membantu mereka untuk segera memulihkan perasannya.  4. Tidak Ingin Mengawalinya dari Awal Kembali  Meski usai putus cinta pria bisa segera menemukan pengganti, mereka akan segera menyadari bahwa butuh waktu yang lama untuk mencapai kenyamanan seperti yang didapatkan dari wanita sebelumnya. Jangan salah, pria memang terkesan mudah mencari pengganti wanitanya, tetapi sebenarnya hal itu hanya merupakan pelariannya saja.  Hal itu dilakukan si pria hanya ingin membuktikan bahwa dirinya baik-baik saja tanpa kehadiran si wanitanya. Namun, setelah beberapa kali berkencan, mungkin dengan beberapa wanita yang berbeda, si pria akan segera menyadari bahwa ia sebenarnya membutuhkan waktu lama untuk mencapai tingkat kenyamanan seperti yang didapatkannya dari wanita masa lalunya.  Sayangnya, menurut penelitian dari Universitas Carnegie Mellon, pria sering terlambat menyadari bahwa keintiman sosial menjadi pondasi dari hubungan yang memiliki ketahanan yang cukup lama dengan si wanita tersebut, sehingga pria ini dikatakan sulit move on karena tidak ingin mengawalinya seperti dari awal semula. Oleh karena itu, hal inilah sering terjadi penyesalan atau bahkan kembali lagi bersamanya, dengan syarat jika wanita itu mau menerima sosok pria tersebut.  5. Masih Berharap Ingin Kembali  Durasi menjalin hubungan percintaan juga menentukan seseorang bisa melupakan wanita yang pernah dicintainya dengan cepat atau tidak. Semakin lama hubungan berjalan, kecenderungan untuk melupakan akan semakin sulit. Hal ini juga ada hubungannya dengan kebiasaan yang pernah dilakukan ketika masih menjadi kekasih dari wanitanya pada masa itu.  Meskipun masih marah dan kecewa, nyatanya diam-diam pria masih sangat berharap untuk bisa kembali bersama. Si pria itu juga menyadari akan kesalahan-kesalahan yang pernah dibuatnya. Pada dasarnya, mengharapkan mantan kekasih kembali sebenarnya bukan hal yang buruk, terutama bila pria masih memiliki perasaan padanya.  Akan tetapi, jika itu berlangsung selama berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun dan tak ada perkembangan sama sekali, sudah saatnya untuk berhenti menunggu. Pikirkan kembali apakah kamu (si pria) benar-benar bisa mendapatkan kesempatan kedua atau tidak. Oleh karena itu, berhenti berandai-andai, dan percayalah bahwa kamu layak mendapatkan pasangan yang lebih baik suatu saat nanti.  6. Menyalahkan Diri Sendiri  Salah satu perasaan yang menghantui pria ketika putus adalah membayangkan kalau dirinya tidak akan menemukan atau bahkan mendapatkan seorang wanita yang tepat seperti mantan kekasihnya. Pria terlalu takut untuk menjadi pribadi seperti semula tanpa pasangan dari sang mantan, sehingga hal ini akan membuat pria merasa cemas dan merasa “sendirian” tanpa wanita.  Jika hal seperti itu terus terjadi, maka si pria akan semakin sulit untuk membiarkan wanita yang pernah dicintainya pergi. Namun, perpisahan adalah kesempatan untuk belajar lebih dalam tentang memahami diri sendiri. Dengan begitu, baik pria maupun wanita akan mengubah dirinya menjadi pribadi yang lebih baik dan dewasa.  Cara Pria Supaya untuk Move On  Ada beberapa cara terbaik untuk bisa dilakukan bagi kamu yang ingin berusaha move on dari patah hati. Berikut ini beberapa cara pria agar bisa move on.  Seimbangkan Kenangan yang Melintas  Setelah putus cinta, pasti kenangan selalu melintas dengan mengingat mantan. Namun, menurut Guy Winch, psikolog yang menuliskan sebuah buku berjudul How to fix a Broken Heart mengingatkan kita, agar setiap kenangan yang muncul di dalam diri jangan berat sebelah. Dengan kata lain, sebagai pria yang kuat, kamu harus memastikan setiap pikiran tentang mantan memang tetap realistis dan tidak berat sebelah.  Secara sederhana ungkapan itu dapat diartikan, seperti jika pikiranmu memunculkan momen-momen bahagia dengan kebersamaan kalian saat liburan, atau jalan bareng, maka kamu perlu menambahkan dengan momen-momen liburan yang membuatmu marah dan benar-benar sedih sampai tidak mau liburan bersama.  Anggap saja Putus Cinta adalah Bagian Kecil  Putus cinta dengan kekasih tidak berarti dunia ini telah runtuh dan berakhir sudah. Untuk kamu pria yang sejati boleh kok, merasa sedih atau galau. Namun, jangan sampai menganggap bahwa ini merupakan akhir dari segalanya termasuk kehidupanmu.  Semua orang pasti pernah mengalami patah hati, putus cinta, atau situasi yang tidak baik-baik, sehingga muak untuk merasakan kehidupan ini. Apabila orang lain saja mampu melewati masa-masa itu, maka kamu harus bisa melakukan hal yang sama.    Oleh karena itu, ketika sedang galau, kamu harus percaya bahwa seiring berjalannya waktu semua luka akan reda dan hilang. Dengan demikian, rasa sakit yang diderita akan dapat dijadikan sebagai sebuah pelajaran yang berharga di waktu berikutnya. Singkatnya, untuk bisa move on, kamu bisa menganggap bahwa putus cinta merupakan bagian kecil dari perjalanan kehidupan.  Hindari Stalking Sosial Medianya  Langkah selanjutnya untuk bisa move on adalah tidak perlu mengecek media sosialnya. Hal seperti itu hanya akan memperkuat kehadirannya di dalam benakmu. Akibatnya, semakin sulit bagimu untuk berhenti membayangkan tentang dirinya dan hubungan kalian yang sudah kandas. Pokoknya harus menghindari, jangan terlalu sering mengecek media sosialnya.  Jangan Menanyakan Hubungan yang Berakhir  Pria yang kuat, tidak perlu terus-terusan mempertanyakan kenapa hubungan kalian berakhir. Hal seperti itu hanya akan membuatnya terus-terusan menjadi tokoh utama di dalam hidupmu. Terima saja kenyataan apa adanya, karena nasi sudah menjadi bubur, sehingga semakin lebih yakin dalam menjalani kehidupan ini.  Lakukan Hal yang Menyenangkan  Jika ingin benar-benar meredakan rasa sakit hatimu, kamu cobalah untuk melakukan aktivitas yang biasanya kamu lakukan dengan membuatmu gembira dan menghibur, seperti membaca buku, menonton film, dan sebagainya. Dengan kata lain, terus saja bergerak seperti ini sangat penting untuk membuatmu terbiasa dengan fakta bahwa hidup ini terus berjalan.  Manfaatkan Support dari Sahabat  Hubungi teman-teman terdekatmu dan manfaatkan penghiburan serta dukungan emosional yang mereka berikan. “Hal terbaik yang bisa dilakukan adalah membicarakan apa yang kamu rasakan mengenai perpisahan itu dengan teman dekat dan orang-orang tersayang,” tutur Dr. Michael Zentman, seorang psikolog kepada Insider. Ia juga mengatakan bahwa “Mendengar diri Anda sendiri mengatakan dengan jelas apa yang Anda rasakan dengan disaksikan orang lain bisa sangat membantu.”  Lakukan Olahraga Rutin  Selain melakukan hobi yang kamu senangi, langkah move on dari mantan kekasih yang selanjutnya adalah dengan berolahraga. Saat tubuh berolahraga, hormon kortisol juga sebagai pemicu stres kemudian akan menurun. Dengan begitu, rasa sedih yang kamu alami selama ini dapat tergantikan dengan meningkatkan kesehatan dan kebahagiaan tubuh. Kesehatanlah yang akan kau dapati selama hal itu terus dilakukan.  Meskipun perpisahan seperti mudah diterima, tetapi kebanyakan orang akan sulit untuk memahami akan hal itu. Bahkan, tak sedikit juga yang lebih sering memikirkan rasa sakit yang cukup dalam daripada memikirkan cara untuk move on. Apabila hal seperti itu terus dibiarkan, maka kesehatan tubuh akan turun dan bisa mengganggu kesehatan. Apakah Anda setuju dengan ungkapan bahwa pria lebih susah untuk berpaling atau move on ketika patah hati? Kalau aku sendiri sih, setuju saja. Akan tetapi, semua akan sulit baik pria ataupun wanita jika menemui patah hati, terlebih ditinggal pas lagi sayang-sayangnya, tentu itu sangat dalam banget rasa sakit yang didapatnya.  Namun, tidak dapat kita pungkiri sobat, karena nyatanya tidak semua kisah bisa bertahan dan setiap orang harus mampu menerimanya, seperti yang kita sering dengar di tiktok, “adek… cinta itu tak selamanya indah, adek. Terkadang cinta membuat luka” Semua kata yang ada di beberapa video tiktok itu benar adanya atau bahkan kita sendiri mungkin pernah merasakan hal seperti itu.  Sebenarnya kalau sobat Anda sering dengar anggapan dari banyak orang bahwa wanita lebih susah untuk move on dari hubungan cinta yang kandas ketimbang pria. Sedangkan pria dalam hubungan cinta, selalu bosan dengan konstansi monogami dan juga dengan seenaknya putus dengan kekasih, bahkan istri sekalipun. Sementara, pria itu dengan bebas menikmati masa kesendiriannya, anggapan mantan menangis jadi bayangan konstan.   Riset Pria Susah Move On  Mari kita buktikan bahwa pria susah berpaling setelah berhubungan dengan kutipan sumber yang telah disiapkan.  Pada tahun 2019, pria ingin berada dalam hubungan asmara sedalam yang diinginkan oleh wanita. Dalam sejumlah penelitian, secara pribadi, pria bahkan lebih susah move on setelah putus cinta. Seperti dalam jurnal yang ditulis Marital Status, Health, and Mortality yang diterbitkan Robards, James, Maria Evandrou, Jane Falkingham, dan Athina Vlachantoni pada 2012, perpisahan diasosiasikan dengan efek fisik dan mental lebih buruk untuk pria daripada wanitanya.  Karena konstruksi sosial yang terjadi secara emosional, pria sebenarnya sangat bergantung pada pasangan mereka dan punya alternatif sumber dukungan lebih sedikit dari wanita. Terbukti dari sebuah survei yang dilakukan persen pria memilih pasangan mereka dan perempuan hanya 39 persen soal pendukung emosional.  Dari fakta tersebut, tak berujung pada kesimpulan bahwa pria lebih punya sedikit teman maupun keluarga. Akan tetapi, tak lekat secara emosional, sehingga membuat peran orang di sekitar mereka jadi berbeda.  Bahkan, beberapa peneliti mengeluarkan argumentasi bahwa pria cenderung menolak mencari pertolongan dari teman saat putus cinta. Namun, pada kenyataannya, sebenarnya mereka memang berkumpul dengan teman dan keluarganya, jika hal demikian ditemuinya.  Akan tetapi, kebanyakan hanya sebagai pengalih emosionalnya, bukan untuk penyelesaian dalam selimut gejolak psikis yang tengah dialaminya, sehingga hal ini akan terlihat bahwa pria terkesan lebih kuat ketika sedang putus cinta. Padahal pria itu sangat susah move on dibandingkan wanita.  Alasan Pria Susah Berpaling Setelah Berhubungan  Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa pria memang susah berpaling setelah berhubungan. Untuk menguatkannya, maka di bawah ini akan dijelaskan alasan lebih lanjut tentang pria yang susah berpaling.  1. Merasa Saling Terikat  Kehadiran cinta memang begitu menakjubkan, rasa-rasanya memang lebih indah daripada yang lainnya, terlebih cintanya dengan wanita yang sedang didam-idamkan tentu ini adalah hal yang menggairahkan. Dalam sebuah hubungan, cinta bisa memudar seiring berjalannya waktu, tapi cinta yang tulus, tidak akan pernah tetap bisa mempertahankan hubungan itu, bahkan justru membuat pria semakin merasa ingin selalu bersamanya.  Ketika pasangan sudah lama menyatu, maka mereka akan sama-sama membutuhkan perasaan (emosi) untuk membangun hubungan yang indah dan harmonis.  Hal itu dapat terjadi karena ketika saling cinta baik pada pria dan wanitanya akan saling membentuk ikatan bahkan tanpa sadar pria tersebut akan memandangnya sebagai wanita itu adalah rumahnya.  Oleh sebab itu, pria akan susah move on apabila sudah cinta dengan wanita yang dicintainya apalagi sudah menjalani hubungan yang cukup lama atau bahkan sudah dalam hitungan tahun. Jika pria putus hubungan dengan wanita yang dicintainya, maka hati pria itu akan patah, sehingga jiwanya bisa rapuh seperti mau hancur seluruh hati, pikiran, dan raganya.  2. Merasa Kehilangan Persinggahan  Di dalam hubungan cinta yang kuat dengan pernyataan bahwa rata-rata pria memandang wanitanya sebagai tempat persinggahan ataupun rumah terutama jika sang pria sudah merasa terikat batin dan kedekatan. Jika hal seperti itu terjadi, maka ketika sang pria dengan kekasih wanitanya sudah tak menjalin hubungan, maka sang pria akan merasa sangat sedih dan sangat merasa kehilangan.  Faktanya tersebut akan membuat seorang pria merasa patah hati yang sangat dalam, sehingga bisa saja memunculkan masalah pada kesehatannya. Beberapa penelitian juga mengatakan bahwa pria yang baru saja mengalami putus cinta bisa mengalami penurunan pada fungsi kekebalan tubuhnya apabila dibandingkan pada saat menjalani hubungan dengan kekasih wanitanya.  Ada suatu penelitian yang melakukan penelitian terhadap hubungan pria dan wanita yang sudah lama putus atau tidak berhubungan, peneliti tersebut mengungkapkan bahwa ia mencoba menilai keadaan emosional 2.000 pria dan perempuan yang bercerai lalu mengunjungi mereka lagi setelah 6-9 tahun kemudian. Hasil dari penelitian tersebut adalah pria cenderung tidak bisa melupakan hubungan masa lalunya dengan baik, terutama mantan yang memberi kenangan paling mendalam.  Memang benar, perempuan merasa sangat terpukul dan terjatuh di awal perpisahan dan butuh waktu bertahap, sehingga bisa menyembuhkan luka. Namun, lain halnya dengan pria yang justru merasa lega, bebas dan bahkan bahagia di awal perpisahan, tetapi lambat laun si pria akan merasa kehilangan dan lebih susah melepaskan kenangan walaupun waktu terus berjalan.  Peneliti tersebut juga menunjukkan bahwa para perempuan dalam penelitian tersebut justru menjadi lebih ekstrovert (ceria, sosial, dan terbuka) pada tahun-tahun setelah perceraian dibandingkan para pria yang terbukti merasa lebih tidak stabil secara emosional setelah perceraian.  3. Memendam Perasaan yang Ada  Bagi sebagian kecil pria, ketika mengingat kekesalan-kekesalan pada wanita, atau kekurangan-kekurangannya, si pria akan merasa lega karena terbebas dari hubungan yang dijalaninya. Namun, pria merasa jauh lebih sengsara ketika mengingat kelebihan-kelebihan wanitanya.  Hal seperti itu dapat terjadi karena si pria tidak lagi mendapatkan sifat wanitanya yang selalu memperhatikan, membimbing atau bahkan mengurus berbagai keperluannya, tentu ini akan meninggalkan rasa kehilangan yang amat sangat.  Seperti yang telah kita bahas sebelumnya, bahwa pria sangat cenderung memendam apa yang mereka rasakan, hanya saja ia telah menutupinya dengan melampiaskan berbagai hal. Padahal hal demikian akan membuat keadaan semakin sulit, karena secara terpaksa mereka harus mengatasi patah hatinya dengan menyendiri di kamar, atau ketika bersama keluarga ataupun teman ia selalu berlagak tenang, padahal hatinya rapuh.  Hal inilah sesuai dengan kutipan salah satu buku Rusdi Mathari, bahwa “laki-laki memang tidak menangis, tapi hatinya berdarah dik.” Namun berbeda dengan wanita, wanita yang lebih mudah meluapkan isi hatinya termasuk menangis, kemudian curhat kesana-kemari, meminta solusi yang tepat atau bahkan meminta sosok lain untuk menggantikannya. Hal itu akan sangat membantu mereka untuk segera memulihkan perasannya.  4. Tidak Ingin Mengawalinya dari Awal Kembali  Meski usai putus cinta pria bisa segera menemukan pengganti, mereka akan segera menyadari bahwa butuh waktu yang lama untuk mencapai kenyamanan seperti yang didapatkan dari wanita sebelumnya. Jangan salah, pria memang terkesan mudah mencari pengganti wanitanya, tetapi sebenarnya hal itu hanya merupakan pelariannya saja.  Hal itu dilakukan si pria hanya ingin membuktikan bahwa dirinya baik-baik saja tanpa kehadiran si wanitanya. Namun, setelah beberapa kali berkencan, mungkin dengan beberapa wanita yang berbeda, si pria akan segera menyadari bahwa ia sebenarnya membutuhkan waktu lama untuk mencapai tingkat kenyamanan seperti yang didapatkannya dari wanita masa lalunya.  Sayangnya, menurut penelitian dari Universitas Carnegie Mellon, pria sering terlambat menyadari bahwa keintiman sosial menjadi pondasi dari hubungan yang memiliki ketahanan yang cukup lama dengan si wanita tersebut, sehingga pria ini dikatakan sulit move on karena tidak ingin mengawalinya seperti dari awal semula. Oleh karena itu, hal inilah sering terjadi penyesalan atau bahkan kembali lagi bersamanya, dengan syarat jika wanita itu mau menerima sosok pria tersebut.  5. Masih Berharap Ingin Kembali  Durasi menjalin hubungan percintaan juga menentukan seseorang bisa melupakan wanita yang pernah dicintainya dengan cepat atau tidak. Semakin lama hubungan berjalan, kecenderungan untuk melupakan akan semakin sulit. Hal ini juga ada hubungannya dengan kebiasaan yang pernah dilakukan ketika masih menjadi kekasih dari wanitanya pada masa itu.  Meskipun masih marah dan kecewa, nyatanya diam-diam pria masih sangat berharap untuk bisa kembali bersama. Si pria itu juga menyadari akan kesalahan-kesalahan yang pernah dibuatnya. Pada dasarnya, mengharapkan mantan kekasih kembali sebenarnya bukan hal yang buruk, terutama bila pria masih memiliki perasaan padanya.  Akan tetapi, jika itu berlangsung selama berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun dan tak ada perkembangan sama sekali, sudah saatnya untuk berhenti menunggu. Pikirkan kembali apakah kamu (si pria) benar-benar bisa mendapatkan kesempatan kedua atau tidak. Oleh karena itu, berhenti berandai-andai, dan percayalah bahwa kamu layak mendapatkan pasangan yang lebih baik suatu saat nanti.  6. Menyalahkan Diri Sendiri  Salah satu perasaan yang menghantui pria ketika putus adalah membayangkan kalau dirinya tidak akan menemukan atau bahkan mendapatkan seorang wanita yang tepat seperti mantan kekasihnya. Pria terlalu takut untuk menjadi pribadi seperti semula tanpa pasangan dari sang mantan, sehingga hal ini akan membuat pria merasa cemas dan merasa “sendirian” tanpa wanita.  Jika hal seperti itu terus terjadi, maka si pria akan semakin sulit untuk membiarkan wanita yang pernah dicintainya pergi. Namun, perpisahan adalah kesempatan untuk belajar lebih dalam tentang memahami diri sendiri. Dengan begitu, baik pria maupun wanita akan mengubah dirinya menjadi pribadi yang lebih baik dan dewasa.  Cara Pria Supaya untuk Move On  Ada beberapa cara terbaik untuk bisa dilakukan bagi kamu yang ingin berusaha move on dari patah hati. Berikut ini beberapa cara pria agar bisa move on.  Seimbangkan Kenangan yang Melintas  Setelah putus cinta, pasti kenangan selalu melintas dengan mengingat mantan. Namun, menurut Guy Winch, psikolog yang menuliskan sebuah buku berjudul How to fix a Broken Heart mengingatkan kita, agar setiap kenangan yang muncul di dalam diri jangan berat sebelah. Dengan kata lain, sebagai pria yang kuat, kamu harus memastikan setiap pikiran tentang mantan memang tetap realistis dan tidak berat sebelah.  Secara sederhana ungkapan itu dapat diartikan, seperti jika pikiranmu memunculkan momen-momen bahagia dengan kebersamaan kalian saat liburan, atau jalan bareng, maka kamu perlu menambahkan dengan momen-momen liburan yang membuatmu marah dan benar-benar sedih sampai tidak mau liburan bersama.  Anggap saja Putus Cinta adalah Bagian Kecil  Putus cinta dengan kekasih tidak berarti dunia ini telah runtuh dan berakhir sudah. Untuk kamu pria yang sejati boleh kok, merasa sedih atau galau. Namun, jangan sampai menganggap bahwa ini merupakan akhir dari segalanya termasuk kehidupanmu.  Semua orang pasti pernah mengalami patah hati, putus cinta, atau situasi yang tidak baik-baik, sehingga muak untuk merasakan kehidupan ini. Apabila orang lain saja mampu melewati masa-masa itu, maka kamu harus bisa melakukan hal yang sama.    Oleh karena itu, ketika sedang galau, kamu harus percaya bahwa seiring berjalannya waktu semua luka akan reda dan hilang. Dengan demikian, rasa sakit yang diderita akan dapat dijadikan sebagai sebuah pelajaran yang berharga di waktu berikutnya. Singkatnya, untuk bisa move on, kamu bisa menganggap bahwa putus cinta merupakan bagian kecil dari perjalanan kehidupan.  Hindari Stalking Sosial Medianya  Langkah selanjutnya untuk bisa move on adalah tidak perlu mengecek media sosialnya. Hal seperti itu hanya akan memperkuat kehadirannya di dalam benakmu. Akibatnya, semakin sulit bagimu untuk berhenti membayangkan tentang dirinya dan hubungan kalian yang sudah kandas. Pokoknya harus menghindari, jangan terlalu sering mengecek media sosialnya.  Jangan Menanyakan Hubungan yang Berakhir  Pria yang kuat, tidak perlu terus-terusan mempertanyakan kenapa hubungan kalian berakhir. Hal seperti itu hanya akan membuatnya terus-terusan menjadi tokoh utama di dalam hidupmu. Terima saja kenyataan apa adanya, karena nasi sudah menjadi bubur, sehingga semakin lebih yakin dalam menjalani kehidupan ini.  Lakukan Hal yang Menyenangkan  Jika ingin benar-benar meredakan rasa sakit hatimu, kamu cobalah untuk melakukan aktivitas yang biasanya kamu lakukan dengan membuatmu gembira dan menghibur, seperti membaca buku, menonton film, dan sebagainya. Dengan kata lain, terus saja bergerak seperti ini sangat penting untuk membuatmu terbiasa dengan fakta bahwa hidup ini terus berjalan.  Manfaatkan Support dari Sahabat  Hubungi teman-teman terdekatmu dan manfaatkan penghiburan serta dukungan emosional yang mereka berikan. “Hal terbaik yang bisa dilakukan adalah membicarakan apa yang kamu rasakan mengenai perpisahan itu dengan teman dekat dan orang-orang tersayang,” tutur Dr. Michael Zentman, seorang psikolog kepada Insider. Ia juga mengatakan bahwa “Mendengar diri Anda sendiri mengatakan dengan jelas apa yang Anda rasakan dengan disaksikan orang lain bisa sangat membantu.”  Lakukan Olahraga Rutin  Selain melakukan hobi yang kamu senangi, langkah move on dari mantan kekasih yang selanjutnya adalah dengan berolahraga. Saat tubuh berolahraga, hormon kortisol juga sebagai pemicu stres kemudian akan menurun. Dengan begitu, rasa sedih yang kamu alami selama ini dapat tergantikan dengan meningkatkan kesehatan dan kebahagiaan tubuh. Kesehatanlah yang akan kau dapati selama hal itu terus dilakukan.  Meskipun perpisahan seperti mudah diterima, tetapi kebanyakan orang akan sulit untuk memahami akan hal itu. Bahkan, tak sedikit juga yang lebih sering memikirkan rasa sakit yang cukup dalam daripada memikirkan cara untuk move on. Apabila hal seperti itu terus dibiarkan, maka kesehatan tubuh akan turun dan bisa mengganggu kesehatan., Apakah Anda setuju dengan ungkapan bahwa pria lebih susah untuk berpaling atau move on ketika patah hati? Kalau aku sendiri sih, setuju saja. Akan tetapi, semua akan sulit baik pria ataupun wanita jika menemui patah hati, terlebih ditinggal pas lagi sayang-sayangnya, tentu itu sangat dalam banget rasa sakit yang didapatnya.  Namun, tidak dapat kita pungkiri sobat, karena nyatanya tidak semua kisah bisa bertahan dan setiap orang harus mampu menerimanya, seperti yang kita sering dengar di tiktok, “adek… cinta itu tak selamanya indah, adek. Terkadang cinta membuat luka” Semua kata yang ada di beberapa video tiktok itu benar adanya atau bahkan kita sendiri mungkin pernah merasakan hal seperti itu.  Sebenarnya kalau sobat Anda sering dengar anggapan dari banyak orang bahwa wanita lebih susah untuk move on dari hubungan cinta yang kandas ketimbang pria. Sedangkan pria dalam hubungan cinta, selalu bosan dengan konstansi monogami dan juga dengan seenaknya putus dengan kekasih, bahkan istri sekalipun. Sementara, pria itu dengan bebas menikmati masa kesendiriannya, anggapan mantan menangis jadi bayangan konstan.   Riset Pria Susah Move On  Mari kita buktikan bahwa pria susah berpaling setelah berhubungan dengan kutipan sumber yang telah disiapkan.  Pada tahun 2019, pria ingin berada dalam hubungan asmara sedalam yang diinginkan oleh wanita. Dalam sejumlah penelitian, secara pribadi, pria bahkan lebih susah move on setelah putus cinta. Seperti dalam jurnal yang ditulis Marital Status, Health, and Mortality yang diterbitkan Robards, James, Maria Evandrou, Jane Falkingham, dan Athina Vlachantoni pada 2012, perpisahan diasosiasikan dengan efek fisik dan mental lebih buruk untuk pria daripada wanitanya.  Karena konstruksi sosial yang terjadi secara emosional, pria sebenarnya sangat bergantung pada pasangan mereka dan punya alternatif sumber dukungan lebih sedikit dari wanita. Terbukti dari sebuah survei yang dilakukan persen pria memilih pasangan mereka dan perempuan hanya 39 persen soal pendukung emosional.  Dari fakta tersebut, tak berujung pada kesimpulan bahwa pria lebih punya sedikit teman maupun keluarga. Akan tetapi, tak lekat secara emosional, sehingga membuat peran orang di sekitar mereka jadi berbeda.  Bahkan, beberapa peneliti mengeluarkan argumentasi bahwa pria cenderung menolak mencari pertolongan dari teman saat putus cinta. Namun, pada kenyataannya, sebenarnya mereka memang berkumpul dengan teman dan keluarganya, jika hal demikian ditemuinya.  Akan tetapi, kebanyakan hanya sebagai pengalih emosionalnya, bukan untuk penyelesaian dalam selimut gejolak psikis yang tengah dialaminya, sehingga hal ini akan terlihat bahwa pria terkesan lebih kuat ketika sedang putus cinta. Padahal pria itu sangat susah move on dibandingkan wanita.  Alasan Pria Susah Berpaling Setelah Berhubungan  Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa pria memang susah berpaling setelah berhubungan. Untuk menguatkannya, maka di bawah ini akan dijelaskan alasan lebih lanjut tentang pria yang susah berpaling.  1. Merasa Saling Terikat  Kehadiran cinta memang begitu menakjubkan, rasa-rasanya memang lebih indah daripada yang lainnya, terlebih cintanya dengan wanita yang sedang didam-idamkan tentu ini adalah hal yang menggairahkan. Dalam sebuah hubungan, cinta bisa memudar seiring berjalannya waktu, tapi cinta yang tulus, tidak akan pernah tetap bisa mempertahankan hubungan itu, bahkan justru membuat pria semakin merasa ingin selalu bersamanya.  Ketika pasangan sudah lama menyatu, maka mereka akan sama-sama membutuhkan perasaan (emosi) untuk membangun hubungan yang indah dan harmonis.  Hal itu dapat terjadi karena ketika saling cinta baik pada pria dan wanitanya akan saling membentuk ikatan bahkan tanpa sadar pria tersebut akan memandangnya sebagai wanita itu adalah rumahnya.  Oleh sebab itu, pria akan susah move on apabila sudah cinta dengan wanita yang dicintainya apalagi sudah menjalani hubungan yang cukup lama atau bahkan sudah dalam hitungan tahun. Jika pria putus hubungan dengan wanita yang dicintainya, maka hati pria itu akan patah, sehingga jiwanya bisa rapuh seperti mau hancur seluruh hati, pikiran, dan raganya.  2. Merasa Kehilangan Persinggahan  Di dalam hubungan cinta yang kuat dengan pernyataan bahwa rata-rata pria memandang wanitanya sebagai tempat persinggahan ataupun rumah terutama jika sang pria sudah merasa terikat batin dan kedekatan. Jika hal seperti itu terjadi, maka ketika sang pria dengan kekasih wanitanya sudah tak menjalin hubungan, maka sang pria akan merasa sangat sedih dan sangat merasa kehilangan.  Faktanya tersebut akan membuat seorang pria merasa patah hati yang sangat dalam, sehingga bisa saja memunculkan masalah pada kesehatannya. Beberapa penelitian juga mengatakan bahwa pria yang baru saja mengalami putus cinta bisa mengalami penurunan pada fungsi kekebalan tubuhnya apabila dibandingkan pada saat menjalani hubungan dengan kekasih wanitanya.  Ada suatu penelitian yang melakukan penelitian terhadap hubungan pria dan wanita yang sudah lama putus atau tidak berhubungan, peneliti tersebut mengungkapkan bahwa ia mencoba menilai keadaan emosional 2.000 pria dan perempuan yang bercerai lalu mengunjungi mereka lagi setelah 6-9 tahun kemudian. Hasil dari penelitian tersebut adalah pria cenderung tidak bisa melupakan hubungan masa lalunya dengan baik, terutama mantan yang memberi kenangan paling mendalam.  Memang benar, perempuan merasa sangat terpukul dan terjatuh di awal perpisahan dan butuh waktu bertahap, sehingga bisa menyembuhkan luka. Namun, lain halnya dengan pria yang justru merasa lega, bebas dan bahkan bahagia di awal perpisahan, tetapi lambat laun si pria akan merasa kehilangan dan lebih susah melepaskan kenangan walaupun waktu terus berjalan.  Peneliti tersebut juga menunjukkan bahwa para perempuan dalam penelitian tersebut justru menjadi lebih ekstrovert (ceria, sosial, dan terbuka) pada tahun-tahun setelah perceraian dibandingkan para pria yang terbukti merasa lebih tidak stabil secara emosional setelah perceraian.  3. Memendam Perasaan yang Ada  Bagi sebagian kecil pria, ketika mengingat kekesalan-kekesalan pada wanita, atau kekurangan-kekurangannya, si pria akan merasa lega karena terbebas dari hubungan yang dijalaninya. Namun, pria merasa jauh lebih sengsara ketika mengingat kelebihan-kelebihan wanitanya.  Hal seperti itu dapat terjadi karena si pria tidak lagi mendapatkan sifat wanitanya yang selalu memperhatikan, membimbing atau bahkan mengurus berbagai keperluannya, tentu ini akan meninggalkan rasa kehilangan yang amat sangat.  Seperti yang telah kita bahas sebelumnya, bahwa pria sangat cenderung memendam apa yang mereka rasakan, hanya saja ia telah menutupinya dengan melampiaskan berbagai hal. Padahal hal demikian akan membuat keadaan semakin sulit, karena secara terpaksa mereka harus mengatasi patah hatinya dengan menyendiri di kamar, atau ketika bersama keluarga ataupun teman ia selalu berlagak tenang, padahal hatinya rapuh.  Hal inilah sesuai dengan kutipan salah satu buku Rusdi Mathari, bahwa “laki-laki memang tidak menangis, tapi hatinya berdarah dik.” Namun berbeda dengan wanita, wanita yang lebih mudah meluapkan isi hatinya termasuk menangis, kemudian curhat kesana-kemari, meminta solusi yang tepat atau bahkan meminta sosok lain untuk menggantikannya. Hal itu akan sangat membantu mereka untuk segera memulihkan perasannya.  4. Tidak Ingin Mengawalinya dari Awal Kembali  Meski usai putus cinta pria bisa segera menemukan pengganti, mereka akan segera menyadari bahwa butuh waktu yang lama untuk mencapai kenyamanan seperti yang didapatkan dari wanita sebelumnya. Jangan salah, pria memang terkesan mudah mencari pengganti wanitanya, tetapi sebenarnya hal itu hanya merupakan pelariannya saja.  Hal itu dilakukan si pria hanya ingin membuktikan bahwa dirinya baik-baik saja tanpa kehadiran si wanitanya. Namun, setelah beberapa kali berkencan, mungkin dengan beberapa wanita yang berbeda, si pria akan segera menyadari bahwa ia sebenarnya membutuhkan waktu lama untuk mencapai tingkat kenyamanan seperti yang didapatkannya dari wanita masa lalunya.  Sayangnya, menurut penelitian dari Universitas Carnegie Mellon, pria sering terlambat menyadari bahwa keintiman sosial menjadi pondasi dari hubungan yang memiliki ketahanan yang cukup lama dengan si wanita tersebut, sehingga pria ini dikatakan sulit move on karena tidak ingin mengawalinya seperti dari awal semula. Oleh karena itu, hal inilah sering terjadi penyesalan atau bahkan kembali lagi bersamanya, dengan syarat jika wanita itu mau menerima sosok pria tersebut.  5. Masih Berharap Ingin Kembali  Durasi menjalin hubungan percintaan juga menentukan seseorang bisa melupakan wanita yang pernah dicintainya dengan cepat atau tidak. Semakin lama hubungan berjalan, kecenderungan untuk melupakan akan semakin sulit. Hal ini juga ada hubungannya dengan kebiasaan yang pernah dilakukan ketika masih menjadi kekasih dari wanitanya pada masa itu.  Meskipun masih marah dan kecewa, nyatanya diam-diam pria masih sangat berharap untuk bisa kembali bersama. Si pria itu juga menyadari akan kesalahan-kesalahan yang pernah dibuatnya. Pada dasarnya, mengharapkan mantan kekasih kembali sebenarnya bukan hal yang buruk, terutama bila pria masih memiliki perasaan padanya.  Akan tetapi, jika itu berlangsung selama berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun dan tak ada perkembangan sama sekali, sudah saatnya untuk berhenti menunggu. Pikirkan kembali apakah kamu (si pria) benar-benar bisa mendapatkan kesempatan kedua atau tidak. Oleh karena itu, berhenti berandai-andai, dan percayalah bahwa kamu layak mendapatkan pasangan yang lebih baik suatu saat nanti.  6. Menyalahkan Diri Sendiri  Salah satu perasaan yang menghantui pria ketika putus adalah membayangkan kalau dirinya tidak akan menemukan atau bahkan mendapatkan seorang wanita yang tepat seperti mantan kekasihnya. Pria terlalu takut untuk menjadi pribadi seperti semula tanpa pasangan dari sang mantan, sehingga hal ini akan membuat pria merasa cemas dan merasa “sendirian” tanpa wanita.  Jika hal seperti itu terus terjadi, maka si pria akan semakin sulit untuk membiarkan wanita yang pernah dicintainya pergi. Namun, perpisahan adalah kesempatan untuk belajar lebih dalam tentang memahami diri sendiri. Dengan begitu, baik pria maupun wanita akan mengubah dirinya menjadi pribadi yang lebih baik dan dewasa.  Cara Pria Supaya untuk Move On  Ada beberapa cara terbaik untuk bisa dilakukan bagi kamu yang ingin berusaha move on dari patah hati. Berikut ini beberapa cara pria agar bisa move on.  Seimbangkan Kenangan yang Melintas  Setelah putus cinta, pasti kenangan selalu melintas dengan mengingat mantan. Namun, menurut Guy Winch, psikolog yang menuliskan sebuah buku berjudul How to fix a Broken Heart mengingatkan kita, agar setiap kenangan yang muncul di dalam diri jangan berat sebelah. Dengan kata lain, sebagai pria yang kuat, kamu harus memastikan setiap pikiran tentang mantan memang tetap realistis dan tidak berat sebelah.  Secara sederhana ungkapan itu dapat diartikan, seperti jika pikiranmu memunculkan momen-momen bahagia dengan kebersamaan kalian saat liburan, atau jalan bareng, maka kamu perlu menambahkan dengan momen-momen liburan yang membuatmu marah dan benar-benar sedih sampai tidak mau liburan bersama.  Anggap saja Putus Cinta adalah Bagian Kecil  Putus cinta dengan kekasih tidak berarti dunia ini telah runtuh dan berakhir sudah. Untuk kamu pria yang sejati boleh kok, merasa sedih atau galau. Namun, jangan sampai menganggap bahwa ini merupakan akhir dari segalanya termasuk kehidupanmu.  Semua orang pasti pernah mengalami patah hati, putus cinta, atau situasi yang tidak baik-baik, sehingga muak untuk merasakan kehidupan ini. Apabila orang lain saja mampu melewati masa-masa itu, maka kamu harus bisa melakukan hal yang sama.    Oleh karena itu, ketika sedang galau, kamu harus percaya bahwa seiring berjalannya waktu semua luka akan reda dan hilang. Dengan demikian, rasa sakit yang diderita akan dapat dijadikan sebagai sebuah pelajaran yang berharga di waktu berikutnya. Singkatnya, untuk bisa move on, kamu bisa menganggap bahwa putus cinta merupakan bagian kecil dari perjalanan kehidupan.  Hindari Stalking Sosial Medianya  Langkah selanjutnya untuk bisa move on adalah tidak perlu mengecek media sosialnya. Hal seperti itu hanya akan memperkuat kehadirannya di dalam benakmu. Akibatnya, semakin sulit bagimu untuk berhenti membayangkan tentang dirinya dan hubungan kalian yang sudah kandas. Pokoknya harus menghindari, jangan terlalu sering mengecek media sosialnya.  Jangan Menanyakan Hubungan yang Berakhir  Pria yang kuat, tidak perlu terus-terusan mempertanyakan kenapa hubungan kalian berakhir. Hal seperti itu hanya akan membuatnya terus-terusan menjadi tokoh utama di dalam hidupmu. Terima saja kenyataan apa adanya, karena nasi sudah menjadi bubur, sehingga semakin lebih yakin dalam menjalani kehidupan ini.  Lakukan Hal yang Menyenangkan  Jika ingin benar-benar meredakan rasa sakit hatimu, kamu cobalah untuk melakukan aktivitas yang biasanya kamu lakukan dengan membuatmu gembira dan menghibur, seperti membaca buku, menonton film, dan sebagainya. Dengan kata lain, terus saja bergerak seperti ini sangat penting untuk membuatmu terbiasa dengan fakta bahwa hidup ini terus berjalan.  Manfaatkan Support dari Sahabat  Hubungi teman-teman terdekatmu dan manfaatkan penghiburan serta dukungan emosional yang mereka berikan. “Hal terbaik yang bisa dilakukan adalah membicarakan apa yang kamu rasakan mengenai perpisahan itu dengan teman dekat dan orang-orang tersayang,” tutur Dr. Michael Zentman, seorang psikolog kepada Insider. Ia juga mengatakan bahwa “Mendengar diri Anda sendiri mengatakan dengan jelas apa yang Anda rasakan dengan disaksikan orang lain bisa sangat membantu.”  Lakukan Olahraga Rutin  Selain melakukan hobi yang kamu senangi, langkah move on dari mantan kekasih yang selanjutnya adalah dengan berolahraga. Saat tubuh berolahraga, hormon kortisol juga sebagai pemicu stres kemudian akan menurun. Dengan begitu, rasa sedih yang kamu alami selama ini dapat tergantikan dengan meningkatkan kesehatan dan kebahagiaan tubuh. Kesehatanlah yang akan kau dapati selama hal itu terus dilakukan.  Meskipun perpisahan seperti mudah diterima, tetapi kebanyakan orang akan sulit untuk memahami akan hal itu. Bahkan, tak sedikit juga yang lebih sering memikirkan rasa sakit yang cukup dalam daripada memikirkan cara untuk move on. Apabila hal seperti itu terus dibiarkan, maka kesehatan tubuh akan turun dan bisa mengganggu kesehatan.

Apakah Anda setuju dengan ungkapan bahwa pria lebih susah untuk berpaling atau move on ketika patah hati? Kalau aku sendiri sih, setuju saja. Akan tetapi, semua akan sulit baik pria ataupun wanita jika menemui patah hati, terlebih ditinggal pas lagi sayang-sayangnya, tentu itu sangat dalam banget rasa sakit yang didapatnya.

Namun, tidak dapat kita pungkiri sobat, karena nyatanya tidak semua kisah bisa bertahan dan setiap orang harus mampu menerimanya, seperti yang kita sering dengar di tiktok, “adek… cinta itu tak selamanya indah, adek. Terkadang cinta membuat luka” Semua kata yang ada di beberapa video tiktok itu benar adanya atau bahkan kita sendiri mungkin pernah merasakan hal seperti itu.

Sebenarnya kalau sobat Anda sering dengar anggapan dari banyak orang bahwa wanita lebih susah untuk move on dari hubungan cinta yang kandas ketimbang pria. Sedangkan pria dalam hubungan cinta, selalu bosan dengan konstansi monogami dan juga dengan seenaknya putus dengan kekasih, bahkan istri sekalipun. Sementara, pria itu dengan bebas menikmati masa kesendiriannya, anggapan mantan menangis jadi bayangan konstan. 

