This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

Tampilkan postingan dengan label Pikiran dan Emosi menyebabkan Sakit Fisik. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pikiran dan Emosi menyebabkan Sakit Fisik. Tampilkan semua postingan

Jumat, 05 Agustus 2022

Gangguan Psikosomatis, Pikiran dan Emosi menyebabkan Sakit Fisik

Support system terbaik adalah dirimu sendiri, jika kamu berpikir hanya ada kata "kuat", maka yang akan datang adalah kekuatan untuk segera sembuh.  Sudah pernah dengar istilah psikosomatis? Mungkin memang beberapa orang masih belum pernah mendengar tentang psokosomatis. Jadi, apa sih psikosomatis itu Psikosomatis adalah suatu hal yang selalu ditunjukkan oleh hubungan jiwa dan badan, sehingga proses psikologis memegang peran penting. Theory of somatic weakness juga menyatakan bahwa psikosomatis bisa terjadi karena organ secara biologis sudah peka atau lemah. 

Lalu, kenapa ya pikiran bisa menyebabkan sakit fisik? Untuk mengetahui lebih lanjut apa itu psikosomatis, dan kenapa pikiran bisa menyebabkan sakit fisik. Yuk, kita bahas bersama-sama. 

Apa sih psikosomatis itu.

Psikosomatis itu berasal dari bahasa yunani (psyche yang berarti psikis, dan soma yang berarti badan). Dari sini kita bisa menyimpulkan bahwa psikis dan badan itu berhubungan erat. J.P Chaplin dalam kamus psikologi menyebutkan bahwa psikosomatis adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh kombinasi dari faktor organis dan psikologis. Psikosomatis adalah bentuk penyakit fisik yang ditimbulakan oleh konflik-konflik psikis atau psikologis, dan kecemasan-kecemasan kronis. Theory of somatic weakness juga menyatakan bahwa psikosomatis dapat terjadi karena organ secara biologis sudah peka atau lemah.

Bahwa psikosomatis adalah gangguan fisik yang disebabkan oleh tekanan-tekanan emosional dan psikologis, atau gangguan fisik yang terjadi akibat dari kegiatan psikologis yang berlebihan dalam mereaksi gejala emosi.

Saya berikan sedikit contoh: biasanya, seseorang yang merasa takut secara berlebih, detak jantungnya mejadi semakin cepat, dan ada rasa kelelahan ekstream dari reaksi asthenis (kelemahan) pada badan yang lemah. Keduanya adalah benar-benar gejala fisiologis atau jasmaniah yang diidentifikasikan sebagai akibat dari konflik-konflik emosional yang sifatnya psikologis.

Berikut ini 7 jenis psikosomatis yang dikemukakan oleh  Maramis dan McQuade & Aickman:

  1. Psikosomatis yang menyerang kulit, gangguan psikosomatis yang sering menyerang kulit adalah alergi.
  2. Psikosomatis yang menyerang otot dan tulang, gangguan psikosomatis yang sering menyerang otot dan tulang adalah reumatik, nyeri otot dan nyeri sendi.
  3. Psikosomatis pada saluran pernafasan, gangguan psikosomatis yang sering menyerang saluran pernapasan yaitu, sindroma hiperventilasi dan asma.
  4. Psikosomatis yang menyerang jantung dan pembuluh darah, gangguan psikosomatis yang sering menyerang jantung dan pembuluh darah adalah darah tinggi, sakit kepala vaskuler, sakit kepala vasosvastik, dan migrain.
  5. Psikosomatis pada saluran pencernaan, gangguan psikosomatis yang sering menyerang saluran pencernaan adalah sindroma asam lambung dan muntah-muntah.
  6. Psikosomatis pada alat kemih dan kelamin, gangguan psikosomatis yang sering menyerang alat kemih dan kelamin adalah nyeri di panggul, frigiditas, impotensi, ejakulasi dini, dan mengompol.
  7. Psikosomatis pada sistem endokrin, gangguan psikosomatis yang sering menyerang sistem endokrin adalah, hipertiroid dan sindroma menopause.

Memang tidak ada penyebab tunggal, lho. Untuk gangguan psikosomatis ini, tidak seperti kebanyakan kondisi kejiwaan lainnya, gangguannya adalah hasil akhir dari interaksi antara faktor genetik dan berbagai peristiwa dalam sejarah kehidupan dari seseorang. Tetapi, Strecter dalam maramis (2006), menyatakan bahwa psikosomatis memiliki beberapa faktor, diantaranya yaitu:

Faktor sosial dan ekonomi, kepuasan dalam pekerjaan, kesukaran ekonomi, pekerjaan yang tidak tentu, pekerjaan yang terburu-buru, kualitas pelayanan yang tidak memuaskan, hal inilah yang dapat mengakibatkan peningkatan hilangnya jam kerja karena ketidakhadiran, kecelakaan di tempat kerja, kurangnya motivasi dengan komitmen.

Faktor perkawinan atau keluarga, kepuasan dalam pernikahan, seperti perselisihan, perceraian dan kekecewaan dalam hubungan seksual, anak-anak yang nakal dan menyusahkan. Di mana kondisi keluarga juga dapat menimbulkan stres yang bisa membuat tubuh menjadi tertekan, serta dapat menyebabkan atau bahkan memperburuk secara langsung kondisi saat sakit.

Faktor kesehatan, kesehatan juga dapat menjadi faktor penyebab terjadinya gangguan psikosomatis, seperti adanya kerusakan akibat dari berbagai macam hal seperti penggunaan obat, benturan, penyakit-penyakit yang menahun, pernah masuk rumah sakit, pernah dioperasi, adiksi terhadap obat-obatan, dan tembakau.
Faktor psikologis, pengaruh psikologis yang dapat menyebabkan munculnya ataupun memperparah penyakit-penyakit fisik yang disebabkan oleh stres, terutama muncul dari sikap maladaptif. 

Jadi, psikosomatis dan penyakit-penyakit fisik serta kegagalan sistem syaraf akan terus berlangsung, walaupun tanpa ada stimulus atau perangsang khusus yang jelas ada berkaitan antara tubuh dan jiwa, seperti pada perasaan atau emosi-emosi yang mempunyai latar belakang komponen mental dan komponen jasmaniah.

Maka dari itu, teman-teman, solusi untuk mencegah atau menguranginya adalah dengan terus berusaha berpikir positif, penting bagi kita untuk selalu berpikir positif terhadap segala sesuatu yang kita alami, baik itu permasalahan hidup, ataupun segala keluhan fisik yang kita rasakan.  Apabila kita selalu berpikir positif terhadap apa yang kita alami, maka kita akan merasa lebih tenang dalam menjalani dan menghadapi segala sesuatu.

Referensi : Gangguan Psikosomatis, Pikiran dan Emosi menyebabkan Sakit Fisik