This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

Tampilkan postingan dengan label Kisah : Menyesal bercerai. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kisah : Menyesal bercerai. Tampilkan semua postingan

Senin, 12 September 2022

Kisah : Menyesal bercerai

Hai teman, ini karya pertamaku di karya karsa, MENYESAL BERCERAI ini juga udah terbit di KBM App dan Joylada, bentar lagi mau dicetak niy, mau baca lengkap bisa disni juga ya, mohon dukungannya  Part 1  "Oh dosen baru, Mbak?" tanya Zanky saat pertama bertemu Ameera.  "Iya pak," jawab perempuan itu.  "Lulusan mana?"  "Australia pak."  "Wah mantap," ucap Zanky seraya memuji.  Itulah perkenalan singkat Zanky dengan Ameera, seorang dosen baru di kampusnya.  Zanky yang baru saja sampai di ruangannya setelah selesai mengajar, mendapati seorang perempuan duduk di ruang kosong sebelahnya.  Sebelumnya, Zanky telah mendengar info mengenai hadirnya dosen baru dalam waktu dekat. Rencananya dosen baru itu akan menempati ruang kosong di sebelahnya.  Zanky Fathan Omer, dosen idola di prodi keperawatan itu memang sosok yang ramah pada siapapun. Selain itu, ia juga pribadi yang rendah hati.  Wajahnya yang tampan, kulitnya yang putih, tubuh proporsional serta berlesung pipi kanan itu hingga usia 30 tahun masih betah menyendiri.  Meski menurut sebagian orang, ia berwajah tampan. Tapi dari segi percintaan, ia seringkali tak beruntung. Dua perempuan yang sebelumnya dekat dengannya, telah menikah dengan pria lain.  Dalam keluarga Zanky, kedua kakaknya telah menikah dan dirinya adalah bungsu yang sangat dimanja Ibunya. Ayah Zanky, telah meninggal setahun yang lalu karena penyakit jantung.  Kedua kakak Zanky tinggal berdekatan dengan ibunya dalam  1 kompleks perumahan. Seringkali sepulang sekolah atau hari libur,  ketiga cucu ibunya bermain bahkan menginap di rumahnya, hingga membuat suasana rumahnya kian ramai oleh celotehan tiga anak sekolah.  Setelah gagal kedua kalinya untuk menikah, Zanky belum berpikir kembali untuk menikah.  Meski candaan dan desakan untuk menikah  seringkali datang padanya, ia menanggapinya santai.  Banyak mahasiswa dan rekan di kampusnya yang cantik, namun belum satupun yang mampu membuat debar jantungnya makin cepat.  "Pak, besok pelatihan kegawatdaruratannya bapak timnya nambah 1 orang pak," ucap Sapto, rekan dosen Zanky.  "Tambah satu ... siapa?"  "Bu Ameera pak."  "Bu Ameera?" tanya Zanky.  "Iya pak, dosen baru yang ruangannya di samping Bapak," jelas Sapto mengenai Ameera.  "Ooo ... namanya Ameera,"gumam Zanky.  Saat perkenalan pertama Zanky tak ada ketertarikan dengan Ameera, karena Ameera terlihat polos tanpa make-up, ia lebih menginginkan calon istri yang pandai berdandan.  Dua perempuan yang ia dekati sebelumnya, adalah perempuan modis, pandai berdandan dan berhijab.  Sangat jauh berbeda dengan Ameera.  Hari demi hari, keduanya menjadi sering mengobrol dan bekerja satu tim. Obrolan keduanya seringkali membahas hobi, pekerjaan dan film.  Ameera juga menunjukkan kecakapannya dalam mengajar dan memberi pelatihan pada mahasiswa.  Zanky pun semakin salut dan kagum pada teman barunya itu.  Diam- diam Zanky mulai mengakui kelebihan Ameera, ia menjalani hubungan ini sebatas pertemanan di kampus.  Bila di kemudian hari Ameera adalah jodohnya, ia mungkin tak bisa menolak. Karena bisa saja jodoh hadir karena terbiasa berinteraksi dan tak ada pilihan lain.  Tapi untuk saat ini, Zanky tak terpikir bahwa Ameera adalah jodohnya.  Ia masih ingin mengenal Ameera lewat pertemanan yang baru saja terjalin.  Ameera Saqila, gadis berusia 28 tahun, baru saja menyelesaikan pendidikan magister keperawatannya di salah satu kampus bergengsi di Negeri Kanguru.  Ia melamar pekerjaan sebagai dosen di salah satu kampus swasta di kotanya.  Putri pertama dari tiga bersaudara ini seringkali tak percaya diri, karena kedua adik perempuannya berkulit lebih cerah dan bertubuh ideal.  Ameera merasa tak cantik karena kulitnya yang sawo matang dan badannya yang mudah sakit. Membuatnya tak percaya diri saat berada di tengah- tengah adiknya.  Kedua adiknya juga telah bekerja sebagai pegawai bank.  Sementara Ameera baru saja diterima bekerja sebagai dosen yang notabene bergaji lebih kecil dibanding adik- adiknya.  Bila kedua adiknya seringkali berdandan, rutin memakai produk perawatan kulit dan ke salon. Maka hal itu berbeda dengan dirinya, ia lebih suka menghabiskan waktunya dengan memasak, menanam dan membaca novel atau buku di kamarnya.  "Pak, ini sarapannya ... tadi saya yang buat lho Pak," seraya mengangsurkan bekal makanan untuk Zanky.  "Ini buat Saya?" tanya Zanky memastikan.  "Wah makasih ya."  "Baunya enak ... rasanya kayaknya enak ini."  "Coba aja, Pak," pinta seorang mahasiswa perempuan.  "Saya permisi ya, Pak."  "Iya," jawab Zanky seraya tersenyum.  Ameera mendengar obrolan dari ruang sebelahnya.  al itu biasa terjadi, mengingat Zanky dosen idola disitu, tak heran banyak mahasiswi yang menaruh simpati dan perhatian pada Zanky.  Seperti pagi ini, saat baru saja Ameera sampai di ruangannya. Ia mendengar suara mahasiswi di ruang sampingnya yang merupakan ruang Zanky mengantar bekal sarapan untuk Zanky.  interaksi Zanky dengan Ameera menjadi semakin sering, setelah keduanya menjadi anggota tim pengajar mata kuliah yang sama dan tim riset bersama.  Jika semula keduanya hanya membahas mengenai pekerjaan, sekarang kian merambah pembahasan ke hal- hal pribadi terkait hobi dan pernikahan. Hal itulah yang  menjadikan keduanya semakin akrab, tak ayal semakin menumbuhkan benih-benih cinta di hati Ameera.  Sikap Zanky yang ramah dan penuh perhatian membuat Ameera seringkali salah tingkah dan beranggapan bahwa Zanky memang menyukainya.  Ameera yang seringkali membawa bekal makanan dan snack, kerapkali membagi bekalnya dengan Zanky, keduanya makan bersama sembari mengobrol dan bercanda.  "Kak, Pa, Ma ... Fadel mau melamar Neza minggu ini, gimana Pa, Ma?" tanya Neza saat keluarga itu berkumpul di sore hari.  Papa dan Mama Ameera saling bertatapan.  "Kakak gimana Kak ...  Neza boleh nikah duluan, Kak?"  Neza, adik Ameera yang pertama. Selama ini telah menjalin hubungan dengan Fadel, pacarnya setahun belakangan ini.  Kedua orangtuanya pun juga melempar pandangan ke Ameera menanti jawaban.  "Boleh aja ... kenapa nggak?" jawab Ameera.  "Kakak nggak apa-apa?" tanya Mama Ameera.  "Nikah harus disegerakan Ma ... kalau memang rejeki Neza sekarang, iya nggak apa-apa Neza duluan aja Ma."  Insyaallah nanti ada juga jodoh untuk Kakak Ma," jawab Ameera menambahkan.  Awalnya orang tua Ameera sangat keberatan jika Neza terlebih dahulu menikah, mengingat Ameera adalah sulung mereka, namun mendengar jawaban Ameera barusan, keduanya akhirnya menyetujui rencana Neza untuk segera menikah dengan Fadel.  Part 2  Menyesal Bercerai  Tanggal pernikahan Neza telah ditentukan, terhitung tiga bulan sejak lamaran itu datang. Ameera mempersiapkan dirinya dan mentalnya, agar siap menerima pertanyaan dan perlakuan negatif lainnya saat hari pernikahan Neza tiba.  Ameera yang suka memasak, semakin meningkatkan kemampuannya dengan mencoba menu - menu baru dan mempraktekkannya sesuai video tutorial online yang ia dapat.  Setelah memasak, Ameera menyiapkan hasil olahannya untuk makan bersama keluarganya. Salah satu kebiasaan di  keluarganya yaitu berdiskusi saat makan malam, karena saat itulah semua anggota keluarganya dapat berkumpul.  "Kak, kakak mau pelangkah apa Kak?" tanya Neza saat semua anggota keluarganya telah berkumpul.  "Nggak usah Za ... Kakak nggak perlu pelangkah- pelangkah."  "Cukup do'akan Kakak saja semoga segera menikah juga," jawab Ameera sembari tersenyum.  Mengetahui Ameera yang berbesar hati, Neza segera memeluk kakak satu- satunya itu.  Neza cukup tahu diri untuk tak menyudutkan kakaknya terkait pasangan, karena selama ini yang Neza tahu, Ameera tak pernah pacaran dan hingga kini tak pernah ada teman lelaki Ameera yang berkunjung ke rumahnya.  Akad nikah Neza yang berlangsung di masjid sekitar rumahnya berlangsung lancar dan khidmat. Tak sedikit cibiran dan bisikan dari para tetangga  yang menyudutkan Ameera.  "Neza duluan ya yang nikah?"  "Wajar sih ... soalnya Neza cantik, kakaknya belum laku, nggak cantik sih,"  "Ameera bisa- bisa nanti jadi perawan tua lho, apa lagi udah dilangkahi adiknya."  Ameera mendengar jelas semua pembicaraan tentang dirinya, karena ia berada tak jauh dari kumpulan ibu- ibu yang membicarakannya.  Ia terus-menerus berdzikir, mohon kekuatan, agar tak habis kesabaran menghadapi cibiran terkait jodoh.  Secara fisik, Ameera memang berbeda dengan kedua adiknya. Ameera berkulit sawo matang, sementara kedua adiknya berkulit putih. Ameera berhidung kurang mancung dan berlesung pipi.  Saat Ia dan kedua adiknya berjalan, seringkali orang banyak yang salah sangka, karena mengira ia bukan bagian dari tiga bersaudara itu.  Wajah Ameera dan kedua adiknya memang berbeda, jika kedua adiknya berwajah Arab, ia justru tidak. Ia menuruni wajah keluarga ibunya. Sementara kedua adiknya menuruni wajah ayah mereka yang keturunan Aceh Arab.  Seluruh keluarga tampak bahagia dalam acara pernikahan Neza, tak terkecuali Ameera. Ia terus menyunggingkan senyumnya.  Wajah Ameera menunjukkan harapan, masih ada jodoh untuknya. Entah siapa dan dimana sosoknya berada, Ameera masih belum mengetahuinya hingga kini.  Zanky datang dalam acara pernikahan itu beserta keluarganya. Fadel ... suami Neza, merupakan sepupu Zanky.  Zanky melihat sosok Ameera yang tampil berbeda malam ini. Ameera yang seringkali polos tanpa riasan, malam ini wajah Ameera terlihat cantik meski dengan riasan sederhana.  Zanky menghampiri Ameera yang tengah makan. Ameera tak menyadari kehadiran Zanky di sisinya.  "Meera," panggil Zanky yang telah mengambil posisi duduk di samping Ameera.  "Dapat undangan juga, Bang?"  "Fadel itu sepupuku," jawab Zanky.  "Ooo,"jawab Ameera.  "Silahkan dinikmati makanannya, Bang."  Zanky pun akhirnya mengambil menu nasi goreng dan duduk di samping Ameera kembali.  Keduanya makan sambil mengobrol dan bercanda.  Wajah Zanky yang tampan dan duduk di samping Ameera membungkam mulut para undangan yang menyudutkan Ameera.  Mereka mengira Zanky adalah pasangan Ameera.  Kedua orangtua Ameera juga melihat hal itu, keduanya belum mengenal sosok Zanky, yang merupakan teman kerja Ameera.  Papa dan Mama Ameera penasaran dengan sosok Zanky. Keduanya berencana menanyakan hubungan Ameera dan sosok pria itu esok hari.  Zanky dan Fadel meski bukan saudara kandung, tapi keduanya sangat akrab. Fadel seringkali menginap di rumah Zanky, untuk main game bersama atau olahraga bersama, kebetulan keduanya memiliki hobi yang sama, bermain badminton dan tergabung dalam klub yang sama.  Saat berada di pelaminan, Fadel melihat kakak sepupunya itu tengah berbincang dengan Ameera.  Fadel yang mengetahui bahwa Ameera dan Zanky belum menikah serta keduanya telah saling mengenal, Fadel berencana menjodohkan keduanya.  Ia mengungkapkan rencananya itu pada Neza.  "Sayang, coba lihat itu," bisik Fadel pada istrinya seraya menunjukkan arah pandangnya pada istrinya.  Neza melihat keakraban Ameera dengan Fadel.  "Kak Ameera udah punya calon belum, Yang?" tanya Fadel.  "Kalau belum, kita jodohkan saja keduanya ... soalnya Bang Zangky juga belum nikah,"usul Fadel.  "Wah ide bagus tuh," jawab Neza.  "Aku setuju."  Fadel dan Neza memulai misinya yaitu menjodohkan kakak dan Abang sepupunya.  Keduanya mengajak makan malam Zanky dan Ameera di suatu resto.  Fadel, Ameera dan Neza dalam satu mobil menuju ke resto. Kondisi resto yang kekinian, di ruang terbuka dan sangat pas untuk kalangan anak muda sesuai dengan selera keduanya.  Zanky datang lima menit kemudian setelah ketiganya berada di resto. Ameera tak menyangka Zanky akan datang malam ini.  Fadel dan Neza sengaja memamerkan kemesraan keduanya di depan Ameera dan Zanky. Suap- suapan saat makan, mencium tangan dan pipi Fadel lakukan tanpa malu. Hal ini untuk membuat iri Ameera dan Zanky.  "Bang, nggak pengin kayak gini juga?" tanya Fadel seraya menyuapkan makanan ke istrinya.  "Ah kamu ini," ucap Zanky yang mulai risih melihat pemandangan di hadapannya.  Ameera curiga dengan tujuan Neza yang mengajaknya makan malam, Neza dan Fadel sengaja mengatur agar Ameera duduk berpasangan dengan Zanky.  Zanky dan Ameera yang seringkali mendapat candaan dari Fadel membuat keduanya tersipu malu.  "Ayolah Bang, segera nikah, gimana Kak Ameera setujukah?"  "Kak Ameera, Abang Zanky mau melamar kakak boleh?" tanya Fadel pada Ameera tanpa basa-basi.  Fadel mencoba menanyakan kesediaan Ameera.  Ameera yang sejak awal telah jatuh hati pada Zanky, langsung menyetujui lamaran itu. Namun berbeda dengan Zanky, ia menganggap hal itu adalah candaan karena Fadel memang suka bercanda.  "Alhamdulillah Kak Ameera mau Bang," ucap Fadel kegirangan.  "Ayo Bang, tunggu apalagi," ucap Fadel.  Zanky yang mengetahui jawaban Ameera dan mendapat desakan dari Fadel, merasa tertantang.  Ia menggenggam bunga yang tertata di meja, menyodorkan pada Ameera lalu mencoba melamar Ameera.  "Ameera, maukah kau menikah denganku?"  "Menemani hidupku, menjadi ratuku dan menjadi ibu bagi anak-anakku," ucap Zanky.  Ameera tersipu malu melihat tingkah Zanky, ia menganggukkan kepalanya tanda menerima lamaran itu.  "Yes, yes, yes!" seru Zanky.  Pengunjung di resto yang melihat kejadian itu ikut tersenyum dan sebagian mengambil video saat lamaran berlangsung.  Hati Ameera berbunga-bunga, cintanya yang terpendam kini telah sampai pada sang pangeran impian.  Ia tak menyangka, Zanky akan melamarnya malam ini. Sungguh tak tergambar perasaan Ameera saat ini.  Setelah melamar Ameera, Zanky dan Ameera terlihat salah tingkah. Zanky yang tak yakin dengan perasaannya mencoba menerima tantangan Fadel. Hasilnya, Ameera menerima lamarannya.  Zanky berjanji akan melamar Ameera ke keluarganya dalam waktu dekat ini. Kedua pasangan ini pulang dengan ekspresi bahagia.  Sesampainya di rumah, Papa dan Mama Ameera heran dengan sikap Ameera dan Neza yang terlihat bahagia.  "Kak Meera dilamar Ma ... barusan," ujar Neza menyebutkan alasannya.  "Ap - pa ? dilamar?" jawab Mama yang kaget mendengar berita itu.  "Bener Kak?" tanyanya ke Ameera memastikan.  "Iya Ma," jawab Ameera malu-malu seraya memeluk Mamanya.  "Alhamdulillah," ujar Papa Ameera menimpali.  "Jadi kapan dia mau kesini, Kak?" tanya Papa.  "Minggu depan Pa rencananya,"  "Bapak ibunya Bang Zangky lagi di Australia Pa, jadi minggu depan mereka rencana kesini," jawab Ameera menjelaskan.  "Oo namanya Zanky, Kak?" tanya Mama Ameera menggoda putri sulungnya yang tengah malu- malu.  "Teman dimana, Kak?" ucap Mama Ameera penasaran.  "Teman kerja, Ma."  "Dosen juga, Kak?"  "Iy Ma."  Setelah melamar Ameera secara pribadi, Zanky meminta keluarganya untuk melamar Ameera. Bapak dan Ibu Zanky tentu saja senang mendengar hal itu, keduanya tak sabar ingin segera pulang ke tanah air dan melamar Ameera untuk Zanky.  Bapak dan Ibu Zanky tak mengira, putra bungsu mereka akan segera menikah. Meski tak pernah membawa seorang gadis ke rumah, namun ternyata Zanky telah menemukan gadis pujaannya.  Teman- teman Zanky di kampus belum mengetahui kabar bahagia ini. Sikap Zanky dan Ameera yang semula akrab, kini keduanya saling menjaga jarak, bila tak sengaja berdekatan keduanya akan salah tingkah.  Zanky tak mengira akan menemukan jodoh di sekitarnya, bukan dari daerah yang jauh, namun berada di sebelah ruangannya.  Bila di awal  pertemuan, Zanky tak tertarik pada Ameera, namun kini semuanya berbalik. Setelah mendapat tantangan dari Fadel, Zanky menyadari dirinya semakin terpikat pada Ameera, ia kini  makin jatuh cinta pada Ameera.  Ameera dengan penampilan sederhananya, tanpa make-up, tanpa menggunakan perhiasan yang berlebih, tetap menunjukkan pesonanya dengan prestasinya.  Selain terampil dalam hal pelatihan kegawatdaruratan pasien, Ameera juga telah memiliki banyak tulisan yang dimuat baik di jurnal Nasional dan internasional. Hal inilah yang seringkali membuat Zanky minder.  Meski memiliki banyak karya tulisan, Ameera tak pernah menyombongkan dirinya. Ia tak pernah pelit ilmu saat teman-temannya memintanya berbagi ilmu terkait publikasi.  "Bu Meera, punyaku dapat masukan nih, disuruh benerin referensinya pake urut angka?" tanya Sofia, salah satu dosen di kampus itu pada Ameera.  "Oh itu vancouver style Bu, pake aplikasi mendeley aja Bu, biar lebih praktis bikinnya," jawab Ameera menjelaskan pada Sofia secara panjang lebar.  Ameera dengan sabar menjelaskan tahapan penggunaan aplikasi itu pada teman-temannya yang bertanya padanya.  Melihat hal itu, Zanky ingin sekali ikut bergabung dalam pembicaraan mengenai aplikasi itu, karena ia baru mendengar aplikasi itu.  Zanky ragu untuk bertanya pada Ameera karena tak ingin membuat Ameera salah tingkah berada di dekatnya.  Zanky memenuhi janjinya, ia membawa serta keluarganya ke rumah Ameera.  Setelah mendapatkan persetujuan Ameera mengenai lamaran Zanky, kedua keluarga itu melakukan kesepakatan mengenai tanggal pernikahan.  Kesepakatan itu berjalan alot karena orang tua Ameera bersikukuh untuk mengadakan pernikahan tahun depan, sementara keluarga Zanky meminta pernikahan dipercepat dalam waktu 2 bulan ke depan, semua persiapan pernikahan akan dilakukan oleh pihak wedding organizer milik keluarga Zanky.  "Kalau 2 bulan ke depan masih Desember Pak, januari aja pak yang pas."  "Saya tidak mau terjadi sesuatu pada anak Saya kalau setahun menikahkan 2 anak gadis," papar Papa Ameera mengenai alasannya.  Keluarga besar Papa Ameera berkeyakinan jika ada pernikahan 2 saudara kandung dalam waktu setahun, maka dapat timbul hal- hal yang dapat mencelakakan salah satu pasangan pengantin. Hal itulah yang membuat Papa Ameera ngotot pernikahan Ameera harus di tahun depan.  "Ameera juga lahir bulan januari, gimana kalau sesuai tanggal lahirmu saja Meer?" tanya Papa Ameera.  Ameera yang tampak malu-malu malam itu menyetujui tanggal itu. Keputusan tanggal nikah Ameera dan Zanky telah diputuskan 5 Januari 2020.  Keluarga Zanky akhirnya menyetujui tanggal pernikahan itu dengan mahar  berupa emas seberat 51 gram dan uang sebesar Rp. 2.020.000, mahar ini disesuaikan dengan tanggal pernikahan Ameera dan Zanky.  Pada awalnya, Ameera tidak menentukan mahar, namun karena mahar adalah hal  wajib yang harus  diberikan oleh pihak mempelai laki-laki, maka Papa Ameera pun menentukan mahar itu.  Ameera dan Zanky diminta oleh keluarga besar keduanya untuk dipingit sementara menjelang pernikahan. Namun hal itu tak bisa keduanya wujudkan, mengingat menjelang pernikahan mereka, banyak pekerjaan yang menggunung di akhir semester. Terpaksa keduanya harus saling berkomunikasi demi pekerjaan.  Acara lamaran itu berakhir pukul 22.30 setelah sebelumnya keluarga besar itu makan malam bersama dan bersenda gurau menggoda sang calon pengantin.  Keluarga Zanky bersedia menanggung sebagian besar biaya pernikahan keduanya yang direncanakan akan dilangsungkan di salah satu gedung PKK pusat kota.  Zanky yang malam itu tampak gugup saat melamar Ameera menjadi objek candaan kedua keluarga itu.  "Duh mantu ... baru ngelamar udah gugup, awas aja ya entar pas akad salah sebut nama anak saya, langsung batal nikahnya hehehe," ucap Papa Ameera berkelakar.  Zanky yang mendengar hal itu hanya mampu menggaruk kepalanya sambil tersenyum malu.  "Enggak, Om ... sekali napas langsung lancar entar," jawab Zanky meyakinkan.  "Ameera ... mau hadiah pernikahan apa dari Bapak Ibu, Nak?" tanya Bapak Zanky pada Ameera.  Ameera tampak malu mau menjawab.  Zanky pun berseloroh.  "Liburan kemana aja Pak asal sama Zanky, pasti Ameera mau."  Semua yang mendengar hal itu tergelak.  Ameera yang mendengar hal itu hanya tersipu. Ia menunduk dan tersenyum malu.  Papa dan Mama Ameera tak menyangka, sulung mereka akan bertemu jodohnya secepat itu, bahkan Zanky meminta pernikahannya dipercepat dua bulan ke depan.  Ameera yang berprinsip tak ingin pacaran ternyata memiliki calon suami yang memiliki paras menawan, berperawakan layaknya model.  Hal ini semakin menambah keterkejutan Papa dan Mama Ameera, karena Zanky tak pernah datang ke rumah Ameera sebelumnya, bahkan saat datang pertama berkunjung pun, Zanky telah datang bersama orang tuanya melamar Ameera.  Teman - teman di kampus Zanky curiga akan perubahan sikap keduanya yang tak lagi akrab, bahkan cenderung menjauhi bagai orang tak kenal satu sama lainnya.  Tanpa sepengetahuan mereka pula, Zanky dan Ameera tetap berkomunikasi melalui pesan di sosial media. Setelah lamarannya diterima oleh Ameera, Zanky pun kerap berkunjung ke rumah Ameera membicarakan persiapan pernikahan keduanya.  Saat tengah rapat prodi, Zanky mengirimkan pesan ke aplikasi hijau Ameera.  [Nanti malam aku mau ke rumah ya, ada beberapa hal yang harus kita bicarakan]  [Ok, Bang]  Kabar mengenai rencana pernikahan Ameera dan Zanky memang sengaja dirahasiakan oleh keduanya, mengingat Ameera adalah pegawai baru.  Salah satu peraturan di kampus itu menyebutkan, suami istri dilarang bekerja 1 jurusan atau dalam program studi yang sama. Untuk itulah, Zanky dan Ameera merahasiakan hal itu sembari memikirkan nasib mereka ke depannya.  Akankah Zanky atau Ameera yang keluar dari kampus itu? Ataukah Zanky memilih studi lanjut agar Ameera dapat bekerja sementara sembari mencari kampus yang baru.  Pukul 20.00 Zanky telah siap untuk berkunjung ke rumah Ameera, malam ini Zanky menggunakan kaos berlengan pendek dan celana jeans, jaket serta parfum aroma woody untuk menyempurnakan penampilannya.  Ameera yang telah mengetahui bahwa Zanky akan berkunjung, telah menyiapkan segala sesuatunya, mulai dari masakan dan penampilannya. Keluarga Ameera telah mengakui hasil masakan Ameera memang paling lezat diantara yang lainnya.  Papa dan Mama Ameera selalu meminta Zanky untuk makan malam bersama kala berkunjung, untuk mendekatkan dua keluarga juga mengobrol santai saat makan.  "Ayo makan dulu kita sama-sama," ajak Papa Ameera saat mengetahui Zanky datang.  Wajah Zanky yang menawan ditambah sikap Zanky yang sopan membuat Papa dan Mama Ameera merasa tak salah pilih menantu.  Setelah makan Zanky dan Ameera mengobrol di ruang tamu bersama orang tua Ameera.  "Gini Om, Tante... Saya ada rencana melanjutkan studi S3, tapi masih belum tahu dimana,"  "Kira- kira Ameera sanggup nggak LDR atau nanti mau resign setelah menikah, mengingat kami 1 kampus?"  Ameera yang merasa masa kerjanya baru saja mencapai setahun lamanya, sangat keberatan jika ia harus resign karena menikah.  "Kalau Meera sanggup LDR, Meera bisa tinggal disini atau di rumah Ibu," ucap Zanky menambahkan.  "Tahun lalu Saya sudah mencoba mendaftar S3 di luar negeri, tapi masih belum rejeki... jadi rencana Saya mau mencoba mendaftar di kampus dalam negeri," papar Zanky.  "Gimana Kak sanggup LDR atau mau resign?" tanya Mama Ameera.  "Sayang Ma... kalau Kakak resign, Kakak baru kerja Ma, jadi masih pengin kerja."  “LDR aja, Bang.”  “Insyaallah Meera sanggup.”  "Jadi Meera tetap harus resign kah atau masih bisa kerja di kampus Bang?" tanya Papa Ameera.  "Nanti coba Zanky tanyakan ke HRD, Om."  "Karena Zanky nantinya off kerja selama studi, mudah- mudahan Ameera masih bisa tetap kerja dan nggak perlu resign dari kampus," jawab Zanky.  Ameera bimbang, karena nasib pekerjaannya masih belum pasti.  Ada kemungkinan dirinya harus resign setelah menikah.  Zanky mencoba berkonsultasi mengenai hal ini dengan pihak HRD kampusnya.  Hasil dari konsultasi itu menyebutkan bahwa Ameera tetap harus resign meski suaminya tengah studi lanjut.  Zanky segera mengirimkan info mengenai hal itu ke aplikasi hijau Ameera.  [Meera, pihak HRD tetap nyuruh resign, gimana dong?]  [Yah] balas Ameera disertai emoticon menangis.  [Entar malam kita obrolin di rumah aja, Bang]  Zanky merasa perlu membicarakan ini secara pribadi dengan Ameera dan keluarga, karena hal ini menyangkut kehidupannya setelah menikah nanti.  "Tadi Abang udah ke HRD, saran dari HRD, Ameera tetap harus resign walaupun Abang studi lanjut." Ucap Zanky.  "Jadi kira- kira kalau resign, Ameera penginnya kerja atau ikut Abang?" tanya Zanky.  "Abang sih enggak melarang Ameera kerja,"  "Tapi ... kalau Ameera mau ikut Abang boleh juga," lanjut Zanky memberi alternatif pilihan pada Ameera.  "Ameera penginnya tetap kerja disini Bang," jawab Ameera.  "Kalau misal nanti Ameera resign, Abang sebagai suami ... tetap mendukung apapun keinginan dan cita-cita Ameera," ucap Zanky sebelum ia pamit pulang karena esok hari ia akan pergi tugas ke luar kota.  Seminggu sebelum hari pernikahan, Ameera mengundurkan diri dari kampusnya, ia akan mempersiapkan pernikahannya. Meski keputusan ini berat bagi Ameera yang baru saja menikmati pekerjaannya sebagai dosen, namun ia percaya, Allah akan bukakan pintu-pintu rejeki bagi orang yang menikah sesuai janjiNya.  Neza dan Mama Ameera membawa Ameera ke salon untuk perawatan tubuh dan wajah. Ia melakukan facial, cream bath, luluran, ratus dan perawatan lainnya agar menunjang kondisinya saat hari- H.  Baju pengantin adat Jawa dipilih oleh Ameera untuk pernikahannya, berwarna coklat muda. Ia telah melakukan fitting baju pengantin dan baju itu terlihat pas di badannya.  Zanky dan keluarga telah bersiap menuju salah satu masjid di pusat kota, tempat acara akad nikahnya akan berlangsung.  Ia telah menghafalkan lafal akad semalam dan berharap diberi kelancaran saat akad. Setelah seminggu lamanya ia dipingit, kini saatnya ia bertemu sang istri.  "Saya terima nikah dan kawinnya Ameera Saqila dengan mas kawin dibayar tunai," ucap Zanky sembari menjabat tangan Papa Ameera.  "Sah." Seketika suara sah menggema di dalam masjid.  "Alhamdulillah."  Papa Ameera tak kuasa menahan rasa haru. Ia menyeka air mata di sudut matanya. Tanggung jawabnya kini berpindah pada Zanky.  Ameera yang telah berbaju kebaya putih juga turut haru mendengar kata akad dari Zanky. Ia diiringi oleh Mama dan Neza diposisikan di samping Zanky.  Ameera mencium tangan Zanky untuk pertama kalinya dan Zanky pun mencium dahinya seraya mendoakan keberkahan keluarga kecil mereka.  Setelah menanda tangani buku nikah, keduanya lalu memohon do'a pada orang tua mereka. Momen haru ini juga merupakan kesempatan orang tua untuk memberi pesan pada keduanya agar kelak mampu menghadapi ujian rumah tangga.  "Jika Ameera salah, tegurlah Nak. Bimbing dia ... Jika Kau tak lagi menginginkannya, kembalikan ia secara baik-baik pada kami. Jangan sakiti anakku." pesan Papa Ameera seraya menepuk pundak Zanky.  Berkali-kali Papa dan Mama Ameera terlihat mengusap air mata di sudut mata.  Prosesi ini dilanjutkan dengan foto bersama dan makan bersama. Ameera tampak malu dan grogi saat fotografer mengarahkan keduanya untuk berfoto berdua.  "Alhamdulillah aku seneng banget hari ini," ucap Zanky.  "Alhamdulillah ya Bang ... lancar," jawab Ameera menimpali.  Setelah prosesi akad selesai, keduanya berganti baju adat pengantin Jawa, sesuai asal keluarga Ameera.  Ameera menggunakan kebaya coklat muda, Zanky pun juga menggunakan beskap berwarna senada.  Ini adalah momen pertama dalam hidup Zanky berpakaian adat Jawa, selain memakai beskap, juga dilengkapi dengan jarik, blangkon dan sandal selop khusus.  Sambil menunggu Ameera yang tengah bersiap, Zanky melakukan swafoto berkali-kali. Ia tampak senang menggunakan baju pengantinnya. Setelah siap, keduanya menuju tempat resepsi dengan mengendarai mobil pengantin.  Berkali-kali Zanky menatap wajah istrinya yang tampak berbeda di hari bahagianya ini. Ameera yang menyadari tatapan Zanky merasa malu, ia tersipu.  Zanky menggenggam tangan Ameera sepanjang acara berlangsung. Ia ingin membuktikan pada para undangan, bahwa Ameera adalah miliknya.  Setelah menikah, Zanky membawa Ameera tinggal bersama mamanya, yang tinggal hanya bersama Zanky, kebetulan ayah tiri Zanky bekerja di bidang pelayaran hingga seringkali tak ada di rumah.  Panggilan keduanya pun kini telah berubah. Zanky memanggil istrinya dengan Yang, sementara Ameera memanggil Zanky dengan panggilan Bang dari kata abang, hal ini sesuai permintaan Zanky yang ingin dipanggil Abang.  Pilihan yang sulit bagi Ameera untuk melepas pekerjaannya, tapi itu sementara. Zanky mengizinkan Ameera untuk mencoba mendaftar PNS Dosen, jika telah dibuka lowongan PNS.  Meski rumah orang tuanya 1 kota dengan rumah mertuanya, tapi Ameera tetap tak bisa tinggal dengan orang tuanya, karena Zanky tak mengizinkan. Ia hanya diperbolehkan tinggal bersama orang tuanya saat Zanky telah berangkat studi lanjut.  Keluarga besar Zanky tengah berkumpul di rumah Zanky untuk menyambut mantu baru keluarga itu.  "Yang... ini lho makanan kesukaanku, sayur asem, ikan asin goreng, tempe goreng kriuk sama sambel terasi, apalagi buatan Ibu,"  "Pasti Aku nambah-nambah makannya," lanjut Zanky.  "Belajar bikin ini ya Yang sama Ibu," pinta Zanky.  Ameera pun mencoba mencicipi masakan mertuanya, rasa asam berpadu asin terasa sangat lezat.  "Enak banget," pujinya.  Ameera pun makan siang bersama dengan anggota keluarga Zanky yang lainnya.  Semua keluarga Zanky menyambut Ameera dengan ramah.  Ameera yang memiliki bakat memasak, sangat senang membantu mertuanya memasak, sembari mengakrabkan dirinya dengan mertua. Mertuanya sangat baik, ia beruntung mertuanya bukan seperti mertua yang di sinetron, sangat kejam pada menantu.  Ibu mertuanya banyak mengajarinya membuat kue- kue khas Lebaran, seperti kastengel, nastar dan putri salju, cemilan ini seringkali dibuat oleh ibu mertuanya menjelang Lebaran.  Seperti biasanya ibu mertuanya mendapatkan banyak orderan kue kering untuk Lebaran, untuk tahun ini orderan yang seringkali membuat mertuanya kerepotan, kini menjadi lebih ringan karena Ameera ternyata sangat lihai membuat kue.  Ameera mencoba berbagai kreasi kue kering dan mencoba menyajikannya di depan keluarga Zanky.  "Wah, kenapa nastarnya bentuknya lain, Nek?" tanya salah satu keponakan Zanky.  "Lucu nek bentuknya, Aku suka," ucap bocah SD itu sembari mengambil beberapa potong nastar dari toples.  Jika ibu mertuanya membuat nastar berbentuk bulat, maka Ameera membuatnya menjadi bentuk keranjang, daun dan bunga. Hal ini ternyata menarik minat pelanggan mertuanya untuk memesan nastarnya.  Ameera sangat bersyukur, selain mendapatkan mertua yang baik, jalan rejekinya ternyata tak jauh-jauh dari hobi memasaknya.  Ia pun mencoba mempromosikan melalui sosial medianya kue- kue buatannya, selain kue kering, ia juga membuat black forest dan puding buah.  Saat ia menyajikan puding buah buatannya di depan keluarga Zanky saat pengajian keluarga, banyak anggota keluarganya yang memuji, bahkan Zanky pun ketagihan, ia mengambil puding buah buatan istrinya beberapa potong.  Zanky dan Ameera tengah menikmati manisnya pengantin baru, tak ada lagi kecanggungan diantara keduanya. Keduanya saling membuka diri, saling mengenali sifat masing-masing dan mengenali makanan kesukaan serta hobi masing-masing.  Keduanya seringkali menghabiskan waktu dengan menonton TV bersama saat malam hari dan sarapan pagi, karena di waktu itulah Zanky berada di rumah.  Ameera pun berusaha menyajikan masakan olahannya sendiri. Zanky semakin menyukai Ameera karena kelebihannya mengolah dan meracik makanan hingga selezat masakan Mamanya.  "Masak apa, Yang?" tanya Zanky yang tengah menuruni anak tangga di dalam rumahnya untuk menuju dapur.  "Harumnya menggoda, pasti enak," lanjut Zanky.  Sembari mengobrol keduanya sarapan, saking asyiknya mengobrol membuat makan Zanky pun makin nikmat, ia pun menambahkan porsi makannya,   "Lahap sekali Bang Zanky makannya ya," batin Ameera.  "Kalau masakanku nggak enak, pasti dia nggak sampe nambah-nambah kayak gitu, Alhamdulillah kalau Bang Zanky suka," ucap Ameera dalam hati.  "Enak ya, Bang?" tanya Ameera memastikan.  "Nggak enak kok," jawab Zanky santai.  Wajah Ameera yang semula terlihat tersenyum menjadi cemberut.  "Kalau enggak enak, pastilah Abang nggak nambah, Yang," lanjut Zanky.  "Makasih ya ... udah masakin Abang masakan yang enak banget," ucap Zanky sembari mencium pergelangan tangan Ameera.  Ameera tersenyum senang mendengar pujian dari suaminya.  Masakan Ameera yang lezat tak hanya diakui oleh Zanky, namun semua anggota keluarga Ghazi juga turut mengakui bahwa Ameera memang jago memasak.  Ameera yang menikmati hobinya memasak membuat berat badan Zanky dan Ameera melonjak drastis, tak tanggung-tanggung dalam waktu 2 bulan pernikahan, keduanya mengalami peningkatan berat badan sebanyak 8 kg.  Tubuh Ameera dan Zanky kian berisi, beberapa camilan dan masakan yang dibuatnya membuat nafsu makan keduanya meningkat.  Sebelum menikah, Ameera telah melakukan kesepakatan dengan Zanky bahwa keduanya akan menjalani LDR selama Zanky studi lanjut doktoral.  Zanky mempersiapkan dirinya sebaik mungkin agar tahun ini dapat melanjutkan studinya, ia mencari informasi dari berbagai PTN dan setelahnya ia menjalani beberapa tes masuk di berbagai PTN di Pulau Jawa dan Sulawesi.  Setelah tiga bulan pernikahan keduanya, barulah terkuak sifat asli masing-masing. Zanky yang lebih suka perempuan bersolek, rapi dan wangi seringkali kesal tatkala melihat istrinya dengan daster rumahan, bau bawang dan tak bersolek.  Zanky hanya memendam kekesalannya, hingga waktu berpisah itu tiba.  'Sabar Zank ... Sabar, bentar lagi kamu terbebas dari istrimu.' ucap batin Zanky.  Ameera beranggapan bahwa saat di rumah, ia mengurus pesanan roti dan mengurus rumah, cukuplah baginya mandi dan memakai parfum, ia memang tak pandai bersolek seperti kedua adiknya. Ia lebih suka tampil tanpa make - up.  Sementara bagi Zanky, studi lanjut adalah hal yang diimpikan Zanky, selain itu ia juga terbebas dari rasa muak melihat tampilan istrinya tak pandai bersolek.  Meski istrinya pandai memasak, ia memasang tampang pura- pura penuh senyum dan penuh cinta pada Ameera saat memuji masakan istrinya.  Saat dulu masih bekerja pun, Ameera juga hanya memakai bedak tipis dan lipstik agar wajahnya tak nampak pucat saat mengajar, Zanky saat itu tak mempermasalahkan kebiasaan Ameera itu.  Kini, setelah Ameera menjadi miliknya, ia merasa Ameera tak sedap dipandang, hingga ia malu membawa Ameera ke kondangan dan mengenalkannya pada teman-temannya.  Teman-teman Zanky tahu kebiasaan Zanky yang menyukai perempuan cantik dan pandai bersolek, ia tak ingin malu di depan mereka, karena Ameera tak secantik dua mantannya dulu.  Zanky mendapatkan pemberitahuan mengenai studi lanjutnya melalui web kampus, namanya termasuk dalam salah 1 mahasiswa doktoral yang diterima di salah satu kampus di Yogyakarta.  "Yes, yes, yes, Alhamdulillah," soraknya kegirangan.  Ia membaca pengumuman itu saat di kampus, segera ia mengurus ke bagian HRD dan prodi untuk mengurus keaktifan bekerjanya, karena selagi kuliah ia akan dinonaktifkan sementara dari pekerjaannya.  