This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

Tampilkan postingan dengan label Penyebab Deja Vu Menurut Prof. Ahmad Syauqi Ibrahim. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Penyebab Deja Vu Menurut Prof. Ahmad Syauqi Ibrahim. Tampilkan semua postingan

Senin, 05 September 2022

Penyebab Deja Vu Menurut Prof. Ahmad Syauqi Ibrahim

Penyebab Deja Vu Menurut Prof. Ahmad Syauqi Ibrahim. Seringkali saat saya melakukan suatu kegiatan, tiba-tiba saja muncul perasaan kalau apa yang dilakukan itu sepertinya sudah pernah saya alami. Entah darimana datangnya perasaan itu, namun saya memang merasa pernah mengalaminya, meskipun pada akhirnya saya tidak tahu kapan tepatnya peristiwa itu terjadi.  Apakah Anda juga pernah merasakan hal serupa? Ya, itulah yang dinamakan dengan deja vu. Peristiwa ini bisa berupa tempat baru yang sedang dikunjungi, percakapan yang baru dilakukan, atau sebuah acara tv yang sedang ditonton. Berbagai penelitian ilmiah telah dicoba untuk dilakukan, namun belum ada penjelasan yang memuaskan mengenai fenomena ini.  De javu menjadi salah satu hal yang juga dibahas oleh Prof. Ahmad Syauqi Ibrahim, dalam bukunya yang berjudul Misteri Potensi Gaib Manusia. Dalam buku yang didasarkan atas tinjauan syari’at dan pengetahuan ilmiah itu, dijelaskan bahwa fenomena deja vu ini erat kaitannya dengan aktifitas ruh.  Seperti diketahui, manusia terdiri dari akal, jiwa, dan ruh. Saat manusia tidur, ruh keluar dari tubuh manusia itu. Hal ini dijelaskan dalam hadist berikut :  “Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami setelah mematikan kami. Dan hanya kepada-Nya kami kembali.”  Rasulullah saw. menyebut tidur sebagai kematian karena ketika dalam keadaan tidur tubuh tidak terkandung ruh. Baru setelah bangun, kemudian ruh itu kembali lagi. Inilah yang disebut ‘kematian kecil’. Adapun saat tertidur, dalam tubuh hanya terkandung jiwanya saja. Kematian seorang manusia terjadi ketika jiwa dan ruh orang tersebut sudah tidak terkandung lagi dalam tubuhnya.  Ketika tidur, ruh akan bergerak meninggalkan tubuh. Walau demikian, ruh masih tetap berhubungan dengannya. Ruh kemudian akan bergerak menuju alam ruh. Aktifitas inilah yang kemudian dikaitkan Ahmad Syauqi menjadi penyebab deja vu.  Albert Einstein, dalam teorinya menyebutkan bahwa tidak akan mungkin ada suatu materi di dunia ini yang mampu melebihi kecepatan dari cahaya. Kalaupun ada, Einstein menjelaskan, maka materi tersebut akan lepas dari ikatan ruang dan waktu. Materi tersebut menjadi bebas. Termasuk bebas dari ikatan hari. Dia bisa saja ada di hari kemarin, di beberapa menit yang lalu, atau bisa juga di masa depan (mungkin pemikiran inilah yang mendorong lahirnya ide untuk menciptakan mesin waktu).  Ahmad Syauqi meyakini ruh manusia memiliki kemampuan seperti itu. Ruh memiliki kemampuan layaknya cahaya, atau bahkan mungkin lebih cepat dari cahaya. Hal tersebut dimungkinkan karena ruh memiliki potensi energi cahaya. Potensi itu salah satunya dibuktikan sekarang ini sebagai aura tubuh. Aura adalah cahaya yang terlihat melingkari tubuh manusia. Cahaya ini berbeda dengan sinar yang memancar dari manusia akibat panas tubuh. Lingkaran cahaya ini dapat menebal atau menipis, tergantung keadaan psikis orang tersebut.  