Dalam sebuah hadis qudsi, Allah SWT berfirman, "Hai anak Adam! sesungguhnya selagi engkau masih berdoa, dan berharap kepada-Ku niscaya akan kuampuni, sedangkan Aku tidak peduli bagaimana kondisimu. Hai, anak Adam! Andaikata dosa-dosamu sebanyak awan di langit, lalu engkau memohon ampun kepada-Ku, niscaya Aku akan mengampunimu. Sedangkan Aku tidak peduli bagaimana pun kondisimu. Hai anak Adam! Sungguh, andai engkau datang kepada-Ku membawa dosa-dosa yang hampir seisi bumi, lalu engkau menemui-Ku dengan tidak menyekutukan sesuatu kepada-Ku, niscaya Aku akan mendatangimu dengan membawa ampunan sebanyak itu pula." (HR Tirmizi).
Maha Suci Allah Yang Maha Pengampun. Jika kita berbuat sebuah kecerobohan dan khilaf yang fatal, Allah masih membuka pintu maaf. Namun kadang, kita sendirilah yang menjauh saat melakukan kekhilafan. Kita merasa malu dan nista. Lalu kita semakin menjauh dan justru tenggelam dalam dosa-dosa lainnya.
Sejatinya, Allah SWT menyiapkan sarana tobat lewat wasilah istighfar yang pahalanya amat besar. Bahkan Allah SWT lebih menyukai kaum yang berbuat dosa lalu bertobat kepada-Nya. Dibandingkan kaum yang katakanlah sama sekali tak berbuat aniaya.
Rasulullah SAW bersabda, "Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, seandainya kalian tidak pernah berbuat dosa, niscaya Allah akan membinasakan dan menggantikan kalian dengan suatu kaum yang berbuat dosa lalu mereka memohon ampun kepada Allah lalu Dia mengampuni dosa mereka." (HR Muslim).
Tidak perlu ragu lagi untuk membawa dosa-dosa kita, sebanyak apapun kepada Dzat yang telah menciptakan kita. Allah SWT begitu menunggu orang-orang yang kembali pulang kepada-Nya. Lewat lisan-lisan yang penuh penyesalan, lewat hati yang penuh keinsyafan, kadang lewat tangis yang penuh pengharapan.