This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

Tampilkan postingan dengan label Sering Menyesal Berkepanjangan Waspada Bisa Jadi Masalah Kejiwaan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Sering Menyesal Berkepanjangan Waspada Bisa Jadi Masalah Kejiwaan. Tampilkan semua postingan

Rabu, 07 September 2022

Sering Menyesal Berkepanjangan, Waspada Bisa Jadi Masalah Kejiwaan

Manusia merasakan penyesalan memang wajar. Tetapi terus menyimpan perasaan menyesal dalam jangka waktu lama justru bisa berdampak buruk pada kesehatan jiwa.  “Kenapa penyesalan selalu ada di belakang? Sebab dengan demikian manusia belajar dari kesalahan yang telah diperbuatnya. Belajar bahwa kehilangan akan sedemikian sakit. Manusia kadang baru bisa menghargai sesuatu setelah terlepas dari genggamanannya.” Psikiater DR. dr. Nova Riyanti Yusuf, Sp. KJ menjelaskan bahwa pada saat orang mengalami penyesalan ada efek emosional yang terlibat juga faktor kognitif dan neurologisnya.  Akhirnya penyesalan itu akan ditemani dengan perasaan negatif lain seperti kecewa, menyalahkan diri sendiri, dan frustasi. "Dia terus terjebak dalam pikiran kenapa membuat keputusan yang salah. Artinya ini akan terus berkutat dalam kondisi kognitif yang sifat teatrikal, yang bisa merusak emosi dia.   Nah kalau emang emosi terpengaruh akan ke mana-mana," kata Nova. Menurut Nova, yang dikhawatirkan dari penyesalan berlarut itu jika menjadi perenungan yang tidak ada hasilnya. Sehingga dalam hidupnya tidak menjadi fokus terhadap apa yang terjadi saat ini. Karena terlalu berpikir tentang masa lalu.  Psikiater yang akrab disapa dokter Noriyu itu mengingatkan bahwa banyak penyesalan yang sudah tidak bisa dilakukan lagi."Pola pemikiran yang berulang negatif, berfokus pada diri sendiri, lama-lama bisa berubah jadi gangguan mood seperti depresi. Kita harus bermain pada pikiran kita," ucapnya. Ia menambahkan, telah dibuktikan melalui penelitian ilmiah bahwa stres kronis pasti akan mempengaruhi hormon kortisol dan berdampak memperburuk sistem imun kekebalan tubuh.  Sehingga penyesalan itu menghambat kemampuan diri untuk jadi perbaikan tubub dari peristiwa hidup yang penuh tekanan. Ia menambahkan, telah dibuktikan melalui penelitian ilmiah bahwa stres kronis pasti akan mempengaruhi hormon kortisol dan berdampak memperburuk sistem imun kekebalan tubuh. Sehingga penyesalan itu menghambat kemampuan diri untuk jadi perbaikan tubub dari peristiwa hidup yang penuh tekanan.    Referensi : Sering Menyesal Berkepanjangan, Waspada Bisa Jadi Masalah Kejiwaan Manusia merasakan penyesalan memang wajar. Tetapi terus menyimpan perasaan menyesal dalam jangka waktu lama justru bisa berdampak buruk pada kesehatan jiwa.  “Kenapa penyesalan selalu ada di belakang? Sebab dengan demikian manusia belajar dari kesalahan yang telah diperbuatnya. Belajar bahwa kehilangan akan sedemikian sakit. Manusia kadang baru bisa menghargai sesuatu setelah terlepas dari genggamanannya.” Psikiater DR. dr. Nova Riyanti Yusuf, Sp. KJ menjelaskan bahwa pada saat orang mengalami penyesalan ada efek emosional yang terlibat juga faktor kognitif dan neurologisnya. Akhirnya penyesalan itu akan ditemani dengan perasaan negatif lain seperti kecewa, menyalahkan diri sendiri, dan frustasi. "Dia terus terjebak dalam pikiran kenapa membuat keputusan yang salah. Artinya ini akan terus berkutat dalam kondisi kognitif yang sifat teatrikal, yang bisa merusak emosi dia.   Nah kalau emang emosi terpengaruh akan ke mana-mana," kata Nova. Menurut Nova, yang dikhawatirkan dari penyesalan berlarut itu jika menjadi perenungan yang tidak ada hasilnya. Sehingga dalam hidupnya tidak menjadi fokus terhadap apa yang terjadi saat ini. Karena terlalu berpikir tentang masa lalu.  Psikiater yang akrab disapa dokter Noriyu itu mengingatkan bahwa banyak penyesalan yang sudah tidak bisa dilakukan lagi."Pola pemikiran yang berulang negatif, berfokus pada diri sendiri, lama-lama bisa berubah jadi gangguan mood seperti depresi. Kita harus bermain pada pikiran kita," ucapnya. Ia menambahkan, telah dibuktikan melalui penelitian ilmiah bahwa stres kronis pasti akan mempengaruhi hormon kortisol dan berdampak memperburuk sistem imun kekebalan tubuh.  Sehingga penyesalan itu menghambat kemampuan diri untuk jadi perbaikan tubub dari peristiwa hidup yang penuh tekanan. Ia menambahkan, telah dibuktikan melalui penelitian ilmiah bahwa stres kronis pasti akan mempengaruhi hormon kortisol dan berdampak memperburuk sistem imun kekebalan tubuh. Sehingga penyesalan itu menghambat kemampuan diri untuk jadi perbaikan tubub dari peristiwa hidup yang penuh tekanan.    Referensi : Sering Menyesal Berkepanjangan, Waspada Bisa Jadi Masalah Kejiwaan Manusia merasakan penyesalan memang wajar. Tetapi terus menyimpan perasaan menyesal dalam jangka waktu lama justru bisa berdampak buruk pada kesehatan jiwa.  “Kenapa penyesalan selalu ada di belakang? Sebab dengan demikian manusia belajar dari kesalahan yang telah diperbuatnya. Belajar bahwa kehilangan akan sedemikian sakit. Manusia kadang baru bisa menghargai sesuatu setelah terlepas dari genggamanannya.” Psikiater DR. dr. Nova Riyanti Yusuf, Sp. KJ menjelaskan bahwa pada saat orang mengalami penyesalan ada efek emosional yang terlibat juga faktor kognitif dan neurologisnya.  Akhirnya penyesalan itu akan ditemani dengan perasaan negatif lain seperti kecewa, menyalahkan diri sendiri, dan frustasi. "Dia terus terjebak dalam pikiran kenapa membuat keputusan yang salah. Artinya ini akan terus berkutat dalam kondisi kognitif yang sifat teatrikal, yang bisa merusak emosi dia.   Nah kalau emang emosi terpengaruh akan ke mana-mana," kata Nova. Menurut Nova, yang dikhawatirkan dari penyesalan berlarut itu jika menjadi perenungan yang tidak ada hasilnya. Sehingga dalam hidupnya tidak menjadi fokus terhadap apa yang terjadi saat ini. Karena terlalu berpikir tentang masa lalu.  Psikiater yang akrab disapa dokter Noriyu itu mengingatkan bahwa banyak penyesalan yang sudah tidak bisa dilakukan lagi."Pola pemikiran yang berulang negatif, berfokus pada diri sendiri, lama-lama bisa berubah jadi gangguan mood seperti depresi. Kita harus bermain pada pikiran kita," ucapnya. Ia menambahkan, telah dibuktikan melalui penelitian ilmiah bahwa stres kronis pasti akan mempengaruhi hormon kortisol dan berdampak memperburuk sistem imun kekebalan tubuh.  Sehingga penyesalan itu menghambat kemampuan diri untuk jadi perbaikan tubub dari peristiwa hidup yang penuh tekanan. Ia menambahkan, telah dibuktikan melalui penelitian ilmiah bahwa stres kronis pasti akan mempengaruhi hormon kortisol dan berdampak memperburuk sistem imun kekebalan tubuh. Sehingga penyesalan itu menghambat kemampuan diri untuk jadi perbaikan tubub dari peristiwa hidup yang penuh tekanan.    Referensi : Sering Menyesal Berkepanjangan, Waspada Bisa Jadi Masalah Kejiwaan
“Kenapa penyesalan selalu ada di belakang? Sebab dengan demikian manusia belajar dari kesalahan yang telah diperbuatnya. Belajar bahwa kehilangan akan sedemikian sakit. Manusia kadang baru bisa menghargai sesuatu setelah terlepas dari genggamanannya.”

