Misi Besar Iblis Merusak Rumah Tangga hingga Suami Mentalak Cerai Istri. Iblis sangat senang dan tertawa bilang terjadi talak atau cerai pasangan suami istri. Sementara perceraian menjadi perkara dalam Islam yang dibenci Allah Subhanahu wa ta'ala (SWT). Sebuah janji ikatan pernikahan bisa hempas karena ucapan talak.
Setiap pasangan suami istri mengharapkan dalam membina mahligai rumah tangga yang rukun dan damai. Berbagai usaha dilakukan untuk mempertahankan rumah tangga dan mewujudkan keluarga harmonis.
Tidak ada sesuatu hal yang sempurna, masalah pasti datang dalam rumah tangga. Adanya perbedaan pandangan antara suami dan istri menjadi jalan munculnya sebuah pertengkaran.
Setan dan iblis berlomba-lomba untuk menggoda iman suami istri dalam rumah tangga agar terus bermasalah.
“Sesungguhnya iblis singgasananya berada di atas laut. Dia mengutus para pasukannya. Setan yang paling dekat kedudukannya adalah yang paling besar godaannya. Di antara mereka ada yang melapor, ‘Saya telah melakukan godaan ini.’ Iblis berkomentar, ‘Kamu belum melakukan apa-apa.’ Datang yang lain melaporkan, ‘Saya menggoda seseorang, sehingga ketika saya meninggalkannya, dia telah berpisah (talak) dengan istrinya.’ Kemudian iblis mengajaknya untuk duduk di dekatnya dan berkata, ‘Sebaik-baik setan adalah kamu.” (HR. Muslim)
Selain manusia, Allah Subhanahu wa Ta'ala juga menciptakan setan. Makhluk ini termasuk dalam golongan dari bangsa jin . Namun, setan juga bisa dari bangsa manusia. Jika setan makhluk dari bangsa jin, maka arti setan adalah makhluk yang mempunyai jasad dan dia dari bangsa jin yang diciptakan oleh Allah Subhanahu wa Taala dari api.
Sedangkan setan dari manusia, maka berarti ini adalah sifat buruk yang disebutkan oleh Allah Subhanahu wa Taala di dalam Al-Quran. Di antaranya, yaitu Allah Subhanahu wa Taala menyebutkan:
"Setan-setan manusia dan jin." (QS. Al-Anam : 112)
Ustadz Ahmad Zainudin, Lc ketika ceramah dan kajian Islam ilmiah dengan pembahasan Risalah Penting Untuk Muslimah, sebuah kitab buah karya Syaikh Prof. Dr. Abdurrazzaq bin Abdil Muhsin Al-Abbad Al-Badr Hafidzahullah, di laman jejaring kanal dakwah Rodja menjelaskan, ayat di atas menunjukkan bahwa apabila kata "setan" digandengkan kepada jin, maka dia adalah makhluk yang diciptakan oleh Allah Subhanahu wa Taala dari api dan dia kafir menyimpang dari jalan Allah Subhanahu wa Taala dan pemimpinnya adalah iblis. Sedangkan apabila kata "setan" digandengkan kepada manusia, maka berarti dia adalah sifat yang buruk. Berarti manusia tersebut mempunyai sifat setan.
