Namun jika seseorang hanya berharap saja tanpa mau berusaha, hal itu disebut berangan-angan pada sesuatu yang mustahil atau yang disebut dengan Tammami, yang dampaknya akan menyebabkan seseorang berputus asa. Putus harapan terhadap rahmat dan ridho Allah SWT hal ini merupakan kebalikan dari sifat Raja.mKarena itu, sifat putus asa ini dilarang oleh Allah SWT. "... Dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya yang berputus asa dari Rahmat Allah, hanyalah orang-orang yang kafir" (QS. Yusuf:87).
Orang yang berputus asa dari rahmat Allah SWT, berarti ia telah berprasangka buruk pada Allah SWT. Kita sebagai manusia tidak lepas dari salah dan dosa, untuk itu kita wajib senantiasa berharap rahmat dan ampunan Allah SWT. Sebanyak dan sebesar apapun kesalahan dan dosa yang kita lakukan, kita tetap diperintahkan untuk mengharap ampunan dari Allah SWT.
Allah berfirman "katakanlah, wahai hamba-hambaku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri! Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sungguh, dialah yang maha pengampun, maha penyayang" (QS. Az-Zumar:53). Kita harus penuh harap bahwa doa kita pasti akan dikabul oleh Allah SWT.
Taubat ialah suatu keniscayaan bagi manusia, sebab tidak ada satupun anak keturunan Adam As didunia ini yang tidak luput dari berbuat dosa. Oleh karena itu, seharusnyalah kita selalu raja (berharap) hanya kepada Allah SWT untuk mendapatkan rahmat dan ridhonya. Karena Raja (berharap) menjadikan seseorang bersikap optimis, dinamis, dan berpikir kritis.
Referensi sebagai berikut ini ;