This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

Tampilkan postingan dengan label Mengapa Ada Orang yang Bisa Memaafkan Pasangan Setelah Diselingkuhi?. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Mengapa Ada Orang yang Bisa Memaafkan Pasangan Setelah Diselingkuhi?. Tampilkan semua postingan

Senin, 05 September 2022

Mengapa Ada Orang yang Bisa Memaafkan Pasangan Setelah Diselingkuhi?

Tanda Anda Masih Punya Trauma dari Hubungan Cinta Sebelumnya Mengapa Ada Orang yang Bisa Memaafkan Pasangan Setelah Diselingkuhi?. Saat mendengar cerita seorang teman yang diselingkuhi oleh pasangannya, reaksi pertama Anda mungkin adalah geram. Menariknya, reaksi yang sama belum tentu muncul ketika Anda yang menjadi korban dari perselingkuhan tersebut. Anda bisa saja memilih untuk memaafkan pasangan yang selingkuh. Alasan orang-orang memaafkan pasangannya  Memaafkan pasangan yang selingkuh justru berdampak buruk bagi hubungan. Pelaku dapat mengulangi perbuatannya dengan risiko kekerasan fisik dan psikologis yang lebih besar.  Jika demikian, mengapa ada orang yang tetap memilih memaafkan pasangannya? Begini kira-kira alasannya.  1. Cinta dan rasa nyaman  Ketika mengetahui pasangan selingkuh, perasaan Anda akan ambil bagian dalam menentukan tindakan selanjutnya. Hal ini amat wajar, mengingat Anda berdua telah membangun ikatan emosional serta kenyamanan yang kuat antara satu sama lain.  Beberapa orang akhirnya memaafkan pasangan yang selingkuh karena menganggap kesalahan ini tidak lebih besar dibandingkan cinta yang telah terjalin. Mereka ingin menuntaskan konflik yang memicu perselingkuhan untuk mencegahnya terjadi lagi.  Jadi, mereka melihat akar masalahnya ada pada hal lain dan masih bisa diselesaikan selama masih cinta. Bukan perselingkuhannya yang jadi perkara utama.  2. Ketergantungan keuangan  Tidak sedikit korban perselingkuhan yang terpaksa bertahan dalam hubungan karena secara ekonomi ia bergantung pada pasangannya yang selingkuh. Mereka mungkin tidak memaafkan, melainkan berusaha menerima kesalahan pasangannya karena tidak memiliki pilihan.  Tidak hanya perselingkuhan, hal yang sama juga terjadi pada hubungan abusive. Para korban tidak memiliki penghasilan untuk menghidupi diri. Mereka tidak bisa hidup secara mandiri dan akhirnya terpaksa mengesampingkan kebahagiaan pribadi.  3. Pasangan benar-benar merasa bersalah  Perselingkuhan tidak selalu berujung dengan berakhirnya hubungan, terutama jika pasangan Anda benar-benar merasa bersalah. Bahkan, rasa bersalah merupakan tanda bahwa hubungan Anda masih dapat diselamatkan.  Ini sebabnya beberapa orang memilih memaafkan pasangan yang selingkuh. Mereka sepakat untuk berdamai karena pasangannya berjanji tidak mengulangi kesalahannya lagi. Hubungan akhirnya terus berlanjut, meskipun pemulihan tetap membutuhkan waktu.  4. Bertahan demi anak  Jika bicara tentang perselingkuhan, masalah anak menjadi pertimbangan yang amat besar. Sekuat apa pun keinginan Anda untuk mengakhiri hubungan, perlu diingat bahwa keputusan Anda akan turut berdampak pada anak.  Tanpa adanya perceraian sekalipun, anak-anak yang mengetahui perselingkuhan orangtuanya sudah rentan mengalami gejolak emosi negatif. Akhirnya, banyak orangtua memilih berdamai dibandingkan harus melibatkan anak lebih jauh lagi.  5. Yakin pasangan yang selingkuh akan berubah Hal ini sering dijadikan alasan ketika seseorang memaafkan pasangan yang selingkuh. Terlepas dari adanya rasa bersalah dari yang selingkuh, pihak yang diselingkuhi betul-betul meyakini bahwa pasangannya akan berubah apabila mereka berdamai.  Padahal, memaafkan pasangan tidak bisa semudah itu. Ada beberapa pertanyaan yang harus Anda ajukan kepada diri sendiri terlebih dahulu. Di antaranya:  Apakah ini pertama kalinya pasangan Anda selingkuh? Apakah pasangan Anda memahami rasa sakit yang ia timbulkan? Apakah pasangan Anda mengakui perselingkuhannya sebagai masalah? Sudahkah pasangan Anda meminta maaf? Apakah ia benar-benar tulus menyadari kesalahannya? Bisakah Anda memercayai pasangan Anda lagi? Apakah hubungan Anda sepadan untuk dipertahankan? Bagi kebanyakan orang, memaafkan pasangan yang selingkuh diyakini dapat membawa kedamaian bagi diri sendiri. Berpegang pada sakit hati, kekecewaan, dan amarah memang patut diakui akan menghabiskan banyak energi.   Meski demikian, sah-sah saja jika Anda memutuskan untuk tidak memaafkan pasangan yang selingkuh. Perselingkuhan menimbulkan dampak yang berbeda bagi setiap orang. Anda mungkin membutuhkan lebih banyak waktu untuk pulih sebelum benar-benar bisa memaafkan.  Referensi : Mengapa Ada Orang yang Bisa Memaafkan Pasangan Setelah Diselingkuhi?Tanda Anda Masih Punya Trauma dari Hubungan Cinta Sebelumnya
Mengapa Ada Orang yang Bisa Memaafkan Pasangan Setelah Diselingkuhi?. Saat mendengar cerita seorang teman yang diselingkuhi oleh pasangannya, reaksi pertama Anda mungkin adalah geram. Menariknya, reaksi yang sama belum tentu muncul ketika Anda yang menjadi korban dari perselingkuhan tersebut. Anda bisa saja memilih untuk memaafkan pasangan yang selingkuh. Alasan orang-orang memaafkan pasangannya

