This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

Tampilkan postingan dengan label Apa Itu Dejavu dan Kenapa Bisa Terjadi?. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Apa Itu Dejavu dan Kenapa Bisa Terjadi?. Tampilkan semua postingan

Senin, 05 September 2022

Apa Itu Dejavu dan Kenapa Bisa Terjadi?

Apa Itu Dejavu dan Kenapa Bisa Terjadi? Apakah Anda pernah merasa mengalami situasi tertentu padahal situasi tersebut baru atau sedang terjadi? Fenomena yang kerap disebut dejavu ini umum dialami oleh banyak orang. Apa itu dejavu? Bagaimana hal ini bisa terjadi?  Apa itu Déjà Vu?  Dejavu atau déjà vu adalah suatu keadaan di mana Anda merasa familiar dengan kondisi sekitar Anda, seolah-olah Anda sudah pernah mengalami hal tersebut di waktu lampau dengan keadaan yang persis sama. Padahal apa yang sedang Anda alami sekarang adalah pengalaman pertama Anda.  Kejadian ini bisa berlangsung 10 sampai 30 detik, dan lebih dari satu kali. Jika ini terjadi pada Anda, Anda tidak perlu panik. Menurut beberapa penelitian, dua sampai tiga orang yang pernah mengalami dejavu akan mengalaminya kembali.  Déjà vu berasal dari bahasa Prancis yang berarti “sudah pernah melihat”. Sebutan ini pertama kali dicetuskan oleh Émile Boirac, seorang filosofis dan ilmuwan asal Prancis pada tahun 1876. Banyak filsuf dan ilmuwan lain yang mencoba menjelaskan mengapa dejavu bisa terjadi.  Menurut Sigmund Freud, terjadinya dejavu berhubungan dengan keinginan yang terpendam. Sementara menurut Carl Jung, fenomena ini berhubungan dengan alam bawah sadar kita.  Orang-orang yang berusia muda lebih sering mengalami dejavu. Ketika berusia 15 sampai 25 tahun, Anda mungkin lebih sering mengalami dejavu dibandingkan mereka yang berusia lebih tua. Biasanya, pengalaman ini akan berkurang setelah seseorang telah mencapai umur di atas 25 tahun.  Bagaimana dejavu bisa terjadi?  Penjelasan pasti terkait alasan terjadinya déjà vu sulit untuk dicari karena studi tentang dejavu sendiri tidak mudah untuk dilakukan. Peneliti hanya bisa berpegang pada pengalaman dejavu seseorang yang bersifat retrospektif sehingga sulit mencari stimulus yang memicunya.  Namun ada beberapa teori yang mungkin bisa menjawab mengapa Anda mengalami kondisi ini.  1. Teori slip perception  Pada teori slip perception, dejavu terjadi ketika Anda melihat sesuatu pada dua waktu yang berbeda. Misalnya, Anda melihat suatu objek atau situasi pertama kali secara sepintas atau hanya dari sudut mata tanpa memperhatikannya.  Di saat tersebut, otak mulai membentuk memori tentang apa yang Anda lihat, bahkan dengan informasi terbatas dari pandangan sekilas yang tidak lengkap.  Begitu Anda melihat pemandangan yang serupa di waktu yang berbeda, kali ini dengan perhatian penuh, otak seperti mengingat memori yang telah disimpan sebelumnya dan membuat Anda merasa bahwa Anda telah memandang hal yang sama sebelumnya.  2. Temporal lobe seizure  Dejavu memang fenomena yang normal, tapi kemunculannya juga kerap dialami oleh seseorang yang memiliki epilepsi sebelum mengalami gejala kejang-kejang. Kejang-kejang ini biasa disebut temporal lobe seizure.    Penyebab temporal lobe seizure alias kejang lobus temporal terkadang tidak diketahui. Namun trauma pada otak, infeksi, stroke, tumor otak, hingga faktor genetik dapat menyebabkan temporal lobe seizure.  Saat mengalami serangan, penderita temporal lobe seizure dapat mengalami penurunan kemampuan untuk merespons lingkungan sekitar hingga melakukan aktivitas yang sama berulang-ulang seperti mendecakkan lidah atau menggerakkan jari-jari tangan secara tidak wajar.  Sebelum serangan ini datang, biasanya penderita temporal lobe seizure akan mengalami sensasi aneh seperti merasakan takut yang tidak beralasan, halusinasi, dan dejavu.  3. Malfungsi sirkuit otak  Dejavu juga dapat disebabkan oleh malfungsi antara long term circuits dan short term circuits dalam otak kita.  Ketika otak mencerna keadaan sekitar, informasi yang didapat bisa jadi langsung ditransfer ke bagian otak yang menampung memori jangka panjang. Ini menyebabkan kita merasakan dejavu, seolah-olah kita sudah pernah melihat dan merasakan kejadian yang kita alami sekarang di masa lalu.  4. Kerja rhinal cortex  Bagian yang disebut rhinal cortex di otak kita berfungsi untuk mendeteksi rasa familiar. Bagian ini mungkin saja teraktivasi tanpa memicu kerja hipokampus (bagian otak yang berfungsi sebagai memori).  Ini dapat menjelaskan kenapa saat kita mengalami dejavu, kita tidak dapat mengingat dengan persis kapan dan di mana kita pernah merasakan pengalaman yang sama.  5. Teori memory recall  Penelitian yang dilakukan oleh Anne Cleary, seorang profesor psikologi dari Colorado University, menunjukkan bahwa terjadinya dejavu terkait dengan cara Anda memproses dan menyimpan ingatan.  Menurut penelitian tersebut, dejavu dapat terjadi sebagai respons terhadap suatu peristiwa yang persis dengan apa yang telah Anda alami tetapi Anda tidak mengingatnya.  Misalnya, Anda mungkin sudah pernah mengalami suatu peristiwa atau melihat objek tertentu saat masih kecil, tetapi Anda tidak bisa mengingatnya. Begitu Anda dihadapkan kembali dengan hal yang sama, Anda akan merasa sudah mengalami hal tersebut tanpa tahu jelasnya kapan itu pernah terjadi.  Pada intinya, dejavu merupakan fenomena yang sesekali akan terjadi dan tidak perlu Anda khawatirkan. Namun, bila kejadiannya terlalu sering dan disertai dengan gejala-gejala yang mengarah pada kejang-kejang, segera periksakan diri Anda ke dokter. Apa Itu Dejavu dan Kenapa Bisa Terjadi?
Apakah Anda pernah merasa mengalami situasi tertentu padahal situasi tersebut baru atau sedang terjadi? Fenomena yang kerap disebut dejavu ini umum dialami oleh banyak orang. Apa itu dejavu? Bagaimana hal ini bisa terjadi?