Ia terus tersenyum bahagia, impiannya untuk segera berpisah dari istrinya akan segera terwujud. Hal itulah yang membuatnya sangat bahagia. Hai teman, ini karya pertamaku di karya karsa, Menyesal bercerai ini juga udah terbit di KBM App dan Joylada, bentar lagi mau dicetak niy, mau baca lengkap bisa disni juga ya, mohon dukungannya Part 1  "Oh dosen baru, Mbak?" tanya Zanky saat pertama bertemu Ameera.  "Iya pak," jawab perempuan itu.  "Lulusan mana?"  "Australia pak."  "Wah mantap," ucap Zanky seraya memuji.  Itulah perkenalan singkat Zanky dengan Ameera, seorang dosen baru di kampusnya.  Zanky yang baru saja sampai di ruangannya setelah selesai mengajar, mendapati seorang perempuan duduk di ruang kosong sebelahnya.  Sebelumnya, Zanky telah mendengar info mengenai hadirnya dosen baru dalam waktu dekat. Rencananya dosen baru itu akan menempati ruang kosong di sebelahnya.  Zanky Fathan Omer, dosen idola di prodi keperawatan itu memang sosok yang ramah pada siapapun. Selain itu, ia juga pribadi yang rendah hati.  Wajahnya yang tampan, kulitnya yang putih, tubuh proporsional serta berlesung pipi kanan itu hingga usia 30 tahun masih betah menyendiri.  Meski menurut sebagian orang, ia berwajah tampan. Tapi dari segi percintaan, ia seringkali tak beruntung. Dua perempuan yang sebelumnya dekat dengannya, telah menikah dengan pria lain.  Dalam keluarga Zanky, kedua kakaknya telah menikah dan dirinya adalah bungsu yang sangat dimanja Ibunya. Ayah Zanky, telah meninggal setahun yang lalu karena penyakit jantung.  Kedua kakak Zanky tinggal berdekatan dengan ibunya dalam  1 kompleks perumahan. Seringkali sepulang sekolah atau hari libur,  ketiga cucu ibunya bermain bahkan menginap di rumahnya, hingga membuat suasana rumahnya kian ramai oleh celotehan tiga anak sekolah.  Setelah gagal kedua kalinya untuk menikah, Zanky belum berpikir kembali untuk menikah.  Meski candaan dan desakan untuk menikah  seringkali datang padanya, ia menanggapinya santai.  Banyak mahasiswa dan rekan di kampusnya yang cantik, namun belum satupun yang mampu membuat debar jantungnya makin cepat.  "Pak, besok pelatihan kegawatdaruratannya bapak timnya nambah 1 orang pak," ucap Sapto, rekan dosen Zanky.  "Tambah satu ... siapa?"  "Bu Ameera pak."  "Bu Ameera?" tanya Zanky.  "Iya pak, dosen baru yang ruangannya di samping Bapak," jelas Sapto mengenai Ameera.  "Ooo ... namanya Ameera,"gumam Zanky.  Saat perkenalan pertama Zanky tak ada ketertarikan dengan Ameera, karena Ameera terlihat polos tanpa make-up, ia lebih menginginkan calon istri yang pandai berdandan.  Dua perempuan yang ia dekati sebelumnya, adalah perempuan modis, pandai berdandan dan berhijab.  Sangat jauh berbeda dengan Ameera.  Hari demi hari, keduanya menjadi sering mengobrol dan bekerja satu tim. Obrolan keduanya seringkali membahas hobi, pekerjaan dan film.  Ameera juga menunjukkan kecakapannya dalam mengajar dan memberi pelatihan pada mahasiswa.  Zanky pun semakin salut dan kagum pada teman barunya itu.  Diam- diam Zanky mulai mengakui kelebihan Ameera, ia menjalani hubungan ini sebatas pertemanan di kampus.  Bila di kemudian hari Ameera adalah jodohnya, ia mungkin tak bisa menolak. Karena bisa saja jodoh hadir karena terbiasa berinteraksi dan tak ada pilihan lain.  Tapi untuk saat ini, Zanky tak terpikir bahwa Ameera adalah jodohnya.  Ia masih ingin mengenal Ameera lewat pertemanan yang baru saja terjalin.  Ameera Saqila, gadis berusia 28 tahun, baru saja menyelesaikan pendidikan magister keperawatannya di salah satu kampus bergengsi di Negeri Kanguru.  Ia melamar pekerjaan sebagai dosen di salah satu kampus swasta di kotanya.  Putri pertama dari tiga bersaudara ini seringkali tak percaya diri, karena kedua adik perempuannya berkulit lebih cerah dan bertubuh ideal.  Ameera merasa tak cantik karena kulitnya yang sawo matang dan badannya yang mudah sakit. Membuatnya tak percaya diri saat berada di tengah- tengah adiknya.  Kedua adiknya juga telah bekerja sebagai pegawai bank.  Sementara Ameera baru saja diterima bekerja sebagai dosen yang notabene bergaji lebih kecil dibanding adik- adiknya.  Bila kedua adiknya seringkali berdandan, rutin memakai produk perawatan kulit dan ke salon. Maka hal itu berbeda dengan dirinya, ia lebih suka menghabiskan waktunya dengan memasak, menanam dan membaca novel atau buku di kamarnya.  "Pak, ini sarapannya ... tadi saya yang buat lho Pak," seraya mengangsurkan bekal makanan untuk Zanky.  "Ini buat Saya?" tanya Zanky memastikan.  "Wah makasih ya."  "Baunya enak ... rasanya kayaknya enak ini."  "Coba aja, Pak," pinta seorang mahasiswa perempuan.  "Saya permisi ya, Pak."  "Iya," jawab Zanky seraya tersenyum.  Ameera mendengar obrolan dari ruang sebelahnya.  al itu biasa terjadi, mengingat Zanky dosen idola disitu, tak heran banyak mahasiswi yang menaruh simpati dan perhatian pada Zanky.  Seperti pagi ini, saat baru saja Ameera sampai di ruangannya. Ia mendengar suara mahasiswi di ruang sampingnya yang merupakan ruang Zanky mengantar bekal sarapan untuk Zanky.  interaksi Zanky dengan Ameera menjadi semakin sering, setelah keduanya menjadi anggota tim pengajar mata kuliah yang sama dan tim riset bersama.  Jika semula keduanya hanya membahas mengenai pekerjaan, sekarang kian merambah pembahasan ke hal- hal pribadi terkait hobi dan pernikahan. Hal itulah yang  menjadikan keduanya semakin akrab, tak ayal semakin menumbuhkan benih-benih cinta di hati Ameera.  Sikap Zanky yang ramah dan penuh perhatian membuat Ameera seringkali salah tingkah dan beranggapan bahwa Zanky memang menyukainya.  Ameera yang seringkali membawa bekal makanan dan snack, kerapkali membagi bekalnya dengan Zanky, keduanya makan bersama sembari mengobrol dan bercanda.  "Kak, Pa, Ma ... Fadel mau melamar Neza minggu ini, gimana Pa, Ma?" tanya Neza saat keluarga itu berkumpul di sore hari.  Papa dan Mama Ameera saling bertatapan.  "Kakak gimana Kak ...  Neza boleh nikah duluan, Kak?"  Neza, adik Ameera yang pertama. Selama ini telah menjalin hubungan dengan Fadel, pacarnya setahun belakangan ini.  Kedua orangtuanya pun juga melempar pandangan ke Ameera menanti jawaban.  "Boleh aja ... kenapa nggak?" jawab Ameera.  "Kakak nggak apa-apa?" tanya Mama Ameera.  "Nikah harus disegerakan Ma ... kalau memang rejeki Neza sekarang, iya nggak apa-apa Neza duluan aja Ma."  Insyaallah nanti ada juga jodoh untuk Kakak Ma," jawab Ameera menambahkan.  Awalnya orang tua Ameera sangat keberatan jika Neza terlebih dahulu menikah, mengingat Ameera adalah sulung mereka, namun mendengar jawaban Ameera barusan, keduanya akhirnya menyetujui rencana Neza untuk segera menikah dengan Fadel.  Part 2  Menyesal Bercerai  Tanggal pernikahan Neza telah ditentukan, terhitung tiga bulan sejak lamaran itu datang. Ameera mempersiapkan dirinya dan mentalnya, agar siap menerima pertanyaan dan perlakuan negatif lainnya saat hari pernikahan Neza tiba.  Ameera yang suka memasak, semakin meningkatkan kemampuannya dengan mencoba menu - menu baru dan mempraktekkannya sesuai video tutorial online yang ia dapat.  Setelah memasak, Ameera menyiapkan hasil olahannya untuk makan bersama keluarganya. Salah satu kebiasaan di  keluarganya yaitu berdiskusi saat makan malam, karena saat itulah semua anggota keluarganya dapat berkumpul.  "Kak, kakak mau pelangkah apa Kak?" tanya Neza saat semua anggota keluarganya telah berkumpul.  "Nggak usah Za ... Kakak nggak perlu pelangkah- pelangkah."  "Cukup do'akan Kakak saja semoga segera menikah juga," jawab Ameera sembari tersenyum.  Mengetahui Ameera yang berbesar hati, Neza segera memeluk kakak satu- satunya itu.  Neza cukup tahu diri untuk tak menyudutkan kakaknya terkait pasangan, karena selama ini yang Neza tahu, Ameera tak pernah pacaran dan hingga kini tak pernah ada teman lelaki Ameera yang berkunjung ke rumahnya.  Akad nikah Neza yang berlangsung di masjid sekitar rumahnya berlangsung lancar dan khidmat. Tak sedikit cibiran dan bisikan dari para tetangga  yang menyudutkan Ameera.  "Neza duluan ya yang nikah?"  "Wajar sih ... soalnya Neza cantik, kakaknya belum laku, nggak cantik sih,"  "Ameera bisa- bisa nanti jadi perawan tua lho, apa lagi udah dilangkahi adiknya."  Ameera mendengar jelas semua pembicaraan tentang dirinya, karena ia berada tak jauh dari kumpulan ibu- ibu yang membicarakannya.  Ia terus-menerus berdzikir, mohon kekuatan, agar tak habis kesabaran menghadapi cibiran terkait jodoh.  Secara fisik, Ameera memang berbeda dengan kedua adiknya. Ameera berkulit sawo matang, sementara kedua adiknya berkulit putih. Ameera berhidung kurang mancung dan berlesung pipi.  Saat Ia dan kedua adiknya berjalan, seringkali orang banyak yang salah sangka, karena mengira ia bukan bagian dari tiga bersaudara itu.  Wajah Ameera dan kedua adiknya memang berbeda, jika kedua adiknya berwajah Arab, ia justru tidak. Ia menuruni wajah keluarga ibunya. Sementara kedua adiknya menuruni wajah ayah mereka yang keturunan Aceh Arab.  Seluruh keluarga tampak bahagia dalam acara pernikahan Neza, tak terkecuali Ameera. Ia terus menyunggingkan senyumnya.  Wajah Ameera menunjukkan harapan, masih ada jodoh untuknya. Entah siapa dan dimana sosoknya berada, Ameera masih belum mengetahuinya hingga kini.  Zanky datang dalam acara pernikahan itu beserta keluarganya. Fadel ... suami Neza, merupakan sepupu Zanky.  Zanky melihat sosok Ameera yang tampil berbeda malam ini. Ameera yang seringkali polos tanpa riasan, malam ini wajah Ameera terlihat cantik meski dengan riasan sederhana.  Zanky menghampiri Ameera yang tengah makan. Ameera tak menyadari kehadiran Zanky di sisinya.  "Meera," panggil Zanky yang telah mengambil posisi duduk di samping Ameera.  "Dapat undangan juga, Bang?"  "Fadel itu sepupuku," jawab Zanky.  "Ooo,"jawab Ameera.  "Silahkan dinikmati makanannya, Bang."  Zanky pun akhirnya mengambil menu nasi goreng dan duduk di samping Ameera kembali.  Keduanya makan sambil mengobrol dan bercanda.  Wajah Zanky yang tampan dan duduk di samping Ameera membungkam mulut para undangan yang menyudutkan Ameera.  Mereka mengira Zanky adalah pasangan Ameera.  Kedua orangtua Ameera juga melihat hal itu, keduanya belum mengenal sosok Zanky, yang merupakan teman kerja Ameera.  Papa dan Mama Ameera penasaran dengan sosok Zanky. Keduanya berencana menanyakan hubungan Ameera dan sosok pria itu esok hari.  Zanky dan Fadel meski bukan saudara kandung, tapi keduanya sangat akrab. Fadel seringkali menginap di rumah Zanky, untuk main game bersama atau olahraga bersama, kebetulan keduanya memiliki hobi yang sama, bermain badminton dan tergabung dalam klub yang sama.  Saat berada di pelaminan, Fadel melihat kakak sepupunya itu tengah berbincang dengan Ameera.  Fadel yang mengetahui bahwa Ameera dan Zanky belum menikah serta keduanya telah saling mengenal, Fadel berencana menjodohkan keduanya.  Ia mengungkapkan rencananya itu pada Neza.  "Sayang, coba lihat itu," bisik Fadel pada istrinya seraya menunjukkan arah pandangnya pada istrinya.  Neza melihat keakraban Ameera dengan Fadel.  "Kak Ameera udah punya calon belum, Yang?" tanya Fadel.  "Kalau belum, kita jodohkan saja keduanya ... soalnya Bang Zangky juga belum nikah,"usul Fadel.  "Wah ide bagus tuh," jawab Neza.  "Aku setuju."  Fadel dan Neza memulai misinya yaitu menjodohkan kakak dan Abang sepupunya.  Keduanya mengajak makan malam Zanky dan Ameera di suatu resto.  Fadel, Ameera dan Neza dalam satu mobil menuju ke resto. Kondisi resto yang kekinian, di ruang terbuka dan sangat pas untuk kalangan anak muda sesuai dengan selera keduanya.  Zanky datang lima menit kemudian setelah ketiganya berada di resto. Ameera tak menyangka Zanky akan datang malam ini.  Fadel dan Neza sengaja memamerkan kemesraan keduanya di depan Ameera dan Zanky. Suap- suapan saat makan, mencium tangan dan pipi Fadel lakukan tanpa malu. Hal ini untuk membuat iri Ameera dan Zanky.  "Bang, nggak pengin kayak gini juga?" tanya Fadel seraya menyuapkan makanan ke istrinya.  "Ah kamu ini," ucap Zanky yang mulai risih melihat pemandangan di hadapannya.  Ameera curiga dengan tujuan Neza yang mengajaknya makan malam, Neza dan Fadel sengaja mengatur agar Ameera duduk berpasangan dengan Zanky.  Zanky dan Ameera yang seringkali mendapat candaan dari Fadel membuat keduanya tersipu malu.  "Ayolah Bang, segera nikah, gimana Kak Ameera setujukah?"  "Kak Ameera, Abang Zanky mau melamar kakak boleh?" tanya Fadel pada Ameera tanpa basa-basi.  Fadel mencoba menanyakan kesediaan Ameera.  Ameera yang sejak awal telah jatuh hati pada Zanky, langsung menyetujui lamaran itu. Namun berbeda dengan Zanky, ia menganggap hal itu adalah candaan karena Fadel memang suka bercanda.  "Alhamdulillah Kak Ameera mau Bang," ucap Fadel kegirangan.  "Ayo Bang, tunggu apalagi," ucap Fadel.  Zanky yang mengetahui jawaban Ameera dan mendapat desakan dari Fadel, merasa tertantang.  Ia menggenggam bunga yang tertata di meja, menyodorkan pada Ameera lalu mencoba melamar Ameera.  "Ameera, maukah kau menikah denganku?"  "Menemani hidupku, menjadi ratuku dan menjadi ibu bagi anak-anakku," ucap Zanky.  Ameera tersipu malu melihat tingkah Zanky, ia menganggukkan kepalanya tanda menerima lamaran itu.  "Yes, yes, yes!" seru Zanky.  Pengunjung di resto yang melihat kejadian itu ikut tersenyum dan sebagian mengambil video saat lamaran berlangsung.  Hati Ameera berbunga-bunga, cintanya yang terpendam kini telah sampai pada sang pangeran impian.  Ia tak menyangka, Zanky akan melamarnya malam ini. Sungguh tak tergambar perasaan Ameera saat ini.  Setelah melamar Ameera, Zanky dan Ameera terlihat salah tingkah. Zanky yang tak yakin dengan perasaannya mencoba menerima tantangan Fadel. Hasilnya, Ameera menerima lamarannya.  Zanky berjanji akan melamar Ameera ke keluarganya dalam waktu dekat ini. Kedua pasangan ini pulang dengan ekspresi bahagia.  Sesampainya di rumah, Papa dan Mama Ameera heran dengan sikap Ameera dan Neza yang terlihat bahagia.  "Kak Meera dilamar Ma ... barusan," ujar Neza menyebutkan alasannya.  "Ap - pa ? dilamar?" jawab Mama yang kaget mendengar berita itu.  "Bener Kak?" tanyanya ke Ameera memastikan.  "Iya Ma," jawab Ameera malu-malu seraya memeluk Mamanya.  "Alhamdulillah," ujar Papa Ameera menimpali.  "Jadi kapan dia mau kesini, Kak?" tanya Papa.  "Minggu depan Pa rencananya,"  "Bapak ibunya Bang Zangky lagi di Australia Pa, jadi minggu depan mereka rencana kesini," jawab Ameera menjelaskan.  "Oo namanya Zanky, Kak?" tanya Mama Ameera menggoda putri sulungnya yang tengah malu- malu.  "Teman dimana, Kak?" ucap Mama Ameera penasaran.  "Teman kerja, Ma."  "Dosen juga, Kak?"  "Iy Ma."  Setelah melamar Ameera secara pribadi, Zanky meminta keluarganya untuk melamar Ameera. Bapak dan Ibu Zanky tentu saja senang mendengar hal itu, keduanya tak sabar ingin segera pulang ke tanah air dan melamar Ameera untuk Zanky.  Bapak dan Ibu Zanky tak mengira, putra bungsu mereka akan segera menikah. Meski tak pernah membawa seorang gadis ke rumah, namun ternyata Zanky telah menemukan gadis pujaannya.  Teman- teman Zanky di kampus belum mengetahui kabar bahagia ini. Sikap Zanky dan Ameera yang semula akrab, kini keduanya saling menjaga jarak, bila tak sengaja berdekatan keduanya akan salah tingkah.  Zanky tak mengira akan menemukan jodoh di sekitarnya, bukan dari daerah yang jauh, namun berada di sebelah ruangannya.  Bila di awal  pertemuan, Zanky tak tertarik pada Ameera, namun kini semuanya berbalik. Setelah mendapat tantangan dari Fadel, Zanky menyadari dirinya semakin terpikat pada Ameera, ia kini  makin jatuh cinta pada Ameera.  Ameera dengan penampilan sederhananya, tanpa make-up, tanpa menggunakan perhiasan yang berlebih, tetap menunjukkan pesonanya dengan prestasinya.  Selain terampil dalam hal pelatihan kegawatdaruratan pasien, Ameera juga telah memiliki banyak tulisan yang dimuat baik di jurnal Nasional dan internasional. Hal inilah yang seringkali membuat Zanky minder.  Meski memiliki banyak karya tulisan, Ameera tak pernah menyombongkan dirinya. Ia tak pernah pelit ilmu saat teman-temannya memintanya berbagi ilmu terkait publikasi.  "Bu Meera, punyaku dapat masukan nih, disuruh benerin referensinya pake urut angka?" tanya Sofia, salah satu dosen di kampus itu pada Ameera.  "Oh itu vancouver style Bu, pake aplikasi mendeley aja Bu, biar lebih praktis bikinnya," jawab Ameera menjelaskan pada Sofia secara panjang lebar.  Ameera dengan sabar menjelaskan tahapan penggunaan aplikasi itu pada teman-temannya yang bertanya padanya.  Melihat hal itu, Zanky ingin sekali ikut bergabung dalam pembicaraan mengenai aplikasi itu, karena ia baru mendengar aplikasi itu.  Zanky ragu untuk bertanya pada Ameera karena tak ingin membuat Ameera salah tingkah berada di dekatnya.  Zanky memenuhi janjinya, ia membawa serta keluarganya ke rumah Ameera.  Setelah mendapatkan persetujuan Ameera mengenai lamaran Zanky, kedua keluarga itu melakukan kesepakatan mengenai tanggal pernikahan.  Kesepakatan itu berjalan alot karena orang tua Ameera bersikukuh untuk mengadakan pernikahan tahun depan, sementara keluarga Zanky meminta pernikahan dipercepat dalam waktu 2 bulan ke depan, semua persiapan pernikahan akan dilakukan oleh pihak wedding organizer milik keluarga Zanky.  "Kalau 2 bulan ke depan masih Desember Pak, januari aja pak yang pas."  "Saya tidak mau terjadi sesuatu pada anak Saya kalau setahun menikahkan 2 anak gadis," papar Papa Ameera mengenai alasannya.  