Dalam keseharian atau saat kita mendengar kata-kata setan yang 'terkutuk'. Kata "terkutuk" ini disebutkan oleh Allah Subhanahu wa Taala di dalam Al-Quran:
"Aku mohon perlindungan untuk Maryam Alaihis Salam serta anak keturunannya kepada Engkau Wahai Allah dari setan yang terkutuk." (QS. Ali-Imran : 36)
Juga firman Allah:
"Jika engkau membaca Al-Quran, maka mintalah perlindungan kepada Allah dari setan yang terkutuk." (QS. An-Nahl : 98)
Setan tidak mau sujud kepada Adam. Maka akhirnya Allah Subhanahu wa Taala murka dan Allah menyebutkan dia terkutuk/terlaknat. Allah Subhanahu wa Taala berfirman:
"Keluarlah engkau dari surga tersebut. Sesungguhnya engkau adalah makhluk yang terkutuk." (QS. Shad : 77)
Setan terkutuk karena iblis yang diciptakan oleh Allah dari api tidak mau sujud kepada Adam Alaihis Salam yang diciptakan dari tanah karena kesombongannya. Setan mengatakan:
"Aku lebih baik darinya. Engkau telah menciptakan aku dari api dan Engkau telah menciptakan dia dari tanah." (QS. Al-Araf : 12)
Kepentingan setan di dalam kehidupan ini adalah untuk merusak dalam segala hal. Yaitu merusak agama, merusak makhluk, merusak hubungan, merusah kemesraan, merusak hubungan persaudaraan dan merusak segala apa saja yang baik. Allah Subhanahu wa Taala berfirman:
"Iblis berkata: Karena Engkau Ya Allah telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan menghalang-halangi hamba-hambaMu dari jalan Engkau yang lurus." (QS. Al-Araf : 16)
"Kemudian saya akan mengganggu mereka dari depan, dari belakang, kanan, kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka orang yang pandai bersyukur." (QS. Al-Araf : 17)
Ayat ini memberikan keterangan bahwasanya tugas iblis dan setan adalah menyimpangkan manusia dari jalan Allah Subhanahu wa Taala, merusak manusia dari segala macam kebaikan. Iblis tidak akan pernah menjadi teman dan pasti menjadi musuh. Karena mereka adalah musuh, maka harus dijadikan musuh, tidak boleh dijadikan teman. Allah Subhanahu wa Taala berfirman:
"Sesungguhnya setan itu adalah musuh bagi kalian, maka anggaplah ia musuh. Sesungguhnya setan-setan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala." (QS. Fatir : 6)
Setan Merusak Hubungan Suami Istri
Menurut Ustadz Ahmad Zainuddin, ilmu sihir pertama yang dipelajari adalah memisahkan suami istri. Hal ini sebagaimana disebutkan oleh Allah di dalam Al-Quran:
"Maka mereka mempelajari dari kedua malaikat tersebut apa yang dengan sihir tersebut mereka dapat menceraikan antara suami dengan istrinya" (QS. Al-Baqarah : 102)
Merusak hubungan suami istri ini kadang-kadang bukan hanya dilakukan oleh setan dari bangsa jin, tetapi juga dilakukan oleh setan dari bangsa manusia. Yaitu manusia-manusia yang mempunya sifat buruk terhadap manusia lainnya.
Di antara perbuatan manusia yang mempunyai sifat setan adalah memisahkan antara suami istri, menjadi orang ketiga, sehingga terpisahnya hubungan suami istri, atau bahasa zaman sekarang sering disebut pelakor (perebut laki orang), sehingga terpisah lah hubungan suami istri yang sah karena ada pihak ketiga. Dan ini dosa besar, sebagaimana hadits Rasul Shallallahu Alaihi wa Sallam:
"Bukan dari kami seorang yang membuat seorang istri rusak hubungannya dengan suaminya." (HR. Imam Ahmad dan Ibnu Hibban)
Ini adalah peringatan keras agar berhati-hati terhadap langkah-langkah setan di dalam merusak hubungan suami istri. Maka seorang istri yang shalihah memerlukan untuk mempelajari perkara yang penting ini dan dia harus menyadari hakikat ini. Demikian juga suaminya.
Setiap suami dan istri wajib menyadari dengan sebaik-baik bahwa di sana ada musuh yang tersembunyi, dia bisa melihat kalian dan kalian tidak bisa melihatnya. Bahkan musuh tersebut mengalir pada aliran darahmu, sebagaimana Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda:
"Sesungguhnya setan mengalir di dalam tubuh manusia seperti mengalirnya darah." (HR. Bukhari dan Muslim)
Para ulama berpendapat bahwa hadis ini adalah sesuai dengan lafal hadis tersebut secara hakikat. Makanya sebagian ulama berdalil dengan hadis ini bahwa jin bisa membuat manusia kesurupan. Hal ini karena dia bisa masuk ke dalam tubuh manusia seperti mengalirnya aliran darah.
