Kamis, 28 Juli 2022

Sayembara Setan/Iblis : Memisahkan Antara Suami Istri Yang Sah Bahkan Sudah Memiliki Buah Hati

Selain manusia, Allah Subhanahu wa Ta'ala juga menciptakan setan . Makhluk ini termasuk dalam golongan dari bangsa jin . Namun, setan juga bisa dari bangsa manusia. Jika setan makhluk dari bangsa jin, maka arti setan adalah makhluk yang mempunyai jasad dan dia dari bangsa jin yang diciptakan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dari api. Sedangkan setan dari manusia, maka berarti ini adalah sifat buruk yang disebutkan oleh Allah Subhanahu wa Swt di dalam Al-Qur’an. 

Di antaranya, yaitu Allah Subhanahu wa Ta’ala menyebutkan:

 شَيَاطِينَ الْإِنسِ وَالْجِنِّ “

Setan-setan manusia dan jin.” (QS. Al-An’am : 112) 

Ustadz Ahmad Zainudin, Lc ketika ceramah dan kajian Islam ilmiah dengan pembahasan Risalah Penting Untuk Muslimah, sebuah kitab buah karya Syaikh Prof. Dr. ‘Abdurrazzaq bin ‘Abdil Muhsin Al-‘Abbad Al-Badr Hafidzahullah, di laman jejaring kanal dakwah Rodja menjelaskan, ayat di atas menunjukkan bahwa apabila kata “setan” digandengkan kepada jin, maka dia adalah makhluk yang diciptakan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dari api dan dia kafir menyimpang dari jalan Allah Subhanahu wa Ta’ala dan pemimpinnya adalah iblis. Sedangkan apabila kata “setan” digandengkan kepada manusia, maka berarti dia adalah sifat yang buruk. Berarti manusia tersebut mempunyai sifat setan .

Dalam keseharian atau saat kita mendengar kata-kata setan yang 'terkutuk'. Kata “terkutuk” ini disebutkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala di dalam Al-Qur’an: 

وَإِنِّي أُعِيذُهَا بِكَ وَذُرِّيَّتَهَا مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ 

“Aku mohon perlindungan untuk Maryam Alaihis Salam serta anak keturunannya kepada Engkau Wahai Allah dari setan yang terkutuk.” (QS. Ali-Imran : 36)

 Juga firman Allah:

 فَإِذَا قَرَأْتَ الْقُرْآنَ فَاسْتَعِذْ بِاللَّـهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ 

“Jika engkau membaca Al-Qur’an, maka mintalah perlindungan kepada Allah dari setan yang terkutuk.” (QS. An-Nahl : 98) 

Setan tidak mau sujud kepada Adam. Maka akhirnya Allah Subhanahu wa Ta’ala murka dan Allah menyebutkan dia terkutuk/terlaknat. Allah Swt  berfirman:  

قَالَ فَاخْرُجْ مِنْهَا فَإِنَّكَ رَجِيمٌ ﴿٧٧﴾ 

“Keluarlah engkau dari surga tersebut. Sesungguhnya engkau adalah makhluk yang terkutuk.” (QS. Shad : 77)

Setan terkutuk karena iblis yang diciptakan oleh Allah dari api tidak mau sujud kepada Adam Alaihis Salam yang diciptakan dari tanah karena kesombongannya. Setan mengatakan:

 أَنَا خَيْرٌ مِّنْهُ خَلَقْتَنِي مِن نَّارٍ وَخَلَقْتَهُ مِن طِينٍ 

“Aku lebih baik darinya. Engkau telah menciptakan aku dari api dan Engkau telah menciptakan dia dari tanah.” (QS. Al-A’raf : 12) 

Kepentingan setan di dalam kehidupan ini adalah untuk merusak dalam segala hal. Yaitu merusak agama, merusak makhluk, merusak hubungan, merusah kemesraan, merusak hubungan persaudaraan dan merusak segala apa saja yang baik. Allah Swt berfirman:

قَالَ فَبِمَا أَغْوَيْتَنِي لَأَقْعُدَنَّ لَهُمْ صِرَاطَكَ الْمُسْتَقِيمَ 

“Iblis berkata: ‘Karena Engkau Ya Allah telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan menghalang-halangi hamba-hambaMu dari jalan Engkau yang lurus.’” (QS. Al-A’raf : 16) 

ثُمَّ لَآتِيَنَّهُم مِّن بَيْنِ أَيْدِيهِمْ وَمِنْ خَلْفِهِمْ وَعَنْ أَيْمَانِهِمْ وَعَن شَمَائِلِهِمْ ۖ وَلَا تَجِدُ أَكْثَرَهُمْ شَاكِرِينَ 

“Kemudian saya akan mengganggu mereka dari depan, dari belakang, kanan, kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka orang yang pandai bersyukur.” (QS. Al-A’raf : 17)

Ayat ini memberikan keterangan bahwasanya tugas iblis dan setan adalah menyimpangkan manusia dari jalan Allah Subhanahu wa Ta’ala, merusak manusia dari segala macam kebaikan. Iblis tidak akan pernah menjadi teman dan pasti menjadi musuh. Karena mereka adalah musuh, maka harus dijadikan musuh, tidak boleh dijadikan teman. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

 إِنَّ الشَّيْطَانَ لَكُمْ عَدُوٌّ فَاتَّخِذُوهُ عَدُوًّا ۚ إِنَّمَا يَدْعُو حِزْبَهُ لِيَكُونُوا مِنْ أَصْحَابِ السَّعِيرِ 

“Sesungguhnya setan itu adalah musuh bagi kalian, maka anggaplah ia musuh. Sesungguhnya setan-setan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala.” (QS. Fatir : 6)

Setan Merusak Hubungan Suami Istri Menurut Ustadz Ahmad Zainuddin, ilmu sihir pertama yang dipelajari adalah memisahkan suami istri. Hal ini sebagaimana disebutkan oleh Allah di dalam Al-Qur’an:

 فَيَتَعَلَّمُونَ مِنْهُمَا مَا يُفَرِّقُونَ بِهِ بَيْنَ الْمَرْءِ وَزَوْجِهِ 

“Maka mereka mempelajari dari kedua malaikat tersebut apa yang dengan sihir tersebut mereka dapat menceraikan antara suami dengan istrinya…” (QS. Al-Baqarah : 102) 

Merusak hubungan suami istri ini kadang-kadang bukan hanya dilakukan oleh setan dari bangsa jin, tetapi juga dilakukan oleh setan dari bangsa manusia. Yaitu manusia-manusia yang mempunya sifat buruk terhadap manusia lainnya.

Di antara perbuatan manusia yang mempunyai sifat setan adalah memisahkan antara suami istri, menjadi orang ketiga, sehingga terpisahnya hubungan suami istri, atau bahasa zaman sekarang sering disebut pelakor (perebut laki orang), sehingga terpisah lah hubungan suami istri yang sah karena ada pihak ketiga. Dan ini dosa besar, sebagaimana hadits Rasul SAW:

 لَيْسَ مِنَّا مَنْ خَبَّبَ امْرَأَةً عَلَى زَوْجِهَا 

“Bukan dari kami seorang yang membuat seorang istri rusak hubungannya dengan suaminya.” (HR. Imam Ahmad dan Ibnu Hibban) 

Ini adalah peringatan keras agar berhati-hati terhadap langkah-langkah setan di dalam merusak hubungan suami istri. Maka seorang istri yang shalihah memerlukan untuk mempelajari perkara yang penting ini dan dia harus menyadari hakikat ini. Demikian juga suaminya.

Orangtua yang tidak bertanggung jawab untuk kebaikan anak-anak dan keluarganya adalah mereka yang masih nekat membawa pulang uang haram ke rumah. Sama saja ia membawa bara api neraka untuk diberikan dan dikonsumsi anak-anak atau keluarga secara bersama-sama.

