Nabi shalallahu alaihi wasallam bersabda,
“ليأتيَنَّ على الناسِ زمانٌ، لا يُبالي المرءُ بما أخذَ المالَ، أمِن حلالٍ أمْ من حرامٍ”
“Akan datang suatu zaman dimana manusia tidak lagi peduli darimana mereka mendapatkan harta, apakah dari usaha yang halal atau haram.” (HR. Bukhari –Al Fath 4/296 nomor 2059; 4/313 nomor 2083).
Sungguh pada zaman ini banyak dari manusia yang tujuan utamanya adalah mengumpulkan harta sebanyak banyaknya tanpa peduli halal atau haram. Mereka habiskan umurnya, masa mudanya, begadang sepanjang malam, pergi mengelilingi dunia dengan tujuan hanya untuk mengumpulkan harta.
Ingat bahwa memakan harta yang haram bukanlah dosa yang ringan, tapi ia termasuk salah satu dosa yang besar. Sebagaimana dijelaskan oleh Nabi shalallahu alaihi wasallam;
«اجتنبوا السبعَ الموبقاتِ”، قالوا: يا رسولَ الله وما هن؟ قال: “الشركُ بالله، والسِّحرُ، وقتلُ النفسِ التي حرَّمَ الله إلا بالحقِّ، وأكلُ الربا، وأكلُ مالِ اليتيمِ، والتولِّي يومَ الزحفِ، وقذفُ المحصناتِ المؤمناتِ الغافلاتِ» “
“Jauhilah tujuh dosa yang membinasakan (al-muubiqaat).” Mereka berkata, “Wahai Rasulullah, apa saja dosa yang membinasakan tersebut?” Beliau bersabda, “(1) Syirik kepada Allah, (2) sihir, (3) membunuh jiwa yang haram untuk dibunuh kecuali jika lewat jalan yang benar, (4) makan riba, (5) makan harta anak yatim, (6) lari dari medan perang, (7) qadzaf (menuduh wanita mukminah yang baik-baik dengan tuduhan zina).” (HR. Bukhari, no. 2766 dan Muslim, no. 89)
Maka Nabi menyebutkan dua diantara dosa dosa besar di dalam hadits di atas adalah berkaitan dengan memakan harta haram. Pertama memakan harta riba dan yang kedua memakan harta anak yatim.
Ketika seseorang sudah tidak perduli lagi dengan halal dan haram atas harta yang dia dapatkan maka akan ada dampak yang sangat mengerikan.
Berikut dampak dari memakan harta yang haram:
- Tidak Dikabulkan DoanyaOrang yang memakan harta haram maka doa doa nya sulit untuk dikabulkan oleh Allah. Nabi shalallahu alaihi wasallam menjelaskan dalam sebuah hadits;
عن أبي هريرة قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: ” «أيها الناسُ! إن الله طيِّبٌ لا يقبَلُ إلا طيبًا، وإن الله أمرَ المؤمنين بما أمرَ به المرسلين، فقال: {يَا أَيُّهَا الرُّسُلُ كُلُوا مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَاعْمَلُوا صَالِحًا إِنِّي بِمَا تَعْمَلُونَ عَلِيمٌ} [المؤمنون: 51]، وَقَالَ: {يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ} [البقرة: 172]. ثم ذكر الرجلَ يُطيلُ السفرَ أشعثَ أغبَرَ، يمُدُّ يديه إلى السماءِ: يا ربُ! يا ربُ! ومطعمُه حرامٌ، ومَشرَبُه حرامٌ، وملبسُه حرامٌ، وغذي بالحرام، فأنى يُستجَابُ لذلك؟» أخرجه مسلم (1015).
Allah Ta’ala berfirman; “Wahai para rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik, dan kerjakanlah amal shalih.” (QS. Al-Mu’minun: 51).