Dan ada yang mengatakan makna hadis ini adalah karena saking banyaknya setan menggangu manusia. Sebagaimana manusia tidak pernah tidak ada darah di dalam tubuhnya, maka begitulah gangguan setan kepada manusia. Dia meludahi engkau, dia memberikan bisikan kepadamu, dia menipumu, dia mengecohmu, dia melakukan semua itu tanpa engkau ketahui. Setan menorehkan di hati suami dan istri rasa was-was dan juga memberikan rasa ragu sampai terjadinya permusuhan.
Jadi, termasuk sifat istri yang shalihah adalah berhati-hati dari tipuan setan, berhati-hati dari gangguan setan, berhati-hati dari bisikan setan, dan juga apa saja yang dimasukkan ke dalam perasaan yang menyebabkan seseorang mendengar akan bisikan tersebut kemudian menyebabkan akhirnya rusaklah hubungan, hancurlah rumah tangga.
Berapa banyak dari keluarga terjadi kehancuran yang setelahnya tidak ada kata kembali damai. Kalau seandainya suami dan istri meminta perlindungan kepada Allah Subhanahu wa Taala dari setan dan menjauhi segala macam bisikan-bisikan dan was-was setan ketika terjadi perkara ini, maka tidak akan pernah terjadi perceraian.
Bahkan disebutkan bahwasanya setan membuat sayembara. Siapa yang menang, maka dia akan mendapatkan keutamaan menurut setan. Sayembaranya adalah memisahkan antara suami istri.
Wallahu A'lam
Perceraian, meskipun halal (dengan sebab tertentu), merupakan hal yang sangat dibenci Allah. Perceraian adalah salah satu misi terbesar iblis. Dalam hadits shahih yang diriwayatkan Imam Muslim, dikisahkan bahwa berbagai macam upaya pasukannya menggoda manusia ditanggapi dingin oleh Iblis. Namun, ketika ada pasukannya yang melaporkan bahwa ia telah berhasil membuat suami istri bercerai, Iblis pun mendekati pasukannya itu dan memujinya.
إِنَّ إِبْلِيسَ يَضَعُ عَرْشَهُ عَلَى الْمَاءِ ثُمَّ يَبْعَثُ سَرَايَاهُ فَأَدْنَاهُمْ مِنْهُ مَنْزِلَةً أَعْظَمُهُمْ فِتْنَةً يَجِىءُ أَحَدُهُمْ فَيَقُولُ فَعَلْتُ كَذَا وَكَذَا فَيَقُولُ مَا صَنَعْتَ شَيْئًا قَالَ ثُمَّ يَجِىءُ أَحَدُهُمْ فَيَقُولُ مَا تَرَكْتُهُ حَتَّى فَرَّقْتُ بَيْنَهُ وَبَيْنَ امْرَأَتِهِ – قَالَ – فَيُدْنِيهِ مِنْهُ وَيَقُولُ نِعْمَ أَنْتَ
Sesungguhnya iblis meletakkan singgasananya di atas air kemudian dia mengirimkan pasukannya. Maka yang paling kepadanya ialah yang paling besar fitnahnya. Lalu datanglah salah seorang pasukannya melapor, “aku telah melakukan ini dan itu.” Iblis menjawab, “kamu belum berbuat apa-apa.” Lalu datanglah pasukan lain melapor, “aku tidak membiarkannya hingga aku menceraikan dia dan istrinya”. Iblis pun mendekat kepada pasukan itu dan memujinya, “bagus”. (HR. Muslim)
Hendaklah hadits ini menjadi bahan renungan kita semua untuk menguatkan keluarga kita. Bahwa Iblis dan pasukannya memang tidak tinggal diam saat keluarga kita harmonis, saat keluarga kita bahagia, saat keluarga kita menggapai sakinah, mawaddah wa rahmah. Dengan segala cara, Iblis dan pasukannya berupaya agar keluarga kita yang harmonis menjadi kacau. Dengan berbagai metode, Iblis dan pasukannya berupaya agar keluarga kita yang tentram dan bahagia menjadi berselisih dan saling menderita. Dengan beragam tipudaya, Iblis dan pasukannya berupaya agar keluarga kita pecah dan porak poranda.
