Kamis, 07 Juli 2022

Manusia tidak akan mungkin tidak melakukan dosa

Miswari Budi Prahesti
Karasteristik manusia adalah selalu melakukan kesalahan dan dosa. Tergelincir dan terjatuh dalam kubangan dosa adalah perkara lumrah yang biasa terjadi. Sehingga bukanlah yang dituntut dari manusia bersih tidak pernah melakukan dosa. Namun yang dituntut dari mereka adalah bertaubat ketika berbuat dosa. Lalu adakah manusia yang tidak memiliki kesalahan dan dosa ?

Jika manusia tidak melakukan dosa, maka Allah Swt akan menciptakan manusia yang melakukan dosa, lalu Allah Swt akan mengampuni mereka. Sebagaimana yang tergambar dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Abu Ayyub radhiyallahu ‘anhu ia berkata ketika hendak meninggal: Aku menyembunyikan dari kalian satu ilmu yang aku dengar dari Rasulullah  Muhammad SAW beliau bersabda yang artinya :

“Seandainya kamu sekalian tidak mempunyai dosa sedikit pun, niscaya Allah akan menciptakan suatu kaum yang melakukan dosa untuk diberikan ampunan kepada mereka.” (HR. Muslim).

Syeikh Shalih al Fauzan hafidzahullah menjelaskan makna hadits ini ketika beliau mengatakan: “Makna hadits ini sangat jelas, bahwa Allah Swt senang jika hamba-Nya meminta ampun kepada-Nya dan AllahSwt akan mengampuni mereka supaya nampak keutamaan Allah Swt dan pengaruh dari sifat-Nya yaitu Al Ghofar dan Al Ghofur (Yang Maha Mengampuni) dan ini sebagaimana disebutkan di dalam firman-Nya:

“Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan kembalilah kamu kepada Rabb-mu, dan berserah dirilah kepada-Nya” (QS. Az-Zumar: 53-54)

Hadits ini menunjukkan dua perkara yang agung: Yang pertama bahwa Allah Swt Maha memaafkan, suka memaafkan, Maha pengampun, dan suka mengampuni. Yang kedua di dalam hadits ini ada kabar gembira bagi orang-orang yang bertaubat kepada Allah Swt dimana Allah Swt akan menerima taubat mereka dan akan mengampuni dosa-dosa mereka maka janganlah mereka berputus asa dari rahmat Allah Swt dan jangan pula terus menerus melakukan maksiat. Akan tetapi yang mereka harus lakukan adalah bertobat dan beristighfar kepada Allah Swt karena Allah Swt membukakan pintu istighfar bagi mereka. Demikian pula pintu membukakan pintu taubat. Inilah makna dari hadits tersebut.

Hadits ini juga telah menghilangkan kesombongan dari manusia karena terkadang manusia sombong terhadap dirinya dan ilmunya, padahal manusia adalah tempat kesalahan tempat ketergelinciran dan tempat kekurangan. Maka kewajiban anda adalah bersegera bertobat dan beristighfar dari segala kekurangannya, kesalahannya, dan tergelincirnya. Jangan dia beranggapan bahwa dia adalah makhluk yang sempurna atau dia merasa tidak butuh dengan istighfar.

Hadits ini memberikan dorongan dan motivasi untuk beristighfar kepada Allah Swt Karena Allah -Swt  senang jika hamba-hamba-Nya beristighfar dan bertobat kepada-Nya.

Juga menjelaskan bahwa setiap Bani Adam akan sering melakukan kesalahan dan sebaik-baik orang yang berbuat salah adalah orang yang bertobat kepada Allah sebagaimana disebutkan dalam hadits riwayat Imam Ahmad dalam musnadnya dari hadits Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu

Hadits ini tidak bermakna Allah Swt senang jika hamba-Nya melakukan dosa atau senang dengan kemaksiatan, akan tetapi Allah Swt membenci kekufuran dan tidak pula ridha dengan kekufuran serta tidak senang dengan kemaksiatan. Akan tetapi Allah Swt suka jika hamba-Nya yang berbuat dosa dan maksiat dia bersegera bertobat kepada Allah Swt serta beristighfar kepadanya. 

Inilah makna dari hadits tersebut. dan tidak ada manusia yang tidak melakukan dosa, pastilah mansia pernah melakukan dosa dan kesalah di sengaja maupun yang tidak disengaja, segera bertaubat kepada Allah Swt agar Allah Swt mengampuni bagi hambanya yang mau kembali bertoubat, Aamin ya robal 'alamin.


Referensi adalah sebagi berikut ini :