This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

Tampilkan postingan dengan label Psikolog Ungkap Dampak Perceraian Orangtua Sambung pada Anak (Bisa Timbulkan Trauma). Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Psikolog Ungkap Dampak Perceraian Orangtua Sambung pada Anak (Bisa Timbulkan Trauma). Tampilkan semua postingan

Sabtu, 27 Agustus 2022

Psikolog Ungkap Dampak Perceraian Orangtua Sambung pada Anak (Bisa Timbulkan Trauma)

Psikolog Ungkap Dampak Perceraian Orangtua Sambung pada Anak (Bisa Timbulkan Trauma). Perceraian tidak pernah mudah bagi siapapun. Tidak hanya bagi dua orang dewasa yang memutuskan untuk berpisah, juga pada anak-anak mereka. Perceraian orangtua memang bisa menjadi sesuatu yang menyakitkan bagi anak. Tidak hanya perpisahan orangtua kandung, perceraian orangtua sambung pun juga dapat memberikan dampak yang buruk bagi psikologis anak. Terlebih, jika sang anak sambung sudah terlanjur dekat dengan orangtua sambungnya. Seperti kasus perceraian komedian Sule dan Nathalie Holscher yang belakangan ini menyorot perhatian publik. Banyak netizen yang menyayangkan perpisahan tersebut, karena Nathalie Holscher, sebagai ibu sambung, dinilai sudah dekat dengan anak-anak Sule. Terutama dengan Ferdi, putra bungsu Sule bersama mendiang Lina Jubaedah. Lantas, bagaimana sih dampak perceraian orangtua sambung bagi anak sambungnya? Akankah sakitnya sama seperti perpisahan orangtua kandung? “Perceraian orangtua, baik yang orangtua kandung atau orang tua sambung, sama-sama akan berdampak pada psikologis anak,” kata psikolog klinis Meity Arianty. Meity menjelaskan, bukan perceraian yang bisa membuat seorang anak terpuruk, trauma, menderita atau mengalami dampak psikologis lainnya. Tetapi, cara bagaimana perceraian atau perpisahan itulah yang memberikan dampak psikologis pada anak.  “Jika Anda berpisah atau bercerai, Anda seharusnya melakukannya dengan cara yang lebih dewasa. Ingatlah bahwa itu masalah Anda berdua dengan pasangan, sehingga jangan melibatkan anak-anak dalam pertarungan, pertengkaran, atau permasalahan Anda,” katanya. Lebih lanjut, Meity menjelaskan, bahwa biasanya anak sambung bisa lebih mudah move-on dibanding anak kandung. Hal ini terjadi karena keterikatan psikologis dengan orangtua sambung yang belum terlalu kuat atau karena masih menganggap orang tua sambung bukanlah orangtua kandung, sehingga lebih mudah bila tiba-tiba menjadi orang lain.  Meski begitu, sayangnya seringkali anak menjadi korban dalam perceraian atau perpisahan orangtua. Dalam hal ini, Meity juga memberikan saran untuk meminimalisir dampak psikologis yang bisa didapatkan anak dari perceraian.  “Untuk meminimalisir dampak psikologis yang terjadi pada anak sambung, maka berpisahlah dengan cara dewasa,” ujarnya.  “Jangan saling menyalahkan, menjelekkan, memojokkan, dan alasan-alasan lain yang membuat hubungan menjadi retak,” kata dia. Menurut Meity, apapun yang diawali dengan baik sebaiknya diakhiri dengan baik.  “Dan yang paling penting, jadilah cermin yang mengajarkan cara atau perilaku yang baik bagi anak-anak Anda, mau itu anak sambung atau anak  kandung,” kata Meity. Referensi : Psikolog Ungkap Dampak Perceraian Orangtua Sambung pada Anak (Bisa Timbulkan Trauma)

Psikolog Ungkap Dampak Perceraian Orangtua Sambung pada Anak (Bisa Timbulkan Trauma). Perceraian tidak pernah mudah bagi siapapun. Tidak hanya bagi dua orang dewasa yang memutuskan untuk berpisah, juga pada anak-anak mereka.
Perceraian orangtua memang bisa menjadi sesuatu yang menyakitkan bagi anak. Tidak hanya perpisahan orangtua kandung, perceraian orangtua sambung pun juga dapat memberikan dampak yang buruk bagi psikologis anak.
Terlebih, jika sang anak sambung sudah terlanjur dekat dengan orangtua sambungnya. Seperti kasus perceraian komedian Sule dan Nathalie Holscher yang belakangan ini menyorot perhatian publik.
Banyak netizen yang menyayangkan perpisahan tersebut, karena Nathalie Holscher, sebagai ibu sambung, dinilai sudah dekat dengan anak-anak Sule. Terutama dengan Ferdi, putra bungsu Sule bersama mendiang Lina Jubaedah.
Lantas, bagaimana sih dampak perceraian orangtua sambung bagi anak sambungnya? Akankah sakitnya sama seperti perpisahan orangtua kandung?
“Perceraian orangtua, baik yang orangtua kandung atau orang tua sambung, sama-sama akan berdampak pada psikologis anak,” kata psikolog klinis Meity Arianty.
Meity menjelaskan, bukan perceraian yang bisa membuat seorang anak terpuruk, trauma, menderita atau mengalami dampak psikologis lainnya. Tetapi, cara bagaimana perceraian atau perpisahan itulah yang memberikan dampak psikologis pada anak. 
“Jika Anda berpisah atau bercerai, Anda seharusnya melakukannya dengan cara yang lebih dewasa. Ingatlah bahwa itu masalah Anda berdua dengan pasangan, sehingga jangan melibatkan anak-anak dalam pertarungan, pertengkaran, atau permasalahan Anda,” katanya.
Lebih lanjut, Meity menjelaskan, bahwa biasanya anak sambung bisa lebih mudah move-on dibanding anak kandung. Hal ini terjadi karena keterikatan psikologis dengan orangtua sambung yang belum terlalu kuat atau karena masih menganggap orang tua sambung bukanlah orangtua kandung, sehingga lebih mudah bila tiba-tiba menjadi orang lain. 
Meski begitu, sayangnya seringkali anak menjadi korban dalam perceraian atau perpisahan orangtua. Dalam hal ini, Meity juga memberikan saran untuk meminimalisir dampak psikologis yang bisa didapatkan anak dari perceraian. 
“Untuk meminimalisir dampak psikologis yang terjadi pada anak sambung, maka berpisahlah dengan cara dewasa,” ujarnya. 
“Jangan saling menyalahkan, menjelekkan, memojokkan, dan alasan-alasan lain yang membuat hubungan menjadi retak,” kata dia.
Menurut Meity, apapun yang diawali dengan baik sebaiknya diakhiri dengan baik. 
“Dan yang paling penting, jadilah cermin yang mengajarkan cara atau perilaku yang baik bagi anak-anak Anda, mau itu anak sambung atau anak  kandung,” kata Meity.
Referensi : Psikolog Ungkap Dampak Perceraian Orangtua Sambung pada Anak (Bisa Timbulkan Trauma)