الْوَلَدُ، مِنْ جُمْلَةِ مَا نَصَحَ بِهِ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أُمَّتَهُ
Wahai anakku, berikut ini adalah beberapa nasihat Rasulullah Saw kepada umatnya. Baca Juga: Empat Bacaan Alquran Ini Menjadi Perantara Selamat dari Gangguan Jin, Setan, dan Manusia
قَوْلُهُ :عَلَامَةُ إِعْرَاضِ اللَّهِ تَعَالَى عَنِ الْعَبْدِ اِشْتِغَالُهُ بِمَا لَا يَعْنِيْهِ، وَإِنَّ امْرَأً ذَهَبَتْ سَاعَةٌ مِنْ عُمُرِهِ فِي غَيْرِ مَا خُلِقَ لَهُ، لَجَدِيْرٌ أَنْ تَطُوْلَ عَلَيْهِ حَسْرَتُهُ، وَمَنْ جَاوَزَ الأَرْبَعِيْنَ وَلَمْ يَغْلِبْ خَيْرُهُ شَرَّهُ فَلْيَتَجَهَّزْ إِلَى النَّارِ
Beliau bersabda: “Tanda berpalingnya Allah dari hambanya adalah ia disibukkan dengan sesuatu yang tidak bermanfaat, dan sesungguhnya orang yang telah kehilangan waktu dari umurnya untuk selain ibadah, tentu sangat layak baginya kerugian yang panjang. Barang siapa umurnya telah melebihi 40 tahun sementara amal kebaikannya tidak melebihi amal keburukannya maka bersiap-siaplah menuju neraka”. Semoga senantiasa kita tergolong sebagai hamba yang terus-menerus memelihara hubungan kita dengan Allah. Semoga.
Setiap nikmat yang kita terima dari Allah SWT akan menambah kebahagiaan dan kesenangan dalam hidup. Namun, ada satu kondisi di mana nikmat bisa berubah menjadi laknat dan karunia yang diberikan merupakan murka Allah SWT. Inilah yang disebut dengan istidrâj. Istidrâj adalah pemberian Allah kepada orang yang sering melakukan maksiat kepada-Nya. Semakin mereka melupakan Allah, Allah tetap akan menambahkan kesenangan bagi mereka. Akibatnya, mereka semakin terjerumus dan Allah akan menjatuhkan siksa yang sangat pedih.
Contoh dari istidrâj ialah seperti orang-orang yang diberi nikmat kekuasaan, lalu ia menjadi sombong dan sewenang-wenang terhadap rakyatnya. Allah terus mengucurkan nikmat duniawi kepada mereka, sesungguhnya di balik itu semua adalah laknat dan murka Allah SWT. Na'udzubillah. Dalam al-Quran ada beberapa terminologi; musibah, azab, dan laknat. Dari terminologi yang terdapat dalam al-Quran tersebut, sengaja kami membahas laknat karena masih banyak masyarakat yang belum mengerti tentang laknat itu. Kata laknat sendiri dalam bahasan al-Quran secara garis besar hampir sama dengan musibah dan adzab. Para mufasir pun berbeda-beda dalam menafsirkannya.
Namun jika dikaitkan dengan fenomena alam atau kejadiankejadian yang menimpa manusia secara umum, kepastian tentang laknat atau azab atau musibah masih belum dapat dipastikan. Yakni, suatu musibah atau azab yang dirasakan oleh seseorang atau suatu kaum apakah dapat dikategorikan sebagai laknat atau bukan. Di sisi lain, apakah sebab laknat diturunkan. Lalu siapakah orang-orang yang tergolong dalam laknat Tuhan dan kenapa laknat itu menimpa mereka. Pertanyaan-pertanyaan inilah yang mendasari kami untuk membahas laknat dalam perspektif tafsir al-Maraghi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui laknat menurut pandangan al-Qur’an dan khususnya terhadap tafsir al-Maraghi, sehingga bisa dijadikan sebagai pelajaran oleh setiap muslim, khususnya dalam setiap perbuatan dan tingkah laku manusia.
