This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

Tampilkan postingan dengan label Orang Tua Bisa Durhaka kepada AnakJika Melakukan 10 Hal Ini (Syekh Ali Jaber Menjelaskan). Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Orang Tua Bisa Durhaka kepada AnakJika Melakukan 10 Hal Ini (Syekh Ali Jaber Menjelaskan). Tampilkan semua postingan

Senin, 29 Agustus 2022

Orang Tua Bisa Durhaka kepada AnakJika Melakukan 10 Hal Ini (Syekh Ali Jaber Menjelaskan)

Orang Tua Bisa Durhaka kepada AnakJika Melakukan 10 Hal Ini (Syekh Ali Jaber Menjelaskan). Biasanya yang kerap kita dengar adalah anak yang durhaka pada orang tua. Namun sering tidak disadari ternyata ada juga dosa orang tua terhadap anak. Salah satu yang kadang tidak terasa adalah dengan menyia-nyiakan keberadaan anak yang sudah menjadi tanggung jawabnya. Menyia-nyiakan anak yang paling parah adalah membiarkannya begitu saja tanpa diberikan pendidikan dan tidak mengajarkannya adab Islam. Dalam Islam, orang tua diberi tanggung jawab untuk membesarkan dan mendidik anaknya dengan baik.  Anak lahir dalam keadaan yang belum mengetahui apa-apa dan tugas besar menanti para orang tua untuk membimbing anak-anaknya dengan baik.   Sebab itu, saat terdapat kesalahan saat mendidik anak, hal tersebut sudah menjadi dosa orang tua terhadap anak.  Syekh Ali Jaber yang berjudul “SIMAK…AGAR TAK JADI ORANG TUA DURHAKA KEPADA ANAK 10 DOSA ORANG TUA KEPADA ANAK” yang diunggah 14 Oktober 2020, dijelaskan apa saja dosa orang tua terhadap anaknya.  Syekh Ali Jaber menjelaskan ada 10 dosa orang tua kepada anaknya, yaitu:  Suka mencaci maki anak   Pernah mencaci maki anak? Mulai saat ini, para orang tua jangan cepat emosi dan mengumbar caci maki terhadap anak.  Jangan sampai orang tua mengeluarkan kata-kata yang kurang pantas dan merusak hati anak. Hal tersebut bisa menjadi dosa.  “Saya selalu bilang. Jika sedang emosi jauhlah dari anak. Jangan dijadikan anak korban”, kata Syekh Ali Jaber.  2. Menghina anak  Menurut Syekh Ali Jaber, menghina anak sendiri di hadapan orang lain merupakan dosa orang tua kepada anaknya.  Janganlah menghina anak di depan orang lain, apalagi di depan kawan-kawannya. Karena itu akan membuat anak rendah diri di hadapan orang lain.  Kata Syekh Ali Jaber, bisa saja saat dicaci maki di saat itu anak kita tidak menangis, tapi sudah mati rasa. Akhirnya hal itu tersimpan di hati kecilnya.  Kalau sudah seperti itu, akan sulit membina anak menjadi soleh atau soleha karena hatinya sudah dihancurkan duluan oleh perkataan orang tuanya.  “Itu yang saya selalu sampaikan, itulah yang namanya durhaka orang tua kepada anak sebelum anak durhaka kepada orang tua”, kata Syekh Ali Jaber.  Bila anak punya perilaku yang tidak bisa kita terima, ujar Syekh Ali Jaber, bisa dinasihati dengan cara  yang baik bukan di depan orang.  3. Selalu membandingkan dengan orang lain  Hati seorang anak mana yang tidak sakit hati kepada orang tuanya, ketika ia dibandingkan dengan orang lain.  Oleh karena itu, jangan sampai orang tua membanding-bandingkan anaknya dengan orang lain.  Termasuk membandingkan dengan saudaranya yang lebih pintar, atau lebih baik. Itu bahaya, akan ada dampak psikologis, si anak akan berkecil hati dan benci kepada orang yang selalu dibanding-bandingkan dengannya.  “Jadi jangan kita membandingkan anak dengan orang lain. Mohon maaf, kita yang dewasa aja kalau ada orang yang membandingkan kita sama  orang lain kita tersinggung. Apalagi anak kita,” ungkap Syekh Ali Jaber.   4. Cinta dengan syarat  Banyak contoh, tanpa disadari orang tua seolah-olah cinta kepada anaknya tapi diembel-embeli dengan syarat.  Misalnya, aku cinta kamu tapi syaratnya begini. Aku cinta kalau kamu sholat. Aku cinta kalau kamu ngaji, aku cinta kalau kamu diam, aku cinta kalau kamu gak nonton TV.  Menyatakan rasa cinta kepada anak, kata Syekh Ali Jaber, ucapkan dengan tulus. Tidak perlu pakai syarat apapun. Jangan sampai anak kehilangan rasa cinta dari orang tuanya di rumah.  “Kalau mau cinta ya cinta ndak usah pakai syarat ini anak kita. Mau cinta ya cinta, cinta yang normal, kasih sayang yang wajar yang wajib bagi kita sebagai orang tua memberikan kasih sayang dan rasa cinta kepada anak kita. Kalau kita tidak menunjukkan rasa cinta kepada anak kita, dia akan lama-lama melarikan diri kepada orang lain,” ujar Syekh Ali Jaber.  5. Menyampaikan informasi yang salah kepada anaknya  Melarang anak (misalnya anaknya laki-laki) dengan mengatakan bahwa laki-laki tidak boleh menangis, ternyata itu merupakan perkataan orang tua yang salah.  Bayangkan jika setiap si anak akan menangis selalu ia tahan, sehingga menjadi beban. Akibatnya, mental sang anak akan menjadi jatuh.  Itu akan mengakibatkan sakit jiwa. Karena setiap dia akan mengeluarkan kesedihannya dengan menangis, dia menahannya. Ini bisa menjadi beban yang merusak jiwanya.  6. Memberikan ancaman kepada anak  Menyuruh anak makan dengan menggunakan kata-kata ancaman, itu salah dan bisa menjadi dosa orang tua.  Misalnya bilang begini kepada anak: “Ayo makan habisin, kalau tidak (akan) datang hantu” atau “Mau tidur nggak? Kalau kamu nggak tidur nanti ada (hantu) yang temenin”.  Syekh Ali Jaber mengungkapkan, berdasarkan penelitian  ahli psikologi dan jiwa bahwa dari sisi psikologi jiwa dan akal, anak dari usia 2 hingga 7 tahun jika diberi perhatian dengan penuh dia (anak) mampu menguasai 7 bahasa.  “Bahasa kita, bahasa daerah, bahasa Arab, bahasa Inggris, terserah. Kenapa kita sia-siakan  kesempatan masa emas ini yang luar biasa,” kata Syekh Ali Jaber.  7. Melarang anak melakukan sesuatu tanpa sebab  Orang tua seringkali melarang sang anak melakukan sesuatu dengan tanpa alasan atau sebab yang jelas. Hal tersebut tidak boleh dilakukan oleh orang tua.  “Kita suka melarang tidak boleh, tidak ada, tidak bisa, tapi kita tanpa menjelaskan sebabnya. Kalau mau melarang tolong jelasin sebabnya”, kata Syekh Ali Jaber.  Jadi, jika mau melarang sang anak melakukan sesuatu, maka berikan alasan yang jelas, supaya anak mengerti kenapa hal tersebut dilarang.  “Seharusnya dijelaskan baik-baik, misalnya jangan nonton TV jika sudah malam karena nanti menggangu matamu. Kalau makan habiskan makanan itu karena dalam makanan ada barkah”, tutur Syekh Ali Jaber.  8. Menghancurkan perasaan anak terhadap dirinya  Saking tak kuat menahan amarahnya, banyak orang tua yang  melontarkan kata menyesal atas kelahiran anaknya. Dan tanpa sadar berucap bahwa anaknya bodoh.  Misalnya: “Hey, kamu bodoh selama-lamanya ndak bakal jadi pinter”. atau “Saya menyesal punya, anak seperti kamu.”  “Astagfirullahaldzim, ada orang (tua) sejahat itu (kepada anak)”, kata Syekh Ali Jaber.  “Ya Allah ini sudah betul-betul betul-betul menghancurkan total anak kita,” Syekh Ali Jaber menambahkan.  9. Mendoakan anak yang buruk-buruk  Hindari jngan sampai terjadi, karena kesalnya orang tua kepada anak, lantas mengucapkan doa yang buruk kepada anaknya.  10 Mendoakan anak yang buruk-buruk  Hindari jngan sampai terjadi, karena kesalnya orang tua kepada anak, lantas mengucapkan doa yang buruk kepada anaknya.  Misalnya karena kesal anak kita keluar dari rumah tanpa minta izin dan ridlo kita, lalu bilang: “Mudah-mudahan kamu celaka”. Jika sampai doa buruk itu terkabul, akan menjadikannya menyesal.  Rasulullah SAW melarang orang tua mendoakan anaknya yang buruk. Kalau ternyata diijabah doanya oleh Allah, orang tua itu akan menyesal selamanya.  “Kalau Anda (orang tua) tidak mampu sakit hati sama anak kita, tidak bisa mendoakan baik, lebih baik diam. Jangan mendoakan anak celaka”, kata Syekh Ali Jaber.  10. Membuka aib anak di hadapan orang lain  Tahan diri dan hindari jangan sampai membongkar aib anak sendiri di hadapan orang lain. Hal tersebut bisa menyebabkan sang anak sakit hati. Selain bisa meruntuhkan rasa percaya diri anak, jika ucapan orang tua itu sampai di telinga teman-temannya, bisa jadi anak tersebut menjadi bahan ledekan.