Keluarga besar Papa Ameera berkeyakinan jika ada pernikahan 2 saudara kandung dalam waktu setahun, maka dapat timbul hal- hal yang dapat mencelakakan salah satu pasangan pengantin. Hal itulah yang membuat Papa Ameera ngotot pernikahan Ameera harus di tahun depan.  "Ameera juga lahir bulan januari, gimana kalau sesuai tanggal lahirmu saja Meer?" tanya Papa Ameera.  Ameera yang tampak malu-malu malam itu menyetujui tanggal itu. Keputusan tanggal nikah Ameera dan Zanky telah diputuskan 5 Januari 2020.  Keluarga Zanky akhirnya menyetujui tanggal pernikahan itu dengan mahar  berupa emas seberat 51 gram dan uang sebesar Rp. 2.020.000, mahar ini disesuaikan dengan tanggal pernikahan Ameera dan Zanky.  Pada awalnya, Ameera tidak menentukan mahar, namun karena mahar adalah hal  wajib yang harus  diberikan oleh pihak mempelai laki-laki, maka Papa Ameera pun menentukan mahar itu.  Ameera dan Zanky diminta oleh keluarga besar keduanya untuk dipingit sementara menjelang pernikahan. Namun hal itu tak bisa keduanya wujudkan, mengingat menjelang pernikahan mereka, banyak pekerjaan yang menggunung di akhir semester. Terpaksa keduanya harus saling berkomunikasi demi pekerjaan.  Acara lamaran itu berakhir pukul 22.30 setelah sebelumnya keluarga besar itu makan malam bersama dan bersenda gurau menggoda sang calon pengantin.  Keluarga Zanky bersedia menanggung sebagian besar biaya pernikahan keduanya yang direncanakan akan dilangsungkan di salah satu gedung PKK pusat kota.  Zanky yang malam itu tampak gugup saat melamar Ameera menjadi objek candaan kedua keluarga itu.  "Duh mantu ... baru ngelamar udah gugup, awas aja ya entar pas akad salah sebut nama anak saya, langsung batal nikahnya hehehe," ucap Papa Ameera berkelakar.  Zanky yang mendengar hal itu hanya mampu menggaruk kepalanya sambil tersenyum malu.  "Enggak, Om ... sekali napas langsung lancar entar," jawab Zanky meyakinkan.  "Ameera ... mau hadiah pernikahan apa dari Bapak Ibu, Nak?" tanya Bapak Zanky pada Ameera.  Ameera tampak malu mau menjawab.  Zanky pun berseloroh.  "Liburan kemana aja Pak asal sama Zanky, pasti Ameera mau."  Semua yang mendengar hal itu tergelak.  Ameera yang mendengar hal itu hanya tersipu. Ia menunduk dan tersenyum malu.  Papa dan Mama Ameera tak menyangka, sulung mereka akan bertemu jodohnya secepat itu, bahkan Zanky meminta pernikahannya dipercepat dua bulan ke depan.  Ameera yang berprinsip tak ingin pacaran ternyata memiliki calon suami yang memiliki paras menawan, berperawakan layaknya model.  Hal ini semakin menambah keterkejutan Papa dan Mama Ameera, karena Zanky tak pernah datang ke rumah Ameera sebelumnya, bahkan saat datang pertama berkunjung pun, Zanky telah datang bersama orang tuanya melamar Ameera.  Teman - teman di kampus Zanky curiga akan perubahan sikap keduanya yang tak lagi akrab, bahkan cenderung menjauhi bagai orang tak kenal satu sama lainnya.  Tanpa sepengetahuan mereka pula, Zanky dan Ameera tetap berkomunikasi melalui pesan di sosial media. Setelah lamarannya diterima oleh Ameera, Zanky pun kerap berkunjung ke rumah Ameera membicarakan persiapan pernikahan keduanya.  Saat tengah rapat prodi, Zanky mengirimkan pesan ke aplikasi hijau Ameera.  [Nanti malam aku mau ke rumah ya, ada beberapa hal yang harus kita bicarakan]  [Ok, Bang]  Kabar mengenai rencana pernikahan Ameera dan Zanky memang sengaja dirahasiakan oleh keduanya, mengingat Ameera adalah pegawai baru.  Salah satu peraturan di kampus itu menyebutkan, suami istri dilarang bekerja 1 jurusan atau dalam program studi yang sama. Untuk itulah, Zanky dan Ameera merahasiakan hal itu sembari memikirkan nasib mereka ke depannya.  Akankah Zanky atau Ameera yang keluar dari kampus itu? Ataukah Zanky memilih studi lanjut agar Ameera dapat bekerja sementara sembari mencari kampus yang baru.  Pukul 20.00 Zanky telah siap untuk berkunjung ke rumah Ameera, malam ini Zanky menggunakan kaos berlengan pendek dan celana jeans, jaket serta parfum aroma woody untuk menyempurnakan penampilannya.  Ameera yang telah mengetahui bahwa Zanky akan berkunjung, telah menyiapkan segala sesuatunya, mulai dari masakan dan penampilannya. Keluarga Ameera telah mengakui hasil masakan Ameera memang paling lezat diantara yang lainnya.  Papa dan Mama Ameera selalu meminta Zanky untuk makan malam bersama kala berkunjung, untuk mendekatkan dua keluarga juga mengobrol santai saat makan.  "Ayo makan dulu kita sama-sama," ajak Papa Ameera saat mengetahui Zanky datang.  Wajah Zanky yang menawan ditambah sikap Zanky yang sopan membuat Papa dan Mama Ameera merasa tak salah pilih menantu.  Setelah makan Zanky dan Ameera mengobrol di ruang tamu bersama orang tua Ameera.  "Gini Om, Tante... Saya ada rencana melanjutkan studi S3, tapi masih belum tahu dimana,"  "Kira- kira Ameera sanggup nggak LDR atau nanti mau resign setelah menikah, mengingat kami 1 kampus?"  Ameera yang merasa masa kerjanya baru saja mencapai setahun lamanya, sangat keberatan jika ia harus resign karena menikah.  "Kalau Meera sanggup LDR, Meera bisa tinggal disini atau di rumah Ibu," ucap Zanky menambahkan.  "Tahun lalu Saya sudah mencoba mendaftar S3 di luar negeri, tapi masih belum rejeki... jadi rencana Saya mau mencoba mendaftar di kampus dalam negeri," papar Zanky.  "Gimana Kak sanggup LDR atau mau resign?" tanya Mama Ameera.  "Sayang Ma... kalau Kakak resign, Kakak baru kerja Ma, jadi masih pengin kerja."  “LDR aja, Bang.”  “Insyaallah Meera sanggup.”  "Jadi Meera tetap harus resign kah atau masih bisa kerja di kampus Bang?" tanya Papa Ameera.  "Nanti coba Zanky tanyakan ke HRD, Om."  "Karena Zanky nantinya off kerja selama studi, mudah- mudahan Ameera masih bisa tetap kerja dan nggak perlu resign dari kampus," jawab Zanky.  Ameera bimbang, karena nasib pekerjaannya masih belum pasti.  Ada kemungkinan dirinya harus resign setelah menikah.  Zanky mencoba berkonsultasi mengenai hal ini dengan pihak HRD kampusnya.  Hasil dari konsultasi itu menyebutkan bahwa Ameera tetap harus resign meski suaminya tengah studi lanjut.  Zanky segera mengirimkan info mengenai hal itu ke aplikasi hijau Ameera.  [Meera, pihak HRD tetap nyuruh resign, gimana dong?]  [Yah] balas Ameera disertai emoticon menangis.  [Entar malam kita obrolin di rumah aja, Bang]  Zanky merasa perlu membicarakan ini secara pribadi dengan Ameera dan keluarga, karena hal ini menyangkut kehidupannya setelah menikah nanti.  "Tadi Abang udah ke HRD, saran dari HRD, Ameera tetap harus resign walaupun Abang studi lanjut." Ucap Zanky.  "Jadi kira- kira kalau resign, Ameera penginnya kerja atau ikut Abang?" tanya Zanky.  "Abang sih enggak melarang Ameera kerja,"  "Tapi ... kalau Ameera mau ikut Abang boleh juga," lanjut Zanky memberi alternatif pilihan pada Ameera.  "Ameera penginnya tetap kerja disini Bang," jawab Ameera.  "Kalau misal nanti Ameera resign, Abang sebagai suami ... tetap mendukung apapun keinginan dan cita-cita Ameera," ucap Zanky sebelum ia pamit pulang karena esok hari ia akan pergi tugas ke luar kota.  Seminggu sebelum hari pernikahan, Ameera mengundurkan diri dari kampusnya, ia akan mempersiapkan pernikahannya. Meski keputusan ini berat bagi Ameera yang baru saja menikmati pekerjaannya sebagai dosen, namun ia percaya, Allah akan bukakan pintu-pintu rejeki bagi orang yang menikah sesuai janjiNya.  Neza dan Mama Ameera membawa Ameera ke salon untuk perawatan tubuh dan wajah. Ia melakukan facial, cream bath, luluran, ratus dan perawatan lainnya agar menunjang kondisinya saat hari- H.  Baju pengantin adat Jawa dipilih oleh Ameera untuk pernikahannya, berwarna coklat muda. Ia telah melakukan fitting baju pengantin dan baju itu terlihat pas di badannya.  Zanky dan keluarga telah bersiap menuju salah satu masjid di pusat kota, tempat acara akad nikahnya akan berlangsung.  Ia telah menghafalkan lafal akad semalam dan berharap diberi kelancaran saat akad. Setelah seminggu lamanya ia dipingit, kini saatnya ia bertemu sang istri.  "Saya terima nikah dan kawinnya Ameera Saqila dengan mas kawin dibayar tunai," ucap Zanky sembari menjabat tangan Papa Ameera.  "Sah." Seketika suara sah menggema di dalam masjid.  "Alhamdulillah."  Papa Ameera tak kuasa menahan rasa haru. Ia menyeka air mata di sudut matanya. Tanggung jawabnya kini berpindah pada Zanky.  Ameera yang telah berbaju kebaya putih juga turut haru mendengar kata akad dari Zanky. Ia diiringi oleh Mama dan Neza diposisikan di samping Zanky.  Ameera mencium tangan Zanky untuk pertama kalinya dan Zanky pun mencium dahinya seraya mendoakan keberkahan keluarga kecil mereka.  Setelah menanda tangani buku nikah, keduanya lalu memohon do'a pada orang tua mereka. Momen haru ini juga merupakan kesempatan orang tua untuk memberi pesan pada keduanya agar kelak mampu menghadapi ujian rumah tangga.  "Jika Ameera salah, tegurlah Nak. Bimbing dia ... Jika Kau tak lagi menginginkannya, kembalikan ia secara baik-baik pada kami. Jangan sakiti anakku." pesan Papa Ameera seraya menepuk pundak Zanky.  Berkali-kali Papa dan Mama Ameera terlihat mengusap air mata di sudut mata.  Prosesi ini dilanjutkan dengan foto bersama dan makan bersama. Ameera tampak malu dan grogi saat fotografer mengarahkan keduanya untuk berfoto berdua.  "Alhamdulillah aku seneng banget hari ini," ucap Zanky.  "Alhamdulillah ya Bang ... lancar," jawab Ameera menimpali.  Setelah prosesi akad selesai, keduanya berganti baju adat pengantin Jawa, sesuai asal keluarga Ameera.  Ameera menggunakan kebaya coklat muda, Zanky pun juga menggunakan beskap berwarna senada.  Ini adalah momen pertama dalam hidup Zanky berpakaian adat Jawa, selain memakai beskap, juga dilengkapi dengan jarik, blangkon dan sandal selop khusus.  Sambil menunggu Ameera yang tengah bersiap, Zanky melakukan swafoto berkali-kali. Ia tampak senang menggunakan baju pengantinnya. Setelah siap, keduanya menuju tempat resepsi dengan mengendarai mobil pengantin.  Berkali-kali Zanky menatap wajah istrinya yang tampak berbeda di hari bahagianya ini. Ameera yang menyadari tatapan Zanky merasa malu, ia tersipu.  Zanky menggenggam tangan Ameera sepanjang acara berlangsung. Ia ingin membuktikan pada para undangan, bahwa Ameera adalah miliknya.  Setelah menikah, Zanky membawa Ameera tinggal bersama mamanya, yang tinggal hanya bersama Zanky, kebetulan ayah tiri Zanky bekerja di bidang pelayaran hingga seringkali tak ada di rumah.  Panggilan keduanya pun kini telah berubah. Zanky memanggil istrinya dengan Yang, sementara Ameera memanggil Zanky dengan panggilan Bang dari kata abang, hal ini sesuai permintaan Zanky yang ingin dipanggil Abang.  Pilihan yang sulit bagi Ameera untuk melepas pekerjaannya, tapi itu sementara. Zanky mengizinkan Ameera untuk mencoba mendaftar PNS Dosen, jika telah dibuka lowongan PNS.  Meski rumah orang tuanya 1 kota dengan rumah mertuanya, tapi Ameera tetap tak bisa tinggal dengan orang tuanya, karena Zanky tak mengizinkan. Ia hanya diperbolehkan tinggal bersama orang tuanya saat Zanky telah berangkat studi lanjut.  Keluarga besar Zanky tengah berkumpul di rumah Zanky untuk menyambut mantu baru keluarga itu.  "Yang... ini lho makanan kesukaanku, sayur asem, ikan asin goreng, tempe goreng kriuk sama sambel terasi, apalagi buatan Ibu,"  "Pasti Aku nambah-nambah makannya," lanjut Zanky.  "Belajar bikin ini ya Yang sama Ibu," pinta Zanky.  Ameera pun mencoba mencicipi masakan mertuanya, rasa asam berpadu asin terasa sangat lezat.  "Enak banget," pujinya.  Ameera pun makan siang bersama dengan anggota keluarga Zanky yang lainnya.  Semua keluarga Zanky menyambut Ameera dengan ramah.  Ameera yang memiliki bakat memasak, sangat senang membantu mertuanya memasak, sembari mengakrabkan dirinya dengan mertua. Mertuanya sangat baik, ia beruntung mertuanya bukan seperti mertua yang di sinetron, sangat kejam pada menantu.  Ibu mertuanya banyak mengajarinya membuat kue- kue khas Lebaran, seperti kastengel, nastar dan putri salju, cemilan ini seringkali dibuat oleh ibu mertuanya menjelang Lebaran.  Seperti biasanya ibu mertuanya mendapatkan banyak orderan kue kering untuk Lebaran, untuk tahun ini orderan yang seringkali membuat mertuanya kerepotan, kini menjadi lebih ringan karena Ameera ternyata sangat lihai membuat kue.  Ameera mencoba berbagai kreasi kue kering dan mencoba menyajikannya di depan keluarga Zanky.  "Wah, kenapa nastarnya bentuknya lain, Nek?" tanya salah satu keponakan Zanky.  "Lucu nek bentuknya, Aku suka," ucap bocah SD itu sembari mengambil beberapa potong nastar dari toples.  Jika ibu mertuanya membuat nastar berbentuk bulat, maka Ameera membuatnya menjadi bentuk keranjang, daun dan bunga. Hal ini ternyata menarik minat pelanggan mertuanya untuk memesan nastarnya.  Ameera sangat bersyukur, selain mendapatkan mertua yang baik, jalan rejekinya ternyata tak jauh-jauh dari hobi memasaknya.  Ia pun mencoba mempromosikan melalui sosial medianya kue- kue buatannya, selain kue kering, ia juga membuat black forest dan puding buah.  Saat ia menyajikan puding buah buatannya di depan keluarga Zanky saat pengajian keluarga, banyak anggota keluarganya yang memuji, bahkan Zanky pun ketagihan, ia mengambil puding buah buatan istrinya beberapa potong.  Zanky dan Ameera tengah menikmati manisnya pengantin baru, tak ada lagi kecanggungan diantara keduanya. Keduanya saling membuka diri, saling mengenali sifat masing-masing dan mengenali makanan kesukaan serta hobi masing-masing.  Keduanya seringkali menghabiskan waktu dengan menonton TV bersama saat malam hari dan sarapan pagi, karena di waktu itulah Zanky berada di rumah.  Ameera pun berusaha menyajikan masakan olahannya sendiri. Zanky semakin menyukai Ameera karena kelebihannya mengolah dan meracik makanan hingga selezat masakan Mamanya.  "Masak apa, Yang?" tanya Zanky yang tengah menuruni anak tangga di dalam rumahnya untuk menuju dapur.  "Harumnya menggoda, pasti enak," lanjut Zanky.  Sembari mengobrol keduanya sarapan, saking asyiknya mengobrol membuat makan Zanky pun makin nikmat, ia pun menambahkan porsi makannya,   "Lahap sekali Bang Zanky makannya ya," batin Ameera.  "Kalau masakanku nggak enak, pasti dia nggak sampe nambah-nambah kayak gitu, Alhamdulillah kalau Bang Zanky suka," ucap Ameera dalam hati.  "Enak ya, Bang?" tanya Ameera memastikan.  "Nggak enak kok," jawab Zanky santai.  Wajah Ameera yang semula terlihat tersenyum menjadi cemberut.  "Kalau enggak enak, pastilah Abang nggak nambah, Yang," lanjut Zanky.  "Makasih ya ... udah masakin Abang masakan yang enak banget," ucap Zanky sembari mencium pergelangan tangan Ameera.  Ameera tersenyum senang mendengar pujian dari suaminya.  Masakan Ameera yang lezat tak hanya diakui oleh Zanky, namun semua anggota keluarga Ghazi juga turut mengakui bahwa Ameera memang jago memasak.  Ameera yang menikmati hobinya memasak membuat berat badan Zanky dan Ameera melonjak drastis, tak tanggung-tanggung dalam waktu 2 bulan pernikahan, keduanya mengalami peningkatan berat badan sebanyak 8 kg.  Tubuh Ameera dan Zanky kian berisi, beberapa camilan dan masakan yang dibuatnya membuat nafsu makan keduanya meningkat.  Sebelum menikah, Ameera telah melakukan kesepakatan dengan Zanky bahwa keduanya akan menjalani LDR selama Zanky studi lanjut doktoral.  Zanky mempersiapkan dirinya sebaik mungkin agar tahun ini dapat melanjutkan studinya, ia mencari informasi dari berbagai PTN dan setelahnya ia menjalani beberapa tes masuk di berbagai PTN di Pulau Jawa dan Sulawesi.  Setelah tiga bulan pernikahan keduanya, barulah terkuak sifat asli masing-masing. Zanky yang lebih suka perempuan bersolek, rapi dan wangi seringkali kesal tatkala melihat istrinya dengan daster rumahan, bau bawang dan tak bersolek.  Zanky hanya memendam kekesalannya, hingga waktu berpisah itu tiba.  'Sabar Zank ... Sabar, bentar lagi kamu terbebas dari istrimu.' ucap batin Zanky.  Ameera beranggapan bahwa saat di rumah, ia mengurus pesanan roti dan mengurus rumah, cukuplah baginya mandi dan memakai parfum, ia memang tak pandai bersolek seperti kedua adiknya. Ia lebih suka tampil tanpa make - up.  Sementara bagi Zanky, studi lanjut adalah hal yang diimpikan Zanky, selain itu ia juga terbebas dari rasa muak melihat tampilan istrinya tak pandai bersolek.  Meski istrinya pandai memasak, ia memasang tampang pura- pura penuh senyum dan penuh cinta pada Ameera saat memuji masakan istrinya.  Saat dulu masih bekerja pun, Ameera juga hanya memakai bedak tipis dan lipstik agar wajahnya tak nampak pucat saat mengajar, Zanky saat itu tak mempermasalahkan kebiasaan Ameera itu.  Kini, setelah Ameera menjadi miliknya, ia merasa Ameera tak sedap dipandang, hingga ia malu membawa Ameera ke kondangan dan mengenalkannya pada teman-temannya.  Teman-teman Zanky tahu kebiasaan Zanky yang menyukai perempuan cantik dan pandai bersolek, ia tak ingin malu di depan mereka, karena Ameera tak secantik dua mantannya dulu.  Zanky mendapatkan pemberitahuan mengenai studi lanjutnya melalui web kampus, namanya termasuk dalam salah 1 mahasiswa doktoral yang diterima di salah satu kampus di Yogyakarta.  "Yes, yes, yes, Alhamdulillah," soraknya kegirangan.  Ia membaca pengumuman itu saat di kampus, segera ia mengurus ke bagian HRD dan prodi untuk mengurus keaktifan bekerjanya, karena selagi kuliah ia akan dinonaktifkan sementara dari pekerjaannya.  