Jumat, 29 Juli 2022

Tata Cara Sholat Taubat yang Sesuai dengan Petunjuk Nabi Muhammad SAW

Ilustrasi : Tata Cara Sholat Taubat yang Sesuai dengan Petunjuk Nabi Muhammad SAW

Tata Cara Sholat Taubat yang Sesuai dengan Petunjuk Nabi Muhammad SAW. Sholat taubat merupakan shalat yang dilakukan sebanyak dua rakaat dengan satu kali salam sebagaimana sholat sunnah pada umumnya, hanya saja yang menjadikannya berbeda dengan shalat lainnya adalah dari sisi tujuan Sholat taubat itu sendiri. Masing masing dari Sholat sunnah mempunyai tujuan dan fungsi masing masing, dan dari semua tujuan didiriaknnya sholat adalah untuk mendekatkan diri (taqarrub) kepada zat pencipta alam semesta ini, Allah Subhanahu Wata’ala, berikut kita akan berbicara panjang lebar mengenai sholat taubat dan tata cara sholat taubat yang benar.

Tata Cara Sholat Taubat Sesuai dengan Petunjuk Nabi lengkap

Pertama yang perlu kita ketahui bahwa shalat sunnah dapat dibagi menjadi 2 bagian besar :

Ada yang dilakukan secara mutlaq dengan mengikuti sunnah Rasulullah tanpa adanya sebab tertentu yang mengikutinya, seperti sholat tengah malam (tahajjud), dhuha, rawatib, tahiyatul masjid, sebelum safar, syuruk dan lain lain.

Dan juga ada yang dilakukan karena adanya sebab/tujuan tertentu yang mendorong kita untuk melakukannya misalnya, shalat istikhara dengan tujuan meminta petunjuk agar diberikan kekokohan dan kemantapan hati oleh Allah atas berbagai pilihan yang susah jika dipilih sendiri, terutama hal yang menyangkut masa depan kita, misalnya saja sholat istikhara untuk diberikan jodoh yang sesuai dengan harapan, dan yang akan kita bahas yaitu shalat taubat dengan tujuan meminta ampunan (bertaubat) dengan tulus atas kekhilafan dan kesalahan kesalahan atau berbagai dosa yang telah diperbuat, selain itu ada shalat gerhana matahari dan bulan.

Lebih baik juga dilakukan sebagai bentuk menyesali berbagai kesalahan dan perbuatan dosa yang telah dilakukan, baik secara disengaja maupun tidak disengaja, baik itu berupa dosa besar maupun dosa kecil yang dilakukan secara terang terangan hingga sembunyi sembunyi . Sholat taubat ini adalah salah satu bentuk mujahadah (kesungguhan) kita meminta pengampunan kepada Allah, yang disamping itu kita juga mengucapkan istigfar dan permohonan maaf kepada Allah.

Pengertian taubat itu sendiri memiliki arti menyesali semua bentuk perbuatan dosa yang telah kita lakukan dan lebih daripada itu adalah dengan berniat dan bertekad (berazam) untuk tidak mmelakukannya lagi yang disertai dengan permohonan ampunan kepada Allah.

Tata Cara Sholat Taubat Nasuha

Cara shalat taubat tidak beda halnya dengan sholat sunnah lainnya, yaitu dengan melakukan shalat dua rakaat dengan sekali salam yang disertai dengan permohonan istighfar setelah melakukannya sebagaiman hadits Rasulullah dibawah ini:

Dari Abu Bakr Ash-Shiddiq radhiallahu ‘anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَا مِنْ رَجُلٍ يُذْنِبُ ذَنْبًا ثُمَّ يَقُومُ فَيَتَطَهَّرُ ثُمَّ يُصَلِّى ثُمَّ يَسْتَغْفِرُ اللَّهَ إِلاَّ غَفَرَ لَهُ

Artinya : “Apabila ada orang yang melakukan suatu perbuatan dosa, kemudian dia berwudhu dengan sempurna, lalu dia mendirikan shalat dua rakaat, dan selanjutnya dia beristigfar memohon ampun kepada Allah, maka Allah pasti mengampuninya.” (HR. Ahmad 48, Abu Daud 1523, Turmudzi 408, dan dishahihkan al-Albani).

