This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

Tampilkan postingan dengan label Menangis sampai meratapi bisa membuat orang yang meninggal tersiksa. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Menangis sampai meratapi bisa membuat orang yang meninggal tersiksa. Tampilkan semua postingan

Senin, 26 September 2022

Menangis sampai meratapi bisa membuat orang yang meninggal tersiksa

Menangis sampai meratapi bisa membuat orang yang meninggal tersiksa, Punya 3 ciri ini? Kamu adalah hamba Allah SWT yang dikehendaki baik. Setiap manusia tentu ingin menjadi orang yang baik. Karena sejatinya kehidupan akan membaik ketika manusia pun juga memulai kebaikan dari dirinya sendiri terlebih dahulu.  Kebaikan yang selalu mereka dambakan, bukanlah tak berarti. Melainkan kebaikan itulah yang akan membantu mereka meraih ridho Allah Ta'ala. Karena Allah adalah dzat Yang Maha Baik, maka Allah juga mencintai hamba yang baik.  Dalam kitab Nashoihul Ibad, Karya Syekh Nawawi Al-Bantani yang merupakan syarah atas kitab Syekh Syihabuddin Ahmad bin Hajar Al-Asqolani (Ibnu Hajar Al-Asqolani) dijelaskan, terdapat 3 kriteria seorang hamba yang dikehendaki oleh Allah untuk menjadi orang yang baik. Syekh Nawawi berkata:  1. Ketika Allah menghendaki seorang hamba untuk menjadi orang baik, maka Allah menguatkan agamanya.  Ciri yang pertama adalah agama seorang hamba tersebut dikuatkan oleh Allah. Dikuatkanlah keimanannya. Sehingga hamba tersebut tetap teguh menapaki jalan kebaikan, meskipun godaan malang melintang. Sesuai dengan sabda Nabi Muhammad SAW:  "Barang siapa yang dikehendaki menjadi baik maka dikuatkanlah ia dalam perkara agama."  2. Dizuhudkanlah hamba tersebut didalam perkara dunia.  Hamba yang baik, adalah hamba yang tidak tergiur sedikitpun akan gemerlap dunia. Ia berpikir bahwa dunia hanyalah tempat singgah semata. Hanya perkara yang fana. Hamba yang baik hanya mengingat satu perkara, yaitu janji Allah akan kehidupan akhirat yang kekal adanya. Ia ingat betul akan peringatan Rasulullah tentang perkara dunia, bahwa:  "Cinta dunia adalah pokok dari segala keburukan."  3. Dan diperlihatkanlah aib-aib dalam dirinya sendiri.  Hamba yang baik tidak sibuk dengan sesuatu yang tidak berguna. Mencari-cari aib sesamanya. Membicarakan keburukan orang lain. Terlebih, merasa dirinya lebih baik dan memandang orang lain terlalu buruk. Sungguh, hal tersebut jauh dari diri seorang hamba yang baik. Hamba yang baik adalah hamba yang tidak pernah membicarakan keburukan orang lain.  Ia oleh Allah disibukkan dengan aib-aib pribadinya. Ia disibukkan dengan berintrospeksi diri, Muhasabatun Nafsi. Mencari-cari kekurangan diri sendiri untuk kemudian ia perbaiki agar kelak ia benar-benar menjadi hamba yang baik. Hal ini senada dengan perkataan ulama ahli hikmah:  "Beruntunglah bagi orang yang disibukkan dengan aib pribadinya dari pada aib-aib manusia."  Terlepas dari itu semua, Ba'dul Hukama', sebagian ulama ahli hikmah juga menerangkan bahwa sesungguhnya manusia sudah bisa meraba-raba nasibnya apakah ia ditakdirkan manjadi orang baik atau sebaliknya yaitu dengan melihat aktifitas sehari-harinya. Apakah ia dimudahkan dalam kebaikkan ataukah tidak. Jika iya, maka ia benar-benar ditakdirkan menjadi orang baik. Karena mereka (ulama ahli hikmah) berkata:  "Tiap-tiap manusia itu dimudahkan untuk apa ia diciptakan."  Jadi, ketika seorang hamba selalu diliputi dengan kebaikan-kebaikan, maka beruntunglah manusia itu. Ia ditakdirkan menjadi orang baik.  Referensi : Punya 3 ciri ini? Kamu adalah hamba Allah SWT yang dikehendaki baik, Kehilangan orang tercinta menghadap Sang Pencipta sangat menyakitkan dan menyedihkan. Tentunya setiap orang tidak akan bisa menahan air mata ketika orang yang disayang itu pergi untuk selama-lamanya. Namun bagaimana ketika kepergian itu di bulan Ramadan, apakah air mata atau menangis membatalkan puasa?  Ustaz Syamsul Arifin Nababan, pendiri pondok pesantren mualaf Annaba-center menjelaskan, menangis tidak membatalkan puasa. "Mengeluarkan air mata karena menangis tidak membatalkan puasa dan tidak mempengaruhi apa pun terhadap puasanya," kata ustaz Syamsul. Sebenarnya, lanjut Syamsul, tangisan berlebihan dari keluarga atau kerabat bisa membuat yang meninggal tersiksa. Jadi jangan sampai meratapi karena bisa berdosa.  "Kalau sampai meratapi berdosa. Dan bisa membuat yang meninggal tersiksa dengan ratapan keluarganya," ujarnya.  Namun mengeluarkan air mata karena menangisi dosa diri sendiri akan mendapatkan pahala. "Mengeluarkan air mata karena menangisi dosa mendapatkan pahala," tutup Syamsul.
Kehilangan orang tercinta menghadap Sang Pencipta sangat menyakitkan dan menyedihkan. Tentunya setiap orang tidak akan bisa menahan air mata ketika orang yang disayang itu pergi untuk selama-lamanya. Namun bagaimana ketika kepergian itu di bulan Ramadan, apakah air mata atau menangis membatalkan puasa?

Ustaz Syamsul Arifin Nababan, pendiri pondok pesantren mualaf Annaba-center menjelaskan, menangis tidak membatalkan puasa. "Mengeluarkan air mata karena menangis tidak membatalkan puasa dan tidak mempengaruhi apa pun terhadap puasanya," kata ustaz Syamsul. Sebenarnya, lanjut Syamsul, tangisan berlebihan dari keluarga atau kerabat bisa membuat yang meninggal tersiksa. Jadi jangan sampai meratapi karena bisa berdosa.

"Kalau sampai meratapi berdosa. Dan bisa membuat yang meninggal tersiksa dengan ratapan keluarganya," ujarnya.

Namun mengeluarkan air mata karena menangisi dosa diri sendiri akan mendapatkan pahala. "Mengeluarkan air mata karena menangisi dosa mendapatkan pahala," tutup Syamsul.

Referensi : Menangis sampai meratapi bisa membuat orang yang meninggal tersiksa