Ia terus tersenyum bahagia, impiannya untuk segera berpisah dari istrinya akan segera terwujud. Hal itulah yang membuatnya sangat bahagia.  Referensi : Menyesal bercerai -Hai teman, ini karya pertamaku di karya karsa, MENYESAL BERCERAI ini juga udah terbit di KBM App dan Joylada, bentar lagi mau dicetak niy, mau baca lengkap bisa disni juga ya, mohon dukungannya  Part 1  "Oh dosen baru, Mbak?" tanya Zanky saat pertama bertemu Ameera.  "Iya pak," jawab perempuan itu.  "Lulusan mana?"  "Australia pak."  "Wah mantap," ucap Zanky seraya memuji.  Itulah perkenalan singkat Zanky dengan Ameera, seorang dosen baru di kampusnya.  Zanky yang baru saja sampai di ruangannya setelah selesai mengajar, mendapati seorang perempuan duduk di ruang kosong sebelahnya.  Sebelumnya, Zanky telah mendengar info mengenai hadirnya dosen baru dalam waktu dekat. Rencananya dosen baru itu akan menempati ruang kosong di sebelahnya.  Zanky Fathan Omer, dosen idola di prodi keperawatan itu memang sosok yang ramah pada siapapun. Selain itu, ia juga pribadi yang rendah hati.  Wajahnya yang tampan, kulitnya yang putih, tubuh proporsional serta berlesung pipi kanan itu hingga usia 30 tahun masih betah menyendiri.  Meski menurut sebagian orang, ia berwajah tampan. Tapi dari segi percintaan, ia seringkali tak beruntung. Dua perempuan yang sebelumnya dekat dengannya, telah menikah dengan pria lain.  Dalam keluarga Zanky, kedua kakaknya telah menikah dan dirinya adalah bungsu yang sangat dimanja Ibunya. Ayah Zanky, telah meninggal setahun yang lalu karena penyakit jantung.  Kedua kakak Zanky tinggal berdekatan dengan ibunya dalam  1 kompleks perumahan. Seringkali sepulang sekolah atau hari libur,  ketiga cucu ibunya bermain bahkan menginap di rumahnya, hingga membuat suasana rumahnya kian ramai oleh celotehan tiga anak sekolah.  Setelah gagal kedua kalinya untuk menikah, Zanky belum berpikir kembali untuk menikah.  Meski candaan dan desakan untuk menikah  seringkali datang padanya, ia menanggapinya santai.  Banyak mahasiswa dan rekan di kampusnya yang cantik, namun belum satupun yang mampu membuat debar jantungnya makin cepat.  "Pak, besok pelatihan kegawatdaruratannya bapak timnya nambah 1 orang pak," ucap Sapto, rekan dosen Zanky.  "Tambah satu ... siapa?"  "Bu Ameera pak."  "Bu Ameera?" tanya Zanky.  "Iya pak, dosen baru yang ruangannya di samping Bapak," jelas Sapto mengenai Ameera.  "Ooo ... namanya Ameera,"gumam Zanky.  Saat perkenalan pertama Zanky tak ada ketertarikan dengan Ameera, karena Ameera terlihat polos tanpa make-up, ia lebih menginginkan calon istri yang pandai berdandan.  Dua perempuan yang ia dekati sebelumnya, adalah perempuan modis, pandai berdandan dan berhijab.  Sangat jauh berbeda dengan Ameera.  Hari demi hari, keduanya menjadi sering mengobrol dan bekerja satu tim. Obrolan keduanya seringkali membahas hobi, pekerjaan dan film.  Ameera juga menunjukkan kecakapannya dalam mengajar dan memberi pelatihan pada mahasiswa.  Zanky pun semakin salut dan kagum pada teman barunya itu.  Diam- diam Zanky mulai mengakui kelebihan Ameera, ia menjalani hubungan ini sebatas pertemanan di kampus.  Bila di kemudian hari Ameera adalah jodohnya, ia mungkin tak bisa menolak. Karena bisa saja jodoh hadir karena terbiasa berinteraksi dan tak ada pilihan lain.  Tapi untuk saat ini, Zanky tak terpikir bahwa Ameera adalah jodohnya.  Ia masih ingin mengenal Ameera lewat pertemanan yang baru saja terjalin.  Ameera Saqila, gadis berusia 28 tahun, baru saja menyelesaikan pendidikan magister keperawatannya di salah satu kampus bergengsi di Negeri Kanguru.  Ia melamar pekerjaan sebagai dosen di salah satu kampus swasta di kotanya.  Putri pertama dari tiga bersaudara ini seringkali tak percaya diri, karena kedua adik perempuannya berkulit lebih cerah dan bertubuh ideal.  Ameera merasa tak cantik karena kulitnya yang sawo matang dan badannya yang mudah sakit. Membuatnya tak percaya diri saat berada di tengah- tengah adiknya.  Kedua adiknya juga telah bekerja sebagai pegawai bank.  Sementara Ameera baru saja diterima bekerja sebagai dosen yang notabene bergaji lebih kecil dibanding adik- adiknya.  Bila kedua adiknya seringkali berdandan, rutin memakai produk perawatan kulit dan ke salon. Maka hal itu berbeda dengan dirinya, ia lebih suka menghabiskan waktunya dengan memasak, menanam dan membaca novel atau buku di kamarnya.  "Pak, ini sarapannya ... tadi saya yang buat lho Pak," seraya mengangsurkan bekal makanan untuk Zanky.  "Ini buat Saya?" tanya Zanky memastikan.  "Wah makasih ya."  "Baunya enak ... rasanya kayaknya enak ini."  "Coba aja, Pak," pinta seorang mahasiswa perempuan.  "Saya permisi ya, Pak."  "Iya," jawab Zanky seraya tersenyum.  Ameera mendengar obrolan dari ruang sebelahnya.  al itu biasa terjadi, mengingat Zanky dosen idola disitu, tak heran banyak mahasiswi yang menaruh simpati dan perhatian pada Zanky.  Seperti pagi ini, saat baru saja Ameera sampai di ruangannya. Ia mendengar suara mahasiswi di ruang sampingnya yang merupakan ruang Zanky mengantar bekal sarapan untuk Zanky.  interaksi Zanky dengan Ameera menjadi semakin sering, setelah keduanya menjadi anggota tim pengajar mata kuliah yang sama dan tim riset bersama.  Jika semula keduanya hanya membahas mengenai pekerjaan, sekarang kian merambah pembahasan ke hal- hal pribadi terkait hobi dan pernikahan. Hal itulah yang  menjadikan keduanya semakin akrab, tak ayal semakin menumbuhkan benih-benih cinta di hati Ameera.  Sikap Zanky yang ramah dan penuh perhatian membuat Ameera seringkali salah tingkah dan beranggapan bahwa Zanky memang menyukainya.  Ameera yang seringkali membawa bekal makanan dan snack, kerapkali membagi bekalnya dengan Zanky, keduanya makan bersama sembari mengobrol dan bercanda.  "Kak, Pa, Ma ... Fadel mau melamar Neza minggu ini, gimana Pa, Ma?" tanya Neza saat keluarga itu berkumpul di sore hari.  Papa dan Mama Ameera saling bertatapan.  "Kakak gimana Kak ...  Neza boleh nikah duluan, Kak?"  Neza, adik Ameera yang pertama. Selama ini telah menjalin hubungan dengan Fadel, pacarnya setahun belakangan ini.  Kedua orangtuanya pun juga melempar pandangan ke Ameera menanti jawaban.  "Boleh aja ... kenapa nggak?" jawab Ameera.  "Kakak nggak apa-apa?" tanya Mama Ameera.  "Nikah harus disegerakan Ma ... kalau memang rejeki Neza sekarang, iya nggak apa-apa Neza duluan aja Ma."  Insyaallah nanti ada juga jodoh untuk Kakak Ma," jawab Ameera menambahkan.  Awalnya orang tua Ameera sangat keberatan jika Neza terlebih dahulu menikah, mengingat Ameera adalah sulung mereka, namun mendengar jawaban Ameera barusan, keduanya akhirnya menyetujui rencana Neza untuk segera menikah dengan Fadel.  Part 2  Menyesal Bercerai  Tanggal pernikahan Neza telah ditentukan, terhitung tiga bulan sejak lamaran itu datang. Ameera mempersiapkan dirinya dan mentalnya, agar siap menerima pertanyaan dan perlakuan negatif lainnya saat hari pernikahan Neza tiba.  Ameera yang suka memasak, semakin meningkatkan kemampuannya dengan mencoba menu - menu baru dan mempraktekkannya sesuai video tutorial online yang ia dapat.  Setelah memasak, Ameera menyiapkan hasil olahannya untuk makan bersama keluarganya. Salah satu kebiasaan di  keluarganya yaitu berdiskusi saat makan malam, karena saat itulah semua anggota keluarganya dapat berkumpul.  "Kak, kakak mau pelangkah apa Kak?" tanya Neza saat semua anggota keluarganya telah berkumpul.  "Nggak usah Za ... Kakak nggak perlu pelangkah- pelangkah."  "Cukup do'akan Kakak saja semoga segera menikah juga," jawab Ameera sembari tersenyum.  Mengetahui Ameera yang berbesar hati, Neza segera memeluk kakak satu- satunya itu.  Neza cukup tahu diri untuk tak menyudutkan kakaknya terkait pasangan, karena selama ini yang Neza tahu, Ameera tak pernah pacaran dan hingga kini tak pernah ada teman lelaki Ameera yang berkunjung ke rumahnya.  Akad nikah Neza yang berlangsung di masjid sekitar rumahnya berlangsung lancar dan khidmat. Tak sedikit cibiran dan bisikan dari para tetangga  yang menyudutkan Ameera.  "Neza duluan ya yang nikah?"  "Wajar sih ... soalnya Neza cantik, kakaknya belum laku, nggak cantik sih,"  "Ameera bisa- bisa nanti jadi perawan tua lho, apa lagi udah dilangkahi adiknya."  Ameera mendengar jelas semua pembicaraan tentang dirinya, karena ia berada tak jauh dari kumpulan ibu- ibu yang membicarakannya.  Ia terus-menerus berdzikir, mohon kekuatan, agar tak habis kesabaran menghadapi cibiran terkait jodoh.  Secara fisik, Ameera memang berbeda dengan kedua adiknya. Ameera berkulit sawo matang, sementara kedua adiknya berkulit putih. Ameera berhidung kurang mancung dan berlesung pipi.  Saat Ia dan kedua adiknya berjalan, seringkali orang banyak yang salah sangka, karena mengira ia bukan bagian dari tiga bersaudara itu.  Wajah Ameera dan kedua adiknya memang berbeda, jika kedua adiknya berwajah Arab, ia justru tidak. Ia menuruni wajah keluarga ibunya. Sementara kedua adiknya menuruni wajah ayah mereka yang keturunan Aceh Arab.  Seluruh keluarga tampak bahagia dalam acara pernikahan Neza, tak terkecuali Ameera. Ia terus menyunggingkan senyumnya.  Wajah Ameera menunjukkan harapan, masih ada jodoh untuknya. Entah siapa dan dimana sosoknya berada, Ameera masih belum mengetahuinya hingga kini.  Zanky datang dalam acara pernikahan itu beserta keluarganya. Fadel ... suami Neza, merupakan sepupu Zanky.  Zanky melihat sosok Ameera yang tampil berbeda malam ini. Ameera yang seringkali polos tanpa riasan, malam ini wajah Ameera terlihat cantik meski dengan riasan sederhana.  Zanky menghampiri Ameera yang tengah makan. Ameera tak menyadari kehadiran Zanky di sisinya.  "Meera," panggil Zanky yang telah mengambil posisi duduk di samping Ameera.  "Dapat undangan juga, Bang?"  "Fadel itu sepupuku," jawab Zanky.  "Ooo,"jawab Ameera.  "Silahkan dinikmati makanannya, Bang."  Zanky pun akhirnya mengambil menu nasi goreng dan duduk di samping Ameera kembali.  Keduanya makan sambil mengobrol dan bercanda.  Wajah Zanky yang tampan dan duduk di samping Ameera membungkam mulut para undangan yang menyudutkan Ameera.  Mereka mengira Zanky adalah pasangan Ameera.  Kedua orangtua Ameera juga melihat hal itu, keduanya belum mengenal sosok Zanky, yang merupakan teman kerja Ameera.  Papa dan Mama Ameera penasaran dengan sosok Zanky. Keduanya berencana menanyakan hubungan Ameera dan sosok pria itu esok hari.  Zanky dan Fadel meski bukan saudara kandung, tapi keduanya sangat akrab. Fadel seringkali menginap di rumah Zanky, untuk main game bersama atau olahraga bersama, kebetulan keduanya memiliki hobi yang sama, bermain badminton dan tergabung dalam klub yang sama.  Saat berada di pelaminan, Fadel melihat kakak sepupunya itu tengah berbincang dengan Ameera.  Fadel yang mengetahui bahwa Ameera dan Zanky belum menikah serta keduanya telah saling mengenal, Fadel berencana menjodohkan keduanya.  Ia mengungkapkan rencananya itu pada Neza.  "Sayang, coba lihat itu," bisik Fadel pada istrinya seraya menunjukkan arah pandangnya pada istrinya.  Neza melihat keakraban Ameera dengan Fadel.  "Kak Ameera udah punya calon belum, Yang?" tanya Fadel.  "Kalau belum, kita jodohkan saja keduanya ... soalnya Bang Zangky juga belum nikah,"usul Fadel.  "Wah ide bagus tuh," jawab Neza.  "Aku setuju."  Fadel dan Neza memulai misinya yaitu menjodohkan kakak dan Abang sepupunya.  Keduanya mengajak makan malam Zanky dan Ameera di suatu resto.  Fadel, Ameera dan Neza dalam satu mobil menuju ke resto. Kondisi resto yang kekinian, di ruang terbuka dan sangat pas untuk kalangan anak muda sesuai dengan selera keduanya.  Zanky datang lima menit kemudian setelah ketiganya berada di resto. Ameera tak menyangka Zanky akan datang malam ini.  Fadel dan Neza sengaja memamerkan kemesraan keduanya di depan Ameera dan Zanky. Suap- suapan saat makan, mencium tangan dan pipi Fadel lakukan tanpa malu. Hal ini untuk membuat iri Ameera dan Zanky.  "Bang, nggak pengin kayak gini juga?" tanya Fadel seraya menyuapkan makanan ke istrinya.  "Ah kamu ini," ucap Zanky yang mulai risih melihat pemandangan di hadapannya.  Ameera curiga dengan tujuan Neza yang mengajaknya makan malam, Neza dan Fadel sengaja mengatur agar Ameera duduk berpasangan dengan Zanky.  Zanky dan Ameera yang seringkali mendapat candaan dari Fadel membuat keduanya tersipu malu.  "Ayolah Bang, segera nikah, gimana Kak Ameera setujukah?"  "Kak Ameera, Abang Zanky mau melamar kakak boleh?" tanya Fadel pada Ameera tanpa basa-basi.  Fadel mencoba menanyakan kesediaan Ameera.  Ameera yang sejak awal telah jatuh hati pada Zanky, langsung menyetujui lamaran itu. Namun berbeda dengan Zanky, ia menganggap hal itu adalah candaan karena Fadel memang suka bercanda.  "Alhamdulillah Kak Ameera mau Bang," ucap Fadel kegirangan.  "Ayo Bang, tunggu apalagi," ucap Fadel.  Zanky yang mengetahui jawaban Ameera dan mendapat desakan dari Fadel, merasa tertantang.  Ia menggenggam bunga yang tertata di meja, menyodorkan pada Ameera lalu mencoba melamar Ameera.  "Ameera, maukah kau menikah denganku?"  "Menemani hidupku, menjadi ratuku dan menjadi ibu bagi anak-anakku," ucap Zanky.  Ameera tersipu malu melihat tingkah Zanky, ia menganggukkan kepalanya tanda menerima lamaran itu.  "Yes, yes, yes!" seru Zanky.  Pengunjung di resto yang melihat kejadian itu ikut tersenyum dan sebagian mengambil video saat lamaran berlangsung.  Hati Ameera berbunga-bunga, cintanya yang terpendam kini telah sampai pada sang pangeran impian.  Ia tak menyangka, Zanky akan melamarnya malam ini. Sungguh tak tergambar perasaan Ameera saat ini.  Setelah melamar Ameera, Zanky dan Ameera terlihat salah tingkah. Zanky yang tak yakin dengan perasaannya mencoba menerima tantangan Fadel. Hasilnya, Ameera menerima lamarannya.  Zanky berjanji akan melamar Ameera ke keluarganya dalam waktu dekat ini. Kedua pasangan ini pulang dengan ekspresi bahagia.  Sesampainya di rumah, Papa dan Mama Ameera heran dengan sikap Ameera dan Neza yang terlihat bahagia.  "Kak Meera dilamar Ma ... barusan," ujar Neza menyebutkan alasannya.  "Ap - pa ? dilamar?" jawab Mama yang kaget mendengar berita itu.  "Bener Kak?" tanyanya ke Ameera memastikan.  "Iya Ma," jawab Ameera malu-malu seraya memeluk Mamanya.  "Alhamdulillah," ujar Papa Ameera menimpali.  "Jadi kapan dia mau kesini, Kak?" tanya Papa.  "Minggu depan Pa rencananya,"  "Bapak ibunya Bang Zangky lagi di Australia Pa, jadi minggu depan mereka rencana kesini," jawab Ameera menjelaskan.  "Oo namanya Zanky, Kak?" tanya Mama Ameera menggoda putri sulungnya yang tengah malu- malu.  "Teman dimana, Kak?" ucap Mama Ameera penasaran.  "Teman kerja, Ma."  "Dosen juga, Kak?"  "Iy Ma."  Setelah melamar Ameera secara pribadi, Zanky meminta keluarganya untuk melamar Ameera. Bapak dan Ibu Zanky tentu saja senang mendengar hal itu, keduanya tak sabar ingin segera pulang ke tanah air dan melamar Ameera untuk Zanky.  Bapak dan Ibu Zanky tak mengira, putra bungsu mereka akan segera menikah. Meski tak pernah membawa seorang gadis ke rumah, namun ternyata Zanky telah menemukan gadis pujaannya.  Teman- teman Zanky di kampus belum mengetahui kabar bahagia ini. Sikap Zanky dan Ameera yang semula akrab, kini keduanya saling menjaga jarak, bila tak sengaja berdekatan keduanya akan salah tingkah.  Zanky tak mengira akan menemukan jodoh di sekitarnya, bukan dari daerah yang jauh, namun berada di sebelah ruangannya.  Bila di awal  pertemuan, Zanky tak tertarik pada Ameera, namun kini semuanya berbalik. Setelah mendapat tantangan dari Fadel, Zanky menyadari dirinya semakin terpikat pada Ameera, ia kini  makin jatuh cinta pada Ameera.  Ameera dengan penampilan sederhananya, tanpa make-up, tanpa menggunakan perhiasan yang berlebih, tetap menunjukkan pesonanya dengan prestasinya.  Selain terampil dalam hal pelatihan kegawatdaruratan pasien, Ameera juga telah memiliki banyak tulisan yang dimuat baik di jurnal Nasional dan internasional. Hal inilah yang seringkali membuat Zanky minder.  Meski memiliki banyak karya tulisan, Ameera tak pernah menyombongkan dirinya. Ia tak pernah pelit ilmu saat teman-temannya memintanya berbagi ilmu terkait publikasi.  "Bu Meera, punyaku dapat masukan nih, disuruh benerin referensinya pake urut angka?" tanya Sofia, salah satu dosen di kampus itu pada Ameera.  "Oh itu vancouver style Bu, pake aplikasi mendeley aja Bu, biar lebih praktis bikinnya," jawab Ameera menjelaskan pada Sofia secara panjang lebar.  Ameera dengan sabar menjelaskan tahapan penggunaan aplikasi itu pada teman-temannya yang bertanya padanya.  Melihat hal itu, Zanky ingin sekali ikut bergabung dalam pembicaraan mengenai aplikasi itu, karena ia baru mendengar aplikasi itu.  Zanky ragu untuk bertanya pada Ameera karena tak ingin membuat Ameera salah tingkah berada di dekatnya.  Zanky memenuhi janjinya, ia membawa serta keluarganya ke rumah Ameera.  Setelah mendapatkan persetujuan Ameera mengenai lamaran Zanky, kedua keluarga itu melakukan kesepakatan mengenai tanggal pernikahan.  Kesepakatan itu berjalan alot karena orang tua Ameera bersikukuh untuk mengadakan pernikahan tahun depan, sementara keluarga Zanky meminta pernikahan dipercepat dalam waktu 2 bulan ke depan, semua persiapan pernikahan akan dilakukan oleh pihak wedding organizer milik keluarga Zanky.  "Kalau 2 bulan ke depan masih Desember Pak, januari aja pak yang pas."  "Saya tidak mau terjadi sesuatu pada anak Saya kalau setahun menikahkan 2 anak gadis," papar Papa Ameera mengenai alasannya.  