Apa itu Déjà Vu?

Dejavu atau déjà vu adalah suatu keadaan di mana Anda merasa familiar dengan kondisi sekitar Anda, seolah-olah Anda sudah pernah mengalami hal tersebut di waktu lampau dengan keadaan yang persis sama. Padahal apa yang sedang Anda alami sekarang adalah pengalaman pertama Anda.

Kejadian ini bisa berlangsung 10 sampai 30 detik, dan lebih dari satu kali. Jika ini terjadi pada Anda, Anda tidak perlu panik. Menurut beberapa penelitian, dua sampai tiga orang yang pernah mengalami dejavu akan mengalaminya kembali.

Déjà vu berasal dari bahasa Prancis yang berarti “sudah pernah melihat”. Sebutan ini pertama kali dicetuskan oleh Émile Boirac, seorang filosofis dan ilmuwan asal Prancis pada tahun 1876. Banyak filsuf dan ilmuwan lain yang mencoba menjelaskan mengapa dejavu bisa terjadi.

Menurut Sigmund Freud, terjadinya dejavu berhubungan dengan keinginan yang terpendam. Sementara menurut Carl Jung, fenomena ini berhubungan dengan alam bawah sadar kita.

Orang-orang yang berusia muda lebih sering mengalami dejavu. Ketika berusia 15 sampai 25 tahun, Anda mungkin lebih sering mengalami dejavu dibandingkan mereka yang berusia lebih tua. Biasanya, pengalaman ini akan berkurang setelah seseorang telah mencapai umur di atas 25 tahun.