Karena hal tersebutlah, ruh kemudian memiliki kemampuan untuk bergerak ke masa lalu ataupun ke masa depan. Saat kembali ke tubuh, maka pengalaman itu secara tak sadar akan tersimpan dalam otak, dan kadang-kadang pengalaman tersebut terulang kembali dan mempengaruhi memori sadar kita. Penyebab Deja Vu Menurut Prof. Ahmad Syauqi Ibrahim. Seringkali saat saya melakukan suatu kegiatan, tiba-tiba saja muncul perasaan kalau apa yang dilakukan itu sepertinya sudah pernah saya alami. Entah darimana datangnya perasaan itu, namun saya memang merasa pernah mengalaminya, meskipun pada akhirnya saya tidak tahu kapan tepatnya peristiwa itu terjadi.  Apakah Anda juga pernah merasakan hal serupa? Ya, itulah yang dinamakan dengan deja vu. Peristiwa ini bisa berupa tempat baru yang sedang dikunjungi, percakapan yang baru dilakukan, atau sebuah acara tv yang sedang ditonton. Berbagai penelitian ilmiah telah dicoba untuk dilakukan, namun belum ada penjelasan yang memuaskan mengenai fenomena ini.  De javu menjadi salah satu hal yang juga dibahas oleh Prof. Ahmad Syauqi Ibrahim, dalam bukunya yang berjudul Misteri Potensi Gaib Manusia. Dalam buku yang didasarkan atas tinjauan syari’at dan pengetahuan ilmiah itu, dijelaskan bahwa fenomena deja vu ini erat kaitannya dengan aktifitas ruh.  Seperti diketahui, manusia terdiri dari akal, jiwa, dan ruh. Saat manusia tidur, ruh keluar dari tubuh manusia itu. Hal ini dijelaskan dalam hadist berikut :  “Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami setelah mematikan kami. Dan hanya kepada-Nya kami kembali.”  Rasulullah saw. menyebut tidur sebagai kematian karena ketika dalam keadaan tidur tubuh tidak terkandung ruh. Baru setelah bangun, kemudian ruh itu kembali lagi. Inilah yang disebut ‘kematian kecil’. Adapun saat tertidur, dalam tubuh hanya terkandung jiwanya saja. Kematian seorang manusia terjadi ketika jiwa dan ruh orang tersebut sudah tidak terkandung lagi dalam tubuhnya.  Ketika tidur, ruh akan bergerak meninggalkan tubuh. Walau demikian, ruh masih tetap berhubungan dengannya. Ruh kemudian akan bergerak menuju alam ruh. Aktifitas inilah yang kemudian dikaitkan Ahmad Syauqi menjadi penyebab deja vu.  Albert Einstein, dalam teorinya menyebutkan bahwa tidak akan mungkin ada suatu materi di dunia ini yang mampu melebihi kecepatan dari cahaya. Kalaupun ada, Einstein menjelaskan, maka materi tersebut akan lepas dari ikatan ruang dan waktu. Materi tersebut menjadi bebas. Termasuk bebas dari ikatan hari. Dia bisa saja ada di hari kemarin, di beberapa menit yang lalu, atau bisa juga di masa depan (mungkin pemikiran inilah yang mendorong lahirnya ide untuk menciptakan mesin waktu).  Ahmad Syauqi meyakini ruh manusia memiliki kemampuan seperti itu. Ruh memiliki kemampuan layaknya cahaya, atau bahkan mungkin lebih cepat dari cahaya. Hal tersebut dimungkinkan karena ruh memiliki potensi energi cahaya. Potensi itu salah satunya dibuktikan sekarang ini sebagai aura tubuh. Aura adalah cahaya yang terlihat melingkari tubuh manusia. Cahaya ini berbeda dengan sinar yang memancar dari manusia akibat panas tubuh. Lingkaran cahaya ini dapat menebal atau menipis, tergantung keadaan psikis orang tersebut.  Karena hal tersebutlah, ruh kemudian memiliki kemampuan untuk bergerak ke masa lalu ataupun ke masa depan. Saat kembali ke tubuh, maka pengalaman itu secara tak sadar akan tersimpan dalam otak, dan kadang-kadang pengalaman tersebut terulang kembali dan mempengaruhi memori sadar kita.
Penyebab Deja Vu Menurut Prof. Ahmad Syauqi Ibrahim. Seringkali saat saya melakukan suatu kegiatan, tiba-tiba saja muncul perasaan kalau apa yang dilakukan itu sepertinya sudah pernah saya alami. Entah darimana datangnya perasaan itu, namun saya memang merasa pernah mengalaminya, meskipun pada akhirnya saya tidak tahu kapan tepatnya peristiwa itu terjadi.