Keluarga besar Papa Ameera berkeyakinan jika ada pernikahan 2 saudara kandung dalam waktu setahun, maka dapat timbul hal- hal yang dapat mencelakakan salah satu pasangan pengantin. Hal itulah yang membuat Papa Ameera ngotot pernikahan Ameera harus di tahun depan.  "Ameera juga lahir bulan januari, gimana kalau sesuai tanggal lahirmu saja Meer?" tanya Papa Ameera.  Ameera yang tampak malu-malu malam itu menyetujui tanggal itu. Keputusan tanggal nikah Ameera dan Zanky telah diputuskan 5 Januari 2020.  Keluarga Zanky akhirnya menyetujui tanggal pernikahan itu dengan mahar  berupa emas seberat 51 gram dan uang sebesar Rp. 2.020.000, mahar ini disesuaikan dengan tanggal pernikahan Ameera dan Zanky.  Pada awalnya, Ameera tidak menentukan mahar, namun karena mahar adalah hal  wajib yang harus  diberikan oleh pihak mempelai laki-laki, maka Papa Ameera pun menentukan mahar itu.  Ameera dan Zanky diminta oleh keluarga besar keduanya untuk dipingit sementara menjelang pernikahan. Namun hal itu tak bisa keduanya wujudkan, mengingat menjelang pernikahan mereka, banyak pekerjaan yang menggunung di akhir semester. Terpaksa keduanya harus saling berkomunikasi demi pekerjaan.  Acara lamaran itu berakhir pukul 22.30 setelah sebelumnya keluarga besar itu makan malam bersama dan bersenda gurau menggoda sang calon pengantin.  Keluarga Zanky bersedia menanggung sebagian besar biaya pernikahan keduanya yang direncanakan akan dilangsungkan di salah satu gedung PKK pusat kota.  Zanky yang malam itu tampak gugup saat melamar Ameera menjadi objek candaan kedua keluarga itu.  "Duh mantu ... baru ngelamar udah gugup, awas aja ya entar pas akad salah sebut nama anak saya, langsung batal nikahnya hehehe," ucap Papa Ameera berkelakar.  Zanky yang mendengar hal itu hanya mampu menggaruk kepalanya sambil tersenyum malu.  "Enggak, Om ... sekali napas langsung lancar entar," jawab Zanky meyakinkan.  "Ameera ... mau hadiah pernikahan apa dari Bapak Ibu, Nak?" tanya Bapak Zanky pada Ameera.  Ameera tampak malu mau menjawab.  Zanky pun berseloroh.  "Liburan kemana aja Pak asal sama Zanky, pasti Ameera mau."  Semua yang mendengar hal itu tergelak.  Ameera yang mendengar hal itu hanya tersipu. Ia menunduk dan tersenyum malu.  Papa dan Mama Ameera tak menyangka, sulung mereka akan bertemu jodohnya secepat itu, bahkan Zanky meminta pernikahannya dipercepat dua bulan ke depan.  Ameera yang berprinsip tak ingin pacaran ternyata memiliki calon suami yang memiliki paras menawan, berperawakan layaknya model.  Hal ini semakin menambah keterkejutan Papa dan Mama Ameera, karena Zanky tak pernah datang ke rumah Ameera sebelumnya, bahkan saat datang pertama berkunjung pun, Zanky telah datang bersama orang tuanya melamar Ameera.  Teman - teman di kampus Zanky curiga akan perubahan sikap keduanya yang tak lagi akrab, bahkan cenderung menjauhi bagai orang tak kenal satu sama lainnya.  Tanpa sepengetahuan mereka pula, Zanky dan Ameera tetap berkomunikasi melalui pesan di sosial media. Setelah lamarannya diterima oleh Ameera, Zanky pun kerap berkunjung ke rumah Ameera membicarakan persiapan pernikahan keduanya.  Saat tengah rapat prodi, Zanky mengirimkan pesan ke aplikasi hijau Ameera.  [Nanti malam aku mau ke rumah ya, ada beberapa hal yang harus kita bicarakan]  [Ok, Bang]  Kabar mengenai rencana pernikahan Ameera dan Zanky memang sengaja dirahasiakan oleh keduanya, mengingat Ameera adalah pegawai baru.  Salah satu peraturan di kampus itu menyebutkan, suami istri dilarang bekerja 1 jurusan atau dalam program studi yang sama. Untuk itulah, Zanky dan Ameera merahasiakan hal itu sembari memikirkan nasib mereka ke depannya.  Akankah Zanky atau Ameera yang keluar dari kampus itu? Ataukah Zanky memilih studi lanjut agar Ameera dapat bekerja sementara sembari mencari kampus yang baru.  Pukul 20.00 Zanky telah siap untuk berkunjung ke rumah Ameera, malam ini Zanky menggunakan kaos berlengan pendek dan celana jeans, jaket serta parfum aroma woody untuk menyempurnakan penampilannya.  Ameera yang telah mengetahui bahwa Zanky akan berkunjung, telah menyiapkan segala sesuatunya, mulai dari masakan dan penampilannya. Keluarga Ameera telah mengakui hasil masakan Ameera memang paling lezat diantara yang lainnya.  Papa dan Mama Ameera selalu meminta Zanky untuk makan malam bersama kala berkunjung, untuk mendekatkan dua keluarga juga mengobrol santai saat makan.  "Ayo makan dulu kita sama-sama," ajak Papa Ameera saat mengetahui Zanky datang.  Wajah Zanky yang menawan ditambah sikap Zanky yang sopan membuat Papa dan Mama Ameera merasa tak salah pilih menantu.  Setelah makan Zanky dan Ameera mengobrol di ruang tamu bersama orang tua Ameera.  "Gini Om, Tante... Saya ada rencana melanjutkan studi S3, tapi masih belum tahu dimana,"  "Kira- kira Ameera sanggup nggak LDR atau nanti mau resign setelah menikah, mengingat kami 1 kampus?"  Ameera yang merasa masa kerjanya baru saja mencapai setahun lamanya, sangat keberatan jika ia harus resign karena menikah.  "Kalau Meera sanggup LDR, Meera bisa tinggal disini atau di rumah Ibu," ucap Zanky menambahkan.  "Tahun lalu Saya sudah mencoba mendaftar S3 di luar negeri, tapi masih belum rejeki... jadi rencana Saya mau mencoba mendaftar di kampus dalam negeri," papar Zanky.  "Gimana Kak sanggup LDR atau mau resign?" tanya Mama Ameera.  "Sayang Ma... kalau Kakak resign, Kakak baru kerja Ma, jadi masih pengin kerja."  “LDR aja, Bang.”  “Insyaallah Meera sanggup.”  "Jadi Meera tetap harus resign kah atau masih bisa kerja di kampus Bang?" tanya Papa Ameera.  "Nanti coba Zanky tanyakan ke HRD, Om."  "Karena Zanky nantinya off kerja selama studi, mudah- mudahan Ameera masih bisa tetap kerja dan nggak perlu resign dari kampus," jawab Zanky.  Ameera bimbang, karena nasib pekerjaannya masih belum pasti.  Ada kemungkinan dirinya harus resign setelah menikah.  Zanky mencoba berkonsultasi mengenai hal ini dengan pihak HRD kampusnya.  Hasil dari konsultasi itu menyebutkan bahwa Ameera tetap harus resign meski suaminya tengah studi lanjut.  Zanky segera mengirimkan info mengenai hal itu ke aplikasi hijau Ameera.  [Meera, pihak HRD tetap nyuruh resign, gimana dong?]  [Yah] balas Ameera disertai emoticon menangis.  [Entar malam kita obrolin di rumah aja, Bang]  Zanky merasa perlu membicarakan ini secara pribadi dengan Ameera dan keluarga, karena hal ini menyangkut kehidupannya setelah menikah nanti.  "Tadi Abang udah ke HRD, saran dari HRD, Ameera tetap harus resign walaupun Abang studi lanjut." Ucap Zanky.  "Jadi kira- kira kalau resign, Ameera penginnya kerja atau ikut Abang?" tanya Zanky.  "Abang sih enggak melarang Ameera kerja,"  "Tapi ... kalau Ameera mau ikut Abang boleh juga," lanjut Zanky memberi alternatif pilihan pada Ameera.  "Ameera penginnya tetap kerja disini Bang," jawab Ameera.  "Kalau misal nanti Ameera resign, Abang sebagai suami ... tetap mendukung apapun keinginan dan cita-cita Ameera," ucap Zanky sebelum ia pamit pulang karena esok hari ia akan pergi tugas ke luar kota.  Seminggu sebelum hari pernikahan, Ameera mengundurkan diri dari kampusnya, ia akan mempersiapkan pernikahannya. Meski keputusan ini berat bagi Ameera yang baru saja menikmati pekerjaannya sebagai dosen, namun ia percaya, Allah akan bukakan pintu-pintu rejeki bagi orang yang menikah sesuai janjiNya.  Neza dan Mama Ameera membawa Ameera ke salon untuk perawatan tubuh dan wajah. Ia melakukan facial, cream bath, luluran, ratus dan perawatan lainnya agar menunjang kondisinya saat hari- H.  Baju pengantin adat Jawa dipilih oleh Ameera untuk pernikahannya, berwarna coklat muda. Ia telah melakukan fitting baju pengantin dan baju itu terlihat pas di badannya.  Zanky dan keluarga telah bersiap menuju salah satu masjid di pusat kota, tempat acara akad nikahnya akan berlangsung.  Ia telah menghafalkan lafal akad semalam dan berharap diberi kelancaran saat akad. Setelah seminggu lamanya ia dipingit, kini saatnya ia bertemu sang istri.  "Saya terima nikah dan kawinnya Ameera Saqila dengan mas kawin dibayar tunai," ucap Zanky sembari menjabat tangan Papa Ameera.  "Sah." Seketika suara sah menggema di dalam masjid.  "Alhamdulillah."  Papa Ameera tak kuasa menahan rasa haru. Ia menyeka air mata di sudut matanya. Tanggung jawabnya kini berpindah pada Zanky.  Ameera yang telah berbaju kebaya putih juga turut haru mendengar kata akad dari Zanky. Ia diiringi oleh Mama dan Neza diposisikan di samping Zanky.  Ameera mencium tangan Zanky untuk pertama kalinya dan Zanky pun mencium dahinya seraya mendoakan keberkahan keluarga kecil mereka.  Setelah menanda tangani buku nikah, keduanya lalu memohon do'a pada orang tua mereka. Momen haru ini juga merupakan kesempatan orang tua untuk memberi pesan pada keduanya agar kelak mampu menghadapi ujian rumah tangga.  "Jika Ameera salah, tegurlah Nak. Bimbing dia ... Jika Kau tak lagi menginginkannya, kembalikan ia secara baik-baik pada kami. Jangan sakiti anakku." pesan Papa Ameera seraya menepuk pundak Zanky.  Berkali-kali Papa dan Mama Ameera terlihat mengusap air mata di sudut mata.  Prosesi ini dilanjutkan dengan foto bersama dan makan bersama. Ameera tampak malu dan grogi saat fotografer mengarahkan keduanya untuk berfoto berdua.  "Alhamdulillah aku seneng banget hari ini," ucap Zanky.  "Alhamdulillah ya Bang ... lancar," jawab Ameera menimpali.  Setelah prosesi akad selesai, keduanya berganti baju adat pengantin Jawa, sesuai asal keluarga Ameera.  Ameera menggunakan kebaya coklat muda, Zanky pun juga menggunakan beskap berwarna senada.  Ini adalah momen pertama dalam hidup Zanky berpakaian adat Jawa, selain memakai beskap, juga dilengkapi dengan jarik, blangkon dan sandal selop khusus.  Sambil menunggu Ameera yang tengah bersiap, Zanky melakukan swafoto berkali-kali. Ia tampak senang menggunakan baju pengantinnya. Setelah siap, keduanya menuju tempat resepsi dengan mengendarai mobil pengantin.  Berkali-kali Zanky menatap wajah istrinya yang tampak berbeda di hari bahagianya ini. Ameera yang menyadari tatapan Zanky merasa malu, ia tersipu.  Zanky menggenggam tangan Ameera sepanjang acara berlangsung. Ia ingin membuktikan pada para undangan, bahwa Ameera adalah miliknya.  Setelah menikah, Zanky membawa Ameera tinggal bersama mamanya, yang tinggal hanya bersama Zanky, kebetulan ayah tiri Zanky bekerja di bidang pelayaran hingga seringkali tak ada di rumah.  Panggilan keduanya pun kini telah berubah. Zanky memanggil istrinya dengan Yang, sementara Ameera memanggil Zanky dengan panggilan Bang dari kata abang, hal ini sesuai permintaan Zanky yang ingin dipanggil Abang.  Pilihan yang sulit bagi Ameera untuk melepas pekerjaannya, tapi itu sementara. Zanky mengizinkan Ameera untuk mencoba mendaftar PNS Dosen, jika telah dibuka lowongan PNS.  Meski rumah orang tuanya 1 kota dengan rumah mertuanya, tapi Ameera tetap tak bisa tinggal dengan orang tuanya, karena Zanky tak mengizinkan. Ia hanya diperbolehkan tinggal bersama orang tuanya saat Zanky telah berangkat studi lanjut.  Keluarga besar Zanky tengah berkumpul di rumah Zanky untuk menyambut mantu baru keluarga itu.  "Yang... ini lho makanan kesukaanku, sayur asem, ikan asin goreng, tempe goreng kriuk sama sambel terasi, apalagi buatan Ibu,"  "Pasti Aku nambah-nambah makannya," lanjut Zanky.  "Belajar bikin ini ya Yang sama Ibu," pinta Zanky.  Ameera pun mencoba mencicipi masakan mertuanya, rasa asam berpadu asin terasa sangat lezat.  "Enak banget," pujinya.  Ameera pun makan siang bersama dengan anggota keluarga Zanky yang lainnya.  Semua keluarga Zanky menyambut Ameera dengan ramah.  Ameera yang memiliki bakat memasak, sangat senang membantu mertuanya memasak, sembari mengakrabkan dirinya dengan mertua. Mertuanya sangat baik, ia beruntung mertuanya bukan seperti mertua yang di sinetron, sangat kejam pada menantu.  Ibu mertuanya banyak mengajarinya membuat kue- kue khas Lebaran, seperti kastengel, nastar dan putri salju, cemilan ini seringkali dibuat oleh ibu mertuanya menjelang Lebaran.  Seperti biasanya ibu mertuanya mendapatkan banyak orderan kue kering untuk Lebaran, untuk tahun ini orderan yang seringkali membuat mertuanya kerepotan, kini menjadi lebih ringan karena Ameera ternyata sangat lihai membuat kue.  Ameera mencoba berbagai kreasi kue kering dan mencoba menyajikannya di depan keluarga Zanky.  "Wah, kenapa nastarnya bentuknya lain, Nek?" tanya salah satu keponakan Zanky.  "Lucu nek bentuknya, Aku suka," ucap bocah SD itu sembari mengambil beberapa potong nastar dari toples.  Jika ibu mertuanya membuat nastar berbentuk bulat, maka Ameera membuatnya menjadi bentuk keranjang, daun dan bunga. Hal ini ternyata menarik minat pelanggan mertuanya untuk memesan nastarnya.  Ameera sangat bersyukur, selain mendapatkan mertua yang baik, jalan rejekinya ternyata tak jauh-jauh dari hobi memasaknya.  Ia pun mencoba mempromosikan melalui sosial medianya kue- kue buatannya, selain kue kering, ia juga membuat black forest dan puding buah.  Saat ia menyajikan puding buah buatannya di depan keluarga Zanky saat pengajian keluarga, banyak anggota keluarganya yang memuji, bahkan Zanky pun ketagihan, ia mengambil puding buah buatan istrinya beberapa potong.  Zanky dan Ameera tengah menikmati manisnya pengantin baru, tak ada lagi kecanggungan diantara keduanya. Keduanya saling membuka diri, saling mengenali sifat masing-masing dan mengenali makanan kesukaan serta hobi masing-masing.  Keduanya seringkali menghabiskan waktu dengan menonton TV bersama saat malam hari dan sarapan pagi, karena di waktu itulah Zanky berada di rumah.  Ameera pun berusaha menyajikan masakan olahannya sendiri. Zanky semakin menyukai Ameera karena kelebihannya mengolah dan meracik makanan hingga selezat masakan Mamanya.  "Masak apa, Yang?" tanya Zanky yang tengah menuruni anak tangga di dalam rumahnya untuk menuju dapur.  "Harumnya menggoda, pasti enak," lanjut Zanky.  Sembari mengobrol keduanya sarapan, saking asyiknya mengobrol membuat makan Zanky pun makin nikmat, ia pun menambahkan porsi makannya,   "Lahap sekali Bang Zanky makannya ya," batin Ameera.  "Kalau masakanku nggak enak, pasti dia nggak sampe nambah-nambah kayak gitu, Alhamdulillah kalau Bang Zanky suka," ucap Ameera dalam hati.  "Enak ya, Bang?" tanya Ameera memastikan.  "Nggak enak kok," jawab Zanky santai.  Wajah Ameera yang semula terlihat tersenyum menjadi cemberut.  "Kalau enggak enak, pastilah Abang nggak nambah, Yang," lanjut Zanky.  "Makasih ya ... udah masakin Abang masakan yang enak banget," ucap Zanky sembari mencium pergelangan tangan Ameera.  Ameera tersenyum senang mendengar pujian dari suaminya.  Masakan Ameera yang lezat tak hanya diakui oleh Zanky, namun semua anggota keluarga Ghazi juga turut mengakui bahwa Ameera memang jago memasak.  Ameera yang menikmati hobinya memasak membuat berat badan Zanky dan Ameera melonjak drastis, tak tanggung-tanggung dalam waktu 2 bulan pernikahan, keduanya mengalami peningkatan berat badan sebanyak 8 kg.  Tubuh Ameera dan Zanky kian berisi, beberapa camilan dan masakan yang dibuatnya membuat nafsu makan keduanya meningkat.  Sebelum menikah, Ameera telah melakukan kesepakatan dengan Zanky bahwa keduanya akan menjalani LDR selama Zanky studi lanjut doktoral.  Zanky mempersiapkan dirinya sebaik mungkin agar tahun ini dapat melanjutkan studinya, ia mencari informasi dari berbagai PTN dan setelahnya ia menjalani beberapa tes masuk di berbagai PTN di Pulau Jawa dan Sulawesi.  Setelah tiga bulan pernikahan keduanya, barulah terkuak sifat asli masing-masing. Zanky yang lebih suka perempuan bersolek, rapi dan wangi seringkali kesal tatkala melihat istrinya dengan daster rumahan, bau bawang dan tak bersolek.  Zanky hanya memendam kekesalannya, hingga waktu berpisah itu tiba.  'Sabar Zank ... Sabar, bentar lagi kamu terbebas dari istrimu.' ucap batin Zanky.  Ameera beranggapan bahwa saat di rumah, ia mengurus pesanan roti dan mengurus rumah, cukuplah baginya mandi dan memakai parfum, ia memang tak pandai bersolek seperti kedua adiknya. Ia lebih suka tampil tanpa make - up.  Sementara bagi Zanky, studi lanjut adalah hal yang diimpikan Zanky, selain itu ia juga terbebas dari rasa muak melihat tampilan istrinya tak pandai bersolek.  Meski istrinya pandai memasak, ia memasang tampang pura- pura penuh senyum dan penuh cinta pada Ameera saat memuji masakan istrinya.  Saat dulu masih bekerja pun, Ameera juga hanya memakai bedak tipis dan lipstik agar wajahnya tak nampak pucat saat mengajar, Zanky saat itu tak mempermasalahkan kebiasaan Ameera itu.  Kini, setelah Ameera menjadi miliknya, ia merasa Ameera tak sedap dipandang, hingga ia malu membawa Ameera ke kondangan dan mengenalkannya pada teman-temannya.  Teman-teman Zanky tahu kebiasaan Zanky yang menyukai perempuan cantik dan pandai bersolek, ia tak ingin malu di depan mereka, karena Ameera tak secantik dua mantannya dulu.  Zanky mendapatkan pemberitahuan mengenai studi lanjutnya melalui web kampus, namanya termasuk dalam salah 1 mahasiswa doktoral yang diterima di salah satu kampus di Yogyakarta.  "Yes, yes, yes, Alhamdulillah," soraknya kegirangan.  Ia membaca pengumuman itu saat di kampus, segera ia mengurus ke bagian HRD dan prodi untuk mengurus keaktifan bekerjanya, karena selagi kuliah ia akan dinonaktifkan sementara dari pekerjaannya.  Ia terus tersenyum bahagia, impiannya untuk segera berpisah dari istrinya akan segera terwujud. Hal itulah yang membuatnya sangat bahagia.

