This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

Tampilkan postingan dengan label Jika Tidak Malu Baca Kisah Ini Coba Cek Keimanan Kita/Anda Kisah : Imam Khatib al-Baghdadi sedang beribadah haji). Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Jika Tidak Malu Baca Kisah Ini Coba Cek Keimanan Kita/Anda Kisah : Imam Khatib al-Baghdadi sedang beribadah haji). Tampilkan semua postingan

Senin, 26 September 2022

Jika Tidak Malu Baca Kisah Ini, Coba Cek Keimanan Kita/Anda (Kisah : Imam Khatib al-Baghdadi sedang beribadah haji)

Imam Khatib al-Baghdadi sedang beribadah haji. Sesampainya di Makkah al-Mukarramah, beliau langsung diminta oleh jamaah kaum Muslimin untuk membacakan hadits. Tidak langsung menyanggupi, beliau meminta waktu untuk membaca al-Qur’an al-Karim, “Berikan aku waktu untuk membaca al-Qur’an.” pinta sang imam.  Beliau pun duduk di salah satu sudut Masjid al-Haram, memulai bacaan dari surat al-Fatihah, al-Baqarah, Ali ‘Imran, terus sampai surat an-Naas. Beliau mengkhatamkan 30 juz dalam sekali duduk. Beliau baru selesai sebelum matahari terbit, lalu membacakan hadits untuk kaum Muslimin.  Ulama lainnya bernama Ibnu ‘Aqil. Beliau lebih suka memakan kue daripada roti kering. Saat ditanya alasannya, beliau menjawab dengan tenang, “Karena perbedaan waktu antara keduanya (memakan kue dan roti kering) bisa digunakan untuk membaca 50 ayat al-Qur’an.”  Kue lebih mudah dicerna oleh tubuh karena strukturnya yang lembut. Sedangkan roti kering relatif lebih lama karena keras sehingga menghabiskan banyak waktu. Dalam catatan Imam Ibnu ‘Aqil, memakan kue lebih beliau sukai sehingga memiliki lebih banyak waktu untuk membaca al-Qur’an.  Ketika berhaji di dua kota suci, Imam Masruq bin al-Ajda’ diriwayatkan sering tertidur ketika bersujud. Bukan lantaran mengantuk, tapi lamanya waktu yang beliau gunakan untuk melakukan gerakan ibadah yang merupakan posisi terdekat dengan Allah Ta’ala tersebut. Sahabat mulia Urwah bin Zubair disebutkan selalu mengkhatamkan al-Qur’an dalam empat hari. Dalam sehari, beliau menikmati sekitar tujuh juz. Terus seperti itu di sepanjang usianya.  Sedangkan salah satu ahli hadits di Andalusia (Spanyol) disebutkan membaca Shahih al-Bukhari sebanyak 700 kali.  Seharusnya, kita lebih bersemangat dan bergegas untuk melakukan amalan tersebut. Sebab, kita hidup di zaman akhir dengan banyak ujian kemaksiatan di sepanjang waktu. Sayangnya, kondisinya justru berlaku sebaliknya. Jangankan mengkhatamkan al-Qur’an sekali dalam empat hari sebagaimana Urwah bin Zubair Radhiyallahu ‘anhu, sebulan satu kali khatam pun amat jarang. Bahkan ada banyak kaum Muslimin yang tidak pernah khatam dalam satu tahun.  Belum lagi terkait sujud. Banyak di antara kita yang sujud hanya dalam hitungan detik. Bahkan shalat dua rakaat dengan empat kali sujud dikelarkan dalam bilangan lima menit atau kurang dari itu.  Rasanya malu. Tapi malu juga tidak cukup. Kita harus benar-benar berbenah
Imam Khatib al-Baghdadi sedang beribadah haji. Sesampainya di Makkah al-Mukarramah, beliau langsung diminta oleh jamaah kaum Muslimin untuk membacakan hadits. Tidak langsung menyanggupi, beliau meminta waktu untuk membaca al-Qur’an al-Karim, “Berikan aku waktu untuk membaca al-Qur’an.” pinta sang imam.

Beliau pun duduk di salah satu sudut Masjid al-Haram, memulai bacaan dari surat al-Fatihah, al-Baqarah, Ali ‘Imran, terus sampai surat an-Naas. Beliau mengkhatamkan 30 juz dalam sekali duduk. Beliau baru selesai sebelum matahari terbit, lalu membacakan hadits untuk kaum Muslimin.

Ulama lainnya bernama Ibnu ‘Aqil. Beliau lebih suka memakan kue daripada roti kering. Saat ditanya alasannya, beliau menjawab dengan tenang, “Karena perbedaan waktu antara keduanya (memakan kue dan roti kering) bisa digunakan untuk membaca 50 ayat al-Qur’an.”

Kue lebih mudah dicerna oleh tubuh karena strukturnya yang lembut. Sedangkan roti kering relatif lebih lama karena keras sehingga menghabiskan banyak waktu. Dalam catatan Imam Ibnu ‘Aqil, memakan kue lebih beliau sukai sehingga memiliki lebih banyak waktu untuk membaca al-Qur’an.

Ketika berhaji di dua kota suci, Imam Masruq bin al-Ajda’ diriwayatkan sering tertidur ketika bersujud. Bukan lantaran mengantuk, tapi lamanya waktu yang beliau gunakan untuk melakukan gerakan ibadah yang merupakan posisi terdekat dengan Allah Ta’ala tersebut. Sahabat mulia Urwah bin Zubair disebutkan selalu mengkhatamkan al-Qur’an dalam empat hari. Dalam sehari, beliau menikmati sekitar tujuh juz. Terus seperti itu di sepanjang usianya.

Sedangkan salah satu ahli hadits di Andalusia (Spanyol) disebutkan membaca Shahih al-Bukhari sebanyak 700 kali.

Seharusnya, kita lebih bersemangat dan bergegas untuk melakukan amalan tersebut. Sebab, kita hidup di zaman akhir dengan banyak ujian kemaksiatan di sepanjang waktu. Sayangnya, kondisinya justru berlaku sebaliknya. Jangankan mengkhatamkan al-Qur’an sekali dalam empat hari sebagaimana Urwah bin Zubair Radhiyallahu ‘anhu, sebulan satu kali khatam pun amat jarang. Bahkan ada banyak kaum Muslimin yang tidak pernah khatam dalam satu tahun.

Belum lagi terkait sujud. Banyak di antara kita yang sujud hanya dalam hitungan detik. Bahkan shalat dua rakaat dengan empat kali sujud dikelarkan dalam bilangan lima menit atau kurang dari itu. Rasanya malu. Tapi malu juga tidak cukup. Kita harus benar-benar berbenah.