Riset Pria Susah Move On

Apakah Anda setuju dengan ungkapan bahwa pria lebih susah untuk berpaling atau move on ketika patah hati? Kalau aku sendiri sih, setuju saja. Akan tetapi, semua akan sulit baik pria ataupun wanita jika menemui patah hati, terlebih ditinggal pas lagi sayang-sayangnya, tentu itu sangat dalam banget rasa sakit yang didapatnya.  Namun, tidak dapat kita pungkiri sobat, karena nyatanya tidak semua kisah bisa bertahan dan setiap orang harus mampu menerimanya, seperti yang kita sering dengar di tiktok, “adek… cinta itu tak selamanya indah, adek. Terkadang cinta membuat luka” Semua kata yang ada di beberapa video tiktok itu benar adanya atau bahkan kita sendiri mungkin pernah merasakan hal seperti itu.  Sebenarnya kalau sobat Anda sering dengar anggapan dari banyak orang bahwa wanita lebih susah untuk move on dari hubungan cinta yang kandas ketimbang pria. Sedangkan pria dalam hubungan cinta, selalu bosan dengan konstansi monogami dan juga dengan seenaknya putus dengan kekasih, bahkan istri sekalipun. Sementara, pria itu dengan bebas menikmati masa kesendiriannya, anggapan mantan menangis jadi bayangan konstan.   Riset Pria Susah Move On  Mari kita buktikan bahwa pria susah berpaling setelah berhubungan dengan kutipan sumber yang telah disiapkan.  Pada tahun 2019, pria ingin berada dalam hubungan asmara sedalam yang diinginkan oleh wanita. Dalam sejumlah penelitian, secara pribadi, pria bahkan lebih susah move on setelah putus cinta. Seperti dalam jurnal yang ditulis Marital Status, Health, and Mortality yang diterbitkan Robards, James, Maria Evandrou, Jane Falkingham, dan Athina Vlachantoni pada 2012, perpisahan diasosiasikan dengan efek fisik dan mental lebih buruk untuk pria daripada wanitanya.  Karena konstruksi sosial yang terjadi secara emosional, pria sebenarnya sangat bergantung pada pasangan mereka dan punya alternatif sumber dukungan lebih sedikit dari wanita. Terbukti dari sebuah survei yang dilakukan persen pria memilih pasangan mereka dan perempuan hanya 39 persen soal pendukung emosional.  Dari fakta tersebut, tak berujung pada kesimpulan bahwa pria lebih punya sedikit teman maupun keluarga. Akan tetapi, tak lekat secara emosional, sehingga membuat peran orang di sekitar mereka jadi berbeda.  Bahkan, beberapa peneliti mengeluarkan argumentasi bahwa pria cenderung menolak mencari pertolongan dari teman saat putus cinta. Namun, pada kenyataannya, sebenarnya mereka memang berkumpul dengan teman dan keluarganya, jika hal demikian ditemuinya.  Akan tetapi, kebanyakan hanya sebagai pengalih emosionalnya, bukan untuk penyelesaian dalam selimut gejolak psikis yang tengah dialaminya, sehingga hal ini akan terlihat bahwa pria terkesan lebih kuat ketika sedang putus cinta. Padahal pria itu sangat susah move on dibandingkan wanita.  Alasan Pria Susah Berpaling Setelah Berhubungan  Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa pria memang susah berpaling setelah berhubungan. Untuk menguatkannya, maka di bawah ini akan dijelaskan alasan lebih lanjut tentang pria yang susah berpaling.  1. Merasa Saling Terikat  Kehadiran cinta memang begitu menakjubkan, rasa-rasanya memang lebih indah daripada yang lainnya, terlebih cintanya dengan wanita yang sedang didam-idamkan tentu ini adalah hal yang menggairahkan. Dalam sebuah hubungan, cinta bisa memudar seiring berjalannya waktu, tapi cinta yang tulus, tidak akan pernah tetap bisa mempertahankan hubungan itu, bahkan justru membuat pria semakin merasa ingin selalu bersamanya.  Ketika pasangan sudah lama menyatu, maka mereka akan sama-sama membutuhkan perasaan (emosi) untuk membangun hubungan yang indah dan harmonis.  Hal itu dapat terjadi karena ketika saling cinta baik pada pria dan wanitanya akan saling membentuk ikatan bahkan tanpa sadar pria tersebut akan memandangnya sebagai wanita itu adalah rumahnya.  Oleh sebab itu, pria akan susah move on apabila sudah cinta dengan wanita yang dicintainya apalagi sudah menjalani hubungan yang cukup lama atau bahkan sudah dalam hitungan tahun. Jika pria putus hubungan dengan wanita yang dicintainya, maka hati pria itu akan patah, sehingga jiwanya bisa rapuh seperti mau hancur seluruh hati, pikiran, dan raganya.  2. Merasa Kehilangan Persinggahan  Di dalam hubungan cinta yang kuat dengan pernyataan bahwa rata-rata pria memandang wanitanya sebagai tempat persinggahan ataupun rumah terutama jika sang pria sudah merasa terikat batin dan kedekatan. Jika hal seperti itu terjadi, maka ketika sang pria dengan kekasih wanitanya sudah tak menjalin hubungan, maka sang pria akan merasa sangat sedih dan sangat merasa kehilangan.  Faktanya tersebut akan membuat seorang pria merasa patah hati yang sangat dalam, sehingga bisa saja memunculkan masalah pada kesehatannya. Beberapa penelitian juga mengatakan bahwa pria yang baru saja mengalami putus cinta bisa mengalami penurunan pada fungsi kekebalan tubuhnya apabila dibandingkan pada saat menjalani hubungan dengan kekasih wanitanya.  Ada suatu penelitian yang melakukan penelitian terhadap hubungan pria dan wanita yang sudah lama putus atau tidak berhubungan, peneliti tersebut mengungkapkan bahwa ia mencoba menilai keadaan emosional 2.000 pria dan perempuan yang bercerai lalu mengunjungi mereka lagi setelah 6-9 tahun kemudian. Hasil dari penelitian tersebut adalah pria cenderung tidak bisa melupakan hubungan masa lalunya dengan baik, terutama mantan yang memberi kenangan paling mendalam.  Memang benar, perempuan merasa sangat terpukul dan terjatuh di awal perpisahan dan butuh waktu bertahap, sehingga bisa menyembuhkan luka. Namun, lain halnya dengan pria yang justru merasa lega, bebas dan bahkan bahagia di awal perpisahan, tetapi lambat laun si pria akan merasa kehilangan dan lebih susah melepaskan kenangan walaupun waktu terus berjalan.  Peneliti tersebut juga menunjukkan bahwa para perempuan dalam penelitian tersebut justru menjadi lebih ekstrovert (ceria, sosial, dan terbuka) pada tahun-tahun setelah perceraian dibandingkan para pria yang terbukti merasa lebih tidak stabil secara emosional setelah perceraian.  3. Memendam Perasaan yang Ada  Bagi sebagian kecil pria, ketika mengingat kekesalan-kekesalan pada wanita, atau kekurangan-kekurangannya, si pria akan merasa lega karena terbebas dari hubungan yang dijalaninya. Namun, pria merasa jauh lebih sengsara ketika mengingat kelebihan-kelebihan wanitanya.  Hal seperti itu dapat terjadi karena si pria tidak lagi mendapatkan sifat wanitanya yang selalu memperhatikan, membimbing atau bahkan mengurus berbagai keperluannya, tentu ini akan meninggalkan rasa kehilangan yang amat sangat.  Seperti yang telah kita bahas sebelumnya, bahwa pria sangat cenderung memendam apa yang mereka rasakan, hanya saja ia telah menutupinya dengan melampiaskan berbagai hal. Padahal hal demikian akan membuat keadaan semakin sulit, karena secara terpaksa mereka harus mengatasi patah hatinya dengan menyendiri di kamar, atau ketika bersama keluarga ataupun teman ia selalu berlagak tenang, padahal hatinya rapuh.  Hal inilah sesuai dengan kutipan salah satu buku Rusdi Mathari, bahwa “laki-laki memang tidak menangis, tapi hatinya berdarah dik.” Namun berbeda dengan wanita, wanita yang lebih mudah meluapkan isi hatinya termasuk menangis, kemudian curhat kesana-kemari, meminta solusi yang tepat atau bahkan meminta sosok lain untuk menggantikannya. Hal itu akan sangat membantu mereka untuk segera memulihkan perasannya.  4. Tidak Ingin Mengawalinya dari Awal Kembali  Meski usai putus cinta pria bisa segera menemukan pengganti, mereka akan segera menyadari bahwa butuh waktu yang lama untuk mencapai kenyamanan seperti yang didapatkan dari wanita sebelumnya. Jangan salah, pria memang terkesan mudah mencari pengganti wanitanya, tetapi sebenarnya hal itu hanya merupakan pelariannya saja.  Hal itu dilakukan si pria hanya ingin membuktikan bahwa dirinya baik-baik saja tanpa kehadiran si wanitanya. Namun, setelah beberapa kali berkencan, mungkin dengan beberapa wanita yang berbeda, si pria akan segera menyadari bahwa ia sebenarnya membutuhkan waktu lama untuk mencapai tingkat kenyamanan seperti yang didapatkannya dari wanita masa lalunya.  Sayangnya, menurut penelitian dari Universitas Carnegie Mellon, pria sering terlambat menyadari bahwa keintiman sosial menjadi pondasi dari hubungan yang memiliki ketahanan yang cukup lama dengan si wanita tersebut, sehingga pria ini dikatakan sulit move on karena tidak ingin mengawalinya seperti dari awal semula. Oleh karena itu, hal inilah sering terjadi penyesalan atau bahkan kembali lagi bersamanya, dengan syarat jika wanita itu mau menerima sosok pria tersebut.  5. Masih Berharap Ingin Kembali  Durasi menjalin hubungan percintaan juga menentukan seseorang bisa melupakan wanita yang pernah dicintainya dengan cepat atau tidak. Semakin lama hubungan berjalan, kecenderungan untuk melupakan akan semakin sulit. Hal ini juga ada hubungannya dengan kebiasaan yang pernah dilakukan ketika masih menjadi kekasih dari wanitanya pada masa itu.  Meskipun masih marah dan kecewa, nyatanya diam-diam pria masih sangat berharap untuk bisa kembali bersama. Si pria itu juga menyadari akan kesalahan-kesalahan yang pernah dibuatnya. Pada dasarnya, mengharapkan mantan kekasih kembali sebenarnya bukan hal yang buruk, terutama bila pria masih memiliki perasaan padanya.  Akan tetapi, jika itu berlangsung selama berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun dan tak ada perkembangan sama sekali, sudah saatnya untuk berhenti menunggu. Pikirkan kembali apakah kamu (si pria) benar-benar bisa mendapatkan kesempatan kedua atau tidak. Oleh karena itu, berhenti berandai-andai, dan percayalah bahwa kamu layak mendapatkan pasangan yang lebih baik suatu saat nanti.  6. Menyalahkan Diri Sendiri  Salah satu perasaan yang menghantui pria ketika putus adalah membayangkan kalau dirinya tidak akan menemukan atau bahkan mendapatkan seorang wanita yang tepat seperti mantan kekasihnya. Pria terlalu takut untuk menjadi pribadi seperti semula tanpa pasangan dari sang mantan, sehingga hal ini akan membuat pria merasa cemas dan merasa “sendirian” tanpa wanita.  Jika hal seperti itu terus terjadi, maka si pria akan semakin sulit untuk membiarkan wanita yang pernah dicintainya pergi. Namun, perpisahan adalah kesempatan untuk belajar lebih dalam tentang memahami diri sendiri. Dengan begitu, baik pria maupun wanita akan mengubah dirinya menjadi pribadi yang lebih baik dan dewasa.  Cara Pria Supaya untuk Move On  Ada beberapa cara terbaik untuk bisa dilakukan bagi kamu yang ingin berusaha move on dari patah hati. Berikut ini beberapa cara pria agar bisa move on.  Seimbangkan Kenangan yang Melintas  Setelah putus cinta, pasti kenangan selalu melintas dengan mengingat mantan. Namun, menurut Guy Winch, psikolog yang menuliskan sebuah buku berjudul How to fix a Broken Heart mengingatkan kita, agar setiap kenangan yang muncul di dalam diri jangan berat sebelah. Dengan kata lain, sebagai pria yang kuat, kamu harus memastikan setiap pikiran tentang mantan memang tetap realistis dan tidak berat sebelah.  Secara sederhana ungkapan itu dapat diartikan, seperti jika pikiranmu memunculkan momen-momen bahagia dengan kebersamaan kalian saat liburan, atau jalan bareng, maka kamu perlu menambahkan dengan momen-momen liburan yang membuatmu marah dan benar-benar sedih sampai tidak mau liburan bersama.  Anggap saja Putus Cinta adalah Bagian Kecil  Putus cinta dengan kekasih tidak berarti dunia ini telah runtuh dan berakhir sudah. Untuk kamu pria yang sejati boleh kok, merasa sedih atau galau. Namun, jangan sampai menganggap bahwa ini merupakan akhir dari segalanya termasuk kehidupanmu.  Semua orang pasti pernah mengalami patah hati, putus cinta, atau situasi yang tidak baik-baik, sehingga muak untuk merasakan kehidupan ini. Apabila orang lain saja mampu melewati masa-masa itu, maka kamu harus bisa melakukan hal yang sama.    Oleh karena itu, ketika sedang galau, kamu harus percaya bahwa seiring berjalannya waktu semua luka akan reda dan hilang. Dengan demikian, rasa sakit yang diderita akan dapat dijadikan sebagai sebuah pelajaran yang berharga di waktu berikutnya. Singkatnya, untuk bisa move on, kamu bisa menganggap bahwa putus cinta merupakan bagian kecil dari perjalanan kehidupan.  Hindari Stalking Sosial Medianya  Langkah selanjutnya untuk bisa move on adalah tidak perlu mengecek media sosialnya. Hal seperti itu hanya akan memperkuat kehadirannya di dalam benakmu. Akibatnya, semakin sulit bagimu untuk berhenti membayangkan tentang dirinya dan hubungan kalian yang sudah kandas. Pokoknya harus menghindari, jangan terlalu sering mengecek media sosialnya.  Jangan Menanyakan Hubungan yang Berakhir  Pria yang kuat, tidak perlu terus-terusan mempertanyakan kenapa hubungan kalian berakhir. Hal seperti itu hanya akan membuatnya terus-terusan menjadi tokoh utama di dalam hidupmu. Terima saja kenyataan apa adanya, karena nasi sudah menjadi bubur, sehingga semakin lebih yakin dalam menjalani kehidupan ini.  Lakukan Hal yang Menyenangkan  Jika ingin benar-benar meredakan rasa sakit hatimu, kamu cobalah untuk melakukan aktivitas yang biasanya kamu lakukan dengan membuatmu gembira dan menghibur, seperti membaca buku, menonton film, dan sebagainya. Dengan kata lain, terus saja bergerak seperti ini sangat penting untuk membuatmu terbiasa dengan fakta bahwa hidup ini terus berjalan.  Manfaatkan Support dari Sahabat  Hubungi teman-teman terdekatmu dan manfaatkan penghiburan serta dukungan emosional yang mereka berikan. “Hal terbaik yang bisa dilakukan adalah membicarakan apa yang kamu rasakan mengenai perpisahan itu dengan teman dekat dan orang-orang tersayang,” tutur Dr. Michael Zentman, seorang psikolog kepada Insider. Ia juga mengatakan bahwa “Mendengar diri Anda sendiri mengatakan dengan jelas apa yang Anda rasakan dengan disaksikan orang lain bisa sangat membantu.”  Lakukan Olahraga Rutin  Selain melakukan hobi yang kamu senangi, langkah move on dari mantan kekasih yang selanjutnya adalah dengan berolahraga. Saat tubuh berolahraga, hormon kortisol juga sebagai pemicu stres kemudian akan menurun. Dengan begitu, rasa sedih yang kamu alami selama ini dapat tergantikan dengan meningkatkan kesehatan dan kebahagiaan tubuh. Kesehatanlah yang akan kau dapati selama hal itu terus dilakukan.  Meskipun perpisahan seperti mudah diterima, tetapi kebanyakan orang akan sulit untuk memahami akan hal itu. Bahkan, tak sedikit juga yang lebih sering memikirkan rasa sakit yang cukup dalam daripada memikirkan cara untuk move on. Apabila hal seperti itu terus dibiarkan, maka kesehatan tubuh akan turun dan bisa mengganggu kesehatan. Apakah Anda setuju dengan ungkapan bahwa pria lebih susah untuk berpaling atau move on ketika patah hati? Kalau aku sendiri sih, setuju saja. Akan tetapi, semua akan sulit baik pria ataupun wanita jika menemui patah hati, terlebih ditinggal pas lagi sayang-sayangnya, tentu itu sangat dalam banget rasa sakit yang didapatnya.  Namun, tidak dapat kita pungkiri sobat, karena nyatanya tidak semua kisah bisa bertahan dan setiap orang harus mampu menerimanya, seperti yang kita sering dengar di tiktok, “adek… cinta itu tak selamanya indah, adek. Terkadang cinta membuat luka” Semua kata yang ada di beberapa video tiktok itu benar adanya atau bahkan kita sendiri mungkin pernah merasakan hal seperti itu.  Sebenarnya kalau sobat Anda sering dengar anggapan dari banyak orang bahwa wanita lebih susah untuk move on dari hubungan cinta yang kandas ketimbang pria. Sedangkan pria dalam hubungan cinta, selalu bosan dengan konstansi monogami dan juga dengan seenaknya putus dengan kekasih, bahkan istri sekalipun. Sementara, pria itu dengan bebas menikmati masa kesendiriannya, anggapan mantan menangis jadi bayangan konstan.   Riset Pria Susah Move On  Mari kita buktikan bahwa pria susah berpaling setelah berhubungan dengan kutipan sumber yang telah disiapkan.  Pada tahun 2019, pria ingin berada dalam hubungan asmara sedalam yang diinginkan oleh wanita. Dalam sejumlah penelitian, secara pribadi, pria bahkan lebih susah move on setelah putus cinta. Seperti dalam jurnal yang ditulis Marital Status, Health, and Mortality yang diterbitkan Robards, James, Maria Evandrou, Jane Falkingham, dan Athina Vlachantoni pada 2012, perpisahan diasosiasikan dengan efek fisik dan mental lebih buruk untuk pria daripada wanitanya.  Karena konstruksi sosial yang terjadi secara emosional, pria sebenarnya sangat bergantung pada pasangan mereka dan punya alternatif sumber dukungan lebih sedikit dari wanita. Terbukti dari sebuah survei yang dilakukan persen pria memilih pasangan mereka dan perempuan hanya 39 persen soal pendukung emosional.  Dari fakta tersebut, tak berujung pada kesimpulan bahwa pria lebih punya sedikit teman maupun keluarga. Akan tetapi, tak lekat secara emosional, sehingga membuat peran orang di sekitar mereka jadi berbeda.  Bahkan, beberapa peneliti mengeluarkan argumentasi bahwa pria cenderung menolak mencari pertolongan dari teman saat putus cinta. Namun, pada kenyataannya, sebenarnya mereka memang berkumpul dengan teman dan keluarganya, jika hal demikian ditemuinya.  Akan tetapi, kebanyakan hanya sebagai pengalih emosionalnya, bukan untuk penyelesaian dalam selimut gejolak psikis yang tengah dialaminya, sehingga hal ini akan terlihat bahwa pria terkesan lebih kuat ketika sedang putus cinta. Padahal pria itu sangat susah move on dibandingkan wanita.  Alasan Pria Susah Berpaling Setelah Berhubungan  Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa pria memang susah berpaling setelah berhubungan. Untuk menguatkannya, maka di bawah ini akan dijelaskan alasan lebih lanjut tentang pria yang susah berpaling.  1. Merasa Saling Terikat  Kehadiran cinta memang begitu menakjubkan, rasa-rasanya memang lebih indah daripada yang lainnya, terlebih cintanya dengan wanita yang sedang didam-idamkan tentu ini adalah hal yang menggairahkan. Dalam sebuah hubungan, cinta bisa memudar seiring berjalannya waktu, tapi cinta yang tulus, tidak akan pernah tetap bisa mempertahankan hubungan itu, bahkan justru membuat pria semakin merasa ingin selalu bersamanya.  Ketika pasangan sudah lama menyatu, maka mereka akan sama-sama membutuhkan perasaan (emosi) untuk membangun hubungan yang indah dan harmonis.  Hal itu dapat terjadi karena ketika saling cinta baik pada pria dan wanitanya akan saling membentuk ikatan bahkan tanpa sadar pria tersebut akan memandangnya sebagai wanita itu adalah rumahnya.  Oleh sebab itu, pria akan susah move on apabila sudah cinta dengan wanita yang dicintainya apalagi sudah menjalani hubungan yang cukup lama atau bahkan sudah dalam hitungan tahun. Jika pria putus hubungan dengan wanita yang dicintainya, maka hati pria itu akan patah, sehingga jiwanya bisa rapuh seperti mau hancur seluruh hati, pikiran, dan raganya.  2. Merasa Kehilangan Persinggahan  Di dalam hubungan cinta yang kuat dengan pernyataan bahwa rata-rata pria memandang wanitanya sebagai tempat persinggahan ataupun rumah terutama jika sang pria sudah merasa terikat batin dan kedekatan. Jika hal seperti itu terjadi, maka ketika sang pria dengan kekasih wanitanya sudah tak menjalin hubungan, maka sang pria akan merasa sangat sedih dan sangat merasa kehilangan.  Faktanya tersebut akan membuat seorang pria merasa patah hati yang sangat dalam, sehingga bisa saja memunculkan masalah pada kesehatannya. Beberapa penelitian juga mengatakan bahwa pria yang baru saja mengalami putus cinta bisa mengalami penurunan pada fungsi kekebalan tubuhnya apabila dibandingkan pada saat menjalani hubungan dengan kekasih wanitanya.  Ada suatu penelitian yang melakukan penelitian terhadap hubungan pria dan wanita yang sudah lama putus atau tidak berhubungan, peneliti tersebut mengungkapkan bahwa ia mencoba menilai keadaan emosional 2.000 pria dan perempuan yang bercerai lalu mengunjungi mereka lagi setelah 6-9 tahun kemudian. Hasil dari penelitian tersebut adalah pria cenderung tidak bisa melupakan hubungan masa lalunya dengan baik, terutama mantan yang memberi kenangan paling mendalam.  Memang benar, perempuan merasa sangat terpukul dan terjatuh di awal perpisahan dan butuh waktu bertahap, sehingga bisa menyembuhkan luka. Namun, lain halnya dengan pria yang justru merasa lega, bebas dan bahkan bahagia di awal perpisahan, tetapi lambat laun si pria akan merasa kehilangan dan lebih susah melepaskan kenangan walaupun waktu terus berjalan.  Peneliti tersebut juga menunjukkan bahwa para perempuan dalam penelitian tersebut justru menjadi lebih ekstrovert (ceria, sosial, dan terbuka) pada tahun-tahun setelah perceraian dibandingkan para pria yang terbukti merasa lebih tidak stabil secara emosional setelah perceraian.  3. Memendam Perasaan yang Ada  Bagi sebagian kecil pria, ketika mengingat kekesalan-kekesalan pada wanita, atau kekurangan-kekurangannya, si pria akan merasa lega karena terbebas dari hubungan yang dijalaninya. Namun, pria merasa jauh lebih sengsara ketika mengingat kelebihan-kelebihan wanitanya.  Hal seperti itu dapat terjadi karena si pria tidak lagi mendapatkan sifat wanitanya yang selalu memperhatikan, membimbing atau bahkan mengurus berbagai keperluannya, tentu ini akan meninggalkan rasa kehilangan yang amat sangat.  Seperti yang telah kita bahas sebelumnya, bahwa pria sangat cenderung memendam apa yang mereka rasakan, hanya saja ia telah menutupinya dengan melampiaskan berbagai hal. Padahal hal demikian akan membuat keadaan semakin sulit, karena secara terpaksa mereka harus mengatasi patah hatinya dengan menyendiri di kamar, atau ketika bersama keluarga ataupun teman ia selalu berlagak tenang, padahal hatinya rapuh.  Hal inilah sesuai dengan kutipan salah satu buku Rusdi Mathari, bahwa “laki-laki memang tidak menangis, tapi hatinya berdarah dik.” Namun berbeda dengan wanita, wanita yang lebih mudah meluapkan isi hatinya termasuk menangis, kemudian curhat kesana-kemari, meminta solusi yang tepat atau bahkan meminta sosok lain untuk menggantikannya. Hal itu akan sangat membantu mereka untuk segera memulihkan perasannya.  4. Tidak Ingin Mengawalinya dari Awal Kembali  Meski usai putus cinta pria bisa segera menemukan pengganti, mereka akan segera menyadari bahwa butuh waktu yang lama untuk mencapai kenyamanan seperti yang didapatkan dari wanita sebelumnya. Jangan salah, pria memang terkesan mudah mencari pengganti wanitanya, tetapi sebenarnya hal itu hanya merupakan pelariannya saja.  Hal itu dilakukan si pria hanya ingin membuktikan bahwa dirinya baik-baik saja tanpa kehadiran si wanitanya. Namun, setelah beberapa kali berkencan, mungkin dengan beberapa wanita yang berbeda, si pria akan segera menyadari bahwa ia sebenarnya membutuhkan waktu lama untuk mencapai tingkat kenyamanan seperti yang didapatkannya dari wanita masa lalunya.  Sayangnya, menurut penelitian dari Universitas Carnegie Mellon, pria sering terlambat menyadari bahwa keintiman sosial menjadi pondasi dari hubungan yang memiliki ketahanan yang cukup lama dengan si wanita tersebut, sehingga pria ini dikatakan sulit move on karena tidak ingin mengawalinya seperti dari awal semula. Oleh karena itu, hal inilah sering terjadi penyesalan atau bahkan kembali lagi bersamanya, dengan syarat jika wanita itu mau menerima sosok pria tersebut.  5. Masih Berharap Ingin Kembali  Durasi menjalin hubungan percintaan juga menentukan seseorang bisa melupakan wanita yang pernah dicintainya dengan cepat atau tidak. Semakin lama hubungan berjalan, kecenderungan untuk melupakan akan semakin sulit. Hal ini juga ada hubungannya dengan kebiasaan yang pernah dilakukan ketika masih menjadi kekasih dari wanitanya pada masa itu.  Meskipun masih marah dan kecewa, nyatanya diam-diam pria masih sangat berharap untuk bisa kembali bersama. Si pria itu juga menyadari akan kesalahan-kesalahan yang pernah dibuatnya. Pada dasarnya, mengharapkan mantan kekasih kembali sebenarnya bukan hal yang buruk, terutama bila pria masih memiliki perasaan padanya.  Akan tetapi, jika itu berlangsung selama berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun dan tak ada perkembangan sama sekali, sudah saatnya untuk berhenti menunggu. Pikirkan kembali apakah kamu (si pria) benar-benar bisa mendapatkan kesempatan kedua atau tidak. Oleh karena itu, berhenti berandai-andai, dan percayalah bahwa kamu layak mendapatkan pasangan yang lebih baik suatu saat nanti.  6. Menyalahkan Diri Sendiri  Salah satu perasaan yang menghantui pria ketika putus adalah membayangkan kalau dirinya tidak akan menemukan atau bahkan mendapatkan seorang wanita yang tepat seperti mantan kekasihnya. Pria terlalu takut untuk menjadi pribadi seperti semula tanpa pasangan dari sang mantan, sehingga hal ini akan membuat pria merasa cemas dan merasa “sendirian” tanpa wanita.  Jika hal seperti itu terus terjadi, maka si pria akan semakin sulit untuk membiarkan wanita yang pernah dicintainya pergi. Namun, perpisahan adalah kesempatan untuk belajar lebih dalam tentang memahami diri sendiri. Dengan begitu, baik pria maupun wanita akan mengubah dirinya menjadi pribadi yang lebih baik dan dewasa.  Cara Pria Supaya untuk Move On  Ada beberapa cara terbaik untuk bisa dilakukan bagi kamu yang ingin berusaha move on dari patah hati. Berikut ini beberapa cara pria agar bisa move on.  Seimbangkan Kenangan yang Melintas  Setelah putus cinta, pasti kenangan selalu melintas dengan mengingat mantan. Namun, menurut Guy Winch, psikolog yang menuliskan sebuah buku berjudul How to fix a Broken Heart mengingatkan kita, agar setiap kenangan yang muncul di dalam diri jangan berat sebelah. Dengan kata lain, sebagai pria yang kuat, kamu harus memastikan setiap pikiran tentang mantan memang tetap realistis dan tidak berat sebelah.  Secara sederhana ungkapan itu dapat diartikan, seperti jika pikiranmu memunculkan momen-momen bahagia dengan kebersamaan kalian saat liburan, atau jalan bareng, maka kamu perlu menambahkan dengan momen-momen liburan yang membuatmu marah dan benar-benar sedih sampai tidak mau liburan bersama.  Anggap saja Putus Cinta adalah Bagian Kecil  Putus cinta dengan kekasih tidak berarti dunia ini telah runtuh dan berakhir sudah. Untuk kamu pria yang sejati boleh kok, merasa sedih atau galau. Namun, jangan sampai menganggap bahwa ini merupakan akhir dari segalanya termasuk kehidupanmu.  Semua orang pasti pernah mengalami patah hati, putus cinta, atau situasi yang tidak baik-baik, sehingga muak untuk merasakan kehidupan ini. Apabila orang lain saja mampu melewati masa-masa itu, maka kamu harus bisa melakukan hal yang sama.    Oleh karena itu, ketika sedang galau, kamu harus percaya bahwa seiring berjalannya waktu semua luka akan reda dan hilang. Dengan demikian, rasa sakit yang diderita akan dapat dijadikan sebagai sebuah pelajaran yang berharga di waktu berikutnya. Singkatnya, untuk bisa move on, kamu bisa menganggap bahwa putus cinta merupakan bagian kecil dari perjalanan kehidupan.  Hindari Stalking Sosial Medianya  Langkah selanjutnya untuk bisa move on adalah tidak perlu mengecek media sosialnya. Hal seperti itu hanya akan memperkuat kehadirannya di dalam benakmu. Akibatnya, semakin sulit bagimu untuk berhenti membayangkan tentang dirinya dan hubungan kalian yang sudah kandas. Pokoknya harus menghindari, jangan terlalu sering mengecek media sosialnya.  Jangan Menanyakan Hubungan yang Berakhir  Pria yang kuat, tidak perlu terus-terusan mempertanyakan kenapa hubungan kalian berakhir. Hal seperti itu hanya akan membuatnya terus-terusan menjadi tokoh utama di dalam hidupmu. Terima saja kenyataan apa adanya, karena nasi sudah menjadi bubur, sehingga semakin lebih yakin dalam menjalani kehidupan ini.  Lakukan Hal yang Menyenangkan  Jika ingin benar-benar meredakan rasa sakit hatimu, kamu cobalah untuk melakukan aktivitas yang biasanya kamu lakukan dengan membuatmu gembira dan menghibur, seperti membaca buku, menonton film, dan sebagainya. Dengan kata lain, terus saja bergerak seperti ini sangat penting untuk membuatmu terbiasa dengan fakta bahwa hidup ini terus berjalan.  Manfaatkan Support dari Sahabat  Hubungi teman-teman terdekatmu dan manfaatkan penghiburan serta dukungan emosional yang mereka berikan. “Hal terbaik yang bisa dilakukan adalah membicarakan apa yang kamu rasakan mengenai perpisahan itu dengan teman dekat dan orang-orang tersayang,” tutur Dr. Michael Zentman, seorang psikolog kepada Insider. Ia juga mengatakan bahwa “Mendengar diri Anda sendiri mengatakan dengan jelas apa yang Anda rasakan dengan disaksikan orang lain bisa sangat membantu.”  Lakukan Olahraga Rutin  Selain melakukan hobi yang kamu senangi, langkah move on dari mantan kekasih yang selanjutnya adalah dengan berolahraga. Saat tubuh berolahraga, hormon kortisol juga sebagai pemicu stres kemudian akan menurun. Dengan begitu, rasa sedih yang kamu alami selama ini dapat tergantikan dengan meningkatkan kesehatan dan kebahagiaan tubuh. Kesehatanlah yang akan kau dapati selama hal itu terus dilakukan.  Meskipun perpisahan seperti mudah diterima, tetapi kebanyakan orang akan sulit untuk memahami akan hal itu. Bahkan, tak sedikit juga yang lebih sering memikirkan rasa sakit yang cukup dalam daripada memikirkan cara untuk move on. Apabila hal seperti itu terus dibiarkan, maka kesehatan tubuh akan turun dan bisa mengganggu kesehatan.

Mari kita buktikan bahwa pria susah berpaling setelah berhubungan dengan kutipan sumber yang telah disiapkan. Pada tahun 2019, pria ingin berada dalam hubungan asmara sedalam yang diinginkan oleh wanita. Dalam sejumlah penelitian, secara pribadi, pria bahkan lebih susah move on setelah putus cinta. Seperti dalam jurnal yang ditulis Marital Status, Health, and Mortality yang diterbitkan Robards, James, Maria Evandrou, Jane Falkingham, dan Athina Vlachantoni pada 2012, perpisahan diasosiasikan dengan efek fisik dan mental lebih buruk untuk pria daripada wanitanya.

Karena konstruksi sosial yang terjadi secara emosional, pria sebenarnya sangat bergantung pada pasangan mereka dan punya alternatif sumber dukungan lebih sedikit dari wanita. Terbukti dari sebuah survei yang dilakukan persen pria memilih pasangan mereka dan perempuan hanya 39 persen soal pendukung emosional.

Dari fakta tersebut, tak berujung pada kesimpulan bahwa pria lebih punya sedikit teman maupun keluarga. Akan tetapi, tak lekat secara emosional, sehingga membuat peran orang di sekitar mereka jadi berbeda.

Bahkan, beberapa peneliti mengeluarkan argumentasi bahwa pria cenderung menolak mencari pertolongan dari teman saat putus cinta. Namun, pada kenyataannya, sebenarnya mereka memang berkumpul dengan teman dan keluarganya, jika hal demikian ditemuinya.

Akan tetapi, kebanyakan hanya sebagai pengalih emosionalnya, bukan untuk penyelesaian dalam selimut gejolak psikis yang tengah dialaminya, sehingga hal ini akan terlihat bahwa pria terkesan lebih kuat ketika sedang putus cinta. Padahal pria itu sangat susah move on dibandingkan wanita.

Alasan Pria Susah Berpaling Setelah Berhubungan

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa pria memang susah berpaling setelah berhubungan. Untuk menguatkannya, maka di bawah ini akan dijelaskan alasan lebih lanjut tentang pria yang susah berpaling.

1. Merasa Saling Terikat

Apakah Anda setuju dengan ungkapan bahwa pria lebih susah untuk berpaling atau move on ketika patah hati? Kalau aku sendiri sih, setuju saja. Akan tetapi, semua akan sulit baik pria ataupun wanita jika menemui patah hati, terlebih ditinggal pas lagi sayang-sayangnya, tentu itu sangat dalam banget rasa sakit yang didapatnya.  Namun, tidak dapat kita pungkiri sobat, karena nyatanya tidak semua kisah bisa bertahan dan setiap orang harus mampu menerimanya, seperti yang kita sering dengar di tiktok, “adek… cinta itu tak selamanya indah, adek. Terkadang cinta membuat luka” Semua kata yang ada di beberapa video tiktok itu benar adanya atau bahkan kita sendiri mungkin pernah merasakan hal seperti itu.  Sebenarnya kalau sobat Anda sering dengar anggapan dari banyak orang bahwa wanita lebih susah untuk move on dari hubungan cinta yang kandas ketimbang pria. Sedangkan pria dalam hubungan cinta, selalu bosan dengan konstansi monogami dan juga dengan seenaknya putus dengan kekasih, bahkan istri sekalipun. Sementara, pria itu dengan bebas menikmati masa kesendiriannya, anggapan mantan menangis jadi bayangan konstan.   Riset Pria Susah Move On  Mari kita buktikan bahwa pria susah berpaling setelah berhubungan dengan kutipan sumber yang telah disiapkan.  Pada tahun 2019, pria ingin berada dalam hubungan asmara sedalam yang diinginkan oleh wanita. Dalam sejumlah penelitian, secara pribadi, pria bahkan lebih susah move on setelah putus cinta. Seperti dalam jurnal yang ditulis Marital Status, Health, and Mortality yang diterbitkan Robards, James, Maria Evandrou, Jane Falkingham, dan Athina Vlachantoni pada 2012, perpisahan diasosiasikan dengan efek fisik dan mental lebih buruk untuk pria daripada wanitanya.  Karena konstruksi sosial yang terjadi secara emosional, pria sebenarnya sangat bergantung pada pasangan mereka dan punya alternatif sumber dukungan lebih sedikit dari wanita. Terbukti dari sebuah survei yang dilakukan persen pria memilih pasangan mereka dan perempuan hanya 39 persen soal pendukung emosional.  Dari fakta tersebut, tak berujung pada kesimpulan bahwa pria lebih punya sedikit teman maupun keluarga. Akan tetapi, tak lekat secara emosional, sehingga membuat peran orang di sekitar mereka jadi berbeda.  Bahkan, beberapa peneliti mengeluarkan argumentasi bahwa pria cenderung menolak mencari pertolongan dari teman saat putus cinta. Namun, pada kenyataannya, sebenarnya mereka memang berkumpul dengan teman dan keluarganya, jika hal demikian ditemuinya.  Akan tetapi, kebanyakan hanya sebagai pengalih emosionalnya, bukan untuk penyelesaian dalam selimut gejolak psikis yang tengah dialaminya, sehingga hal ini akan terlihat bahwa pria terkesan lebih kuat ketika sedang putus cinta. Padahal pria itu sangat susah move on dibandingkan wanita.  Alasan Pria Susah Berpaling Setelah Berhubungan  Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa pria memang susah berpaling setelah berhubungan. Untuk menguatkannya, maka di bawah ini akan dijelaskan alasan lebih lanjut tentang pria yang susah berpaling.  1. Merasa Saling Terikat  Kehadiran cinta memang begitu menakjubkan, rasa-rasanya memang lebih indah daripada yang lainnya, terlebih cintanya dengan wanita yang sedang didam-idamkan tentu ini adalah hal yang menggairahkan. Dalam sebuah hubungan, cinta bisa memudar seiring berjalannya waktu, tapi cinta yang tulus, tidak akan pernah tetap bisa mempertahankan hubungan itu, bahkan justru membuat pria semakin merasa ingin selalu bersamanya.  Ketika pasangan sudah lama menyatu, maka mereka akan sama-sama membutuhkan perasaan (emosi) untuk membangun hubungan yang indah dan harmonis.  Hal itu dapat terjadi karena ketika saling cinta baik pada pria dan wanitanya akan saling membentuk ikatan bahkan tanpa sadar pria tersebut akan memandangnya sebagai wanita itu adalah rumahnya.  Oleh sebab itu, pria akan susah move on apabila sudah cinta dengan wanita yang dicintainya apalagi sudah menjalani hubungan yang cukup lama atau bahkan sudah dalam hitungan tahun. Jika pria putus hubungan dengan wanita yang dicintainya, maka hati pria itu akan patah, sehingga jiwanya bisa rapuh seperti mau hancur seluruh hati, pikiran, dan raganya.  2. Merasa Kehilangan Persinggahan  Di dalam hubungan cinta yang kuat dengan pernyataan bahwa rata-rata pria memandang wanitanya sebagai tempat persinggahan ataupun rumah terutama jika sang pria sudah merasa terikat batin dan kedekatan. Jika hal seperti itu terjadi, maka ketika sang pria dengan kekasih wanitanya sudah tak menjalin hubungan, maka sang pria akan merasa sangat sedih dan sangat merasa kehilangan.  Faktanya tersebut akan membuat seorang pria merasa patah hati yang sangat dalam, sehingga bisa saja memunculkan masalah pada kesehatannya. Beberapa penelitian juga mengatakan bahwa pria yang baru saja mengalami putus cinta bisa mengalami penurunan pada fungsi kekebalan tubuhnya apabila dibandingkan pada saat menjalani hubungan dengan kekasih wanitanya.  Ada suatu penelitian yang melakukan penelitian terhadap hubungan pria dan wanita yang sudah lama putus atau tidak berhubungan, peneliti tersebut mengungkapkan bahwa ia mencoba menilai keadaan emosional 2.000 pria dan perempuan yang bercerai lalu mengunjungi mereka lagi setelah 6-9 tahun kemudian. Hasil dari penelitian tersebut adalah pria cenderung tidak bisa melupakan hubungan masa lalunya dengan baik, terutama mantan yang memberi kenangan paling mendalam.  Memang benar, perempuan merasa sangat terpukul dan terjatuh di awal perpisahan dan butuh waktu bertahap, sehingga bisa menyembuhkan luka. Namun, lain halnya dengan pria yang justru merasa lega, bebas dan bahkan bahagia di awal perpisahan, tetapi lambat laun si pria akan merasa kehilangan dan lebih susah melepaskan kenangan walaupun waktu terus berjalan.  Peneliti tersebut juga menunjukkan bahwa para perempuan dalam penelitian tersebut justru menjadi lebih ekstrovert (ceria, sosial, dan terbuka) pada tahun-tahun setelah perceraian dibandingkan para pria yang terbukti merasa lebih tidak stabil secara emosional setelah perceraian.  3. Memendam Perasaan yang Ada  Bagi sebagian kecil pria, ketika mengingat kekesalan-kekesalan pada wanita, atau kekurangan-kekurangannya, si pria akan merasa lega karena terbebas dari hubungan yang dijalaninya. Namun, pria merasa jauh lebih sengsara ketika mengingat kelebihan-kelebihan wanitanya.  Hal seperti itu dapat terjadi karena si pria tidak lagi mendapatkan sifat wanitanya yang selalu memperhatikan, membimbing atau bahkan mengurus berbagai keperluannya, tentu ini akan meninggalkan rasa kehilangan yang amat sangat.  Seperti yang telah kita bahas sebelumnya, bahwa pria sangat cenderung memendam apa yang mereka rasakan, hanya saja ia telah menutupinya dengan melampiaskan berbagai hal. Padahal hal demikian akan membuat keadaan semakin sulit, karena secara terpaksa mereka harus mengatasi patah hatinya dengan menyendiri di kamar, atau ketika bersama keluarga ataupun teman ia selalu berlagak tenang, padahal hatinya rapuh.  Hal inilah sesuai dengan kutipan salah satu buku Rusdi Mathari, bahwa “laki-laki memang tidak menangis, tapi hatinya berdarah dik.” Namun berbeda dengan wanita, wanita yang lebih mudah meluapkan isi hatinya termasuk menangis, kemudian curhat kesana-kemari, meminta solusi yang tepat atau bahkan meminta sosok lain untuk menggantikannya. Hal itu akan sangat membantu mereka untuk segera memulihkan perasannya.  4. Tidak Ingin Mengawalinya dari Awal Kembali  Meski usai putus cinta pria bisa segera menemukan pengganti, mereka akan segera menyadari bahwa butuh waktu yang lama untuk mencapai kenyamanan seperti yang didapatkan dari wanita sebelumnya. Jangan salah, pria memang terkesan mudah mencari pengganti wanitanya, tetapi sebenarnya hal itu hanya merupakan pelariannya saja.  Hal itu dilakukan si pria hanya ingin membuktikan bahwa dirinya baik-baik saja tanpa kehadiran si wanitanya. Namun, setelah beberapa kali berkencan, mungkin dengan beberapa wanita yang berbeda, si pria akan segera menyadari bahwa ia sebenarnya membutuhkan waktu lama untuk mencapai tingkat kenyamanan seperti yang didapatkannya dari wanita masa lalunya.  Sayangnya, menurut penelitian dari Universitas Carnegie Mellon, pria sering terlambat menyadari bahwa keintiman sosial menjadi pondasi dari hubungan yang memiliki ketahanan yang cukup lama dengan si wanita tersebut, sehingga pria ini dikatakan sulit move on karena tidak ingin mengawalinya seperti dari awal semula. Oleh karena itu, hal inilah sering terjadi penyesalan atau bahkan kembali lagi bersamanya, dengan syarat jika wanita itu mau menerima sosok pria tersebut.  5. Masih Berharap Ingin Kembali  Durasi menjalin hubungan percintaan juga menentukan seseorang bisa melupakan wanita yang pernah dicintainya dengan cepat atau tidak. Semakin lama hubungan berjalan, kecenderungan untuk melupakan akan semakin sulit. Hal ini juga ada hubungannya dengan kebiasaan yang pernah dilakukan ketika masih menjadi kekasih dari wanitanya pada masa itu.  Meskipun masih marah dan kecewa, nyatanya diam-diam pria masih sangat berharap untuk bisa kembali bersama. Si pria itu juga menyadari akan kesalahan-kesalahan yang pernah dibuatnya. Pada dasarnya, mengharapkan mantan kekasih kembali sebenarnya bukan hal yang buruk, terutama bila pria masih memiliki perasaan padanya.  Akan tetapi, jika itu berlangsung selama berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun dan tak ada perkembangan sama sekali, sudah saatnya untuk berhenti menunggu. Pikirkan kembali apakah kamu (si pria) benar-benar bisa mendapatkan kesempatan kedua atau tidak. Oleh karena itu, berhenti berandai-andai, dan percayalah bahwa kamu layak mendapatkan pasangan yang lebih baik suatu saat nanti.  6. Menyalahkan Diri Sendiri  Salah satu perasaan yang menghantui pria ketika putus adalah membayangkan kalau dirinya tidak akan menemukan atau bahkan mendapatkan seorang wanita yang tepat seperti mantan kekasihnya. Pria terlalu takut untuk menjadi pribadi seperti semula tanpa pasangan dari sang mantan, sehingga hal ini akan membuat pria merasa cemas dan merasa “sendirian” tanpa wanita.  Jika hal seperti itu terus terjadi, maka si pria akan semakin sulit untuk membiarkan wanita yang pernah dicintainya pergi. Namun, perpisahan adalah kesempatan untuk belajar lebih dalam tentang memahami diri sendiri. Dengan begitu, baik pria maupun wanita akan mengubah dirinya menjadi pribadi yang lebih baik dan dewasa.  Cara Pria Supaya untuk Move On  Ada beberapa cara terbaik untuk bisa dilakukan bagi kamu yang ingin berusaha move on dari patah hati. Berikut ini beberapa cara pria agar bisa move on.  Seimbangkan Kenangan yang Melintas  Setelah putus cinta, pasti kenangan selalu melintas dengan mengingat mantan. Namun, menurut Guy Winch, psikolog yang menuliskan sebuah buku berjudul How to fix a Broken Heart mengingatkan kita, agar setiap kenangan yang muncul di dalam diri jangan berat sebelah. Dengan kata lain, sebagai pria yang kuat, kamu harus memastikan setiap pikiran tentang mantan memang tetap realistis dan tidak berat sebelah.  Secara sederhana ungkapan itu dapat diartikan, seperti jika pikiranmu memunculkan momen-momen bahagia dengan kebersamaan kalian saat liburan, atau jalan bareng, maka kamu perlu menambahkan dengan momen-momen liburan yang membuatmu marah dan benar-benar sedih sampai tidak mau liburan bersama.  Anggap saja Putus Cinta adalah Bagian Kecil  Putus cinta dengan kekasih tidak berarti dunia ini telah runtuh dan berakhir sudah. Untuk kamu pria yang sejati boleh kok, merasa sedih atau galau. Namun, jangan sampai menganggap bahwa ini merupakan akhir dari segalanya termasuk kehidupanmu.  Semua orang pasti pernah mengalami patah hati, putus cinta, atau situasi yang tidak baik-baik, sehingga muak untuk merasakan kehidupan ini. Apabila orang lain saja mampu melewati masa-masa itu, maka kamu harus bisa melakukan hal yang sama.    Oleh karena itu, ketika sedang galau, kamu harus percaya bahwa seiring berjalannya waktu semua luka akan reda dan hilang. Dengan demikian, rasa sakit yang diderita akan dapat dijadikan sebagai sebuah pelajaran yang berharga di waktu berikutnya. Singkatnya, untuk bisa move on, kamu bisa menganggap bahwa putus cinta merupakan bagian kecil dari perjalanan kehidupan.  Hindari Stalking Sosial Medianya  Langkah selanjutnya untuk bisa move on adalah tidak perlu mengecek media sosialnya. Hal seperti itu hanya akan memperkuat kehadirannya di dalam benakmu. Akibatnya, semakin sulit bagimu untuk berhenti membayangkan tentang dirinya dan hubungan kalian yang sudah kandas. Pokoknya harus menghindari, jangan terlalu sering mengecek media sosialnya.  Jangan Menanyakan Hubungan yang Berakhir  Pria yang kuat, tidak perlu terus-terusan mempertanyakan kenapa hubungan kalian berakhir. Hal seperti itu hanya akan membuatnya terus-terusan menjadi tokoh utama di dalam hidupmu. Terima saja kenyataan apa adanya, karena nasi sudah menjadi bubur, sehingga semakin lebih yakin dalam menjalani kehidupan ini.  Lakukan Hal yang Menyenangkan  Jika ingin benar-benar meredakan rasa sakit hatimu, kamu cobalah untuk melakukan aktivitas yang biasanya kamu lakukan dengan membuatmu gembira dan menghibur, seperti membaca buku, menonton film, dan sebagainya. Dengan kata lain, terus saja bergerak seperti ini sangat penting untuk membuatmu terbiasa dengan fakta bahwa hidup ini terus berjalan.  Manfaatkan Support dari Sahabat  Hubungi teman-teman terdekatmu dan manfaatkan penghiburan serta dukungan emosional yang mereka berikan. “Hal terbaik yang bisa dilakukan adalah membicarakan apa yang kamu rasakan mengenai perpisahan itu dengan teman dekat dan orang-orang tersayang,” tutur Dr. Michael Zentman, seorang psikolog kepada Insider. Ia juga mengatakan bahwa “Mendengar diri Anda sendiri mengatakan dengan jelas apa yang Anda rasakan dengan disaksikan orang lain bisa sangat membantu.”  Lakukan Olahraga Rutin  Selain melakukan hobi yang kamu senangi, langkah move on dari mantan kekasih yang selanjutnya adalah dengan berolahraga. Saat tubuh berolahraga, hormon kortisol juga sebagai pemicu stres kemudian akan menurun. Dengan begitu, rasa sedih yang kamu alami selama ini dapat tergantikan dengan meningkatkan kesehatan dan kebahagiaan tubuh. Kesehatanlah yang akan kau dapati selama hal itu terus dilakukan.  Meskipun perpisahan seperti mudah diterima, tetapi kebanyakan orang akan sulit untuk memahami akan hal itu. Bahkan, tak sedikit juga yang lebih sering memikirkan rasa sakit yang cukup dalam daripada memikirkan cara untuk move on. Apabila hal seperti itu terus dibiarkan, maka kesehatan tubuh akan turun dan bisa mengganggu kesehatan. Apakah Anda setuju dengan ungkapan bahwa pria lebih susah untuk berpaling atau move on ketika patah hati? Kalau aku sendiri sih, setuju saja. Akan tetapi, semua akan sulit baik pria ataupun wanita jika menemui patah hati, terlebih ditinggal pas lagi sayang-sayangnya, tentu itu sangat dalam banget rasa sakit yang didapatnya.  Namun, tidak dapat kita pungkiri sobat, karena nyatanya tidak semua kisah bisa bertahan dan setiap orang harus mampu menerimanya, seperti yang kita sering dengar di tiktok, “adek… cinta itu tak selamanya indah, adek. Terkadang cinta membuat luka” Semua kata yang ada di beberapa video tiktok itu benar adanya atau bahkan kita sendiri mungkin pernah merasakan hal seperti itu.  Sebenarnya kalau sobat Anda sering dengar anggapan dari banyak orang bahwa wanita lebih susah untuk move on dari hubungan cinta yang kandas ketimbang pria. Sedangkan pria dalam hubungan cinta, selalu bosan dengan konstansi monogami dan juga dengan seenaknya putus dengan kekasih, bahkan istri sekalipun. Sementara, pria itu dengan bebas menikmati masa kesendiriannya, anggapan mantan menangis jadi bayangan konstan.   Riset Pria Susah Move On  Mari kita buktikan bahwa pria susah berpaling setelah berhubungan dengan kutipan sumber yang telah disiapkan.  Pada tahun 2019, pria ingin berada dalam hubungan asmara sedalam yang diinginkan oleh wanita. Dalam sejumlah penelitian, secara pribadi, pria bahkan lebih susah move on setelah putus cinta. Seperti dalam jurnal yang ditulis Marital Status, Health, and Mortality yang diterbitkan Robards, James, Maria Evandrou, Jane Falkingham, dan Athina Vlachantoni pada 2012, perpisahan diasosiasikan dengan efek fisik dan mental lebih buruk untuk pria daripada wanitanya.  Karena konstruksi sosial yang terjadi secara emosional, pria sebenarnya sangat bergantung pada pasangan mereka dan punya alternatif sumber dukungan lebih sedikit dari wanita. Terbukti dari sebuah survei yang dilakukan persen pria memilih pasangan mereka dan perempuan hanya 39 persen soal pendukung emosional.  Dari fakta tersebut, tak berujung pada kesimpulan bahwa pria lebih punya sedikit teman maupun keluarga. Akan tetapi, tak lekat secara emosional, sehingga membuat peran orang di sekitar mereka jadi berbeda.  Bahkan, beberapa peneliti mengeluarkan argumentasi bahwa pria cenderung menolak mencari pertolongan dari teman saat putus cinta. Namun, pada kenyataannya, sebenarnya mereka memang berkumpul dengan teman dan keluarganya, jika hal demikian ditemuinya.  Akan tetapi, kebanyakan hanya sebagai pengalih emosionalnya, bukan untuk penyelesaian dalam selimut gejolak psikis yang tengah dialaminya, sehingga hal ini akan terlihat bahwa pria terkesan lebih kuat ketika sedang putus cinta. Padahal pria itu sangat susah move on dibandingkan wanita.  Alasan Pria Susah Berpaling Setelah Berhubungan  Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa pria memang susah berpaling setelah berhubungan. Untuk menguatkannya, maka di bawah ini akan dijelaskan alasan lebih lanjut tentang pria yang susah berpaling.  1. Merasa Saling Terikat  Kehadiran cinta memang begitu menakjubkan, rasa-rasanya memang lebih indah daripada yang lainnya, terlebih cintanya dengan wanita yang sedang didam-idamkan tentu ini adalah hal yang menggairahkan. Dalam sebuah hubungan, cinta bisa memudar seiring berjalannya waktu, tapi cinta yang tulus, tidak akan pernah tetap bisa mempertahankan hubungan itu, bahkan justru membuat pria semakin merasa ingin selalu bersamanya.  Ketika pasangan sudah lama menyatu, maka mereka akan sama-sama membutuhkan perasaan (emosi) untuk membangun hubungan yang indah dan harmonis.  Hal itu dapat terjadi karena ketika saling cinta baik pada pria dan wanitanya akan saling membentuk ikatan bahkan tanpa sadar pria tersebut akan memandangnya sebagai wanita itu adalah rumahnya.  Oleh sebab itu, pria akan susah move on apabila sudah cinta dengan wanita yang dicintainya apalagi sudah menjalani hubungan yang cukup lama atau bahkan sudah dalam hitungan tahun. Jika pria putus hubungan dengan wanita yang dicintainya, maka hati pria itu akan patah, sehingga jiwanya bisa rapuh seperti mau hancur seluruh hati, pikiran, dan raganya.  2. Merasa Kehilangan Persinggahan  Di dalam hubungan cinta yang kuat dengan pernyataan bahwa rata-rata pria memandang wanitanya sebagai tempat persinggahan ataupun rumah terutama jika sang pria sudah merasa terikat batin dan kedekatan. Jika hal seperti itu terjadi, maka ketika sang pria dengan kekasih wanitanya sudah tak menjalin hubungan, maka sang pria akan merasa sangat sedih dan sangat merasa kehilangan.  Faktanya tersebut akan membuat seorang pria merasa patah hati yang sangat dalam, sehingga bisa saja memunculkan masalah pada kesehatannya. Beberapa penelitian juga mengatakan bahwa pria yang baru saja mengalami putus cinta bisa mengalami penurunan pada fungsi kekebalan tubuhnya apabila dibandingkan pada saat menjalani hubungan dengan kekasih wanitanya.  Ada suatu penelitian yang melakukan penelitian terhadap hubungan pria dan wanita yang sudah lama putus atau tidak berhubungan, peneliti tersebut mengungkapkan bahwa ia mencoba menilai keadaan emosional 2.000 pria dan perempuan yang bercerai lalu mengunjungi mereka lagi setelah 6-9 tahun kemudian. Hasil dari penelitian tersebut adalah pria cenderung tidak bisa melupakan hubungan masa lalunya dengan baik, terutama mantan yang memberi kenangan paling mendalam.  Memang benar, perempuan merasa sangat terpukul dan terjatuh di awal perpisahan dan butuh waktu bertahap, sehingga bisa menyembuhkan luka. Namun, lain halnya dengan pria yang justru merasa lega, bebas dan bahkan bahagia di awal perpisahan, tetapi lambat laun si pria akan merasa kehilangan dan lebih susah melepaskan kenangan walaupun waktu terus berjalan.  Peneliti tersebut juga menunjukkan bahwa para perempuan dalam penelitian tersebut justru menjadi lebih ekstrovert (ceria, sosial, dan terbuka) pada tahun-tahun setelah perceraian dibandingkan para pria yang terbukti merasa lebih tidak stabil secara emosional setelah perceraian.  3. Memendam Perasaan yang Ada  Bagi sebagian kecil pria, ketika mengingat kekesalan-kekesalan pada wanita, atau kekurangan-kekurangannya, si pria akan merasa lega karena terbebas dari hubungan yang dijalaninya. Namun, pria merasa jauh lebih sengsara ketika mengingat kelebihan-kelebihan wanitanya.  Hal seperti itu dapat terjadi karena si pria tidak lagi mendapatkan sifat wanitanya yang selalu memperhatikan, membimbing atau bahkan mengurus berbagai keperluannya, tentu ini akan meninggalkan rasa kehilangan yang amat sangat.  Seperti yang telah kita bahas sebelumnya, bahwa pria sangat cenderung memendam apa yang mereka rasakan, hanya saja ia telah menutupinya dengan melampiaskan berbagai hal. Padahal hal demikian akan membuat keadaan semakin sulit, karena secara terpaksa mereka harus mengatasi patah hatinya dengan menyendiri di kamar, atau ketika bersama keluarga ataupun teman ia selalu berlagak tenang, padahal hatinya rapuh.  Hal inilah sesuai dengan kutipan salah satu buku Rusdi Mathari, bahwa “laki-laki memang tidak menangis, tapi hatinya berdarah dik.” Namun berbeda dengan wanita, wanita yang lebih mudah meluapkan isi hatinya termasuk menangis, kemudian curhat kesana-kemari, meminta solusi yang tepat atau bahkan meminta sosok lain untuk menggantikannya. Hal itu akan sangat membantu mereka untuk segera memulihkan perasannya.  4. Tidak Ingin Mengawalinya dari Awal Kembali  Meski usai putus cinta pria bisa segera menemukan pengganti, mereka akan segera menyadari bahwa butuh waktu yang lama untuk mencapai kenyamanan seperti yang didapatkan dari wanita sebelumnya. Jangan salah, pria memang terkesan mudah mencari pengganti wanitanya, tetapi sebenarnya hal itu hanya merupakan pelariannya saja.  Hal itu dilakukan si pria hanya ingin membuktikan bahwa dirinya baik-baik saja tanpa kehadiran si wanitanya. Namun, setelah beberapa kali berkencan, mungkin dengan beberapa wanita yang berbeda, si pria akan segera menyadari bahwa ia sebenarnya membutuhkan waktu lama untuk mencapai tingkat kenyamanan seperti yang didapatkannya dari wanita masa lalunya.  Sayangnya, menurut penelitian dari Universitas Carnegie Mellon, pria sering terlambat menyadari bahwa keintiman sosial menjadi pondasi dari hubungan yang memiliki ketahanan yang cukup lama dengan si wanita tersebut, sehingga pria ini dikatakan sulit move on karena tidak ingin mengawalinya seperti dari awal semula. Oleh karena itu, hal inilah sering terjadi penyesalan atau bahkan kembali lagi bersamanya, dengan syarat jika wanita itu mau menerima sosok pria tersebut.  5. Masih Berharap Ingin Kembali  Durasi menjalin hubungan percintaan juga menentukan seseorang bisa melupakan wanita yang pernah dicintainya dengan cepat atau tidak. Semakin lama hubungan berjalan, kecenderungan untuk melupakan akan semakin sulit. Hal ini juga ada hubungannya dengan kebiasaan yang pernah dilakukan ketika masih menjadi kekasih dari wanitanya pada masa itu.  Meskipun masih marah dan kecewa, nyatanya diam-diam pria masih sangat berharap untuk bisa kembali bersama. Si pria itu juga menyadari akan kesalahan-kesalahan yang pernah dibuatnya. Pada dasarnya, mengharapkan mantan kekasih kembali sebenarnya bukan hal yang buruk, terutama bila pria masih memiliki perasaan padanya.  Akan tetapi, jika itu berlangsung selama berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun dan tak ada perkembangan sama sekali, sudah saatnya untuk berhenti menunggu. Pikirkan kembali apakah kamu (si pria) benar-benar bisa mendapatkan kesempatan kedua atau tidak. Oleh karena itu, berhenti berandai-andai, dan percayalah bahwa kamu layak mendapatkan pasangan yang lebih baik suatu saat nanti.  6. Menyalahkan Diri Sendiri  Salah satu perasaan yang menghantui pria ketika putus adalah membayangkan kalau dirinya tidak akan menemukan atau bahkan mendapatkan seorang wanita yang tepat seperti mantan kekasihnya. Pria terlalu takut untuk menjadi pribadi seperti semula tanpa pasangan dari sang mantan, sehingga hal ini akan membuat pria merasa cemas dan merasa “sendirian” tanpa wanita.  Jika hal seperti itu terus terjadi, maka si pria akan semakin sulit untuk membiarkan wanita yang pernah dicintainya pergi. Namun, perpisahan adalah kesempatan untuk belajar lebih dalam tentang memahami diri sendiri. Dengan begitu, baik pria maupun wanita akan mengubah dirinya menjadi pribadi yang lebih baik dan dewasa.  Cara Pria Supaya untuk Move On  Ada beberapa cara terbaik untuk bisa dilakukan bagi kamu yang ingin berusaha move on dari patah hati. Berikut ini beberapa cara pria agar bisa move on.  Seimbangkan Kenangan yang Melintas  Setelah putus cinta, pasti kenangan selalu melintas dengan mengingat mantan. Namun, menurut Guy Winch, psikolog yang menuliskan sebuah buku berjudul How to fix a Broken Heart mengingatkan kita, agar setiap kenangan yang muncul di dalam diri jangan berat sebelah. Dengan kata lain, sebagai pria yang kuat, kamu harus memastikan setiap pikiran tentang mantan memang tetap realistis dan tidak berat sebelah.  Secara sederhana ungkapan itu dapat diartikan, seperti jika pikiranmu memunculkan momen-momen bahagia dengan kebersamaan kalian saat liburan, atau jalan bareng, maka kamu perlu menambahkan dengan momen-momen liburan yang membuatmu marah dan benar-benar sedih sampai tidak mau liburan bersama.  Anggap saja Putus Cinta adalah Bagian Kecil  Putus cinta dengan kekasih tidak berarti dunia ini telah runtuh dan berakhir sudah. Untuk kamu pria yang sejati boleh kok, merasa sedih atau galau. Namun, jangan sampai menganggap bahwa ini merupakan akhir dari segalanya termasuk kehidupanmu.  Semua orang pasti pernah mengalami patah hati, putus cinta, atau situasi yang tidak baik-baik, sehingga muak untuk merasakan kehidupan ini. Apabila orang lain saja mampu melewati masa-masa itu, maka kamu harus bisa melakukan hal yang sama.    Oleh karena itu, ketika sedang galau, kamu harus percaya bahwa seiring berjalannya waktu semua luka akan reda dan hilang. Dengan demikian, rasa sakit yang diderita akan dapat dijadikan sebagai sebuah pelajaran yang berharga di waktu berikutnya. Singkatnya, untuk bisa move on, kamu bisa menganggap bahwa putus cinta merupakan bagian kecil dari perjalanan kehidupan.  Hindari Stalking Sosial Medianya  Langkah selanjutnya untuk bisa move on adalah tidak perlu mengecek media sosialnya. Hal seperti itu hanya akan memperkuat kehadirannya di dalam benakmu. Akibatnya, semakin sulit bagimu untuk berhenti membayangkan tentang dirinya dan hubungan kalian yang sudah kandas. Pokoknya harus menghindari, jangan terlalu sering mengecek media sosialnya.  Jangan Menanyakan Hubungan yang Berakhir  Pria yang kuat, tidak perlu terus-terusan mempertanyakan kenapa hubungan kalian berakhir. Hal seperti itu hanya akan membuatnya terus-terusan menjadi tokoh utama di dalam hidupmu. Terima saja kenyataan apa adanya, karena nasi sudah menjadi bubur, sehingga semakin lebih yakin dalam menjalani kehidupan ini.  Lakukan Hal yang Menyenangkan  Jika ingin benar-benar meredakan rasa sakit hatimu, kamu cobalah untuk melakukan aktivitas yang biasanya kamu lakukan dengan membuatmu gembira dan menghibur, seperti membaca buku, menonton film, dan sebagainya. Dengan kata lain, terus saja bergerak seperti ini sangat penting untuk membuatmu terbiasa dengan fakta bahwa hidup ini terus berjalan.  Manfaatkan Support dari Sahabat  Hubungi teman-teman terdekatmu dan manfaatkan penghiburan serta dukungan emosional yang mereka berikan. “Hal terbaik yang bisa dilakukan adalah membicarakan apa yang kamu rasakan mengenai perpisahan itu dengan teman dekat dan orang-orang tersayang,” tutur Dr. Michael Zentman, seorang psikolog kepada Insider. Ia juga mengatakan bahwa “Mendengar diri Anda sendiri mengatakan dengan jelas apa yang Anda rasakan dengan disaksikan orang lain bisa sangat membantu.”  Lakukan Olahraga Rutin  Selain melakukan hobi yang kamu senangi, langkah move on dari mantan kekasih yang selanjutnya adalah dengan berolahraga. Saat tubuh berolahraga, hormon kortisol juga sebagai pemicu stres kemudian akan menurun. Dengan begitu, rasa sedih yang kamu alami selama ini dapat tergantikan dengan meningkatkan kesehatan dan kebahagiaan tubuh. Kesehatanlah yang akan kau dapati selama hal itu terus dilakukan.  Meskipun perpisahan seperti mudah diterima, tetapi kebanyakan orang akan sulit untuk memahami akan hal itu. Bahkan, tak sedikit juga yang lebih sering memikirkan rasa sakit yang cukup dalam daripada memikirkan cara untuk move on. Apabila hal seperti itu terus dibiarkan, maka kesehatan tubuh akan turun dan bisa mengganggu kesehatan.