Hai teman, ini karya pertamaku di karya karsa, Menyesal bercerai ini juga udah terbit di KBM App dan Joylada, bentar lagi mau dicetak niy, mau baca lengkap bisa disni juga ya, mohon dukungannya

Part 1

"Oh dosen baru, Mbak?" tanya Zanky saat pertama bertemu Ameera.

"Iya pak," jawab perempuan itu.

"Lulusan mana?"

"Australia pak."

"Wah mantap," ucap Zanky seraya memuji.

Itulah perkenalan singkat Zanky dengan Ameera, seorang dosen baru di kampusnya.

Zanky yang baru saja sampai di ruangannya setelah selesai mengajar, mendapati seorang perempuan duduk di ruang kosong sebelahnya.

Sebelumnya, Zanky telah mendengar info mengenai hadirnya dosen baru dalam waktu dekat. Rencananya dosen baru itu akan menempati ruang kosong di sebelahnya.

Zanky Fathan Omer, dosen idola di prodi keperawatan itu memang sosok yang ramah pada siapapun. Selain itu, ia juga pribadi yang rendah hati.

Wajahnya yang tampan, kulitnya yang putih, tubuh proporsional serta berlesung pipi kanan itu hingga usia 30 tahun masih betah menyendiri.

Meski menurut sebagian orang, ia berwajah tampan. Tapi dari segi percintaan, ia seringkali tak beruntung. Dua perempuan yang sebelumnya dekat dengannya, telah menikah dengan pria lain.

Dalam keluarga Zanky, kedua kakaknya telah menikah dan dirinya adalah bungsu yang sangat dimanja Ibunya. Ayah Zanky, telah meninggal setahun yang lalu karena penyakit jantung.

Kedua kakak Zanky tinggal berdekatan dengan ibunya dalam  1 kompleks perumahan. Seringkali sepulang sekolah atau hari libur,  ketiga cucu ibunya bermain bahkan menginap di rumahnya, hingga membuat suasana rumahnya kian ramai oleh celotehan tiga anak sekolah.

Setelah gagal kedua kalinya untuk menikah, Zanky belum berpikir kembali untuk menikah.

Meski candaan dan desakan untuk menikah  seringkali datang padanya, ia menanggapinya santai.

Banyak mahasiswa dan rekan di kampusnya yang cantik, namun belum satupun yang mampu membuat debar jantungnya makin cepat.

"Pak, besok pelatihan kegawatdaruratannya bapak timnya nambah 1 orang pak," ucap Sapto, rekan dosen Zanky.

"Tambah satu ... siapa?"

"Bu Ameera pak."

"Bu Ameera?" tanya Zanky.

"Iya pak, dosen baru yang ruangannya di samping Bapak," jelas Sapto mengenai Ameera.

"Ooo ... namanya Ameera,"gumam Zanky.

Saat perkenalan pertama Zanky tak ada ketertarikan dengan Ameera, karena Ameera terlihat polos tanpa make-up, ia lebih menginginkan calon istri yang pandai berdandan.

Dua perempuan yang ia dekati sebelumnya, adalah perempuan modis, pandai berdandan dan berhijab.

Sangat jauh berbeda dengan Ameera.

Hari demi hari, keduanya menjadi sering mengobrol dan bekerja satu tim. Obrolan keduanya seringkali membahas hobi, pekerjaan dan film.

Ameera juga menunjukkan kecakapannya dalam mengajar dan memberi pelatihan pada mahasiswa.

Zanky pun semakin salut dan kagum pada teman barunya itu.

Diam- diam Zanky mulai mengakui kelebihan Ameera, ia menjalani hubungan ini sebatas pertemanan di kampus.

Bila di kemudian hari Ameera adalah jodohnya, ia mungkin tak bisa menolak. Karena bisa saja jodoh hadir karena terbiasa berinteraksi dan tak ada pilihan lain.

Tapi untuk saat ini, Zanky tak terpikir bahwa Ameera adalah jodohnya.

Ia masih ingin mengenal Ameera lewat pertemanan yang baru saja terjalin.

Ameera Saqila, gadis berusia 28 tahun, baru saja menyelesaikan pendidikan magister keperawatannya di salah satu kampus bergengsi di Negeri Kanguru.

Ia melamar pekerjaan sebagai dosen di salah satu kampus swasta di kotanya.

Putri pertama dari tiga bersaudara ini seringkali tak percaya diri, karena kedua adik perempuannya berkulit lebih cerah dan bertubuh ideal.

Ameera merasa tak cantik karena kulitnya yang sawo matang dan badannya yang mudah sakit. Membuatnya tak percaya diri saat berada di tengah- tengah adiknya.

Kedua adiknya juga telah bekerja sebagai pegawai bank.

Sementara Ameera baru saja diterima bekerja sebagai dosen yang notabene bergaji lebih kecil dibanding adik- adiknya.

Bila kedua adiknya seringkali berdandan, rutin memakai produk perawatan kulit dan ke salon. Maka hal itu berbeda dengan dirinya, ia lebih suka menghabiskan waktunya dengan memasak, menanam dan membaca novel atau buku di kamarnya.

"Pak, ini sarapannya ... tadi saya yang buat lho Pak," seraya mengangsurkan bekal makanan untuk Zanky.

"Ini buat Saya?" tanya Zanky memastikan.

"Wah makasih ya."

"Baunya enak ... rasanya kayaknya enak ini."

"Coba aja, Pak," pinta seorang mahasiswa perempuan.

"Saya permisi ya, Pak."

"Iya," jawab Zanky seraya tersenyum.

Ameera mendengar obrolan dari ruang sebelahnya.

al itu biasa terjadi, mengingat Zanky dosen idola disitu, tak heran banyak mahasiswi yang menaruh simpati dan perhatian pada Zanky.

Seperti pagi ini, saat baru saja Ameera sampai di ruangannya. Ia mendengar suara mahasiswi di ruang sampingnya yang merupakan ruang Zanky mengantar bekal sarapan untuk Zanky.

interaksi Zanky dengan Ameera menjadi semakin sering, setelah keduanya menjadi anggota tim pengajar mata kuliah yang sama dan tim riset bersama.

Jika semula keduanya hanya membahas mengenai pekerjaan, sekarang kian merambah pembahasan ke hal- hal pribadi terkait hobi dan pernikahan. Hal itulah yang  menjadikan keduanya semakin akrab, tak ayal semakin menumbuhkan benih-benih cinta di hati Ameera.

Sikap Zanky yang ramah dan penuh perhatian membuat Ameera seringkali salah tingkah dan beranggapan bahwa Zanky memang menyukainya.

Ameera yang seringkali membawa bekal makanan dan snack, kerapkali membagi bekalnya dengan Zanky, keduanya makan bersama sembari mengobrol dan bercanda.

"Kak, Pa, Ma ... Fadel mau melamar Neza minggu ini, gimana Pa, Ma?" tanya Neza saat keluarga itu berkumpul di sore hari.

Papa dan Mama Ameera saling bertatapan.

"Kakak gimana Kak ...  Neza boleh nikah duluan, Kak?"

Neza, adik Ameera yang pertama. Selama ini telah menjalin hubungan dengan Fadel, pacarnya setahun belakangan ini.

Kedua orangtuanya pun juga melempar pandangan ke Ameera menanti jawaban.

"Boleh aja ... kenapa nggak?" jawab Ameera.

"Kakak nggak apa-apa?" tanya Mama Ameera.

"Nikah harus disegerakan Ma ... kalau memang rejeki Neza sekarang, iya nggak apa-apa Neza duluan aja Ma."

Insyaallah nanti ada juga jodoh untuk Kakak Ma," jawab Ameera menambahkan.

Awalnya orang tua Ameera sangat keberatan jika Neza terlebih dahulu menikah, mengingat Ameera adalah sulung mereka, namun mendengar jawaban Ameera barusan, keduanya akhirnya menyetujui rencana Neza untuk segera menikah dengan Fadel.

Part 2

Menyesal Bercerai

Tanggal pernikahan Neza telah ditentukan, terhitung tiga bulan sejak lamaran itu datang. Ameera mempersiapkan dirinya dan mentalnya, agar siap menerima pertanyaan dan perlakuan negatif lainnya saat hari pernikahan Neza tiba.

Ameera yang suka memasak, semakin meningkatkan kemampuannya dengan mencoba menu - menu baru dan mempraktekkannya sesuai video tutorial online yang ia dapat.

Setelah memasak, Ameera menyiapkan hasil olahannya untuk makan bersama keluarganya. Salah satu kebiasaan di  keluarganya yaitu berdiskusi saat makan malam, karena saat itulah semua anggota keluarganya dapat berkumpul.

"Kak, kakak mau pelangkah apa Kak?" tanya Neza saat semua anggota keluarganya telah berkumpul.

"Nggak usah Za ... Kakak nggak perlu pelangkah- pelangkah."

"Cukup do'akan Kakak saja semoga segera menikah juga," jawab Ameera sembari tersenyum.

Mengetahui Ameera yang berbesar hati, Neza segera memeluk kakak satu- satunya itu.

Neza cukup tahu diri untuk tak menyudutkan kakaknya terkait pasangan, karena selama ini yang Neza tahu, Ameera tak pernah pacaran dan hingga kini tak pernah ada teman lelaki Ameera yang berkunjung ke rumahnya.

Akad nikah Neza yang berlangsung di masjid sekitar rumahnya berlangsung lancar dan khidmat. Tak sedikit cibiran dan bisikan dari para tetangga  yang menyudutkan Ameera.

"Neza duluan ya yang nikah?"

"Wajar sih ... soalnya Neza cantik, kakaknya belum laku, nggak cantik sih,"

"Ameera bisa- bisa nanti jadi perawan tua lho, apa lagi udah dilangkahi adiknya."

Ameera mendengar jelas semua pembicaraan tentang dirinya, karena ia berada tak jauh dari kumpulan ibu- ibu yang membicarakannya.

Ia terus-menerus berdzikir, mohon kekuatan, agar tak habis kesabaran menghadapi cibiran terkait jodoh.

Secara fisik, Ameera memang berbeda dengan kedua adiknya. Ameera berkulit sawo matang, sementara kedua adiknya berkulit putih. Ameera berhidung kurang mancung dan berlesung pipi.

Saat Ia dan kedua adiknya berjalan, seringkali orang banyak yang salah sangka, karena mengira ia bukan bagian dari tiga bersaudara itu.

Wajah Ameera dan kedua adiknya memang berbeda, jika kedua adiknya berwajah Arab, ia justru tidak. Ia menuruni wajah keluarga ibunya. Sementara kedua adiknya menuruni wajah ayah mereka yang keturunan Aceh Arab.

Seluruh keluarga tampak bahagia dalam acara pernikahan Neza, tak terkecuali Ameera. Ia terus menyunggingkan senyumnya.

Wajah Ameera menunjukkan harapan, masih ada jodoh untuknya. Entah siapa dan dimana sosoknya berada, Ameera masih belum mengetahuinya hingga kini.

Zanky datang dalam acara pernikahan itu beserta keluarganya. Fadel ... suami Neza, merupakan sepupu Zanky.

Zanky melihat sosok Ameera yang tampil berbeda malam ini. Ameera yang seringkali polos tanpa riasan, malam ini wajah Ameera terlihat cantik meski dengan riasan sederhana.

Zanky menghampiri Ameera yang tengah makan. Ameera tak menyadari kehadiran Zanky di sisinya.

"Meera," panggil Zanky yang telah mengambil posisi duduk di samping Ameera.

"Dapat undangan juga, Bang?"

"Fadel itu sepupuku," jawab Zanky.

"Ooo,"jawab Ameera.

"Silahkan dinikmati makanannya, Bang."

Zanky pun akhirnya mengambil menu nasi goreng dan duduk di samping Ameera kembali.

Keduanya makan sambil mengobrol dan bercanda.

Wajah Zanky yang tampan dan duduk di samping Ameera membungkam mulut para undangan yang menyudutkan Ameera.

Mereka mengira Zanky adalah pasangan Ameera.

Kedua orangtua Ameera juga melihat hal itu, keduanya belum mengenal sosok Zanky, yang merupakan teman kerja Ameera.

Papa dan Mama Ameera penasaran dengan sosok Zanky. Keduanya berencana menanyakan hubungan Ameera dan sosok pria itu esok hari.

Zanky dan Fadel meski bukan saudara kandung, tapi keduanya sangat akrab. Fadel seringkali menginap di rumah Zanky, untuk main game bersama atau olahraga bersama, kebetulan keduanya memiliki hobi yang sama, bermain badminton dan tergabung dalam klub yang sama.

Saat berada di pelaminan, Fadel melihat kakak sepupunya itu tengah berbincang dengan Ameera.

Fadel yang mengetahui bahwa Ameera dan Zanky belum menikah serta keduanya telah saling mengenal, Fadel berencana menjodohkan keduanya.

Ia mengungkapkan rencananya itu pada Neza.

"Sayang, coba lihat itu," bisik Fadel pada istrinya seraya menunjukkan arah pandangnya pada istrinya.

Neza melihat keakraban Ameera dengan Fadel.

"Kak Ameera udah punya calon belum, Yang?" tanya Fadel.

"Kalau belum, kita jodohkan saja keduanya ... soalnya Bang Zangky juga belum nikah,"usul Fadel.

"Wah ide bagus tuh," jawab Neza.

"Aku setuju."

Fadel dan Neza memulai misinya yaitu menjodohkan kakak dan Abang sepupunya.

Keduanya mengajak makan malam Zanky dan Ameera di suatu resto.

Fadel, Ameera dan Neza dalam satu mobil menuju ke resto. Kondisi resto yang kekinian, di ruang terbuka dan sangat pas untuk kalangan anak muda sesuai dengan selera keduanya.

Zanky datang lima menit kemudian setelah ketiganya berada di resto. Ameera tak menyangka Zanky akan datang malam ini.

Fadel dan Neza sengaja memamerkan kemesraan keduanya di depan Ameera dan Zanky. Suap- suapan saat makan, mencium tangan dan pipi Fadel lakukan tanpa malu. Hal ini untuk membuat iri Ameera dan Zanky.

"Bang, nggak pengin kayak gini juga?" tanya Fadel seraya menyuapkan makanan ke istrinya.

"Ah kamu ini," ucap Zanky yang mulai risih melihat pemandangan di hadapannya.

Ameera curiga dengan tujuan Neza yang mengajaknya makan malam, Neza dan Fadel sengaja mengatur agar Ameera duduk berpasangan dengan Zanky.

Zanky dan Ameera yang seringkali mendapat candaan dari Fadel membuat keduanya tersipu malu.

"Ayolah Bang, segera nikah, gimana Kak Ameera setujukah?"

"Kak Ameera, Abang Zanky mau melamar kakak boleh?" tanya Fadel pada Ameera tanpa basa-basi.

Fadel mencoba menanyakan kesediaan Ameera.

Ameera yang sejak awal telah jatuh hati pada Zanky, langsung menyetujui lamaran itu. Namun berbeda dengan Zanky, ia menganggap hal itu adalah candaan karena Fadel memang suka bercanda.

"Alhamdulillah Kak Ameera mau Bang," ucap Fadel kegirangan.

"Ayo Bang, tunggu apalagi," ucap Fadel.

Zanky yang mengetahui jawaban Ameera dan mendapat desakan dari Fadel, merasa tertantang.

Ia menggenggam bunga yang tertata di meja, menyodorkan pada Ameera lalu mencoba melamar Ameera.

"Ameera, maukah kau menikah denganku?"

"Menemani hidupku, menjadi ratuku dan menjadi ibu bagi anak-anakku," ucap Zanky.

Ameera tersipu malu melihat tingkah Zanky, ia menganggukkan kepalanya tanda menerima lamaran itu.

"Yes, yes, yes!" seru Zanky.

Pengunjung di resto yang melihat kejadian itu ikut tersenyum dan sebagian mengambil video saat lamaran berlangsung.

Hati Ameera berbunga-bunga, cintanya yang terpendam kini telah sampai pada sang pangeran impian.

Ia tak menyangka, Zanky akan melamarnya malam ini. Sungguh tak tergambar perasaan Ameera saat ini.

Setelah melamar Ameera, Zanky dan Ameera terlihat salah tingkah. Zanky yang tak yakin dengan perasaannya mencoba menerima tantangan Fadel. Hasilnya, Ameera menerima lamarannya.

Zanky berjanji akan melamar Ameera ke keluarganya dalam waktu dekat ini. Kedua pasangan ini pulang dengan ekspresi bahagia.

Sesampainya di rumah, Papa dan Mama Ameera heran dengan sikap Ameera dan Neza yang terlihat bahagia.

"Kak Meera dilamar Ma ... barusan," ujar Neza menyebutkan alasannya.

"Ap - pa ? dilamar?" jawab Mama yang kaget mendengar berita itu.

"Bener Kak?" tanyanya ke Ameera memastikan.

"Iya Ma," jawab Ameera malu-malu seraya memeluk Mamanya.

"Alhamdulillah," ujar Papa Ameera menimpali.

"Jadi kapan dia mau kesini, Kak?" tanya Papa.

"Minggu depan Pa rencananya,"

"Bapak ibunya Bang Zangky lagi di Australia Pa, jadi minggu depan mereka rencana kesini," jawab Ameera menjelaskan.

"Oo namanya Zanky, Kak?" tanya Mama Ameera menggoda putri sulungnya yang tengah malu- malu.

"Teman dimana, Kak?" ucap Mama Ameera penasaran.

"Teman kerja, Ma."

"Dosen juga, Kak?"

"Iy Ma."

Setelah melamar Ameera secara pribadi, Zanky meminta keluarganya untuk melamar Ameera. Bapak dan Ibu Zanky tentu saja senang mendengar hal itu, keduanya tak sabar ingin segera pulang ke tanah air dan melamar Ameera untuk Zanky.

Bapak dan Ibu Zanky tak mengira, putra bungsu mereka akan segera menikah. Meski tak pernah membawa seorang gadis ke rumah, namun ternyata Zanky telah menemukan gadis pujaannya.

Teman- teman Zanky di kampus belum mengetahui kabar bahagia ini. Sikap Zanky dan Ameera yang semula akrab, kini keduanya saling menjaga jarak, bila tak sengaja berdekatan keduanya akan salah tingkah.

Zanky tak mengira akan menemukan jodoh di sekitarnya, bukan dari daerah yang jauh, namun berada di sebelah ruangannya.

Bila di awal  pertemuan, Zanky tak tertarik pada Ameera, namun kini semuanya berbalik. Setelah mendapat tantangan dari Fadel, Zanky menyadari dirinya semakin terpikat pada Ameera, ia kini  makin jatuh cinta pada Ameera.

Ameera dengan penampilan sederhananya, tanpa make-up, tanpa menggunakan perhiasan yang berlebih, tetap menunjukkan pesonanya dengan prestasinya.

Selain terampil dalam hal pelatihan kegawatdaruratan pasien, Ameera juga telah memiliki banyak tulisan yang dimuat baik di jurnal Nasional dan internasional. Hal inilah yang seringkali membuat Zanky minder.

Meski memiliki banyak karya tulisan, Ameera tak pernah menyombongkan dirinya. Ia tak pernah pelit ilmu saat teman-temannya memintanya berbagi ilmu terkait publikasi.

"Bu Meera, punyaku dapat masukan nih, disuruh benerin referensinya pake urut angka?" tanya Sofia, salah satu dosen di kampus itu pada Ameera.

"Oh itu vancouver style Bu, pake aplikasi mendeley aja Bu, biar lebih praktis bikinnya," jawab Ameera menjelaskan pada Sofia secara panjang lebar.

Ameera dengan sabar menjelaskan tahapan penggunaan aplikasi itu pada teman-temannya yang bertanya padanya.

Melihat hal itu, Zanky ingin sekali ikut bergabung dalam pembicaraan mengenai aplikasi itu, karena ia baru mendengar aplikasi itu.

Zanky ragu untuk bertanya pada Ameera karena tak ingin membuat Ameera salah tingkah berada di dekatnya.

Zanky memenuhi janjinya, ia membawa serta keluarganya ke rumah Ameera.

Setelah mendapatkan persetujuan Ameera mengenai lamaran Zanky, kedua keluarga itu melakukan kesepakatan mengenai tanggal pernikahan.

Kesepakatan itu berjalan alot karena orang tua Ameera bersikukuh untuk mengadakan pernikahan tahun depan, sementara keluarga Zanky meminta pernikahan dipercepat dalam waktu 2 bulan ke depan, semua persiapan pernikahan akan dilakukan oleh pihak wedding organizer milik keluarga Zanky.

"Kalau 2 bulan ke depan masih Desember Pak, januari aja pak yang pas."

"Saya tidak mau terjadi sesuatu pada anak Saya kalau setahun menikahkan 2 anak gadis," papar Papa Ameera mengenai alasannya.