Salah satu bara api bagi keluarga adalah harta haram, termasuk dari makanan, pakaian, dan apa saja yang diberikan untuk keluarga dari sumber-sumber yang diharamkan oleh Allah SWT. Siapa pun dan apa pun profesinya, potensi ini selalu ada. Mulai dari hasil jual beli yang tidak sah menurut ajaran Islam, bunga uang atau riba, pungutan liar, fee yang dipaksakan, hasil usaha yang tidak dibagi secara adil, dan penyelewengan lain, seperti korupsi, mark up anggaran, suap menyuap, dan semisalnya.

Dalam Qur’an, kita sudah diingatkan. “Jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka,” sebagaimana firman Allah SWT:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ

Baca Juga:

Rumah Makan Babiambo Diduga Cemarkan Nama Baik Kuliner Minang yang Enak dan Halal

Tahu Kebatilan, Segera Tinggalkan Semudah Melakukannya

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allâh terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. (QS. at-Tahrîm/66:6)

Firman Allâh Azza wa Jalla, “Hai orang-orang yang beriman” yakni, Allah Maha kasih sayang kepada para hamba-Nya. Jika Dia memberikan perintah, pasti itu merupakan kebaikan dan bermanfaat. Jika Dia memberikan larangan, pasti itu merupakan keburukan dan berbahaya. Maka sepantasnya manusia memperhatikan perintah-perintah-Nya.

Abdullah bin Mas’ûd Radhiyallahu anhuma dan para Ulama Salaf rahimahumullah berkata, “Jika engkau mendengar Allah Azza wa Jalla berfirman dalam al-Qur’ân ‘Hai orang-orang yang beriman’, maka perhatikanlah ayat itu dengan telingamu, karena itu merupakan kebaikan yang Dia perintahkan kepadamu, atau keburukan yang Dia melarangmu darinya”.

Makna قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا “Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka” adalah kebaikan yang Allah perintahkan dalam ayat ini, adalah agar kaum Mukminin menjaga diri mereka dan keluarga mereka dari api neraka. Yaitu menjaga diri dan keluarga agar senantiasa berada dalam keimanan, ketakwaan, taat pada perintah-Nya, dan menjauhi larangan-Nya. Tidak bermaksiat, tidak juga lalai dan abai atau semua perintah dalam agama.

Salah satunya, larangan untuk memakan harta haram atau yang dibeli dari sumber-sumber yang haram. Perlu diketahui bahwa asal hukum segala jenis makanan baik dari hewan, tumbuhan, laut maupun daratan adalah halal. Allah berfirman:

يَا أَيُّهَا النَّاسُ كُلُوا مِمَّا فِي الْأَرْضِ حَلَالًا طَيِّبًا

“Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi” (QS Al-Baqarah/2: 168)

Karena asal hukum makanan adalah halal, maka Allah tidak merinci dalam Al-Qur’an satu persatu. Demikian juga Rasulullah SAW dalam hadits-haditsnya. Lain halnya dengan makanan haram, Allah telah memerinci secara detail dalam Al-Qur’an atau melalui lisan rasul-Nya SAW yang mulia. Allah berfirman:

وَقَدْ فَصَّلَ لَكُمْ مَا حَرَّمَ عَلَيْكُمْ إِلَّا مَا اضْطُرِرْتُمْ إِلَيْهِ

“Sesungguhnya Allah telah menjelaskan kepada kamu apa yang diharamkanNya atasmu, kecuali apa yang terpaksa kamu memakannya” (QS Al-An’am/6: 119)

Makanan Haram

Makanan yang diharamkan atau bersumber dari uang haram, jika masuk ke dalam rumah jelas akan berdampak pada jiwa anak-anak, istri, dan keturunan kita. Karena itu, jauhilah segala sesuatu yang bersumber dari yang haram.

