This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

Tampilkan postingan dengan label Pintu Pertaubatan Akan Selalu Terbuka. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pintu Pertaubatan Akan Selalu Terbuka. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 24 September 2022

Allah Swt Akan Selalu Membuka Pintu Pertaubatan Bagi Hamba-Nya Yang mau Bertaubat

Pintu Pertaubatan Akan Selalu Terbuka. Tidak sedikit manusia yang lupa kepada Allah Swt. Kondisi itu menyebabkan sebagian orang nekat berbuat dosa bahkan sampai pada kategori dosa besar, seperti membunuh, memfitnah, dan merekayasa kejahatan.  Lalu, demi selamat dari hukuman manusia di bumi, mereka makin terjerembap pada dosa dengan bersembunyi dan menyiapkan beragam berita palsu dan kebohongan. Padahal, setiap kali seorang manusia melakukan dosa, Allah Taala senantiasa setia menantikan pertobatan dari setiap hamba-Nya. Hal ini karena Allah adalah al-Ghafur, Maha Pengampun.  Bahkan Allah Taala yang langsung memerintahkan tobat itu sendiri dan berjanji akan menerimanya. “Yang Mengampuni dosa dan Menerima tobat…” (QS al-Mukmin [23]: 3).   Ibn Manzhur berkata, “Bertobat kepada Allah dengan sebenar-benar taubat artinya kembali dan meninggalkan kebiasaan berbuat kemaksiatan menuju ketaatan kepada Allah Taala.”  Oleh karena itu, tidak patut seorang hamba yang berbuat dosa, lalu putus asa dan semakin terjerumus pada lubang kemunkaran, hanya karena takut kepada hukuman manusia. Padahal, hukuman Allah jauh lebih keras. Jauh lebih baik kembali kepada Allah Taala.   “Dan kembalilah kamu kepada Tuhanmu, dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum datang azab kepadamu kemudian kamu tidak dapat ditolong (lagi).” (QS az-Zumar [39]: 54).   Ibn Katsir menerangkan bahwa siapa pun yang berdosa, segera bertobat dan beramal saleh sebelum azab datang. Kemudian DR Wahbah az-Zuhaili dalam Tafsir al-Wajiz menerangkan bahwa seorang hamba harus kembali kepada Allah, melakukan ketaatan dan meninggalkan kemaksiatan. Ikhlaslah dalam berbuat hanya kepada Allah. Sebelum azab menimpa kalian, sehingga kalian tidak akan mendapati satu penolongpun dari azab itu.  Suatu waktu pernah Nabi Muhammad SAW didatangi oleh wanita dari Ghamidiyah asal lembah Juhainah. Wanita itu sadar dirinya telah berbuat dosa berupa zina dan kondisinya tengah hamil. Kepada Nabi ia menyampaikan perihal dosanya dan meminta agar dihukum sesuai syariah Islam.  Namun, Rasulullah malah menganjurkan agar ia segera bertaubat kepada Allah, sambil menunggu lahir bayi yang dikandungnya. Setelah melahirkan, wanita itu kembali menemui Rasulullah SAW dan kembali meminta dihukum. Namun, Nabi meminta agar menunggu sampai selesai menyusui dan anaknya disapih.  Kisah itu memberikan pelajaran kepada kita semua bahwa Allah Taala sangat mencintai orang yang bersalah kemudian ia mau bertobat. Jadi, daripada sibuk sembunyi dari dosa jauh lebih baik kembali kepada Allah, dosa akan diampuni dan kehidupan dunia serta akhirat akan Allah perbaiki.  Karena itu, Allah heran kepada orang yang mengaku beriman, lalu melakukan dosa, tetapi tidak mau bertobat. “Maka mengapa mereka tidak bertobat kepada Allah dan memohon ampun kepada-Nya? Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS al-Maidah [5]: 74).  Abu Sa’ud berkata, “Dengan tobat kalian akan sukses mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat.” Sejauh hayat masih dikandung badan, Allah selalu membuka pintu tobat. Bukankah sangat rasional dan cerdas orang yang sadar akan dosa lalu bertobat? * Pintu Pertaubatan Akan Selalu Terbuka. Tidak sedikit manusia yang lupa kepada Allah Swt. Kondisi itu menyebabkan sebagian orang nekat berbuat dosa bahkan sampai pada kategori dosa besar, seperti membunuh, memfitnah, dan merekayasa kejahatan. Lalu, demi selamat dari hukuman manusia di bumi, mereka makin terjerembap pada dosa dengan bersembunyi dan menyiapkan beragam berita palsu dan kebohongan. Padahal, setiap kali seorang manusia melakukan dosa, Allah Taala senantiasa setia menantikan pertobatan dari setiap hamba-Nya. Hal ini karena Allah adalah al-Ghafur, Maha Pengampun.  Bahkan Allah Taala yang langsung memerintahkan tobat itu sendiri dan berjanji akan menerimanya. “Yang Mengampuni dosa dan Menerima tobat…” (QS al-Mukmin [23]: 3).   Ibn Manzhur berkata, “Bertobat kepada Allah dengan sebenar-benar taubat artinya kembali dan meninggalkan kebiasaan berbuat kemaksiatan menuju ketaatan kepada Allah Taala.”  Oleh karena itu, tidak patut seorang hamba yang berbuat dosa, lalu putus asa dan semakin terjerumus pada lubang kemunkaran, hanya karena takut kepada hukuman manusia. Padahal, hukuman Allah jauh lebih keras. Jauh lebih baik kembali kepada Allah Taala.   “Dan kembalilah kamu kepada Tuhanmu, dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum datang azab kepadamu kemudian kamu tidak dapat ditolong (lagi).” (QS az-Zumar [39]: 54).   