Keluarga besar Papa Ameera berkeyakinan jika ada pernikahan 2 saudara kandung dalam waktu setahun, maka dapat timbul hal- hal yang dapat mencelakakan salah satu pasangan pengantin. Hal itulah yang membuat Papa Ameera ngotot pernikahan Ameera harus di tahun depan.

"Ameera juga lahir bulan januari, gimana kalau sesuai tanggal lahirmu saja Meer?" tanya Papa Ameera.

Ameera yang tampak malu-malu malam itu menyetujui tanggal itu. Keputusan tanggal nikah Ameera dan Zanky telah diputuskan 5 Januari 2020.

Keluarga Zanky akhirnya menyetujui tanggal pernikahan itu dengan mahar  berupa emas seberat 51 gram dan uang sebesar Rp. 2.020.000, mahar ini disesuaikan dengan tanggal pernikahan Ameera dan Zanky.

Pada awalnya, Ameera tidak menentukan mahar, namun karena mahar adalah hal  wajib yang harus  diberikan oleh pihak mempelai laki-laki, maka Papa Ameera pun menentukan mahar itu.

Ameera dan Zanky diminta oleh keluarga besar keduanya untuk dipingit sementara menjelang pernikahan. Namun hal itu tak bisa keduanya wujudkan, mengingat menjelang pernikahan mereka, banyak pekerjaan yang menggunung di akhir semester. Terpaksa keduanya harus saling berkomunikasi demi pekerjaan.

Acara lamaran itu berakhir pukul 22.30 setelah sebelumnya keluarga besar itu makan malam bersama dan bersenda gurau menggoda sang calon pengantin.

Keluarga Zanky bersedia menanggung sebagian besar biaya pernikahan keduanya yang direncanakan akan dilangsungkan di salah satu gedung PKK pusat kota.

Zanky yang malam itu tampak gugup saat melamar Ameera menjadi objek candaan kedua keluarga itu.

"Duh mantu ... baru ngelamar udah gugup, awas aja ya entar pas akad salah sebut nama anak saya, langsung batal nikahnya hehehe," ucap Papa Ameera berkelakar.

Zanky yang mendengar hal itu hanya mampu menggaruk kepalanya sambil tersenyum malu.

"Enggak, Om ... sekali napas langsung lancar entar," jawab Zanky meyakinkan.

"Ameera ... mau hadiah pernikahan apa dari Bapak Ibu, Nak?" tanya Bapak Zanky pada Ameera.

Ameera tampak malu mau menjawab.

Zanky pun berseloroh.

"Liburan kemana aja Pak asal sama Zanky, pasti Ameera mau."

Semua yang mendengar hal itu tergelak.

Ameera yang mendengar hal itu hanya tersipu. Ia menunduk dan tersenyum malu.

Papa dan Mama Ameera tak menyangka, sulung mereka akan bertemu jodohnya secepat itu, bahkan Zanky meminta pernikahannya dipercepat dua bulan ke depan.

Ameera yang berprinsip tak ingin pacaran ternyata memiliki calon suami yang memiliki paras menawan, berperawakan layaknya model.

Hal ini semakin menambah keterkejutan Papa dan Mama Ameera, karena Zanky tak pernah datang ke rumah Ameera sebelumnya, bahkan saat datang pertama berkunjung pun, Zanky telah datang bersama orang tuanya melamar Ameera.

Teman - teman di kampus Zanky curiga akan perubahan sikap keduanya yang tak lagi akrab, bahkan cenderung menjauhi bagai orang tak kenal satu sama lainnya.

Tanpa sepengetahuan mereka pula, Zanky dan Ameera tetap berkomunikasi melalui pesan di sosial media. Setelah lamarannya diterima oleh Ameera, Zanky pun kerap berkunjung ke rumah Ameera membicarakan persiapan pernikahan keduanya.

Saat tengah rapat prodi, Zanky mengirimkan pesan ke aplikasi hijau Ameera.

[Nanti malam aku mau ke rumah ya, ada beberapa hal yang harus kita bicarakan]

[Ok, Bang]

Kabar mengenai rencana pernikahan Ameera dan Zanky memang sengaja dirahasiakan oleh keduanya, mengingat Ameera adalah pegawai baru.

Salah satu peraturan di kampus itu menyebutkan, suami istri dilarang bekerja 1 jurusan atau dalam program studi yang sama. Untuk itulah, Zanky dan Ameera merahasiakan hal itu sembari memikirkan nasib mereka ke depannya.

Akankah Zanky atau Ameera yang keluar dari kampus itu? Ataukah Zanky memilih studi lanjut agar Ameera dapat bekerja sementara sembari mencari kampus yang baru.

Pukul 20.00 Zanky telah siap untuk berkunjung ke rumah Ameera, malam ini Zanky menggunakan kaos berlengan pendek dan celana jeans, jaket serta parfum aroma woody untuk menyempurnakan penampilannya.

Ameera yang telah mengetahui bahwa Zanky akan berkunjung, telah menyiapkan segala sesuatunya, mulai dari masakan dan penampilannya. Keluarga Ameera telah mengakui hasil masakan Ameera memang paling lezat diantara yang lainnya.

Papa dan Mama Ameera selalu meminta Zanky untuk makan malam bersama kala berkunjung, untuk mendekatkan dua keluarga juga mengobrol santai saat makan.

"Ayo makan dulu kita sama-sama," ajak Papa Ameera saat mengetahui Zanky datang.

Wajah Zanky yang menawan ditambah sikap Zanky yang sopan membuat Papa dan Mama Ameera merasa tak salah pilih menantu.

Setelah makan Zanky dan Ameera mengobrol di ruang tamu bersama orang tua Ameera.

"Gini Om, Tante... Saya ada rencana melanjutkan studi S3, tapi masih belum tahu dimana,"

"Kira- kira Ameera sanggup nggak LDR atau nanti mau resign setelah menikah, mengingat kami 1 kampus?"

Ameera yang merasa masa kerjanya baru saja mencapai setahun lamanya, sangat keberatan jika ia harus resign karena menikah.

"Kalau Meera sanggup LDR, Meera bisa tinggal disini atau di rumah Ibu," ucap Zanky menambahkan.

"Tahun lalu Saya sudah mencoba mendaftar S3 di luar negeri, tapi masih belum rejeki... jadi rencana Saya mau mencoba mendaftar di kampus dalam negeri," papar Zanky.

"Gimana Kak sanggup LDR atau mau resign?" tanya Mama Ameera.

"Sayang Ma... kalau Kakak resign, Kakak baru kerja Ma, jadi masih pengin kerja."

“LDR aja, Bang.”

“Insyaallah Meera sanggup.”

"Jadi Meera tetap harus resign kah atau masih bisa kerja di kampus Bang?" tanya Papa Ameera.

"Nanti coba Zanky tanyakan ke HRD, Om."

"Karena Zanky nantinya off kerja selama studi, mudah- mudahan Ameera masih bisa tetap kerja dan nggak perlu resign dari kampus," jawab Zanky.

Ameera bimbang, karena nasib pekerjaannya masih belum pasti.

Ada kemungkinan dirinya harus resign setelah menikah.

Zanky mencoba berkonsultasi mengenai hal ini dengan pihak HRD kampusnya.

Hasil dari konsultasi itu menyebutkan bahwa Ameera tetap harus resign meski suaminya tengah studi lanjut.

Zanky segera mengirimkan info mengenai hal itu ke aplikasi hijau Ameera.

[Meera, pihak HRD tetap nyuruh resign, gimana dong?]

[Yah] balas Ameera disertai emoticon menangis.

[Entar malam kita obrolin di rumah aja, Bang]

Zanky merasa perlu membicarakan ini secara pribadi dengan Ameera dan keluarga, karena hal ini menyangkut kehidupannya setelah menikah nanti.

"Tadi Abang udah ke HRD, saran dari HRD, Ameera tetap harus resign walaupun Abang studi lanjut." Ucap Zanky.

"Jadi kira- kira kalau resign, Ameera penginnya kerja atau ikut Abang?" tanya Zanky.

"Abang sih enggak melarang Ameera kerja,"

"Tapi ... kalau Ameera mau ikut Abang boleh juga," lanjut Zanky memberi alternatif pilihan pada Ameera.

"Ameera penginnya tetap kerja disini Bang," jawab Ameera.

"Kalau misal nanti Ameera resign, Abang sebagai suami ... tetap mendukung apapun keinginan dan cita-cita Ameera," ucap Zanky sebelum ia pamit pulang karena esok hari ia akan pergi tugas ke luar kota.

Seminggu sebelum hari pernikahan, Ameera mengundurkan diri dari kampusnya, ia akan mempersiapkan pernikahannya. Meski keputusan ini berat bagi Ameera yang baru saja menikmati pekerjaannya sebagai dosen, namun ia percaya, Allah akan bukakan pintu-pintu rejeki bagi orang yang menikah sesuai janjiNya.

Neza dan Mama Ameera membawa Ameera ke salon untuk perawatan tubuh dan wajah. Ia melakukan facial, cream bath, luluran, ratus dan perawatan lainnya agar menunjang kondisinya saat hari- H.

Baju pengantin adat Jawa dipilih oleh Ameera untuk pernikahannya, berwarna coklat muda. Ia telah melakukan fitting baju pengantin dan baju itu terlihat pas di badannya.

Zanky dan keluarga telah bersiap menuju salah satu masjid di pusat kota, tempat acara akad nikahnya akan berlangsung.

Ia telah menghafalkan lafal akad semalam dan berharap diberi kelancaran saat akad. Setelah seminggu lamanya ia dipingit, kini saatnya ia bertemu sang istri.

"Saya terima nikah dan kawinnya Ameera Saqila dengan mas kawin dibayar tunai," ucap Zanky sembari menjabat tangan Papa Ameera.

"Sah." Seketika suara sah menggema di dalam masjid.

"Alhamdulillah."

Papa Ameera tak kuasa menahan rasa haru. Ia menyeka air mata di sudut matanya. Tanggung jawabnya kini berpindah pada Zanky.

Ameera yang telah berbaju kebaya putih juga turut haru mendengar kata akad dari Zanky. Ia diiringi oleh Mama dan Neza diposisikan di samping Zanky.

Ameera mencium tangan Zanky untuk pertama kalinya dan Zanky pun mencium dahinya seraya mendoakan keberkahan keluarga kecil mereka.

Setelah menanda tangani buku nikah, keduanya lalu memohon do'a pada orang tua mereka. Momen haru ini juga merupakan kesempatan orang tua untuk memberi pesan pada keduanya agar kelak mampu menghadapi ujian rumah tangga.

"Jika Ameera salah, tegurlah Nak. Bimbing dia ... Jika Kau tak lagi menginginkannya, kembalikan ia secara baik-baik pada kami. Jangan sakiti anakku." pesan Papa Ameera seraya menepuk pundak Zanky.

Berkali-kali Papa dan Mama Ameera terlihat mengusap air mata di sudut mata.

Prosesi ini dilanjutkan dengan foto bersama dan makan bersama. Ameera tampak malu dan grogi saat fotografer mengarahkan keduanya untuk berfoto berdua.

"Alhamdulillah aku seneng banget hari ini," ucap Zanky.

"Alhamdulillah ya Bang ... lancar," jawab Ameera menimpali.

Setelah prosesi akad selesai, keduanya berganti baju adat pengantin Jawa, sesuai asal keluarga Ameera.

Ameera menggunakan kebaya coklat muda, Zanky pun juga menggunakan beskap berwarna senada.

Ini adalah momen pertama dalam hidup Zanky berpakaian adat Jawa, selain memakai beskap, juga dilengkapi dengan jarik, blangkon dan sandal selop khusus.

Sambil menunggu Ameera yang tengah bersiap, Zanky melakukan swafoto berkali-kali. Ia tampak senang menggunakan baju pengantinnya. Setelah siap, keduanya menuju tempat resepsi dengan mengendarai mobil pengantin.

Berkali-kali Zanky menatap wajah istrinya yang tampak berbeda di hari bahagianya ini. Ameera yang menyadari tatapan Zanky merasa malu, ia tersipu.

Zanky menggenggam tangan Ameera sepanjang acara berlangsung. Ia ingin membuktikan pada para undangan, bahwa Ameera adalah miliknya.

Setelah menikah, Zanky membawa Ameera tinggal bersama mamanya, yang tinggal hanya bersama Zanky, kebetulan ayah tiri Zanky bekerja di bidang pelayaran hingga seringkali tak ada di rumah.

Panggilan keduanya pun kini telah berubah. Zanky memanggil istrinya dengan Yang, sementara Ameera memanggil Zanky dengan panggilan Bang dari kata abang, hal ini sesuai permintaan Zanky yang ingin dipanggil Abang.

Pilihan yang sulit bagi Ameera untuk melepas pekerjaannya, tapi itu sementara. Zanky mengizinkan Ameera untuk mencoba mendaftar PNS Dosen, jika telah dibuka lowongan PNS.

Meski rumah orang tuanya 1 kota dengan rumah mertuanya, tapi Ameera tetap tak bisa tinggal dengan orang tuanya, karena Zanky tak mengizinkan. Ia hanya diperbolehkan tinggal bersama orang tuanya saat Zanky telah berangkat studi lanjut.

Keluarga besar Zanky tengah berkumpul di rumah Zanky untuk menyambut mantu baru keluarga itu.

"Yang... ini lho makanan kesukaanku, sayur asem, ikan asin goreng, tempe goreng kriuk sama sambel terasi, apalagi buatan Ibu,"

"Pasti Aku nambah-nambah makannya," lanjut Zanky.

"Belajar bikin ini ya Yang sama Ibu," pinta Zanky.

Ameera pun mencoba mencicipi masakan mertuanya, rasa asam berpadu asin terasa sangat lezat.

"Enak banget," pujinya.

Ameera pun makan siang bersama dengan anggota keluarga Zanky yang lainnya.

Semua keluarga Zanky menyambut Ameera dengan ramah.

Ameera yang memiliki bakat memasak, sangat senang membantu mertuanya memasak, sembari mengakrabkan dirinya dengan mertua. Mertuanya sangat baik, ia beruntung mertuanya bukan seperti mertua yang di sinetron, sangat kejam pada menantu.

Ibu mertuanya banyak mengajarinya membuat kue- kue khas Lebaran, seperti kastengel, nastar dan putri salju, cemilan ini seringkali dibuat oleh ibu mertuanya menjelang Lebaran.

Seperti biasanya ibu mertuanya mendapatkan banyak orderan kue kering untuk Lebaran, untuk tahun ini orderan yang seringkali membuat mertuanya kerepotan, kini menjadi lebih ringan karena Ameera ternyata sangat lihai membuat kue.

Ameera mencoba berbagai kreasi kue kering dan mencoba menyajikannya di depan keluarga Zanky.

"Wah, kenapa nastarnya bentuknya lain, Nek?" tanya salah satu keponakan Zanky.

"Lucu nek bentuknya, Aku suka," ucap bocah SD itu sembari mengambil beberapa potong nastar dari toples.

Jika ibu mertuanya membuat nastar berbentuk bulat, maka Ameera membuatnya menjadi bentuk keranjang, daun dan bunga. Hal ini ternyata menarik minat pelanggan mertuanya untuk memesan nastarnya.

Ameera sangat bersyukur, selain mendapatkan mertua yang baik, jalan rejekinya ternyata tak jauh-jauh dari hobi memasaknya.

Ia pun mencoba mempromosikan melalui sosial medianya kue- kue buatannya, selain kue kering, ia juga membuat black forest dan puding buah.

Saat ia menyajikan puding buah buatannya di depan keluarga Zanky saat pengajian keluarga, banyak anggota keluarganya yang memuji, bahkan Zanky pun ketagihan, ia mengambil puding buah buatan istrinya beberapa potong.

Zanky dan Ameera tengah menikmati manisnya pengantin baru, tak ada lagi kecanggungan diantara keduanya. Keduanya saling membuka diri, saling mengenali sifat masing-masing dan mengenali makanan kesukaan serta hobi masing-masing.

Keduanya seringkali menghabiskan waktu dengan menonton TV bersama saat malam hari dan sarapan pagi, karena di waktu itulah Zanky berada di rumah.

Ameera pun berusaha menyajikan masakan olahannya sendiri. Zanky semakin menyukai Ameera karena kelebihannya mengolah dan meracik makanan hingga selezat masakan Mamanya.

"Masak apa, Yang?" tanya Zanky yang tengah menuruni anak tangga di dalam rumahnya untuk menuju dapur.

"Harumnya menggoda, pasti enak," lanjut Zanky.

Sembari mengobrol keduanya sarapan, saking asyiknya mengobrol membuat makan Zanky pun makin nikmat, ia pun menambahkan porsi makannya, 

"Lahap sekali Bang Zanky makannya ya," batin Ameera.

"Kalau masakanku nggak enak, pasti dia nggak sampe nambah-nambah kayak gitu, Alhamdulillah kalau Bang Zanky suka," ucap Ameera dalam hati.

"Enak ya, Bang?" tanya Ameera memastikan.

"Nggak enak kok," jawab Zanky santai.

Wajah Ameera yang semula terlihat tersenyum menjadi cemberut.

"Kalau enggak enak, pastilah Abang nggak nambah, Yang," lanjut Zanky.

"Makasih ya ... udah masakin Abang masakan yang enak banget," ucap Zanky sembari mencium pergelangan tangan Ameera.

Ameera tersenyum senang mendengar pujian dari suaminya.

Masakan Ameera yang lezat tak hanya diakui oleh Zanky, namun semua anggota keluarga Ghazi juga turut mengakui bahwa Ameera memang jago memasak.

Ameera yang menikmati hobinya memasak membuat berat badan Zanky dan Ameera melonjak drastis, tak tanggung-tanggung dalam waktu 2 bulan pernikahan, keduanya mengalami peningkatan berat badan sebanyak 8 kg.

Tubuh Ameera dan Zanky kian berisi, beberapa camilan dan masakan yang dibuatnya membuat nafsu makan keduanya meningkat.

Sebelum menikah, Ameera telah melakukan kesepakatan dengan Zanky bahwa keduanya akan menjalani LDR selama Zanky studi lanjut doktoral.

Zanky mempersiapkan dirinya sebaik mungkin agar tahun ini dapat melanjutkan studinya, ia mencari informasi dari berbagai PTN dan setelahnya ia menjalani beberapa tes masuk di berbagai PTN di Pulau Jawa dan Sulawesi.

Setelah tiga bulan pernikahan keduanya, barulah terkuak sifat asli masing-masing. Zanky yang lebih suka perempuan bersolek, rapi dan wangi seringkali kesal tatkala melihat istrinya dengan daster rumahan, bau bawang dan tak bersolek.

Zanky hanya memendam kekesalannya, hingga waktu berpisah itu tiba.

'Sabar Zank ... Sabar, bentar lagi kamu terbebas dari istrimu.' ucap batin Zanky.

Ameera beranggapan bahwa saat di rumah, ia mengurus pesanan roti dan mengurus rumah, cukuplah baginya mandi dan memakai parfum, ia memang tak pandai bersolek seperti kedua adiknya. Ia lebih suka tampil tanpa make - up.

Sementara bagi Zanky, studi lanjut adalah hal yang diimpikan Zanky, selain itu ia juga terbebas dari rasa muak melihat tampilan istrinya tak pandai bersolek.

Meski istrinya pandai memasak, ia memasang tampang pura- pura penuh senyum dan penuh cinta pada Ameera saat memuji masakan istrinya.

Saat dulu masih bekerja pun, Ameera juga hanya memakai bedak tipis dan lipstik agar wajahnya tak nampak pucat saat mengajar, Zanky saat itu tak mempermasalahkan kebiasaan Ameera itu.

Kini, setelah Ameera menjadi miliknya, ia merasa Ameera tak sedap dipandang, hingga ia malu membawa Ameera ke kondangan dan mengenalkannya pada teman-temannya.

Teman-teman Zanky tahu kebiasaan Zanky yang menyukai perempuan cantik dan pandai bersolek, ia tak ingin malu di depan mereka, karena Ameera tak secantik dua mantannya dulu.

Zanky mendapatkan pemberitahuan mengenai studi lanjutnya melalui web kampus, namanya termasuk dalam salah 1 mahasiswa doktoral yang diterima di salah satu kampus di Yogyakarta.

"Yes, yes, yes, Alhamdulillah," soraknya kegirangan.

Ia membaca pengumuman itu saat di kampus, segera ia mengurus ke bagian HRD dan prodi untuk mengurus keaktifan bekerjanya, karena selagi kuliah ia akan dinonaktifkan sementara dari pekerjaannya.

Ia terus tersenyum bahagia, impiannya untuk segera berpisah dari istrinya akan segera terwujud. Hal itulah yang membuatnya sangat bahagia.

Referensi : Menyesal bercerai