Bagaimana dejavu bisa terjadi?

Penjelasan pasti terkait alasan terjadinya déjà vu sulit untuk dicari karena studi tentang dejavu sendiri tidak mudah untuk dilakukan. Peneliti hanya bisa berpegang pada pengalaman dejavu seseorang yang bersifat retrospektif sehingga sulit mencari stimulus yang memicunya.

Namun ada beberapa teori yang mungkin bisa menjawab mengapa Anda mengalami kondisi ini.

1. Teori slip perception

Pada teori slip perception, dejavu terjadi ketika Anda melihat sesuatu pada dua waktu yang berbeda. Misalnya, Anda melihat suatu objek atau situasi pertama kali secara sepintas atau hanya dari sudut mata tanpa memperhatikannya.

Di saat tersebut, otak mulai membentuk memori tentang apa yang Anda lihat, bahkan dengan informasi terbatas dari pandangan sekilas yang tidak lengkap.

Begitu Anda melihat pemandangan yang serupa di waktu yang berbeda, kali ini dengan perhatian penuh, otak seperti mengingat memori yang telah disimpan sebelumnya dan membuat Anda merasa bahwa Anda telah memandang hal yang sama sebelumnya.

2. Temporal lobe seizure

Dejavu memang fenomena yang normal, tapi kemunculannya juga kerap dialami oleh seseorang yang memiliki epilepsi sebelum mengalami gejala kejang-kejang. Kejang-kejang ini biasa disebut temporal lobe seizure.


Penyebab temporal lobe seizure alias kejang lobus temporal terkadang tidak diketahui. Namun trauma pada otak, infeksi, stroke, tumor otak, hingga faktor genetik dapat menyebabkan temporal lobe seizure.

Saat mengalami serangan, penderita temporal lobe seizure dapat mengalami penurunan kemampuan untuk merespons lingkungan sekitar hingga melakukan aktivitas yang sama berulang-ulang seperti mendecakkan lidah atau menggerakkan jari-jari tangan secara tidak wajar.

Sebelum serangan ini datang, biasanya penderita temporal lobe seizure akan mengalami sensasi aneh seperti merasakan takut yang tidak beralasan, halusinasi, dan dejavu.

3. Malfungsi sirkuit otak

Dejavu juga dapat disebabkan oleh malfungsi antara long term circuits dan short term circuits dalam otak kita.

Ketika otak mencerna keadaan sekitar, informasi yang didapat bisa jadi langsung ditransfer ke bagian otak yang menampung memori jangka panjang. Ini menyebabkan kita merasakan dejavu, seolah-olah kita sudah pernah melihat dan merasakan kejadian yang kita alami sekarang di masa lalu.

4. Kerja rhinal cortex

Bagian yang disebut rhinal cortex di otak kita berfungsi untuk mendeteksi rasa familiar. Bagian ini mungkin saja teraktivasi tanpa memicu kerja hipokampus (bagian otak yang berfungsi sebagai memori).

Ini dapat menjelaskan kenapa saat kita mengalami dejavu, kita tidak dapat mengingat dengan persis kapan dan di mana kita pernah merasakan pengalaman yang sama.