Kehadiran cinta memang begitu menakjubkan, rasa-rasanya memang lebih indah daripada yang lainnya, terlebih cintanya dengan wanita yang sedang didam-idamkan tentu ini adalah hal yang menggairahkan. Dalam sebuah hubungan, cinta bisa memudar seiring berjalannya waktu, tapi cinta yang tulus, tidak akan pernah tetap bisa mempertahankan hubungan itu, bahkan justru membuat pria semakin merasa ingin selalu bersamanya.

Ketika pasangan sudah lama menyatu, maka mereka akan sama-sama membutuhkan perasaan (emosi) untuk membangun hubungan yang indah dan harmonis.

Hal itu dapat terjadi karena ketika saling cinta baik pada pria dan wanitanya akan saling membentuk ikatan bahkan tanpa sadar pria tersebut akan memandangnya sebagai wanita itu adalah rumahnya.

Oleh sebab itu, pria akan susah move on apabila sudah cinta dengan wanita yang dicintainya apalagi sudah menjalani hubungan yang cukup lama atau bahkan sudah dalam hitungan tahun. Jika pria putus hubungan dengan wanita yang dicintainya, maka hati pria itu akan patah, sehingga jiwanya bisa rapuh seperti mau hancur seluruh hati, pikiran, dan raganya.

2. Merasa Kehilangan Persinggahan

Apakah Anda setuju dengan ungkapan bahwa pria lebih susah untuk berpaling atau move on ketika patah hati? Kalau aku sendiri sih, setuju saja. Akan tetapi, semua akan sulit baik pria ataupun wanita jika menemui patah hati, terlebih ditinggal pas lagi sayang-sayangnya, tentu itu sangat dalam banget rasa sakit yang didapatnya.  Namun, tidak dapat kita pungkiri sobat, karena nyatanya tidak semua kisah bisa bertahan dan setiap orang harus mampu menerimanya, seperti yang kita sering dengar di tiktok, “adek… cinta itu tak selamanya indah, adek. Terkadang cinta membuat luka” Semua kata yang ada di beberapa video tiktok itu benar adanya atau bahkan kita sendiri mungkin pernah merasakan hal seperti itu.  Sebenarnya kalau sobat Anda sering dengar anggapan dari banyak orang bahwa wanita lebih susah untuk move on dari hubungan cinta yang kandas ketimbang pria. Sedangkan pria dalam hubungan cinta, selalu bosan dengan konstansi monogami dan juga dengan seenaknya putus dengan kekasih, bahkan istri sekalipun. Sementara, pria itu dengan bebas menikmati masa kesendiriannya, anggapan mantan menangis jadi bayangan konstan.   Riset Pria Susah Move On  Mari kita buktikan bahwa pria susah berpaling setelah berhubungan dengan kutipan sumber yang telah disiapkan.  Pada tahun 2019, pria ingin berada dalam hubungan asmara sedalam yang diinginkan oleh wanita. Dalam sejumlah penelitian, secara pribadi, pria bahkan lebih susah move on setelah putus cinta. Seperti dalam jurnal yang ditulis Marital Status, Health, and Mortality yang diterbitkan Robards, James, Maria Evandrou, Jane Falkingham, dan Athina Vlachantoni pada 2012, perpisahan diasosiasikan dengan efek fisik dan mental lebih buruk untuk pria daripada wanitanya.  Karena konstruksi sosial yang terjadi secara emosional, pria sebenarnya sangat bergantung pada pasangan mereka dan punya alternatif sumber dukungan lebih sedikit dari wanita. Terbukti dari sebuah survei yang dilakukan persen pria memilih pasangan mereka dan perempuan hanya 39 persen soal pendukung emosional.  Dari fakta tersebut, tak berujung pada kesimpulan bahwa pria lebih punya sedikit teman maupun keluarga. Akan tetapi, tak lekat secara emosional, sehingga membuat peran orang di sekitar mereka jadi berbeda.  Bahkan, beberapa peneliti mengeluarkan argumentasi bahwa pria cenderung menolak mencari pertolongan dari teman saat putus cinta. Namun, pada kenyataannya, sebenarnya mereka memang berkumpul dengan teman dan keluarganya, jika hal demikian ditemuinya.  Akan tetapi, kebanyakan hanya sebagai pengalih emosionalnya, bukan untuk penyelesaian dalam selimut gejolak psikis yang tengah dialaminya, sehingga hal ini akan terlihat bahwa pria terkesan lebih kuat ketika sedang putus cinta. Padahal pria itu sangat susah move on dibandingkan wanita.  Alasan Pria Susah Berpaling Setelah Berhubungan  Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa pria memang susah berpaling setelah berhubungan. Untuk menguatkannya, maka di bawah ini akan dijelaskan alasan lebih lanjut tentang pria yang susah berpaling.  1. Merasa Saling Terikat  Kehadiran cinta memang begitu menakjubkan, rasa-rasanya memang lebih indah daripada yang lainnya, terlebih cintanya dengan wanita yang sedang didam-idamkan tentu ini adalah hal yang menggairahkan. Dalam sebuah hubungan, cinta bisa memudar seiring berjalannya waktu, tapi cinta yang tulus, tidak akan pernah tetap bisa mempertahankan hubungan itu, bahkan justru membuat pria semakin merasa ingin selalu bersamanya.  Ketika pasangan sudah lama menyatu, maka mereka akan sama-sama membutuhkan perasaan (emosi) untuk membangun hubungan yang indah dan harmonis.  Hal itu dapat terjadi karena ketika saling cinta baik pada pria dan wanitanya akan saling membentuk ikatan bahkan tanpa sadar pria tersebut akan memandangnya sebagai wanita itu adalah rumahnya.  Oleh sebab itu, pria akan susah move on apabila sudah cinta dengan wanita yang dicintainya apalagi sudah menjalani hubungan yang cukup lama atau bahkan sudah dalam hitungan tahun. Jika pria putus hubungan dengan wanita yang dicintainya, maka hati pria itu akan patah, sehingga jiwanya bisa rapuh seperti mau hancur seluruh hati, pikiran, dan raganya.  2. Merasa Kehilangan Persinggahan  Di dalam hubungan cinta yang kuat dengan pernyataan bahwa rata-rata pria memandang wanitanya sebagai tempat persinggahan ataupun rumah terutama jika sang pria sudah merasa terikat batin dan kedekatan. Jika hal seperti itu terjadi, maka ketika sang pria dengan kekasih wanitanya sudah tak menjalin hubungan, maka sang pria akan merasa sangat sedih dan sangat merasa kehilangan.  Faktanya tersebut akan membuat seorang pria merasa patah hati yang sangat dalam, sehingga bisa saja memunculkan masalah pada kesehatannya. Beberapa penelitian juga mengatakan bahwa pria yang baru saja mengalami putus cinta bisa mengalami penurunan pada fungsi kekebalan tubuhnya apabila dibandingkan pada saat menjalani hubungan dengan kekasih wanitanya.  Ada suatu penelitian yang melakukan penelitian terhadap hubungan pria dan wanita yang sudah lama putus atau tidak berhubungan, peneliti tersebut mengungkapkan bahwa ia mencoba menilai keadaan emosional 2.000 pria dan perempuan yang bercerai lalu mengunjungi mereka lagi setelah 6-9 tahun kemudian. Hasil dari penelitian tersebut adalah pria cenderung tidak bisa melupakan hubungan masa lalunya dengan baik, terutama mantan yang memberi kenangan paling mendalam.  Memang benar, perempuan merasa sangat terpukul dan terjatuh di awal perpisahan dan butuh waktu bertahap, sehingga bisa menyembuhkan luka. Namun, lain halnya dengan pria yang justru merasa lega, bebas dan bahkan bahagia di awal perpisahan, tetapi lambat laun si pria akan merasa kehilangan dan lebih susah melepaskan kenangan walaupun waktu terus berjalan.  Peneliti tersebut juga menunjukkan bahwa para perempuan dalam penelitian tersebut justru menjadi lebih ekstrovert (ceria, sosial, dan terbuka) pada tahun-tahun setelah perceraian dibandingkan para pria yang terbukti merasa lebih tidak stabil secara emosional setelah perceraian.  3. Memendam Perasaan yang Ada  Bagi sebagian kecil pria, ketika mengingat kekesalan-kekesalan pada wanita, atau kekurangan-kekurangannya, si pria akan merasa lega karena terbebas dari hubungan yang dijalaninya. Namun, pria merasa jauh lebih sengsara ketika mengingat kelebihan-kelebihan wanitanya.  Hal seperti itu dapat terjadi karena si pria tidak lagi mendapatkan sifat wanitanya yang selalu memperhatikan, membimbing atau bahkan mengurus berbagai keperluannya, tentu ini akan meninggalkan rasa kehilangan yang amat sangat.  Seperti yang telah kita bahas sebelumnya, bahwa pria sangat cenderung memendam apa yang mereka rasakan, hanya saja ia telah menutupinya dengan melampiaskan berbagai hal. Padahal hal demikian akan membuat keadaan semakin sulit, karena secara terpaksa mereka harus mengatasi patah hatinya dengan menyendiri di kamar, atau ketika bersama keluarga ataupun teman ia selalu berlagak tenang, padahal hatinya rapuh.  Hal inilah sesuai dengan kutipan salah satu buku Rusdi Mathari, bahwa “laki-laki memang tidak menangis, tapi hatinya berdarah dik.” Namun berbeda dengan wanita, wanita yang lebih mudah meluapkan isi hatinya termasuk menangis, kemudian curhat kesana-kemari, meminta solusi yang tepat atau bahkan meminta sosok lain untuk menggantikannya. Hal itu akan sangat membantu mereka untuk segera memulihkan perasannya.  4. Tidak Ingin Mengawalinya dari Awal Kembali  Meski usai putus cinta pria bisa segera menemukan pengganti, mereka akan segera menyadari bahwa butuh waktu yang lama untuk mencapai kenyamanan seperti yang didapatkan dari wanita sebelumnya. Jangan salah, pria memang terkesan mudah mencari pengganti wanitanya, tetapi sebenarnya hal itu hanya merupakan pelariannya saja.  Hal itu dilakukan si pria hanya ingin membuktikan bahwa dirinya baik-baik saja tanpa kehadiran si wanitanya. Namun, setelah beberapa kali berkencan, mungkin dengan beberapa wanita yang berbeda, si pria akan segera menyadari bahwa ia sebenarnya membutuhkan waktu lama untuk mencapai tingkat kenyamanan seperti yang didapatkannya dari wanita masa lalunya.  Sayangnya, menurut penelitian dari Universitas Carnegie Mellon, pria sering terlambat menyadari bahwa keintiman sosial menjadi pondasi dari hubungan yang memiliki ketahanan yang cukup lama dengan si wanita tersebut, sehingga pria ini dikatakan sulit move on karena tidak ingin mengawalinya seperti dari awal semula. Oleh karena itu, hal inilah sering terjadi penyesalan atau bahkan kembali lagi bersamanya, dengan syarat jika wanita itu mau menerima sosok pria tersebut.  5. Masih Berharap Ingin Kembali  Durasi menjalin hubungan percintaan juga menentukan seseorang bisa melupakan wanita yang pernah dicintainya dengan cepat atau tidak. Semakin lama hubungan berjalan, kecenderungan untuk melupakan akan semakin sulit. Hal ini juga ada hubungannya dengan kebiasaan yang pernah dilakukan ketika masih menjadi kekasih dari wanitanya pada masa itu.  Meskipun masih marah dan kecewa, nyatanya diam-diam pria masih sangat berharap untuk bisa kembali bersama. Si pria itu juga menyadari akan kesalahan-kesalahan yang pernah dibuatnya. Pada dasarnya, mengharapkan mantan kekasih kembali sebenarnya bukan hal yang buruk, terutama bila pria masih memiliki perasaan padanya.  Akan tetapi, jika itu berlangsung selama berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun dan tak ada perkembangan sama sekali, sudah saatnya untuk berhenti menunggu. Pikirkan kembali apakah kamu (si pria) benar-benar bisa mendapatkan kesempatan kedua atau tidak. Oleh karena itu, berhenti berandai-andai, dan percayalah bahwa kamu layak mendapatkan pasangan yang lebih baik suatu saat nanti.  6. Menyalahkan Diri Sendiri  Salah satu perasaan yang menghantui pria ketika putus adalah membayangkan kalau dirinya tidak akan menemukan atau bahkan mendapatkan seorang wanita yang tepat seperti mantan kekasihnya. Pria terlalu takut untuk menjadi pribadi seperti semula tanpa pasangan dari sang mantan, sehingga hal ini akan membuat pria merasa cemas dan merasa “sendirian” tanpa wanita.  Jika hal seperti itu terus terjadi, maka si pria akan semakin sulit untuk membiarkan wanita yang pernah dicintainya pergi. Namun, perpisahan adalah kesempatan untuk belajar lebih dalam tentang memahami diri sendiri. Dengan begitu, baik pria maupun wanita akan mengubah dirinya menjadi pribadi yang lebih baik dan dewasa.  Cara Pria Supaya untuk Move On  Ada beberapa cara terbaik untuk bisa dilakukan bagi kamu yang ingin berusaha move on dari patah hati. Berikut ini beberapa cara pria agar bisa move on.  Seimbangkan Kenangan yang Melintas  Setelah putus cinta, pasti kenangan selalu melintas dengan mengingat mantan. Namun, menurut Guy Winch, psikolog yang menuliskan sebuah buku berjudul How to fix a Broken Heart mengingatkan kita, agar setiap kenangan yang muncul di dalam diri jangan berat sebelah. Dengan kata lain, sebagai pria yang kuat, kamu harus memastikan setiap pikiran tentang mantan memang tetap realistis dan tidak berat sebelah.  Secara sederhana ungkapan itu dapat diartikan, seperti jika pikiranmu memunculkan momen-momen bahagia dengan kebersamaan kalian saat liburan, atau jalan bareng, maka kamu perlu menambahkan dengan momen-momen liburan yang membuatmu marah dan benar-benar sedih sampai tidak mau liburan bersama.  Anggap saja Putus Cinta adalah Bagian Kecil  Putus cinta dengan kekasih tidak berarti dunia ini telah runtuh dan berakhir sudah. Untuk kamu pria yang sejati boleh kok, merasa sedih atau galau. Namun, jangan sampai menganggap bahwa ini merupakan akhir dari segalanya termasuk kehidupanmu.  Semua orang pasti pernah mengalami patah hati, putus cinta, atau situasi yang tidak baik-baik, sehingga muak untuk merasakan kehidupan ini. Apabila orang lain saja mampu melewati masa-masa itu, maka kamu harus bisa melakukan hal yang sama.    Oleh karena itu, ketika sedang galau, kamu harus percaya bahwa seiring berjalannya waktu semua luka akan reda dan hilang. Dengan demikian, rasa sakit yang diderita akan dapat dijadikan sebagai sebuah pelajaran yang berharga di waktu berikutnya. Singkatnya, untuk bisa move on, kamu bisa menganggap bahwa putus cinta merupakan bagian kecil dari perjalanan kehidupan.  Hindari Stalking Sosial Medianya  Langkah selanjutnya untuk bisa move on adalah tidak perlu mengecek media sosialnya. Hal seperti itu hanya akan memperkuat kehadirannya di dalam benakmu. Akibatnya, semakin sulit bagimu untuk berhenti membayangkan tentang dirinya dan hubungan kalian yang sudah kandas. Pokoknya harus menghindari, jangan terlalu sering mengecek media sosialnya.  Jangan Menanyakan Hubungan yang Berakhir  Pria yang kuat, tidak perlu terus-terusan mempertanyakan kenapa hubungan kalian berakhir. Hal seperti itu hanya akan membuatnya terus-terusan menjadi tokoh utama di dalam hidupmu. Terima saja kenyataan apa adanya, karena nasi sudah menjadi bubur, sehingga semakin lebih yakin dalam menjalani kehidupan ini.  Lakukan Hal yang Menyenangkan  Jika ingin benar-benar meredakan rasa sakit hatimu, kamu cobalah untuk melakukan aktivitas yang biasanya kamu lakukan dengan membuatmu gembira dan menghibur, seperti membaca buku, menonton film, dan sebagainya. Dengan kata lain, terus saja bergerak seperti ini sangat penting untuk membuatmu terbiasa dengan fakta bahwa hidup ini terus berjalan.  Manfaatkan Support dari Sahabat  Hubungi teman-teman terdekatmu dan manfaatkan penghiburan serta dukungan emosional yang mereka berikan. “Hal terbaik yang bisa dilakukan adalah membicarakan apa yang kamu rasakan mengenai perpisahan itu dengan teman dekat dan orang-orang tersayang,” tutur Dr. Michael Zentman, seorang psikolog kepada Insider. Ia juga mengatakan bahwa “Mendengar diri Anda sendiri mengatakan dengan jelas apa yang Anda rasakan dengan disaksikan orang lain bisa sangat membantu.”  Lakukan Olahraga Rutin  Selain melakukan hobi yang kamu senangi, langkah move on dari mantan kekasih yang selanjutnya adalah dengan berolahraga. Saat tubuh berolahraga, hormon kortisol juga sebagai pemicu stres kemudian akan menurun. Dengan begitu, rasa sedih yang kamu alami selama ini dapat tergantikan dengan meningkatkan kesehatan dan kebahagiaan tubuh. Kesehatanlah yang akan kau dapati selama hal itu terus dilakukan.  Meskipun perpisahan seperti mudah diterima, tetapi kebanyakan orang akan sulit untuk memahami akan hal itu. Bahkan, tak sedikit juga yang lebih sering memikirkan rasa sakit yang cukup dalam daripada memikirkan cara untuk move on. Apabila hal seperti itu terus dibiarkan, maka kesehatan tubuh akan turun dan bisa mengganggu kesehatan. Apakah Anda setuju dengan ungkapan bahwa pria lebih susah untuk berpaling atau move on ketika patah hati? Kalau aku sendiri sih, setuju saja. Akan tetapi, semua akan sulit baik pria ataupun wanita jika menemui patah hati, terlebih ditinggal pas lagi sayang-sayangnya, tentu itu sangat dalam banget rasa sakit yang didapatnya.  Namun, tidak dapat kita pungkiri sobat, karena nyatanya tidak semua kisah bisa bertahan dan setiap orang harus mampu menerimanya, seperti yang kita sering dengar di tiktok, “adek… cinta itu tak selamanya indah, adek. Terkadang cinta membuat luka” Semua kata yang ada di beberapa video tiktok itu benar adanya atau bahkan kita sendiri mungkin pernah merasakan hal seperti itu.  Sebenarnya kalau sobat Anda sering dengar anggapan dari banyak orang bahwa wanita lebih susah untuk move on dari hubungan cinta yang kandas ketimbang pria. Sedangkan pria dalam hubungan cinta, selalu bosan dengan konstansi monogami dan juga dengan seenaknya putus dengan kekasih, bahkan istri sekalipun. Sementara, pria itu dengan bebas menikmati masa kesendiriannya, anggapan mantan menangis jadi bayangan konstan.   Riset Pria Susah Move On  Mari kita buktikan bahwa pria susah berpaling setelah berhubungan dengan kutipan sumber yang telah disiapkan.  Pada tahun 2019, pria ingin berada dalam hubungan asmara sedalam yang diinginkan oleh wanita. Dalam sejumlah penelitian, secara pribadi, pria bahkan lebih susah move on setelah putus cinta. Seperti dalam jurnal yang ditulis Marital Status, Health, and Mortality yang diterbitkan Robards, James, Maria Evandrou, Jane Falkingham, dan Athina Vlachantoni pada 2012, perpisahan diasosiasikan dengan efek fisik dan mental lebih buruk untuk pria daripada wanitanya.  Karena konstruksi sosial yang terjadi secara emosional, pria sebenarnya sangat bergantung pada pasangan mereka dan punya alternatif sumber dukungan lebih sedikit dari wanita. Terbukti dari sebuah survei yang dilakukan persen pria memilih pasangan mereka dan perempuan hanya 39 persen soal pendukung emosional.  Dari fakta tersebut, tak berujung pada kesimpulan bahwa pria lebih punya sedikit teman maupun keluarga. Akan tetapi, tak lekat secara emosional, sehingga membuat peran orang di sekitar mereka jadi berbeda.  Bahkan, beberapa peneliti mengeluarkan argumentasi bahwa pria cenderung menolak mencari pertolongan dari teman saat putus cinta. Namun, pada kenyataannya, sebenarnya mereka memang berkumpul dengan teman dan keluarganya, jika hal demikian ditemuinya.  Akan tetapi, kebanyakan hanya sebagai pengalih emosionalnya, bukan untuk penyelesaian dalam selimut gejolak psikis yang tengah dialaminya, sehingga hal ini akan terlihat bahwa pria terkesan lebih kuat ketika sedang putus cinta. Padahal pria itu sangat susah move on dibandingkan wanita.  Alasan Pria Susah Berpaling Setelah Berhubungan  Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa pria memang susah berpaling setelah berhubungan. Untuk menguatkannya, maka di bawah ini akan dijelaskan alasan lebih lanjut tentang pria yang susah berpaling.  1. Merasa Saling Terikat  Kehadiran cinta memang begitu menakjubkan, rasa-rasanya memang lebih indah daripada yang lainnya, terlebih cintanya dengan wanita yang sedang didam-idamkan tentu ini adalah hal yang menggairahkan. Dalam sebuah hubungan, cinta bisa memudar seiring berjalannya waktu, tapi cinta yang tulus, tidak akan pernah tetap bisa mempertahankan hubungan itu, bahkan justru membuat pria semakin merasa ingin selalu bersamanya.  Ketika pasangan sudah lama menyatu, maka mereka akan sama-sama membutuhkan perasaan (emosi) untuk membangun hubungan yang indah dan harmonis.  Hal itu dapat terjadi karena ketika saling cinta baik pada pria dan wanitanya akan saling membentuk ikatan bahkan tanpa sadar pria tersebut akan memandangnya sebagai wanita itu adalah rumahnya.  Oleh sebab itu, pria akan susah move on apabila sudah cinta dengan wanita yang dicintainya apalagi sudah menjalani hubungan yang cukup lama atau bahkan sudah dalam hitungan tahun. Jika pria putus hubungan dengan wanita yang dicintainya, maka hati pria itu akan patah, sehingga jiwanya bisa rapuh seperti mau hancur seluruh hati, pikiran, dan raganya.  2. Merasa Kehilangan Persinggahan  Di dalam hubungan cinta yang kuat dengan pernyataan bahwa rata-rata pria memandang wanitanya sebagai tempat persinggahan ataupun rumah terutama jika sang pria sudah merasa terikat batin dan kedekatan. Jika hal seperti itu terjadi, maka ketika sang pria dengan kekasih wanitanya sudah tak menjalin hubungan, maka sang pria akan merasa sangat sedih dan sangat merasa kehilangan.  Faktanya tersebut akan membuat seorang pria merasa patah hati yang sangat dalam, sehingga bisa saja memunculkan masalah pada kesehatannya. Beberapa penelitian juga mengatakan bahwa pria yang baru saja mengalami putus cinta bisa mengalami penurunan pada fungsi kekebalan tubuhnya apabila dibandingkan pada saat menjalani hubungan dengan kekasih wanitanya.  Ada suatu penelitian yang melakukan penelitian terhadap hubungan pria dan wanita yang sudah lama putus atau tidak berhubungan, peneliti tersebut mengungkapkan bahwa ia mencoba menilai keadaan emosional 2.000 pria dan perempuan yang bercerai lalu mengunjungi mereka lagi setelah 6-9 tahun kemudian. Hasil dari penelitian tersebut adalah pria cenderung tidak bisa melupakan hubungan masa lalunya dengan baik, terutama mantan yang memberi kenangan paling mendalam.  Memang benar, perempuan merasa sangat terpukul dan terjatuh di awal perpisahan dan butuh waktu bertahap, sehingga bisa menyembuhkan luka. Namun, lain halnya dengan pria yang justru merasa lega, bebas dan bahkan bahagia di awal perpisahan, tetapi lambat laun si pria akan merasa kehilangan dan lebih susah melepaskan kenangan walaupun waktu terus berjalan.  Peneliti tersebut juga menunjukkan bahwa para perempuan dalam penelitian tersebut justru menjadi lebih ekstrovert (ceria, sosial, dan terbuka) pada tahun-tahun setelah perceraian dibandingkan para pria yang terbukti merasa lebih tidak stabil secara emosional setelah perceraian.  3. Memendam Perasaan yang Ada  Bagi sebagian kecil pria, ketika mengingat kekesalan-kekesalan pada wanita, atau kekurangan-kekurangannya, si pria akan merasa lega karena terbebas dari hubungan yang dijalaninya. Namun, pria merasa jauh lebih sengsara ketika mengingat kelebihan-kelebihan wanitanya.  Hal seperti itu dapat terjadi karena si pria tidak lagi mendapatkan sifat wanitanya yang selalu memperhatikan, membimbing atau bahkan mengurus berbagai keperluannya, tentu ini akan meninggalkan rasa kehilangan yang amat sangat.  Seperti yang telah kita bahas sebelumnya, bahwa pria sangat cenderung memendam apa yang mereka rasakan, hanya saja ia telah menutupinya dengan melampiaskan berbagai hal. Padahal hal demikian akan membuat keadaan semakin sulit, karena secara terpaksa mereka harus mengatasi patah hatinya dengan menyendiri di kamar, atau ketika bersama keluarga ataupun teman ia selalu berlagak tenang, padahal hatinya rapuh.  Hal inilah sesuai dengan kutipan salah satu buku Rusdi Mathari, bahwa “laki-laki memang tidak menangis, tapi hatinya berdarah dik.” Namun berbeda dengan wanita, wanita yang lebih mudah meluapkan isi hatinya termasuk menangis, kemudian curhat kesana-kemari, meminta solusi yang tepat atau bahkan meminta sosok lain untuk menggantikannya. Hal itu akan sangat membantu mereka untuk segera memulihkan perasannya.  4. Tidak Ingin Mengawalinya dari Awal Kembali  Meski usai putus cinta pria bisa segera menemukan pengganti, mereka akan segera menyadari bahwa butuh waktu yang lama untuk mencapai kenyamanan seperti yang didapatkan dari wanita sebelumnya. Jangan salah, pria memang terkesan mudah mencari pengganti wanitanya, tetapi sebenarnya hal itu hanya merupakan pelariannya saja.  Hal itu dilakukan si pria hanya ingin membuktikan bahwa dirinya baik-baik saja tanpa kehadiran si wanitanya. Namun, setelah beberapa kali berkencan, mungkin dengan beberapa wanita yang berbeda, si pria akan segera menyadari bahwa ia sebenarnya membutuhkan waktu lama untuk mencapai tingkat kenyamanan seperti yang didapatkannya dari wanita masa lalunya.  Sayangnya, menurut penelitian dari Universitas Carnegie Mellon, pria sering terlambat menyadari bahwa keintiman sosial menjadi pondasi dari hubungan yang memiliki ketahanan yang cukup lama dengan si wanita tersebut, sehingga pria ini dikatakan sulit move on karena tidak ingin mengawalinya seperti dari awal semula. Oleh karena itu, hal inilah sering terjadi penyesalan atau bahkan kembali lagi bersamanya, dengan syarat jika wanita itu mau menerima sosok pria tersebut.  5. Masih Berharap Ingin Kembali  Durasi menjalin hubungan percintaan juga menentukan seseorang bisa melupakan wanita yang pernah dicintainya dengan cepat atau tidak. Semakin lama hubungan berjalan, kecenderungan untuk melupakan akan semakin sulit. Hal ini juga ada hubungannya dengan kebiasaan yang pernah dilakukan ketika masih menjadi kekasih dari wanitanya pada masa itu.  Meskipun masih marah dan kecewa, nyatanya diam-diam pria masih sangat berharap untuk bisa kembali bersama. Si pria itu juga menyadari akan kesalahan-kesalahan yang pernah dibuatnya. Pada dasarnya, mengharapkan mantan kekasih kembali sebenarnya bukan hal yang buruk, terutama bila pria masih memiliki perasaan padanya.  Akan tetapi, jika itu berlangsung selama berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun dan tak ada perkembangan sama sekali, sudah saatnya untuk berhenti menunggu. Pikirkan kembali apakah kamu (si pria) benar-benar bisa mendapatkan kesempatan kedua atau tidak. Oleh karena itu, berhenti berandai-andai, dan percayalah bahwa kamu layak mendapatkan pasangan yang lebih baik suatu saat nanti.  6. Menyalahkan Diri Sendiri  Salah satu perasaan yang menghantui pria ketika putus adalah membayangkan kalau dirinya tidak akan menemukan atau bahkan mendapatkan seorang wanita yang tepat seperti mantan kekasihnya. Pria terlalu takut untuk menjadi pribadi seperti semula tanpa pasangan dari sang mantan, sehingga hal ini akan membuat pria merasa cemas dan merasa “sendirian” tanpa wanita.  Jika hal seperti itu terus terjadi, maka si pria akan semakin sulit untuk membiarkan wanita yang pernah dicintainya pergi. Namun, perpisahan adalah kesempatan untuk belajar lebih dalam tentang memahami diri sendiri. Dengan begitu, baik pria maupun wanita akan mengubah dirinya menjadi pribadi yang lebih baik dan dewasa.  Cara Pria Supaya untuk Move On  Ada beberapa cara terbaik untuk bisa dilakukan bagi kamu yang ingin berusaha move on dari patah hati. Berikut ini beberapa cara pria agar bisa move on.  Seimbangkan Kenangan yang Melintas  Setelah putus cinta, pasti kenangan selalu melintas dengan mengingat mantan. Namun, menurut Guy Winch, psikolog yang menuliskan sebuah buku berjudul How to fix a Broken Heart mengingatkan kita, agar setiap kenangan yang muncul di dalam diri jangan berat sebelah. Dengan kata lain, sebagai pria yang kuat, kamu harus memastikan setiap pikiran tentang mantan memang tetap realistis dan tidak berat sebelah.  Secara sederhana ungkapan itu dapat diartikan, seperti jika pikiranmu memunculkan momen-momen bahagia dengan kebersamaan kalian saat liburan, atau jalan bareng, maka kamu perlu menambahkan dengan momen-momen liburan yang membuatmu marah dan benar-benar sedih sampai tidak mau liburan bersama.  Anggap saja Putus Cinta adalah Bagian Kecil  Putus cinta dengan kekasih tidak berarti dunia ini telah runtuh dan berakhir sudah. Untuk kamu pria yang sejati boleh kok, merasa sedih atau galau. Namun, jangan sampai menganggap bahwa ini merupakan akhir dari segalanya termasuk kehidupanmu.  Semua orang pasti pernah mengalami patah hati, putus cinta, atau situasi yang tidak baik-baik, sehingga muak untuk merasakan kehidupan ini. Apabila orang lain saja mampu melewati masa-masa itu, maka kamu harus bisa melakukan hal yang sama.    Oleh karena itu, ketika sedang galau, kamu harus percaya bahwa seiring berjalannya waktu semua luka akan reda dan hilang. Dengan demikian, rasa sakit yang diderita akan dapat dijadikan sebagai sebuah pelajaran yang berharga di waktu berikutnya. Singkatnya, untuk bisa move on, kamu bisa menganggap bahwa putus cinta merupakan bagian kecil dari perjalanan kehidupan.  Hindari Stalking Sosial Medianya  Langkah selanjutnya untuk bisa move on adalah tidak perlu mengecek media sosialnya. Hal seperti itu hanya akan memperkuat kehadirannya di dalam benakmu. Akibatnya, semakin sulit bagimu untuk berhenti membayangkan tentang dirinya dan hubungan kalian yang sudah kandas. Pokoknya harus menghindari, jangan terlalu sering mengecek media sosialnya.  Jangan Menanyakan Hubungan yang Berakhir  Pria yang kuat, tidak perlu terus-terusan mempertanyakan kenapa hubungan kalian berakhir. Hal seperti itu hanya akan membuatnya terus-terusan menjadi tokoh utama di dalam hidupmu. Terima saja kenyataan apa adanya, karena nasi sudah menjadi bubur, sehingga semakin lebih yakin dalam menjalani kehidupan ini.  Lakukan Hal yang Menyenangkan  Jika ingin benar-benar meredakan rasa sakit hatimu, kamu cobalah untuk melakukan aktivitas yang biasanya kamu lakukan dengan membuatmu gembira dan menghibur, seperti membaca buku, menonton film, dan sebagainya. Dengan kata lain, terus saja bergerak seperti ini sangat penting untuk membuatmu terbiasa dengan fakta bahwa hidup ini terus berjalan.  Manfaatkan Support dari Sahabat  Hubungi teman-teman terdekatmu dan manfaatkan penghiburan serta dukungan emosional yang mereka berikan. “Hal terbaik yang bisa dilakukan adalah membicarakan apa yang kamu rasakan mengenai perpisahan itu dengan teman dekat dan orang-orang tersayang,” tutur Dr. Michael Zentman, seorang psikolog kepada Insider. Ia juga mengatakan bahwa “Mendengar diri Anda sendiri mengatakan dengan jelas apa yang Anda rasakan dengan disaksikan orang lain bisa sangat membantu.”  Lakukan Olahraga Rutin  Selain melakukan hobi yang kamu senangi, langkah move on dari mantan kekasih yang selanjutnya adalah dengan berolahraga. Saat tubuh berolahraga, hormon kortisol juga sebagai pemicu stres kemudian akan menurun. Dengan begitu, rasa sedih yang kamu alami selama ini dapat tergantikan dengan meningkatkan kesehatan dan kebahagiaan tubuh. Kesehatanlah yang akan kau dapati selama hal itu terus dilakukan.  Meskipun perpisahan seperti mudah diterima, tetapi kebanyakan orang akan sulit untuk memahami akan hal itu. Bahkan, tak sedikit juga yang lebih sering memikirkan rasa sakit yang cukup dalam daripada memikirkan cara untuk move on. Apabila hal seperti itu terus dibiarkan, maka kesehatan tubuh akan turun dan bisa mengganggu kesehatan.

Di dalam hubungan cinta yang kuat dengan pernyataan bahwa rata-rata pria memandang wanitanya sebagai tempat persinggahan ataupun rumah terutama jika sang pria sudah merasa terikat batin dan kedekatan. Jika hal seperti itu terjadi, maka ketika sang pria dengan kekasih wanitanya sudah tak menjalin hubungan, maka sang pria akan merasa sangat sedih dan sangat merasa kehilangan.

Faktanya tersebut akan membuat seorang pria merasa patah hati yang sangat dalam, sehingga bisa saja memunculkan masalah pada kesehatannya. Beberapa penelitian juga mengatakan bahwa pria yang baru saja mengalami putus cinta bisa mengalami penurunan pada fungsi kekebalan tubuhnya apabila dibandingkan pada saat menjalani hubungan dengan kekasih wanitanya.

Ada suatu penelitian yang melakukan penelitian terhadap hubungan pria dan wanita yang sudah lama putus atau tidak berhubungan, peneliti tersebut mengungkapkan bahwa ia mencoba menilai keadaan emosional 2.000 pria dan perempuan yang bercerai lalu mengunjungi mereka lagi setelah 6-9 tahun kemudian. Hasil dari penelitian tersebut adalah pria cenderung tidak bisa melupakan hubungan masa lalunya dengan baik, terutama mantan yang memberi kenangan paling mendalam.

Memang benar, perempuan merasa sangat terpukul dan terjatuh di awal perpisahan dan butuh waktu bertahap, sehingga bisa menyembuhkan luka. Namun, lain halnya dengan pria yang justru merasa lega, bebas dan bahkan bahagia di awal perpisahan, tetapi lambat laun si pria akan merasa kehilangan dan lebih susah melepaskan kenangan walaupun waktu terus berjalan.

Peneliti tersebut juga menunjukkan bahwa para perempuan dalam penelitian tersebut justru menjadi lebih ekstrovert (ceria, sosial, dan terbuka) pada tahun-tahun setelah perceraian dibandingkan para pria yang terbukti merasa lebih tidak stabil secara emosional setelah perceraian.

