This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

Tampilkan postingan dengan label Gastroesophageal Reflux Disease. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Gastroesophageal Reflux Disease. Tampilkan semua postingan

Jumat, 22 Juli 2022

Stres dan Cemas Mampu Memicu Asam Lambung Naik

Pola makan yang tidak teratur dan kondisi dinding lambung yang mengalami kerusakan dianggap bisa menjadi pemicu kenaikan asam lambung. Namun, Neneng Ratnasari, praktisi dari dokter spesialis penyakit dalam RSUP Sardjito, mengatakan penyakit asam lambung lebih erat kaitannya dengan kondisi stres dan kecemasan daripada faktor makanan atau gangguan pada lambung.

"Semua harus ada pemeriksaan penunjang. Sebagai dokter, kami harus menganamnesis dan harus ada pembuktian,” kata Neneng dalam Bedah Buku Comprehensive Biomedical Science: Sistem Gastrointestinal Hepatobilier, Pankreas.

Banyak pasien yang mengalami sakit di ulu hati, mual, dan nyeri di perut yang disebabkan oleh asam lambung. Neneng menyatakan, banyak pasien dengan kondisi anatomis lambung yang cukup baik, tetapi sering mengalami kenaikan jumlah asam lambung. Hal ini terjadi ketika tingkat kecemasan tinggi. 

"Banyak diderita oleh pasien kita," katanya. Meski begitu, kebiasaan pola makan juga memengaruhi munculnya penyakit asam lambung.

"Setelah makan terus tidur terlentang justru melemahkan otot esofagus, makan terlalu terburu-buru, atau sering mengonsumsi makanan fast food. Pola makan juga diperbaiki. Jenis makanannya juga," paparnya.

Sementara Ahmad Hamim Sadewa, Dosen Biokimia FK-KMK UGM mengatakan setiap orang harus menjaga keseimbangan asam lambung dalam tubuh. Sebab,asam lambung diperlukan untuk memulai proses pencernaan.  

"Tanpa asam lambung, pencernaan tidak bisa dimulai, berbagai jenis makanan dalam bentuk besar menjadi kecil, namun asam lambung berlebihan akan menyebabkan kembali naik ke kerongkongan karena berlebihan," dia mengatakan.

Penyebab sekresi asam lambung berlebihan menurutnya disebabkan oleh stres, pola makan tidak teratur, dan aspek anatomi dinding lambung yang sudah mengalami kerusakan. 

"Perlu diketahui tingkat Stress atau pola makan yang kurang baik atau kelainan struktur yang dilihat secara radiologi, bisa menyebabkan kenaikan asam lambung," dia menegaskan.

Bagaimana Kecemasan Bisa Sebabkan Asam Lambung Naik. Kecemasan dan stress memiliki kaitan erat dengan refluks asam lambung atau naiknya asam lambung. Dalam beberapa kasus, kecemasan dan stress bisa menjadi faktor penyebab terjadinya asam lambung naik. Sebaliknya, refluks asam lambung juga dapat memicu stres dan dapat menyebabkan kecemasan pada beberapa orang. Orang dengan gejala refluks asam lambung yang mengganggu, tapi tidak merespons perawatan yang dilakukan di rumah, harus segera menemui dokter untuk mendapat perawatan lebih lanjut.

Refluks asam lambung terjadi ketika asam dari lambung naik kembali ke pipa makanan atau kerongkongan. Ini adalah gejala umum penyakit gastroesophageal reflux disease (GERD). Stres dapat memperburuk gejala refluks asam lambung, dan kecemasan adalah respons alami terhadap stres dalam tubuh. Begitu pun saat mengalami kecemasan, juga bisa menimbulkan stres, dan selanjutnya menyebabkan asam lambung naik. Ada beberapa bukti yang menunjukkan, bahwa stres dan kecemasan dapat memicu naiknya asam lambung atau memperburuk gejala. Melansir Medical News Today, sebuah studi tahun 2018 yang melibatkan lebih dari 19.000 orang menemukan, bahwa mereka yang mengalami kecemasan lebih mungkin mengalami gejala GERD. Para peneliti menyebutkan beberapa kemungkinan alasan fisik yang menyebabkan hal ini terjadi: 