5. Teori memory recall

Apa Itu Dejavu dan Kenapa Bisa Terjadi? Apakah Anda pernah merasa mengalami situasi tertentu padahal situasi tersebut baru atau sedang terjadi? Fenomena yang kerap disebut dejavu ini umum dialami oleh banyak orang. Apa itu dejavu? Bagaimana hal ini bisa terjadi?  Apa itu Déjà Vu?  Dejavu atau déjà vu adalah suatu keadaan di mana Anda merasa familiar dengan kondisi sekitar Anda, seolah-olah Anda sudah pernah mengalami hal tersebut di waktu lampau dengan keadaan yang persis sama. Padahal apa yang sedang Anda alami sekarang adalah pengalaman pertama Anda.  Kejadian ini bisa berlangsung 10 sampai 30 detik, dan lebih dari satu kali. Jika ini terjadi pada Anda, Anda tidak perlu panik. Menurut beberapa penelitian, dua sampai tiga orang yang pernah mengalami dejavu akan mengalaminya kembali.  Déjà vu berasal dari bahasa Prancis yang berarti “sudah pernah melihat”. Sebutan ini pertama kali dicetuskan oleh Émile Boirac, seorang filosofis dan ilmuwan asal Prancis pada tahun 1876. Banyak filsuf dan ilmuwan lain yang mencoba menjelaskan mengapa dejavu bisa terjadi.  Menurut Sigmund Freud, terjadinya dejavu berhubungan dengan keinginan yang terpendam. Sementara menurut Carl Jung, fenomena ini berhubungan dengan alam bawah sadar kita.  Orang-orang yang berusia muda lebih sering mengalami dejavu. Ketika berusia 15 sampai 25 tahun, Anda mungkin lebih sering mengalami dejavu dibandingkan mereka yang berusia lebih tua. Biasanya, pengalaman ini akan berkurang setelah seseorang telah mencapai umur di atas 25 tahun.  Bagaimana dejavu bisa terjadi?  Penjelasan pasti terkait alasan terjadinya déjà vu sulit untuk dicari karena studi tentang dejavu sendiri tidak mudah untuk dilakukan. Peneliti hanya bisa berpegang pada pengalaman dejavu seseorang yang bersifat retrospektif sehingga sulit mencari stimulus yang memicunya.  Namun ada beberapa teori yang mungkin bisa menjawab mengapa Anda mengalami kondisi ini.  1. Teori slip perception  Pada teori slip perception, dejavu terjadi ketika Anda melihat sesuatu pada dua waktu yang berbeda. Misalnya, Anda melihat suatu objek atau situasi pertama kali secara sepintas atau hanya dari sudut mata tanpa memperhatikannya.  Di saat tersebut, otak mulai membentuk memori tentang apa yang Anda lihat, bahkan dengan informasi terbatas dari pandangan sekilas yang tidak lengkap.  Begitu Anda melihat pemandangan yang serupa di waktu yang berbeda, kali ini dengan perhatian penuh, otak seperti mengingat memori yang telah disimpan sebelumnya dan membuat Anda merasa bahwa Anda telah memandang hal yang sama sebelumnya.  2. Temporal lobe seizure  Dejavu memang fenomena yang normal, tapi kemunculannya juga kerap dialami oleh seseorang yang memiliki epilepsi sebelum mengalami gejala kejang-kejang. Kejang-kejang ini biasa disebut temporal lobe seizure.    Penyebab temporal lobe seizure alias kejang lobus temporal terkadang tidak diketahui. Namun trauma pada otak, infeksi, stroke, tumor otak, hingga faktor genetik dapat menyebabkan temporal lobe seizure.  Saat mengalami serangan, penderita temporal lobe seizure dapat mengalami penurunan kemampuan untuk merespons lingkungan sekitar hingga melakukan aktivitas yang sama berulang-ulang seperti mendecakkan lidah atau menggerakkan jari-jari tangan secara tidak wajar.  Sebelum serangan ini datang, biasanya penderita temporal lobe seizure akan mengalami sensasi aneh seperti merasakan takut yang tidak beralasan, halusinasi, dan dejavu.  3. Malfungsi sirkuit otak  Dejavu juga dapat disebabkan oleh malfungsi antara long term circuits dan short term circuits dalam otak kita.  