3. Memendam Perasaan yang Ada

Apakah Anda setuju dengan ungkapan bahwa pria lebih susah untuk berpaling atau move on ketika patah hati? Kalau aku sendiri sih, setuju saja. Akan tetapi, semua akan sulit baik pria ataupun wanita jika menemui patah hati, terlebih ditinggal pas lagi sayang-sayangnya, tentu itu sangat dalam banget rasa sakit yang didapatnya.  Namun, tidak dapat kita pungkiri sobat, karena nyatanya tidak semua kisah bisa bertahan dan setiap orang harus mampu menerimanya, seperti yang kita sering dengar di tiktok, “adek… cinta itu tak selamanya indah, adek. Terkadang cinta membuat luka” Semua kata yang ada di beberapa video tiktok itu benar adanya atau bahkan kita sendiri mungkin pernah merasakan hal seperti itu.  Sebenarnya kalau sobat Anda sering dengar anggapan dari banyak orang bahwa wanita lebih susah untuk move on dari hubungan cinta yang kandas ketimbang pria. Sedangkan pria dalam hubungan cinta, selalu bosan dengan konstansi monogami dan juga dengan seenaknya putus dengan kekasih, bahkan istri sekalipun. Sementara, pria itu dengan bebas menikmati masa kesendiriannya, anggapan mantan menangis jadi bayangan konstan.   Riset Pria Susah Move On  Mari kita buktikan bahwa pria susah berpaling setelah berhubungan dengan kutipan sumber yang telah disiapkan.  Pada tahun 2019, pria ingin berada dalam hubungan asmara sedalam yang diinginkan oleh wanita. Dalam sejumlah penelitian, secara pribadi, pria bahkan lebih susah move on setelah putus cinta. Seperti dalam jurnal yang ditulis Marital Status, Health, and Mortality yang diterbitkan Robards, James, Maria Evandrou, Jane Falkingham, dan Athina Vlachantoni pada 2012, perpisahan diasosiasikan dengan efek fisik dan mental lebih buruk untuk pria daripada wanitanya.  Karena konstruksi sosial yang terjadi secara emosional, pria sebenarnya sangat bergantung pada pasangan mereka dan punya alternatif sumber dukungan lebih sedikit dari wanita. Terbukti dari sebuah survei yang dilakukan persen pria memilih pasangan mereka dan perempuan hanya 39 persen soal pendukung emosional.  Dari fakta tersebut, tak berujung pada kesimpulan bahwa pria lebih punya sedikit teman maupun keluarga. Akan tetapi, tak lekat secara emosional, sehingga membuat peran orang di sekitar mereka jadi berbeda.  Bahkan, beberapa peneliti mengeluarkan argumentasi bahwa pria cenderung menolak mencari pertolongan dari teman saat putus cinta. Namun, pada kenyataannya, sebenarnya mereka memang berkumpul dengan teman dan keluarganya, jika hal demikian ditemuinya.  Akan tetapi, kebanyakan hanya sebagai pengalih emosionalnya, bukan untuk penyelesaian dalam selimut gejolak psikis yang tengah dialaminya, sehingga hal ini akan terlihat bahwa pria terkesan lebih kuat ketika sedang putus cinta. Padahal pria itu sangat susah move on dibandingkan wanita.  Alasan Pria Susah Berpaling Setelah Berhubungan  Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa pria memang susah berpaling setelah berhubungan. Untuk menguatkannya, maka di bawah ini akan dijelaskan alasan lebih lanjut tentang pria yang susah berpaling.  1. Merasa Saling Terikat  Kehadiran cinta memang begitu menakjubkan, rasa-rasanya memang lebih indah daripada yang lainnya, terlebih cintanya dengan wanita yang sedang didam-idamkan tentu ini adalah hal yang menggairahkan. Dalam sebuah hubungan, cinta bisa memudar seiring berjalannya waktu, tapi cinta yang tulus, tidak akan pernah tetap bisa mempertahankan hubungan itu, bahkan justru membuat pria semakin merasa ingin selalu bersamanya.  Ketika pasangan sudah lama menyatu, maka mereka akan sama-sama membutuhkan perasaan (emosi) untuk membangun hubungan yang indah dan harmonis.  Hal itu dapat terjadi karena ketika saling cinta baik pada pria dan wanitanya akan saling membentuk ikatan bahkan tanpa sadar pria tersebut akan memandangnya sebagai wanita itu adalah rumahnya.  Oleh sebab itu, pria akan susah move on apabila sudah cinta dengan wanita yang dicintainya apalagi sudah menjalani hubungan yang cukup lama atau bahkan sudah dalam hitungan tahun. Jika pria putus hubungan dengan wanita yang dicintainya, maka hati pria itu akan patah, sehingga jiwanya bisa rapuh seperti mau hancur seluruh hati, pikiran, dan raganya.  2. Merasa Kehilangan Persinggahan  Di dalam hubungan cinta yang kuat dengan pernyataan bahwa rata-rata pria memandang wanitanya sebagai tempat persinggahan ataupun rumah terutama jika sang pria sudah merasa terikat batin dan kedekatan. Jika hal seperti itu terjadi, maka ketika sang pria dengan kekasih wanitanya sudah tak menjalin hubungan, maka sang pria akan merasa sangat sedih dan sangat merasa kehilangan.  Faktanya tersebut akan membuat seorang pria merasa patah hati yang sangat dalam, sehingga bisa saja memunculkan masalah pada kesehatannya. Beberapa penelitian juga mengatakan bahwa pria yang baru saja mengalami putus cinta bisa mengalami penurunan pada fungsi kekebalan tubuhnya apabila dibandingkan pada saat menjalani hubungan dengan kekasih wanitanya.  Ada suatu penelitian yang melakukan penelitian terhadap hubungan pria dan wanita yang sudah lama putus atau tidak berhubungan, peneliti tersebut mengungkapkan bahwa ia mencoba menilai keadaan emosional 2.000 pria dan perempuan yang bercerai lalu mengunjungi mereka lagi setelah 6-9 tahun kemudian. Hasil dari penelitian tersebut adalah pria cenderung tidak bisa melupakan hubungan masa lalunya dengan baik, terutama mantan yang memberi kenangan paling mendalam.  Memang benar, perempuan merasa sangat terpukul dan terjatuh di awal perpisahan dan butuh waktu bertahap, sehingga bisa menyembuhkan luka. Namun, lain halnya dengan pria yang justru merasa lega, bebas dan bahkan bahagia di awal perpisahan, tetapi lambat laun si pria akan merasa kehilangan dan lebih susah melepaskan kenangan walaupun waktu terus berjalan.  Peneliti tersebut juga menunjukkan bahwa para perempuan dalam penelitian tersebut justru menjadi lebih ekstrovert (ceria, sosial, dan terbuka) pada tahun-tahun setelah perceraian dibandingkan para pria yang terbukti merasa lebih tidak stabil secara emosional setelah perceraian.  3. Memendam Perasaan yang Ada  Bagi sebagian kecil pria, ketika mengingat kekesalan-kekesalan pada wanita, atau kekurangan-kekurangannya, si pria akan merasa lega karena terbebas dari hubungan yang dijalaninya. Namun, pria merasa jauh lebih sengsara ketika mengingat kelebihan-kelebihan wanitanya.  Hal seperti itu dapat terjadi karena si pria tidak lagi mendapatkan sifat wanitanya yang selalu memperhatikan, membimbing atau bahkan mengurus berbagai keperluannya, tentu ini akan meninggalkan rasa kehilangan yang amat sangat.  Seperti yang telah kita bahas sebelumnya, bahwa pria sangat cenderung memendam apa yang mereka rasakan, hanya saja ia telah menutupinya dengan melampiaskan berbagai hal. Padahal hal demikian akan membuat keadaan semakin sulit, karena secara terpaksa mereka harus mengatasi patah hatinya dengan menyendiri di kamar, atau ketika bersama keluarga ataupun teman ia selalu berlagak tenang, padahal hatinya rapuh.  Hal inilah sesuai dengan kutipan salah satu buku Rusdi Mathari, bahwa “laki-laki memang tidak menangis, tapi hatinya berdarah dik.” Namun berbeda dengan wanita, wanita yang lebih mudah meluapkan isi hatinya termasuk menangis, kemudian curhat kesana-kemari, meminta solusi yang tepat atau bahkan meminta sosok lain untuk menggantikannya. Hal itu akan sangat membantu mereka untuk segera memulihkan perasannya.  4. Tidak Ingin Mengawalinya dari Awal Kembali  Meski usai putus cinta pria bisa segera menemukan pengganti, mereka akan segera menyadari bahwa butuh waktu yang lama untuk mencapai kenyamanan seperti yang didapatkan dari wanita sebelumnya. Jangan salah, pria memang terkesan mudah mencari pengganti wanitanya, tetapi sebenarnya hal itu hanya merupakan pelariannya saja.  Hal itu dilakukan si pria hanya ingin membuktikan bahwa dirinya baik-baik saja tanpa kehadiran si wanitanya. Namun, setelah beberapa kali berkencan, mungkin dengan beberapa wanita yang berbeda, si pria akan segera menyadari bahwa ia sebenarnya membutuhkan waktu lama untuk mencapai tingkat kenyamanan seperti yang didapatkannya dari wanita masa lalunya.  Sayangnya, menurut penelitian dari Universitas Carnegie Mellon, pria sering terlambat menyadari bahwa keintiman sosial menjadi pondasi dari hubungan yang memiliki ketahanan yang cukup lama dengan si wanita tersebut, sehingga pria ini dikatakan sulit move on karena tidak ingin mengawalinya seperti dari awal semula. Oleh karena itu, hal inilah sering terjadi penyesalan atau bahkan kembali lagi bersamanya, dengan syarat jika wanita itu mau menerima sosok pria tersebut.  5. Masih Berharap Ingin Kembali  Durasi menjalin hubungan percintaan juga menentukan seseorang bisa melupakan wanita yang pernah dicintainya dengan cepat atau tidak. Semakin lama hubungan berjalan, kecenderungan untuk melupakan akan semakin sulit. Hal ini juga ada hubungannya dengan kebiasaan yang pernah dilakukan ketika masih menjadi kekasih dari wanitanya pada masa itu.  Meskipun masih marah dan kecewa, nyatanya diam-diam pria masih sangat berharap untuk bisa kembali bersama. Si pria itu juga menyadari akan kesalahan-kesalahan yang pernah dibuatnya. Pada dasarnya, mengharapkan mantan kekasih kembali sebenarnya bukan hal yang buruk, terutama bila pria masih memiliki perasaan padanya.  Akan tetapi, jika itu berlangsung selama berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun dan tak ada perkembangan sama sekali, sudah saatnya untuk berhenti menunggu. Pikirkan kembali apakah kamu (si pria) benar-benar bisa mendapatkan kesempatan kedua atau tidak. Oleh karena itu, berhenti berandai-andai, dan percayalah bahwa kamu layak mendapatkan pasangan yang lebih baik suatu saat nanti.  6. Menyalahkan Diri Sendiri  Salah satu perasaan yang menghantui pria ketika putus adalah membayangkan kalau dirinya tidak akan menemukan atau bahkan mendapatkan seorang wanita yang tepat seperti mantan kekasihnya. Pria terlalu takut untuk menjadi pribadi seperti semula tanpa pasangan dari sang mantan, sehingga hal ini akan membuat pria merasa cemas dan merasa “sendirian” tanpa wanita.  Jika hal seperti itu terus terjadi, maka si pria akan semakin sulit untuk membiarkan wanita yang pernah dicintainya pergi. Namun, perpisahan adalah kesempatan untuk belajar lebih dalam tentang memahami diri sendiri. Dengan begitu, baik pria maupun wanita akan mengubah dirinya menjadi pribadi yang lebih baik dan dewasa.  Cara Pria Supaya untuk Move On  Ada beberapa cara terbaik untuk bisa dilakukan bagi kamu yang ingin berusaha move on dari patah hati. Berikut ini beberapa cara pria agar bisa move on.  Seimbangkan Kenangan yang Melintas  Setelah putus cinta, pasti kenangan selalu melintas dengan mengingat mantan. Namun, menurut Guy Winch, psikolog yang menuliskan sebuah buku berjudul How to fix a Broken Heart mengingatkan kita, agar setiap kenangan yang muncul di dalam diri jangan berat sebelah. Dengan kata lain, sebagai pria yang kuat, kamu harus memastikan setiap pikiran tentang mantan memang tetap realistis dan tidak berat sebelah.  Secara sederhana ungkapan itu dapat diartikan, seperti jika pikiranmu memunculkan momen-momen bahagia dengan kebersamaan kalian saat liburan, atau jalan bareng, maka kamu perlu menambahkan dengan momen-momen liburan yang membuatmu marah dan benar-benar sedih sampai tidak mau liburan bersama.  Anggap saja Putus Cinta adalah Bagian Kecil  Putus cinta dengan kekasih tidak berarti dunia ini telah runtuh dan berakhir sudah. Untuk kamu pria yang sejati boleh kok, merasa sedih atau galau. Namun, jangan sampai menganggap bahwa ini merupakan akhir dari segalanya termasuk kehidupanmu.  Semua orang pasti pernah mengalami patah hati, putus cinta, atau situasi yang tidak baik-baik, sehingga muak untuk merasakan kehidupan ini. Apabila orang lain saja mampu melewati masa-masa itu, maka kamu harus bisa melakukan hal yang sama.    Oleh karena itu, ketika sedang galau, kamu harus percaya bahwa seiring berjalannya waktu semua luka akan reda dan hilang. Dengan demikian, rasa sakit yang diderita akan dapat dijadikan sebagai sebuah pelajaran yang berharga di waktu berikutnya. Singkatnya, untuk bisa move on, kamu bisa menganggap bahwa putus cinta merupakan bagian kecil dari perjalanan kehidupan.  Hindari Stalking Sosial Medianya  Langkah selanjutnya untuk bisa move on adalah tidak perlu mengecek media sosialnya. Hal seperti itu hanya akan memperkuat kehadirannya di dalam benakmu. Akibatnya, semakin sulit bagimu untuk berhenti membayangkan tentang dirinya dan hubungan kalian yang sudah kandas. Pokoknya harus menghindari, jangan terlalu sering mengecek media sosialnya.  Jangan Menanyakan Hubungan yang Berakhir  Pria yang kuat, tidak perlu terus-terusan mempertanyakan kenapa hubungan kalian berakhir. Hal seperti itu hanya akan membuatnya terus-terusan menjadi tokoh utama di dalam hidupmu. Terima saja kenyataan apa adanya, karena nasi sudah menjadi bubur, sehingga semakin lebih yakin dalam menjalani kehidupan ini.  Lakukan Hal yang Menyenangkan  Jika ingin benar-benar meredakan rasa sakit hatimu, kamu cobalah untuk melakukan aktivitas yang biasanya kamu lakukan dengan membuatmu gembira dan menghibur, seperti membaca buku, menonton film, dan sebagainya. Dengan kata lain, terus saja bergerak seperti ini sangat penting untuk membuatmu terbiasa dengan fakta bahwa hidup ini terus berjalan.  Manfaatkan Support dari Sahabat  Hubungi teman-teman terdekatmu dan manfaatkan penghiburan serta dukungan emosional yang mereka berikan. “Hal terbaik yang bisa dilakukan adalah membicarakan apa yang kamu rasakan mengenai perpisahan itu dengan teman dekat dan orang-orang tersayang,” tutur Dr. Michael Zentman, seorang psikolog kepada Insider. Ia juga mengatakan bahwa “Mendengar diri Anda sendiri mengatakan dengan jelas apa yang Anda rasakan dengan disaksikan orang lain bisa sangat membantu.”  Lakukan Olahraga Rutin  Selain melakukan hobi yang kamu senangi, langkah move on dari mantan kekasih yang selanjutnya adalah dengan berolahraga. Saat tubuh berolahraga, hormon kortisol juga sebagai pemicu stres kemudian akan menurun. Dengan begitu, rasa sedih yang kamu alami selama ini dapat tergantikan dengan meningkatkan kesehatan dan kebahagiaan tubuh. Kesehatanlah yang akan kau dapati selama hal itu terus dilakukan.  Meskipun perpisahan seperti mudah diterima, tetapi kebanyakan orang akan sulit untuk memahami akan hal itu. Bahkan, tak sedikit juga yang lebih sering memikirkan rasa sakit yang cukup dalam daripada memikirkan cara untuk move on. Apabila hal seperti itu terus dibiarkan, maka kesehatan tubuh akan turun dan bisa mengganggu kesehatan. Apakah Anda setuju dengan ungkapan bahwa pria lebih susah untuk berpaling atau move on ketika patah hati? Kalau aku sendiri sih, setuju saja. Akan tetapi, semua akan sulit baik pria ataupun wanita jika menemui patah hati, terlebih ditinggal pas lagi sayang-sayangnya, tentu itu sangat dalam banget rasa sakit yang didapatnya.  Namun, tidak dapat kita pungkiri sobat, karena nyatanya tidak semua kisah bisa bertahan dan setiap orang harus mampu menerimanya, seperti yang kita sering dengar di tiktok, “adek… cinta itu tak selamanya indah, adek. Terkadang cinta membuat luka” Semua kata yang ada di beberapa video tiktok itu benar adanya atau bahkan kita sendiri mungkin pernah merasakan hal seperti itu.  Sebenarnya kalau sobat Anda sering dengar anggapan dari banyak orang bahwa wanita lebih susah untuk move on dari hubungan cinta yang kandas ketimbang pria. Sedangkan pria dalam hubungan cinta, selalu bosan dengan konstansi monogami dan juga dengan seenaknya putus dengan kekasih, bahkan istri sekalipun. Sementara, pria itu dengan bebas menikmati masa kesendiriannya, anggapan mantan menangis jadi bayangan konstan.   Riset Pria Susah Move On  Mari kita buktikan bahwa pria susah berpaling setelah berhubungan dengan kutipan sumber yang telah disiapkan.  Pada tahun 2019, pria ingin berada dalam hubungan asmara sedalam yang diinginkan oleh wanita. Dalam sejumlah penelitian, secara pribadi, pria bahkan lebih susah move on setelah putus cinta. Seperti dalam jurnal yang ditulis Marital Status, Health, and Mortality yang diterbitkan Robards, James, Maria Evandrou, Jane Falkingham, dan Athina Vlachantoni pada 2012, perpisahan diasosiasikan dengan efek fisik dan mental lebih buruk untuk pria daripada wanitanya.  Karena konstruksi sosial yang terjadi secara emosional, pria sebenarnya sangat bergantung pada pasangan mereka dan punya alternatif sumber dukungan lebih sedikit dari wanita. Terbukti dari sebuah survei yang dilakukan persen pria memilih pasangan mereka dan perempuan hanya 39 persen soal pendukung emosional.  Dari fakta tersebut, tak berujung pada kesimpulan bahwa pria lebih punya sedikit teman maupun keluarga. Akan tetapi, tak lekat secara emosional, sehingga membuat peran orang di sekitar mereka jadi berbeda.  Bahkan, beberapa peneliti mengeluarkan argumentasi bahwa pria cenderung menolak mencari pertolongan dari teman saat putus cinta. Namun, pada kenyataannya, sebenarnya mereka memang berkumpul dengan teman dan keluarganya, jika hal demikian ditemuinya.  Akan tetapi, kebanyakan hanya sebagai pengalih emosionalnya, bukan untuk penyelesaian dalam selimut gejolak psikis yang tengah dialaminya, sehingga hal ini akan terlihat bahwa pria terkesan lebih kuat ketika sedang putus cinta. Padahal pria itu sangat susah move on dibandingkan wanita.  Alasan Pria Susah Berpaling Setelah Berhubungan  Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa pria memang susah berpaling setelah berhubungan. Untuk menguatkannya, maka di bawah ini akan dijelaskan alasan lebih lanjut tentang pria yang susah berpaling.  1. Merasa Saling Terikat  Kehadiran cinta memang begitu menakjubkan, rasa-rasanya memang lebih indah daripada yang lainnya, terlebih cintanya dengan wanita yang sedang didam-idamkan tentu ini adalah hal yang menggairahkan. Dalam sebuah hubungan, cinta bisa memudar seiring berjalannya waktu, tapi cinta yang tulus, tidak akan pernah tetap bisa mempertahankan hubungan itu, bahkan justru membuat pria semakin merasa ingin selalu bersamanya.  Ketika pasangan sudah lama menyatu, maka mereka akan sama-sama membutuhkan perasaan (emosi) untuk membangun hubungan yang indah dan harmonis.  Hal itu dapat terjadi karena ketika saling cinta baik pada pria dan wanitanya akan saling membentuk ikatan bahkan tanpa sadar pria tersebut akan memandangnya sebagai wanita itu adalah rumahnya.  Oleh sebab itu, pria akan susah move on apabila sudah cinta dengan wanita yang dicintainya apalagi sudah menjalani hubungan yang cukup lama atau bahkan sudah dalam hitungan tahun. Jika pria putus hubungan dengan wanita yang dicintainya, maka hati pria itu akan patah, sehingga jiwanya bisa rapuh seperti mau hancur seluruh hati, pikiran, dan raganya.  2. Merasa Kehilangan Persinggahan  Di dalam hubungan cinta yang kuat dengan pernyataan bahwa rata-rata pria memandang wanitanya sebagai tempat persinggahan ataupun rumah terutama jika sang pria sudah merasa terikat batin dan kedekatan. Jika hal seperti itu terjadi, maka ketika sang pria dengan kekasih wanitanya sudah tak menjalin hubungan, maka sang pria akan merasa sangat sedih dan sangat merasa kehilangan.  Faktanya tersebut akan membuat seorang pria merasa patah hati yang sangat dalam, sehingga bisa saja memunculkan masalah pada kesehatannya. Beberapa penelitian juga mengatakan bahwa pria yang baru saja mengalami putus cinta bisa mengalami penurunan pada fungsi kekebalan tubuhnya apabila dibandingkan pada saat menjalani hubungan dengan kekasih wanitanya.  Ada suatu penelitian yang melakukan penelitian terhadap hubungan pria dan wanita yang sudah lama putus atau tidak berhubungan, peneliti tersebut mengungkapkan bahwa ia mencoba menilai keadaan emosional 2.000 pria dan perempuan yang bercerai lalu mengunjungi mereka lagi setelah 6-9 tahun kemudian. Hasil dari penelitian tersebut adalah pria cenderung tidak bisa melupakan hubungan masa lalunya dengan baik, terutama mantan yang memberi kenangan paling mendalam.  Memang benar, perempuan merasa sangat terpukul dan terjatuh di awal perpisahan dan butuh waktu bertahap, sehingga bisa menyembuhkan luka. Namun, lain halnya dengan pria yang justru merasa lega, bebas dan bahkan bahagia di awal perpisahan, tetapi lambat laun si pria akan merasa kehilangan dan lebih susah melepaskan kenangan walaupun waktu terus berjalan.  Peneliti tersebut juga menunjukkan bahwa para perempuan dalam penelitian tersebut justru menjadi lebih ekstrovert (ceria, sosial, dan terbuka) pada tahun-tahun setelah perceraian dibandingkan para pria yang terbukti merasa lebih tidak stabil secara emosional setelah perceraian.  3. Memendam Perasaan yang Ada  Bagi sebagian kecil pria, ketika mengingat kekesalan-kekesalan pada wanita, atau kekurangan-kekurangannya, si pria akan merasa lega karena terbebas dari hubungan yang dijalaninya. Namun, pria merasa jauh lebih sengsara ketika mengingat kelebihan-kelebihan wanitanya.  Hal seperti itu dapat terjadi karena si pria tidak lagi mendapatkan sifat wanitanya yang selalu memperhatikan, membimbing atau bahkan mengurus berbagai keperluannya, tentu ini akan meninggalkan rasa kehilangan yang amat sangat.  Seperti yang telah kita bahas sebelumnya, bahwa pria sangat cenderung memendam apa yang mereka rasakan, hanya saja ia telah menutupinya dengan melampiaskan berbagai hal. Padahal hal demikian akan membuat keadaan semakin sulit, karena secara terpaksa mereka harus mengatasi patah hatinya dengan menyendiri di kamar, atau ketika bersama keluarga ataupun teman ia selalu berlagak tenang, padahal hatinya rapuh.  Hal inilah sesuai dengan kutipan salah satu buku Rusdi Mathari, bahwa “laki-laki memang tidak menangis, tapi hatinya berdarah dik.” Namun berbeda dengan wanita, wanita yang lebih mudah meluapkan isi hatinya termasuk menangis, kemudian curhat kesana-kemari, meminta solusi yang tepat atau bahkan meminta sosok lain untuk menggantikannya. Hal itu akan sangat membantu mereka untuk segera memulihkan perasannya.  4. Tidak Ingin Mengawalinya dari Awal Kembali  Meski usai putus cinta pria bisa segera menemukan pengganti, mereka akan segera menyadari bahwa butuh waktu yang lama untuk mencapai kenyamanan seperti yang didapatkan dari wanita sebelumnya. Jangan salah, pria memang terkesan mudah mencari pengganti wanitanya, tetapi sebenarnya hal itu hanya merupakan pelariannya saja.  Hal itu dilakukan si pria hanya ingin membuktikan bahwa dirinya baik-baik saja tanpa kehadiran si wanitanya. Namun, setelah beberapa kali berkencan, mungkin dengan beberapa wanita yang berbeda, si pria akan segera menyadari bahwa ia sebenarnya membutuhkan waktu lama untuk mencapai tingkat kenyamanan seperti yang didapatkannya dari wanita masa lalunya.  Sayangnya, menurut penelitian dari Universitas Carnegie Mellon, pria sering terlambat menyadari bahwa keintiman sosial menjadi pondasi dari hubungan yang memiliki ketahanan yang cukup lama dengan si wanita tersebut, sehingga pria ini dikatakan sulit move on karena tidak ingin mengawalinya seperti dari awal semula. Oleh karena itu, hal inilah sering terjadi penyesalan atau bahkan kembali lagi bersamanya, dengan syarat jika wanita itu mau menerima sosok pria tersebut.  5. Masih Berharap Ingin Kembali  Durasi menjalin hubungan percintaan juga menentukan seseorang bisa melupakan wanita yang pernah dicintainya dengan cepat atau tidak. Semakin lama hubungan berjalan, kecenderungan untuk melupakan akan semakin sulit. Hal ini juga ada hubungannya dengan kebiasaan yang pernah dilakukan ketika masih menjadi kekasih dari wanitanya pada masa itu.  Meskipun masih marah dan kecewa, nyatanya diam-diam pria masih sangat berharap untuk bisa kembali bersama. Si pria itu juga menyadari akan kesalahan-kesalahan yang pernah dibuatnya. Pada dasarnya, mengharapkan mantan kekasih kembali sebenarnya bukan hal yang buruk, terutama bila pria masih memiliki perasaan padanya.  Akan tetapi, jika itu berlangsung selama berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun dan tak ada perkembangan sama sekali, sudah saatnya untuk berhenti menunggu. Pikirkan kembali apakah kamu (si pria) benar-benar bisa mendapatkan kesempatan kedua atau tidak. Oleh karena itu, berhenti berandai-andai, dan percayalah bahwa kamu layak mendapatkan pasangan yang lebih baik suatu saat nanti.  6. Menyalahkan Diri Sendiri  Salah satu perasaan yang menghantui pria ketika putus adalah membayangkan kalau dirinya tidak akan menemukan atau bahkan mendapatkan seorang wanita yang tepat seperti mantan kekasihnya. Pria terlalu takut untuk menjadi pribadi seperti semula tanpa pasangan dari sang mantan, sehingga hal ini akan membuat pria merasa cemas dan merasa “sendirian” tanpa wanita.  Jika hal seperti itu terus terjadi, maka si pria akan semakin sulit untuk membiarkan wanita yang pernah dicintainya pergi. Namun, perpisahan adalah kesempatan untuk belajar lebih dalam tentang memahami diri sendiri. Dengan begitu, baik pria maupun wanita akan mengubah dirinya menjadi pribadi yang lebih baik dan dewasa.  Cara Pria Supaya untuk Move On  Ada beberapa cara terbaik untuk bisa dilakukan bagi kamu yang ingin berusaha move on dari patah hati. Berikut ini beberapa cara pria agar bisa move on.  Seimbangkan Kenangan yang Melintas  Setelah putus cinta, pasti kenangan selalu melintas dengan mengingat mantan. Namun, menurut Guy Winch, psikolog yang menuliskan sebuah buku berjudul How to fix a Broken Heart mengingatkan kita, agar setiap kenangan yang muncul di dalam diri jangan berat sebelah. Dengan kata lain, sebagai pria yang kuat, kamu harus memastikan setiap pikiran tentang mantan memang tetap realistis dan tidak berat sebelah.  Secara sederhana ungkapan itu dapat diartikan, seperti jika pikiranmu memunculkan momen-momen bahagia dengan kebersamaan kalian saat liburan, atau jalan bareng, maka kamu perlu menambahkan dengan momen-momen liburan yang membuatmu marah dan benar-benar sedih sampai tidak mau liburan bersama.  Anggap saja Putus Cinta adalah Bagian Kecil  Putus cinta dengan kekasih tidak berarti dunia ini telah runtuh dan berakhir sudah. Untuk kamu pria yang sejati boleh kok, merasa sedih atau galau. Namun, jangan sampai menganggap bahwa ini merupakan akhir dari segalanya termasuk kehidupanmu.  Semua orang pasti pernah mengalami patah hati, putus cinta, atau situasi yang tidak baik-baik, sehingga muak untuk merasakan kehidupan ini. Apabila orang lain saja mampu melewati masa-masa itu, maka kamu harus bisa melakukan hal yang sama.    Oleh karena itu, ketika sedang galau, kamu harus percaya bahwa seiring berjalannya waktu semua luka akan reda dan hilang. Dengan demikian, rasa sakit yang diderita akan dapat dijadikan sebagai sebuah pelajaran yang berharga di waktu berikutnya. Singkatnya, untuk bisa move on, kamu bisa menganggap bahwa putus cinta merupakan bagian kecil dari perjalanan kehidupan.  Hindari Stalking Sosial Medianya  Langkah selanjutnya untuk bisa move on adalah tidak perlu mengecek media sosialnya. Hal seperti itu hanya akan memperkuat kehadirannya di dalam benakmu. Akibatnya, semakin sulit bagimu untuk berhenti membayangkan tentang dirinya dan hubungan kalian yang sudah kandas. Pokoknya harus menghindari, jangan terlalu sering mengecek media sosialnya.  Jangan Menanyakan Hubungan yang Berakhir  Pria yang kuat, tidak perlu terus-terusan mempertanyakan kenapa hubungan kalian berakhir. Hal seperti itu hanya akan membuatnya terus-terusan menjadi tokoh utama di dalam hidupmu. Terima saja kenyataan apa adanya, karena nasi sudah menjadi bubur, sehingga semakin lebih yakin dalam menjalani kehidupan ini.  Lakukan Hal yang Menyenangkan  Jika ingin benar-benar meredakan rasa sakit hatimu, kamu cobalah untuk melakukan aktivitas yang biasanya kamu lakukan dengan membuatmu gembira dan menghibur, seperti membaca buku, menonton film, dan sebagainya. Dengan kata lain, terus saja bergerak seperti ini sangat penting untuk membuatmu terbiasa dengan fakta bahwa hidup ini terus berjalan.  Manfaatkan Support dari Sahabat  Hubungi teman-teman terdekatmu dan manfaatkan penghiburan serta dukungan emosional yang mereka berikan. “Hal terbaik yang bisa dilakukan adalah membicarakan apa yang kamu rasakan mengenai perpisahan itu dengan teman dekat dan orang-orang tersayang,” tutur Dr. Michael Zentman, seorang psikolog kepada Insider. Ia juga mengatakan bahwa “Mendengar diri Anda sendiri mengatakan dengan jelas apa yang Anda rasakan dengan disaksikan orang lain bisa sangat membantu.”  Lakukan Olahraga Rutin  Selain melakukan hobi yang kamu senangi, langkah move on dari mantan kekasih yang selanjutnya adalah dengan berolahraga. Saat tubuh berolahraga, hormon kortisol juga sebagai pemicu stres kemudian akan menurun. Dengan begitu, rasa sedih yang kamu alami selama ini dapat tergantikan dengan meningkatkan kesehatan dan kebahagiaan tubuh. Kesehatanlah yang akan kau dapati selama hal itu terus dilakukan.  Meskipun perpisahan seperti mudah diterima, tetapi kebanyakan orang akan sulit untuk memahami akan hal itu. Bahkan, tak sedikit juga yang lebih sering memikirkan rasa sakit yang cukup dalam daripada memikirkan cara untuk move on. Apabila hal seperti itu terus dibiarkan, maka kesehatan tubuh akan turun dan bisa mengganggu kesehatan.

Bagi sebagian kecil pria, ketika mengingat kekesalan-kekesalan pada wanita, atau kekurangan-kekurangannya, si pria akan merasa lega karena terbebas dari hubungan yang dijalaninya. Namun, pria merasa jauh lebih sengsara ketika mengingat kelebihan-kelebihan wanitanya.

Hal seperti itu dapat terjadi karena si pria tidak lagi mendapatkan sifat wanitanya yang selalu memperhatikan, membimbing atau bahkan mengurus berbagai keperluannya, tentu ini akan meninggalkan rasa kehilangan yang amat sangat.

Seperti yang telah kita bahas sebelumnya, bahwa pria sangat cenderung memendam apa yang mereka rasakan, hanya saja ia telah menutupinya dengan melampiaskan berbagai hal. Padahal hal demikian akan membuat keadaan semakin sulit, karena secara terpaksa mereka harus mengatasi patah hatinya dengan menyendiri di kamar, atau ketika bersama keluarga ataupun teman ia selalu berlagak tenang, padahal hatinya rapuh.

Hal inilah sesuai dengan kutipan salah satu buku Rusdi Mathari, bahwa “laki-laki memang tidak menangis, tapi hatinya berdarah dik.” Namun berbeda dengan wanita, wanita yang lebih mudah meluapkan isi hatinya termasuk menangis, kemudian curhat kesana-kemari, meminta solusi yang tepat atau bahkan meminta sosok lain untuk menggantikannya. Hal itu akan sangat membantu mereka untuk segera memulihkan perasannya.

4. Tidak Ingin Mengawalinya dari Awal Kembali

Apakah Anda setuju dengan ungkapan bahwa pria lebih susah untuk berpaling atau move on ketika patah hati? Kalau aku sendiri sih, setuju saja. Akan tetapi, semua akan sulit baik pria ataupun wanita jika menemui patah hati, terlebih ditinggal pas lagi sayang-sayangnya, tentu itu sangat dalam banget rasa sakit yang didapatnya.  Namun, tidak dapat kita pungkiri sobat, karena nyatanya tidak semua kisah bisa bertahan dan setiap orang harus mampu menerimanya, seperti yang kita sering dengar di tiktok, “adek… cinta itu tak selamanya indah, adek. Terkadang cinta membuat luka” Semua kata yang ada di beberapa video tiktok itu benar adanya atau bahkan kita sendiri mungkin pernah merasakan hal seperti itu.  Sebenarnya kalau sobat Anda sering dengar anggapan dari banyak orang bahwa wanita lebih susah untuk move on dari hubungan cinta yang kandas ketimbang pria. Sedangkan pria dalam hubungan cinta, selalu bosan dengan konstansi monogami dan juga dengan seenaknya putus dengan kekasih, bahkan istri sekalipun. Sementara, pria itu dengan bebas menikmati masa kesendiriannya, anggapan mantan menangis jadi bayangan konstan.   Riset Pria Susah Move On  Mari kita buktikan bahwa pria susah berpaling setelah berhubungan dengan kutipan sumber yang telah disiapkan.  Pada tahun 2019, pria ingin berada dalam hubungan asmara sedalam yang diinginkan oleh wanita. Dalam sejumlah penelitian, secara pribadi, pria bahkan lebih susah move on setelah putus cinta. Seperti dalam jurnal yang ditulis Marital Status, Health, and Mortality yang diterbitkan Robards, James, Maria Evandrou, Jane Falkingham, dan Athina Vlachantoni pada 2012, perpisahan diasosiasikan dengan efek fisik dan mental lebih buruk untuk pria daripada wanitanya.  Karena konstruksi sosial yang terjadi secara emosional, pria sebenarnya sangat bergantung pada pasangan mereka dan punya alternatif sumber dukungan lebih sedikit dari wanita. Terbukti dari sebuah survei yang dilakukan persen pria memilih pasangan mereka dan perempuan hanya 39 persen soal pendukung emosional.  Dari fakta tersebut, tak berujung pada kesimpulan bahwa pria lebih punya sedikit teman maupun keluarga. Akan tetapi, tak lekat secara emosional, sehingga membuat peran orang di sekitar mereka jadi berbeda.  Bahkan, beberapa peneliti mengeluarkan argumentasi bahwa pria cenderung menolak mencari pertolongan dari teman saat putus cinta. Namun, pada kenyataannya, sebenarnya mereka memang berkumpul dengan teman dan keluarganya, jika hal demikian ditemuinya.  Akan tetapi, kebanyakan hanya sebagai pengalih emosionalnya, bukan untuk penyelesaian dalam selimut gejolak psikis yang tengah dialaminya, sehingga hal ini akan terlihat bahwa pria terkesan lebih kuat ketika sedang putus cinta. Padahal pria itu sangat susah move on dibandingkan wanita.  Alasan Pria Susah Berpaling Setelah Berhubungan  Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa pria memang susah berpaling setelah berhubungan. Untuk menguatkannya, maka di bawah ini akan dijelaskan alasan lebih lanjut tentang pria yang susah berpaling.  1. Merasa Saling Terikat  Kehadiran cinta memang begitu menakjubkan, rasa-rasanya memang lebih indah daripada yang lainnya, terlebih cintanya dengan wanita yang sedang didam-idamkan tentu ini adalah hal yang menggairahkan. Dalam sebuah hubungan, cinta bisa memudar seiring berjalannya waktu, tapi cinta yang tulus, tidak akan pernah tetap bisa mempertahankan hubungan itu, bahkan justru membuat pria semakin merasa ingin selalu bersamanya.  Ketika pasangan sudah lama menyatu, maka mereka akan sama-sama membutuhkan perasaan (emosi) untuk membangun hubungan yang indah dan harmonis.  Hal itu dapat terjadi karena ketika saling cinta baik pada pria dan wanitanya akan saling membentuk ikatan bahkan tanpa sadar pria tersebut akan memandangnya sebagai wanita itu adalah rumahnya.  Oleh sebab itu, pria akan susah move on apabila sudah cinta dengan wanita yang dicintainya apalagi sudah menjalani hubungan yang cukup lama atau bahkan sudah dalam hitungan tahun. Jika pria putus hubungan dengan wanita yang dicintainya, maka hati pria itu akan patah, sehingga jiwanya bisa rapuh seperti mau hancur seluruh hati, pikiran, dan raganya.  2. Merasa Kehilangan Persinggahan  Di dalam hubungan cinta yang kuat dengan pernyataan bahwa rata-rata pria memandang wanitanya sebagai tempat persinggahan ataupun rumah terutama jika sang pria sudah merasa terikat batin dan kedekatan. Jika hal seperti itu terjadi, maka ketika sang pria dengan kekasih wanitanya sudah tak menjalin hubungan, maka sang pria akan merasa sangat sedih dan sangat merasa kehilangan.  Faktanya tersebut akan membuat seorang pria merasa patah hati yang sangat dalam, sehingga bisa saja memunculkan masalah pada kesehatannya. Beberapa penelitian juga mengatakan bahwa pria yang baru saja mengalami putus cinta bisa mengalami penurunan pada fungsi kekebalan tubuhnya apabila dibandingkan pada saat menjalani hubungan dengan kekasih wanitanya.  Ada suatu penelitian yang melakukan penelitian terhadap hubungan pria dan wanita yang sudah lama putus atau tidak berhubungan, peneliti tersebut mengungkapkan bahwa ia mencoba menilai keadaan emosional 2.000 pria dan perempuan yang bercerai lalu mengunjungi mereka lagi setelah 6-9 tahun kemudian. Hasil dari penelitian tersebut adalah pria cenderung tidak bisa melupakan hubungan masa lalunya dengan baik, terutama mantan yang memberi kenangan paling mendalam.  Memang benar, perempuan merasa sangat terpukul dan terjatuh di awal perpisahan dan butuh waktu bertahap, sehingga bisa menyembuhkan luka. Namun, lain halnya dengan pria yang justru merasa lega, bebas dan bahkan bahagia di awal perpisahan, tetapi lambat laun si pria akan merasa kehilangan dan lebih susah melepaskan kenangan walaupun waktu terus berjalan.  Peneliti tersebut juga menunjukkan bahwa para perempuan dalam penelitian tersebut justru menjadi lebih ekstrovert (ceria, sosial, dan terbuka) pada tahun-tahun setelah perceraian dibandingkan para pria yang terbukti merasa lebih tidak stabil secara emosional setelah perceraian.  3. Memendam Perasaan yang Ada  Bagi sebagian kecil pria, ketika mengingat kekesalan-kekesalan pada wanita, atau kekurangan-kekurangannya, si pria akan merasa lega karena terbebas dari hubungan yang dijalaninya. Namun, pria merasa jauh lebih sengsara ketika mengingat kelebihan-kelebihan wanitanya.  Hal seperti itu dapat terjadi karena si pria tidak lagi mendapatkan sifat wanitanya yang selalu memperhatikan, membimbing atau bahkan mengurus berbagai keperluannya, tentu ini akan meninggalkan rasa kehilangan yang amat sangat.  Seperti yang telah kita bahas sebelumnya, bahwa pria sangat cenderung memendam apa yang mereka rasakan, hanya saja ia telah menutupinya dengan melampiaskan berbagai hal. Padahal hal demikian akan membuat keadaan semakin sulit, karena secara terpaksa mereka harus mengatasi patah hatinya dengan menyendiri di kamar, atau ketika bersama keluarga ataupun teman ia selalu berlagak tenang, padahal hatinya rapuh.  Hal inilah sesuai dengan kutipan salah satu buku Rusdi Mathari, bahwa “laki-laki memang tidak menangis, tapi hatinya berdarah dik.” Namun berbeda dengan wanita, wanita yang lebih mudah meluapkan isi hatinya termasuk menangis, kemudian curhat kesana-kemari, meminta solusi yang tepat atau bahkan meminta sosok lain untuk menggantikannya. Hal itu akan sangat membantu mereka untuk segera memulihkan perasannya.  4. Tidak Ingin Mengawalinya dari Awal Kembali  Meski usai putus cinta pria bisa segera menemukan pengganti, mereka akan segera menyadari bahwa butuh waktu yang lama untuk mencapai kenyamanan seperti yang didapatkan dari wanita sebelumnya. Jangan salah, pria memang terkesan mudah mencari pengganti wanitanya, tetapi sebenarnya hal itu hanya merupakan pelariannya saja.  Hal itu dilakukan si pria hanya ingin membuktikan bahwa dirinya baik-baik saja tanpa kehadiran si wanitanya. Namun, setelah beberapa kali berkencan, mungkin dengan beberapa wanita yang berbeda, si pria akan segera menyadari bahwa ia sebenarnya membutuhkan waktu lama untuk mencapai tingkat kenyamanan seperti yang didapatkannya dari wanita masa lalunya.  Sayangnya, menurut penelitian dari Universitas Carnegie Mellon, pria sering terlambat menyadari bahwa keintiman sosial menjadi pondasi dari hubungan yang memiliki ketahanan yang cukup lama dengan si wanita tersebut, sehingga pria ini dikatakan sulit move on karena tidak ingin mengawalinya seperti dari awal semula. Oleh karena itu, hal inilah sering terjadi penyesalan atau bahkan kembali lagi bersamanya, dengan syarat jika wanita itu mau menerima sosok pria tersebut.  5. Masih Berharap Ingin Kembali  Durasi menjalin hubungan percintaan juga menentukan seseorang bisa melupakan wanita yang pernah dicintainya dengan cepat atau tidak. Semakin lama hubungan berjalan, kecenderungan untuk melupakan akan semakin sulit. Hal ini juga ada hubungannya dengan kebiasaan yang pernah dilakukan ketika masih menjadi kekasih dari wanitanya pada masa itu.  Meskipun masih marah dan kecewa, nyatanya diam-diam pria masih sangat berharap untuk bisa kembali bersama. Si pria itu juga menyadari akan kesalahan-kesalahan yang pernah dibuatnya. Pada dasarnya, mengharapkan mantan kekasih kembali sebenarnya bukan hal yang buruk, terutama bila pria masih memiliki perasaan padanya.  Akan tetapi, jika itu berlangsung selama berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun dan tak ada perkembangan sama sekali, sudah saatnya untuk berhenti menunggu. Pikirkan kembali apakah kamu (si pria) benar-benar bisa mendapatkan kesempatan kedua atau tidak. Oleh karena itu, berhenti berandai-andai, dan percayalah bahwa kamu layak mendapatkan pasangan yang lebih baik suatu saat nanti.  6. Menyalahkan Diri Sendiri  Salah satu perasaan yang menghantui pria ketika putus adalah membayangkan kalau dirinya tidak akan menemukan atau bahkan mendapatkan seorang wanita yang tepat seperti mantan kekasihnya. Pria terlalu takut untuk menjadi pribadi seperti semula tanpa pasangan dari sang mantan, sehingga hal ini akan membuat pria merasa cemas dan merasa “sendirian” tanpa wanita.  Jika hal seperti itu terus terjadi, maka si pria akan semakin sulit untuk membiarkan wanita yang pernah dicintainya pergi. Namun, perpisahan adalah kesempatan untuk belajar lebih dalam tentang memahami diri sendiri. Dengan begitu, baik pria maupun wanita akan mengubah dirinya menjadi pribadi yang lebih baik dan dewasa.  Cara Pria Supaya untuk Move On  Ada beberapa cara terbaik untuk bisa dilakukan bagi kamu yang ingin berusaha move on dari patah hati. Berikut ini beberapa cara pria agar bisa move on.  Seimbangkan Kenangan yang Melintas  Setelah putus cinta, pasti kenangan selalu melintas dengan mengingat mantan. Namun, menurut Guy Winch, psikolog yang menuliskan sebuah buku berjudul How to fix a Broken Heart mengingatkan kita, agar setiap kenangan yang muncul di dalam diri jangan berat sebelah. Dengan kata lain, sebagai pria yang kuat, kamu harus memastikan setiap pikiran tentang mantan memang tetap realistis dan tidak berat sebelah.  Secara sederhana ungkapan itu dapat diartikan, seperti jika pikiranmu memunculkan momen-momen bahagia dengan kebersamaan kalian saat liburan, atau jalan bareng, maka kamu perlu menambahkan dengan momen-momen liburan yang membuatmu marah dan benar-benar sedih sampai tidak mau liburan bersama.  Anggap saja Putus Cinta adalah Bagian Kecil  Putus cinta dengan kekasih tidak berarti dunia ini telah runtuh dan berakhir sudah. Untuk kamu pria yang sejati boleh kok, merasa sedih atau galau. Namun, jangan sampai menganggap bahwa ini merupakan akhir dari segalanya termasuk kehidupanmu.  Semua orang pasti pernah mengalami patah hati, putus cinta, atau situasi yang tidak baik-baik, sehingga muak untuk merasakan kehidupan ini. Apabila orang lain saja mampu melewati masa-masa itu, maka kamu harus bisa melakukan hal yang sama.    Oleh karena itu, ketika sedang galau, kamu harus percaya bahwa seiring berjalannya waktu semua luka akan reda dan hilang. Dengan demikian, rasa sakit yang diderita akan dapat dijadikan sebagai sebuah pelajaran yang berharga di waktu berikutnya. Singkatnya, untuk bisa move on, kamu bisa menganggap bahwa putus cinta merupakan bagian kecil dari perjalanan kehidupan.  Hindari Stalking Sosial Medianya  Langkah selanjutnya untuk bisa move on adalah tidak perlu mengecek media sosialnya. Hal seperti itu hanya akan memperkuat kehadirannya di dalam benakmu. Akibatnya, semakin sulit bagimu untuk berhenti membayangkan tentang dirinya dan hubungan kalian yang sudah kandas. Pokoknya harus menghindari, jangan terlalu sering mengecek media sosialnya.  Jangan Menanyakan Hubungan yang Berakhir  Pria yang kuat, tidak perlu terus-terusan mempertanyakan kenapa hubungan kalian berakhir. Hal seperti itu hanya akan membuatnya terus-terusan menjadi tokoh utama di dalam hidupmu. Terima saja kenyataan apa adanya, karena nasi sudah menjadi bubur, sehingga semakin lebih yakin dalam menjalani kehidupan ini.  Lakukan Hal yang Menyenangkan  Jika ingin benar-benar meredakan rasa sakit hatimu, kamu cobalah untuk melakukan aktivitas yang biasanya kamu lakukan dengan membuatmu gembira dan menghibur, seperti membaca buku, menonton film, dan sebagainya. Dengan kata lain, terus saja bergerak seperti ini sangat penting untuk membuatmu terbiasa dengan fakta bahwa hidup ini terus berjalan.  Manfaatkan Support dari Sahabat  Hubungi teman-teman terdekatmu dan manfaatkan penghiburan serta dukungan emosional yang mereka berikan. “Hal terbaik yang bisa dilakukan adalah membicarakan apa yang kamu rasakan mengenai perpisahan itu dengan teman dekat dan orang-orang tersayang,” tutur Dr. Michael Zentman, seorang psikolog kepada Insider. Ia juga mengatakan bahwa “Mendengar diri Anda sendiri mengatakan dengan jelas apa yang Anda rasakan dengan disaksikan orang lain bisa sangat membantu.”  Lakukan Olahraga Rutin  Selain melakukan hobi yang kamu senangi, langkah move on dari mantan kekasih yang selanjutnya adalah dengan berolahraga. Saat tubuh berolahraga, hormon kortisol juga sebagai pemicu stres kemudian akan menurun. Dengan begitu, rasa sedih yang kamu alami selama ini dapat tergantikan dengan meningkatkan kesehatan dan kebahagiaan tubuh. Kesehatanlah yang akan kau dapati selama hal itu terus dilakukan.  Meskipun perpisahan seperti mudah diterima, tetapi kebanyakan orang akan sulit untuk memahami akan hal itu. Bahkan, tak sedikit juga yang lebih sering memikirkan rasa sakit yang cukup dalam daripada memikirkan cara untuk move on. Apabila hal seperti itu terus dibiarkan, maka kesehatan tubuh akan turun dan bisa mengganggu kesehatan. Apakah Anda setuju dengan ungkapan bahwa pria lebih susah untuk berpaling atau move on ketika patah hati? Kalau aku sendiri sih, setuju saja. Akan tetapi, semua akan sulit baik pria ataupun wanita jika menemui patah hati, terlebih ditinggal pas lagi sayang-sayangnya, tentu itu sangat dalam banget rasa sakit yang didapatnya.  Namun, tidak dapat kita pungkiri sobat, karena nyatanya tidak semua kisah bisa bertahan dan setiap orang harus mampu menerimanya, seperti yang kita sering dengar di tiktok, “adek… cinta itu tak selamanya indah, adek. Terkadang cinta membuat luka” Semua kata yang ada di beberapa video tiktok itu benar adanya atau bahkan kita sendiri mungkin pernah merasakan hal seperti itu.  Sebenarnya kalau sobat Anda sering dengar anggapan dari banyak orang bahwa wanita lebih susah untuk move on dari hubungan cinta yang kandas ketimbang pria. Sedangkan pria dalam hubungan cinta, selalu bosan dengan konstansi monogami dan juga dengan seenaknya putus dengan kekasih, bahkan istri sekalipun. Sementara, pria itu dengan bebas menikmati masa kesendiriannya, anggapan mantan menangis jadi bayangan konstan.   Riset Pria Susah Move On  Mari kita buktikan bahwa pria susah berpaling setelah berhubungan dengan kutipan sumber yang telah disiapkan.  Pada tahun 2019, pria ingin berada dalam hubungan asmara sedalam yang diinginkan oleh wanita. Dalam sejumlah penelitian, secara pribadi, pria bahkan lebih susah move on setelah putus cinta. Seperti dalam jurnal yang ditulis Marital Status, Health, and Mortality yang diterbitkan Robards, James, Maria Evandrou, Jane Falkingham, dan Athina Vlachantoni pada 2012, perpisahan diasosiasikan dengan efek fisik dan mental lebih buruk untuk pria daripada wanitanya.  Karena konstruksi sosial yang terjadi secara emosional, pria sebenarnya sangat bergantung pada pasangan mereka dan punya alternatif sumber dukungan lebih sedikit dari wanita. Terbukti dari sebuah survei yang dilakukan persen pria memilih pasangan mereka dan perempuan hanya 39 persen soal pendukung emosional.  Dari fakta tersebut, tak berujung pada kesimpulan bahwa pria lebih punya sedikit teman maupun keluarga. Akan tetapi, tak lekat secara emosional, sehingga membuat peran orang di sekitar mereka jadi berbeda.  Bahkan, beberapa peneliti mengeluarkan argumentasi bahwa pria cenderung menolak mencari pertolongan dari teman saat putus cinta. Namun, pada kenyataannya, sebenarnya mereka memang berkumpul dengan teman dan keluarganya, jika hal demikian ditemuinya.  Akan tetapi, kebanyakan hanya sebagai pengalih emosionalnya, bukan untuk penyelesaian dalam selimut gejolak psikis yang tengah dialaminya, sehingga hal ini akan terlihat bahwa pria terkesan lebih kuat ketika sedang putus cinta. Padahal pria itu sangat susah move on dibandingkan wanita.  Alasan Pria Susah Berpaling Setelah Berhubungan  Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa pria memang susah berpaling setelah berhubungan. Untuk menguatkannya, maka di bawah ini akan dijelaskan alasan lebih lanjut tentang pria yang susah berpaling.  1. Merasa Saling Terikat  Kehadiran cinta memang begitu menakjubkan, rasa-rasanya memang lebih indah daripada yang lainnya, terlebih cintanya dengan wanita yang sedang didam-idamkan tentu ini adalah hal yang menggairahkan. Dalam sebuah hubungan, cinta bisa memudar seiring berjalannya waktu, tapi cinta yang tulus, tidak akan pernah tetap bisa mempertahankan hubungan itu, bahkan justru membuat pria semakin merasa ingin selalu bersamanya.  Ketika pasangan sudah lama menyatu, maka mereka akan sama-sama membutuhkan perasaan (emosi) untuk membangun hubungan yang indah dan harmonis.  Hal itu dapat terjadi karena ketika saling cinta baik pada pria dan wanitanya akan saling membentuk ikatan bahkan tanpa sadar pria tersebut akan memandangnya sebagai wanita itu adalah rumahnya.  Oleh sebab itu, pria akan susah move on apabila sudah cinta dengan wanita yang dicintainya apalagi sudah menjalani hubungan yang cukup lama atau bahkan sudah dalam hitungan tahun. Jika pria putus hubungan dengan wanita yang dicintainya, maka hati pria itu akan patah, sehingga jiwanya bisa rapuh seperti mau hancur seluruh hati, pikiran, dan raganya.  2. Merasa Kehilangan Persinggahan  Di dalam hubungan cinta yang kuat dengan pernyataan bahwa rata-rata pria memandang wanitanya sebagai tempat persinggahan ataupun rumah terutama jika sang pria sudah merasa terikat batin dan kedekatan. Jika hal seperti itu terjadi, maka ketika sang pria dengan kekasih wanitanya sudah tak menjalin hubungan, maka sang pria akan merasa sangat sedih dan sangat merasa kehilangan.  Faktanya tersebut akan membuat seorang pria merasa patah hati yang sangat dalam, sehingga bisa saja memunculkan masalah pada kesehatannya. Beberapa penelitian juga mengatakan bahwa pria yang baru saja mengalami putus cinta bisa mengalami penurunan pada fungsi kekebalan tubuhnya apabila dibandingkan pada saat menjalani hubungan dengan kekasih wanitanya.  Ada suatu penelitian yang melakukan penelitian terhadap hubungan pria dan wanita yang sudah lama putus atau tidak berhubungan, peneliti tersebut mengungkapkan bahwa ia mencoba menilai keadaan emosional 2.000 pria dan perempuan yang bercerai lalu mengunjungi mereka lagi setelah 6-9 tahun kemudian. Hasil dari penelitian tersebut adalah pria cenderung tidak bisa melupakan hubungan masa lalunya dengan baik, terutama mantan yang memberi kenangan paling mendalam.  Memang benar, perempuan merasa sangat terpukul dan terjatuh di awal perpisahan dan butuh waktu bertahap, sehingga bisa menyembuhkan luka. Namun, lain halnya dengan pria yang justru merasa lega, bebas dan bahkan bahagia di awal perpisahan, tetapi lambat laun si pria akan merasa kehilangan dan lebih susah melepaskan kenangan walaupun waktu terus berjalan.  Peneliti tersebut juga menunjukkan bahwa para perempuan dalam penelitian tersebut justru menjadi lebih ekstrovert (ceria, sosial, dan terbuka) pada tahun-tahun setelah perceraian dibandingkan para pria yang terbukti merasa lebih tidak stabil secara emosional setelah perceraian.  3. Memendam Perasaan yang Ada  Bagi sebagian kecil pria, ketika mengingat kekesalan-kekesalan pada wanita, atau kekurangan-kekurangannya, si pria akan merasa lega karena terbebas dari hubungan yang dijalaninya. Namun, pria merasa jauh lebih sengsara ketika mengingat kelebihan-kelebihan wanitanya.  Hal seperti itu dapat terjadi karena si pria tidak lagi mendapatkan sifat wanitanya yang selalu memperhatikan, membimbing atau bahkan mengurus berbagai keperluannya, tentu ini akan meninggalkan rasa kehilangan yang amat sangat.  Seperti yang telah kita bahas sebelumnya, bahwa pria sangat cenderung memendam apa yang mereka rasakan, hanya saja ia telah menutupinya dengan melampiaskan berbagai hal. Padahal hal demikian akan membuat keadaan semakin sulit, karena secara terpaksa mereka harus mengatasi patah hatinya dengan menyendiri di kamar, atau ketika bersama keluarga ataupun teman ia selalu berlagak tenang, padahal hatinya rapuh.  Hal inilah sesuai dengan kutipan salah satu buku Rusdi Mathari, bahwa “laki-laki memang tidak menangis, tapi hatinya berdarah dik.” Namun berbeda dengan wanita, wanita yang lebih mudah meluapkan isi hatinya termasuk menangis, kemudian curhat kesana-kemari, meminta solusi yang tepat atau bahkan meminta sosok lain untuk menggantikannya. Hal itu akan sangat membantu mereka untuk segera memulihkan perasannya.  4. Tidak Ingin Mengawalinya dari Awal Kembali  Meski usai putus cinta pria bisa segera menemukan pengganti, mereka akan segera menyadari bahwa butuh waktu yang lama untuk mencapai kenyamanan seperti yang didapatkan dari wanita sebelumnya. Jangan salah, pria memang terkesan mudah mencari pengganti wanitanya, tetapi sebenarnya hal itu hanya merupakan pelariannya saja.  Hal itu dilakukan si pria hanya ingin membuktikan bahwa dirinya baik-baik saja tanpa kehadiran si wanitanya. Namun, setelah beberapa kali berkencan, mungkin dengan beberapa wanita yang berbeda, si pria akan segera menyadari bahwa ia sebenarnya membutuhkan waktu lama untuk mencapai tingkat kenyamanan seperti yang didapatkannya dari wanita masa lalunya.  Sayangnya, menurut penelitian dari Universitas Carnegie Mellon, pria sering terlambat menyadari bahwa keintiman sosial menjadi pondasi dari hubungan yang memiliki ketahanan yang cukup lama dengan si wanita tersebut, sehingga pria ini dikatakan sulit move on karena tidak ingin mengawalinya seperti dari awal semula. Oleh karena itu, hal inilah sering terjadi penyesalan atau bahkan kembali lagi bersamanya, dengan syarat jika wanita itu mau menerima sosok pria tersebut.  5. Masih Berharap Ingin Kembali  Durasi menjalin hubungan percintaan juga menentukan seseorang bisa melupakan wanita yang pernah dicintainya dengan cepat atau tidak. Semakin lama hubungan berjalan, kecenderungan untuk melupakan akan semakin sulit. Hal ini juga ada hubungannya dengan kebiasaan yang pernah dilakukan ketika masih menjadi kekasih dari wanitanya pada masa itu.  Meskipun masih marah dan kecewa, nyatanya diam-diam pria masih sangat berharap untuk bisa kembali bersama. Si pria itu juga menyadari akan kesalahan-kesalahan yang pernah dibuatnya. Pada dasarnya, mengharapkan mantan kekasih kembali sebenarnya bukan hal yang buruk, terutama bila pria masih memiliki perasaan padanya.  Akan tetapi, jika itu berlangsung selama berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun dan tak ada perkembangan sama sekali, sudah saatnya untuk berhenti menunggu. Pikirkan kembali apakah kamu (si pria) benar-benar bisa mendapatkan kesempatan kedua atau tidak. Oleh karena itu, berhenti berandai-andai, dan percayalah bahwa kamu layak mendapatkan pasangan yang lebih baik suatu saat nanti.  6. Menyalahkan Diri Sendiri  Salah satu perasaan yang menghantui pria ketika putus adalah membayangkan kalau dirinya tidak akan menemukan atau bahkan mendapatkan seorang wanita yang tepat seperti mantan kekasihnya. Pria terlalu takut untuk menjadi pribadi seperti semula tanpa pasangan dari sang mantan, sehingga hal ini akan membuat pria merasa cemas dan merasa “sendirian” tanpa wanita.  Jika hal seperti itu terus terjadi, maka si pria akan semakin sulit untuk membiarkan wanita yang pernah dicintainya pergi. Namun, perpisahan adalah kesempatan untuk belajar lebih dalam tentang memahami diri sendiri. Dengan begitu, baik pria maupun wanita akan mengubah dirinya menjadi pribadi yang lebih baik dan dewasa.  Cara Pria Supaya untuk Move On  Ada beberapa cara terbaik untuk bisa dilakukan bagi kamu yang ingin berusaha move on dari patah hati. Berikut ini beberapa cara pria agar bisa move on.  Seimbangkan Kenangan yang Melintas  Setelah putus cinta, pasti kenangan selalu melintas dengan mengingat mantan. Namun, menurut Guy Winch, psikolog yang menuliskan sebuah buku berjudul How to fix a Broken Heart mengingatkan kita, agar setiap kenangan yang muncul di dalam diri jangan berat sebelah. Dengan kata lain, sebagai pria yang kuat, kamu harus memastikan setiap pikiran tentang mantan memang tetap realistis dan tidak berat sebelah.  Secara sederhana ungkapan itu dapat diartikan, seperti jika pikiranmu memunculkan momen-momen bahagia dengan kebersamaan kalian saat liburan, atau jalan bareng, maka kamu perlu menambahkan dengan momen-momen liburan yang membuatmu marah dan benar-benar sedih sampai tidak mau liburan bersama.  Anggap saja Putus Cinta adalah Bagian Kecil  Putus cinta dengan kekasih tidak berarti dunia ini telah runtuh dan berakhir sudah. Untuk kamu pria yang sejati boleh kok, merasa sedih atau galau. Namun, jangan sampai menganggap bahwa ini merupakan akhir dari segalanya termasuk kehidupanmu.  Semua orang pasti pernah mengalami patah hati, putus cinta, atau situasi yang tidak baik-baik, sehingga muak untuk merasakan kehidupan ini. Apabila orang lain saja mampu melewati masa-masa itu, maka kamu harus bisa melakukan hal yang sama.    Oleh karena itu, ketika sedang galau, kamu harus percaya bahwa seiring berjalannya waktu semua luka akan reda dan hilang. Dengan demikian, rasa sakit yang diderita akan dapat dijadikan sebagai sebuah pelajaran yang berharga di waktu berikutnya. Singkatnya, untuk bisa move on, kamu bisa menganggap bahwa putus cinta merupakan bagian kecil dari perjalanan kehidupan.  Hindari Stalking Sosial Medianya  Langkah selanjutnya untuk bisa move on adalah tidak perlu mengecek media sosialnya. Hal seperti itu hanya akan memperkuat kehadirannya di dalam benakmu. Akibatnya, semakin sulit bagimu untuk berhenti membayangkan tentang dirinya dan hubungan kalian yang sudah kandas. Pokoknya harus menghindari, jangan terlalu sering mengecek media sosialnya.  Jangan Menanyakan Hubungan yang Berakhir  Pria yang kuat, tidak perlu terus-terusan mempertanyakan kenapa hubungan kalian berakhir. Hal seperti itu hanya akan membuatnya terus-terusan menjadi tokoh utama di dalam hidupmu. Terima saja kenyataan apa adanya, karena nasi sudah menjadi bubur, sehingga semakin lebih yakin dalam menjalani kehidupan ini.  Lakukan Hal yang Menyenangkan  Jika ingin benar-benar meredakan rasa sakit hatimu, kamu cobalah untuk melakukan aktivitas yang biasanya kamu lakukan dengan membuatmu gembira dan menghibur, seperti membaca buku, menonton film, dan sebagainya. Dengan kata lain, terus saja bergerak seperti ini sangat penting untuk membuatmu terbiasa dengan fakta bahwa hidup ini terus berjalan.  Manfaatkan Support dari Sahabat  Hubungi teman-teman terdekatmu dan manfaatkan penghiburan serta dukungan emosional yang mereka berikan. “Hal terbaik yang bisa dilakukan adalah membicarakan apa yang kamu rasakan mengenai perpisahan itu dengan teman dekat dan orang-orang tersayang,” tutur Dr. Michael Zentman, seorang psikolog kepada Insider. Ia juga mengatakan bahwa “Mendengar diri Anda sendiri mengatakan dengan jelas apa yang Anda rasakan dengan disaksikan orang lain bisa sangat membantu.”  Lakukan Olahraga Rutin  Selain melakukan hobi yang kamu senangi, langkah move on dari mantan kekasih yang selanjutnya adalah dengan berolahraga. Saat tubuh berolahraga, hormon kortisol juga sebagai pemicu stres kemudian akan menurun. Dengan begitu, rasa sedih yang kamu alami selama ini dapat tergantikan dengan meningkatkan kesehatan dan kebahagiaan tubuh. Kesehatanlah yang akan kau dapati selama hal itu terus dilakukan.  Meskipun perpisahan seperti mudah diterima, tetapi kebanyakan orang akan sulit untuk memahami akan hal itu. Bahkan, tak sedikit juga yang lebih sering memikirkan rasa sakit yang cukup dalam daripada memikirkan cara untuk move on. Apabila hal seperti itu terus dibiarkan, maka kesehatan tubuh akan turun dan bisa mengganggu kesehatan.