  1. Kecemasan dapat mengurangi tekanan pada sfingter esofagus bagian bawah, yaitu pita otot yang menjaga bagian atas perut tetap tertutup dan mencegah asam lambung bocor ke kerongkongan. 
  2. Respons stres dan kecemasan dapat menyebabkan ketegangan otot yang berlangsung lama. Jika hal ini memengaruhi otot-otot di sekitar perut, dapat meningkatkan tekanan pada organ ini dan mendorong asam lambung naik ke atas. 
  3. Tingkat kecemasan yang tinggi dapat meningkatkan produksi asam lambung.

Penulis studi di Clinical Gastroenterology and Hepatology juga menemukan, bahwa di antara orang-orang dengan gejala GERD, termasuk nyeri dan heartburn – cenderung lebih parah pada mereka yang memiliki tingkat kecemasan yang lebih tinggi. Para ilmuwan mencatat, GERD dapat menjadi sumber utama stres dan kecemasan bagi manusia. Pada 2019, peneliti mengungkap, orang dengan GERD yang mengalami nyeri dada memiliki tingkat depresi dan kecemasan yang jauh lebih tinggi daripada mereka yang tidak mengalami nyeri di bagian tubuh ini. Lebih lanjut penulis penelitian menyebut, kemungkinan orang mengaitkan gejala seperti nyeri dada dengan kondisi penyakit lain yang lebih serius. Sehingga, meningkatkan kecemasan mereka tentang gejala ini.

Kombinasi faktor-faktor ini memungkinkan terjadinya lingkaran setan. GERD dapat menyebabkan stres dan kecemasan, namun tingkat stres dan kecemasan juga berkontribusi pada GERD. Menemukan cara fisik dan psikologis untuk menangani gejala-gejala ini sangat penting untuk memutus siklus dan menemukan jalan keluar. Faktor lain yang dapat menyebabkan refluks asam meliputi: 

  1. - makan sebelum tidur 
  2. - makan makanan besar atau berlemak 
  3. - makan makanan pedas 
  4. - mengalami obesitas 
  5. - mengonsumsi alcohol 
  6. - merokok 

Beda Gejala GERD dan Kecemasan Memahami gejala GERD dan kecemasan dapat membantu Anda untuk membedakannya. Gejala GERD GERD umumnya menyebabkan sejumlah gejala, salah satunya heartburn. Heartburn adalah rasa sakit, terbakar di tengah dada dan terkadang di tenggorokan. Itu terjadi ketika asam lambung naik dan mengiritasi kerongkongan. Gejala GERD umumnya termasuk: 

  • Maag 
  • Mual atau sakit perut 
  • Nyeri di dada atau perut 
  • Sakit saat menelan 
  • Muntah 
  • Bau mulut 

Gejala kecemasan Sementara itu, gejala kecemasan bervariasi dari orang ke orang. Gejala yang mungkin terjadi di antaranya: 

  1. Detak jantung cepat 
  2. Kegugupan atau kegelisahan 
  3. Otot berkedut 
  4. Merasa sangat tegang, baik secara fisik maupun mental 
  5. Napas cepat atau hiperventilasi 
  6. Perasaan takut atau merasa malapetaka akan datang terus-menerus 
  7. Kesulitan fokus 
  8. Masalah pencernaan lainnya, seperti perut kembung, diare, atau sembelit 
  9. Sulit tidur Kecemasan juga bisa muncul sebagai tanda stres yang tiba-tiba dan intens, yang disebut serangan panik. 

