Taubat adalah amalan yang diberikan sebagai bentuk kesempatan dari Allah SWT untuk umat manusia yang benar-benar menyadari kesalahan dan ingin memperbaiki diri menjadi manusia yang lebih beriman dan bertakwa di jalan Allah. Namun tidak ada muslim yang dapat menjamin bahwa Allah SWT menerima taubatnya. Sebagai manusia kita hanya bisa selalu berharap agar Sang Khalik mengampuni dosa-dosa kita. Lalu bagaimana caranya kita mengetahui apakah taubat yang kita lakukan tersebut diterima atau tidak sedangkan mungkin dosa yang kita perbuat sangat besar dan terasa sangat sulit untuk diampuni?
Syarat Sah Taubat
Syarat sah taubat
Layaknya amal, ada syarat sah taubat agar kita diterima oleh Allah SWT. Manusia bisa mengukur, karena ini sifatnya dzahir. Seseorang bisa mempelajari apa saja syarat sah taubat tersebut, sehingga mereka bisa menilai, apakah taubat yang dia kerjakan telah diterima atau tidak.
Kamu bisa menilai shalat kamu sah dan diterima, ketika kamu memahami bahwa shalat yang kamu kerjakan telah memenuhi syarat, rukun, dan wajib shalat. Serta kamu tidak melakukan pembatal shalat. Begitu juga dengan taubat, ada syarat sah taubat agar taubatmu dapat diterima. Jika syarat-syarat tersebut dipenuhi InsyaAllah Allah akan senantiasa membukakan pintu taubatnya untuk kita.
Syarat sah taubat ada 5:
- Ikhlas. Artinya, dia bertaubat karena dorongan untuk beribadah kepada Allah
- Al-Iqla’ (melepaskan), maksudnya adalah melepaskan dosa yang dia taubati
- An-Nadam (menyesal), orang yang bertaubat harus benar-benar menyesali dosa yang dia taubati.
- Al-Azm (tekad). Orang yang bertaubat harus memiliki tekad untuk tidak mengulang kembali dosanya.
Taubatnya dilakukan sebelum ditutupnya kesempatan taubat, yaitu ketika ruh sudah di tenggorokan atau matahari telah terbit dari barat.
Apakah Taubat Langsung Diterima?
Diterimanya taubat ataupun amal kita, tidak ada satupun manusia yang tahu. Karena ini semua merupakan hak dari Allah, Dzat yang kita sembah. Manusia hanya bisa berharap agar taubatnya diterima dan mengiringi taubatnya dengan amal soleh.
Dalam banyak ayat, Allah mengajarkan agar manusia yang bertaubat mengiringinya dengan berbuat ishlah (mengadakan perbaikan). “ Kecuali orang-orang yang taubat, sesudah (kafir) itu dan mengadakan perbaikan. Karena sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Ali Imran: 89)
“ Mengadakan perbaikan” berarti berbuat baik untuk menghilangkan akibat jelek dari kesalahan yang pernah dilakukan.
Allah juga berfirman,
“ Kecuali orang-orang yang bertaubat sesudah itu dan memperbaiki (dirinya), maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. an-Nur: 5)
Karena itulah, terkait masalah diterimanya taubat, manusia hanya bisa berharap. Memohon kepada Allah agar taubatnya diterima oleh Allah. Tugas hamba adalah berusaha sebaik mungkin, dan memastikan taubatnya sah. Apakah taubatnya diterima atau tidak, seorang hamba hanya bisa berharap dan tidak bisa memastikan.
Hati Lebih Tentram Dan Tenang
Di antara tanda-tanda taubat seseorang yang diterima oleh Allah Subhana Hua Ta’ala salah satunya adalah kondisi hati yang terasa lebih tentram dan tenang. Hal ini dikarenakan ia lebih banyak beribadah untuk mendekatkan diri kepada Allah Subhana Hua Ta’ala sehinga hal tersebut sangat mempengaruhi keadaan jiwa seseorang. Seseorang yang selalu bermaksiat dan berlumur dosa, akan senantiasa merasa gelisah walaupun hidupnya bergelimang kenikmatan duniawi karena kenikmatan tersebut hanyalah fana yang tercipta dari bisikan-bisikan setan.
Kemudian tanda taubat seseorang diterima oleh Allah adalah mulai banyaknya teman-teman yang sholeh dan sholehah di sekitarnya, artinya ia sudah tidak lagi nyaman untuk berteman dengan teman-temannya yang dahulu saat ia melakukan banyak dosa dan maksiat.
Dengan jauhnya ia dari teman – teman yang banyak dosa dan maksiat, maka akan semakin jauh juga ia dari perbuatan terkutuk tersebut. Selain itu, dengan semakin sering dan semakin banyak ia berkumpul dengan orang-orang sholeh maka akan semakin dekat ia dengan Allah Subhana Hua Ta’ala karena sifat alami manusia salah satunya adalah mudah dipengaruhi oleh lingkungan atau teman-temannya.