Ibn Katsir menerangkan bahwa siapa pun yang berdosa, segera bertobat dan beramal saleh sebelum azab datang. Kemudian DR Wahbah az-Zuhaili dalam Tafsir al-Wajiz menerangkan bahwa seorang hamba harus kembali kepada Allah, melakukan ketaatan dan meninggalkan kemaksiatan. Ikhlaslah dalam berbuat hanya kepada Allah. Sebelum azab menimpa kalian, sehingga kalian tidak akan mendapati satu penolongpun dari azab itu. Suatu waktu pernah Nabi Muhammad SAW didatangi oleh wanita dari Ghamidiyah asal lembah Juhainah. Wanita itu sadar dirinya telah berbuat dosa berupa zina dan kondisinya tengah hamil. Kepada Nabi ia menyampaikan perihal dosanya dan meminta agar dihukum sesuai syariah Islam.  Namun, Rasulullah malah menganjurkan agar ia segera bertaubat kepada Allah, sambil menunggu lahir bayi yang dikandungnya. Setelah melahirkan, wanita itu kembali menemui Rasulullah SAW dan kembali meminta dihukum. Namun, Nabi meminta agar menunggu sampai selesai menyusui dan anaknya disapih.  Kisah itu memberikan pelajaran kepada kita semua bahwa Allah Taala sangat mencintai orang yang bersalah kemudian ia mau bertobat. Jadi, daripada sibuk sembunyi dari dosa jauh lebih baik kembali kepada Allah, dosa akan diampuni dan kehidupan dunia serta akhirat akan Allah perbaiki.  Karena itu, Allah heran kepada orang yang mengaku beriman, lalu melakukan dosa, tetapi tidak mau bertobat. “Maka mengapa mereka tidak bertobat kepada Allah dan memohon ampun kepada-Nya? Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS al-Maidah [5]: 74).  Abu Sa’ud berkata, “Dengan tobat kalian akan sukses mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat.” Sejauh hayat masih dikandung badan, Allah selalu membuka pintu tobat. Bukankah sangat rasional dan cerdas orang yang sadar akan dosa lalu bertobat? *, Pintu Pertaubatan Akan Selalu Terbuka. Tidak sedikit manusia yang lupa kepada Allah Swt. Kondisi itu menyebabkan sebagian orang nekat berbuat dosa bahkan sampai pada kategori dosa besar, seperti membunuh, memfitnah, dan merekayasa kejahatan.  Lalu, demi selamat dari hukuman manusia di bumi, mereka makin terjerembap pada dosa dengan bersembunyi dan menyiapkan beragam berita palsu dan kebohongan. Padahal, setiap kali seorang manusia melakukan dosa, Allah Taala senantiasa setia menantikan pertobatan dari setiap hamba-Nya. Hal ini karena Allah adalah al-Ghafur, Maha Pengampun.  Bahkan Allah Taala yang langsung memerintahkan tobat itu sendiri dan berjanji akan menerimanya. “Yang Mengampuni dosa dan Menerima tobat…” (QS al-Mukmin [23]: 3).   Ibn Manzhur berkata, “Bertobat kepada Allah dengan sebenar-benar taubat artinya kembali dan meninggalkan kebiasaan berbuat kemaksiatan menuju ketaatan kepada Allah Taala.”  Oleh karena itu, tidak patut seorang hamba yang berbuat dosa, lalu putus asa dan semakin terjerumus pada lubang kemunkaran, hanya karena takut kepada hukuman manusia. Padahal, hukuman Allah jauh lebih keras. Jauh lebih baik kembali kepada Allah Taala.   “Dan kembalilah kamu kepada Tuhanmu, dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum datang azab kepadamu kemudian kamu tidak dapat ditolong (lagi).” (QS az-Zumar [39]: 54).   Ibn Katsir menerangkan bahwa siapa pun yang berdosa, segera bertobat dan beramal saleh sebelum azab datang. Kemudian DR Wahbah az-Zuhaili dalam Tafsir al-Wajiz menerangkan bahwa seorang hamba harus kembali kepada Allah, melakukan ketaatan dan meninggalkan kemaksiatan. Ikhlaslah dalam berbuat hanya kepada Allah. Sebelum azab menimpa kalian, sehingga kalian tidak akan mendapati satu penolongpun dari azab itu.  Suatu waktu pernah Nabi Muhammad SAW didatangi oleh wanita dari Ghamidiyah asal lembah Juhainah. Wanita itu sadar dirinya telah berbuat dosa berupa zina dan kondisinya tengah hamil. Kepada Nabi ia menyampaikan perihal dosanya dan meminta agar dihukum sesuai syariah Islam.  Namun, Rasulullah malah menganjurkan agar ia segera bertaubat kepada Allah, sambil menunggu lahir bayi yang dikandungnya. Setelah melahirkan, wanita itu kembali menemui Rasulullah SAW dan kembali meminta dihukum. Namun, Nabi meminta agar menunggu sampai selesai menyusui dan anaknya disapih.  Kisah itu memberikan pelajaran kepada kita semua bahwa Allah Taala sangat mencintai orang yang bersalah kemudian ia mau bertobat. Jadi, daripada sibuk sembunyi dari dosa jauh lebih baik kembali kepada Allah, dosa akan diampuni dan kehidupan dunia serta akhirat akan Allah perbaiki.  Karena itu, Allah heran kepada orang yang mengaku beriman, lalu melakukan dosa, tetapi tidak mau bertobat. “Maka mengapa mereka tidak bertobat kepada Allah dan memohon ampun kepada-Nya? Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS al-Maidah [5]: 74).  Abu Sa’ud berkata, “Dengan tobat kalian akan sukses mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat.” Sejauh hayat masih dikandung badan, Allah selalu membuka pintu tobat. Bukankah sangat rasional dan cerdas orang yang sadar akan dosa lalu bertobat? *
Pintu Pertaubatan Akan Selalu Terbuka. Tidak sedikit manusia yang lupa kepada Allah Swt. Kondisi itu menyebabkan sebagian orang nekat berbuat dosa bahkan sampai pada kategori dosa besar, seperti membunuh, memfitnah, dan merekayasa kejahatan.