Meski usai putus cinta pria bisa segera menemukan pengganti, mereka akan segera menyadari bahwa butuh waktu yang lama untuk mencapai kenyamanan seperti yang didapatkan dari wanita sebelumnya. Jangan salah, pria memang terkesan mudah mencari pengganti wanitanya, tetapi sebenarnya hal itu hanya merupakan pelariannya saja.

Hal itu dilakukan si pria hanya ingin membuktikan bahwa dirinya baik-baik saja tanpa kehadiran si wanitanya. Namun, setelah beberapa kali berkencan, mungkin dengan beberapa wanita yang berbeda, si pria akan segera menyadari bahwa ia sebenarnya membutuhkan waktu lama untuk mencapai tingkat kenyamanan seperti yang didapatkannya dari wanita masa lalunya.

Sayangnya, menurut penelitian dari Universitas Carnegie Mellon, pria sering terlambat menyadari bahwa keintiman sosial menjadi pondasi dari hubungan yang memiliki ketahanan yang cukup lama dengan si wanita tersebut, sehingga pria ini dikatakan sulit move on karena tidak ingin mengawalinya seperti dari awal semula. Oleh karena itu, hal inilah sering terjadi penyesalan atau bahkan kembali lagi bersamanya, dengan syarat jika wanita itu mau menerima sosok pria tersebut.

5. Masih Berharap Ingin Kembali

Apakah Anda setuju dengan ungkapan bahwa pria lebih susah untuk berpaling atau move on ketika patah hati? Kalau aku sendiri sih, setuju saja. Akan tetapi, semua akan sulit baik pria ataupun wanita jika menemui patah hati, terlebih ditinggal pas lagi sayang-sayangnya, tentu itu sangat dalam banget rasa sakit yang didapatnya.  Namun, tidak dapat kita pungkiri sobat, karena nyatanya tidak semua kisah bisa bertahan dan setiap orang harus mampu menerimanya, seperti yang kita sering dengar di tiktok, “adek… cinta itu tak selamanya indah, adek. Terkadang cinta membuat luka” Semua kata yang ada di beberapa video tiktok itu benar adanya atau bahkan kita sendiri mungkin pernah merasakan hal seperti itu.  Sebenarnya kalau sobat Anda sering dengar anggapan dari banyak orang bahwa wanita lebih susah untuk move on dari hubungan cinta yang kandas ketimbang pria. Sedangkan pria dalam hubungan cinta, selalu bosan dengan konstansi monogami dan juga dengan seenaknya putus dengan kekasih, bahkan istri sekalipun. Sementara, pria itu dengan bebas menikmati masa kesendiriannya, anggapan mantan menangis jadi bayangan konstan.   Riset Pria Susah Move On  Mari kita buktikan bahwa pria susah berpaling setelah berhubungan dengan kutipan sumber yang telah disiapkan.  Pada tahun 2019, pria ingin berada dalam hubungan asmara sedalam yang diinginkan oleh wanita. Dalam sejumlah penelitian, secara pribadi, pria bahkan lebih susah move on setelah putus cinta. Seperti dalam jurnal yang ditulis Marital Status, Health, and Mortality yang diterbitkan Robards, James, Maria Evandrou, Jane Falkingham, dan Athina Vlachantoni pada 2012, perpisahan diasosiasikan dengan efek fisik dan mental lebih buruk untuk pria daripada wanitanya.  Karena konstruksi sosial yang terjadi secara emosional, pria sebenarnya sangat bergantung pada pasangan mereka dan punya alternatif sumber dukungan lebih sedikit dari wanita. Terbukti dari sebuah survei yang dilakukan persen pria memilih pasangan mereka dan perempuan hanya 39 persen soal pendukung emosional.  Dari fakta tersebut, tak berujung pada kesimpulan bahwa pria lebih punya sedikit teman maupun keluarga. Akan tetapi, tak lekat secara emosional, sehingga membuat peran orang di sekitar mereka jadi berbeda.  Bahkan, beberapa peneliti mengeluarkan argumentasi bahwa pria cenderung menolak mencari pertolongan dari teman saat putus cinta. Namun, pada kenyataannya, sebenarnya mereka memang berkumpul dengan teman dan keluarganya, jika hal demikian ditemuinya.  Akan tetapi, kebanyakan hanya sebagai pengalih emosionalnya, bukan untuk penyelesaian dalam selimut gejolak psikis yang tengah dialaminya, sehingga hal ini akan terlihat bahwa pria terkesan lebih kuat ketika sedang putus cinta. Padahal pria itu sangat susah move on dibandingkan wanita.  Alasan Pria Susah Berpaling Setelah Berhubungan  Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa pria memang susah berpaling setelah berhubungan. Untuk menguatkannya, maka di bawah ini akan dijelaskan alasan lebih lanjut tentang pria yang susah berpaling.  1. Merasa Saling Terikat  Kehadiran cinta memang begitu menakjubkan, rasa-rasanya memang lebih indah daripada yang lainnya, terlebih cintanya dengan wanita yang sedang didam-idamkan tentu ini adalah hal yang menggairahkan. Dalam sebuah hubungan, cinta bisa memudar seiring berjalannya waktu, tapi cinta yang tulus, tidak akan pernah tetap bisa mempertahankan hubungan itu, bahkan justru membuat pria semakin merasa ingin selalu bersamanya.  Ketika pasangan sudah lama menyatu, maka mereka akan sama-sama membutuhkan perasaan (emosi) untuk membangun hubungan yang indah dan harmonis.  Hal itu dapat terjadi karena ketika saling cinta baik pada pria dan wanitanya akan saling membentuk ikatan bahkan tanpa sadar pria tersebut akan memandangnya sebagai wanita itu adalah rumahnya.  Oleh sebab itu, pria akan susah move on apabila sudah cinta dengan wanita yang dicintainya apalagi sudah menjalani hubungan yang cukup lama atau bahkan sudah dalam hitungan tahun. Jika pria putus hubungan dengan wanita yang dicintainya, maka hati pria itu akan patah, sehingga jiwanya bisa rapuh seperti mau hancur seluruh hati, pikiran, dan raganya.  2. Merasa Kehilangan Persinggahan  Di dalam hubungan cinta yang kuat dengan pernyataan bahwa rata-rata pria memandang wanitanya sebagai tempat persinggahan ataupun rumah terutama jika sang pria sudah merasa terikat batin dan kedekatan. Jika hal seperti itu terjadi, maka ketika sang pria dengan kekasih wanitanya sudah tak menjalin hubungan, maka sang pria akan merasa sangat sedih dan sangat merasa kehilangan.  Faktanya tersebut akan membuat seorang pria merasa patah hati yang sangat dalam, sehingga bisa saja memunculkan masalah pada kesehatannya. Beberapa penelitian juga mengatakan bahwa pria yang baru saja mengalami putus cinta bisa mengalami penurunan pada fungsi kekebalan tubuhnya apabila dibandingkan pada saat menjalani hubungan dengan kekasih wanitanya.  Ada suatu penelitian yang melakukan penelitian terhadap hubungan pria dan wanita yang sudah lama putus atau tidak berhubungan, peneliti tersebut mengungkapkan bahwa ia mencoba menilai keadaan emosional 2.000 pria dan perempuan yang bercerai lalu mengunjungi mereka lagi setelah 6-9 tahun kemudian. Hasil dari penelitian tersebut adalah pria cenderung tidak bisa melupakan hubungan masa lalunya dengan baik, terutama mantan yang memberi kenangan paling mendalam.  Memang benar, perempuan merasa sangat terpukul dan terjatuh di awal perpisahan dan butuh waktu bertahap, sehingga bisa menyembuhkan luka. Namun, lain halnya dengan pria yang justru merasa lega, bebas dan bahkan bahagia di awal perpisahan, tetapi lambat laun si pria akan merasa kehilangan dan lebih susah melepaskan kenangan walaupun waktu terus berjalan.  Peneliti tersebut juga menunjukkan bahwa para perempuan dalam penelitian tersebut justru menjadi lebih ekstrovert (ceria, sosial, dan terbuka) pada tahun-tahun setelah perceraian dibandingkan para pria yang terbukti merasa lebih tidak stabil secara emosional setelah perceraian.  3. Memendam Perasaan yang Ada  Bagi sebagian kecil pria, ketika mengingat kekesalan-kekesalan pada wanita, atau kekurangan-kekurangannya, si pria akan merasa lega karena terbebas dari hubungan yang dijalaninya. Namun, pria merasa jauh lebih sengsara ketika mengingat kelebihan-kelebihan wanitanya.  Hal seperti itu dapat terjadi karena si pria tidak lagi mendapatkan sifat wanitanya yang selalu memperhatikan, membimbing atau bahkan mengurus berbagai keperluannya, tentu ini akan meninggalkan rasa kehilangan yang amat sangat.  Seperti yang telah kita bahas sebelumnya, bahwa pria sangat cenderung memendam apa yang mereka rasakan, hanya saja ia telah menutupinya dengan melampiaskan berbagai hal. Padahal hal demikian akan membuat keadaan semakin sulit, karena secara terpaksa mereka harus mengatasi patah hatinya dengan menyendiri di kamar, atau ketika bersama keluarga ataupun teman ia selalu berlagak tenang, padahal hatinya rapuh.  Hal inilah sesuai dengan kutipan salah satu buku Rusdi Mathari, bahwa “laki-laki memang tidak menangis, tapi hatinya berdarah dik.” Namun berbeda dengan wanita, wanita yang lebih mudah meluapkan isi hatinya termasuk menangis, kemudian curhat kesana-kemari, meminta solusi yang tepat atau bahkan meminta sosok lain untuk menggantikannya. Hal itu akan sangat membantu mereka untuk segera memulihkan perasannya.  4. Tidak Ingin Mengawalinya dari Awal Kembali  Meski usai putus cinta pria bisa segera menemukan pengganti, mereka akan segera menyadari bahwa butuh waktu yang lama untuk mencapai kenyamanan seperti yang didapatkan dari wanita sebelumnya. Jangan salah, pria memang terkesan mudah mencari pengganti wanitanya, tetapi sebenarnya hal itu hanya merupakan pelariannya saja.  Hal itu dilakukan si pria hanya ingin membuktikan bahwa dirinya baik-baik saja tanpa kehadiran si wanitanya. Namun, setelah beberapa kali berkencan, mungkin dengan beberapa wanita yang berbeda, si pria akan segera menyadari bahwa ia sebenarnya membutuhkan waktu lama untuk mencapai tingkat kenyamanan seperti yang didapatkannya dari wanita masa lalunya.  Sayangnya, menurut penelitian dari Universitas Carnegie Mellon, pria sering terlambat menyadari bahwa keintiman sosial menjadi pondasi dari hubungan yang memiliki ketahanan yang cukup lama dengan si wanita tersebut, sehingga pria ini dikatakan sulit move on karena tidak ingin mengawalinya seperti dari awal semula. Oleh karena itu, hal inilah sering terjadi penyesalan atau bahkan kembali lagi bersamanya, dengan syarat jika wanita itu mau menerima sosok pria tersebut.  5. Masih Berharap Ingin Kembali  Durasi menjalin hubungan percintaan juga menentukan seseorang bisa melupakan wanita yang pernah dicintainya dengan cepat atau tidak. Semakin lama hubungan berjalan, kecenderungan untuk melupakan akan semakin sulit. Hal ini juga ada hubungannya dengan kebiasaan yang pernah dilakukan ketika masih menjadi kekasih dari wanitanya pada masa itu.  Meskipun masih marah dan kecewa, nyatanya diam-diam pria masih sangat berharap untuk bisa kembali bersama. Si pria itu juga menyadari akan kesalahan-kesalahan yang pernah dibuatnya. Pada dasarnya, mengharapkan mantan kekasih kembali sebenarnya bukan hal yang buruk, terutama bila pria masih memiliki perasaan padanya.  Akan tetapi, jika itu berlangsung selama berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun dan tak ada perkembangan sama sekali, sudah saatnya untuk berhenti menunggu. Pikirkan kembali apakah kamu (si pria) benar-benar bisa mendapatkan kesempatan kedua atau tidak. Oleh karena itu, berhenti berandai-andai, dan percayalah bahwa kamu layak mendapatkan pasangan yang lebih baik suatu saat nanti.  6. Menyalahkan Diri Sendiri  Salah satu perasaan yang menghantui pria ketika putus adalah membayangkan kalau dirinya tidak akan menemukan atau bahkan mendapatkan seorang wanita yang tepat seperti mantan kekasihnya. Pria terlalu takut untuk menjadi pribadi seperti semula tanpa pasangan dari sang mantan, sehingga hal ini akan membuat pria merasa cemas dan merasa “sendirian” tanpa wanita.  Jika hal seperti itu terus terjadi, maka si pria akan semakin sulit untuk membiarkan wanita yang pernah dicintainya pergi. Namun, perpisahan adalah kesempatan untuk belajar lebih dalam tentang memahami diri sendiri. Dengan begitu, baik pria maupun wanita akan mengubah dirinya menjadi pribadi yang lebih baik dan dewasa.  Cara Pria Supaya untuk Move On  Ada beberapa cara terbaik untuk bisa dilakukan bagi kamu yang ingin berusaha move on dari patah hati. Berikut ini beberapa cara pria agar bisa move on.  Seimbangkan Kenangan yang Melintas  Setelah putus cinta, pasti kenangan selalu melintas dengan mengingat mantan. Namun, menurut Guy Winch, psikolog yang menuliskan sebuah buku berjudul How to fix a Broken Heart mengingatkan kita, agar setiap kenangan yang muncul di dalam diri jangan berat sebelah. Dengan kata lain, sebagai pria yang kuat, kamu harus memastikan setiap pikiran tentang mantan memang tetap realistis dan tidak berat sebelah.  Secara sederhana ungkapan itu dapat diartikan, seperti jika pikiranmu memunculkan momen-momen bahagia dengan kebersamaan kalian saat liburan, atau jalan bareng, maka kamu perlu menambahkan dengan momen-momen liburan yang membuatmu marah dan benar-benar sedih sampai tidak mau liburan bersama.  Anggap saja Putus Cinta adalah Bagian Kecil  Putus cinta dengan kekasih tidak berarti dunia ini telah runtuh dan berakhir sudah. Untuk kamu pria yang sejati boleh kok, merasa sedih atau galau. Namun, jangan sampai menganggap bahwa ini merupakan akhir dari segalanya termasuk kehidupanmu.  Semua orang pasti pernah mengalami patah hati, putus cinta, atau situasi yang tidak baik-baik, sehingga muak untuk merasakan kehidupan ini. Apabila orang lain saja mampu melewati masa-masa itu, maka kamu harus bisa melakukan hal yang sama.    Oleh karena itu, ketika sedang galau, kamu harus percaya bahwa seiring berjalannya waktu semua luka akan reda dan hilang. Dengan demikian, rasa sakit yang diderita akan dapat dijadikan sebagai sebuah pelajaran yang berharga di waktu berikutnya. Singkatnya, untuk bisa move on, kamu bisa menganggap bahwa putus cinta merupakan bagian kecil dari perjalanan kehidupan.  Hindari Stalking Sosial Medianya  Langkah selanjutnya untuk bisa move on adalah tidak perlu mengecek media sosialnya. Hal seperti itu hanya akan memperkuat kehadirannya di dalam benakmu. Akibatnya, semakin sulit bagimu untuk berhenti membayangkan tentang dirinya dan hubungan kalian yang sudah kandas. Pokoknya harus menghindari, jangan terlalu sering mengecek media sosialnya.  Jangan Menanyakan Hubungan yang Berakhir  Pria yang kuat, tidak perlu terus-terusan mempertanyakan kenapa hubungan kalian berakhir. Hal seperti itu hanya akan membuatnya terus-terusan menjadi tokoh utama di dalam hidupmu. Terima saja kenyataan apa adanya, karena nasi sudah menjadi bubur, sehingga semakin lebih yakin dalam menjalani kehidupan ini.  Lakukan Hal yang Menyenangkan  Jika ingin benar-benar meredakan rasa sakit hatimu, kamu cobalah untuk melakukan aktivitas yang biasanya kamu lakukan dengan membuatmu gembira dan menghibur, seperti membaca buku, menonton film, dan sebagainya. Dengan kata lain, terus saja bergerak seperti ini sangat penting untuk membuatmu terbiasa dengan fakta bahwa hidup ini terus berjalan.  Manfaatkan Support dari Sahabat  Hubungi teman-teman terdekatmu dan manfaatkan penghiburan serta dukungan emosional yang mereka berikan. “Hal terbaik yang bisa dilakukan adalah membicarakan apa yang kamu rasakan mengenai perpisahan itu dengan teman dekat dan orang-orang tersayang,” tutur Dr. Michael Zentman, seorang psikolog kepada Insider. Ia juga mengatakan bahwa “Mendengar diri Anda sendiri mengatakan dengan jelas apa yang Anda rasakan dengan disaksikan orang lain bisa sangat membantu.”  Lakukan Olahraga Rutin  Selain melakukan hobi yang kamu senangi, langkah move on dari mantan kekasih yang selanjutnya adalah dengan berolahraga. Saat tubuh berolahraga, hormon kortisol juga sebagai pemicu stres kemudian akan menurun. Dengan begitu, rasa sedih yang kamu alami selama ini dapat tergantikan dengan meningkatkan kesehatan dan kebahagiaan tubuh. Kesehatanlah yang akan kau dapati selama hal itu terus dilakukan.  Meskipun perpisahan seperti mudah diterima, tetapi kebanyakan orang akan sulit untuk memahami akan hal itu. Bahkan, tak sedikit juga yang lebih sering memikirkan rasa sakit yang cukup dalam daripada memikirkan cara untuk move on. Apabila hal seperti itu terus dibiarkan, maka kesehatan tubuh akan turun dan bisa mengganggu kesehatan. Apakah Anda setuju dengan ungkapan bahwa pria lebih susah untuk berpaling atau move on ketika patah hati? Kalau aku sendiri sih, setuju saja. Akan tetapi, semua akan sulit baik pria ataupun wanita jika menemui patah hati, terlebih ditinggal pas lagi sayang-sayangnya, tentu itu sangat dalam banget rasa sakit yang didapatnya.  Namun, tidak dapat kita pungkiri sobat, karena nyatanya tidak semua kisah bisa bertahan dan setiap orang harus mampu menerimanya, seperti yang kita sering dengar di tiktok, “adek… cinta itu tak selamanya indah, adek. Terkadang cinta membuat luka” Semua kata yang ada di beberapa video tiktok itu benar adanya atau bahkan kita sendiri mungkin pernah merasakan hal seperti itu.  Sebenarnya kalau sobat Anda sering dengar anggapan dari banyak orang bahwa wanita lebih susah untuk move on dari hubungan cinta yang kandas ketimbang pria. Sedangkan pria dalam hubungan cinta, selalu bosan dengan konstansi monogami dan juga dengan seenaknya putus dengan kekasih, bahkan istri sekalipun. Sementara, pria itu dengan bebas menikmati masa kesendiriannya, anggapan mantan menangis jadi bayangan konstan.   Riset Pria Susah Move On  Mari kita buktikan bahwa pria susah berpaling setelah berhubungan dengan kutipan sumber yang telah disiapkan.  Pada tahun 2019, pria ingin berada dalam hubungan asmara sedalam yang diinginkan oleh wanita. Dalam sejumlah penelitian, secara pribadi, pria bahkan lebih susah move on setelah putus cinta. Seperti dalam jurnal yang ditulis Marital Status, Health, and Mortality yang diterbitkan Robards, James, Maria Evandrou, Jane Falkingham, dan Athina Vlachantoni pada 2012, perpisahan diasosiasikan dengan efek fisik dan mental lebih buruk untuk pria daripada wanitanya.  Karena konstruksi sosial yang terjadi secara emosional, pria sebenarnya sangat bergantung pada pasangan mereka dan punya alternatif sumber dukungan lebih sedikit dari wanita. Terbukti dari sebuah survei yang dilakukan persen pria memilih pasangan mereka dan perempuan hanya 39 persen soal pendukung emosional.  Dari fakta tersebut, tak berujung pada kesimpulan bahwa pria lebih punya sedikit teman maupun keluarga. Akan tetapi, tak lekat secara emosional, sehingga membuat peran orang di sekitar mereka jadi berbeda.  Bahkan, beberapa peneliti mengeluarkan argumentasi bahwa pria cenderung menolak mencari pertolongan dari teman saat putus cinta. Namun, pada kenyataannya, sebenarnya mereka memang berkumpul dengan teman dan keluarganya, jika hal demikian ditemuinya.  Akan tetapi, kebanyakan hanya sebagai pengalih emosionalnya, bukan untuk penyelesaian dalam selimut gejolak psikis yang tengah dialaminya, sehingga hal ini akan terlihat bahwa pria terkesan lebih kuat ketika sedang putus cinta. Padahal pria itu sangat susah move on dibandingkan wanita.  Alasan Pria Susah Berpaling Setelah Berhubungan  Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa pria memang susah berpaling setelah berhubungan. Untuk menguatkannya, maka di bawah ini akan dijelaskan alasan lebih lanjut tentang pria yang susah berpaling.  1. Merasa Saling Terikat  Kehadiran cinta memang begitu menakjubkan, rasa-rasanya memang lebih indah daripada yang lainnya, terlebih cintanya dengan wanita yang sedang didam-idamkan tentu ini adalah hal yang menggairahkan. Dalam sebuah hubungan, cinta bisa memudar seiring berjalannya waktu, tapi cinta yang tulus, tidak akan pernah tetap bisa mempertahankan hubungan itu, bahkan justru membuat pria semakin merasa ingin selalu bersamanya.  Ketika pasangan sudah lama menyatu, maka mereka akan sama-sama membutuhkan perasaan (emosi) untuk membangun hubungan yang indah dan harmonis.  Hal itu dapat terjadi karena ketika saling cinta baik pada pria dan wanitanya akan saling membentuk ikatan bahkan tanpa sadar pria tersebut akan memandangnya sebagai wanita itu adalah rumahnya.  Oleh sebab itu, pria akan susah move on apabila sudah cinta dengan wanita yang dicintainya apalagi sudah menjalani hubungan yang cukup lama atau bahkan sudah dalam hitungan tahun. Jika pria putus hubungan dengan wanita yang dicintainya, maka hati pria itu akan patah, sehingga jiwanya bisa rapuh seperti mau hancur seluruh hati, pikiran, dan raganya.  2. Merasa Kehilangan Persinggahan  Di dalam hubungan cinta yang kuat dengan pernyataan bahwa rata-rata pria memandang wanitanya sebagai tempat persinggahan ataupun rumah terutama jika sang pria sudah merasa terikat batin dan kedekatan. Jika hal seperti itu terjadi, maka ketika sang pria dengan kekasih wanitanya sudah tak menjalin hubungan, maka sang pria akan merasa sangat sedih dan sangat merasa kehilangan.  Faktanya tersebut akan membuat seorang pria merasa patah hati yang sangat dalam, sehingga bisa saja memunculkan masalah pada kesehatannya. Beberapa penelitian juga mengatakan bahwa pria yang baru saja mengalami putus cinta bisa mengalami penurunan pada fungsi kekebalan tubuhnya apabila dibandingkan pada saat menjalani hubungan dengan kekasih wanitanya.  Ada suatu penelitian yang melakukan penelitian terhadap hubungan pria dan wanita yang sudah lama putus atau tidak berhubungan, peneliti tersebut mengungkapkan bahwa ia mencoba menilai keadaan emosional 2.000 pria dan perempuan yang bercerai lalu mengunjungi mereka lagi setelah 6-9 tahun kemudian. Hasil dari penelitian tersebut adalah pria cenderung tidak bisa melupakan hubungan masa lalunya dengan baik, terutama mantan yang memberi kenangan paling mendalam.  Memang benar, perempuan merasa sangat terpukul dan terjatuh di awal perpisahan dan butuh waktu bertahap, sehingga bisa menyembuhkan luka. Namun, lain halnya dengan pria yang justru merasa lega, bebas dan bahkan bahagia di awal perpisahan, tetapi lambat laun si pria akan merasa kehilangan dan lebih susah melepaskan kenangan walaupun waktu terus berjalan.  Peneliti tersebut juga menunjukkan bahwa para perempuan dalam penelitian tersebut justru menjadi lebih ekstrovert (ceria, sosial, dan terbuka) pada tahun-tahun setelah perceraian dibandingkan para pria yang terbukti merasa lebih tidak stabil secara emosional setelah perceraian.  3. Memendam Perasaan yang Ada  Bagi sebagian kecil pria, ketika mengingat kekesalan-kekesalan pada wanita, atau kekurangan-kekurangannya, si pria akan merasa lega karena terbebas dari hubungan yang dijalaninya. Namun, pria merasa jauh lebih sengsara ketika mengingat kelebihan-kelebihan wanitanya.  Hal seperti itu dapat terjadi karena si pria tidak lagi mendapatkan sifat wanitanya yang selalu memperhatikan, membimbing atau bahkan mengurus berbagai keperluannya, tentu ini akan meninggalkan rasa kehilangan yang amat sangat.  Seperti yang telah kita bahas sebelumnya, bahwa pria sangat cenderung memendam apa yang mereka rasakan, hanya saja ia telah menutupinya dengan melampiaskan berbagai hal. Padahal hal demikian akan membuat keadaan semakin sulit, karena secara terpaksa mereka harus mengatasi patah hatinya dengan menyendiri di kamar, atau ketika bersama keluarga ataupun teman ia selalu berlagak tenang, padahal hatinya rapuh.  Hal inilah sesuai dengan kutipan salah satu buku Rusdi Mathari, bahwa “laki-laki memang tidak menangis, tapi hatinya berdarah dik.” Namun berbeda dengan wanita, wanita yang lebih mudah meluapkan isi hatinya termasuk menangis, kemudian curhat kesana-kemari, meminta solusi yang tepat atau bahkan meminta sosok lain untuk menggantikannya. Hal itu akan sangat membantu mereka untuk segera memulihkan perasannya.  4. Tidak Ingin Mengawalinya dari Awal Kembali  Meski usai putus cinta pria bisa segera menemukan pengganti, mereka akan segera menyadari bahwa butuh waktu yang lama untuk mencapai kenyamanan seperti yang didapatkan dari wanita sebelumnya. Jangan salah, pria memang terkesan mudah mencari pengganti wanitanya, tetapi sebenarnya hal itu hanya merupakan pelariannya saja.  Hal itu dilakukan si pria hanya ingin membuktikan bahwa dirinya baik-baik saja tanpa kehadiran si wanitanya. Namun, setelah beberapa kali berkencan, mungkin dengan beberapa wanita yang berbeda, si pria akan segera menyadari bahwa ia sebenarnya membutuhkan waktu lama untuk mencapai tingkat kenyamanan seperti yang didapatkannya dari wanita masa lalunya.  Sayangnya, menurut penelitian dari Universitas Carnegie Mellon, pria sering terlambat menyadari bahwa keintiman sosial menjadi pondasi dari hubungan yang memiliki ketahanan yang cukup lama dengan si wanita tersebut, sehingga pria ini dikatakan sulit move on karena tidak ingin mengawalinya seperti dari awal semula. Oleh karena itu, hal inilah sering terjadi penyesalan atau bahkan kembali lagi bersamanya, dengan syarat jika wanita itu mau menerima sosok pria tersebut.  5. Masih Berharap Ingin Kembali  Durasi menjalin hubungan percintaan juga menentukan seseorang bisa melupakan wanita yang pernah dicintainya dengan cepat atau tidak. Semakin lama hubungan berjalan, kecenderungan untuk melupakan akan semakin sulit. Hal ini juga ada hubungannya dengan kebiasaan yang pernah dilakukan ketika masih menjadi kekasih dari wanitanya pada masa itu.  Meskipun masih marah dan kecewa, nyatanya diam-diam pria masih sangat berharap untuk bisa kembali bersama. Si pria itu juga menyadari akan kesalahan-kesalahan yang pernah dibuatnya. Pada dasarnya, mengharapkan mantan kekasih kembali sebenarnya bukan hal yang buruk, terutama bila pria masih memiliki perasaan padanya.  Akan tetapi, jika itu berlangsung selama berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun dan tak ada perkembangan sama sekali, sudah saatnya untuk berhenti menunggu. Pikirkan kembali apakah kamu (si pria) benar-benar bisa mendapatkan kesempatan kedua atau tidak. Oleh karena itu, berhenti berandai-andai, dan percayalah bahwa kamu layak mendapatkan pasangan yang lebih baik suatu saat nanti.  6. Menyalahkan Diri Sendiri  Salah satu perasaan yang menghantui pria ketika putus adalah membayangkan kalau dirinya tidak akan menemukan atau bahkan mendapatkan seorang wanita yang tepat seperti mantan kekasihnya. Pria terlalu takut untuk menjadi pribadi seperti semula tanpa pasangan dari sang mantan, sehingga hal ini akan membuat pria merasa cemas dan merasa “sendirian” tanpa wanita.  Jika hal seperti itu terus terjadi, maka si pria akan semakin sulit untuk membiarkan wanita yang pernah dicintainya pergi. Namun, perpisahan adalah kesempatan untuk belajar lebih dalam tentang memahami diri sendiri. Dengan begitu, baik pria maupun wanita akan mengubah dirinya menjadi pribadi yang lebih baik dan dewasa.  Cara Pria Supaya untuk Move On  Ada beberapa cara terbaik untuk bisa dilakukan bagi kamu yang ingin berusaha move on dari patah hati. Berikut ini beberapa cara pria agar bisa move on.  Seimbangkan Kenangan yang Melintas  Setelah putus cinta, pasti kenangan selalu melintas dengan mengingat mantan. Namun, menurut Guy Winch, psikolog yang menuliskan sebuah buku berjudul How to fix a Broken Heart mengingatkan kita, agar setiap kenangan yang muncul di dalam diri jangan berat sebelah. Dengan kata lain, sebagai pria yang kuat, kamu harus memastikan setiap pikiran tentang mantan memang tetap realistis dan tidak berat sebelah.  Secara sederhana ungkapan itu dapat diartikan, seperti jika pikiranmu memunculkan momen-momen bahagia dengan kebersamaan kalian saat liburan, atau jalan bareng, maka kamu perlu menambahkan dengan momen-momen liburan yang membuatmu marah dan benar-benar sedih sampai tidak mau liburan bersama.  Anggap saja Putus Cinta adalah Bagian Kecil  Putus cinta dengan kekasih tidak berarti dunia ini telah runtuh dan berakhir sudah. Untuk kamu pria yang sejati boleh kok, merasa sedih atau galau. Namun, jangan sampai menganggap bahwa ini merupakan akhir dari segalanya termasuk kehidupanmu.  Semua orang pasti pernah mengalami patah hati, putus cinta, atau situasi yang tidak baik-baik, sehingga muak untuk merasakan kehidupan ini. Apabila orang lain saja mampu melewati masa-masa itu, maka kamu harus bisa melakukan hal yang sama.    Oleh karena itu, ketika sedang galau, kamu harus percaya bahwa seiring berjalannya waktu semua luka akan reda dan hilang. Dengan demikian, rasa sakit yang diderita akan dapat dijadikan sebagai sebuah pelajaran yang berharga di waktu berikutnya. Singkatnya, untuk bisa move on, kamu bisa menganggap bahwa putus cinta merupakan bagian kecil dari perjalanan kehidupan.  Hindari Stalking Sosial Medianya  Langkah selanjutnya untuk bisa move on adalah tidak perlu mengecek media sosialnya. Hal seperti itu hanya akan memperkuat kehadirannya di dalam benakmu. Akibatnya, semakin sulit bagimu untuk berhenti membayangkan tentang dirinya dan hubungan kalian yang sudah kandas. Pokoknya harus menghindari, jangan terlalu sering mengecek media sosialnya.  Jangan Menanyakan Hubungan yang Berakhir  Pria yang kuat, tidak perlu terus-terusan mempertanyakan kenapa hubungan kalian berakhir. Hal seperti itu hanya akan membuatnya terus-terusan menjadi tokoh utama di dalam hidupmu. Terima saja kenyataan apa adanya, karena nasi sudah menjadi bubur, sehingga semakin lebih yakin dalam menjalani kehidupan ini.  Lakukan Hal yang Menyenangkan  Jika ingin benar-benar meredakan rasa sakit hatimu, kamu cobalah untuk melakukan aktivitas yang biasanya kamu lakukan dengan membuatmu gembira dan menghibur, seperti membaca buku, menonton film, dan sebagainya. Dengan kata lain, terus saja bergerak seperti ini sangat penting untuk membuatmu terbiasa dengan fakta bahwa hidup ini terus berjalan.  Manfaatkan Support dari Sahabat  Hubungi teman-teman terdekatmu dan manfaatkan penghiburan serta dukungan emosional yang mereka berikan. “Hal terbaik yang bisa dilakukan adalah membicarakan apa yang kamu rasakan mengenai perpisahan itu dengan teman dekat dan orang-orang tersayang,” tutur Dr. Michael Zentman, seorang psikolog kepada Insider. Ia juga mengatakan bahwa “Mendengar diri Anda sendiri mengatakan dengan jelas apa yang Anda rasakan dengan disaksikan orang lain bisa sangat membantu.”  Lakukan Olahraga Rutin  Selain melakukan hobi yang kamu senangi, langkah move on dari mantan kekasih yang selanjutnya adalah dengan berolahraga. Saat tubuh berolahraga, hormon kortisol juga sebagai pemicu stres kemudian akan menurun. Dengan begitu, rasa sedih yang kamu alami selama ini dapat tergantikan dengan meningkatkan kesehatan dan kebahagiaan tubuh. Kesehatanlah yang akan kau dapati selama hal itu terus dilakukan.  Meskipun perpisahan seperti mudah diterima, tetapi kebanyakan orang akan sulit untuk memahami akan hal itu. Bahkan, tak sedikit juga yang lebih sering memikirkan rasa sakit yang cukup dalam daripada memikirkan cara untuk move on. Apabila hal seperti itu terus dibiarkan, maka kesehatan tubuh akan turun dan bisa mengganggu kesehatan.

Durasi menjalin hubungan percintaan juga menentukan seseorang bisa melupakan wanita yang pernah dicintainya dengan cepat atau tidak. Semakin lama hubungan berjalan, kecenderungan untuk melupakan akan semakin sulit. Hal ini juga ada hubungannya dengan kebiasaan yang pernah dilakukan ketika masih menjadi kekasih dari wanitanya pada masa itu.

Meskipun masih marah dan kecewa, nyatanya diam-diam pria masih sangat berharap untuk bisa kembali bersama. Si pria itu juga menyadari akan kesalahan-kesalahan yang pernah dibuatnya. Pada dasarnya, mengharapkan mantan kekasih kembali sebenarnya bukan hal yang buruk, terutama bila pria masih memiliki perasaan padanya.

Akan tetapi, jika itu berlangsung selama berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun dan tak ada perkembangan sama sekali, sudah saatnya untuk berhenti menunggu. Pikirkan kembali apakah kamu (si pria) benar-benar bisa mendapatkan kesempatan kedua atau tidak. Oleh karena itu, berhenti berandai-andai, dan percayalah bahwa kamu layak mendapatkan pasangan yang lebih baik suatu saat nanti.