Orang Tua Bisa Durhaka kepada AnakJika Melakukan 10 Hal Ini (Syekh Ali Jaber Menjelaskan). Biasanya yang kerap kita dengar adalah anak yang durhaka pada orang tua. Namun sering tidak disadari ternyata ada juga dosa orang tua terhadap anakSalah satu yang kadang tidak terasa adalah dengan menyia-nyiakan keberadaan anak yang sudah menjadi tanggung jawabnya. Menyia-nyiakan anak yang paling parah adalah membiarkannya begitu saja tanpa diberikan pendidikan dan tidak mengajarkannya adab Islam. Dalam Islam, orang tua diberi tanggung jawab untuk membesarkan dan mendidik anaknya dengan baik.

Anak lahir dalam keadaan yang belum mengetahui apa-apa dan tugas besar menanti para orang tua untuk membimbing anak-anaknya dengan baik. 

Sebab itu, saat terdapat kesalahan saat mendidik anak, hal tersebut sudah menjadi dosa orang tua terhadap anak.

Syekh Ali Jaber yang berjudul “Orang Tua Bisa Durhaka kepada AnakJika Melakukan 10 Hal Ini (Syekh Ali Jaber Menjelaskan)” yang diunggah 14 Oktober 2020, dijelaskan apa saja dosa orang tua terhadap anaknya.

Syekh Ali Jaber menjelaskan ada 10 dosa orang tua kepada anaknya, yaitu:

Suka mencaci maki anak

Pernah mencaci maki anak? Mulai saat ini, para orang tua jangan cepat emosi dan mengumbar caci maki terhadap anak.

Jangan sampai orang tua mengeluarkan kata-kata yang kurang pantas dan merusak hati anak. Hal tersebut bisa menjadi dosa.

“Saya selalu bilang. Jika sedang emosi jauhlah dari anak. Jangan dijadikan anak korban”, kata Syekh Ali Jaber.

2. Menghina anak

Menurut Syekh Ali Jaber, menghina anak sendiri di hadapan orang lain merupakan dosa orang tua kepada anaknya.

Janganlah menghina anak di depan orang lain, apalagi di depan kawan-kawannya. Karena itu akan membuat anak rendah diri di hadapan orang lain.

Kata Syekh Ali Jaber, bisa saja saat dicaci maki di saat itu anak kita tidak menangis, tapi sudah mati rasa. Akhirnya hal itu tersimpan di hati kecilnya.

Kalau sudah seperti itu, akan sulit membina anak menjadi soleh atau soleha karena hatinya sudah dihancurkan duluan oleh perkataan orang tuanya.

“Itu yang saya selalu sampaikan, itulah yang namanya durhaka orang tua kepada anak sebelum anak durhaka kepada orang tua”, kata Syekh Ali Jaber.

Bila anak punya perilaku yang tidak bisa kita terima, ujar Syekh Ali Jaber, bisa dinasihati dengan cara  yang baik bukan di depan orang.

3. Selalu membandingkan dengan orang lain

Hati seorang anak mana yang tidak sakit hati kepada orang tuanya, ketika ia dibandingkan dengan orang lain.

Oleh karena itu, jangan sampai orang tua membanding-bandingkan anaknya dengan orang lain.

Termasuk membandingkan dengan saudaranya yang lebih pintar, atau lebih baik. Itu bahaya, akan ada dampak psikologis, si anak akan berkecil hati dan benci kepada orang yang selalu dibanding-bandingkan dengannya.

“Jadi jangan kita membandingkan anak dengan orang lain. Mohon maaf, kita yang dewasa aja kalau ada orang yang membandingkan kita sama  orang lain kita tersinggung. Apalagi anak kita,” ungkap Syekh Ali Jaber. 

4. Cinta dengan syarat

Banyak contoh, tanpa disadari orang tua seolah-olah cinta kepada anaknya tapi diembel-embeli dengan syarat.

Misalnya, aku cinta kamu tapi syaratnya begini. Aku cinta kalau kamu sholat. Aku cinta kalau kamu ngaji, aku cinta kalau kamu diam, aku cinta kalau kamu gak nonton TV.

Menyatakan rasa cinta kepada anak, kata Syekh Ali Jaber, ucapkan dengan tulus. Tidak perlu pakai syarat apapun. Jangan sampai anak kehilangan rasa cinta dari orang tuanya di rumah.

“Kalau mau cinta ya cinta ndak usah pakai syarat ini anak kita. Mau cinta ya cinta, cinta yang normal, kasih sayang yang wajar yang wajib bagi kita sebagai orang tua memberikan kasih sayang dan rasa cinta kepada anak kita. Kalau kita tidak menunjukkan rasa cinta kepada anak kita, dia akan lama-lama melarikan diri kepada orang lain,” ujar Syekh Ali Jaber.