Penelitian ini berpijak dari nas bahwa setiap muslim harus berpedoman kepada al-Qur’an dalam merambah kehidupan di dunia. Laknat merupakan suatu hukuman yang diturunkan Allah sebab perbuatan manusia yang melanggar perintah-Nya. Agar setiap orang mengetahui bahwa setiap perbuatan ada tanggung jawabnya masing-masing, maka setiap orang harus mengetahui mana perbuatan yang baik dan mana perbuatan yang tak terpuji menurut Allah maupun yang digariskan dalam al-Qur’an.
Sudah semestinya, sebagai seorang manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Allah dengan melaksanakan segala perintahnya serta menjauhi larangannya. Apalagi menjauhi yang namanya berbuat maksiat. Bukan hanya dibenci oleh Allah melainkan dapat mendatangkan murka dan amarah-Nya. Terlebih jika perbuatan maksiat tersebut terus menerus dilakukan setiap hari. Allah tidak akan mengampuni manusia atau hambanya tersebut kecuali jika memang sungguh-sungguh untuk bertaubat Kepada-Nya.
Semua dosa yang kita lakukan dapat diampuni oleh Allah apapun bentuknya dan perilakunya dengan syarat utama adalah taubat seperti penjelasan ulama Syekh Ali Jaber.
"Semua orang dapat diampuni oleh Allah dosanya apapun dosa kita. Dosa zina, dosa riba, dosa sihir, sering bolak-balik ke tukang dukun. Semua apapun perilaku kita. Dengan syarat taubat. Kalau taubat pasti akan diampuni Allah SWT," jelas Syekh Ali Jaber menambahkan.
Akan tetapi, disini Syekh Ali Jaber mengatakan ada satu orang yang tidak akan diampuni hingga tidak akan diselamatkan dari perbuatanya."Tapi ada satu orang yang tidak akan diampuni oleh Allah SWT bahkan tidak diselamatkan dari pelaku itu. Sangat bahaya. Yang terang-terangan menceritakan berzinahan. Atau kebanggaan terhadap kemaksiatannya kepada Allah SWT," tambah Syekh Ali Jaber.
Tak hanya itu, Syekh Ali Jaber juga menjelaskan manusia yang berbuat maksiat dengan memberi tahu kepada khayalak ramai untuk diketahui teman-temannya atau orang lain akan membuat Allah murka hingga memberi azab kepadanya.
"Apalagi kalau perilaku (maksiat) itu tergantung (berhubungan) dengan orang lain," tambahnya.
Syekh Ali Jaber pun memberi contoh perilaku yang bisa mendatangkan azab hingga membuat Allah SWT pasti murka kepada manusia tersebut.
"Misal dia laki-laki dia sudah berhasil mempengaruhi seorang wanita sambil berzina. Mungkin dia bisa mengambil fotonya, bisa pernah shoot videonya, kemudian dia sharekan kepada teman-temannya. Aku sudah berhasil menggauli dia. Aku sudah berhasil berhubungan dengan dia dengan cara yang haram. Dia merasa bangga. Aku sudah berhasil menjatuhkan 10 wanita. Ada yang merasa bangga saya lebih banyak dari pada kamu," ungkap Syekh Ali Jaber mengumpamakan.
Padahal hal tesebut tutur Syekh Ali Jaber bukanlah suatu lelucon untuk diceritakan, tetapi membuat kemurkaan Allah sampai bisa membawa azab. "Dan hal ini bukan lucu, tapi bisa mendatangkan kemurkaan Allah SWT untuk anda. Bisa menghadirkan azab yang tidak dapat di sisi Allah ampunan dosa itu," kata Syekh Ali Jaber.
Hal ini juga ada dalam sabda Rasulullah SAW seperti yang dikatakan Syekh Ali Jaber. "Rasulullulah Shallallahu alaihi wasallam bersabda: Kullubnu 'adzama mu'a failal mujahiru. Semua orang-orang diselamatkan oleh Allah. Diberikan aafiat, dari perilaku maksiat dan dosa kalau ada tanda keseriusan taubat mesti diampuni Allah dan kembali pada jalur yang benar," terangnya. Namun, kecuali orang-orang seperti ini yang tak akan selamat dari Allah SWT. "Kecuali kata Rasulullah illal mujahiruun, orang-orang yang suka membuka aib dosanya. Menceritakan kepada orang lain. Bahkan ia shoot kepada sosial media terhadap perilaku maksiat dan dosa sehari-harinya," tutup Syekh Ali Jaber menjelaskan mengenai orang yang kena azab oleh Allah SWT.