Rabu, 27 Juli 2022

Mengobati Gelisahnya Hati Belum Dikaruniai Anak

Mengobati Gelisahnya Hati Belum Dikaruniai Anak. Setiap orang punya kisah dan perjuangannya sendiri untuk menjadi lebih baik. Meski kadang harus terluka dan melewati ujian yang berat, tak pernah ada kata terlambat untuk selalu memperbaiki diri. Kamu menggapai tanganku. Jemari kita bertaut. Kamu menatap mataku dengan polos. Nak, meski kamu belum bisa bicara, hati kita sudah terpaut, lebih erat dari tali bersimpul mati. Pagi itu, kita berjemur, kamu dengan lahap menyesap ASI. Matahari menghangatkan tubuh kita, agar kamu tumbuh menjadi anak yang sehat dan cerdas, agar aku menjadi ibu yang tangguh. Senyum kita selebar dunia. Ah, adegan itu terekam jelas di kepala. Lebih tepatnya, angan-angan itu cukup membuat mata berkaca-kaca.


Hidup memang tak selalu sesuai dengan apa yang diinginkan. Jika semua impianku terwujud begitu saja, di mana letak syukur yang harus dipanjatkan sebanyak-banyaknya kepada Sang Pencipta? Satu tahun enam bulan terasa cepat untuk bergulat dengan realita, tapi terasa lama  untuk berdamai dengan andai. Selama itu pula, aku sudah jatuh dan terbangun, harapanku patah berulang kali, bahkan hatiku terasa babak belur. Pertanyaan, “Why me?” masih selalu membayangiku. Namun, aku juga yakin, Allah Swt. memiliki alasan dan lebih berhak menyatakan, “Why not?”

Absennya buah hati di usia pernikahan yang hampir menginjak dua tahun membuatku becermin. Barangkali, masih banyak dosa-dosaku yang belum bisa ditebus. Perasaan sedih dan kecewa berkali-kali hadir ketika keluar dari ruangan dokter. Program hamil yang dijalani masih belum membuahkan keturunan. Apa aku sibuk mencari dokter terbaik, sedangkan Yang Maha Kuasa justru menungguku untuk “berkonsultasi”? Kegagalan program hamil yang kujalani menjadi titik balik untuk berusaha menjadi lebih baik.

Awalnya, aku selalu menghindari acara-acara untuk menghindari pertanyaan, “Sudah hamil?” Aku juga selalu mencari-cari artikel di internet tentang keberhasilan program hamil dengan kondisi perempuan PCOS (Polycystic Ovarium Syndrom). Semuanya aku lakukan semata-mata untuk menenangkan hati yang gelisah. Aku berusaha menghibur diri dan meyakinkan hati bahwa kehamilan bisa terjadi pada siapa saja. Syarat secara medis bisa ini itu, tetapi syarat paling mutlak hanya satu, jika Allah Swt. mengizinkan. Itu saja.

Kegelisahan bersumber dari hati yang berantakan. Aku mulai menatanya kembali dengan memeriksa sajadah, barangkali hanya tergelar lima kali sehari. Seingatku, dalam seminggu, Alquran yang teronggok di sudut lemari hanya dibuka beberapa kali. Waktuku banyak digunakan untuk urusan duniawi, mengeluh, menangis, dan mengasihani diri sendiri. Akhirnya aku sadar, ujian ini harus dihadapi dengan sabar, diselesaikan dengan tegar. Ujian yang lama-lama kuanggap sebagai tantangan ini, harus ditaklukkan.

Aku mulai berhijrah dari hal-hal yang terlihat sederhana. Berhijrah dari makanan yang tidak dibutuhkan tubuh ke makanan yang lebih bergizi, juga berhijrah dari malas berolahraga menjadi lebih rajin berolahraga. Dalam benak, kutanamkan tekad bahwa keduanya dilakukan sebagai bentuk syukur kepada Ilahi. Aku mulai meminta maaf pada orang-orang yang tersakiti dengan modal ingatan. Selebihnya, mungkin masih banyak tingkah laku dan ucapan yang menyakiti hati orang lain.