Allah berfirman:
Artinya: “ Mereka itu adalah orang-orang yang bertaubat, yang beribadat, yang memuji, yang melawat, yang ruku´, yang sujud, yang menyuruh berbuat ma´ruf dan mencegah berbuat munkar dan yang memelihara hukum-hukum Allah. Dan gembirakanlah orang-orang mukmin itu.” (QS at-Taubah : 112)
Lebih Menyibukkan Diri Dengan Kewajiban Dan Ibadah Terhadap Allah SWT
Ketika taubat seseorang diterima oleh Allah maka Allah akan terus menggerakkan hatinya untuk selalu beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala. Ia akan meninggalkan perbuatan dosa dan maksiat karena sudah lebih nyaman dengan kegiatan ibadah yang bisa mendekatkan ia dengan Tuhannya.
Lebih Banyak Bersyukur
Bersyukur adalah kunci utama dari kebahagiaan serta ketakwaan seseorang. Oleh karena itu semakin Allah menerima taubat yang dilakukan manusia maka akan semakin besar kesadaran diri akan kebesaran Allah dan akan semakin besar pula rasa syukur atas nikmat – nikmat yang senantiasa Allah berikan kepadanya.
Allah berfirman:
Artinya: “ Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang ke luar dari kampung halaman mereka, sedang mereka beribu-ribu (jumlahnya) karena takut mati; maka Allah berfirman kepada mereka: “ Matilah kamu”, kemudian Allah menghidupkan mereka. Sesungguhnya Allah mempunyai karunia terhadap manusia tetapi kebanyakan manusia tidak bersyukur” (Al-Baqarah : 243)
Seseorang yang bertaubat pastinya bera berupaya untuk memperbaiki akhlaknya dan Allah akan senantiasa meringankan hati hamba-Nya yang bertakwa sehingga akhlaknya terus-menerus menjadi lebih baik di setiap waktunya.
Allah berfirman :
Artinya: Sesungguhnya Kami telah mensucikan mereka dengan (menganugerahkan kepada mereka) akhlak yang tinggi yaitu selalu mengingatkan (manusia) kepada negeri akhirat. (QS. Sad : 46)
Senang Bersedekah
Sedekah adalah amal wajib yang terkadang sangat sulit dilakukan oleh manusia karena sifat alami manusia yang selalu merasa kurang dan sayang untuk membagikan hal – hal yang ia miliki kepada orang lain walaupun ia sendiri menyadari bahwa apa yang ia miliki bukanlah milik dirinya sendiri akan tetapi juga sebagiannya adalah miliki orang lain yang membutuhkan.
Allah berfirman:
Artinya: “ Jika kamu menampakkan sedekah(mu), maka itu adalah baik sekali. Dan jika kamu menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, maka menyembunyikan itu lebih baik bagimu. Dan Allah akan menghapuskan dari kamu sebagian kesalahan-kesalahanmu; dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Baqarah : 271)
Menjaga Penampilan / Aurat
Bentuk taubat yang paling mudah terlihat secara kasat mata adalah dari penampilannya, baik dari hal aurat dan dari kesesuaian penampilan yang telah di atur oleh syariat Islam.
Allah akan senantiasa membimbing hati hamba-Nya yang benar-benar ikhlas dalam bertaubat sehingga semakin istiqomah dalam menjaga penampilan dan auratnya maka semakin besar pula kemungkinan bahwa taubatnya telah diterima oleh Allah SWT Karena untuk istiqomah menjaga penampilan sebagai seorang muslim yang taat tidaklah mudah.
Allah Berfirman:
Artinya: “ Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: “ Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (QS. Al-Ahzab : 59)
Menjaga Sikap Dan Ucapannya
Sikap dan ucapan seseorang yang telah bertaubat tentu akan berbeda dengan seseorang yang belum menempuh taubat. Seseorang yang telah bertaubat akan senantiasa menjaga sikap dan ucapannya menjadi lebih santun dan lembut agar tidak menyakiti perasaan orang lain. Berbeda dengan orang yang masih belum menempuh taubat, cara komunikasinya akan lebih kasar dan semaunya sendiri tanpa memikirkan perasaan orang lain.
Kemudian salah satu tanda diterimanya taubat seseorang adalah dengan Allah yang selalu membimbing ia agar senantiasa menjaga sikap dan ucapannya saat berkomunikasi dengan orang lain.
Syarat utama untuk bertaubat adalah menyadari dan menyesali dosa dan kesalahan yang telah diperbuat. Kemudian setelah ia memperbaiki diri dan terus bertaubat ia tidak akan pernah merasa cukup akan ibadah yang telah ia lakukan seakan dosanya masih terus ada, entah itu adalah dosa yang telah lalu ataupun dosa yang baru dilakukan. Oleh karenanya ia akan terus berupaya meningkatkan keimanan diri untuk menebus dosa-dosa yang melekat dalam dirinya.