Adapun dari segi pengamalannya adalah dapat dilakukan setiap kali kita melakukan kesalahan yang ingin kita minta ampunannya dari Allah, sebagaimana setiap insan tidak pernah terlepas dari dosa dan kesalahan, maka selama itu juga melaksanakan sholat sunnah merupakan hal yang disunnaakan untuk memperoleh ampunan Allah.

Maka dari itu setiap manusia yang menyadari akan banyaknya dosa dan maksiat yang telah diperbuat akan terus berusaha untuk melakukan taubat dengan memohon istigfar terhadap apa yang telah dilakukannya, dengan harapan agar Allah menerima taubatnya dan memberikannya petunjuk untuk tidak melakukan dosa dan maksiat lagi setelah taubat serta diberikan petunjuk kepada jalan hidayah yang akan membingngnya untuk mengerjakan amal amal kebaikan yang akan menuntunnya ke Surga.

Tata Cara Shalat Taubat

  1. Berwudhu secara sempurna (sesuai dengan sunnah).
  2. Adapun niat cukup di dalam hati tanpa dilafazhkan.
  3. Kemudian Membaca Doa Iftitah (Sunnah).
  4. Membaca Surat Al-Fatihah.
  5. Membaca salah satu surat Al-quran yang mudah dibaca.
  6. Rukuk membaca doa rukuk dengan tuma’ninah (tenang) dan tidak tergesa gesa.
  7. Bangkit dari Rukuk (I’tidal) dengan tuma’ninah hingga tulang punngu sejajar.
  8. Turun Sujud dengan membaca doa sujud.
  9. Disunnahkan berdoa disetiap sujud setelah memabaca doa sujud
  10. Bangkit dari sujud dengan malakukan duduk diantara dua suju secara iftirash.
  11. Sujud dengan membaca doa Sujud.
  12. Kemudian bangkit untuk melakukan rakaat yang kedua sebagaimana langkah langkah yang telah dijelaskan diatas.
  13. Duduk tahiyat akhir dengan cara seperti duduk diantara dua sujud yaitu dengan iftirash, karena sholat yang dilakukan hanya
  14. memiliki satu kali tasyahud, adapun jika shalat yang dilakukan memiliki dua tasyahud, maka duduk dengan cara tawarruk.
  15. Disunnahkan juga untuk memperbanyak doa pada tahiyat akhir sebelum salam.
  16. Semua tata cara diatas dilakukan dengan tenang dan tidak tergesa gesa (tuma’ninah), karena perlu kita ketahui bahwa hukum tuma’ninah dalam setiap sholat adalah wajib.
  17. Tidak ada bacaan khusus yang dibaca, sama halnya dengan shalat pada umumnya.
  18. Disamping itu kita harus berusaha khusyuk di dalam sholat kita karena teeringat dengan kesalahan yang telah dilakukan, dengan harapan agar Allah mengampuninya.
  19. Beristigfar (bertaubat) dan memhohon ampunan kepada Allah setelah mengerjakan shalat.
  20. Tidak ada bacaan istigfar khusus yang di baca pada sholat taubat, bacaan istigfarnya sama dengan bacaan istigfar yang sering kita baca seperti astagfirullah wa atuubu ilaihi dan bacaan bacaan istigfar lainnya.
  21. Adapun tujuan sholat taubat ini adalah meminta pengampunan kepada Allah dengan tulus dan bertekad untuk tidak melakukannya lagi.