5. Menyampaikan informasi yang salah kepada anaknya

Melarang anak (misalnya anaknya laki-laki) dengan mengatakan bahwa laki-laki tidak boleh menangis, ternyata itu merupakan perkataan orang tua yang salah.

Bayangkan jika setiap si anak akan menangis selalu ia tahan, sehingga menjadi beban. Akibatnya, mental sang anak akan menjadi jatuh.

Itu akan mengakibatkan sakit jiwa. Karena setiap dia akan mengeluarkan kesedihannya dengan menangis, dia menahannya. Ini bisa menjadi beban yang merusak jiwanya.

6. Memberikan ancaman kepada anak

Menyuruh anak makan dengan menggunakan kata-kata ancaman, itu salah dan bisa menjadi dosa orang tua.

Misalnya bilang begini kepada anak: “Ayo makan habisin, kalau tidak (akan) datang hantu” atau “Mau tidur nggak? Kalau kamu nggak tidur nanti ada (hantu) yang temenin”.

Syekh Ali Jaber mengungkapkan, berdasarkan penelitian  ahli psikologi dan jiwa bahwa dari sisi psikologi jiwa dan akal, anak dari usia 2 hingga 7 tahun jika diberi perhatian dengan penuh dia (anak) mampu menguasai 7 bahasa.

“Bahasa kita, bahasa daerah, bahasa Arab, bahasa Inggris, terserah. Kenapa kita sia-siakan  kesempatan masa emas ini yang luar biasa,” kata Syekh Ali Jaber.

7. Melarang anak melakukan sesuatu tanpa sebab

Orang tua seringkali melarang sang anak melakukan sesuatu dengan tanpa alasan atau sebab yang jelas. Hal tersebut tidak boleh dilakukan oleh orang tua.

“Kita suka melarang tidak boleh, tidak ada, tidak bisa, tapi kita tanpa menjelaskan sebabnya. Kalau mau melarang tolong jelasin sebabnya”, kata Syekh Ali Jaber.

Jadi, jika mau melarang sang anak melakukan sesuatu, maka berikan alasan yang jelas, supaya anak mengerti kenapa hal tersebut dilarang.

“Seharusnya dijelaskan baik-baik, misalnya jangan nonton TV jika sudah malam karena nanti menggangu matamu. Kalau makan habiskan makanan itu karena dalam makanan ada barkah”, tutur Syekh Ali Jaber.

8. Menghancurkan perasaan anak terhadap dirinya

Saking tak kuat menahan amarahnya, banyak orang tua yang  melontarkan kata menyesal atas kelahiran anaknya. Dan tanpa sadar berucap bahwa anaknya bodoh.

Misalnya: “Hey, kamu bodoh selama-lamanya ndak bakal jadi pinter”. atau “Saya menyesal punya, anak seperti kamu.”

“Astagfirullahaldzim, ada orang (tua) sejahat itu (kepada anak)”, kata Syekh Ali Jaber.

“Ya Allah ini sudah betul-betul betul-betul menghancurkan total anak kita,” Syekh Ali Jaber menambahkan.

9. Mendoakan anak yang buruk-buruk

Hindari jngan sampai terjadi, karena kesalnya orang tua kepada anak, lantas mengucapkan doa yang buruk kepada anaknya.

10 Mendoakan anak yang buruk-buruk

Hindari jngan sampai terjadi, karena kesalnya orang tua kepada anak, lantas mengucapkan doa yang buruk kepada anaknya.

Misalnya karena kesal anak kita keluar dari rumah tanpa minta izin dan ridlo kita, lalu bilang: “Mudah-mudahan kamu celaka”. Jika sampai doa buruk itu terkabul, akan menjadikannya menyesal.

Rasulullah SAW melarang orang tua mendoakan anaknya yang buruk. Kalau ternyata diijabah doanya oleh Allah, orang tua itu akan menyesal selamanya.

“Kalau Anda (orang tua) tidak mampu sakit hati sama anak kita, tidak bisa mendoakan baik, lebih baik diam. Jangan mendoakan anak celaka”, kata Syekh Ali Jaber.

10. Membuka aib anak di hadapan orang lain

Tahan diri dan hindari jangan sampai membongkar aib anak sendiri di hadapan orang lain. Hal tersebut bisa menyebabkan sang anak sakit hati. Selain bisa meruntuhkan rasa percaya diri anak, jika ucapan orang tua itu sampai di telinga teman-temannya, bisa jadi anak tersebut menjadi bahan ledekan.


Referensi : Orang Tua Bisa Durhaka kepada AnakJika Melakukan 10 Hal Ini (Syekh Ali Jaber Menjelaskan)