This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

Tampilkan postingan dengan label Akibat Uang Haram Sangat Menyakitkan (Hati hati). Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Akibat Uang Haram Sangat Menyakitkan (Hati hati). Tampilkan semua postingan

Sabtu, 10 September 2022

Akibat Uang Haram Sangat Menyakitkan (Hati hati)

Dalam hidup ini, manusia amat membutuhkan harta, dengan harta yang cukup apalagi banyak, maka banyak hal yang bisa dilakukan, bahkan ia bisa menjadi mulia dengan harta itu, baik dihadapan Allah swt maupun di hadapan sesama manusia. Karena itu, harta boleh bahkan harus dicari yang kalau perlu mencarinya sampai ke ujung-ujung dunia. Agar kemuliaan bisa kita dapatkan, maka mencari harta harus dengan cara-cara yang halal, bukan menghalalkan segala cara dan menggunakannya untuk segala bentuk kebaikan diri, keluarga, masyarakat dan agama.  Bila manusia mencari harta dengan menghalalkan segala cara, maka ia tetap berdosa meskipun menggunakannya untuk kebaikan, maka resikonya amat berat, tidak hanya dalam kehidupan di dunia, tapi yang lebih mengkhawatirkan adalah dalam kehidupan di akhirat nanti, Rasulullah saw bersabda:  "Barangsiapa yang mencari harta dari yang dosa, lalu dengannya ia menjalin silaturrahim atau dengannya ia bersedekah atau membelanjakannya di jalan Allah, niscaya semua itu dikumpulkan lalu ia dilemparkan dengannya ke dalam neraka jahannam" (HR. Abu Daud).  Dari hadits di atas, dapat kita simpulkan bahwa manusia bisa dimasukkan ke dalam neraka dengan sebab tiga perkara. Pertama, Silaturrahim dengan dana haram. Menjalin silaturrahim merupakan sesuatu yang amat diperintah di dalam Islam, karenanya seorang muslim terancam tidak dimasukkan ke dalam surga bila ia memutuskan silaturrahim, Rasulullah saw bersabda:  "Tidak akan masuk surga orang yang suka memutuskan, Sufyan berkata dalam riwayatnya: yakni memutuskan tali persaudaraan" (HR. Bukhari dan Muslim).  Selain itu, memutuskan silaturrahim merupakan salah satu bentuk perbuatan yang membuat siksa disegerakan, Rasulullah saw bersabda:  "Tidak ada dosa yang disegerakan siksanya oleh Allah kepada pelakunya di dunia -dengan siksanya di akhirat- selain dari memutuskan silaturrahim, khianat dan dusta" (HR. Thabrani).  Dalam kehidupan sekarang, menjalin silaturrahim juga memerlukan dana, karenanya ketika jalinan silaturrahim dilakukan dengan menggunakan dana yang haram, maka seseorang harus bersiap-siap untuk dilemparkan ke dalam neraka, karena maksud yang baik telah dinodai dengan cara dan upaya yang tidak baik.  Keluarga dan sahabatnya memandang dirinya sebagai orang baik, apalagi ia nampak begitu dermawan, sehingga bisa jadi saudaranya akan membanggakannya dihadapan orang lain, bahkan dijadikan teladan dalam masalah kedermawanan, namun ternyata ia sebenarnya sangat buruk, karena diperoleh hartanya itu dengan cara berdosa, suatu penipuan yang tidak bisa ditolerir dan amat menyakitkan saudaranya.  Kaum Muslimin Rahimakumullah, Kedua, akibat uang haram hingga dimasukkan ke neraka adalah Sedekah dengan dana haram. Sedekah merupakan sesuatu yang sangat mulia, bahkan meskipun kemampuan ekonominya sangat terbatas, karena tuntutan bersedekah ternyata tidak hanya kepada orang yang berkemampuan lebih, tapi juga saat ia mengalami kesempitan, begitulah memang salah satu ciri orang yang bertaqwa sehingga saat banyak harta seseorang tidak lupa diri, sedangkan pada saat susah ia tidak berkeluh kesah, meski susah ia tetap bersedekah sehingga orang tidak tahu bila ia sedang susah. Hal ini disebutkan dalam firman Allah swt:  "Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dan Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya selas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sampit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan "(QS Ali Imran (3): 133-134).  Dengan sedekah yang dilakukan, bisa jadi orang akan menilai kita sebagai orang yang saleh karena kedermawanan yang ditunjukkan, apalagi bila jumlahnya cukup besar untuk ukuran masyarakat pada umumnya orang akan merasa tertipu bila sedekah itu dari yang haram karena mereka berarti turut serta memakan harta yang haram. Ini berarti makan harta yang haram untuk diri sendiri saja sudah tidak boleh, apalagi bila menikmatinya dengan melibatkan orang lain yang tidak berdosa dan ini merupakan sesuatu yang sangat tercela, karenanya pantas orang seperti itu dilemparkan ke dalam neraka.  Ketiga yang disebutkan dalam hadits di atas seseorang bisa dilempar ke neraka bila Infak Fi Sabilillah dengan dana haram. Berjihad di jalan Allah swt merupakan upaya terakhir dan tertinggi dalam menegakkan nilai-nilai kebenaran, diperlukan dana yang besar untuk bisa melaksanakan tugas yang mulia ini. Karenanya Rasulullah saw pernah mengumpulkan para sahabat untuk menghimpun dana guna membantu perjuangan. Ketika para sahabat berkumpul. mereka sangat antusias menyambut arahan Rasul untuk berinfak fi sabilillah. Bahkan yang tidak membawa uang sampai berjanji tentang apa yang mereka mau berikan dan Rasulullah saw amat senang terhadap kesungguhan para sahabatnya, di antara mereka sampai ada yang menyebut mau memberikan seperdelapan, seperempat sepertiga, setengah, dua pertiga bahkan sampai ada yang mau memberikan semua uang yang dimilknya.  Perjuangan yang mulia harus dilakukan dengan cara-cara yang mulia, termasuk sumber dana yang digunakan, halal atau tidak. Bila dana haram untuk membiayai perjuangan, bisa jadi tidak ada keberkahan dalam perjuangan itu, akibatnya perjuangan bisa melenceng dari tujuan yang semestinya.  Karena itu bila kita ingin memberi kontribusi dalam bentuk dana untuk perjuangan, jangan sampai kita gunakan dana yang kita cari dengan cara berdosa. karena hal itu hanya akan merusak idealisme dalam perjuangan bahkan menghambat perjuangan itu sendiri karena citra perjuangan menjadi rusak. bahkan bisa jadi berakibat pada pembelaan dan pertindungan kepada yang berdosa hanya karena ia memberi kontribusi dana.  Oleh karena itu, Allah swt mengingatkan kita semua agar jangan sampai lalai dari mengingat Allah dalam arti menghalalkan segala cara dalam memperoleh harta dan lupa pula menginfakkannnya di jalan kebaikan sesudah harta itu diperoleh. Allah swt berfirman:  "Hai orang-orang berman, janganlah hartamu dan anak anakrmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang merugi. (QS: Al-Munafiqun(63): 9).  Dengan demikian, menjadi jelas bagi kita semua bahwa kebaikan harus kita laksanakan, bila dibutuhkan dana yang banyak, maka kita tidak akan menggunakan cara berdosa dan haram untuk memperolehnya.  Referensi : Akibat Uang Haram