Niat Sholat Taubat
Niat dalam shalat pada dasarnya tidak dilafdzhkan, karena tempat niat sendiri ada di dalam hati. Misalnya saja anda ingin melakukan sholat taubat pasti sebelumnya anda telah berniat melakukannya, karena mustahil anda melakukan suatu perbuatan tanpa di dasari dengan niat untuk mengerjakannya. Kondisi ini berlaku pada setiap sholat, baik wajib maupun sunnah.

Maka pelafazhan niat yang dilakukan sebelum takbiratul ihram sebaiknya tidak dilakukan, karena tidak ada dalil yang menunjukkan akan adanya hal tersebut, wallahu a’lam. Adapun orang orang yang mengatakan bahwa dengan melafdzhkan niat agar lebih memantapkan dan lebih khusyuk, dan mengatakan bahwa jika niat tidak dilafadzhkan terkadang kuran terfokus. 

Maka kita katakan bahwa mereka harus mendatangkan dalil dari nash Al-Quran atau Hadist yang menyebutkan hal tersebut, jika memang ada dan terbukti kebenarannya, maka tentu kita akan ikuti yang lebih utama. Maka permasalahan tentang niat ini kita tidak mengatakan bahwa yang melafadzhkan niat itu tidak sesuai dengan tuntunan, namun jika kita mengetahui kebenaran maka kita sampaikan hal tersebut.

Doa Sholat Taubat
Adapun doanya maka kita katakan tidak ada doa khusus dalam hal ini yang disebutkan, adapun anjurannya adalah memperbanyak istighfar setelah sholat taubat, adapun berbagai jenis bacaan istigfar yang bisa anda baca, sebagai berikut ;
  1. bacaan doa istigfar. Artinya : “Aku memhon ampun kepada Allah”
  2. bacaan doa istighfar. Artinya : ”Wahai Rabb Ampunilah Aku”
  3. Doa Istigfar. Artinya : “Ya Allah! sesungguhnya aku telah mendzhalimi diriku, maka ampunilah aku; karena sesungguhnya tidak ada yang dapat mengampuni dosa-dosa selain Engkau”
  4. Doa Istigfar. Artinya : “Tuhanku! Ampunilah aku dan berilah taubat kepadaku, sesungguhnya Engkaulah Maha Penerima taubat lagi Maha Pengampun, (atau )Maha Penerima taubat lagi Maha Pengasih”.
  5. bacaan istigfar. Artinya : “Ya Allah! sesungguhnya aku telah menzhalimi diriku dengan kezhaliman yang banyak dan tidak ada Yang dapat mengampuni dosa-dosa selain Allâh, maka ampunilah aku dengan ampunan dari sisi-Mu, dan kasihilah aku, sesungguhnya Engkau-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Pengasih”.
  6. Bacaan istighfar. Artinya : “Aku memohon ampun kepada Allâh Yang tidak ada Tuhan (Yang berhak disembah) selain Dia Yang Maha Hidup Lagi Maha berdiri sendiri, dan aku bertaubat kepada-Nya”.
Waktu Sholat Taubat

Dalam pengerjaannya shalat taubat tidak ada waktu waktu yang di khusukan misal harus dikerjalan pada pagi hari atau malam hari, berbeda dengan shalat sunnah pada umumnya yang dikerjakan berdasarkan waktunnya dengan kata lain terikat dengan waktu (muqayyad) adapun shalat taubat tidak ada dalil yang menunjukkan waktu tertentu yang menjadi patokan dalam pelaksaannya.

Sholat taubat dapat dilakukan kapan saja dan tidak terikat tanpa adanya pengkhususan dalam waktu, baik itu pagi, siang maupun malam. Namun tepatnya, dalam pelaksanakannya lebih baik dilaksanakan secepat mungkin setelah kita menyadari akan dosa dan maksiat yang kita lakukan dan ingin kita mohonkan agar Allah mengampuninnya.

