Jumat, 29 Juli 2022

Ghibah/Menggunjing Adalah Memakan Bangkai Saudara Sendiri yang Sudah Mati

Ilustrasi : Ghibah/Menggunjing Adalah  Memakan Bangkai Saudara Sendiri yang Sudah Mati

Ghibah/Menggunjing Adalah  Memakan Bangkai Saudara Sendiri yang Sudah Mati. Ghibah adalah salah satu perbuatan dosa besar. Islam pun sangat melarang menggunjing orang lain atau ghibah. Menggunjing ini maksudnya membicarakan aib orang lain tanpa sepengetahuan orang itu. Allah Subhanahu wa ta’ala melarang manusia untuk ber-ghibah, apalagi sampai menimbulkan fitnah. Hal ini sudah dijelaskan dalam kitab suci Al-Qur’an, bahwa Allah Subhanahu wa ta’ala menyebutkan orang ghibah sama saja memakan daging saudaranya sendiri. “Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan prasangka buruk (kecurigaan), karena sebagian dari prasangka buruk itu dosa. Dan janganlah sebagian kalian mencari-cari keburukan orang dan menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kalian merasa jijik kepadanya. Dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Hujurat : 12)

Dalam ayat tersebut, sudah jelas dan tegas bahwa Islam melarang umatnya berprasangka buruk dan ghibah. Di masa sekarang, biasanya ghibah sering juga diartikan gosip. Adapun ancaman yang Allah berikan apabila senang menggunjing orang lain.“Gosip, ancaman terbesarnya adalah jika dia tidak bertobat, saat disebutkan namanya saja, maka sudah memindahkan pahala orang ini kepada yang dimaksudkan. Jika dia mengerjakan suatu amalan, disebutkan orang lain terkait amalan itu. Jadi, resiko pertama ketika kita sebutkan namanya saja, maka pindah pahala kita. Resiko kedua, semakin disebutkan keadaan keburukannya, maka setiap kalimat yang kita rangkai itu, akan dibentuk gambaran orang yang disebutkan itu dalam bentuk bangkai.”

Bayangkan, jika hanya menyebutkan namanya saja sudah mendapat dosa yang besar. Apalagi ditambah dengan berkurangnya pahala kita. Maka dari itu, bertaqwalah kepada-Nya. Sungguh beruntung orang yang bisa menahan diri, sungguh beruntung orang yang tidak membicarakan orang lain, karena dia tahu akan dirinya sendiri.

“Ya Rabb kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman. Ya Rabb kami, sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Hasry:10)

Dalam bahasa Arab, bergunjing disebut sebagai ghibah. Ini merupakan salah satu perbuatan buruk yang dilarang dalam agama Islam. Allah SWT dalam Alquran mengibaratkan ghibah sebagai sesuatu yang kotor. Maka dari itu, orang-orang yang beriman terlarang melakukannya.

surah al-Hujurat ayat 12. Artinya, "Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain.

Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat, Maha Penyayang."

Ghibah berarti menyebutkan sesuatu yang terdapat pada diri orang yang tidak kita sukai. Ghibah bisa menyasar fisik, agama, kekayaan, perbuatan, atau segala atribut orang yang bersangkutan.

Caranya bisa bermacam-macam. Antara lain membeberkan aib, meniru tingkah laku atau gerak tertentu dari orang yang digunjingkan dengan maksud mengolok-oloknya.

Oleh karena itu, ungkap Dr Muhammad Ali al Hasyimi dalam bukunya The Ideal Muslim, seorang Muslim sejati tidaklah menyebarkan gosip yang penuh kebencian. Sebab dia mengetahui jika melakukan perbuatan itu akan menempatkannya pada kelompok orang-orang jahat.

"Bergunjing dikhawatirkan dapat menimbulkan kesulitan pada diri orang lain dan memutus tali silaturahim di antara sahabat," paparnya.

Dalam pandangan Syekh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz, menggunjing hukumnya haram dan termasuk dosa besar. Baik aib yang digunjingkan itu benar-benar ada pada diri seseorang maupun tidak ada.

Ketentuan tersebut berdasarkan sabda Nabi Muhammad SAW ketika beliau ditanya tentang menggunjing. ''Engkau membicarakan saudaramu tentang sesuatu yang dibencinya''.

Lebih lanjut Rasul SAW menjelaskan, jika yang dibicarakan memang terdapat pada orang tersebut, maka hal itu termasuk menggunjing (ghibah), tetapi jika yang digunjingkan itu tidaklah benar, maka yang membicarakannya telah berdusta.

Nabi kemudian menegaskan, siapa yang suka bergosip penuh kebencian, suka mencari-cari kesalahan orang lain, maka dirinya akan dijauhkan dari pintu surga.

Wajib bagi orang yang hadir dalam pembicaraan yang sedang menggunjingkan orang lain untuk mencegah kemungkaran. Yakni, dengan membela orang yang digunjingkan.

Ini sesuai anjuran Nabi. ''Barangsiapa yang melindungi kehormatan saudaranya dari fitnah, maka akan menjadi haknya bahwa Allah akan melindunginya dari api neraka.'' (HR Ahmad)

Dr Muhammad Ali menambahkan, seorang Muslim hendaknya dapat memerangi pergunjingan di manapun berada. Dengan begitu, ia akan melindungi saudara Muslimnya dari orang yang bergosip atasnya.

Referensi sbb ini ; Ghibah/Menggunjing Adalah  Memakan Bangkai Saudara Sendiri yang Sudah Mati