Dalam hidup ini, manusia amat membutuhkan harta, dengan harta yang cukup apalagi banyak, maka banyak hal yang bisa dilakukan, bahkan ia bisa menjadi mulia dengan harta itu, baik dihadapan Allah swt maupun di hadapan sesama manusia. Karena itu, harta boleh bahkan harus dicari yang kalau perlu mencarinya sampai ke ujung-ujung dunia. Agar kemuliaan bisa kita dapatkan, maka mencari harta harus dengan cara-cara yang halal, bukan menghalalkan segala cara dan menggunakannya untuk segala bentuk kebaikan diri, keluarga, masyarakat dan agama.

Bila manusia mencari harta dengan menghalalkan segala cara, maka ia tetap berdosa meskipun menggunakannya untuk kebaikan, maka resikonya amat berat, tidak hanya dalam kehidupan di dunia, tapi yang
lebih mengkhawatirkan adalah dalam kehidupan di akhirat nanti, Rasulullah saw bersabda:

"Barangsiapa yang mencari harta dari yang dosa, lalu dengannya ia menjalin silaturrahim atau dengannya ia bersedekah atau membelanjakannya di jalan Allah,
niscaya semua itu dikumpulkan lalu ia dilemparkan dengannya ke dalam neraka jahannam" (HR. Abu Daud).

Dari hadits di atas, dapat kita simpulkan bahwa manusia bisa dimasukkan ke dalam neraka dengan sebab tiga perkara. Pertama, Silaturrahim dengan dana haram. Menjalin silaturrahim merupakan sesuatu yang amat diperintah di dalam Islam, karenanya seorang muslim terancam tidak dimasukkan ke dalam surga bila ia memutuskan silaturrahim, Rasulullah saw bersabda:

"Tidak akan masuk surga orang yang suka memutuskan, Sufyan berkata dalam riwayatnya: yakni memutuskan tali
persaudaraan" (HR. Bukhari dan Muslim).

Selain itu, memutuskan silaturrahim merupakan salah satu bentuk perbuatan yang membuat siksa disegerakan, Rasulullah saw bersabda:

"Tidak ada dosa yang disegerakan siksanya oleh Allah kepada pelakunya di dunia -dengan siksanya di akhirat- selain dari memutuskan silaturrahim, khianat dan dusta" (HR. Thabrani).