Masalah ini tdak boleh dianggap sepele. Makanan haram yang masuk ke perut anak atau istri akan memencarkan energi negatif. Energi tersebut jelas menjadi energi yang tidak mendapatkan rahmat dari Allah SWT. Juga tak bisa diinvestasikan di jalan Allah SWT.

Untuk diketahui, makanan yang diharamkan dibagi menjadi tiga kategori, yakni:

1. Makanan najis.

2. Makanan yang tidak halal.

3. Makanan halal yang dibeli dengan uang haram.

Jenis-jenis makanan yang diharamkan, antara lain, seperti bangkai atau daging mati, daging yang belum disembelih, babi, dan sejenisnya. Ada juga makanan najis, seperti orang kafir menyentuh makanan. Daging yang dikorbankan, tetapi orang kafir itu menyentuhnya dengan air, dan itu menjadi najis.

Adakalanya seseorang membeli makanan yang halal dalam dirinya, tidak mengandung najis, dan tidak najis. Tetapi uang yang dipakai untuk membelinya adalah uang haram, uang riba, dan sejenisnya dari uang haram.

Siapa pun yang ingin mendapatkan keberkahan dari Allah SWT dalam hidupnya, lebih baik dia berhati-hati. Begitu banyak bocoran-bocoran tentang makanan berbahan haram tetapi dijual bebas dan dikonsumsi oleh banyak kaum muslimin. Misalnya saja, makanan-makanan yang dicampur anggur, minyak babi, alkohol, dan semisalnya. Karena itu, perlu kita ketahui setiap makanan yang akan dikonsumsi, bersumber dari bahan halal atau haram.

Untungnya, perusahaan makanan di zaman ini wajib untuk menuliskan bahan-bahannya. Di sini juga perlunya label halal. Seorang mukmin harus berhati-hati untuk tidak makan apa pun kecuali yang halal. Seorang mukmin harus yakin bahwa semua yang dikonsumsinya adalah makanan halal, suka atau tidak suka. Allah SWT Maha Melihat dan Mengawasi hamba-hamba-Nya yang berhati-hati dan saleh, serta takut memakan makanan haram. Baik makanan yang berbahan haram atau dibeli dari sumber uang haram.

Makan makanan haram, baik bahan atau sumbernya yang haram, akan mengakibatkan sifat-sifat negatif, kegelapan, dan kebatilan, yang dapat menutupi hati manusia. Karena itu, mari lebih berhati-hati soal makanan yang akan masuk dalam perut. Perhatikan sumbernya, dibeli dari uang halal atau tidak, dan bahan makanannya halal atau tidak.

Jika makanan tersebut berupa hewan sembelihan, maka yang harus diperhatikan dan diyakini adalah daging tersebut disembelih atas nama Allah SWT. Selain itu, yang harus dipastikan juga, uang yang dipakai untuk membeli makanan bersumber dari pemberian, pendapatan, atau penghasilan, yang halal.

Efek Makanan Haram, Berikut tujuh efek dari makanan haram:

  1. Memakan harta haram berarti mendurhakai Allah dan mengikuti langkah setan.
  2. Membuat kurang semangat dalam beramal saleh
  3. Memakan harta haram adalah kebiasaan buruk orang Yahudi
  4. Badan yang tumbuh dari harta yang haram berhak disentuh api neraka
  5. Doa sulit dikabulkan
  6. Harta haram membuat kaum muslimin jadi mundur dan hina
  7. Karena harta haram banyak musibah dan bencana terjadi

Tujuh efek dari makanan haram di atas akan dibahas tersendiri. Intinya, lebih baik tidak makan sebagai bentuk kehati-hatian daripada memakan makanan yang tidak diketahui kehalalannya. Insya Allah, masih banyak makanan lain yang lebih baik, lebih segar, lebih sehat, dan halal. Allah SWT pasti melihat siapa di antara kita yang berhat-hati dan mawas diri agar terpelihara dari sisi makanan yang masuk ke perutnya, anak-anaknya, dan keluarganya