Serangan panik terjadi ketika rasa takut yang ekstrem, perubahan detak jantung yang drastis, dan perubahan pernapasan tiba-tiba muncul. Mengobati dan Mencegah Refluks Asam Lambung Banyak orang mengalami refluks asam lambung sesekali, tapi merasa cemas dari waktu ke waktu saat menghadapi situasi yang membuat stres. Ketika salah satu atau kedua gejala menjadi hal yang biasa, penting bagi Anda untuk mengambil langkah-langkah pengobatan atau mencegahnya. Selain itu, karena gejala refluks asam lambung dan kecemasan dapat membuat satu sama lain semakin buruk, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mencegah siklus ini berkembang. Berikut di antaranya: 

  • Menemukan dan menghindari makanan yang memicu gejala 
  • Menghindari makanan besar atau sangat berlemak 
  • Makan terakhir selambat-lambatnya 2-3 jam sebelum tidur 
  • Mengonsumsi antasida yang dijual bebas 
  • Mengurangi asupan kafein 
  • Melakukan teknik pereda stres, seperti yoga, meditasi, atau tai chi Jika kondisi refluks asam lambung tak kunjung membaik, konsultasi pada dokter dan selalu ikuti petunjuk dokter saat menggunakan obat –obatan, terutama obat untuk mengatasi kecemasan.


Referensi sebagai berikut ini ;







GERD/Penyakit asam lambung yang Mirip Serangan Jantung (Ulu Hati Sakit) Jantung Berdebar

GERD/Penyakit asam lambung yang Mirip Serangan Jantung (Ulu Hati Sakit) Jantung Berdebar. GERD menyebabkan kerongkongan terpapar asam lambung secara berulang. Jika dibiarkan, lama-lama terjadi peradangan, penebalan, hingga kesulitan menelan. Kurniawan begitu cemas saat rasa nyeri menyerang ulu hatinya. Sakitnya menjalar sampai ke punggung. Napas pun pendek-pendek, terasa sesak. Istrinya pun panik melihat kondisinya. Tak mau ambil risiko, meski malam telah larut, saat itu juga mereka pergi ke rumah sakit. "Waktu itu yang saya takutkan cuma satu, takut kena serangan jantung. Kalau jantung kan harus cepat-cepat ditangani," tutur Kurniawan mengisahkan kejadian yang dialaminya dua pekan lalu.

Ia merasa beruntung karenaa dokter yang menanganinya cukup cermat. Setelah menjalani sejumlah pemeriksaan, kekhawatirannya tak terbukti. Ia bukan terkena serangan jantung, melainkan sakit gastro-esophageal reflux disease (GERD). Setelah mendapat pengobatan, pekerja di sebuah perusahaan multinasional itu pun diizinkan pulang. Kedua penyakit tersebut, GERD dan serangan jantung koroner, memang punya kemiripan gejala sehingga masyarakat awam kerap salah duga. Padahal, kedua penyakit itu sama sekali berbeda. Dokter konsultan gastroenterologi-hepatologi dari Rumah Sakit Pondok Indah (RSPI)-Puri Indah, Jakarta, dr Hendra Nurjadin SpPD-KGEH, menjelaskan, GERD merupakan suatu gangguan berupa isi lambung termasuk asam lambung mengalami refluks (aliran balik) berulang ke dalam esofagus (kerongkongan) sehingga menyebabkan gejala dan komplikasi yang mengganggu. "Ini berbeda dengan sakit jantung koroner yang disebabkan oleh penyempitan atau penyumbatan pada pembuluh darah koroner (jantung)," ujarnya pada diskusi tentang gangguan pencernaan yang digelar RSPI Group di Jakarta, beberapa waktu lalu. GERD ditandai dengan sejumlah gejala, seperti kembung, begah, mual, muntah, sendawa berulang tiada henti bahkan saat perut kosong, serta heart burn atau rasa nyeri, perih, dan panas di ulu hati/belakang dada yang menjalar ke punggung, dan sesak napas.