6. Menyalahkan Diri Sendiri

Apakah Anda setuju dengan ungkapan bahwa pria lebih susah untuk berpaling atau move on ketika patah hati? Kalau aku sendiri sih, setuju saja. Akan tetapi, semua akan sulit baik pria ataupun wanita jika menemui patah hati, terlebih ditinggal pas lagi sayang-sayangnya, tentu itu sangat dalam banget rasa sakit yang didapatnya.  Namun, tidak dapat kita pungkiri sobat, karena nyatanya tidak semua kisah bisa bertahan dan setiap orang harus mampu menerimanya, seperti yang kita sering dengar di tiktok, “adek… cinta itu tak selamanya indah, adek. Terkadang cinta membuat luka” Semua kata yang ada di beberapa video tiktok itu benar adanya atau bahkan kita sendiri mungkin pernah merasakan hal seperti itu.  Sebenarnya kalau sobat Anda sering dengar anggapan dari banyak orang bahwa wanita lebih susah untuk move on dari hubungan cinta yang kandas ketimbang pria. Sedangkan pria dalam hubungan cinta, selalu bosan dengan konstansi monogami dan juga dengan seenaknya putus dengan kekasih, bahkan istri sekalipun. Sementara, pria itu dengan bebas menikmati masa kesendiriannya, anggapan mantan menangis jadi bayangan konstan.   Riset Pria Susah Move On  Mari kita buktikan bahwa pria susah berpaling setelah berhubungan dengan kutipan sumber yang telah disiapkan.  Pada tahun 2019, pria ingin berada dalam hubungan asmara sedalam yang diinginkan oleh wanita. Dalam sejumlah penelitian, secara pribadi, pria bahkan lebih susah move on setelah putus cinta. Seperti dalam jurnal yang ditulis Marital Status, Health, and Mortality yang diterbitkan Robards, James, Maria Evandrou, Jane Falkingham, dan Athina Vlachantoni pada 2012, perpisahan diasosiasikan dengan efek fisik dan mental lebih buruk untuk pria daripada wanitanya.  Karena konstruksi sosial yang terjadi secara emosional, pria sebenarnya sangat bergantung pada pasangan mereka dan punya alternatif sumber dukungan lebih sedikit dari wanita. Terbukti dari sebuah survei yang dilakukan persen pria memilih pasangan mereka dan perempuan hanya 39 persen soal pendukung emosional.  Dari fakta tersebut, tak berujung pada kesimpulan bahwa pria lebih punya sedikit teman maupun keluarga. Akan tetapi, tak lekat secara emosional, sehingga membuat peran orang di sekitar mereka jadi berbeda.  Bahkan, beberapa peneliti mengeluarkan argumentasi bahwa pria cenderung menolak mencari pertolongan dari teman saat putus cinta. Namun, pada kenyataannya, sebenarnya mereka memang berkumpul dengan teman dan keluarganya, jika hal demikian ditemuinya.  Akan tetapi, kebanyakan hanya sebagai pengalih emosionalnya, bukan untuk penyelesaian dalam selimut gejolak psikis yang tengah dialaminya, sehingga hal ini akan terlihat bahwa pria terkesan lebih kuat ketika sedang putus cinta. Padahal pria itu sangat susah move on dibandingkan wanita.  Alasan Pria Susah Berpaling Setelah Berhubungan  Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa pria memang susah berpaling setelah berhubungan. Untuk menguatkannya, maka di bawah ini akan dijelaskan alasan lebih lanjut tentang pria yang susah berpaling.  1. Merasa Saling Terikat  Kehadiran cinta memang begitu menakjubkan, rasa-rasanya memang lebih indah daripada yang lainnya, terlebih cintanya dengan wanita yang sedang didam-idamkan tentu ini adalah hal yang menggairahkan. Dalam sebuah hubungan, cinta bisa memudar seiring berjalannya waktu, tapi cinta yang tulus, tidak akan pernah tetap bisa mempertahankan hubungan itu, bahkan justru membuat pria semakin merasa ingin selalu bersamanya.  Ketika pasangan sudah lama menyatu, maka mereka akan sama-sama membutuhkan perasaan (emosi) untuk membangun hubungan yang indah dan harmonis.  Hal itu dapat terjadi karena ketika saling cinta baik pada pria dan wanitanya akan saling membentuk ikatan bahkan tanpa sadar pria tersebut akan memandangnya sebagai wanita itu adalah rumahnya.  Oleh sebab itu, pria akan susah move on apabila sudah cinta dengan wanita yang dicintainya apalagi sudah menjalani hubungan yang cukup lama atau bahkan sudah dalam hitungan tahun. Jika pria putus hubungan dengan wanita yang dicintainya, maka hati pria itu akan patah, sehingga jiwanya bisa rapuh seperti mau hancur seluruh hati, pikiran, dan raganya.  2. Merasa Kehilangan Persinggahan  Di dalam hubungan cinta yang kuat dengan pernyataan bahwa rata-rata pria memandang wanitanya sebagai tempat persinggahan ataupun rumah terutama jika sang pria sudah merasa terikat batin dan kedekatan. Jika hal seperti itu terjadi, maka ketika sang pria dengan kekasih wanitanya sudah tak menjalin hubungan, maka sang pria akan merasa sangat sedih dan sangat merasa kehilangan.  Faktanya tersebut akan membuat seorang pria merasa patah hati yang sangat dalam, sehingga bisa saja memunculkan masalah pada kesehatannya. Beberapa penelitian juga mengatakan bahwa pria yang baru saja mengalami putus cinta bisa mengalami penurunan pada fungsi kekebalan tubuhnya apabila dibandingkan pada saat menjalani hubungan dengan kekasih wanitanya.  Ada suatu penelitian yang melakukan penelitian terhadap hubungan pria dan wanita yang sudah lama putus atau tidak berhubungan, peneliti tersebut mengungkapkan bahwa ia mencoba menilai keadaan emosional 2.000 pria dan perempuan yang bercerai lalu mengunjungi mereka lagi setelah 6-9 tahun kemudian. Hasil dari penelitian tersebut adalah pria cenderung tidak bisa melupakan hubungan masa lalunya dengan baik, terutama mantan yang memberi kenangan paling mendalam.  Memang benar, perempuan merasa sangat terpukul dan terjatuh di awal perpisahan dan butuh waktu bertahap, sehingga bisa menyembuhkan luka. Namun, lain halnya dengan pria yang justru merasa lega, bebas dan bahkan bahagia di awal perpisahan, tetapi lambat laun si pria akan merasa kehilangan dan lebih susah melepaskan kenangan walaupun waktu terus berjalan.  Peneliti tersebut juga menunjukkan bahwa para perempuan dalam penelitian tersebut justru menjadi lebih ekstrovert (ceria, sosial, dan terbuka) pada tahun-tahun setelah perceraian dibandingkan para pria yang terbukti merasa lebih tidak stabil secara emosional setelah perceraian.  3. Memendam Perasaan yang Ada  Bagi sebagian kecil pria, ketika mengingat kekesalan-kekesalan pada wanita, atau kekurangan-kekurangannya, si pria akan merasa lega karena terbebas dari hubungan yang dijalaninya. Namun, pria merasa jauh lebih sengsara ketika mengingat kelebihan-kelebihan wanitanya.  Hal seperti itu dapat terjadi karena si pria tidak lagi mendapatkan sifat wanitanya yang selalu memperhatikan, membimbing atau bahkan mengurus berbagai keperluannya, tentu ini akan meninggalkan rasa kehilangan yang amat sangat.  Seperti yang telah kita bahas sebelumnya, bahwa pria sangat cenderung memendam apa yang mereka rasakan, hanya saja ia telah menutupinya dengan melampiaskan berbagai hal. Padahal hal demikian akan membuat keadaan semakin sulit, karena secara terpaksa mereka harus mengatasi patah hatinya dengan menyendiri di kamar, atau ketika bersama keluarga ataupun teman ia selalu berlagak tenang, padahal hatinya rapuh.  Hal inilah sesuai dengan kutipan salah satu buku Rusdi Mathari, bahwa “laki-laki memang tidak menangis, tapi hatinya berdarah dik.” Namun berbeda dengan wanita, wanita yang lebih mudah meluapkan isi hatinya termasuk menangis, kemudian curhat kesana-kemari, meminta solusi yang tepat atau bahkan meminta sosok lain untuk menggantikannya. Hal itu akan sangat membantu mereka untuk segera memulihkan perasannya.  4. Tidak Ingin Mengawalinya dari Awal Kembali  Meski usai putus cinta pria bisa segera menemukan pengganti, mereka akan segera menyadari bahwa butuh waktu yang lama untuk mencapai kenyamanan seperti yang didapatkan dari wanita sebelumnya. Jangan salah, pria memang terkesan mudah mencari pengganti wanitanya, tetapi sebenarnya hal itu hanya merupakan pelariannya saja.  Hal itu dilakukan si pria hanya ingin membuktikan bahwa dirinya baik-baik saja tanpa kehadiran si wanitanya. Namun, setelah beberapa kali berkencan, mungkin dengan beberapa wanita yang berbeda, si pria akan segera menyadari bahwa ia sebenarnya membutuhkan waktu lama untuk mencapai tingkat kenyamanan seperti yang didapatkannya dari wanita masa lalunya.  Sayangnya, menurut penelitian dari Universitas Carnegie Mellon, pria sering terlambat menyadari bahwa keintiman sosial menjadi pondasi dari hubungan yang memiliki ketahanan yang cukup lama dengan si wanita tersebut, sehingga pria ini dikatakan sulit move on karena tidak ingin mengawalinya seperti dari awal semula. Oleh karena itu, hal inilah sering terjadi penyesalan atau bahkan kembali lagi bersamanya, dengan syarat jika wanita itu mau menerima sosok pria tersebut.  5. Masih Berharap Ingin Kembali  Durasi menjalin hubungan percintaan juga menentukan seseorang bisa melupakan wanita yang pernah dicintainya dengan cepat atau tidak. Semakin lama hubungan berjalan, kecenderungan untuk melupakan akan semakin sulit. Hal ini juga ada hubungannya dengan kebiasaan yang pernah dilakukan ketika masih menjadi kekasih dari wanitanya pada masa itu.  Meskipun masih marah dan kecewa, nyatanya diam-diam pria masih sangat berharap untuk bisa kembali bersama. Si pria itu juga menyadari akan kesalahan-kesalahan yang pernah dibuatnya. Pada dasarnya, mengharapkan mantan kekasih kembali sebenarnya bukan hal yang buruk, terutama bila pria masih memiliki perasaan padanya.  Akan tetapi, jika itu berlangsung selama berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun dan tak ada perkembangan sama sekali, sudah saatnya untuk berhenti menunggu. Pikirkan kembali apakah kamu (si pria) benar-benar bisa mendapatkan kesempatan kedua atau tidak. Oleh karena itu, berhenti berandai-andai, dan percayalah bahwa kamu layak mendapatkan pasangan yang lebih baik suatu saat nanti.  6. Menyalahkan Diri Sendiri  Salah satu perasaan yang menghantui pria ketika putus adalah membayangkan kalau dirinya tidak akan menemukan atau bahkan mendapatkan seorang wanita yang tepat seperti mantan kekasihnya. Pria terlalu takut untuk menjadi pribadi seperti semula tanpa pasangan dari sang mantan, sehingga hal ini akan membuat pria merasa cemas dan merasa “sendirian” tanpa wanita.  Jika hal seperti itu terus terjadi, maka si pria akan semakin sulit untuk membiarkan wanita yang pernah dicintainya pergi. Namun, perpisahan adalah kesempatan untuk belajar lebih dalam tentang memahami diri sendiri. Dengan begitu, baik pria maupun wanita akan mengubah dirinya menjadi pribadi yang lebih baik dan dewasa.  Cara Pria Supaya untuk Move On  Ada beberapa cara terbaik untuk bisa dilakukan bagi kamu yang ingin berusaha move on dari patah hati. Berikut ini beberapa cara pria agar bisa move on.  Seimbangkan Kenangan yang Melintas  Setelah putus cinta, pasti kenangan selalu melintas dengan mengingat mantan. Namun, menurut Guy Winch, psikolog yang menuliskan sebuah buku berjudul How to fix a Broken Heart mengingatkan kita, agar setiap kenangan yang muncul di dalam diri jangan berat sebelah. Dengan kata lain, sebagai pria yang kuat, kamu harus memastikan setiap pikiran tentang mantan memang tetap realistis dan tidak berat sebelah.  Secara sederhana ungkapan itu dapat diartikan, seperti jika pikiranmu memunculkan momen-momen bahagia dengan kebersamaan kalian saat liburan, atau jalan bareng, maka kamu perlu menambahkan dengan momen-momen liburan yang membuatmu marah dan benar-benar sedih sampai tidak mau liburan bersama.  Anggap saja Putus Cinta adalah Bagian Kecil  Putus cinta dengan kekasih tidak berarti dunia ini telah runtuh dan berakhir sudah. Untuk kamu pria yang sejati boleh kok, merasa sedih atau galau. Namun, jangan sampai menganggap bahwa ini merupakan akhir dari segalanya termasuk kehidupanmu.  Semua orang pasti pernah mengalami patah hati, putus cinta, atau situasi yang tidak baik-baik, sehingga muak untuk merasakan kehidupan ini. Apabila orang lain saja mampu melewati masa-masa itu, maka kamu harus bisa melakukan hal yang sama.    Oleh karena itu, ketika sedang galau, kamu harus percaya bahwa seiring berjalannya waktu semua luka akan reda dan hilang. Dengan demikian, rasa sakit yang diderita akan dapat dijadikan sebagai sebuah pelajaran yang berharga di waktu berikutnya. Singkatnya, untuk bisa move on, kamu bisa menganggap bahwa putus cinta merupakan bagian kecil dari perjalanan kehidupan.  Hindari Stalking Sosial Medianya  Langkah selanjutnya untuk bisa move on adalah tidak perlu mengecek media sosialnya. Hal seperti itu hanya akan memperkuat kehadirannya di dalam benakmu. Akibatnya, semakin sulit bagimu untuk berhenti membayangkan tentang dirinya dan hubungan kalian yang sudah kandas. Pokoknya harus menghindari, jangan terlalu sering mengecek media sosialnya.  Jangan Menanyakan Hubungan yang Berakhir  Pria yang kuat, tidak perlu terus-terusan mempertanyakan kenapa hubungan kalian berakhir. Hal seperti itu hanya akan membuatnya terus-terusan menjadi tokoh utama di dalam hidupmu. Terima saja kenyataan apa adanya, karena nasi sudah menjadi bubur, sehingga semakin lebih yakin dalam menjalani kehidupan ini.  Lakukan Hal yang Menyenangkan  Jika ingin benar-benar meredakan rasa sakit hatimu, kamu cobalah untuk melakukan aktivitas yang biasanya kamu lakukan dengan membuatmu gembira dan menghibur, seperti membaca buku, menonton film, dan sebagainya. Dengan kata lain, terus saja bergerak seperti ini sangat penting untuk membuatmu terbiasa dengan fakta bahwa hidup ini terus berjalan.  Manfaatkan Support dari Sahabat  Hubungi teman-teman terdekatmu dan manfaatkan penghiburan serta dukungan emosional yang mereka berikan. “Hal terbaik yang bisa dilakukan adalah membicarakan apa yang kamu rasakan mengenai perpisahan itu dengan teman dekat dan orang-orang tersayang,” tutur Dr. Michael Zentman, seorang psikolog kepada Insider. Ia juga mengatakan bahwa “Mendengar diri Anda sendiri mengatakan dengan jelas apa yang Anda rasakan dengan disaksikan orang lain bisa sangat membantu.”  Lakukan Olahraga Rutin  Selain melakukan hobi yang kamu senangi, langkah move on dari mantan kekasih yang selanjutnya adalah dengan berolahraga. Saat tubuh berolahraga, hormon kortisol juga sebagai pemicu stres kemudian akan menurun. Dengan begitu, rasa sedih yang kamu alami selama ini dapat tergantikan dengan meningkatkan kesehatan dan kebahagiaan tubuh. Kesehatanlah yang akan kau dapati selama hal itu terus dilakukan.  Meskipun perpisahan seperti mudah diterima, tetapi kebanyakan orang akan sulit untuk memahami akan hal itu. Bahkan, tak sedikit juga yang lebih sering memikirkan rasa sakit yang cukup dalam daripada memikirkan cara untuk move on. Apabila hal seperti itu terus dibiarkan, maka kesehatan tubuh akan turun dan bisa mengganggu kesehatan. Apakah Anda setuju dengan ungkapan bahwa pria lebih susah untuk berpaling atau move on ketika patah hati? Kalau aku sendiri sih, setuju saja. Akan tetapi, semua akan sulit baik pria ataupun wanita jika menemui patah hati, terlebih ditinggal pas lagi sayang-sayangnya, tentu itu sangat dalam banget rasa sakit yang didapatnya.  Namun, tidak dapat kita pungkiri sobat, karena nyatanya tidak semua kisah bisa bertahan dan setiap orang harus mampu menerimanya, seperti yang kita sering dengar di tiktok, “adek… cinta itu tak selamanya indah, adek. Terkadang cinta membuat luka” Semua kata yang ada di beberapa video tiktok itu benar adanya atau bahkan kita sendiri mungkin pernah merasakan hal seperti itu.  Sebenarnya kalau sobat Anda sering dengar anggapan dari banyak orang bahwa wanita lebih susah untuk move on dari hubungan cinta yang kandas ketimbang pria. Sedangkan pria dalam hubungan cinta, selalu bosan dengan konstansi monogami dan juga dengan seenaknya putus dengan kekasih, bahkan istri sekalipun. Sementara, pria itu dengan bebas menikmati masa kesendiriannya, anggapan mantan menangis jadi bayangan konstan.   Riset Pria Susah Move On  Mari kita buktikan bahwa pria susah berpaling setelah berhubungan dengan kutipan sumber yang telah disiapkan.  Pada tahun 2019, pria ingin berada dalam hubungan asmara sedalam yang diinginkan oleh wanita. Dalam sejumlah penelitian, secara pribadi, pria bahkan lebih susah move on setelah putus cinta. Seperti dalam jurnal yang ditulis Marital Status, Health, and Mortality yang diterbitkan Robards, James, Maria Evandrou, Jane Falkingham, dan Athina Vlachantoni pada 2012, perpisahan diasosiasikan dengan efek fisik dan mental lebih buruk untuk pria daripada wanitanya.  Karena konstruksi sosial yang terjadi secara emosional, pria sebenarnya sangat bergantung pada pasangan mereka dan punya alternatif sumber dukungan lebih sedikit dari wanita. Terbukti dari sebuah survei yang dilakukan persen pria memilih pasangan mereka dan perempuan hanya 39 persen soal pendukung emosional.  Dari fakta tersebut, tak berujung pada kesimpulan bahwa pria lebih punya sedikit teman maupun keluarga. Akan tetapi, tak lekat secara emosional, sehingga membuat peran orang di sekitar mereka jadi berbeda.  Bahkan, beberapa peneliti mengeluarkan argumentasi bahwa pria cenderung menolak mencari pertolongan dari teman saat putus cinta. Namun, pada kenyataannya, sebenarnya mereka memang berkumpul dengan teman dan keluarganya, jika hal demikian ditemuinya.  Akan tetapi, kebanyakan hanya sebagai pengalih emosionalnya, bukan untuk penyelesaian dalam selimut gejolak psikis yang tengah dialaminya, sehingga hal ini akan terlihat bahwa pria terkesan lebih kuat ketika sedang putus cinta. Padahal pria itu sangat susah move on dibandingkan wanita.  Alasan Pria Susah Berpaling Setelah Berhubungan  Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa pria memang susah berpaling setelah berhubungan. Untuk menguatkannya, maka di bawah ini akan dijelaskan alasan lebih lanjut tentang pria yang susah berpaling.  1. Merasa Saling Terikat  Kehadiran cinta memang begitu menakjubkan, rasa-rasanya memang lebih indah daripada yang lainnya, terlebih cintanya dengan wanita yang sedang didam-idamkan tentu ini adalah hal yang menggairahkan. Dalam sebuah hubungan, cinta bisa memudar seiring berjalannya waktu, tapi cinta yang tulus, tidak akan pernah tetap bisa mempertahankan hubungan itu, bahkan justru membuat pria semakin merasa ingin selalu bersamanya.  Ketika pasangan sudah lama menyatu, maka mereka akan sama-sama membutuhkan perasaan (emosi) untuk membangun hubungan yang indah dan harmonis.  Hal itu dapat terjadi karena ketika saling cinta baik pada pria dan wanitanya akan saling membentuk ikatan bahkan tanpa sadar pria tersebut akan memandangnya sebagai wanita itu adalah rumahnya.  Oleh sebab itu, pria akan susah move on apabila sudah cinta dengan wanita yang dicintainya apalagi sudah menjalani hubungan yang cukup lama atau bahkan sudah dalam hitungan tahun. Jika pria putus hubungan dengan wanita yang dicintainya, maka hati pria itu akan patah, sehingga jiwanya bisa rapuh seperti mau hancur seluruh hati, pikiran, dan raganya.  2. Merasa Kehilangan Persinggahan  Di dalam hubungan cinta yang kuat dengan pernyataan bahwa rata-rata pria memandang wanitanya sebagai tempat persinggahan ataupun rumah terutama jika sang pria sudah merasa terikat batin dan kedekatan. Jika hal seperti itu terjadi, maka ketika sang pria dengan kekasih wanitanya sudah tak menjalin hubungan, maka sang pria akan merasa sangat sedih dan sangat merasa kehilangan.  Faktanya tersebut akan membuat seorang pria merasa patah hati yang sangat dalam, sehingga bisa saja memunculkan masalah pada kesehatannya. Beberapa penelitian juga mengatakan bahwa pria yang baru saja mengalami putus cinta bisa mengalami penurunan pada fungsi kekebalan tubuhnya apabila dibandingkan pada saat menjalani hubungan dengan kekasih wanitanya.  Ada suatu penelitian yang melakukan penelitian terhadap hubungan pria dan wanita yang sudah lama putus atau tidak berhubungan, peneliti tersebut mengungkapkan bahwa ia mencoba menilai keadaan emosional 2.000 pria dan perempuan yang bercerai lalu mengunjungi mereka lagi setelah 6-9 tahun kemudian. Hasil dari penelitian tersebut adalah pria cenderung tidak bisa melupakan hubungan masa lalunya dengan baik, terutama mantan yang memberi kenangan paling mendalam.  Memang benar, perempuan merasa sangat terpukul dan terjatuh di awal perpisahan dan butuh waktu bertahap, sehingga bisa menyembuhkan luka. Namun, lain halnya dengan pria yang justru merasa lega, bebas dan bahkan bahagia di awal perpisahan, tetapi lambat laun si pria akan merasa kehilangan dan lebih susah melepaskan kenangan walaupun waktu terus berjalan.  Peneliti tersebut juga menunjukkan bahwa para perempuan dalam penelitian tersebut justru menjadi lebih ekstrovert (ceria, sosial, dan terbuka) pada tahun-tahun setelah perceraian dibandingkan para pria yang terbukti merasa lebih tidak stabil secara emosional setelah perceraian.  3. Memendam Perasaan yang Ada  Bagi sebagian kecil pria, ketika mengingat kekesalan-kekesalan pada wanita, atau kekurangan-kekurangannya, si pria akan merasa lega karena terbebas dari hubungan yang dijalaninya. Namun, pria merasa jauh lebih sengsara ketika mengingat kelebihan-kelebihan wanitanya.  Hal seperti itu dapat terjadi karena si pria tidak lagi mendapatkan sifat wanitanya yang selalu memperhatikan, membimbing atau bahkan mengurus berbagai keperluannya, tentu ini akan meninggalkan rasa kehilangan yang amat sangat.  Seperti yang telah kita bahas sebelumnya, bahwa pria sangat cenderung memendam apa yang mereka rasakan, hanya saja ia telah menutupinya dengan melampiaskan berbagai hal. Padahal hal demikian akan membuat keadaan semakin sulit, karena secara terpaksa mereka harus mengatasi patah hatinya dengan menyendiri di kamar, atau ketika bersama keluarga ataupun teman ia selalu berlagak tenang, padahal hatinya rapuh.  Hal inilah sesuai dengan kutipan salah satu buku Rusdi Mathari, bahwa “laki-laki memang tidak menangis, tapi hatinya berdarah dik.” Namun berbeda dengan wanita, wanita yang lebih mudah meluapkan isi hatinya termasuk menangis, kemudian curhat kesana-kemari, meminta solusi yang tepat atau bahkan meminta sosok lain untuk menggantikannya. Hal itu akan sangat membantu mereka untuk segera memulihkan perasannya.  4. Tidak Ingin Mengawalinya dari Awal Kembali  Meski usai putus cinta pria bisa segera menemukan pengganti, mereka akan segera menyadari bahwa butuh waktu yang lama untuk mencapai kenyamanan seperti yang didapatkan dari wanita sebelumnya. Jangan salah, pria memang terkesan mudah mencari pengganti wanitanya, tetapi sebenarnya hal itu hanya merupakan pelariannya saja.  Hal itu dilakukan si pria hanya ingin membuktikan bahwa dirinya baik-baik saja tanpa kehadiran si wanitanya. Namun, setelah beberapa kali berkencan, mungkin dengan beberapa wanita yang berbeda, si pria akan segera menyadari bahwa ia sebenarnya membutuhkan waktu lama untuk mencapai tingkat kenyamanan seperti yang didapatkannya dari wanita masa lalunya.  Sayangnya, menurut penelitian dari Universitas Carnegie Mellon, pria sering terlambat menyadari bahwa keintiman sosial menjadi pondasi dari hubungan yang memiliki ketahanan yang cukup lama dengan si wanita tersebut, sehingga pria ini dikatakan sulit move on karena tidak ingin mengawalinya seperti dari awal semula. Oleh karena itu, hal inilah sering terjadi penyesalan atau bahkan kembali lagi bersamanya, dengan syarat jika wanita itu mau menerima sosok pria tersebut.  5. Masih Berharap Ingin Kembali  Durasi menjalin hubungan percintaan juga menentukan seseorang bisa melupakan wanita yang pernah dicintainya dengan cepat atau tidak. Semakin lama hubungan berjalan, kecenderungan untuk melupakan akan semakin sulit. Hal ini juga ada hubungannya dengan kebiasaan yang pernah dilakukan ketika masih menjadi kekasih dari wanitanya pada masa itu.  Meskipun masih marah dan kecewa, nyatanya diam-diam pria masih sangat berharap untuk bisa kembali bersama. Si pria itu juga menyadari akan kesalahan-kesalahan yang pernah dibuatnya. Pada dasarnya, mengharapkan mantan kekasih kembali sebenarnya bukan hal yang buruk, terutama bila pria masih memiliki perasaan padanya.  Akan tetapi, jika itu berlangsung selama berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun dan tak ada perkembangan sama sekali, sudah saatnya untuk berhenti menunggu. Pikirkan kembali apakah kamu (si pria) benar-benar bisa mendapatkan kesempatan kedua atau tidak. Oleh karena itu, berhenti berandai-andai, dan percayalah bahwa kamu layak mendapatkan pasangan yang lebih baik suatu saat nanti.  6. Menyalahkan Diri Sendiri  Salah satu perasaan yang menghantui pria ketika putus adalah membayangkan kalau dirinya tidak akan menemukan atau bahkan mendapatkan seorang wanita yang tepat seperti mantan kekasihnya. Pria terlalu takut untuk menjadi pribadi seperti semula tanpa pasangan dari sang mantan, sehingga hal ini akan membuat pria merasa cemas dan merasa “sendirian” tanpa wanita.  Jika hal seperti itu terus terjadi, maka si pria akan semakin sulit untuk membiarkan wanita yang pernah dicintainya pergi. Namun, perpisahan adalah kesempatan untuk belajar lebih dalam tentang memahami diri sendiri. Dengan begitu, baik pria maupun wanita akan mengubah dirinya menjadi pribadi yang lebih baik dan dewasa.  Cara Pria Supaya untuk Move On  Ada beberapa cara terbaik untuk bisa dilakukan bagi kamu yang ingin berusaha move on dari patah hati. Berikut ini beberapa cara pria agar bisa move on.  Seimbangkan Kenangan yang Melintas  Setelah putus cinta, pasti kenangan selalu melintas dengan mengingat mantan. Namun, menurut Guy Winch, psikolog yang menuliskan sebuah buku berjudul How to fix a Broken Heart mengingatkan kita, agar setiap kenangan yang muncul di dalam diri jangan berat sebelah. Dengan kata lain, sebagai pria yang kuat, kamu harus memastikan setiap pikiran tentang mantan memang tetap realistis dan tidak berat sebelah.  Secara sederhana ungkapan itu dapat diartikan, seperti jika pikiranmu memunculkan momen-momen bahagia dengan kebersamaan kalian saat liburan, atau jalan bareng, maka kamu perlu menambahkan dengan momen-momen liburan yang membuatmu marah dan benar-benar sedih sampai tidak mau liburan bersama.  Anggap saja Putus Cinta adalah Bagian Kecil  Putus cinta dengan kekasih tidak berarti dunia ini telah runtuh dan berakhir sudah. Untuk kamu pria yang sejati boleh kok, merasa sedih atau galau. Namun, jangan sampai menganggap bahwa ini merupakan akhir dari segalanya termasuk kehidupanmu.  Semua orang pasti pernah mengalami patah hati, putus cinta, atau situasi yang tidak baik-baik, sehingga muak untuk merasakan kehidupan ini. Apabila orang lain saja mampu melewati masa-masa itu, maka kamu harus bisa melakukan hal yang sama.    Oleh karena itu, ketika sedang galau, kamu harus percaya bahwa seiring berjalannya waktu semua luka akan reda dan hilang. Dengan demikian, rasa sakit yang diderita akan dapat dijadikan sebagai sebuah pelajaran yang berharga di waktu berikutnya. Singkatnya, untuk bisa move on, kamu bisa menganggap bahwa putus cinta merupakan bagian kecil dari perjalanan kehidupan.  Hindari Stalking Sosial Medianya  Langkah selanjutnya untuk bisa move on adalah tidak perlu mengecek media sosialnya. Hal seperti itu hanya akan memperkuat kehadirannya di dalam benakmu. Akibatnya, semakin sulit bagimu untuk berhenti membayangkan tentang dirinya dan hubungan kalian yang sudah kandas. Pokoknya harus menghindari, jangan terlalu sering mengecek media sosialnya.  Jangan Menanyakan Hubungan yang Berakhir  Pria yang kuat, tidak perlu terus-terusan mempertanyakan kenapa hubungan kalian berakhir. Hal seperti itu hanya akan membuatnya terus-terusan menjadi tokoh utama di dalam hidupmu. Terima saja kenyataan apa adanya, karena nasi sudah menjadi bubur, sehingga semakin lebih yakin dalam menjalani kehidupan ini.  Lakukan Hal yang Menyenangkan  Jika ingin benar-benar meredakan rasa sakit hatimu, kamu cobalah untuk melakukan aktivitas yang biasanya kamu lakukan dengan membuatmu gembira dan menghibur, seperti membaca buku, menonton film, dan sebagainya. Dengan kata lain, terus saja bergerak seperti ini sangat penting untuk membuatmu terbiasa dengan fakta bahwa hidup ini terus berjalan.  Manfaatkan Support dari Sahabat  Hubungi teman-teman terdekatmu dan manfaatkan penghiburan serta dukungan emosional yang mereka berikan. “Hal terbaik yang bisa dilakukan adalah membicarakan apa yang kamu rasakan mengenai perpisahan itu dengan teman dekat dan orang-orang tersayang,” tutur Dr. Michael Zentman, seorang psikolog kepada Insider. Ia juga mengatakan bahwa “Mendengar diri Anda sendiri mengatakan dengan jelas apa yang Anda rasakan dengan disaksikan orang lain bisa sangat membantu.”  Lakukan Olahraga Rutin  Selain melakukan hobi yang kamu senangi, langkah move on dari mantan kekasih yang selanjutnya adalah dengan berolahraga. Saat tubuh berolahraga, hormon kortisol juga sebagai pemicu stres kemudian akan menurun. Dengan begitu, rasa sedih yang kamu alami selama ini dapat tergantikan dengan meningkatkan kesehatan dan kebahagiaan tubuh. Kesehatanlah yang akan kau dapati selama hal itu terus dilakukan.  Meskipun perpisahan seperti mudah diterima, tetapi kebanyakan orang akan sulit untuk memahami akan hal itu. Bahkan, tak sedikit juga yang lebih sering memikirkan rasa sakit yang cukup dalam daripada memikirkan cara untuk move on. Apabila hal seperti itu terus dibiarkan, maka kesehatan tubuh akan turun dan bisa mengganggu kesehatan.

Salah satu perasaan yang menghantui pria ketika putus adalah membayangkan kalau dirinya tidak akan menemukan atau bahkan mendapatkan seorang wanita yang tepat seperti mantan kekasihnya. Pria terlalu takut untuk menjadi pribadi seperti semula tanpa pasangan dari sang mantan, sehingga hal ini akan membuat pria merasa cemas dan merasa “sendirian” tanpa wanita.

Jika hal seperti itu terus terjadi, maka si pria akan semakin sulit untuk membiarkan wanita yang pernah dicintainya pergi. Namun, perpisahan adalah kesempatan untuk belajar lebih dalam tentang memahami diri sendiri. Dengan begitu, baik pria maupun wanita akan mengubah dirinya menjadi pribadi yang lebih baik dan dewasa.

Cara Pria Supaya untuk Move On

Apakah Anda setuju dengan ungkapan bahwa pria lebih susah untuk berpaling atau move on ketika patah hati? Kalau aku sendiri sih, setuju saja. Akan tetapi, semua akan sulit baik pria ataupun wanita jika menemui patah hati, terlebih ditinggal pas lagi sayang-sayangnya, tentu itu sangat dalam banget rasa sakit yang didapatnya.  Namun, tidak dapat kita pungkiri sobat, karena nyatanya tidak semua kisah bisa bertahan dan setiap orang harus mampu menerimanya, seperti yang kita sering dengar di tiktok, “adek… cinta itu tak selamanya indah, adek. Terkadang cinta membuat luka” Semua kata yang ada di beberapa video tiktok itu benar adanya atau bahkan kita sendiri mungkin pernah merasakan hal seperti itu.  Sebenarnya kalau sobat Anda sering dengar anggapan dari banyak orang bahwa wanita lebih susah untuk move on dari hubungan cinta yang kandas ketimbang pria. Sedangkan pria dalam hubungan cinta, selalu bosan dengan konstansi monogami dan juga dengan seenaknya putus dengan kekasih, bahkan istri sekalipun. Sementara, pria itu dengan bebas menikmati masa kesendiriannya, anggapan mantan menangis jadi bayangan konstan.   Riset Pria Susah Move On  Mari kita buktikan bahwa pria susah berpaling setelah berhubungan dengan kutipan sumber yang telah disiapkan.  Pada tahun 2019, pria ingin berada dalam hubungan asmara sedalam yang diinginkan oleh wanita. Dalam sejumlah penelitian, secara pribadi, pria bahkan lebih susah move on setelah putus cinta. Seperti dalam jurnal yang ditulis Marital Status, Health, and Mortality yang diterbitkan Robards, James, Maria Evandrou, Jane Falkingham, dan Athina Vlachantoni pada 2012, perpisahan diasosiasikan dengan efek fisik dan mental lebih buruk untuk pria daripada wanitanya.  Karena konstruksi sosial yang terjadi secara emosional, pria sebenarnya sangat bergantung pada pasangan mereka dan punya alternatif sumber dukungan lebih sedikit dari wanita. Terbukti dari sebuah survei yang dilakukan persen pria memilih pasangan mereka dan perempuan hanya 39 persen soal pendukung emosional.  Dari fakta tersebut, tak berujung pada kesimpulan bahwa pria lebih punya sedikit teman maupun keluarga. Akan tetapi, tak lekat secara emosional, sehingga membuat peran orang di sekitar mereka jadi berbeda.  Bahkan, beberapa peneliti mengeluarkan argumentasi bahwa pria cenderung menolak mencari pertolongan dari teman saat putus cinta. Namun, pada kenyataannya, sebenarnya mereka memang berkumpul dengan teman dan keluarganya, jika hal demikian ditemuinya.  Akan tetapi, kebanyakan hanya sebagai pengalih emosionalnya, bukan untuk penyelesaian dalam selimut gejolak psikis yang tengah dialaminya, sehingga hal ini akan terlihat bahwa pria terkesan lebih kuat ketika sedang putus cinta. Padahal pria itu sangat susah move on dibandingkan wanita.  Alasan Pria Susah Berpaling Setelah Berhubungan  Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa pria memang susah berpaling setelah berhubungan. Untuk menguatkannya, maka di bawah ini akan dijelaskan alasan lebih lanjut tentang pria yang susah berpaling.  1. Merasa Saling Terikat  Kehadiran cinta memang begitu menakjubkan, rasa-rasanya memang lebih indah daripada yang lainnya, terlebih cintanya dengan wanita yang sedang didam-idamkan tentu ini adalah hal yang menggairahkan. Dalam sebuah hubungan, cinta bisa memudar seiring berjalannya waktu, tapi cinta yang tulus, tidak akan pernah tetap bisa mempertahankan hubungan itu, bahkan justru membuat pria semakin merasa ingin selalu bersamanya.  Ketika pasangan sudah lama menyatu, maka mereka akan sama-sama membutuhkan perasaan (emosi) untuk membangun hubungan yang indah dan harmonis.  Hal itu dapat terjadi karena ketika saling cinta baik pada pria dan wanitanya akan saling membentuk ikatan bahkan tanpa sadar pria tersebut akan memandangnya sebagai wanita itu adalah rumahnya.  Oleh sebab itu, pria akan susah move on apabila sudah cinta dengan wanita yang dicintainya apalagi sudah menjalani hubungan yang cukup lama atau bahkan sudah dalam hitungan tahun. Jika pria putus hubungan dengan wanita yang dicintainya, maka hati pria itu akan patah, sehingga jiwanya bisa rapuh seperti mau hancur seluruh hati, pikiran, dan raganya.  2. Merasa Kehilangan Persinggahan  Di dalam hubungan cinta yang kuat dengan pernyataan bahwa rata-rata pria memandang wanitanya sebagai tempat persinggahan ataupun rumah terutama jika sang pria sudah merasa terikat batin dan kedekatan. Jika hal seperti itu terjadi, maka ketika sang pria dengan kekasih wanitanya sudah tak menjalin hubungan, maka sang pria akan merasa sangat sedih dan sangat merasa kehilangan.  Faktanya tersebut akan membuat seorang pria merasa patah hati yang sangat dalam, sehingga bisa saja memunculkan masalah pada kesehatannya. Beberapa penelitian juga mengatakan bahwa pria yang baru saja mengalami putus cinta bisa mengalami penurunan pada fungsi kekebalan tubuhnya apabila dibandingkan pada saat menjalani hubungan dengan kekasih wanitanya.  Ada suatu penelitian yang melakukan penelitian terhadap hubungan pria dan wanita yang sudah lama putus atau tidak berhubungan, peneliti tersebut mengungkapkan bahwa ia mencoba menilai keadaan emosional 2.000 pria dan perempuan yang bercerai lalu mengunjungi mereka lagi setelah 6-9 tahun kemudian. Hasil dari penelitian tersebut adalah pria cenderung tidak bisa melupakan hubungan masa lalunya dengan baik, terutama mantan yang memberi kenangan paling mendalam.  Memang benar, perempuan merasa sangat terpukul dan terjatuh di awal perpisahan dan butuh waktu bertahap, sehingga bisa menyembuhkan luka. Namun, lain halnya dengan pria yang justru merasa lega, bebas dan bahkan bahagia di awal perpisahan, tetapi lambat laun si pria akan merasa kehilangan dan lebih susah melepaskan kenangan walaupun waktu terus berjalan.  Peneliti tersebut juga menunjukkan bahwa para perempuan dalam penelitian tersebut justru menjadi lebih ekstrovert (ceria, sosial, dan terbuka) pada tahun-tahun setelah perceraian dibandingkan para pria yang terbukti merasa lebih tidak stabil secara emosional setelah perceraian.  3. Memendam Perasaan yang Ada  Bagi sebagian kecil pria, ketika mengingat kekesalan-kekesalan pada wanita, atau kekurangan-kekurangannya, si pria akan merasa lega karena terbebas dari hubungan yang dijalaninya. Namun, pria merasa jauh lebih sengsara ketika mengingat kelebihan-kelebihan wanitanya.  Hal seperti itu dapat terjadi karena si pria tidak lagi mendapatkan sifat wanitanya yang selalu memperhatikan, membimbing atau bahkan mengurus berbagai keperluannya, tentu ini akan meninggalkan rasa kehilangan yang amat sangat.  Seperti yang telah kita bahas sebelumnya, bahwa pria sangat cenderung memendam apa yang mereka rasakan, hanya saja ia telah menutupinya dengan melampiaskan berbagai hal. Padahal hal demikian akan membuat keadaan semakin sulit, karena secara terpaksa mereka harus mengatasi patah hatinya dengan menyendiri di kamar, atau ketika bersama keluarga ataupun teman ia selalu berlagak tenang, padahal hatinya rapuh.  Hal inilah sesuai dengan kutipan salah satu buku Rusdi Mathari, bahwa “laki-laki memang tidak menangis, tapi hatinya berdarah dik.” Namun berbeda dengan wanita, wanita yang lebih mudah meluapkan isi hatinya termasuk menangis, kemudian curhat kesana-kemari, meminta solusi yang tepat atau bahkan meminta sosok lain untuk menggantikannya. Hal itu akan sangat membantu mereka untuk segera memulihkan perasannya.  4. Tidak Ingin Mengawalinya dari Awal Kembali  Meski usai putus cinta pria bisa segera menemukan pengganti, mereka akan segera menyadari bahwa butuh waktu yang lama untuk mencapai kenyamanan seperti yang didapatkan dari wanita sebelumnya. Jangan salah, pria memang terkesan mudah mencari pengganti wanitanya, tetapi sebenarnya hal itu hanya merupakan pelariannya saja.  Hal itu dilakukan si pria hanya ingin membuktikan bahwa dirinya baik-baik saja tanpa kehadiran si wanitanya. Namun, setelah beberapa kali berkencan, mungkin dengan beberapa wanita yang berbeda, si pria akan segera menyadari bahwa ia sebenarnya membutuhkan waktu lama untuk mencapai tingkat kenyamanan seperti yang didapatkannya dari wanita masa lalunya.  Sayangnya, menurut penelitian dari Universitas Carnegie Mellon, pria sering terlambat menyadari bahwa keintiman sosial menjadi pondasi dari hubungan yang memiliki ketahanan yang cukup lama dengan si wanita tersebut, sehingga pria ini dikatakan sulit move on karena tidak ingin mengawalinya seperti dari awal semula. Oleh karena itu, hal inilah sering terjadi penyesalan atau bahkan kembali lagi bersamanya, dengan syarat jika wanita itu mau menerima sosok pria tersebut.  5. Masih Berharap Ingin Kembali  Durasi menjalin hubungan percintaan juga menentukan seseorang bisa melupakan wanita yang pernah dicintainya dengan cepat atau tidak. Semakin lama hubungan berjalan, kecenderungan untuk melupakan akan semakin sulit. Hal ini juga ada hubungannya dengan kebiasaan yang pernah dilakukan ketika masih menjadi kekasih dari wanitanya pada masa itu.  Meskipun masih marah dan kecewa, nyatanya diam-diam pria masih sangat berharap untuk bisa kembali bersama. Si pria itu juga menyadari akan kesalahan-kesalahan yang pernah dibuatnya. Pada dasarnya, mengharapkan mantan kekasih kembali sebenarnya bukan hal yang buruk, terutama bila pria masih memiliki perasaan padanya.  Akan tetapi, jika itu berlangsung selama berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun dan tak ada perkembangan sama sekali, sudah saatnya untuk berhenti menunggu. Pikirkan kembali apakah kamu (si pria) benar-benar bisa mendapatkan kesempatan kedua atau tidak. Oleh karena itu, berhenti berandai-andai, dan percayalah bahwa kamu layak mendapatkan pasangan yang lebih baik suatu saat nanti.  6. Menyalahkan Diri Sendiri  Salah satu perasaan yang menghantui pria ketika putus adalah membayangkan kalau dirinya tidak akan menemukan atau bahkan mendapatkan seorang wanita yang tepat seperti mantan kekasihnya. Pria terlalu takut untuk menjadi pribadi seperti semula tanpa pasangan dari sang mantan, sehingga hal ini akan membuat pria merasa cemas dan merasa “sendirian” tanpa wanita.  Jika hal seperti itu terus terjadi, maka si pria akan semakin sulit untuk membiarkan wanita yang pernah dicintainya pergi. Namun, perpisahan adalah kesempatan untuk belajar lebih dalam tentang memahami diri sendiri. Dengan begitu, baik pria maupun wanita akan mengubah dirinya menjadi pribadi yang lebih baik dan dewasa.  Cara Pria Supaya untuk Move On  Ada beberapa cara terbaik untuk bisa dilakukan bagi kamu yang ingin berusaha move on dari patah hati. Berikut ini beberapa cara pria agar bisa move on.  Seimbangkan Kenangan yang Melintas  Setelah putus cinta, pasti kenangan selalu melintas dengan mengingat mantan. Namun, menurut Guy Winch, psikolog yang menuliskan sebuah buku berjudul How to fix a Broken Heart mengingatkan kita, agar setiap kenangan yang muncul di dalam diri jangan berat sebelah. Dengan kata lain, sebagai pria yang kuat, kamu harus memastikan setiap pikiran tentang mantan memang tetap realistis dan tidak berat sebelah.  Secara sederhana ungkapan itu dapat diartikan, seperti jika pikiranmu memunculkan momen-momen bahagia dengan kebersamaan kalian saat liburan, atau jalan bareng, maka kamu perlu menambahkan dengan momen-momen liburan yang membuatmu marah dan benar-benar sedih sampai tidak mau liburan bersama.  Anggap saja Putus Cinta adalah Bagian Kecil  Putus cinta dengan kekasih tidak berarti dunia ini telah runtuh dan berakhir sudah. Untuk kamu pria yang sejati boleh kok, merasa sedih atau galau. Namun, jangan sampai menganggap bahwa ini merupakan akhir dari segalanya termasuk kehidupanmu.  Semua orang pasti pernah mengalami patah hati, putus cinta, atau situasi yang tidak baik-baik, sehingga muak untuk merasakan kehidupan ini. Apabila orang lain saja mampu melewati masa-masa itu, maka kamu harus bisa melakukan hal yang sama.    Oleh karena itu, ketika sedang galau, kamu harus percaya bahwa seiring berjalannya waktu semua luka akan reda dan hilang. Dengan demikian, rasa sakit yang diderita akan dapat dijadikan sebagai sebuah pelajaran yang berharga di waktu berikutnya. Singkatnya, untuk bisa move on, kamu bisa menganggap bahwa putus cinta merupakan bagian kecil dari perjalanan kehidupan.  Hindari Stalking Sosial Medianya  Langkah selanjutnya untuk bisa move on adalah tidak perlu mengecek media sosialnya. Hal seperti itu hanya akan memperkuat kehadirannya di dalam benakmu. Akibatnya, semakin sulit bagimu untuk berhenti membayangkan tentang dirinya dan hubungan kalian yang sudah kandas. Pokoknya harus menghindari, jangan terlalu sering mengecek media sosialnya.  Jangan Menanyakan Hubungan yang Berakhir  Pria yang kuat, tidak perlu terus-terusan mempertanyakan kenapa hubungan kalian berakhir. Hal seperti itu hanya akan membuatnya terus-terusan menjadi tokoh utama di dalam hidupmu. Terima saja kenyataan apa adanya, karena nasi sudah menjadi bubur, sehingga semakin lebih yakin dalam menjalani kehidupan ini.  Lakukan Hal yang Menyenangkan  Jika ingin benar-benar meredakan rasa sakit hatimu, kamu cobalah untuk melakukan aktivitas yang biasanya kamu lakukan dengan membuatmu gembira dan menghibur, seperti membaca buku, menonton film, dan sebagainya. Dengan kata lain, terus saja bergerak seperti ini sangat penting untuk membuatmu terbiasa dengan fakta bahwa hidup ini terus berjalan.  Manfaatkan Support dari Sahabat  Hubungi teman-teman terdekatmu dan manfaatkan penghiburan serta dukungan emosional yang mereka berikan. “Hal terbaik yang bisa dilakukan adalah membicarakan apa yang kamu rasakan mengenai perpisahan itu dengan teman dekat dan orang-orang tersayang,” tutur Dr. Michael Zentman, seorang psikolog kepada Insider. Ia juga mengatakan bahwa “Mendengar diri Anda sendiri mengatakan dengan jelas apa yang Anda rasakan dengan disaksikan orang lain bisa sangat membantu.”  Lakukan Olahraga Rutin  Selain melakukan hobi yang kamu senangi, langkah move on dari mantan kekasih yang selanjutnya adalah dengan berolahraga. Saat tubuh berolahraga, hormon kortisol juga sebagai pemicu stres kemudian akan menurun. Dengan begitu, rasa sedih yang kamu alami selama ini dapat tergantikan dengan meningkatkan kesehatan dan kebahagiaan tubuh. Kesehatanlah yang akan kau dapati selama hal itu terus dilakukan.  Meskipun perpisahan seperti mudah diterima, tetapi kebanyakan orang akan sulit untuk memahami akan hal itu. Bahkan, tak sedikit juga yang lebih sering memikirkan rasa sakit yang cukup dalam daripada memikirkan cara untuk move on. Apabila hal seperti itu terus dibiarkan, maka kesehatan tubuh akan turun dan bisa mengganggu kesehatan. Apakah Anda setuju dengan ungkapan bahwa pria lebih susah untuk berpaling atau move on ketika patah hati? Kalau aku sendiri sih, setuju saja. Akan tetapi, semua akan sulit baik pria ataupun wanita jika menemui patah hati, terlebih ditinggal pas lagi sayang-sayangnya, tentu itu sangat dalam banget rasa sakit yang didapatnya.  Namun, tidak dapat kita pungkiri sobat, karena nyatanya tidak semua kisah bisa bertahan dan setiap orang harus mampu menerimanya, seperti yang kita sering dengar di tiktok, “adek… cinta itu tak selamanya indah, adek. Terkadang cinta membuat luka” Semua kata yang ada di beberapa video tiktok itu benar adanya atau bahkan kita sendiri mungkin pernah merasakan hal seperti itu.  Sebenarnya kalau sobat Anda sering dengar anggapan dari banyak orang bahwa wanita lebih susah untuk move on dari hubungan cinta yang kandas ketimbang pria. Sedangkan pria dalam hubungan cinta, selalu bosan dengan konstansi monogami dan juga dengan seenaknya putus dengan kekasih, bahkan istri sekalipun. Sementara, pria itu dengan bebas menikmati masa kesendiriannya, anggapan mantan menangis jadi bayangan konstan.   Riset Pria Susah Move On  Mari kita buktikan bahwa pria susah berpaling setelah berhubungan dengan kutipan sumber yang telah disiapkan.  Pada tahun 2019, pria ingin berada dalam hubungan asmara sedalam yang diinginkan oleh wanita. Dalam sejumlah penelitian, secara pribadi, pria bahkan lebih susah move on setelah putus cinta. Seperti dalam jurnal yang ditulis Marital Status, Health, and Mortality yang diterbitkan Robards, James, Maria Evandrou, Jane Falkingham, dan Athina Vlachantoni pada 2012, perpisahan diasosiasikan dengan efek fisik dan mental lebih buruk untuk pria daripada wanitanya.  Karena konstruksi sosial yang terjadi secara emosional, pria sebenarnya sangat bergantung pada pasangan mereka dan punya alternatif sumber dukungan lebih sedikit dari wanita. Terbukti dari sebuah survei yang dilakukan persen pria memilih pasangan mereka dan perempuan hanya 39 persen soal pendukung emosional.  Dari fakta tersebut, tak berujung pada kesimpulan bahwa pria lebih punya sedikit teman maupun keluarga. Akan tetapi, tak lekat secara emosional, sehingga membuat peran orang di sekitar mereka jadi berbeda.  Bahkan, beberapa peneliti mengeluarkan argumentasi bahwa pria cenderung menolak mencari pertolongan dari teman saat putus cinta. Namun, pada kenyataannya, sebenarnya mereka memang berkumpul dengan teman dan keluarganya, jika hal demikian ditemuinya.  Akan tetapi, kebanyakan hanya sebagai pengalih emosionalnya, bukan untuk penyelesaian dalam selimut gejolak psikis yang tengah dialaminya, sehingga hal ini akan terlihat bahwa pria terkesan lebih kuat ketika sedang putus cinta. Padahal pria itu sangat susah move on dibandingkan wanita.  Alasan Pria Susah Berpaling Setelah Berhubungan  Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa pria memang susah berpaling setelah berhubungan. Untuk menguatkannya, maka di bawah ini akan dijelaskan alasan lebih lanjut tentang pria yang susah berpaling.  1. Merasa Saling Terikat  Kehadiran cinta memang begitu menakjubkan, rasa-rasanya memang lebih indah daripada yang lainnya, terlebih cintanya dengan wanita yang sedang didam-idamkan tentu ini adalah hal yang menggairahkan. Dalam sebuah hubungan, cinta bisa memudar seiring berjalannya waktu, tapi cinta yang tulus, tidak akan pernah tetap bisa mempertahankan hubungan itu, bahkan justru membuat pria semakin merasa ingin selalu bersamanya.  Ketika pasangan sudah lama menyatu, maka mereka akan sama-sama membutuhkan perasaan (emosi) untuk membangun hubungan yang indah dan harmonis.  Hal itu dapat terjadi karena ketika saling cinta baik pada pria dan wanitanya akan saling membentuk ikatan bahkan tanpa sadar pria tersebut akan memandangnya sebagai wanita itu adalah rumahnya.  Oleh sebab itu, pria akan susah move on apabila sudah cinta dengan wanita yang dicintainya apalagi sudah menjalani hubungan yang cukup lama atau bahkan sudah dalam hitungan tahun. Jika pria putus hubungan dengan wanita yang dicintainya, maka hati pria itu akan patah, sehingga jiwanya bisa rapuh seperti mau hancur seluruh hati, pikiran, dan raganya.  2. Merasa Kehilangan Persinggahan  Di dalam hubungan cinta yang kuat dengan pernyataan bahwa rata-rata pria memandang wanitanya sebagai tempat persinggahan ataupun rumah terutama jika sang pria sudah merasa terikat batin dan kedekatan. Jika hal seperti itu terjadi, maka ketika sang pria dengan kekasih wanitanya sudah tak menjalin hubungan, maka sang pria akan merasa sangat sedih dan sangat merasa kehilangan.  Faktanya tersebut akan membuat seorang pria merasa patah hati yang sangat dalam, sehingga bisa saja memunculkan masalah pada kesehatannya. Beberapa penelitian juga mengatakan bahwa pria yang baru saja mengalami putus cinta bisa mengalami penurunan pada fungsi kekebalan tubuhnya apabila dibandingkan pada saat menjalani hubungan dengan kekasih wanitanya.  Ada suatu penelitian yang melakukan penelitian terhadap hubungan pria dan wanita yang sudah lama putus atau tidak berhubungan, peneliti tersebut mengungkapkan bahwa ia mencoba menilai keadaan emosional 2.000 pria dan perempuan yang bercerai lalu mengunjungi mereka lagi setelah 6-9 tahun kemudian. Hasil dari penelitian tersebut adalah pria cenderung tidak bisa melupakan hubungan masa lalunya dengan baik, terutama mantan yang memberi kenangan paling mendalam.  Memang benar, perempuan merasa sangat terpukul dan terjatuh di awal perpisahan dan butuh waktu bertahap, sehingga bisa menyembuhkan luka. Namun, lain halnya dengan pria yang justru merasa lega, bebas dan bahkan bahagia di awal perpisahan, tetapi lambat laun si pria akan merasa kehilangan dan lebih susah melepaskan kenangan walaupun waktu terus berjalan.  Peneliti tersebut juga menunjukkan bahwa para perempuan dalam penelitian tersebut justru menjadi lebih ekstrovert (ceria, sosial, dan terbuka) pada tahun-tahun setelah perceraian dibandingkan para pria yang terbukti merasa lebih tidak stabil secara emosional setelah perceraian.  3. Memendam Perasaan yang Ada  Bagi sebagian kecil pria, ketika mengingat kekesalan-kekesalan pada wanita, atau kekurangan-kekurangannya, si pria akan merasa lega karena terbebas dari hubungan yang dijalaninya. Namun, pria merasa jauh lebih sengsara ketika mengingat kelebihan-kelebihan wanitanya.  Hal seperti itu dapat terjadi karena si pria tidak lagi mendapatkan sifat wanitanya yang selalu memperhatikan, membimbing atau bahkan mengurus berbagai keperluannya, tentu ini akan meninggalkan rasa kehilangan yang amat sangat.  Seperti yang telah kita bahas sebelumnya, bahwa pria sangat cenderung memendam apa yang mereka rasakan, hanya saja ia telah menutupinya dengan melampiaskan berbagai hal. Padahal hal demikian akan membuat keadaan semakin sulit, karena secara terpaksa mereka harus mengatasi patah hatinya dengan menyendiri di kamar, atau ketika bersama keluarga ataupun teman ia selalu berlagak tenang, padahal hatinya rapuh.  Hal inilah sesuai dengan kutipan salah satu buku Rusdi Mathari, bahwa “laki-laki memang tidak menangis, tapi hatinya berdarah dik.” Namun berbeda dengan wanita, wanita yang lebih mudah meluapkan isi hatinya termasuk menangis, kemudian curhat kesana-kemari, meminta solusi yang tepat atau bahkan meminta sosok lain untuk menggantikannya. Hal itu akan sangat membantu mereka untuk segera memulihkan perasannya.  4. Tidak Ingin Mengawalinya dari Awal Kembali  Meski usai putus cinta pria bisa segera menemukan pengganti, mereka akan segera menyadari bahwa butuh waktu yang lama untuk mencapai kenyamanan seperti yang didapatkan dari wanita sebelumnya. Jangan salah, pria memang terkesan mudah mencari pengganti wanitanya, tetapi sebenarnya hal itu hanya merupakan pelariannya saja.  Hal itu dilakukan si pria hanya ingin membuktikan bahwa dirinya baik-baik saja tanpa kehadiran si wanitanya. Namun, setelah beberapa kali berkencan, mungkin dengan beberapa wanita yang berbeda, si pria akan segera menyadari bahwa ia sebenarnya membutuhkan waktu lama untuk mencapai tingkat kenyamanan seperti yang didapatkannya dari wanita masa lalunya.  Sayangnya, menurut penelitian dari Universitas Carnegie Mellon, pria sering terlambat menyadari bahwa keintiman sosial menjadi pondasi dari hubungan yang memiliki ketahanan yang cukup lama dengan si wanita tersebut, sehingga pria ini dikatakan sulit move on karena tidak ingin mengawalinya seperti dari awal semula. Oleh karena itu, hal inilah sering terjadi penyesalan atau bahkan kembali lagi bersamanya, dengan syarat jika wanita itu mau menerima sosok pria tersebut.  5. Masih Berharap Ingin Kembali  Durasi menjalin hubungan percintaan juga menentukan seseorang bisa melupakan wanita yang pernah dicintainya dengan cepat atau tidak. Semakin lama hubungan berjalan, kecenderungan untuk melupakan akan semakin sulit. Hal ini juga ada hubungannya dengan kebiasaan yang pernah dilakukan ketika masih menjadi kekasih dari wanitanya pada masa itu.  Meskipun masih marah dan kecewa, nyatanya diam-diam pria masih sangat berharap untuk bisa kembali bersama. Si pria itu juga menyadari akan kesalahan-kesalahan yang pernah dibuatnya. Pada dasarnya, mengharapkan mantan kekasih kembali sebenarnya bukan hal yang buruk, terutama bila pria masih memiliki perasaan padanya.  Akan tetapi, jika itu berlangsung selama berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun dan tak ada perkembangan sama sekali, sudah saatnya untuk berhenti menunggu. Pikirkan kembali apakah kamu (si pria) benar-benar bisa mendapatkan kesempatan kedua atau tidak. Oleh karena itu, berhenti berandai-andai, dan percayalah bahwa kamu layak mendapatkan pasangan yang lebih baik suatu saat nanti.  6. Menyalahkan Diri Sendiri  Salah satu perasaan yang menghantui pria ketika putus adalah membayangkan kalau dirinya tidak akan menemukan atau bahkan mendapatkan seorang wanita yang tepat seperti mantan kekasihnya. Pria terlalu takut untuk menjadi pribadi seperti semula tanpa pasangan dari sang mantan, sehingga hal ini akan membuat pria merasa cemas dan merasa “sendirian” tanpa wanita.  Jika hal seperti itu terus terjadi, maka si pria akan semakin sulit untuk membiarkan wanita yang pernah dicintainya pergi. Namun, perpisahan adalah kesempatan untuk belajar lebih dalam tentang memahami diri sendiri. Dengan begitu, baik pria maupun wanita akan mengubah dirinya menjadi pribadi yang lebih baik dan dewasa.  Cara Pria Supaya untuk Move On  Ada beberapa cara terbaik untuk bisa dilakukan bagi kamu yang ingin berusaha move on dari patah hati. Berikut ini beberapa cara pria agar bisa move on.  Seimbangkan Kenangan yang Melintas  Setelah putus cinta, pasti kenangan selalu melintas dengan mengingat mantan. Namun, menurut Guy Winch, psikolog yang menuliskan sebuah buku berjudul How to fix a Broken Heart mengingatkan kita, agar setiap kenangan yang muncul di dalam diri jangan berat sebelah. Dengan kata lain, sebagai pria yang kuat, kamu harus memastikan setiap pikiran tentang mantan memang tetap realistis dan tidak berat sebelah.  Secara sederhana ungkapan itu dapat diartikan, seperti jika pikiranmu memunculkan momen-momen bahagia dengan kebersamaan kalian saat liburan, atau jalan bareng, maka kamu perlu menambahkan dengan momen-momen liburan yang membuatmu marah dan benar-benar sedih sampai tidak mau liburan bersama.  Anggap saja Putus Cinta adalah Bagian Kecil  Putus cinta dengan kekasih tidak berarti dunia ini telah runtuh dan berakhir sudah. Untuk kamu pria yang sejati boleh kok, merasa sedih atau galau. Namun, jangan sampai menganggap bahwa ini merupakan akhir dari segalanya termasuk kehidupanmu.  Semua orang pasti pernah mengalami patah hati, putus cinta, atau situasi yang tidak baik-baik, sehingga muak untuk merasakan kehidupan ini. Apabila orang lain saja mampu melewati masa-masa itu, maka kamu harus bisa melakukan hal yang sama.    Oleh karena itu, ketika sedang galau, kamu harus percaya bahwa seiring berjalannya waktu semua luka akan reda dan hilang. Dengan demikian, rasa sakit yang diderita akan dapat dijadikan sebagai sebuah pelajaran yang berharga di waktu berikutnya. Singkatnya, untuk bisa move on, kamu bisa menganggap bahwa putus cinta merupakan bagian kecil dari perjalanan kehidupan.  Hindari Stalking Sosial Medianya  Langkah selanjutnya untuk bisa move on adalah tidak perlu mengecek media sosialnya. Hal seperti itu hanya akan memperkuat kehadirannya di dalam benakmu. Akibatnya, semakin sulit bagimu untuk berhenti membayangkan tentang dirinya dan hubungan kalian yang sudah kandas. Pokoknya harus menghindari, jangan terlalu sering mengecek media sosialnya.  Jangan Menanyakan Hubungan yang Berakhir  Pria yang kuat, tidak perlu terus-terusan mempertanyakan kenapa hubungan kalian berakhir. Hal seperti itu hanya akan membuatnya terus-terusan menjadi tokoh utama di dalam hidupmu. Terima saja kenyataan apa adanya, karena nasi sudah menjadi bubur, sehingga semakin lebih yakin dalam menjalani kehidupan ini.  Lakukan Hal yang Menyenangkan  Jika ingin benar-benar meredakan rasa sakit hatimu, kamu cobalah untuk melakukan aktivitas yang biasanya kamu lakukan dengan membuatmu gembira dan menghibur, seperti membaca buku, menonton film, dan sebagainya. Dengan kata lain, terus saja bergerak seperti ini sangat penting untuk membuatmu terbiasa dengan fakta bahwa hidup ini terus berjalan.  Manfaatkan Support dari Sahabat  Hubungi teman-teman terdekatmu dan manfaatkan penghiburan serta dukungan emosional yang mereka berikan. “Hal terbaik yang bisa dilakukan adalah membicarakan apa yang kamu rasakan mengenai perpisahan itu dengan teman dekat dan orang-orang tersayang,” tutur Dr. Michael Zentman, seorang psikolog kepada Insider. Ia juga mengatakan bahwa “Mendengar diri Anda sendiri mengatakan dengan jelas apa yang Anda rasakan dengan disaksikan orang lain bisa sangat membantu.”  Lakukan Olahraga Rutin  Selain melakukan hobi yang kamu senangi, langkah move on dari mantan kekasih yang selanjutnya adalah dengan berolahraga. Saat tubuh berolahraga, hormon kortisol juga sebagai pemicu stres kemudian akan menurun. Dengan begitu, rasa sedih yang kamu alami selama ini dapat tergantikan dengan meningkatkan kesehatan dan kebahagiaan tubuh. Kesehatanlah yang akan kau dapati selama hal itu terus dilakukan.  Meskipun perpisahan seperti mudah diterima, tetapi kebanyakan orang akan sulit untuk memahami akan hal itu. Bahkan, tak sedikit juga yang lebih sering memikirkan rasa sakit yang cukup dalam daripada memikirkan cara untuk move on. Apabila hal seperti itu terus dibiarkan, maka kesehatan tubuh akan turun dan bisa mengganggu kesehatan.