Dalam kehidupan sekarang, menjalin silaturrahim juga memerlukan dana, karenanya ketika jalinan silaturrahim dilakukan dengan menggunakan dana yang haram, maka seseorang harus bersiap-siap untuk dilemparkan ke dalam neraka, karena maksud yang baik telah dinodai dengan cara dan upaya yang tidak baik.

Keluarga dan sahabatnya memandang dirinya sebagai orang baik, apalagi ia nampak begitu dermawan, sehingga bisa jadi saudaranya akan membanggakannya dihadapan orang lain, bahkan dijadikan teladan dalam masalah kedermawanan, namun ternyata ia sebenarnya sangat buruk, karena diperoleh hartanya itu dengan cara berdosa, suatu penipuan yang tidak bisa ditolerir dan amat menyakitkan saudaranya.

Kaum Muslimin Rahimakumullah,
Kedua, akibat uang haram hingga dimasukkan ke neraka adalah Sedekah dengan dana haram. Sedekah merupakan sesuatu yang sangat mulia, bahkan meskipun kemampuan ekonominya sangat terbatas, karena tuntutan bersedekah ternyata tidak hanya kepada orang yang berkemampuan lebih, tapi juga saat ia
mengalami kesempitan, begitulah memang salah satu ciri orang yang bertaqwa sehingga saat banyak harta seseorang tidak lupa diri, sedangkan pada saat susah ia tidak berkeluh kesah, meski susah ia tetap bersedekah sehingga orang tidak tahu bila ia sedang susah. Hal ini disebutkan dalam firman Allah swt:

"Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dan Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya selas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sampit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan "(QS Ali Imran (3): 133-134).

Dengan sedekah yang dilakukan, bisa jadi orang akan menilai kita sebagai orang yang saleh karena kedermawanan yang ditunjukkan, apalagi bila jumlahnya cukup besar untuk ukuran masyarakat pada umumnya orang akan merasa tertipu bila sedekah itu dari yang haram karena mereka berarti turut serta memakan harta yang haram. Ini berarti makan harta yang haram untuk diri sendiri saja sudah tidak boleh, apalagi bila menikmatinya dengan melibatkan orang lain yang tidak berdosa dan ini merupakan sesuatu yang sangat tercela, karenanya pantas orang seperti itu dilemparkan ke dalam neraka.

Ketiga yang disebutkan dalam hadits di atas
seseorang bisa dilempar ke neraka bila Infak Fi Sabilillah dengan dana haram. Berjihad di jalan Allah swt merupakan upaya terakhir dan tertinggi dalam menegakkan nilai-nilai kebenaran, diperlukan dana yang besar untuk bisa melaksanakan tugas yang mulia ini.
Karenanya Rasulullah saw pernah mengumpulkan para sahabat untuk menghimpun dana guna membantu perjuangan. Ketika para sahabat berkumpul. mereka sangat antusias menyambut arahan Rasul untuk berinfak fi sabilillah. Bahkan yang tidak membawa uang sampai berjanji tentang apa yang mereka mau berikan dan
Rasulullah saw amat senang terhadap kesungguhan para sahabatnya, di antara mereka sampai ada yang menyebut mau memberikan seperdelapan, seperempat sepertiga, setengah, dua pertiga bahkan sampai ada yang mau memberikan semua uang yang dimilknya.

Perjuangan yang mulia harus dilakukan dengan cara-cara yang mulia, termasuk sumber dana yang digunakan, halal atau tidak. Bila dana haram untuk membiayai perjuangan, bisa jadi tidak ada keberkahan dalam perjuangan itu, akibatnya perjuangan bisa melenceng dari tujuan yang semestinya.

Karena itu bila kita ingin memberi kontribusi dalam bentuk dana untuk perjuangan, jangan sampai kita gunakan dana yang kita cari dengan cara berdosa. karena hal itu hanya akan merusak idealisme dalam perjuangan bahkan menghambat perjuangan itu sendiri karena citra perjuangan menjadi rusak. bahkan bisa jadi berakibat pada pembelaan dan pertindungan kepada yang berdosa hanya karena ia memberi kontribusi dana.

Oleh karena itu, Allah swt mengingatkan kita
semua agar jangan sampai lalai dari mengingat Allah dalam arti menghalalkan segala cara dalam memperoleh harta dan lupa pula menginfakkannnya di jalan kebaikan sesudah harta itu diperoleh. Allah swt berfirman:

"Hai orang-orang berman, janganlah hartamu dan anak anakrmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang merugi. (QS: Al-Munafiqun(63): 9).

Dengan demikian, menjadi jelas bagi kita semua bahwa kebaikan harus kita laksanakan, bila dibutuhkan dana yang banyak, maka kita tidak akan menggunakan cara berdosa dan haram untuk memperolehnya.

Referensi : Akibat Uang Haram