Lalu, demi selamat dari hukuman manusia di bumi, mereka makin terjerembap pada dosa dengan bersembunyi dan menyiapkan beragam berita palsu dan kebohongan. Padahal, setiap kali seorang manusia melakukan dosa, Allah Taala senantiasa setia menantikan pertobatan dari setiap hamba-Nya. Hal ini karena Allah adalah al-Ghafur, Maha Pengampun.

Bahkan Allah Taala yang langsung memerintahkan tobat itu sendiri dan berjanji akan menerimanya. “Yang Mengampuni dosa dan Menerima tobat…” (QS al-Mukmin [23]: 3). 

Ibn Manzhur berkata, “Bertobat kepada Allah dengan sebenar-benar taubat artinya kembali dan meninggalkan kebiasaan berbuat kemaksiatan menuju ketaatan kepada Allah Taala.”

Oleh karena itu, tidak patut seorang hamba yang berbuat dosa, lalu putus asa dan semakin terjerumus pada lubang kemunkaran, hanya karena takut kepada hukuman manusia. Padahal, hukuman Allah jauh lebih keras. Jauh lebih baik kembali kepada Allah Taala. 

“Dan kembalilah kamu kepada Tuhanmu, dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum datang azab kepadamu kemudian kamu tidak dapat ditolong (lagi).” (QS az-Zumar [39]: 54).


Ibn Katsir menerangkan bahwa siapa pun yang berdosa, segera bertobat dan beramal saleh sebelum azab datang. Kemudian DR Wahbah az-Zuhaili dalam Tafsir al-Wajiz menerangkan bahwa seorang hamba harus kembali kepada Allah, melakukan ketaatan dan meninggalkan kemaksiatan. Ikhlaslah dalam berbuat hanya kepada Allah. Sebelum azab menimpa kalian, sehingga kalian tidak akan mendapati satu penolongpun dari azab itu.

Suatu waktu pernah Nabi Muhammad SAW didatangi oleh wanita dari Ghamidiyah asal lembah Juhainah. Wanita itu sadar dirinya telah berbuat dosa berupa zina dan kondisinya tengah hamil. Kepada Nabi ia menyampaikan perihal dosanya dan meminta agar dihukum sesuai syariah Islam.

Namun, Rasulullah malah menganjurkan agar ia segera bertaubat kepada Allah, sambil menunggu lahir bayi yang dikandungnya. Setelah melahirkan, wanita itu kembali menemui Rasulullah SAW dan kembali meminta dihukum. Namun, Nabi meminta agar menunggu sampai selesai menyusui dan anaknya disapih.

Kisah itu memberikan pelajaran kepada kita semua bahwa Allah Taala sangat mencintai orang yang bersalah kemudian ia mau bertobat. Jadi, daripada sibuk sembunyi dari dosa jauh lebih baik kembali kepada Allah, dosa akan diampuni dan kehidupan dunia serta akhirat akan Allah perbaiki.

Karena itu, Allah heran kepada orang yang mengaku beriman, lalu melakukan dosa, tetapi tidak mau bertobat. “Maka mengapa mereka tidak bertobat kepada Allah dan memohon ampun kepada-Nya? Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS al-Maidah [5]: 74).

Abu Sa’ud berkata, “Dengan tobat kalian akan sukses mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat.” Sejauh hayat masih dikandung badan, Allah selalu membuka pintu tobat. Bukankah sangat rasional dan cerdas orang yang sadar akan dosa lalu bertobat? *