Kamis, 28 Juli 2022

Kegembiraan Iblis Ketika Suami Istri Bercerai

Kegembiraan Iblis Ketika Suami Istri Bercerai. Perceraian, meskipun halal (dengan sebab tertentu), merupakan hal yang sangat dibenci Allah. Perceraian adalah salah satu misi terbesar iblis. Dalam hadits shahih yang diriwayatkan Imam Muslim, dikisahkan bahwa berbagai macam upaya pasukannya menggoda manusia ditanggapi dingin oleh Iblis. Namun, ketika ada pasukannya yang melaporkan bahwa ia telah berhasil membuat suami istri bercerai, Iblis pun mendekati pasukannya itu dan memujinya.

إِنَّ إِبْلِيسَ يَضَعُ عَرْشَهُ عَلَى الْمَاءِ ثُمَّ يَبْعَثُ سَرَايَاهُ فَأَدْنَاهُمْ مِنْهُ مَنْزِلَةً أَعْظَمُهُمْ فِتْنَةً يَجِىءُ أَحَدُهُمْ فَيَقُولُ فَعَلْتُ كَذَا وَكَذَا فَيَقُولُ مَا صَنَعْتَ شَيْئًا قَالَ ثُمَّ يَجِىءُ أَحَدُهُمْ فَيَقُولُ مَا تَرَكْتُهُ حَتَّى فَرَّقْتُ بَيْنَهُ وَبَيْنَ امْرَأَتِهِ – قَالَ – فَيُدْنِيهِ مِنْهُ وَيَقُولُ نِعْمَ أَنْتَ

Sesungguhnya iblis meletakkan singgasananya di atas air kemudian dia mengirimkan pasukannya. Maka yang paling kepadanya ialah yang paling besar fitnahnya. Lalu datanglah salah seorang pasukannya melapor, “aku telah melakukan ini dan itu.” Iblis menjawab, “kamu belum berbuat apa-apa.” Lalu datanglah pasukan lain melapor, “aku tidak membiarkannya hingga aku menceraikan dia dan istrinya”. Iblis pun mendekat kepada pasukan itu dan memujinya, “bagus”. (HR. Muslim)

Hendaklah hadits ini menjadi bahan renungan kita semua untuk menguatkan keluarga kita. Bahwa Iblis dan pasukannya memang tidak tinggal diam saat keluarga kita harmonis, saat keluarga kita bahagia, saat keluarga kita menggapai sakinah, mawaddah wa rahmah. Dengan segala cara, Iblis dan pasukannya berupaya agar keluarga kita yang harmonis menjadi kacau. Dengan berbagai metode, Iblis dan pasukannya berupaya agar keluarga kita yang tentram dan bahagia menjadi berselisih dan saling menderita. Dengan beragam tipudaya, Iblis dan pasukannya berupaya agar keluarga kita pecah dan porak poranda.

Berbagai upaya Iblis itu terangkum dalam dua dimensi godaan, minal jinnati wannas. Adakalanya Iblis dan pasukannya menghembuskan benih-benih kepada kita, dan pada saat yang sama pula, syetan dari kalangan manusia menghembuskan isu dan menghasut kita.

“Mbak, tadi saya lihat suami Mbak asyik berbincang dengan wanita teman kantornya.” Bisa jadi suatu saat ada orang yang berkata seperti itu. Dengan maksud, memprovokasi istri yang selama setia dengan suaminya. Ia iri dengan keluarga harmonis pasangan muslim dan muslimah tersebut.

Pada saat terdengar hasutan itu, pasukan iblis menghembuskan godaannya: “Itu tanda-tanda suamimu sudah tak lagi cinta. Itu tanda suamimu mulai dekat dengan wanita lain. Jangan-jangan mereka selingkuh.” Bisa jadi istri kemudian termakan hasutan tersebut lalu timbullah kecurigaan. Dari kecurigaan terkikislah cinta dan kepercayaan. Padahal, sang suami tersebut sedang rapat bersama tim sekantor yang terdiri dari banyak orang dan memungkinkan masing-masing peserta rapat berbicara dan menyampaikan pendapat. Bukan berduaan.

Kemudian, bisa jadi kisah tersebut berlanjut dengan temuan foto sang suami berdua dengan wanita tersebut. Pasukan iblis pun lebih kuat menghembuskan godaan, dari kecemburuan menjadi benih-benih kebencian. Padahal, foto tersebut hasil di-crop dari foto bersama banyak orang dan di-edit sedemikian rupa. Sang istri yang termakan godaan syetan pun kemudian mulai memperlihatkan sikapnya yang berbeda. Ia tak lagi terlihat manis di depan suaminya. Ia mulai enggan diajak suaminya. Dan seterusnya.

Di lain pihak, pasukan iblis pun menghembuskan kecurigaan kepada sang suami. Mereka membisik-bisikkan bahwa istrinya telah berubah, mungkin sudah tidak cinta atau mungkin ia berpaling ke laki-laki lain.

Ketika suami dan istri sudah mulai saling curiga dan tidak saling percaya, perkara kecil pun bisa menjadi bahan pertengakaran hebat. Masak tidak sesuai selera, suami marah. Suami tidak memakan masakan istri, istri marah. Terburu-buru berangkat kerja membuat suami marah. Anak terlambat ke sekolah istri marah. Saling marah memperburuk keadaan, meningkatkan kebencian. Bertemu dengan pasangan bukan lagi hal yang disuka, justru menjadi semacam siksa. Jika demikian, ancaman perceraian pun di depan mata.

Saat suami istri bercerai, saat itulah pasukan iblis melaporkan akhir misinya. “Saya sudah membuat mereka bercerai.” Dan iblis pun memuji: “bagus.” Mereka bergembira di atas penderitaan dua insan yang dulunya hidup bersama dalam suasana cinta.

Maka saudariku, jagalah selalu cinta Anda dan suami. Jangan tergoda oleh hal-hal kecil, apalagi isu atau kabar burung dari orang yang kejujuran dan akhlaknya cacat. Jangan biarkan keluarga Anda termakan godaan iblis. Kita berlindung kepada Allah dari ketidakharmonisan keluarga, lebih-lebih dari perceraian. Jangan biarkan iblis bersuka cita dan bertepuk tangan.