Zalim adalah tindakan menganiaya kepada sesama manusia maupun diri sendiri. Menurut Islam, zalim adalah tabiat dan watak yang ada dalam diri manusia.
Zalim adalah akhlak yang tercela dan sifat buruk yang dapat merusak agama, menghilangkan kebaikan, dan mendatangkan keburukan, bahkan bisa memutus tali silaturahim.
Secara bahasa, zalim artinya meletakkan sesuatu tidak pada tempatnya atau melakukan sesuatu yang tidak semestinya. Orang disebut zalim jika melakukan sesuatu yang tidak wajar dari apa yang telah digariskan Allah dan rasul-Nya, sehingga merugikan orang lain.
Semua manusia memiliki potensi untuk berbuat zalim. Itu karena manusia memiliki hawa nafsu. Zalim adalah salah satu perbuatan yang diharamkan oleh Allah Swt.
Sebagaimana dijelaskan dalam hadis Qudsi yang artinya: “Wahai hamba-Ku, sesungguhnya aku telah mengharamkan zalim atas diri-Ku. Dan, aku jadikan perbuatan haram di antara kalian. Oleh karena itu, janganlah kalian saling berbuat zalim.”
Adapun ciri-ciri orang zalim, antara lain, gemar melakukan kemungkaran (merasa paling benar), senantiasa mengingkari kebenaran (yang dikatakan tidak sesuai yang dijalankan), suka membuat pembenaran atas apa pun (justifikasi), dan gemar berperilaku tercela, seperti suka menganiaya, tidak memberi sesuai haknya, ingkar dan sejenisnya. Lalu, bagaimana Islam menyikapi orang yang membela dan membantu orang zalim?
Allah berfirman yang artinya: "Dan janganlah kamu cenderung kepada orang yang zalim yang menyebabkan kamu disentuh api neraka, sedangkan kamu tidak mempunyai seorang penolong pun selain Allah, sehingga kamu tidak akan diberi pertolongan." (QS Hud: 113).
Ancaman dan celaan terhadap orang yang membantu orang zalim jelas rujukannya. Maka dari itu, janganlah kita mengikuti atau membantu orang zalim. Hindari dan jauhi dia seperti kita menghindari dan menjauhi api neraka.
Bahkan dalam salah satu riwayat dijelaskan di Kitab Durratun Nasihin, Rasulullah SAW bersabda, yang artinya: "Barang siapa mendoakan panjang umur bagi orang zalim, maka berarti dia ingin agar Allah didurhakai di muka bumi-Nya."
Riwayat lain menceritakan, orang zalim hendak berkunjung kepada orang alim. Tatkala orang zalim mendekat, orang alim itu menutup wajahnya karena tidak ingin melihat wajahnya.
Ada juga riwayat yang menyebutkan, ketika orang zalim hampir mati di hutan, bolehkah diberi seteguk air? "Tidak boleh, biarkan dia mati". (Dijelaskan di Kitab Durratun Nasihin karya Utsman Ibn Hasan Ibn Ahmad asy-Syakir al-Khaubawy).
Ayat ini menjadi peringatan keras pada kita semua agar jangan lemah semangat. Sehingga, cenderung tunduk atau loyal kepada orang yang zalim yang tingkah laku mereka melampaui batas, merampas hak orang lain, atau menghalalkan segala macam cara yang dilarang oleh agama.
Jika kamu loyal atau mengikuti tingkah laku orang-orang zalim tersebut, perbuatan itu akan menyebabkan kamu ditimpa api neraka bersama dengan mereka. Demikian tegas dan jelasnya ancaman dan celaan bagi mereka yang membantu orang zalim, maka kita jangan sampai melakukan dan mengikutinya. Mendoakan saja dilarang, apalagi mengikuti dan membantunya. Semoga kita dijauhkan dari orang-orang zalim dan jangan menjadi bagian dari kezaliman itu sendiri, amin.