Ketika otak mencerna keadaan sekitar, informasi yang didapat bisa jadi langsung ditransfer ke bagian otak yang menampung memori jangka panjang. Ini menyebabkan kita merasakan dejavu, seolah-olah kita sudah pernah melihat dan merasakan kejadian yang kita alami sekarang di masa lalu.  4. Kerja rhinal cortex  Bagian yang disebut rhinal cortex di otak kita berfungsi untuk mendeteksi rasa familiar. Bagian ini mungkin saja teraktivasi tanpa memicu kerja hipokampus (bagian otak yang berfungsi sebagai memori).  Ini dapat menjelaskan kenapa saat kita mengalami dejavu, kita tidak dapat mengingat dengan persis kapan dan di mana kita pernah merasakan pengalaman yang sama.  5. Teori memory recall  Penelitian yang dilakukan oleh Anne Cleary, seorang profesor psikologi dari Colorado University, menunjukkan bahwa terjadinya dejavu terkait dengan cara Anda memproses dan menyimpan ingatan.  Menurut penelitian tersebut, dejavu dapat terjadi sebagai respons terhadap suatu peristiwa yang persis dengan apa yang telah Anda alami tetapi Anda tidak mengingatnya.  Misalnya, Anda mungkin sudah pernah mengalami suatu peristiwa atau melihat objek tertentu saat masih kecil, tetapi Anda tidak bisa mengingatnya. Begitu Anda dihadapkan kembali dengan hal yang sama, Anda akan merasa sudah mengalami hal tersebut tanpa tahu jelasnya kapan itu pernah terjadi.  Pada intinya, dejavu merupakan fenomena yang sesekali akan terjadi dan tidak perlu Anda khawatirkan. Namun, bila kejadiannya terlalu sering dan disertai dengan gejala-gejala yang mengarah pada kejang-kejang, segera periksakan diri Anda ke dokter. Apa Itu Dejavu dan Kenapa Bisa Terjadi? Apakah Anda pernah merasa mengalami situasi tertentu padahal situasi tersebut baru atau sedang terjadi? Fenomena yang kerap disebut dejavu ini umum dialami oleh banyak orang. Apa itu dejavu? Bagaimana hal ini bisa terjadi? Apa itu Déjà Vu?  Dejavu atau déjà vu adalah suatu keadaan di mana Anda merasa familiar dengan kondisi sekitar Anda, seolah-olah Anda sudah pernah mengalami hal tersebut di waktu lampau dengan keadaan yang persis sama. Padahal apa yang sedang Anda alami sekarang adalah pengalaman pertama Anda.  Kejadian ini bisa berlangsung 10 sampai 30 detik, dan lebih dari satu kali. Jika ini terjadi pada Anda, Anda tidak perlu panik. Menurut beberapa penelitian, dua sampai tiga orang yang pernah mengalami dejavu akan mengalaminya kembali.  Déjà vu berasal dari bahasa Prancis yang berarti “sudah pernah melihat”. Sebutan ini pertama kali dicetuskan oleh Émile Boirac, seorang filosofis dan ilmuwan asal Prancis pada tahun 1876. Banyak filsuf dan ilmuwan lain yang mencoba menjelaskan mengapa dejavu bisa terjadi.  Menurut Sigmund Freud, terjadinya dejavu berhubungan dengan keinginan yang terpendam. Sementara menurut Carl Jung, fenomena ini berhubungan dengan alam bawah sadar kita.  Orang-orang yang berusia muda lebih sering mengalami dejavu. Ketika berusia 15 sampai 25 tahun, Anda mungkin lebih sering mengalami dejavu dibandingkan mereka yang berusia lebih tua. Biasanya, pengalaman ini akan berkurang setelah seseorang telah mencapai umur di atas 25 tahun.  Bagaimana dejavu bisa terjadi?  Penjelasan pasti terkait alasan terjadinya déjà vu sulit untuk dicari karena studi tentang dejavu sendiri tidak mudah untuk dilakukan. Peneliti hanya bisa berpegang pada pengalaman dejavu seseorang yang bersifat retrospektif sehingga sulit mencari stimulus yang memicunya.  Namun ada beberapa teori yang mungkin bisa menjawab mengapa Anda mengalami kondisi ini.  1. Teori slip perception  Pada teori slip perception, dejavu terjadi ketika Anda melihat sesuatu pada dua waktu yang berbeda. Misalnya, Anda melihat suatu objek atau situasi pertama kali secara sepintas atau hanya dari sudut mata tanpa memperhatikannya.  Di saat tersebut, otak mulai membentuk memori tentang apa yang Anda lihat, bahkan dengan informasi terbatas dari pandangan sekilas yang tidak lengkap.  