Ada beberapa cara terbaik untuk bisa dilakukan bagi kamu yang ingin berusaha move on dari patah hati. Berikut ini beberapa cara pria agar bisa move on.

Seimbangkan Kenangan yang Melintas

Setelah putus cinta, pasti kenangan selalu melintas dengan mengingat mantan. Namun, menurut Guy Winch, psikolog yang menuliskan sebuah buku berjudul How to fix a Broken Heart mengingatkan kita, agar setiap kenangan yang muncul di dalam diri jangan berat sebelah. Dengan kata lain, sebagai pria yang kuat, kamu harus memastikan setiap pikiran tentang mantan memang tetap realistis dan tidak berat sebelah.

Secara sederhana ungkapan itu dapat diartikan, seperti jika pikiranmu memunculkan momen-momen bahagia dengan kebersamaan kalian saat liburan, atau jalan bareng, maka kamu perlu menambahkan dengan momen-momen liburan yang membuatmu marah dan benar-benar sedih sampai tidak mau liburan bersama.

Anggap saja Putus Cinta adalah Bagian Kecil

Apakah Anda setuju dengan ungkapan bahwa pria lebih susah untuk berpaling atau move on ketika patah hati? Kalau aku sendiri sih, setuju saja. Akan tetapi, semua akan sulit baik pria ataupun wanita jika menemui patah hati, terlebih ditinggal pas lagi sayang-sayangnya, tentu itu sangat dalam banget rasa sakit yang didapatnya.  Namun, tidak dapat kita pungkiri sobat, karena nyatanya tidak semua kisah bisa bertahan dan setiap orang harus mampu menerimanya, seperti yang kita sering dengar di tiktok, “adek… cinta itu tak selamanya indah, adek. Terkadang cinta membuat luka” Semua kata yang ada di beberapa video tiktok itu benar adanya atau bahkan kita sendiri mungkin pernah merasakan hal seperti itu.  Sebenarnya kalau sobat Anda sering dengar anggapan dari banyak orang bahwa wanita lebih susah untuk move on dari hubungan cinta yang kandas ketimbang pria. Sedangkan pria dalam hubungan cinta, selalu bosan dengan konstansi monogami dan juga dengan seenaknya putus dengan kekasih, bahkan istri sekalipun. Sementara, pria itu dengan bebas menikmati masa kesendiriannya, anggapan mantan menangis jadi bayangan konstan.   Riset Pria Susah Move On  Mari kita buktikan bahwa pria susah berpaling setelah berhubungan dengan kutipan sumber yang telah disiapkan.  Pada tahun 2019, pria ingin berada dalam hubungan asmara sedalam yang diinginkan oleh wanita. Dalam sejumlah penelitian, secara pribadi, pria bahkan lebih susah move on setelah putus cinta. Seperti dalam jurnal yang ditulis Marital Status, Health, and Mortality yang diterbitkan Robards, James, Maria Evandrou, Jane Falkingham, dan Athina Vlachantoni pada 2012, perpisahan diasosiasikan dengan efek fisik dan mental lebih buruk untuk pria daripada wanitanya.  Karena konstruksi sosial yang terjadi secara emosional, pria sebenarnya sangat bergantung pada pasangan mereka dan punya alternatif sumber dukungan lebih sedikit dari wanita. Terbukti dari sebuah survei yang dilakukan persen pria memilih pasangan mereka dan perempuan hanya 39 persen soal pendukung emosional.  Dari fakta tersebut, tak berujung pada kesimpulan bahwa pria lebih punya sedikit teman maupun keluarga. Akan tetapi, tak lekat secara emosional, sehingga membuat peran orang di sekitar mereka jadi berbeda.  Bahkan, beberapa peneliti mengeluarkan argumentasi bahwa pria cenderung menolak mencari pertolongan dari teman saat putus cinta. Namun, pada kenyataannya, sebenarnya mereka memang berkumpul dengan teman dan keluarganya, jika hal demikian ditemuinya.  Akan tetapi, kebanyakan hanya sebagai pengalih emosionalnya, bukan untuk penyelesaian dalam selimut gejolak psikis yang tengah dialaminya, sehingga hal ini akan terlihat bahwa pria terkesan lebih kuat ketika sedang putus cinta. Padahal pria itu sangat susah move on dibandingkan wanita.  Alasan Pria Susah Berpaling Setelah Berhubungan  Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa pria memang susah berpaling setelah berhubungan. Untuk menguatkannya, maka di bawah ini akan dijelaskan alasan lebih lanjut tentang pria yang susah berpaling.  1. Merasa Saling Terikat  Kehadiran cinta memang begitu menakjubkan, rasa-rasanya memang lebih indah daripada yang lainnya, terlebih cintanya dengan wanita yang sedang didam-idamkan tentu ini adalah hal yang menggairahkan. Dalam sebuah hubungan, cinta bisa memudar seiring berjalannya waktu, tapi cinta yang tulus, tidak akan pernah tetap bisa mempertahankan hubungan itu, bahkan justru membuat pria semakin merasa ingin selalu bersamanya.  Ketika pasangan sudah lama menyatu, maka mereka akan sama-sama membutuhkan perasaan (emosi) untuk membangun hubungan yang indah dan harmonis.  Hal itu dapat terjadi karena ketika saling cinta baik pada pria dan wanitanya akan saling membentuk ikatan bahkan tanpa sadar pria tersebut akan memandangnya sebagai wanita itu adalah rumahnya.  Oleh sebab itu, pria akan susah move on apabila sudah cinta dengan wanita yang dicintainya apalagi sudah menjalani hubungan yang cukup lama atau bahkan sudah dalam hitungan tahun. Jika pria putus hubungan dengan wanita yang dicintainya, maka hati pria itu akan patah, sehingga jiwanya bisa rapuh seperti mau hancur seluruh hati, pikiran, dan raganya.  2. Merasa Kehilangan Persinggahan  Di dalam hubungan cinta yang kuat dengan pernyataan bahwa rata-rata pria memandang wanitanya sebagai tempat persinggahan ataupun rumah terutama jika sang pria sudah merasa terikat batin dan kedekatan. Jika hal seperti itu terjadi, maka ketika sang pria dengan kekasih wanitanya sudah tak menjalin hubungan, maka sang pria akan merasa sangat sedih dan sangat merasa kehilangan.  Faktanya tersebut akan membuat seorang pria merasa patah hati yang sangat dalam, sehingga bisa saja memunculkan masalah pada kesehatannya. Beberapa penelitian juga mengatakan bahwa pria yang baru saja mengalami putus cinta bisa mengalami penurunan pada fungsi kekebalan tubuhnya apabila dibandingkan pada saat menjalani hubungan dengan kekasih wanitanya.  Ada suatu penelitian yang melakukan penelitian terhadap hubungan pria dan wanita yang sudah lama putus atau tidak berhubungan, peneliti tersebut mengungkapkan bahwa ia mencoba menilai keadaan emosional 2.000 pria dan perempuan yang bercerai lalu mengunjungi mereka lagi setelah 6-9 tahun kemudian. Hasil dari penelitian tersebut adalah pria cenderung tidak bisa melupakan hubungan masa lalunya dengan baik, terutama mantan yang memberi kenangan paling mendalam.  Memang benar, perempuan merasa sangat terpukul dan terjatuh di awal perpisahan dan butuh waktu bertahap, sehingga bisa menyembuhkan luka. Namun, lain halnya dengan pria yang justru merasa lega, bebas dan bahkan bahagia di awal perpisahan, tetapi lambat laun si pria akan merasa kehilangan dan lebih susah melepaskan kenangan walaupun waktu terus berjalan.  Peneliti tersebut juga menunjukkan bahwa para perempuan dalam penelitian tersebut justru menjadi lebih ekstrovert (ceria, sosial, dan terbuka) pada tahun-tahun setelah perceraian dibandingkan para pria yang terbukti merasa lebih tidak stabil secara emosional setelah perceraian.  3. Memendam Perasaan yang Ada  Bagi sebagian kecil pria, ketika mengingat kekesalan-kekesalan pada wanita, atau kekurangan-kekurangannya, si pria akan merasa lega karena terbebas dari hubungan yang dijalaninya. Namun, pria merasa jauh lebih sengsara ketika mengingat kelebihan-kelebihan wanitanya.  Hal seperti itu dapat terjadi karena si pria tidak lagi mendapatkan sifat wanitanya yang selalu memperhatikan, membimbing atau bahkan mengurus berbagai keperluannya, tentu ini akan meninggalkan rasa kehilangan yang amat sangat.  Seperti yang telah kita bahas sebelumnya, bahwa pria sangat cenderung memendam apa yang mereka rasakan, hanya saja ia telah menutupinya dengan melampiaskan berbagai hal. Padahal hal demikian akan membuat keadaan semakin sulit, karena secara terpaksa mereka harus mengatasi patah hatinya dengan menyendiri di kamar, atau ketika bersama keluarga ataupun teman ia selalu berlagak tenang, padahal hatinya rapuh.  Hal inilah sesuai dengan kutipan salah satu buku Rusdi Mathari, bahwa “laki-laki memang tidak menangis, tapi hatinya berdarah dik.” Namun berbeda dengan wanita, wanita yang lebih mudah meluapkan isi hatinya termasuk menangis, kemudian curhat kesana-kemari, meminta solusi yang tepat atau bahkan meminta sosok lain untuk menggantikannya. Hal itu akan sangat membantu mereka untuk segera memulihkan perasannya.  4. Tidak Ingin Mengawalinya dari Awal Kembali  Meski usai putus cinta pria bisa segera menemukan pengganti, mereka akan segera menyadari bahwa butuh waktu yang lama untuk mencapai kenyamanan seperti yang didapatkan dari wanita sebelumnya. Jangan salah, pria memang terkesan mudah mencari pengganti wanitanya, tetapi sebenarnya hal itu hanya merupakan pelariannya saja.  Hal itu dilakukan si pria hanya ingin membuktikan bahwa dirinya baik-baik saja tanpa kehadiran si wanitanya. Namun, setelah beberapa kali berkencan, mungkin dengan beberapa wanita yang berbeda, si pria akan segera menyadari bahwa ia sebenarnya membutuhkan waktu lama untuk mencapai tingkat kenyamanan seperti yang didapatkannya dari wanita masa lalunya.  Sayangnya, menurut penelitian dari Universitas Carnegie Mellon, pria sering terlambat menyadari bahwa keintiman sosial menjadi pondasi dari hubungan yang memiliki ketahanan yang cukup lama dengan si wanita tersebut, sehingga pria ini dikatakan sulit move on karena tidak ingin mengawalinya seperti dari awal semula. Oleh karena itu, hal inilah sering terjadi penyesalan atau bahkan kembali lagi bersamanya, dengan syarat jika wanita itu mau menerima sosok pria tersebut.  5. Masih Berharap Ingin Kembali  Durasi menjalin hubungan percintaan juga menentukan seseorang bisa melupakan wanita yang pernah dicintainya dengan cepat atau tidak. Semakin lama hubungan berjalan, kecenderungan untuk melupakan akan semakin sulit. Hal ini juga ada hubungannya dengan kebiasaan yang pernah dilakukan ketika masih menjadi kekasih dari wanitanya pada masa itu.  Meskipun masih marah dan kecewa, nyatanya diam-diam pria masih sangat berharap untuk bisa kembali bersama. Si pria itu juga menyadari akan kesalahan-kesalahan yang pernah dibuatnya. Pada dasarnya, mengharapkan mantan kekasih kembali sebenarnya bukan hal yang buruk, terutama bila pria masih memiliki perasaan padanya.  Akan tetapi, jika itu berlangsung selama berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun dan tak ada perkembangan sama sekali, sudah saatnya untuk berhenti menunggu. Pikirkan kembali apakah kamu (si pria) benar-benar bisa mendapatkan kesempatan kedua atau tidak. Oleh karena itu, berhenti berandai-andai, dan percayalah bahwa kamu layak mendapatkan pasangan yang lebih baik suatu saat nanti.  6. Menyalahkan Diri Sendiri  Salah satu perasaan yang menghantui pria ketika putus adalah membayangkan kalau dirinya tidak akan menemukan atau bahkan mendapatkan seorang wanita yang tepat seperti mantan kekasihnya. Pria terlalu takut untuk menjadi pribadi seperti semula tanpa pasangan dari sang mantan, sehingga hal ini akan membuat pria merasa cemas dan merasa “sendirian” tanpa wanita.  Jika hal seperti itu terus terjadi, maka si pria akan semakin sulit untuk membiarkan wanita yang pernah dicintainya pergi. Namun, perpisahan adalah kesempatan untuk belajar lebih dalam tentang memahami diri sendiri. Dengan begitu, baik pria maupun wanita akan mengubah dirinya menjadi pribadi yang lebih baik dan dewasa.  Cara Pria Supaya untuk Move On  Ada beberapa cara terbaik untuk bisa dilakukan bagi kamu yang ingin berusaha move on dari patah hati. Berikut ini beberapa cara pria agar bisa move on.  Seimbangkan Kenangan yang Melintas  Setelah putus cinta, pasti kenangan selalu melintas dengan mengingat mantan. Namun, menurut Guy Winch, psikolog yang menuliskan sebuah buku berjudul How to fix a Broken Heart mengingatkan kita, agar setiap kenangan yang muncul di dalam diri jangan berat sebelah. Dengan kata lain, sebagai pria yang kuat, kamu harus memastikan setiap pikiran tentang mantan memang tetap realistis dan tidak berat sebelah.  Secara sederhana ungkapan itu dapat diartikan, seperti jika pikiranmu memunculkan momen-momen bahagia dengan kebersamaan kalian saat liburan, atau jalan bareng, maka kamu perlu menambahkan dengan momen-momen liburan yang membuatmu marah dan benar-benar sedih sampai tidak mau liburan bersama.  Anggap saja Putus Cinta adalah Bagian Kecil  Putus cinta dengan kekasih tidak berarti dunia ini telah runtuh dan berakhir sudah. Untuk kamu pria yang sejati boleh kok, merasa sedih atau galau. Namun, jangan sampai menganggap bahwa ini merupakan akhir dari segalanya termasuk kehidupanmu.  Semua orang pasti pernah mengalami patah hati, putus cinta, atau situasi yang tidak baik-baik, sehingga muak untuk merasakan kehidupan ini. Apabila orang lain saja mampu melewati masa-masa itu, maka kamu harus bisa melakukan hal yang sama.    Oleh karena itu, ketika sedang galau, kamu harus percaya bahwa seiring berjalannya waktu semua luka akan reda dan hilang. Dengan demikian, rasa sakit yang diderita akan dapat dijadikan sebagai sebuah pelajaran yang berharga di waktu berikutnya. Singkatnya, untuk bisa move on, kamu bisa menganggap bahwa putus cinta merupakan bagian kecil dari perjalanan kehidupan.  Hindari Stalking Sosial Medianya  Langkah selanjutnya untuk bisa move on adalah tidak perlu mengecek media sosialnya. Hal seperti itu hanya akan memperkuat kehadirannya di dalam benakmu. Akibatnya, semakin sulit bagimu untuk berhenti membayangkan tentang dirinya dan hubungan kalian yang sudah kandas. Pokoknya harus menghindari, jangan terlalu sering mengecek media sosialnya.  Jangan Menanyakan Hubungan yang Berakhir  Pria yang kuat, tidak perlu terus-terusan mempertanyakan kenapa hubungan kalian berakhir. Hal seperti itu hanya akan membuatnya terus-terusan menjadi tokoh utama di dalam hidupmu. Terima saja kenyataan apa adanya, karena nasi sudah menjadi bubur, sehingga semakin lebih yakin dalam menjalani kehidupan ini.  Lakukan Hal yang Menyenangkan  Jika ingin benar-benar meredakan rasa sakit hatimu, kamu cobalah untuk melakukan aktivitas yang biasanya kamu lakukan dengan membuatmu gembira dan menghibur, seperti membaca buku, menonton film, dan sebagainya. Dengan kata lain, terus saja bergerak seperti ini sangat penting untuk membuatmu terbiasa dengan fakta bahwa hidup ini terus berjalan.  Manfaatkan Support dari Sahabat  Hubungi teman-teman terdekatmu dan manfaatkan penghiburan serta dukungan emosional yang mereka berikan. “Hal terbaik yang bisa dilakukan adalah membicarakan apa yang kamu rasakan mengenai perpisahan itu dengan teman dekat dan orang-orang tersayang,” tutur Dr. Michael Zentman, seorang psikolog kepada Insider. Ia juga mengatakan bahwa “Mendengar diri Anda sendiri mengatakan dengan jelas apa yang Anda rasakan dengan disaksikan orang lain bisa sangat membantu.”  Lakukan Olahraga Rutin  Selain melakukan hobi yang kamu senangi, langkah move on dari mantan kekasih yang selanjutnya adalah dengan berolahraga. Saat tubuh berolahraga, hormon kortisol juga sebagai pemicu stres kemudian akan menurun. Dengan begitu, rasa sedih yang kamu alami selama ini dapat tergantikan dengan meningkatkan kesehatan dan kebahagiaan tubuh. Kesehatanlah yang akan kau dapati selama hal itu terus dilakukan.  Meskipun perpisahan seperti mudah diterima, tetapi kebanyakan orang akan sulit untuk memahami akan hal itu. Bahkan, tak sedikit juga yang lebih sering memikirkan rasa sakit yang cukup dalam daripada memikirkan cara untuk move on. Apabila hal seperti itu terus dibiarkan, maka kesehatan tubuh akan turun dan bisa mengganggu kesehatan. Apakah Anda setuju dengan ungkapan bahwa pria lebih susah untuk berpaling atau move on ketika patah hati? Kalau aku sendiri sih, setuju saja. Akan tetapi, semua akan sulit baik pria ataupun wanita jika menemui patah hati, terlebih ditinggal pas lagi sayang-sayangnya, tentu itu sangat dalam banget rasa sakit yang didapatnya.  Namun, tidak dapat kita pungkiri sobat, karena nyatanya tidak semua kisah bisa bertahan dan setiap orang harus mampu menerimanya, seperti yang kita sering dengar di tiktok, “adek… cinta itu tak selamanya indah, adek. Terkadang cinta membuat luka” Semua kata yang ada di beberapa video tiktok itu benar adanya atau bahkan kita sendiri mungkin pernah merasakan hal seperti itu.  Sebenarnya kalau sobat Anda sering dengar anggapan dari banyak orang bahwa wanita lebih susah untuk move on dari hubungan cinta yang kandas ketimbang pria. Sedangkan pria dalam hubungan cinta, selalu bosan dengan konstansi monogami dan juga dengan seenaknya putus dengan kekasih, bahkan istri sekalipun. Sementara, pria itu dengan bebas menikmati masa kesendiriannya, anggapan mantan menangis jadi bayangan konstan.   Riset Pria Susah Move On  Mari kita buktikan bahwa pria susah berpaling setelah berhubungan dengan kutipan sumber yang telah disiapkan.  Pada tahun 2019, pria ingin berada dalam hubungan asmara sedalam yang diinginkan oleh wanita. Dalam sejumlah penelitian, secara pribadi, pria bahkan lebih susah move on setelah putus cinta. Seperti dalam jurnal yang ditulis Marital Status, Health, and Mortality yang diterbitkan Robards, James, Maria Evandrou, Jane Falkingham, dan Athina Vlachantoni pada 2012, perpisahan diasosiasikan dengan efek fisik dan mental lebih buruk untuk pria daripada wanitanya.  Karena konstruksi sosial yang terjadi secara emosional, pria sebenarnya sangat bergantung pada pasangan mereka dan punya alternatif sumber dukungan lebih sedikit dari wanita. Terbukti dari sebuah survei yang dilakukan persen pria memilih pasangan mereka dan perempuan hanya 39 persen soal pendukung emosional.  Dari fakta tersebut, tak berujung pada kesimpulan bahwa pria lebih punya sedikit teman maupun keluarga. Akan tetapi, tak lekat secara emosional, sehingga membuat peran orang di sekitar mereka jadi berbeda.  Bahkan, beberapa peneliti mengeluarkan argumentasi bahwa pria cenderung menolak mencari pertolongan dari teman saat putus cinta. Namun, pada kenyataannya, sebenarnya mereka memang berkumpul dengan teman dan keluarganya, jika hal demikian ditemuinya.  Akan tetapi, kebanyakan hanya sebagai pengalih emosionalnya, bukan untuk penyelesaian dalam selimut gejolak psikis yang tengah dialaminya, sehingga hal ini akan terlihat bahwa pria terkesan lebih kuat ketika sedang putus cinta. Padahal pria itu sangat susah move on dibandingkan wanita.  Alasan Pria Susah Berpaling Setelah Berhubungan  Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa pria memang susah berpaling setelah berhubungan. Untuk menguatkannya, maka di bawah ini akan dijelaskan alasan lebih lanjut tentang pria yang susah berpaling.  1. Merasa Saling Terikat  Kehadiran cinta memang begitu menakjubkan, rasa-rasanya memang lebih indah daripada yang lainnya, terlebih cintanya dengan wanita yang sedang didam-idamkan tentu ini adalah hal yang menggairahkan. Dalam sebuah hubungan, cinta bisa memudar seiring berjalannya waktu, tapi cinta yang tulus, tidak akan pernah tetap bisa mempertahankan hubungan itu, bahkan justru membuat pria semakin merasa ingin selalu bersamanya.  Ketika pasangan sudah lama menyatu, maka mereka akan sama-sama membutuhkan perasaan (emosi) untuk membangun hubungan yang indah dan harmonis.  Hal itu dapat terjadi karena ketika saling cinta baik pada pria dan wanitanya akan saling membentuk ikatan bahkan tanpa sadar pria tersebut akan memandangnya sebagai wanita itu adalah rumahnya.  Oleh sebab itu, pria akan susah move on apabila sudah cinta dengan wanita yang dicintainya apalagi sudah menjalani hubungan yang cukup lama atau bahkan sudah dalam hitungan tahun. Jika pria putus hubungan dengan wanita yang dicintainya, maka hati pria itu akan patah, sehingga jiwanya bisa rapuh seperti mau hancur seluruh hati, pikiran, dan raganya.  2. Merasa Kehilangan Persinggahan  Di dalam hubungan cinta yang kuat dengan pernyataan bahwa rata-rata pria memandang wanitanya sebagai tempat persinggahan ataupun rumah terutama jika sang pria sudah merasa terikat batin dan kedekatan. Jika hal seperti itu terjadi, maka ketika sang pria dengan kekasih wanitanya sudah tak menjalin hubungan, maka sang pria akan merasa sangat sedih dan sangat merasa kehilangan.  Faktanya tersebut akan membuat seorang pria merasa patah hati yang sangat dalam, sehingga bisa saja memunculkan masalah pada kesehatannya. Beberapa penelitian juga mengatakan bahwa pria yang baru saja mengalami putus cinta bisa mengalami penurunan pada fungsi kekebalan tubuhnya apabila dibandingkan pada saat menjalani hubungan dengan kekasih wanitanya.  Ada suatu penelitian yang melakukan penelitian terhadap hubungan pria dan wanita yang sudah lama putus atau tidak berhubungan, peneliti tersebut mengungkapkan bahwa ia mencoba menilai keadaan emosional 2.000 pria dan perempuan yang bercerai lalu mengunjungi mereka lagi setelah 6-9 tahun kemudian. Hasil dari penelitian tersebut adalah pria cenderung tidak bisa melupakan hubungan masa lalunya dengan baik, terutama mantan yang memberi kenangan paling mendalam.  Memang benar, perempuan merasa sangat terpukul dan terjatuh di awal perpisahan dan butuh waktu bertahap, sehingga bisa menyembuhkan luka. Namun, lain halnya dengan pria yang justru merasa lega, bebas dan bahkan bahagia di awal perpisahan, tetapi lambat laun si pria akan merasa kehilangan dan lebih susah melepaskan kenangan walaupun waktu terus berjalan.  Peneliti tersebut juga menunjukkan bahwa para perempuan dalam penelitian tersebut justru menjadi lebih ekstrovert (ceria, sosial, dan terbuka) pada tahun-tahun setelah perceraian dibandingkan para pria yang terbukti merasa lebih tidak stabil secara emosional setelah perceraian.  3. Memendam Perasaan yang Ada  Bagi sebagian kecil pria, ketika mengingat kekesalan-kekesalan pada wanita, atau kekurangan-kekurangannya, si pria akan merasa lega karena terbebas dari hubungan yang dijalaninya. Namun, pria merasa jauh lebih sengsara ketika mengingat kelebihan-kelebihan wanitanya.  Hal seperti itu dapat terjadi karena si pria tidak lagi mendapatkan sifat wanitanya yang selalu memperhatikan, membimbing atau bahkan mengurus berbagai keperluannya, tentu ini akan meninggalkan rasa kehilangan yang amat sangat.  Seperti yang telah kita bahas sebelumnya, bahwa pria sangat cenderung memendam apa yang mereka rasakan, hanya saja ia telah menutupinya dengan melampiaskan berbagai hal. Padahal hal demikian akan membuat keadaan semakin sulit, karena secara terpaksa mereka harus mengatasi patah hatinya dengan menyendiri di kamar, atau ketika bersama keluarga ataupun teman ia selalu berlagak tenang, padahal hatinya rapuh.  Hal inilah sesuai dengan kutipan salah satu buku Rusdi Mathari, bahwa “laki-laki memang tidak menangis, tapi hatinya berdarah dik.” Namun berbeda dengan wanita, wanita yang lebih mudah meluapkan isi hatinya termasuk menangis, kemudian curhat kesana-kemari, meminta solusi yang tepat atau bahkan meminta sosok lain untuk menggantikannya. Hal itu akan sangat membantu mereka untuk segera memulihkan perasannya.  4. Tidak Ingin Mengawalinya dari Awal Kembali  Meski usai putus cinta pria bisa segera menemukan pengganti, mereka akan segera menyadari bahwa butuh waktu yang lama untuk mencapai kenyamanan seperti yang didapatkan dari wanita sebelumnya. Jangan salah, pria memang terkesan mudah mencari pengganti wanitanya, tetapi sebenarnya hal itu hanya merupakan pelariannya saja.  Hal itu dilakukan si pria hanya ingin membuktikan bahwa dirinya baik-baik saja tanpa kehadiran si wanitanya. Namun, setelah beberapa kali berkencan, mungkin dengan beberapa wanita yang berbeda, si pria akan segera menyadari bahwa ia sebenarnya membutuhkan waktu lama untuk mencapai tingkat kenyamanan seperti yang didapatkannya dari wanita masa lalunya.  Sayangnya, menurut penelitian dari Universitas Carnegie Mellon, pria sering terlambat menyadari bahwa keintiman sosial menjadi pondasi dari hubungan yang memiliki ketahanan yang cukup lama dengan si wanita tersebut, sehingga pria ini dikatakan sulit move on karena tidak ingin mengawalinya seperti dari awal semula. Oleh karena itu, hal inilah sering terjadi penyesalan atau bahkan kembali lagi bersamanya, dengan syarat jika wanita itu mau menerima sosok pria tersebut.  5. Masih Berharap Ingin Kembali  Durasi menjalin hubungan percintaan juga menentukan seseorang bisa melupakan wanita yang pernah dicintainya dengan cepat atau tidak. Semakin lama hubungan berjalan, kecenderungan untuk melupakan akan semakin sulit. Hal ini juga ada hubungannya dengan kebiasaan yang pernah dilakukan ketika masih menjadi kekasih dari wanitanya pada masa itu.  Meskipun masih marah dan kecewa, nyatanya diam-diam pria masih sangat berharap untuk bisa kembali bersama. Si pria itu juga menyadari akan kesalahan-kesalahan yang pernah dibuatnya. Pada dasarnya, mengharapkan mantan kekasih kembali sebenarnya bukan hal yang buruk, terutama bila pria masih memiliki perasaan padanya.  Akan tetapi, jika itu berlangsung selama berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun dan tak ada perkembangan sama sekali, sudah saatnya untuk berhenti menunggu. Pikirkan kembali apakah kamu (si pria) benar-benar bisa mendapatkan kesempatan kedua atau tidak. Oleh karena itu, berhenti berandai-andai, dan percayalah bahwa kamu layak mendapatkan pasangan yang lebih baik suatu saat nanti.  6. Menyalahkan Diri Sendiri  Salah satu perasaan yang menghantui pria ketika putus adalah membayangkan kalau dirinya tidak akan menemukan atau bahkan mendapatkan seorang wanita yang tepat seperti mantan kekasihnya. Pria terlalu takut untuk menjadi pribadi seperti semula tanpa pasangan dari sang mantan, sehingga hal ini akan membuat pria merasa cemas dan merasa “sendirian” tanpa wanita.  Jika hal seperti itu terus terjadi, maka si pria akan semakin sulit untuk membiarkan wanita yang pernah dicintainya pergi. Namun, perpisahan adalah kesempatan untuk belajar lebih dalam tentang memahami diri sendiri. Dengan begitu, baik pria maupun wanita akan mengubah dirinya menjadi pribadi yang lebih baik dan dewasa.  Cara Pria Supaya untuk Move On  Ada beberapa cara terbaik untuk bisa dilakukan bagi kamu yang ingin berusaha move on dari patah hati. Berikut ini beberapa cara pria agar bisa move on.  Seimbangkan Kenangan yang Melintas  Setelah putus cinta, pasti kenangan selalu melintas dengan mengingat mantan. Namun, menurut Guy Winch, psikolog yang menuliskan sebuah buku berjudul How to fix a Broken Heart mengingatkan kita, agar setiap kenangan yang muncul di dalam diri jangan berat sebelah. Dengan kata lain, sebagai pria yang kuat, kamu harus memastikan setiap pikiran tentang mantan memang tetap realistis dan tidak berat sebelah.  Secara sederhana ungkapan itu dapat diartikan, seperti jika pikiranmu memunculkan momen-momen bahagia dengan kebersamaan kalian saat liburan, atau jalan bareng, maka kamu perlu menambahkan dengan momen-momen liburan yang membuatmu marah dan benar-benar sedih sampai tidak mau liburan bersama.  Anggap saja Putus Cinta adalah Bagian Kecil  Putus cinta dengan kekasih tidak berarti dunia ini telah runtuh dan berakhir sudah. Untuk kamu pria yang sejati boleh kok, merasa sedih atau galau. Namun, jangan sampai menganggap bahwa ini merupakan akhir dari segalanya termasuk kehidupanmu.  Semua orang pasti pernah mengalami patah hati, putus cinta, atau situasi yang tidak baik-baik, sehingga muak untuk merasakan kehidupan ini. Apabila orang lain saja mampu melewati masa-masa itu, maka kamu harus bisa melakukan hal yang sama.    Oleh karena itu, ketika sedang galau, kamu harus percaya bahwa seiring berjalannya waktu semua luka akan reda dan hilang. Dengan demikian, rasa sakit yang diderita akan dapat dijadikan sebagai sebuah pelajaran yang berharga di waktu berikutnya. Singkatnya, untuk bisa move on, kamu bisa menganggap bahwa putus cinta merupakan bagian kecil dari perjalanan kehidupan.  Hindari Stalking Sosial Medianya  Langkah selanjutnya untuk bisa move on adalah tidak perlu mengecek media sosialnya. Hal seperti itu hanya akan memperkuat kehadirannya di dalam benakmu. Akibatnya, semakin sulit bagimu untuk berhenti membayangkan tentang dirinya dan hubungan kalian yang sudah kandas. Pokoknya harus menghindari, jangan terlalu sering mengecek media sosialnya.  Jangan Menanyakan Hubungan yang Berakhir  Pria yang kuat, tidak perlu terus-terusan mempertanyakan kenapa hubungan kalian berakhir. Hal seperti itu hanya akan membuatnya terus-terusan menjadi tokoh utama di dalam hidupmu. Terima saja kenyataan apa adanya, karena nasi sudah menjadi bubur, sehingga semakin lebih yakin dalam menjalani kehidupan ini.  Lakukan Hal yang Menyenangkan  Jika ingin benar-benar meredakan rasa sakit hatimu, kamu cobalah untuk melakukan aktivitas yang biasanya kamu lakukan dengan membuatmu gembira dan menghibur, seperti membaca buku, menonton film, dan sebagainya. Dengan kata lain, terus saja bergerak seperti ini sangat penting untuk membuatmu terbiasa dengan fakta bahwa hidup ini terus berjalan.  Manfaatkan Support dari Sahabat  Hubungi teman-teman terdekatmu dan manfaatkan penghiburan serta dukungan emosional yang mereka berikan. “Hal terbaik yang bisa dilakukan adalah membicarakan apa yang kamu rasakan mengenai perpisahan itu dengan teman dekat dan orang-orang tersayang,” tutur Dr. Michael Zentman, seorang psikolog kepada Insider. Ia juga mengatakan bahwa “Mendengar diri Anda sendiri mengatakan dengan jelas apa yang Anda rasakan dengan disaksikan orang lain bisa sangat membantu.”  Lakukan Olahraga Rutin  Selain melakukan hobi yang kamu senangi, langkah move on dari mantan kekasih yang selanjutnya adalah dengan berolahraga. Saat tubuh berolahraga, hormon kortisol juga sebagai pemicu stres kemudian akan menurun. Dengan begitu, rasa sedih yang kamu alami selama ini dapat tergantikan dengan meningkatkan kesehatan dan kebahagiaan tubuh. Kesehatanlah yang akan kau dapati selama hal itu terus dilakukan.  Meskipun perpisahan seperti mudah diterima, tetapi kebanyakan orang akan sulit untuk memahami akan hal itu. Bahkan, tak sedikit juga yang lebih sering memikirkan rasa sakit yang cukup dalam daripada memikirkan cara untuk move on. Apabila hal seperti itu terus dibiarkan, maka kesehatan tubuh akan turun dan bisa mengganggu kesehatan.

Putus cinta dengan kekasih tidak berarti dunia ini telah runtuh dan berakhir sudah. Untuk kamu pria yang sejati boleh kok, merasa sedih atau galau. Namun, jangan sampai menganggap bahwa ini merupakan akhir dari segalanya termasuk kehidupanmu.

Semua orang pasti pernah mengalami patah hati, putus cinta, atau situasi yang tidak baik-baik, sehingga muak untuk merasakan kehidupan ini. Apabila orang lain saja mampu melewati masa-masa itu, maka kamu harus bisa melakukan hal yang sama.

Oleh karena itu, ketika sedang galau, kamu harus percaya bahwa seiring berjalannya waktu semua luka akan reda dan hilang. Dengan demikian, rasa sakit yang diderita akan dapat dijadikan sebagai sebuah pelajaran yang berharga di waktu berikutnya. Singkatnya, untuk bisa move on, kamu bisa menganggap bahwa putus cinta merupakan bagian kecil dari perjalanan kehidupan.

Hindari Stalking Sosial Medianya

Langkah selanjutnya untuk bisa move on adalah tidak perlu mengecek media sosialnya. Hal seperti itu hanya akan memperkuat kehadirannya di dalam benakmu. Akibatnya, semakin sulit bagimu untuk berhenti membayangkan tentang dirinya dan hubungan kalian yang sudah kandas. Pokoknya harus menghindari, jangan terlalu sering mengecek media sosialnya.