"Gejala nyeri ulu hati yang menjalar ke punggung dan sesak napas itulah yang menyebabkan penyakit ini sering dianggap sebagai serangan jantung," kata Hendra. Padahal, nyeri pada serangan jantung berbeda. Rasanya lebih seperti tertindih benda berat di dada yang menjalar ke lengan, pundak, leher, rahang, dan punggung. Sesak napas yang terjadi juga lebih berat. "Kalau pada GERD, sesak napasnya karena lambung yang kembung mengganjal pergerakan diafragma saat penderita GERD bernapas sehingga napas terasa tertahan, enggak lega," terangnya. Gejala GERD lainnya ialah rasa asam di mulut dan batuk berulang terutama saat tidur. Gejala itu terjadi karena naiknya asam lambung hingga mencapai mulut. "Ini tidak boleh dibiarkan karena asam lambung bersifat sangat asam, pH-nya sekitar 2. Kalau kerongkongan kena asam lambung berulang-ulang, lama-kelamaan terjadi iritasi, meradang, menebal, sehingga rongga kerongkongan menyempit. Akibatnya, susah untuk menelan atau yang disebut dysphagia, bahkan berisiko timbul kanker esofagus," papar Hendra.

Faktor Penyebab GERD Hendra menerangkan, pada GERD terjadi aliran balik isi lambung ke kerongkongan terjadi ketika klep lower-esophageal-sphincter (LES) terbuka. Klep yang terletak di perbatasan kerongkongan dan lambung itu seharusnya tertutup untuk mencegah makanan yang sudah masuk ke lambung kembali ke kerongkongan. Terbukanya klep tersebut bisa terjadi karena faktor-faktor yang menyebabkan penurunan tonus otot saluran cerna dan gerakan saluran cerna, seperti obat-obatan jenis tertentu, makan terlalu cepat dan berlebihan, konsumsi makanan dan minuman berkafein tinggi, berlemak tinggi, merokok, minum minuman beralkohol, stres berlebihan, serta kegemukan. Juga karena kehamilan dan adanya kelainan pada klep LES. "Sekali lagi, GERD tidak boleh diabaikan, harus ditangani dengan benar serta hindari juga faktor-faktor pencetusnya," pungkas Hendra.

Referensi sebagai berikut ini ;







Rasa takut dan cemas karena sakit asam lambung

Penyakit asam lambung atau GERD (Gastroesophageal Reflux Disease) adalah suatu penyakit akibat asam lambung atau isi dari lambung naik ke tenggorokan. Hal ini terjadi dikarenakan lemahnya otot yang membatasi antara lambung dan tenggorokan bagian bawah.

Gejala yang dapat dialami akibat GERD adalah:

  • • Nyeri pada ulu hati
  • • Rasa tidak nyaman di daerah dada
  • • Nyeri pada daerah dada
  • • Rasa panas/ seperti terbakar di daerah dada ( heartburn)
  • • Mual dan muntah
  • • Batuk
  • • Mulut dapat terasa pahit
  • • Sensasi rasa terbakar pada dada hingga tenggorokan
  • • Kesulitan menelan seperti ada sesuatu yang mengganjal di tenggorokan
  • • Bau napas tidak sedap
Beberapa tips yang dapat Anda lakukan :
  • • Ubah pola makan Anda menjadi teratur, jangan terlambat makan
  • • Makan dengan porsi kecil namun sering
  • • Jangan langsung berbaring setelah makan
  • • Hindari makan makanan yang berlemak dan pedas
  • • Hindari makan makanan yang terlalu asam
  • • Jangan minum kopi,teh dan minum alkohol
  • • Jangan merokok
  • • Olahraga secara teratur
  • • Jaga berat badan ideal
  • • Hindari stres berlebihan, kelola stress dengan baik

Jika keluhan Anda tidak kunjung membaik dan mengganggu, saya sarankan untuk lakukan konsultasi dengan dokter spesialis penyakit dalam. Dokter akan menanyakan keluhan yang Anda alami, melakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan tambahan seperti pemeriksaan darah, endoskopi, CT scan, MRI, dll. Pengobatan pada GERD disesuaikan dengan gejala dan tingat keparahan penyakit yang Anda alami. Pengobatan penyakit asam lambung harus disiplin dan memerlukan waktu yang cukup panjang.

Referensi sebagai berikut ini ;