Begitu Anda melihat pemandangan yang serupa di waktu yang berbeda, kali ini dengan perhatian penuh, otak seperti mengingat memori yang telah disimpan sebelumnya dan membuat Anda merasa bahwa Anda telah memandang hal yang sama sebelumnya.  2. Temporal lobe seizure  Dejavu memang fenomena yang normal, tapi kemunculannya juga kerap dialami oleh seseorang yang memiliki epilepsi sebelum mengalami gejala kejang-kejang. Kejang-kejang ini biasa disebut temporal lobe seizure.    Penyebab temporal lobe seizure alias kejang lobus temporal terkadang tidak diketahui. Namun trauma pada otak, infeksi, stroke, tumor otak, hingga faktor genetik dapat menyebabkan temporal lobe seizure.  Saat mengalami serangan, penderita temporal lobe seizure dapat mengalami penurunan kemampuan untuk merespons lingkungan sekitar hingga melakukan aktivitas yang sama berulang-ulang seperti mendecakkan lidah atau menggerakkan jari-jari tangan secara tidak wajar.  Sebelum serangan ini datang, biasanya penderita temporal lobe seizure akan mengalami sensasi aneh seperti merasakan takut yang tidak beralasan, halusinasi, dan dejavu.  3. Malfungsi sirkuit otak  Dejavu juga dapat disebabkan oleh malfungsi antara long term circuits dan short term circuits dalam otak kita.  Ketika otak mencerna keadaan sekitar, informasi yang didapat bisa jadi langsung ditransfer ke bagian otak yang menampung memori jangka panjang. Ini menyebabkan kita merasakan dejavu, seolah-olah kita sudah pernah melihat dan merasakan kejadian yang kita alami sekarang di masa lalu.  4. Kerja rhinal cortex  Bagian yang disebut rhinal cortex di otak kita berfungsi untuk mendeteksi rasa familiar. Bagian ini mungkin saja teraktivasi tanpa memicu kerja hipokampus (bagian otak yang berfungsi sebagai memori).  Ini dapat menjelaskan kenapa saat kita mengalami dejavu, kita tidak dapat mengingat dengan persis kapan dan di mana kita pernah merasakan pengalaman yang sama.  5. Teori memory recall    Penelitian yang dilakukan oleh Anne Cleary, seorang profesor psikologi dari Colorado University, menunjukkan bahwa terjadinya dejavu terkait dengan cara Anda memproses dan menyimpan ingatan.  Menurut penelitian tersebut, dejavu dapat terjadi sebagai respons terhadap suatu peristiwa yang persis dengan apa yang telah Anda alami tetapi Anda tidak mengingatnya.  Misalnya, Anda mungkin sudah pernah mengalami suatu peristiwa atau melihat objek tertentu saat masih kecil, tetapi Anda tidak bisa mengingatnya. Begitu Anda dihadapkan kembali dengan hal yang sama, Anda akan merasa sudah mengalami hal tersebut tanpa tahu jelasnya kapan itu pernah terjadi.  Pada intinya, dejavu merupakan fenomena yang sesekali akan terjadi dan tidak perlu Anda khawatirkan. Namun, bila kejadiannya terlalu sering dan disertai dengan gejala-gejala yang mengarah pada kejang-kejang, segera periksakan diri Anda ke dokter.
Penelitian yang dilakukan oleh Anne Cleary, seorang profesor psikologi dari Colorado University, menunjukkan bahwa terjadinya dejavu terkait dengan cara Anda memproses dan menyimpan ingatan.

Menurut penelitian tersebut, dejavu dapat terjadi sebagai respons terhadap suatu peristiwa yang persis dengan apa yang telah Anda alami tetapi Anda tidak mengingatnya.

Misalnya, Anda mungkin sudah pernah mengalami suatu peristiwa atau melihat objek tertentu saat masih kecil, tetapi Anda tidak bisa mengingatnya. Begitu Anda dihadapkan kembali dengan hal yang sama, Anda akan merasa sudah mengalami hal tersebut tanpa tahu jelasnya kapan itu pernah terjadi.

Pada intinya, dejavu merupakan fenomena yang sesekali akan terjadi dan tidak perlu Anda khawatirkan. Namun, bila kejadiannya terlalu sering dan disertai dengan gejala-gejala yang mengarah pada kejang-kejang, segera periksakan diri Anda ke dokter.


Referensi ; Apa Itu Dejavu dan Kenapa Bisa Terjadi?