Hal ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Abu Bakar As Shiddiq:

“Tidaklah seorang hamba melakukan suatu dosa, kemudian ia bersuci dengan baik dan berdiri melakukan shalat dua rakaat, lalu memohon ampun kepada Allah melainkan Allah akan mengampuninya.” Kemudian beliau (Abu Bakar) membaca ayat: “Dan orang-orang yang apabila melakukan perbuatan keji atau menganiaya dirinya sendiri mereka ingat Allah, kemudian memohon ampunan atas dosa-dosa mereka, dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain Allah? Dan mereka tidak melanjutkan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui.[QS. Ali Imron: 135]” (HR. Tirmidzi no. 406, Abu Daud no. 1521, Ibnu Majah no. 1395.)

Cara Taubat Nasuha yang benar

Disamping kita telah mengetahui tata cara shalat taubat, maka selanjutnya yang perlu kita ketahui juga adalah bagaimana cara taubat nasuha yang benar. Ditinjau dari pengertiannya sendiri, taubat nasuha merupakan taubat yang dilakukan sebenar benarnya taubat dengan sungguh sungguh, tulus dan murni ingin meminta maaf akan dosa dan maksiat yang telah dilakukan, dan ini merupakan perintah Allah bagi orang orang yang beriman dalam surah At-Tahrim ayat : 8

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا تُوبُوا إِلَى اللَّهِ تَوْبَةً نَصُوحًا عَسَى رَبُّكُمْ أَنْ يُكَفِّرَ عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَيُدْخِلَكُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الأنْهَارُ يَوْمَ لا يُخْزِي اللَّهُ النَّبِيَّ وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَهُ نُورُهُمْ يَسْعَى بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَبِأَيْمَانِهِمْ يَقُولُونَ رَبَّنَا أَتْمِمْ لَنَا نُورَنَا وَاغْفِرْ لَنَا إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ (٨)

Artinya : Wahai orang-orang yang beriman! Bertobatlah kepada Allah dengan tobat yang semurni-murninya, mudah-mudahan Tuhan kamu akan menghapuskan kesalahan-kesalahanmu, dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak mengecewakan Nabi dan orang-orang yang beriman yang bersama dengannya; sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka berkata, “Ya Tuhan kami, sempurnakanlah untuk kami cahaya kami. (Q.S At-Tahrim :8)

Maka dengan mengetahui cara taubat nasuha yang benar, maka ampunan kita akan mudah diterima oleh Allah, karena sesuai dengan tuntunan dan syarat syarat yang harus di lakukkan.
Syarat Taubat Nasuha
Niat melakukan taubat dengan dasar ikhlas dan tidak mengharapkan sesuatu selain dari petunjuk dan ampunan Allah, karena setiap niat niat kita, adalah penentu diterima atau tidaknya amalan kita sebagaimana hadist Rasulullah, dari Umar bin Khattab berikut ini :
عَنْ عُمَرَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهم عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّةِ وَلِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لدُنْيَا يُصِيبُهَا أَوِ امْرَأَةٍ يَتَزَوَّجُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ”

Dari Umar radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Amal itu tergantung niatnya, dan seseorang hanya mendapatkan sesuai niatnya. Barang siapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, dan barang siapa yang hijrahnya karena dunia atau karena wanita yang hendak dinikahinya, maka hijrahnya itu sesuai ke mana ia hijrah.” (HR. Bukhari, Muslim, dan empat imam Ahli Hadits).

Merasa menyesal atas kesalahan dan dosa yang telah dilakukan dengan bertekad tidak akan mengulanginnya lagi dan menyadari bahwa ampunan Allah itu luas, sebagaimana hadist dari Anas bin Malik menceritakan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, Allah Ta’ala berfirman