Memaafkan pasangan yang selingkuh justru berdampak buruk bagi hubungan. Pelaku dapat mengulangi perbuatannya dengan risiko kekerasan fisik dan psikologis yang lebih besar.

Jika demikian, mengapa ada orang yang tetap memilih memaafkan pasangannya? Begini kira-kira alasannya.

1. Cinta dan rasa nyaman

Ketika mengetahui pasangan selingkuh, perasaan Anda akan ambil bagian dalam menentukan tindakan selanjutnya. Hal ini amat wajar, mengingat Anda berdua telah membangun ikatan emosional serta kenyamanan yang kuat antara satu sama lain.

Beberapa orang akhirnya memaafkan pasangan yang selingkuh karena menganggap kesalahan ini tidak lebih besar dibandingkan cinta yang telah terjalin. Mereka ingin menuntaskan konflik yang memicu perselingkuhan untuk mencegahnya terjadi lagi.

Jadi, mereka melihat akar masalahnya ada pada hal lain dan masih bisa diselesaikan selama masih cinta. Bukan perselingkuhannya yang jadi perkara utama.

2. Ketergantungan keuangan

Tidak sedikit korban perselingkuhan yang terpaksa bertahan dalam hubungan karena secara ekonomi ia bergantung pada pasangannya yang selingkuh. Mereka mungkin tidak memaafkan, melainkan berusaha menerima kesalahan pasangannya karena tidak memiliki pilihan.

Tidak hanya perselingkuhan, hal yang sama juga terjadi pada hubungan abusive. Para korban tidak memiliki penghasilan untuk menghidupi diri. Mereka tidak bisa hidup secara mandiri dan akhirnya terpaksa mengesampingkan kebahagiaan pribadi.

3. Pasangan benar-benar merasa bersalah

Perselingkuhan tidak selalu berujung dengan berakhirnya hubungan, terutama jika pasangan Anda benar-benar merasa bersalah. Bahkan, rasa bersalah merupakan tanda bahwa hubungan Anda masih dapat diselamatkan.

Ini sebabnya beberapa orang memilih memaafkan pasangan yang selingkuh. Mereka sepakat untuk berdamai karena pasangannya berjanji tidak mengulangi kesalahannya lagi. Hubungan akhirnya terus berlanjut, meskipun pemulihan tetap membutuhkan waktu.

4. Bertahan demi anak

Jika bicara tentang perselingkuhan, masalah anak menjadi pertimbangan yang amat besar. Sekuat apa pun keinginan Anda untuk mengakhiri hubungan, perlu diingat bahwa keputusan Anda akan turut berdampak pada anak.

Tanpa adanya perceraian sekalipun, anak-anak yang mengetahui perselingkuhan orangtuanya sudah rentan mengalami gejolak emosi negatif. Akhirnya, banyak orangtua memilih berdamai dibandingkan harus melibatkan anak lebih jauh lagi.

5. Yakin pasangan yang selingkuh akan berubah

Hal ini sering dijadikan alasan ketika seseorang memaafkan pasangan yang selingkuh. Terlepas dari adanya rasa bersalah dari yang selingkuh, pihak yang diselingkuhi betul-betul meyakini bahwa pasangannya akan berubah apabila mereka berdamai.

Padahal, memaafkan pasangan tidak bisa semudah itu. Ada beberapa pertanyaan yang harus Anda ajukan kepada diri sendiri terlebih dahulu. Di antaranya:

  • Apakah ini pertama kalinya pasangan Anda selingkuh?
  • Apakah pasangan Anda memahami rasa sakit yang ia timbulkan?
  • Apakah pasangan Anda mengakui perselingkuhannya sebagai masalah?
  • Sudahkah pasangan Anda meminta maaf?
  • Apakah ia benar-benar tulus menyadari kesalahannya?
  • Bisakah Anda memercayai pasangan Anda lagi?
  • Apakah hubungan Anda sepadan untuk dipertahankan?

Bagi kebanyakan orang, memaafkan pasangan yang selingkuh diyakini dapat membawa kedamaian bagi diri sendiri. Berpegang pada sakit hati, kekecewaan, dan amarah memang patut diakui akan menghabiskan banyak energi.

Meski demikian, sah-sah saja jika Anda memutuskan untuk tidak memaafkan pasangan yang selingkuh. Perselingkuhan menimbulkan dampak yang berbeda bagi setiap orang. Anda mungkin membutuhkan lebih banyak waktu untuk pulih sebelum benar-benar bisa memaafkan.

Referensi : Mengapa Ada Orang yang Bisa Memaafkan Pasangan Setelah Diselingkuhi?