“Dan Allah Ta’ala berfirman, ‘Wahai orang-orang yang beriman! Makanlah dari rezeki yang baik yang Kami berikan kepadamu.” (QS. Al-Baqarah: 172)
Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebutkan seseorang yang lama bepergian; rambutnya kusut, berdebu, dan menengadahkan kedua tangannya ke langit, lantas berkata, ‘Wahai Rabbku, wahai Rabbku.’ Padahal makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram, dan ia dikenyangkan dari yang haram, bagaimana mungkin doanya bisa terkabul.” (HR. Muslim, no. 1015)
Lihatlah padahal orang tersebut sudah melakukan adab adab dalam berdoa. Setidaknya ada empat adab dalam berdoa yang dia lakukan.
- Berdoa ketika waktu mustajab, dan dia beroda ketika sedang bersafar yang mana itu waktu yang mustajab.
- Mengangkat kedua tangan.
- Berdoa dalam kondisi yang sangat membutuhkan atau genting.
- Memanggil Allah dengan kata “Ya Robbi ya Robbi” dan kalau kita perhatikan hampir seluruh doa di dalam Al Quran diawali dengan kata Robb.
Namun karena dia memakan harta haram maka doanya sulit untuk dikabulkan.
- Hilangnya keberkahanAllah Ta’ala berfirman:
(یَمۡحَقُ ٱللَّهُ ٱلرِّبَوٰا۟ وَیُرۡبِی ٱلصَّدَقَـٰتِۗ وَٱللَّهُ لَا یُحِبُّ كُلَّ كَفَّارٍ أَثِیمٍ)
عَنِ ابْنِ مَسْعُودٍ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ قَالَ: “إِنَّ الرِّبَا وَإِنْ كَثُرَ فَإِنَّ عَاقِبَتَهُ تَصِيرُ إِلَى قُلٍّ” إسناده صحيح: أخرجه ابن ماجه
Dari Ibnu Mas’ud, dari Nabi shalallahu alaihi wassalam bersabda:
” Harta riba itu meski banyak, namun akibatnya adalah ia terus menerus berkurang (berkahnya).” (Sanad Shohih dikeluarkan oleh Ibnu Majah)
Ibnu Taimiyah rohimahullah berkata;
والقليل من الْحَلَالِ يُبَارَكُ فِيهِ وَالْحَرَامُ الْكَثِيرُ يَذْهَبُ وَيَمْحَقُهُ اللَّهُ تَعَالَى
“Sedikit dari yang halal itu lebih bawa berkah di dalamnya. Sedangkan yang haram yang jumlahnya banyak hanya cepat hilang dan Allah akan menghancurkannya.” (Majmu’ah Al-Fatawa, 28:646)
- Daging yang tumbuh dari harta yang haram maka nereka lebih berhak untuknya.
Nabi shalallahu alaihi wassalam bersabda;
عَنْ كَعْبِ بْنِ عُجْرَةَ رضي الله عنه قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : (لَا يَرْبُو لَحْمٌ نَبَتَ مِنْ سُحْتٍ إِلَّا كَانَتْ النَّارُ أَوْلَى بِهِ) وصححه الألباني في “صحيح الترمذي” .
Dari Ka’ab bin ‘Ujroh semoga Allah meridhoinya berkata: Rosulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda:
“Sesungguhnya daging badan yang tumbuh berkembang dari sesuatu yang haram akan berhak dibakar dalam api neraka.” (HR. Tirmidzi dan di sohihkan oleh syekh Albani)
عن جابر بن عبد الله رضي الله عنهما ، ولفظه : (لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ لَحْمٌ نَبَتَ مِنْ سُحْتٍ ، النَّارُ أَوْلَى بِهِ) وإسناده جيد ، وانظر سلسلة الأحاديث الصحيحة (2609) .
Dari Jabir bin ‘Abdilllah soga Allah meridhoi keduanya, dan lafadznya:
” Tidak masuk surga daging yang tumbuh dari sesuatu yang haram, dan nereka lebih berhak untuknya” (HR. Imam Ahmad 14032. Sanad nya jayyid, bisa lihat Silsilatul Ahadits Ashohihah 2609)
Referensi : Dampak Memakan Harta Haram, Sangat Mengerikan Sekali