 :قَالَ اللَّهُ يَا ابْنَ آدَمَ إِنَّكَ مَا دَعَوْتَنِى وَرَجَوْتَنِى غَفَرْتُ لَكَ عَلَى مَا كَانَ فِيكَ وَلاَ أُبَالِى يَا ابْنَ آدَمَ لَوْ بَلَغَتْ ذُنُوبُكَ عَنَانَ السَّمَاءِ ثُمَّ اسْتَغْفَرْتَنِى غَفَرْتُ لَكَ وَلاَ أُبَالِى يَا ابْنَ آدَمَ إِنَّكَ لَوْ أَتَيْتَنِى بِقُرَابِ الأَرْضِ خَطَايَا ثُمَّ لَقِيتَنِى لاَ تُشْرِكُ بِى شَيْئًا لأَتَيْتُكَ بِقُرَابِهَا مَغْفِرَةً”

Wahai anak Adam, sesungguhnya jika engkau menyeru dan mengharap pada-Ku, maka pasti Aku ampuni dosa-dosamu tanpa Aku pedulikan. seandainya dosamu membumbung tinggi hingga ke langit, tentu akan Aku ampuni, tanpa Aku pedulikan. seandainya seandainya engkau mendatangi-Ku dengan dosa sepenuh bumi dalam keadaan tidak berbuat syirik sedikit pun pada-Ku, tentu Aku akan mendatangi-Mu dengan ampunan sepenuh bumi pula.” (HR. Tirmidzi no. 3540. Abu Isa mengatakan bahwa hadits ini ghorib. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).

Tidak melakukan dosa sacara terus menerus, jika ada kesalahan maka segeralah bertaubat dan memohon ampunan, jika itu berkaitan dengan perintah yang tidak ditunaikan maka segeralah tunaikan, jika ada kaitannya dengan hak manusia, maka kembalikannlah hak hak nya atau dengan meminta keikhlasannya agar dimaafkan, ini juga berlaku terhadap hak hak oarang kafir yang kita dzolimi. Disamping itu tetap lakukan kebaikan yang akan menjadi pelebur dosa dosa yang telah lakukan.

Bertekad dengan tekad yang kuat agar tidak melakukannya kembali di lain waktu, dan jika terluput lagi maka segeralah bertaubat, dan semoga kita tidak terjatuh pada lubang maksiat yang sama sebanyak dua kali.

Bertaubat selagi masih hidup di dunia dan ajal belum sampai di tenggorokan, dan matahari belum terbit dari barat, maka pada saat saat itu taubat kita masih diterima oleh Allah. Jauhilah lingkungan yang buruk, dimana terdapat orang orang yang selalu menyeru dan mengajak untuk melakukan maksiat dan perbuatan dosa dan menunda nunda kita untuk melakukan taubat.

Akhir kata saya ucapkan semoga para pembaca mampu mengambil pelajaran dan manfaat dari tulisan tentang tata cara shalat taubat diatas, dan lebih penting dari semua itu adalah pengamalan dalam kehidupan kita sehari hari, karena inti dari semua ilmu adalah amal, karena kita akan di hisab berdasarkan amalan yang telah kita lakukan.

Adapun ilmu yang selalu kita kumpulkan dan tidak amalkan maka itu tidak akan memberikan manfaat kepada kita, sebagaimana perkataan salah seorang salaf as sholeh “bukanlah ilmu itu dengan banyaknya hafalan melainkan rasa takut kita kepada Allah” maka jika kita melihat ada orang orang yang merasa sombong dengan banyaknya ilmu namun tidak menambah rasa takutnya kepada Allah, maka saksikanlah bahwa ilmu yang telah dia pelajari itu tidak mendatangkan manfaat pada dirinya.

Sekian artikel mengenai sholat taubat pada kesempatan kali ini, semoga dengan adanya artikel ini, dapat membantu saudara saudara sekalian, agar lebih memahami apa itu shalat taubat, tata cara pelaksanaanya, hingga syarat diterimanya taubat. Semua telah kita bahas secara lengkap, jika ada yang perlu ditanyakan seputar pembahasan di atas, silahkan isi kolom konmentar di bawah ini.

Referensi Sebegai berikut ini ; Tata Cara Sholat Taubat yang Sesuai dengan Petunjuk Nabi Muhammad SAW.