Apakah Anda juga pernah merasakan hal serupa? Ya, itulah yang dinamakan dengan deja vu. Peristiwa ini bisa berupa tempat baru yang sedang dikunjungi, percakapan yang baru dilakukan, atau sebuah acara tv yang sedang ditonton. Berbagai penelitian ilmiah telah dicoba untuk dilakukan, namun belum ada penjelasan yang memuaskan mengenai fenomena ini.

De javu menjadi salah satu hal yang juga dibahas oleh Prof. Ahmad Syauqi Ibrahim, dalam bukunya yang berjudul Misteri Potensi Gaib Manusia. Dalam buku yang didasarkan atas tinjauan syari’at dan pengetahuan ilmiah itu, dijelaskan bahwa fenomena deja vu ini erat kaitannya dengan aktifitas ruh.

Seperti diketahui, manusia terdiri dari akal, jiwa, dan ruh. Saat manusia tidur, ruh keluar dari tubuh manusia itu. Hal ini dijelaskan dalam hadist berikut :

“Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami setelah mematikan kami. Dan hanya kepada-Nya kami kembali.”

Rasulullah saw. menyebut tidur sebagai kematian karena ketika dalam keadaan tidur tubuh tidak terkandung ruh. Baru setelah bangun, kemudian ruh itu kembali lagi. Inilah yang disebut ‘kematian kecil’. Adapun saat tertidur, dalam tubuh hanya terkandung jiwanya saja. Kematian seorang manusia terjadi ketika jiwa dan ruh orang tersebut sudah tidak terkandung lagi dalam tubuhnya.

Ketika tidur, ruh akan bergerak meninggalkan tubuh. Walau demikian, ruh masih tetap berhubungan dengannya. Ruh kemudian akan bergerak menuju alam ruh. Aktifitas inilah yang kemudian dikaitkan Ahmad Syauqi menjadi penyebab deja vu.

Albert Einstein, dalam teorinya menyebutkan bahwa tidak akan mungkin ada suatu materi di dunia ini yang mampu melebihi kecepatan dari cahaya. Kalaupun ada, Einstein menjelaskan, maka materi tersebut akan lepas dari ikatan ruang dan waktu. Materi tersebut menjadi bebas. Termasuk bebas dari ikatan hari. Dia bisa saja ada di hari kemarin, di beberapa menit yang lalu, atau bisa juga di masa depan (mungkin pemikiran inilah yang mendorong lahirnya ide untuk menciptakan mesin waktu).

Ahmad Syauqi meyakini ruh manusia memiliki kemampuan seperti itu. Ruh memiliki kemampuan layaknya cahaya, atau bahkan mungkin lebih cepat dari cahaya. Hal tersebut dimungkinkan karena ruh memiliki potensi energi cahaya. Potensi itu salah satunya dibuktikan sekarang ini sebagai aura tubuh. Aura adalah cahaya yang terlihat melingkari tubuh manusia. Cahaya ini berbeda dengan sinar yang memancar dari manusia akibat panas tubuh. Lingkaran cahaya ini dapat menebal atau menipis, tergantung keadaan psikis orang tersebut.

Karena hal tersebutlah, ruh kemudian memiliki kemampuan untuk bergerak ke masa lalu ataupun ke masa depan. Saat kembali ke tubuh, maka pengalaman itu secara tak sadar akan tersimpan dalam otak, dan kadang-kadang pengalaman tersebut terulang kembali dan mempengaruhi memori sadar kita.

Referensi : Penyebab Deja Vu Menurut Prof. Ahmad Syauqi Ibrahim