This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

Tampilkan postingan dengan label Cara Mengurangi Dampak Psikologis Anak Pascaperceraian Orang Tua. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Cara Mengurangi Dampak Psikologis Anak Pascaperceraian Orang Tua. Tampilkan semua postingan

Kamis, 11 Agustus 2022

Cara Mengurangi Dampak Psikologis Anak Pascaperceraian Orang Tua

Cara Mengurangi Dampak Psikologis Anak Pascaperceraian Orang Tua

Cara Mengurangi Dampak Psikologis Anak Pascaperceraian Orang Tua. Perpisahan memang tak pernah mudah untuk dihadapi. Baik itu berpisah karena perceraian atau pun kematian. Terlebih lagi terjadi perpisahan ketika sudah memiliki anak. Hal ini pasti akan sulit untuk anak menghadapi perpisahan atau perceraian orang tuanya. Perpisahan orang tua bisa memicu munculnya stres hingga rasa bersalah pada anak. Mungkin terjadi jika anak-anak berasumsi bahwa perceraian adalah akibat dari kesalahan mereka.

Perceraian mengharuskan anak-anak kehilangan kontak sehari-hari dengan salah satu orang tuanya, entah itu dengan ibunya atau dengan anaknya. Anak terkadang juga harus memilih dengan siapa dia akan tinggal setelah perpisajan. Kontak yang menurun dapat mempengaruhi ikatan orang tua dan anak. Peneliti menyebutkan bahwa banyak anak merasa kurang dekat dengan ayah mereka pascaperceraian. Perceraian dapat meningkatkan risiko masalah kesehatan mental bagi anak-anak dan remaja. Terlepas dari usia, jenis kelamin, atau budaya, anak-anak mengalami peningkatan masalah psikologis setelah orang tuanya bercerai. Orang tua memainkan peran utama dalam cara anak menyesuaikan diri dengan perceraian.

  1. Bantu Anak Merasa Aman Kecemasan anak timbul akibat rasa takut ditinggalkan dan kekhawatiran tentang masa depan. Bantu mereka untuk selalu merasa dicintai, aman, dan terjamin akan kehidupannya bisa mengurangi risiko masalah kesehatan mental.
  2. Jaga Hubungan yang Sehat Kehangatan orang tua, komunikasi yang baik, dan tingkat konflik yang rendah bisa membantu anak menyesuaikan diri dengan perceraian orang tuanya. Hubungan orang tua yang sehat membantu anak dalam mengembangkan harga diri yang lebih tinggi dan kinerja akademis yang lebih baik
  3. Hindari Menempatkan Anak di Tengah Tidak lah pantas menempatkan anak di tengah dan memaksanya untuk memilih ingin ikut siapa, siapa orang tua yang lebih disukai, atau menghasutnya. Anak-anak yang terjebak di tengah sebagai pemilih cenderung mengalami kecemasan dan depresi.
  4. Ajarkan Keterampilan Mengatasi Anak-anak akan beradaptasi lebih baik dengan perceraian bila dia terbiasa dengan strategi penanganan yang aktif, memecahkan masalah, dan restrukturisasi kognitif. Ajari anak-anak bagaimana cara mengelola pikiran, perasaan, dan perilakunya dengan cara yang sehat. Beradaptasi pada tahun pertama perceraian itu tidak mudah, tetapi membiasakan diri dengan langkah-langkah positif dapat membantu anak keluar dari masalah mentalnya.
  5. Berdayakan Anak Anak-anak yang meragukan kemampuan dirinya sendiri untuk menghadapi perubahan dan melihat diri sebagai korban yang tidak berdaya cenderung mengalami kesehatan mental. Bicara dengan anak dan ajari mereka meskipun menghadapi perceraian itu sulit, dia memiliki kekuatan mental untuk mengatasinya. 

Referensi : Cara Mengurangi Dampak Psikologis Anak Pascaperceraian Orang Tua