Dalam doaku, semoga mereka membukakan pintu maaf. Dalam doaku, aku meminta ampun atas kesombongan dalam diri yang mungkin tak disadari, aku meminta ampun atas segala dosa. Dalam doaku, semoga semesta membentangkan jalan bagi aku dan suami untuk bertemu dengan buah hati.

Setiap hari, aku selalu berusaha menambah kualitas dan kuantitas interaksi dengan Sang Pencipta. Semua yang terjadi dalam hidupku adalah kehendak-Nya, maka aku memohon petunjuk dan jalan keluar kepada-Nya. Aku selalu mengulang doa yang sama tapi kegelisahanku malah menjadi-jadi. Hingga akhirnya, aku memahami bahwa segala usaha dan doa bermuara di lautan bernama keridaan.

Ridha menerima segala ketentuan-Nya adalah caraku menaklukkan tantangan ini secara perlahan. Sebelah mataku terbuka, hamparan nikmat yang telah diberikan justru luput untuk disyukuri. Aku terlalu sibuk mengejar impian serupa ketidaktahuan akan takdir. Aku terlalu repot mengukur cepat dan lambat, padahal Dia selalu memiliki perhitungan waktu yang tepat. Tugasku hanya berkeinginan, berusaha sekuat tenaga, mendekatkan diri pada-Nya, bersyukur, dan menerima takdir dengan lapang dada.


Merasa hidup berantakan akibat kehilangan arah dan tujuan, memang dapat membuatmu kerap menjadi merana. Suasana hati gak tenang, motivasi dan semangat berkurang, serta mengalami berbagai macam situasi yang gak menyenangkan. Menjalani hidup tanpa arah dan tujuan yang jelas, memang sangat membingungkan.

Terjebak dalam keseharian yang kurang produktif dan kebiasaan yang negatif, bisa menjadi aktivitas yang kamu jalani setiap hari. Melangkah menuju masa depan pun rasanya tak mampu, bahkan segala hal yang dilakukan juga terasa sia-sia. Bagi kamu yang sedang dalam kondisi seperti ini, berikut beberapa tips yang bisa membantumu menemukan petunjuk untuk menjalani kehidupan secara lebih jelas dan terarah.

1. Kenali apa yang menjadi penyebabnya 

Mengalami kondisi berantakan dalam hidup akibat diri yang mulai kehilangan arah dan tujuan, langkah pertama yang perlu kamu lakukan yaitu, mengenali apa yang menjadi penyebabnya. Cari tahu terlebih dulu, sumber dari permasalahan yang kamu hadapi. Bertanya kepada diri sendiri tentang apa yang membuatmu hilang kendali, hingga menyebabkan gak tahu lagi harus ke mana.

Sebelumnya, agar lebih mudah dalam mengenali sumber permasalahannya, kamu perlu menyadari dan mengakui bahwa kondisimu saat ini, memang sedang gak karuan. Tak masalah merasa sedang gak baik-baik saja, setiap manusia memang wajar jika suatu saat mengalami hal ini. Gak perlu berpura-pura kuat, jika kenyataannya hati dan pikiranmu sedang kurang sehat.

Mengalami kondisi berantakan dalam hidup akibat diri yang mulai kehilangan arah dan tujuan, langkah pertama yang perlu kamu lakukan yaitu, mengenali apa yang menjadi penyebabnya. Cari tahu terlebih dulu, sumber dari permasalahan yang kamu hadapi. Bertanya kepada diri sendiri tentang apa yang membuatmu hilang kendali, hingga menyebabkan gak tahu lagi harus ke mana.

Sebelumnya, agar lebih mudah dalam mengenali sumber permasalahannya, kamu perlu menyadari dan mengakui bahwa kondisimu saat ini, memang sedang gak karuan. Tak masalah merasa sedang gak baik-baik saja, setiap manusia memang wajar jika suatu saat mengalami hal ini. Gak perlu berpura-pura kuat, jika kenyataannya hati dan pikiranmu sedang kurang sehat.