Berbagai upaya Iblis itu terangkum dalam dua dimensi godaan, minal jinnati wannas. Adakalanya Iblis dan pasukannya menghembuskan benih-benih kepada kita, dan pada saat yang sama pula, syetan dari kalangan manusia menghembuskan isu dan menghasut kita.
“Mbak, tadi saya lihat suami Mbak asyik berbincang dengan wanita teman kantornya.” Bisa jadi suatu saat ada orang yang berkata seperti itu. Dengan maksud, memprovokasi istri yang selama setia dengan suaminya. Ia iri dengan keluarga harmonis pasangan muslim dan muslimah tersebut.
Pada saat terdengar hasutan itu, pasukan iblis menghembuskan godaannya: “Itu tanda-tanda suamimu sudah tak lagi cinta. Itu tanda suamimu mulai dekat dengan wanita lain. Jangan-jangan mereka selingkuh.” Bisa jadi istri kemudian termakan hasutan tersebut lalu timbullah kecurigaan. Dari kecurigaan terkikislah cinta dan kepercayaan. Padahal, sang suami tersebut sedang rapat bersama tim sekantor yang terdiri dari banyak orang dan memungkinkan masing-masing peserta rapat berbicara dan menyampaikan pendapat. Bukan berduaan.
Kemudian, bisa jadi kisah tersebut berlanjut dengan temuan foto sang suami berdua dengan wanita tersebut. Pasukan iblis pun lebih kuat menghembuskan godaan, dari kecemburuan menjadi benih-benih kebencian. Padahal, foto tersebut hasil di-crop dari foto bersama banyak orang dan di-edit sedemikian rupa. Sang istri yang termakan godaan syetan pun kemudian mulai memperlihatkan sikapnya yang berbeda. Ia tak lagi terlihat manis di depan suaminya. Ia mulai enggan diajak suaminya. Dan seterusnya.
Di lain pihak, pasukan iblis pun menghembuskan kecurigaan kepada sang suami. Mereka membisik-bisikkan bahwa istrinya telah berubah, mungkin sudah tidak cinta atau mungkin ia berpaling ke laki-laki lain.
Ketika suami dan istri sudah mulai saling curiga dan tidak saling percaya, perkara kecil pun bisa menjadi bahan pertengakaran hebat. Masak tidak sesuai selera, suami marah. Suami tidak memakan masakan istri, istri marah. Terburu-buru berangkat kerja membuat suami marah. Anak terlambat ke sekolah istri marah. Saling marah memperburuk keadaan, meningkatkan kebencian. Bertemu dengan pasangan bukan lagi hal yang disuka, justru menjadi semacam siksa. Jika demikian, ancaman perceraian pun di depan mata.
Saat suami istri bercerai, saat itulah pasukan iblis melaporkan akhir misinya. “Saya sudah membuat mereka bercerai.” Dan iblis pun memuji: “bagus.” Mereka bergembira di atas penderitaan dua insan yang dulunya hidup bersama dalam suasana cinta.
Maka saudariku, jagalah selalu cinta Anda dan suami. Jangan tergoda oleh hal-hal kecil, apalagi isu atau kabar burung dari orang yang kejujuran dan akhlaknya cacat. Jangan biarkan keluarga Anda termakan godaan iblis. Kita berlindung kepada Allah dari ketidakharmonisan keluarga, lebih-lebih dari perceraian. Jangan biarkan iblis bersuka cita dan bertepuk tangan.