Jangan Menanyakan Hubungan yang Berakhir

Apakah Anda setuju dengan ungkapan bahwa pria lebih susah untuk berpaling atau move on ketika patah hati? Kalau aku sendiri sih, setuju saja. Akan tetapi, semua akan sulit baik pria ataupun wanita jika menemui patah hati, terlebih ditinggal pas lagi sayang-sayangnya, tentu itu sangat dalam banget rasa sakit yang didapatnya.  Namun, tidak dapat kita pungkiri sobat, karena nyatanya tidak semua kisah bisa bertahan dan setiap orang harus mampu menerimanya, seperti yang kita sering dengar di tiktok, “adek… cinta itu tak selamanya indah, adek. Terkadang cinta membuat luka” Semua kata yang ada di beberapa video tiktok itu benar adanya atau bahkan kita sendiri mungkin pernah merasakan hal seperti itu.  Sebenarnya kalau sobat Anda sering dengar anggapan dari banyak orang bahwa wanita lebih susah untuk move on dari hubungan cinta yang kandas ketimbang pria. Sedangkan pria dalam hubungan cinta, selalu bosan dengan konstansi monogami dan juga dengan seenaknya putus dengan kekasih, bahkan istri sekalipun. Sementara, pria itu dengan bebas menikmati masa kesendiriannya, anggapan mantan menangis jadi bayangan konstan.   Riset Pria Susah Move On  Mari kita buktikan bahwa pria susah berpaling setelah berhubungan dengan kutipan sumber yang telah disiapkan.  Pada tahun 2019, pria ingin berada dalam hubungan asmara sedalam yang diinginkan oleh wanita. Dalam sejumlah penelitian, secara pribadi, pria bahkan lebih susah move on setelah putus cinta. Seperti dalam jurnal yang ditulis Marital Status, Health, and Mortality yang diterbitkan Robards, James, Maria Evandrou, Jane Falkingham, dan Athina Vlachantoni pada 2012, perpisahan diasosiasikan dengan efek fisik dan mental lebih buruk untuk pria daripada wanitanya.  Karena konstruksi sosial yang terjadi secara emosional, pria sebenarnya sangat bergantung pada pasangan mereka dan punya alternatif sumber dukungan lebih sedikit dari wanita. Terbukti dari sebuah survei yang dilakukan persen pria memilih pasangan mereka dan perempuan hanya 39 persen soal pendukung emosional.  Dari fakta tersebut, tak berujung pada kesimpulan bahwa pria lebih punya sedikit teman maupun keluarga. Akan tetapi, tak lekat secara emosional, sehingga membuat peran orang di sekitar mereka jadi berbeda.  Bahkan, beberapa peneliti mengeluarkan argumentasi bahwa pria cenderung menolak mencari pertolongan dari teman saat putus cinta. Namun, pada kenyataannya, sebenarnya mereka memang berkumpul dengan teman dan keluarganya, jika hal demikian ditemuinya.  Akan tetapi, kebanyakan hanya sebagai pengalih emosionalnya, bukan untuk penyelesaian dalam selimut gejolak psikis yang tengah dialaminya, sehingga hal ini akan terlihat bahwa pria terkesan lebih kuat ketika sedang putus cinta. Padahal pria itu sangat susah move on dibandingkan wanita.  Alasan Pria Susah Berpaling Setelah Berhubungan  Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa pria memang susah berpaling setelah berhubungan. Untuk menguatkannya, maka di bawah ini akan dijelaskan alasan lebih lanjut tentang pria yang susah berpaling.  1. Merasa Saling Terikat  Kehadiran cinta memang begitu menakjubkan, rasa-rasanya memang lebih indah daripada yang lainnya, terlebih cintanya dengan wanita yang sedang didam-idamkan tentu ini adalah hal yang menggairahkan. Dalam sebuah hubungan, cinta bisa memudar seiring berjalannya waktu, tapi cinta yang tulus, tidak akan pernah tetap bisa mempertahankan hubungan itu, bahkan justru membuat pria semakin merasa ingin selalu bersamanya.  Ketika pasangan sudah lama menyatu, maka mereka akan sama-sama membutuhkan perasaan (emosi) untuk membangun hubungan yang indah dan harmonis.  Hal itu dapat terjadi karena ketika saling cinta baik pada pria dan wanitanya akan saling membentuk ikatan bahkan tanpa sadar pria tersebut akan memandangnya sebagai wanita itu adalah rumahnya.  Oleh sebab itu, pria akan susah move on apabila sudah cinta dengan wanita yang dicintainya apalagi sudah menjalani hubungan yang cukup lama atau bahkan sudah dalam hitungan tahun. Jika pria putus hubungan dengan wanita yang dicintainya, maka hati pria itu akan patah, sehingga jiwanya bisa rapuh seperti mau hancur seluruh hati, pikiran, dan raganya.  2. Merasa Kehilangan Persinggahan  Di dalam hubungan cinta yang kuat dengan pernyataan bahwa rata-rata pria memandang wanitanya sebagai tempat persinggahan ataupun rumah terutama jika sang pria sudah merasa terikat batin dan kedekatan. Jika hal seperti itu terjadi, maka ketika sang pria dengan kekasih wanitanya sudah tak menjalin hubungan, maka sang pria akan merasa sangat sedih dan sangat merasa kehilangan.  Faktanya tersebut akan membuat seorang pria merasa patah hati yang sangat dalam, sehingga bisa saja memunculkan masalah pada kesehatannya. Beberapa penelitian juga mengatakan bahwa pria yang baru saja mengalami putus cinta bisa mengalami penurunan pada fungsi kekebalan tubuhnya apabila dibandingkan pada saat menjalani hubungan dengan kekasih wanitanya.  Ada suatu penelitian yang melakukan penelitian terhadap hubungan pria dan wanita yang sudah lama putus atau tidak berhubungan, peneliti tersebut mengungkapkan bahwa ia mencoba menilai keadaan emosional 2.000 pria dan perempuan yang bercerai lalu mengunjungi mereka lagi setelah 6-9 tahun kemudian. Hasil dari penelitian tersebut adalah pria cenderung tidak bisa melupakan hubungan masa lalunya dengan baik, terutama mantan yang memberi kenangan paling mendalam.  Memang benar, perempuan merasa sangat terpukul dan terjatuh di awal perpisahan dan butuh waktu bertahap, sehingga bisa menyembuhkan luka. Namun, lain halnya dengan pria yang justru merasa lega, bebas dan bahkan bahagia di awal perpisahan, tetapi lambat laun si pria akan merasa kehilangan dan lebih susah melepaskan kenangan walaupun waktu terus berjalan.  Peneliti tersebut juga menunjukkan bahwa para perempuan dalam penelitian tersebut justru menjadi lebih ekstrovert (ceria, sosial, dan terbuka) pada tahun-tahun setelah perceraian dibandingkan para pria yang terbukti merasa lebih tidak stabil secara emosional setelah perceraian.  3. Memendam Perasaan yang Ada  Bagi sebagian kecil pria, ketika mengingat kekesalan-kekesalan pada wanita, atau kekurangan-kekurangannya, si pria akan merasa lega karena terbebas dari hubungan yang dijalaninya. Namun, pria merasa jauh lebih sengsara ketika mengingat kelebihan-kelebihan wanitanya.  Hal seperti itu dapat terjadi karena si pria tidak lagi mendapatkan sifat wanitanya yang selalu memperhatikan, membimbing atau bahkan mengurus berbagai keperluannya, tentu ini akan meninggalkan rasa kehilangan yang amat sangat.  Seperti yang telah kita bahas sebelumnya, bahwa pria sangat cenderung memendam apa yang mereka rasakan, hanya saja ia telah menutupinya dengan melampiaskan berbagai hal. Padahal hal demikian akan membuat keadaan semakin sulit, karena secara terpaksa mereka harus mengatasi patah hatinya dengan menyendiri di kamar, atau ketika bersama keluarga ataupun teman ia selalu berlagak tenang, padahal hatinya rapuh.  Hal inilah sesuai dengan kutipan salah satu buku Rusdi Mathari, bahwa “laki-laki memang tidak menangis, tapi hatinya berdarah dik.” Namun berbeda dengan wanita, wanita yang lebih mudah meluapkan isi hatinya termasuk menangis, kemudian curhat kesana-kemari, meminta solusi yang tepat atau bahkan meminta sosok lain untuk menggantikannya. Hal itu akan sangat membantu mereka untuk segera memulihkan perasannya.  4. Tidak Ingin Mengawalinya dari Awal Kembali  Meski usai putus cinta pria bisa segera menemukan pengganti, mereka akan segera menyadari bahwa butuh waktu yang lama untuk mencapai kenyamanan seperti yang didapatkan dari wanita sebelumnya. Jangan salah, pria memang terkesan mudah mencari pengganti wanitanya, tetapi sebenarnya hal itu hanya merupakan pelariannya saja.  Hal itu dilakukan si pria hanya ingin membuktikan bahwa dirinya baik-baik saja tanpa kehadiran si wanitanya. Namun, setelah beberapa kali berkencan, mungkin dengan beberapa wanita yang berbeda, si pria akan segera menyadari bahwa ia sebenarnya membutuhkan waktu lama untuk mencapai tingkat kenyamanan seperti yang didapatkannya dari wanita masa lalunya.  Sayangnya, menurut penelitian dari Universitas Carnegie Mellon, pria sering terlambat menyadari bahwa keintiman sosial menjadi pondasi dari hubungan yang memiliki ketahanan yang cukup lama dengan si wanita tersebut, sehingga pria ini dikatakan sulit move on karena tidak ingin mengawalinya seperti dari awal semula. Oleh karena itu, hal inilah sering terjadi penyesalan atau bahkan kembali lagi bersamanya, dengan syarat jika wanita itu mau menerima sosok pria tersebut.  5. Masih Berharap Ingin Kembali  Durasi menjalin hubungan percintaan juga menentukan seseorang bisa melupakan wanita yang pernah dicintainya dengan cepat atau tidak. Semakin lama hubungan berjalan, kecenderungan untuk melupakan akan semakin sulit. Hal ini juga ada hubungannya dengan kebiasaan yang pernah dilakukan ketika masih menjadi kekasih dari wanitanya pada masa itu.  Meskipun masih marah dan kecewa, nyatanya diam-diam pria masih sangat berharap untuk bisa kembali bersama. Si pria itu juga menyadari akan kesalahan-kesalahan yang pernah dibuatnya. Pada dasarnya, mengharapkan mantan kekasih kembali sebenarnya bukan hal yang buruk, terutama bila pria masih memiliki perasaan padanya.  Akan tetapi, jika itu berlangsung selama berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun dan tak ada perkembangan sama sekali, sudah saatnya untuk berhenti menunggu. Pikirkan kembali apakah kamu (si pria) benar-benar bisa mendapatkan kesempatan kedua atau tidak. Oleh karena itu, berhenti berandai-andai, dan percayalah bahwa kamu layak mendapatkan pasangan yang lebih baik suatu saat nanti.  6. Menyalahkan Diri Sendiri  Salah satu perasaan yang menghantui pria ketika putus adalah membayangkan kalau dirinya tidak akan menemukan atau bahkan mendapatkan seorang wanita yang tepat seperti mantan kekasihnya. Pria terlalu takut untuk menjadi pribadi seperti semula tanpa pasangan dari sang mantan, sehingga hal ini akan membuat pria merasa cemas dan merasa “sendirian” tanpa wanita.  Jika hal seperti itu terus terjadi, maka si pria akan semakin sulit untuk membiarkan wanita yang pernah dicintainya pergi. Namun, perpisahan adalah kesempatan untuk belajar lebih dalam tentang memahami diri sendiri. Dengan begitu, baik pria maupun wanita akan mengubah dirinya menjadi pribadi yang lebih baik dan dewasa.  Cara Pria Supaya untuk Move On  Ada beberapa cara terbaik untuk bisa dilakukan bagi kamu yang ingin berusaha move on dari patah hati. Berikut ini beberapa cara pria agar bisa move on.  Seimbangkan Kenangan yang Melintas  Setelah putus cinta, pasti kenangan selalu melintas dengan mengingat mantan. Namun, menurut Guy Winch, psikolog yang menuliskan sebuah buku berjudul How to fix a Broken Heart mengingatkan kita, agar setiap kenangan yang muncul di dalam diri jangan berat sebelah. Dengan kata lain, sebagai pria yang kuat, kamu harus memastikan setiap pikiran tentang mantan memang tetap realistis dan tidak berat sebelah.  Secara sederhana ungkapan itu dapat diartikan, seperti jika pikiranmu memunculkan momen-momen bahagia dengan kebersamaan kalian saat liburan, atau jalan bareng, maka kamu perlu menambahkan dengan momen-momen liburan yang membuatmu marah dan benar-benar sedih sampai tidak mau liburan bersama.  Anggap saja Putus Cinta adalah Bagian Kecil  Putus cinta dengan kekasih tidak berarti dunia ini telah runtuh dan berakhir sudah. Untuk kamu pria yang sejati boleh kok, merasa sedih atau galau. Namun, jangan sampai menganggap bahwa ini merupakan akhir dari segalanya termasuk kehidupanmu.  Semua orang pasti pernah mengalami patah hati, putus cinta, atau situasi yang tidak baik-baik, sehingga muak untuk merasakan kehidupan ini. Apabila orang lain saja mampu melewati masa-masa itu, maka kamu harus bisa melakukan hal yang sama.    Oleh karena itu, ketika sedang galau, kamu harus percaya bahwa seiring berjalannya waktu semua luka akan reda dan hilang. Dengan demikian, rasa sakit yang diderita akan dapat dijadikan sebagai sebuah pelajaran yang berharga di waktu berikutnya. Singkatnya, untuk bisa move on, kamu bisa menganggap bahwa putus cinta merupakan bagian kecil dari perjalanan kehidupan.  Hindari Stalking Sosial Medianya  Langkah selanjutnya untuk bisa move on adalah tidak perlu mengecek media sosialnya. Hal seperti itu hanya akan memperkuat kehadirannya di dalam benakmu. Akibatnya, semakin sulit bagimu untuk berhenti membayangkan tentang dirinya dan hubungan kalian yang sudah kandas. Pokoknya harus menghindari, jangan terlalu sering mengecek media sosialnya.  Jangan Menanyakan Hubungan yang Berakhir  Pria yang kuat, tidak perlu terus-terusan mempertanyakan kenapa hubungan kalian berakhir. Hal seperti itu hanya akan membuatnya terus-terusan menjadi tokoh utama di dalam hidupmu. Terima saja kenyataan apa adanya, karena nasi sudah menjadi bubur, sehingga semakin lebih yakin dalam menjalani kehidupan ini.  Lakukan Hal yang Menyenangkan  Jika ingin benar-benar meredakan rasa sakit hatimu, kamu cobalah untuk melakukan aktivitas yang biasanya kamu lakukan dengan membuatmu gembira dan menghibur, seperti membaca buku, menonton film, dan sebagainya. Dengan kata lain, terus saja bergerak seperti ini sangat penting untuk membuatmu terbiasa dengan fakta bahwa hidup ini terus berjalan.  Manfaatkan Support dari Sahabat  Hubungi teman-teman terdekatmu dan manfaatkan penghiburan serta dukungan emosional yang mereka berikan. “Hal terbaik yang bisa dilakukan adalah membicarakan apa yang kamu rasakan mengenai perpisahan itu dengan teman dekat dan orang-orang tersayang,” tutur Dr. Michael Zentman, seorang psikolog kepada Insider. Ia juga mengatakan bahwa “Mendengar diri Anda sendiri mengatakan dengan jelas apa yang Anda rasakan dengan disaksikan orang lain bisa sangat membantu.”  Lakukan Olahraga Rutin  Selain melakukan hobi yang kamu senangi, langkah move on dari mantan kekasih yang selanjutnya adalah dengan berolahraga. Saat tubuh berolahraga, hormon kortisol juga sebagai pemicu stres kemudian akan menurun. Dengan begitu, rasa sedih yang kamu alami selama ini dapat tergantikan dengan meningkatkan kesehatan dan kebahagiaan tubuh. Kesehatanlah yang akan kau dapati selama hal itu terus dilakukan.  Meskipun perpisahan seperti mudah diterima, tetapi kebanyakan orang akan sulit untuk memahami akan hal itu. Bahkan, tak sedikit juga yang lebih sering memikirkan rasa sakit yang cukup dalam daripada memikirkan cara untuk move on. Apabila hal seperti itu terus dibiarkan, maka kesehatan tubuh akan turun dan bisa mengganggu kesehatan. Apakah Anda setuju dengan ungkapan bahwa pria lebih susah untuk berpaling atau move on ketika patah hati? Kalau aku sendiri sih, setuju saja. Akan tetapi, semua akan sulit baik pria ataupun wanita jika menemui patah hati, terlebih ditinggal pas lagi sayang-sayangnya, tentu itu sangat dalam banget rasa sakit yang didapatnya.  Namun, tidak dapat kita pungkiri sobat, karena nyatanya tidak semua kisah bisa bertahan dan setiap orang harus mampu menerimanya, seperti yang kita sering dengar di tiktok, “adek… cinta itu tak selamanya indah, adek. Terkadang cinta membuat luka” Semua kata yang ada di beberapa video tiktok itu benar adanya atau bahkan kita sendiri mungkin pernah merasakan hal seperti itu.  Sebenarnya kalau sobat Anda sering dengar anggapan dari banyak orang bahwa wanita lebih susah untuk move on dari hubungan cinta yang kandas ketimbang pria. Sedangkan pria dalam hubungan cinta, selalu bosan dengan konstansi monogami dan juga dengan seenaknya putus dengan kekasih, bahkan istri sekalipun. Sementara, pria itu dengan bebas menikmati masa kesendiriannya, anggapan mantan menangis jadi bayangan konstan.   Riset Pria Susah Move On  Mari kita buktikan bahwa pria susah berpaling setelah berhubungan dengan kutipan sumber yang telah disiapkan.  Pada tahun 2019, pria ingin berada dalam hubungan asmara sedalam yang diinginkan oleh wanita. Dalam sejumlah penelitian, secara pribadi, pria bahkan lebih susah move on setelah putus cinta. Seperti dalam jurnal yang ditulis Marital Status, Health, and Mortality yang diterbitkan Robards, James, Maria Evandrou, Jane Falkingham, dan Athina Vlachantoni pada 2012, perpisahan diasosiasikan dengan efek fisik dan mental lebih buruk untuk pria daripada wanitanya.  Karena konstruksi sosial yang terjadi secara emosional, pria sebenarnya sangat bergantung pada pasangan mereka dan punya alternatif sumber dukungan lebih sedikit dari wanita. Terbukti dari sebuah survei yang dilakukan persen pria memilih pasangan mereka dan perempuan hanya 39 persen soal pendukung emosional.  Dari fakta tersebut, tak berujung pada kesimpulan bahwa pria lebih punya sedikit teman maupun keluarga. Akan tetapi, tak lekat secara emosional, sehingga membuat peran orang di sekitar mereka jadi berbeda.  Bahkan, beberapa peneliti mengeluarkan argumentasi bahwa pria cenderung menolak mencari pertolongan dari teman saat putus cinta. Namun, pada kenyataannya, sebenarnya mereka memang berkumpul dengan teman dan keluarganya, jika hal demikian ditemuinya.  Akan tetapi, kebanyakan hanya sebagai pengalih emosionalnya, bukan untuk penyelesaian dalam selimut gejolak psikis yang tengah dialaminya, sehingga hal ini akan terlihat bahwa pria terkesan lebih kuat ketika sedang putus cinta. Padahal pria itu sangat susah move on dibandingkan wanita.  Alasan Pria Susah Berpaling Setelah Berhubungan  Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa pria memang susah berpaling setelah berhubungan. Untuk menguatkannya, maka di bawah ini akan dijelaskan alasan lebih lanjut tentang pria yang susah berpaling.  1. Merasa Saling Terikat  Kehadiran cinta memang begitu menakjubkan, rasa-rasanya memang lebih indah daripada yang lainnya, terlebih cintanya dengan wanita yang sedang didam-idamkan tentu ini adalah hal yang menggairahkan. Dalam sebuah hubungan, cinta bisa memudar seiring berjalannya waktu, tapi cinta yang tulus, tidak akan pernah tetap bisa mempertahankan hubungan itu, bahkan justru membuat pria semakin merasa ingin selalu bersamanya.  Ketika pasangan sudah lama menyatu, maka mereka akan sama-sama membutuhkan perasaan (emosi) untuk membangun hubungan yang indah dan harmonis.  Hal itu dapat terjadi karena ketika saling cinta baik pada pria dan wanitanya akan saling membentuk ikatan bahkan tanpa sadar pria tersebut akan memandangnya sebagai wanita itu adalah rumahnya.  Oleh sebab itu, pria akan susah move on apabila sudah cinta dengan wanita yang dicintainya apalagi sudah menjalani hubungan yang cukup lama atau bahkan sudah dalam hitungan tahun. Jika pria putus hubungan dengan wanita yang dicintainya, maka hati pria itu akan patah, sehingga jiwanya bisa rapuh seperti mau hancur seluruh hati, pikiran, dan raganya.  2. Merasa Kehilangan Persinggahan  Di dalam hubungan cinta yang kuat dengan pernyataan bahwa rata-rata pria memandang wanitanya sebagai tempat persinggahan ataupun rumah terutama jika sang pria sudah merasa terikat batin dan kedekatan. Jika hal seperti itu terjadi, maka ketika sang pria dengan kekasih wanitanya sudah tak menjalin hubungan, maka sang pria akan merasa sangat sedih dan sangat merasa kehilangan.  Faktanya tersebut akan membuat seorang pria merasa patah hati yang sangat dalam, sehingga bisa saja memunculkan masalah pada kesehatannya. Beberapa penelitian juga mengatakan bahwa pria yang baru saja mengalami putus cinta bisa mengalami penurunan pada fungsi kekebalan tubuhnya apabila dibandingkan pada saat menjalani hubungan dengan kekasih wanitanya.  Ada suatu penelitian yang melakukan penelitian terhadap hubungan pria dan wanita yang sudah lama putus atau tidak berhubungan, peneliti tersebut mengungkapkan bahwa ia mencoba menilai keadaan emosional 2.000 pria dan perempuan yang bercerai lalu mengunjungi mereka lagi setelah 6-9 tahun kemudian. Hasil dari penelitian tersebut adalah pria cenderung tidak bisa melupakan hubungan masa lalunya dengan baik, terutama mantan yang memberi kenangan paling mendalam.  Memang benar, perempuan merasa sangat terpukul dan terjatuh di awal perpisahan dan butuh waktu bertahap, sehingga bisa menyembuhkan luka. Namun, lain halnya dengan pria yang justru merasa lega, bebas dan bahkan bahagia di awal perpisahan, tetapi lambat laun si pria akan merasa kehilangan dan lebih susah melepaskan kenangan walaupun waktu terus berjalan.  Peneliti tersebut juga menunjukkan bahwa para perempuan dalam penelitian tersebut justru menjadi lebih ekstrovert (ceria, sosial, dan terbuka) pada tahun-tahun setelah perceraian dibandingkan para pria yang terbukti merasa lebih tidak stabil secara emosional setelah perceraian.  3. Memendam Perasaan yang Ada  Bagi sebagian kecil pria, ketika mengingat kekesalan-kekesalan pada wanita, atau kekurangan-kekurangannya, si pria akan merasa lega karena terbebas dari hubungan yang dijalaninya. Namun, pria merasa jauh lebih sengsara ketika mengingat kelebihan-kelebihan wanitanya.  Hal seperti itu dapat terjadi karena si pria tidak lagi mendapatkan sifat wanitanya yang selalu memperhatikan, membimbing atau bahkan mengurus berbagai keperluannya, tentu ini akan meninggalkan rasa kehilangan yang amat sangat.  Seperti yang telah kita bahas sebelumnya, bahwa pria sangat cenderung memendam apa yang mereka rasakan, hanya saja ia telah menutupinya dengan melampiaskan berbagai hal. Padahal hal demikian akan membuat keadaan semakin sulit, karena secara terpaksa mereka harus mengatasi patah hatinya dengan menyendiri di kamar, atau ketika bersama keluarga ataupun teman ia selalu berlagak tenang, padahal hatinya rapuh.  Hal inilah sesuai dengan kutipan salah satu buku Rusdi Mathari, bahwa “laki-laki memang tidak menangis, tapi hatinya berdarah dik.” Namun berbeda dengan wanita, wanita yang lebih mudah meluapkan isi hatinya termasuk menangis, kemudian curhat kesana-kemari, meminta solusi yang tepat atau bahkan meminta sosok lain untuk menggantikannya. Hal itu akan sangat membantu mereka untuk segera memulihkan perasannya.  4. Tidak Ingin Mengawalinya dari Awal Kembali  Meski usai putus cinta pria bisa segera menemukan pengganti, mereka akan segera menyadari bahwa butuh waktu yang lama untuk mencapai kenyamanan seperti yang didapatkan dari wanita sebelumnya. Jangan salah, pria memang terkesan mudah mencari pengganti wanitanya, tetapi sebenarnya hal itu hanya merupakan pelariannya saja.  Hal itu dilakukan si pria hanya ingin membuktikan bahwa dirinya baik-baik saja tanpa kehadiran si wanitanya. Namun, setelah beberapa kali berkencan, mungkin dengan beberapa wanita yang berbeda, si pria akan segera menyadari bahwa ia sebenarnya membutuhkan waktu lama untuk mencapai tingkat kenyamanan seperti yang didapatkannya dari wanita masa lalunya.  Sayangnya, menurut penelitian dari Universitas Carnegie Mellon, pria sering terlambat menyadari bahwa keintiman sosial menjadi pondasi dari hubungan yang memiliki ketahanan yang cukup lama dengan si wanita tersebut, sehingga pria ini dikatakan sulit move on karena tidak ingin mengawalinya seperti dari awal semula. Oleh karena itu, hal inilah sering terjadi penyesalan atau bahkan kembali lagi bersamanya, dengan syarat jika wanita itu mau menerima sosok pria tersebut.  5. Masih Berharap Ingin Kembali  Durasi menjalin hubungan percintaan juga menentukan seseorang bisa melupakan wanita yang pernah dicintainya dengan cepat atau tidak. Semakin lama hubungan berjalan, kecenderungan untuk melupakan akan semakin sulit. Hal ini juga ada hubungannya dengan kebiasaan yang pernah dilakukan ketika masih menjadi kekasih dari wanitanya pada masa itu.  Meskipun masih marah dan kecewa, nyatanya diam-diam pria masih sangat berharap untuk bisa kembali bersama. Si pria itu juga menyadari akan kesalahan-kesalahan yang pernah dibuatnya. Pada dasarnya, mengharapkan mantan kekasih kembali sebenarnya bukan hal yang buruk, terutama bila pria masih memiliki perasaan padanya.  Akan tetapi, jika itu berlangsung selama berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun dan tak ada perkembangan sama sekali, sudah saatnya untuk berhenti menunggu. Pikirkan kembali apakah kamu (si pria) benar-benar bisa mendapatkan kesempatan kedua atau tidak. Oleh karena itu, berhenti berandai-andai, dan percayalah bahwa kamu layak mendapatkan pasangan yang lebih baik suatu saat nanti.  6. Menyalahkan Diri Sendiri  Salah satu perasaan yang menghantui pria ketika putus adalah membayangkan kalau dirinya tidak akan menemukan atau bahkan mendapatkan seorang wanita yang tepat seperti mantan kekasihnya. Pria terlalu takut untuk menjadi pribadi seperti semula tanpa pasangan dari sang mantan, sehingga hal ini akan membuat pria merasa cemas dan merasa “sendirian” tanpa wanita.  Jika hal seperti itu terus terjadi, maka si pria akan semakin sulit untuk membiarkan wanita yang pernah dicintainya pergi. Namun, perpisahan adalah kesempatan untuk belajar lebih dalam tentang memahami diri sendiri. Dengan begitu, baik pria maupun wanita akan mengubah dirinya menjadi pribadi yang lebih baik dan dewasa.  Cara Pria Supaya untuk Move On  Ada beberapa cara terbaik untuk bisa dilakukan bagi kamu yang ingin berusaha move on dari patah hati. Berikut ini beberapa cara pria agar bisa move on.  Seimbangkan Kenangan yang Melintas  Setelah putus cinta, pasti kenangan selalu melintas dengan mengingat mantan. Namun, menurut Guy Winch, psikolog yang menuliskan sebuah buku berjudul How to fix a Broken Heart mengingatkan kita, agar setiap kenangan yang muncul di dalam diri jangan berat sebelah. Dengan kata lain, sebagai pria yang kuat, kamu harus memastikan setiap pikiran tentang mantan memang tetap realistis dan tidak berat sebelah.  Secara sederhana ungkapan itu dapat diartikan, seperti jika pikiranmu memunculkan momen-momen bahagia dengan kebersamaan kalian saat liburan, atau jalan bareng, maka kamu perlu menambahkan dengan momen-momen liburan yang membuatmu marah dan benar-benar sedih sampai tidak mau liburan bersama.  Anggap saja Putus Cinta adalah Bagian Kecil  Putus cinta dengan kekasih tidak berarti dunia ini telah runtuh dan berakhir sudah. Untuk kamu pria yang sejati boleh kok, merasa sedih atau galau. Namun, jangan sampai menganggap bahwa ini merupakan akhir dari segalanya termasuk kehidupanmu.  Semua orang pasti pernah mengalami patah hati, putus cinta, atau situasi yang tidak baik-baik, sehingga muak untuk merasakan kehidupan ini. Apabila orang lain saja mampu melewati masa-masa itu, maka kamu harus bisa melakukan hal yang sama.    Oleh karena itu, ketika sedang galau, kamu harus percaya bahwa seiring berjalannya waktu semua luka akan reda dan hilang. Dengan demikian, rasa sakit yang diderita akan dapat dijadikan sebagai sebuah pelajaran yang berharga di waktu berikutnya. Singkatnya, untuk bisa move on, kamu bisa menganggap bahwa putus cinta merupakan bagian kecil dari perjalanan kehidupan.  Hindari Stalking Sosial Medianya  Langkah selanjutnya untuk bisa move on adalah tidak perlu mengecek media sosialnya. Hal seperti itu hanya akan memperkuat kehadirannya di dalam benakmu. Akibatnya, semakin sulit bagimu untuk berhenti membayangkan tentang dirinya dan hubungan kalian yang sudah kandas. Pokoknya harus menghindari, jangan terlalu sering mengecek media sosialnya.  Jangan Menanyakan Hubungan yang Berakhir  Pria yang kuat, tidak perlu terus-terusan mempertanyakan kenapa hubungan kalian berakhir. Hal seperti itu hanya akan membuatnya terus-terusan menjadi tokoh utama di dalam hidupmu. Terima saja kenyataan apa adanya, karena nasi sudah menjadi bubur, sehingga semakin lebih yakin dalam menjalani kehidupan ini.  Lakukan Hal yang Menyenangkan  Jika ingin benar-benar meredakan rasa sakit hatimu, kamu cobalah untuk melakukan aktivitas yang biasanya kamu lakukan dengan membuatmu gembira dan menghibur, seperti membaca buku, menonton film, dan sebagainya. Dengan kata lain, terus saja bergerak seperti ini sangat penting untuk membuatmu terbiasa dengan fakta bahwa hidup ini terus berjalan.  Manfaatkan Support dari Sahabat  Hubungi teman-teman terdekatmu dan manfaatkan penghiburan serta dukungan emosional yang mereka berikan. “Hal terbaik yang bisa dilakukan adalah membicarakan apa yang kamu rasakan mengenai perpisahan itu dengan teman dekat dan orang-orang tersayang,” tutur Dr. Michael Zentman, seorang psikolog kepada Insider. Ia juga mengatakan bahwa “Mendengar diri Anda sendiri mengatakan dengan jelas apa yang Anda rasakan dengan disaksikan orang lain bisa sangat membantu.”  Lakukan Olahraga Rutin  Selain melakukan hobi yang kamu senangi, langkah move on dari mantan kekasih yang selanjutnya adalah dengan berolahraga. Saat tubuh berolahraga, hormon kortisol juga sebagai pemicu stres kemudian akan menurun. Dengan begitu, rasa sedih yang kamu alami selama ini dapat tergantikan dengan meningkatkan kesehatan dan kebahagiaan tubuh. Kesehatanlah yang akan kau dapati selama hal itu terus dilakukan.  Meskipun perpisahan seperti mudah diterima, tetapi kebanyakan orang akan sulit untuk memahami akan hal itu. Bahkan, tak sedikit juga yang lebih sering memikirkan rasa sakit yang cukup dalam daripada memikirkan cara untuk move on. Apabila hal seperti itu terus dibiarkan, maka kesehatan tubuh akan turun dan bisa mengganggu kesehatan.

Pria yang kuat, tidak perlu terus-terusan mempertanyakan kenapa hubungan kalian berakhir. Hal seperti itu hanya akan membuatnya terus-terusan menjadi tokoh utama di dalam hidupmu. Terima saja kenyataan apa adanya, karena nasi sudah menjadi bubur, sehingga semakin lebih yakin dalam menjalani kehidupan ini.

Lakukan Hal yang Menyenangkan

Jika ingin benar-benar meredakan rasa sakit hatimu, kamu cobalah untuk melakukan aktivitas yang biasanya kamu lakukan dengan membuatmu gembira dan menghibur, seperti membaca buku, menonton film, dan sebagainya. Dengan kata lain, terus saja bergerak seperti ini sangat penting untuk membuatmu terbiasa dengan fakta bahwa hidup ini terus berjalan.

Manfaatkan Support dari Sahabat

Hubungi teman-teman terdekatmu dan manfaatkan penghiburan serta dukungan emosional yang mereka berikan. “Hal terbaik yang bisa dilakukan adalah membicarakan apa yang kamu rasakan mengenai perpisahan itu dengan teman dekat dan orang-orang tersayang,” tutur Dr. Michael Zentman, seorang psikolog kepada Insider. Ia juga mengatakan bahwa “Mendengar diri Anda sendiri mengatakan dengan jelas apa yang Anda rasakan dengan disaksikan orang lain bisa sangat membantu.”

Lakukan Olahraga Rutin

Apakah Anda setuju dengan ungkapan bahwa pria lebih susah untuk berpaling atau move on ketika patah hati? Kalau aku sendiri sih, setuju saja. Akan tetapi, semua akan sulit baik pria ataupun wanita jika menemui patah hati, terlebih ditinggal pas lagi sayang-sayangnya, tentu itu sangat dalam banget rasa sakit yang didapatnya.  Namun, tidak dapat kita pungkiri sobat, karena nyatanya tidak semua kisah bisa bertahan dan setiap orang harus mampu menerimanya, seperti yang kita sering dengar di tiktok, “adek… cinta itu tak selamanya indah, adek. Terkadang cinta membuat luka” Semua kata yang ada di beberapa video tiktok itu benar adanya atau bahkan kita sendiri mungkin pernah merasakan hal seperti itu.  Sebenarnya kalau sobat Anda sering dengar anggapan dari banyak orang bahwa wanita lebih susah untuk move on dari hubungan cinta yang kandas ketimbang pria. Sedangkan pria dalam hubungan cinta, selalu bosan dengan konstansi monogami dan juga dengan seenaknya putus dengan kekasih, bahkan istri sekalipun. Sementara, pria itu dengan bebas menikmati masa kesendiriannya, anggapan mantan menangis jadi bayangan konstan.   Riset Pria Susah Move On  Mari kita buktikan bahwa pria susah berpaling setelah berhubungan dengan kutipan sumber yang telah disiapkan.  Pada tahun 2019, pria ingin berada dalam hubungan asmara sedalam yang diinginkan oleh wanita. Dalam sejumlah penelitian, secara pribadi, pria bahkan lebih susah move on setelah putus cinta. Seperti dalam jurnal yang ditulis Marital Status, Health, and Mortality yang diterbitkan Robards, James, Maria Evandrou, Jane Falkingham, dan Athina Vlachantoni pada 2012, perpisahan diasosiasikan dengan efek fisik dan mental lebih buruk untuk pria daripada wanitanya.  Karena konstruksi sosial yang terjadi secara emosional, pria sebenarnya sangat bergantung pada pasangan mereka dan punya alternatif sumber dukungan lebih sedikit dari wanita. Terbukti dari sebuah survei yang dilakukan persen pria memilih pasangan mereka dan perempuan hanya 39 persen soal pendukung emosional.  Dari fakta tersebut, tak berujung pada kesimpulan bahwa pria lebih punya sedikit teman maupun keluarga. Akan tetapi, tak lekat secara emosional, sehingga membuat peran orang di sekitar mereka jadi berbeda.  Bahkan, beberapa peneliti mengeluarkan argumentasi bahwa pria cenderung menolak mencari pertolongan dari teman saat putus cinta. Namun, pada kenyataannya, sebenarnya mereka memang berkumpul dengan teman dan keluarganya, jika hal demikian ditemuinya.  Akan tetapi, kebanyakan hanya sebagai pengalih emosionalnya, bukan untuk penyelesaian dalam selimut gejolak psikis yang tengah dialaminya, sehingga hal ini akan terlihat bahwa pria terkesan lebih kuat ketika sedang putus cinta. Padahal pria itu sangat susah move on dibandingkan wanita.  Alasan Pria Susah Berpaling Setelah Berhubungan  Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa pria memang susah berpaling setelah berhubungan. Untuk menguatkannya, maka di bawah ini akan dijelaskan alasan lebih lanjut tentang pria yang susah berpaling.  1. Merasa Saling Terikat  Kehadiran cinta memang begitu menakjubkan, rasa-rasanya memang lebih indah daripada yang lainnya, terlebih cintanya dengan wanita yang sedang didam-idamkan tentu ini adalah hal yang menggairahkan. Dalam sebuah hubungan, cinta bisa memudar seiring berjalannya waktu, tapi cinta yang tulus, tidak akan pernah tetap bisa mempertahankan hubungan itu, bahkan justru membuat pria semakin merasa ingin selalu bersamanya.  Ketika pasangan sudah lama menyatu, maka mereka akan sama-sama membutuhkan perasaan (emosi) untuk membangun hubungan yang indah dan harmonis.  Hal itu dapat terjadi karena ketika saling cinta baik pada pria dan wanitanya akan saling membentuk ikatan bahkan tanpa sadar pria tersebut akan memandangnya sebagai wanita itu adalah rumahnya.  Oleh sebab itu, pria akan susah move on apabila sudah cinta dengan wanita yang dicintainya apalagi sudah menjalani hubungan yang cukup lama atau bahkan sudah dalam hitungan tahun. Jika pria putus hubungan dengan wanita yang dicintainya, maka hati pria itu akan patah, sehingga jiwanya bisa rapuh seperti mau hancur seluruh hati, pikiran, dan raganya.  2. Merasa Kehilangan Persinggahan  Di dalam hubungan cinta yang kuat dengan pernyataan bahwa rata-rata pria memandang wanitanya sebagai tempat persinggahan ataupun rumah terutama jika sang pria sudah merasa terikat batin dan kedekatan. Jika hal seperti itu terjadi, maka ketika sang pria dengan kekasih wanitanya sudah tak menjalin hubungan, maka sang pria akan merasa sangat sedih dan sangat merasa kehilangan.  Faktanya tersebut akan membuat seorang pria merasa patah hati yang sangat dalam, sehingga bisa saja memunculkan masalah pada kesehatannya. Beberapa penelitian juga mengatakan bahwa pria yang baru saja mengalami putus cinta bisa mengalami penurunan pada fungsi kekebalan tubuhnya apabila dibandingkan pada saat menjalani hubungan dengan kekasih wanitanya.  Ada suatu penelitian yang melakukan penelitian terhadap hubungan pria dan wanita yang sudah lama putus atau tidak berhubungan, peneliti tersebut mengungkapkan bahwa ia mencoba menilai keadaan emosional 2.000 pria dan perempuan yang bercerai lalu mengunjungi mereka lagi setelah 6-9 tahun kemudian. Hasil dari penelitian tersebut adalah pria cenderung tidak bisa melupakan hubungan masa lalunya dengan baik, terutama mantan yang memberi kenangan paling mendalam.  Memang benar, perempuan merasa sangat terpukul dan terjatuh di awal perpisahan dan butuh waktu bertahap, sehingga bisa menyembuhkan luka. Namun, lain halnya dengan pria yang justru merasa lega, bebas dan bahkan bahagia di awal perpisahan, tetapi lambat laun si pria akan merasa kehilangan dan lebih susah melepaskan kenangan walaupun waktu terus berjalan.  Peneliti tersebut juga menunjukkan bahwa para perempuan dalam penelitian tersebut justru menjadi lebih ekstrovert (ceria, sosial, dan terbuka) pada tahun-tahun setelah perceraian dibandingkan para pria yang terbukti merasa lebih tidak stabil secara emosional setelah perceraian.  3. Memendam Perasaan yang Ada  Bagi sebagian kecil pria, ketika mengingat kekesalan-kekesalan pada wanita, atau kekurangan-kekurangannya, si pria akan merasa lega karena terbebas dari hubungan yang dijalaninya. Namun, pria merasa jauh lebih sengsara ketika mengingat kelebihan-kelebihan wanitanya.  Hal seperti itu dapat terjadi karena si pria tidak lagi mendapatkan sifat wanitanya yang selalu memperhatikan, membimbing atau bahkan mengurus berbagai keperluannya, tentu ini akan meninggalkan rasa kehilangan yang amat sangat.  Seperti yang telah kita bahas sebelumnya, bahwa pria sangat cenderung memendam apa yang mereka rasakan, hanya saja ia telah menutupinya dengan melampiaskan berbagai hal. Padahal hal demikian akan membuat keadaan semakin sulit, karena secara terpaksa mereka harus mengatasi patah hatinya dengan menyendiri di kamar, atau ketika bersama keluarga ataupun teman ia selalu berlagak tenang, padahal hatinya rapuh.  Hal inilah sesuai dengan kutipan salah satu buku Rusdi Mathari, bahwa “laki-laki memang tidak menangis, tapi hatinya berdarah dik.” Namun berbeda dengan wanita, wanita yang lebih mudah meluapkan isi hatinya termasuk menangis, kemudian curhat kesana-kemari, meminta solusi yang tepat atau bahkan meminta sosok lain untuk menggantikannya. Hal itu akan sangat membantu mereka untuk segera memulihkan perasannya.  4. Tidak Ingin Mengawalinya dari Awal Kembali  Meski usai putus cinta pria bisa segera menemukan pengganti, mereka akan segera menyadari bahwa butuh waktu yang lama untuk mencapai kenyamanan seperti yang didapatkan dari wanita sebelumnya. Jangan salah, pria memang terkesan mudah mencari pengganti wanitanya, tetapi sebenarnya hal itu hanya merupakan pelariannya saja.  Hal itu dilakukan si pria hanya ingin membuktikan bahwa dirinya baik-baik saja tanpa kehadiran si wanitanya. Namun, setelah beberapa kali berkencan, mungkin dengan beberapa wanita yang berbeda, si pria akan segera menyadari bahwa ia sebenarnya membutuhkan waktu lama untuk mencapai tingkat kenyamanan seperti yang didapatkannya dari wanita masa lalunya.  Sayangnya, menurut penelitian dari Universitas Carnegie Mellon, pria sering terlambat menyadari bahwa keintiman sosial menjadi pondasi dari hubungan yang memiliki ketahanan yang cukup lama dengan si wanita tersebut, sehingga pria ini dikatakan sulit move on karena tidak ingin mengawalinya seperti dari awal semula. Oleh karena itu, hal inilah sering terjadi penyesalan atau bahkan kembali lagi bersamanya, dengan syarat jika wanita itu mau menerima sosok pria tersebut.  5. Masih Berharap Ingin Kembali  Durasi menjalin hubungan percintaan juga menentukan seseorang bisa melupakan wanita yang pernah dicintainya dengan cepat atau tidak. Semakin lama hubungan berjalan, kecenderungan untuk melupakan akan semakin sulit. Hal ini juga ada hubungannya dengan kebiasaan yang pernah dilakukan ketika masih menjadi kekasih dari wanitanya pada masa itu.  Meskipun masih marah dan kecewa, nyatanya diam-diam pria masih sangat berharap untuk bisa kembali bersama. Si pria itu juga menyadari akan kesalahan-kesalahan yang pernah dibuatnya. Pada dasarnya, mengharapkan mantan kekasih kembali sebenarnya bukan hal yang buruk, terutama bila pria masih memiliki perasaan padanya.  Akan tetapi, jika itu berlangsung selama berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun dan tak ada perkembangan sama sekali, sudah saatnya untuk berhenti menunggu. Pikirkan kembali apakah kamu (si pria) benar-benar bisa mendapatkan kesempatan kedua atau tidak. Oleh karena itu, berhenti berandai-andai, dan percayalah bahwa kamu layak mendapatkan pasangan yang lebih baik suatu saat nanti.  6. Menyalahkan Diri Sendiri  Salah satu perasaan yang menghantui pria ketika putus adalah membayangkan kalau dirinya tidak akan menemukan atau bahkan mendapatkan seorang wanita yang tepat seperti mantan kekasihnya. Pria terlalu takut untuk menjadi pribadi seperti semula tanpa pasangan dari sang mantan, sehingga hal ini akan membuat pria merasa cemas dan merasa “sendirian” tanpa wanita.  Jika hal seperti itu terus terjadi, maka si pria akan semakin sulit untuk membiarkan wanita yang pernah dicintainya pergi. Namun, perpisahan adalah kesempatan untuk belajar lebih dalam tentang memahami diri sendiri. Dengan begitu, baik pria maupun wanita akan mengubah dirinya menjadi pribadi yang lebih baik dan dewasa.  Cara Pria Supaya untuk Move On  Ada beberapa cara terbaik untuk bisa dilakukan bagi kamu yang ingin berusaha move on dari patah hati. Berikut ini beberapa cara pria agar bisa move on.  Seimbangkan Kenangan yang Melintas  Setelah putus cinta, pasti kenangan selalu melintas dengan mengingat mantan. Namun, menurut Guy Winch, psikolog yang menuliskan sebuah buku berjudul How to fix a Broken Heart mengingatkan kita, agar setiap kenangan yang muncul di dalam diri jangan berat sebelah. Dengan kata lain, sebagai pria yang kuat, kamu harus memastikan setiap pikiran tentang mantan memang tetap realistis dan tidak berat sebelah.  Secara sederhana ungkapan itu dapat diartikan, seperti jika pikiranmu memunculkan momen-momen bahagia dengan kebersamaan kalian saat liburan, atau jalan bareng, maka kamu perlu menambahkan dengan momen-momen liburan yang membuatmu marah dan benar-benar sedih sampai tidak mau liburan bersama.  Anggap saja Putus Cinta adalah Bagian Kecil  Putus cinta dengan kekasih tidak berarti dunia ini telah runtuh dan berakhir sudah. Untuk kamu pria yang sejati boleh kok, merasa sedih atau galau. Namun, jangan sampai menganggap bahwa ini merupakan akhir dari segalanya termasuk kehidupanmu.  Semua orang pasti pernah mengalami patah hati, putus cinta, atau situasi yang tidak baik-baik, sehingga muak untuk merasakan kehidupan ini. Apabila orang lain saja mampu melewati masa-masa itu, maka kamu harus bisa melakukan hal yang sama.    Oleh karena itu, ketika sedang galau, kamu harus percaya bahwa seiring berjalannya waktu semua luka akan reda dan hilang. Dengan demikian, rasa sakit yang diderita akan dapat dijadikan sebagai sebuah pelajaran yang berharga di waktu berikutnya. Singkatnya, untuk bisa move on, kamu bisa menganggap bahwa putus cinta merupakan bagian kecil dari perjalanan kehidupan.  Hindari Stalking Sosial Medianya  Langkah selanjutnya untuk bisa move on adalah tidak perlu mengecek media sosialnya. Hal seperti itu hanya akan memperkuat kehadirannya di dalam benakmu. Akibatnya, semakin sulit bagimu untuk berhenti membayangkan tentang dirinya dan hubungan kalian yang sudah kandas. Pokoknya harus menghindari, jangan terlalu sering mengecek media sosialnya.  Jangan Menanyakan Hubungan yang Berakhir  Pria yang kuat, tidak perlu terus-terusan mempertanyakan kenapa hubungan kalian berakhir. Hal seperti itu hanya akan membuatnya terus-terusan menjadi tokoh utama di dalam hidupmu. Terima saja kenyataan apa adanya, karena nasi sudah menjadi bubur, sehingga semakin lebih yakin dalam menjalani kehidupan ini.  Lakukan Hal yang Menyenangkan  Jika ingin benar-benar meredakan rasa sakit hatimu, kamu cobalah untuk melakukan aktivitas yang biasanya kamu lakukan dengan membuatmu gembira dan menghibur, seperti membaca buku, menonton film, dan sebagainya. Dengan kata lain, terus saja bergerak seperti ini sangat penting untuk membuatmu terbiasa dengan fakta bahwa hidup ini terus berjalan.  Manfaatkan Support dari Sahabat  Hubungi teman-teman terdekatmu dan manfaatkan penghiburan serta dukungan emosional yang mereka berikan. “Hal terbaik yang bisa dilakukan adalah membicarakan apa yang kamu rasakan mengenai perpisahan itu dengan teman dekat dan orang-orang tersayang,” tutur Dr. Michael Zentman, seorang psikolog kepada Insider. Ia juga mengatakan bahwa “Mendengar diri Anda sendiri mengatakan dengan jelas apa yang Anda rasakan dengan disaksikan orang lain bisa sangat membantu.”  Lakukan Olahraga Rutin  Selain melakukan hobi yang kamu senangi, langkah move on dari mantan kekasih yang selanjutnya adalah dengan berolahraga. Saat tubuh berolahraga, hormon kortisol juga sebagai pemicu stres kemudian akan menurun. Dengan begitu, rasa sedih yang kamu alami selama ini dapat tergantikan dengan meningkatkan kesehatan dan kebahagiaan tubuh. Kesehatanlah yang akan kau dapati selama hal itu terus dilakukan.  Meskipun perpisahan seperti mudah diterima, tetapi kebanyakan orang akan sulit untuk memahami akan hal itu. Bahkan, tak sedikit juga yang lebih sering memikirkan rasa sakit yang cukup dalam daripada memikirkan cara untuk move on. Apabila hal seperti itu terus dibiarkan, maka kesehatan tubuh akan turun dan bisa mengganggu kesehatan. Apakah Anda setuju dengan ungkapan bahwa pria lebih susah untuk berpaling atau move on ketika patah hati? Kalau aku sendiri sih, setuju saja. Akan tetapi, semua akan sulit baik pria ataupun wanita jika menemui patah hati, terlebih ditinggal pas lagi sayang-sayangnya, tentu itu sangat dalam banget rasa sakit yang didapatnya.  Namun, tidak dapat kita pungkiri sobat, karena nyatanya tidak semua kisah bisa bertahan dan setiap orang harus mampu menerimanya, seperti yang kita sering dengar di tiktok, “adek… cinta itu tak selamanya indah, adek. Terkadang cinta membuat luka” Semua kata yang ada di beberapa video tiktok itu benar adanya atau bahkan kita sendiri mungkin pernah merasakan hal seperti itu.  Sebenarnya kalau sobat Anda sering dengar anggapan dari banyak orang bahwa wanita lebih susah untuk move on dari hubungan cinta yang kandas ketimbang pria. Sedangkan pria dalam hubungan cinta, selalu bosan dengan konstansi monogami dan juga dengan seenaknya putus dengan kekasih, bahkan istri sekalipun. Sementara, pria itu dengan bebas menikmati masa kesendiriannya, anggapan mantan menangis jadi bayangan konstan.   Riset Pria Susah Move On  Mari kita buktikan bahwa pria susah berpaling setelah berhubungan dengan kutipan sumber yang telah disiapkan.  Pada tahun 2019, pria ingin berada dalam hubungan asmara sedalam yang diinginkan oleh wanita. Dalam sejumlah penelitian, secara pribadi, pria bahkan lebih susah move on setelah putus cinta. Seperti dalam jurnal yang ditulis Marital Status, Health, and Mortality yang diterbitkan Robards, James, Maria Evandrou, Jane Falkingham, dan Athina Vlachantoni pada 2012, perpisahan diasosiasikan dengan efek fisik dan mental lebih buruk untuk pria daripada wanitanya.  Karena konstruksi sosial yang terjadi secara emosional, pria sebenarnya sangat bergantung pada pasangan mereka dan punya alternatif sumber dukungan lebih sedikit dari wanita. Terbukti dari sebuah survei yang dilakukan persen pria memilih pasangan mereka dan perempuan hanya 39 persen soal pendukung emosional.  Dari fakta tersebut, tak berujung pada kesimpulan bahwa pria lebih punya sedikit teman maupun keluarga. Akan tetapi, tak lekat secara emosional, sehingga membuat peran orang di sekitar mereka jadi berbeda.  Bahkan, beberapa peneliti mengeluarkan argumentasi bahwa pria cenderung menolak mencari pertolongan dari teman saat putus cinta. Namun, pada kenyataannya, sebenarnya mereka memang berkumpul dengan teman dan keluarganya, jika hal demikian ditemuinya.  Akan tetapi, kebanyakan hanya sebagai pengalih emosionalnya, bukan untuk penyelesaian dalam selimut gejolak psikis yang tengah dialaminya, sehingga hal ini akan terlihat bahwa pria terkesan lebih kuat ketika sedang putus cinta. Padahal pria itu sangat susah move on dibandingkan wanita.  Alasan Pria Susah Berpaling Setelah Berhubungan  Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa pria memang susah berpaling setelah berhubungan. Untuk menguatkannya, maka di bawah ini akan dijelaskan alasan lebih lanjut tentang pria yang susah berpaling.  1. Merasa Saling Terikat  Kehadiran cinta memang begitu menakjubkan, rasa-rasanya memang lebih indah daripada yang lainnya, terlebih cintanya dengan wanita yang sedang didam-idamkan tentu ini adalah hal yang menggairahkan. Dalam sebuah hubungan, cinta bisa memudar seiring berjalannya waktu, tapi cinta yang tulus, tidak akan pernah tetap bisa mempertahankan hubungan itu, bahkan justru membuat pria semakin merasa ingin selalu bersamanya.  Ketika pasangan sudah lama menyatu, maka mereka akan sama-sama membutuhkan perasaan (emosi) untuk membangun hubungan yang indah dan harmonis.  Hal itu dapat terjadi karena ketika saling cinta baik pada pria dan wanitanya akan saling membentuk ikatan bahkan tanpa sadar pria tersebut akan memandangnya sebagai wanita itu adalah rumahnya.  Oleh sebab itu, pria akan susah move on apabila sudah cinta dengan wanita yang dicintainya apalagi sudah menjalani hubungan yang cukup lama atau bahkan sudah dalam hitungan tahun. Jika pria putus hubungan dengan wanita yang dicintainya, maka hati pria itu akan patah, sehingga jiwanya bisa rapuh seperti mau hancur seluruh hati, pikiran, dan raganya.  2. Merasa Kehilangan Persinggahan  Di dalam hubungan cinta yang kuat dengan pernyataan bahwa rata-rata pria memandang wanitanya sebagai tempat persinggahan ataupun rumah terutama jika sang pria sudah merasa terikat batin dan kedekatan. Jika hal seperti itu terjadi, maka ketika sang pria dengan kekasih wanitanya sudah tak menjalin hubungan, maka sang pria akan merasa sangat sedih dan sangat merasa kehilangan.  Faktanya tersebut akan membuat seorang pria merasa patah hati yang sangat dalam, sehingga bisa saja memunculkan masalah pada kesehatannya. Beberapa penelitian juga mengatakan bahwa pria yang baru saja mengalami putus cinta bisa mengalami penurunan pada fungsi kekebalan tubuhnya apabila dibandingkan pada saat menjalani hubungan dengan kekasih wanitanya.  Ada suatu penelitian yang melakukan penelitian terhadap hubungan pria dan wanita yang sudah lama putus atau tidak berhubungan, peneliti tersebut mengungkapkan bahwa ia mencoba menilai keadaan emosional 2.000 pria dan perempuan yang bercerai lalu mengunjungi mereka lagi setelah 6-9 tahun kemudian. Hasil dari penelitian tersebut adalah pria cenderung tidak bisa melupakan hubungan masa lalunya dengan baik, terutama mantan yang memberi kenangan paling mendalam.  Memang benar, perempuan merasa sangat terpukul dan terjatuh di awal perpisahan dan butuh waktu bertahap, sehingga bisa menyembuhkan luka. Namun, lain halnya dengan pria yang justru merasa lega, bebas dan bahkan bahagia di awal perpisahan, tetapi lambat laun si pria akan merasa kehilangan dan lebih susah melepaskan kenangan walaupun waktu terus berjalan.  Peneliti tersebut juga menunjukkan bahwa para perempuan dalam penelitian tersebut justru menjadi lebih ekstrovert (ceria, sosial, dan terbuka) pada tahun-tahun setelah perceraian dibandingkan para pria yang terbukti merasa lebih tidak stabil secara emosional setelah perceraian.  3. Memendam Perasaan yang Ada  Bagi sebagian kecil pria, ketika mengingat kekesalan-kekesalan pada wanita, atau kekurangan-kekurangannya, si pria akan merasa lega karena terbebas dari hubungan yang dijalaninya. Namun, pria merasa jauh lebih sengsara ketika mengingat kelebihan-kelebihan wanitanya.  Hal seperti itu dapat terjadi karena si pria tidak lagi mendapatkan sifat wanitanya yang selalu memperhatikan, membimbing atau bahkan mengurus berbagai keperluannya, tentu ini akan meninggalkan rasa kehilangan yang amat sangat.  Seperti yang telah kita bahas sebelumnya, bahwa pria sangat cenderung memendam apa yang mereka rasakan, hanya saja ia telah menutupinya dengan melampiaskan berbagai hal. Padahal hal demikian akan membuat keadaan semakin sulit, karena secara terpaksa mereka harus mengatasi patah hatinya dengan menyendiri di kamar, atau ketika bersama keluarga ataupun teman ia selalu berlagak tenang, padahal hatinya rapuh.  Hal inilah sesuai dengan kutipan salah satu buku Rusdi Mathari, bahwa “laki-laki memang tidak menangis, tapi hatinya berdarah dik.” Namun berbeda dengan wanita, wanita yang lebih mudah meluapkan isi hatinya termasuk menangis, kemudian curhat kesana-kemari, meminta solusi yang tepat atau bahkan meminta sosok lain untuk menggantikannya. Hal itu akan sangat membantu mereka untuk segera memulihkan perasannya.  4. Tidak Ingin Mengawalinya dari Awal Kembali  Meski usai putus cinta pria bisa segera menemukan pengganti, mereka akan segera menyadari bahwa butuh waktu yang lama untuk mencapai kenyamanan seperti yang didapatkan dari wanita sebelumnya. Jangan salah, pria memang terkesan mudah mencari pengganti wanitanya, tetapi sebenarnya hal itu hanya merupakan pelariannya saja.  Hal itu dilakukan si pria hanya ingin membuktikan bahwa dirinya baik-baik saja tanpa kehadiran si wanitanya. Namun, setelah beberapa kali berkencan, mungkin dengan beberapa wanita yang berbeda, si pria akan segera menyadari bahwa ia sebenarnya membutuhkan waktu lama untuk mencapai tingkat kenyamanan seperti yang didapatkannya dari wanita masa lalunya.  Sayangnya, menurut penelitian dari Universitas Carnegie Mellon, pria sering terlambat menyadari bahwa keintiman sosial menjadi pondasi dari hubungan yang memiliki ketahanan yang cukup lama dengan si wanita tersebut, sehingga pria ini dikatakan sulit move on karena tidak ingin mengawalinya seperti dari awal semula. Oleh karena itu, hal inilah sering terjadi penyesalan atau bahkan kembali lagi bersamanya, dengan syarat jika wanita itu mau menerima sosok pria tersebut.  5. Masih Berharap Ingin Kembali  Durasi menjalin hubungan percintaan juga menentukan seseorang bisa melupakan wanita yang pernah dicintainya dengan cepat atau tidak. Semakin lama hubungan berjalan, kecenderungan untuk melupakan akan semakin sulit. Hal ini juga ada hubungannya dengan kebiasaan yang pernah dilakukan ketika masih menjadi kekasih dari wanitanya pada masa itu.  Meskipun masih marah dan kecewa, nyatanya diam-diam pria masih sangat berharap untuk bisa kembali bersama. Si pria itu juga menyadari akan kesalahan-kesalahan yang pernah dibuatnya. Pada dasarnya, mengharapkan mantan kekasih kembali sebenarnya bukan hal yang buruk, terutama bila pria masih memiliki perasaan padanya.  Akan tetapi, jika itu berlangsung selama berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun dan tak ada perkembangan sama sekali, sudah saatnya untuk berhenti menunggu. Pikirkan kembali apakah kamu (si pria) benar-benar bisa mendapatkan kesempatan kedua atau tidak. Oleh karena itu, berhenti berandai-andai, dan percayalah bahwa kamu layak mendapatkan pasangan yang lebih baik suatu saat nanti.  6. Menyalahkan Diri Sendiri  Salah satu perasaan yang menghantui pria ketika putus adalah membayangkan kalau dirinya tidak akan menemukan atau bahkan mendapatkan seorang wanita yang tepat seperti mantan kekasihnya. Pria terlalu takut untuk menjadi pribadi seperti semula tanpa pasangan dari sang mantan, sehingga hal ini akan membuat pria merasa cemas dan merasa “sendirian” tanpa wanita.  Jika hal seperti itu terus terjadi, maka si pria akan semakin sulit untuk membiarkan wanita yang pernah dicintainya pergi. Namun, perpisahan adalah kesempatan untuk belajar lebih dalam tentang memahami diri sendiri. Dengan begitu, baik pria maupun wanita akan mengubah dirinya menjadi pribadi yang lebih baik dan dewasa.  Cara Pria Supaya untuk Move On  Ada beberapa cara terbaik untuk bisa dilakukan bagi kamu yang ingin berusaha move on dari patah hati. Berikut ini beberapa cara pria agar bisa move on.  Seimbangkan Kenangan yang Melintas  Setelah putus cinta, pasti kenangan selalu melintas dengan mengingat mantan. Namun, menurut Guy Winch, psikolog yang menuliskan sebuah buku berjudul How to fix a Broken Heart mengingatkan kita, agar setiap kenangan yang muncul di dalam diri jangan berat sebelah. Dengan kata lain, sebagai pria yang kuat, kamu harus memastikan setiap pikiran tentang mantan memang tetap realistis dan tidak berat sebelah.  Secara sederhana ungkapan itu dapat diartikan, seperti jika pikiranmu memunculkan momen-momen bahagia dengan kebersamaan kalian saat liburan, atau jalan bareng, maka kamu perlu menambahkan dengan momen-momen liburan yang membuatmu marah dan benar-benar sedih sampai tidak mau liburan bersama.  Anggap saja Putus Cinta adalah Bagian Kecil  Putus cinta dengan kekasih tidak berarti dunia ini telah runtuh dan berakhir sudah. Untuk kamu pria yang sejati boleh kok, merasa sedih atau galau. Namun, jangan sampai menganggap bahwa ini merupakan akhir dari segalanya termasuk kehidupanmu.  Semua orang pasti pernah mengalami patah hati, putus cinta, atau situasi yang tidak baik-baik, sehingga muak untuk merasakan kehidupan ini. Apabila orang lain saja mampu melewati masa-masa itu, maka kamu harus bisa melakukan hal yang sama.    Oleh karena itu, ketika sedang galau, kamu harus percaya bahwa seiring berjalannya waktu semua luka akan reda dan hilang. Dengan demikian, rasa sakit yang diderita akan dapat dijadikan sebagai sebuah pelajaran yang berharga di waktu berikutnya. Singkatnya, untuk bisa move on, kamu bisa menganggap bahwa putus cinta merupakan bagian kecil dari perjalanan kehidupan.  Hindari Stalking Sosial Medianya  Langkah selanjutnya untuk bisa move on adalah tidak perlu mengecek media sosialnya. Hal seperti itu hanya akan memperkuat kehadirannya di dalam benakmu. Akibatnya, semakin sulit bagimu untuk berhenti membayangkan tentang dirinya dan hubungan kalian yang sudah kandas. Pokoknya harus menghindari, jangan terlalu sering mengecek media sosialnya.  Jangan Menanyakan Hubungan yang Berakhir  Pria yang kuat, tidak perlu terus-terusan mempertanyakan kenapa hubungan kalian berakhir. Hal seperti itu hanya akan membuatnya terus-terusan menjadi tokoh utama di dalam hidupmu. Terima saja kenyataan apa adanya, karena nasi sudah menjadi bubur, sehingga semakin lebih yakin dalam menjalani kehidupan ini.  Lakukan Hal yang Menyenangkan  Jika ingin benar-benar meredakan rasa sakit hatimu, kamu cobalah untuk melakukan aktivitas yang biasanya kamu lakukan dengan membuatmu gembira dan menghibur, seperti membaca buku, menonton film, dan sebagainya. Dengan kata lain, terus saja bergerak seperti ini sangat penting untuk membuatmu terbiasa dengan fakta bahwa hidup ini terus berjalan.  Manfaatkan Support dari Sahabat  Hubungi teman-teman terdekatmu dan manfaatkan penghiburan serta dukungan emosional yang mereka berikan. “Hal terbaik yang bisa dilakukan adalah membicarakan apa yang kamu rasakan mengenai perpisahan itu dengan teman dekat dan orang-orang tersayang,” tutur Dr. Michael Zentman, seorang psikolog kepada Insider. Ia juga mengatakan bahwa “Mendengar diri Anda sendiri mengatakan dengan jelas apa yang Anda rasakan dengan disaksikan orang lain bisa sangat membantu.”  Lakukan Olahraga Rutin  Selain melakukan hobi yang kamu senangi, langkah move on dari mantan kekasih yang selanjutnya adalah dengan berolahraga. Saat tubuh berolahraga, hormon kortisol juga sebagai pemicu stres kemudian akan menurun. Dengan begitu, rasa sedih yang kamu alami selama ini dapat tergantikan dengan meningkatkan kesehatan dan kebahagiaan tubuh. Kesehatanlah yang akan kau dapati selama hal itu terus dilakukan.  Meskipun perpisahan seperti mudah diterima, tetapi kebanyakan orang akan sulit untuk memahami akan hal itu. Bahkan, tak sedikit juga yang lebih sering memikirkan rasa sakit yang cukup dalam daripada memikirkan cara untuk move on. Apabila hal seperti itu terus dibiarkan, maka kesehatan tubuh akan turun dan bisa mengganggu kesehatan.

Selain melakukan hobi yang kamu senangi, langkah move on dari mantan kekasih yang selanjutnya adalah dengan berolahraga. Saat tubuh berolahraga, hormon kortisol juga sebagai pemicu stres kemudian akan menurun. Dengan begitu, rasa sedih yang kamu alami selama ini dapat tergantikan dengan meningkatkan kesehatan dan kebahagiaan tubuh. Kesehatanlah yang akan kau dapati selama hal itu terus dilakukan.

Meskipun perpisahan seperti mudah diterima, tetapi kebanyakan orang akan sulit untuk memahami akan hal itu. Bahkan, tak sedikit juga yang lebih sering memikirkan rasa sakit yang cukup dalam daripada memikirkan cara untuk move on. Apabila hal seperti itu terus dibiarkan, maka kesehatan tubuh akan turun dan bisa mengganggu kesehatan.


Referensi : Pria Susah Berpaling Setelah Berhubungan Alias Susah Move On bahkan terpuruk Pasca Bercerai Dengan Pasangan