2. Menentukan tujuan hidup secara lebih jelas lagi 

Merasa kacau dan hidup berantakan, serta kehilangan arah saat sedang melangkah, bisa kamu atasi dengan cara menentukan tujuan hidupmu kembali secara lebih jelas lagi. Setelah kamu menyadari dan mengakui bahwa dirimu saat ini sedang gak baik-baik saja, maka selanjutnya cari tahu kembali apa yang sebenarnya ingin kamu raih.

Tentukan tujuan hidupmu secara lebih jelas. Ketahui secara pasti apa yang sebenarnya ingin kamu dapatkan di masa depan. Pastikan juga tujuanmu adalah sesuatu yang realistis, agar kamu gak mengalami kesulitan dalam meraihnya. Ketika tujuan sudah kamu tetapkan, cobalah buat beberapa rencana untuk kamu gunakan, agar bisa mencapainya.

3. Gak perlu takut akan melakukan kesalahan di tengah jalan 

Tips selanjutnya untukmu yang sedang merasa hidupnya berantakan, tanpa arah dan tujuan yang jelas yaitu, gak perlu merasa takut akan melakukan kesalahan di tengah perjalanan hidupmu. Setiap manusia memang gak akan pernah luput dari kesalahan. Meski, sudah sangat berhati-hati, kesalahan itu akan tetap saja bisa terjadi.

Maka dari itu, agar kamu gak semakin bingung dalam melangkah, beranikan diri menghadapi kenyataan hidup ini. Jika suatu saat kamu melakukan kesalahan yang tanpa disengaja, itu bukanlah masalah besar. Belajarlah dari kesalahan tersebut, cari tahu cara memperbaikinya dan kembalilah melangkah dengan lebih yakin dan percaya diri.

4. Selesaikan tujuan jangka pendekmu terlebih dulu 

Sering terjadi, seseorang mengalami kebingungan dalam menjalani kehidupan, hingga menyebabkan dirinya hilang arah dan tujuan yaitu, karena orang tersebut terlalu fokus pada tujuan jangka panjangnya. Untuk itu, sebaiknya kamu fokuskan dirimu pada apa yang seharusnya kamu capai dalam jangka pendek terlebih dulu.

Menyelesaikan tujuan jangka pendek, dapat meningkatkan motivasi dan semangatmu. Setiap berhasil menggapai satu tujuan, kamu akan semakin termotivasi untuk menyelesaikan tujuan yang berikutnya. Selain itu, ini juga dapat mengurangi tekanan stres yang kamu rasakan. Dengan menggapai tujuan secara bertahap, kamu juga akan semakin terarahkan kembali.

5. Lakukan hal-hal yang membuatmu merasa senang dan bahagia 

Tips berikutnya untukmu yang sedang kehilangan arah dan tujuan hidup yaitu, tetaplah melakukan hal-hal yang bisa membuatmu senang dan bahagia. Kehilangan arah dan tujuan akan menurunkan tingkat kebahagiaan. Semakin kamu merasa gak bahagia, itu dapat membuatmu semakin gak tahu lagi harus ke mana dan harus berbuat apa.

Solusi untuk mengatasinya adalah tetap menjalani aktivitas yang menyenangkan dan bisa membangkitkan semangat dalam hidup yang sedang berjalan. Saat melakukan hal-hal yang kamu sukai, nantinya kamu akan menemukan sesuatu yang bisa kamu lakukan dengan hati yang gembira untuk menggapai tujuan hidup yang sudah kamu tetapkan sebelumnya. Di titik inilah kamu akan mendapatkan kembali arah yang hilang dan berhasil mencapai tujuan yang kamu impikan.

Apa pun yang terjadi di masa lalu, hingga membuatmu merasa berantakan dan hilang arah, serta tujuan hidup, biarkanlah berlalu. Ikhlaskan saja dan sekarang saatnya untuk bangkit, karena kamu kamu sudah menemukan kembali arah dan tujuan hidup yang kamu inginkan.

Terapkan kelima tips di atas, tak perlu terburu-buru. Lakukan secara bertahap dan nikmati setiap proses yang kamu jalani. Hidupmu akan kembali penuh warna dan kebahagiaan, setelah berhasil mendapatkan petunjuk dalam menjalani kehidupan.

Referensi sebagai Berikut ini ;