Manusia merasakan penyesalan memang wajar. Tetapi terus menyimpan perasaan menyesal dalam jangka waktu lama justru bisa berdampak buruk pada kesehatan jiwa “Kenapa penyesalan selalu ada di belakang? Sebab dengan demikian manusia belajar dari kesalahan yang telah diperbuatnya. Belajar bahwa kehilangan akan sedemikian sakit. Manusia kadang baru bisa menghargai sesuatu setelah terlepas dari genggamanannya.” Psikiater DR. dr. Nova Riyanti Yusuf, Sp. KJ menjelaskan bahwa pada saat orang mengalami penyesalan ada efek emosional yang terlibat juga faktor kognitif dan neurologisnya.

Akhirnya penyesalan itu akan ditemani dengan perasaan negatif lain seperti kecewa, menyalahkan diri sendiri, dan frustasi. "Dia terus terjebak dalam pikiran kenapa membuat keputusan yang salah. Artinya ini akan terus berkutat dalam kondisi kognitif yang sifat teatrikal, yang bisa merusak emosi dia. 

Nah kalau emang emosi terpengaruh akan ke mana-mana," kata Nova. Menurut Nova, yang dikhawatirkan dari penyesalan berlarut itu jika menjadi perenungan yang tidak ada hasilnya. Sehingga dalam hidupnya tidak menjadi fokus terhadap apa yang terjadi saat ini. Karena terlalu berpikir tentang masa lalu.

Psikiater yang akrab disapa dokter Noriyu itu mengingatkan bahwa banyak penyesalan yang sudah tidak bisa dilakukan lagi."Pola pemikiran yang berulang negatif, berfokus pada diri sendiri, lama-lama bisa berubah jadi gangguan mood seperti depresi. Kita harus bermain pada pikiran kita," ucapnya. Ia menambahkan, telah dibuktikan melalui penelitian ilmiah bahwa stres kronis pasti akan mempengaruhi hormon kortisol dan berdampak memperburuk sistem imun kekebalan tubuh.

Sehingga penyesalan itu menghambat kemampuan diri untuk jadi perbaikan tubub dari peristiwa hidup yang penuh tekanan. Ia menambahkan, telah dibuktikan melalui penelitian ilmiah bahwa stres kronis pasti akan mempengaruhi hormon kortisol dan berdampak memperburuk sistem imun kekebalan tubuh. Sehingga penyesalan itu menghambat kemampuan diri untuk jadi perbaikan tubub dari peristiwa hidup yang penuh tekanan.


Referensi : Sering Menyesal Berkepanjangan, Waspada Bisa Jadi Masalah Kejiwaan