Rabu, 20 Juli 2022

Bagiamana cara menolong orang yang berbuat aniaya/dzalim dalam islam

Mari kita senantiasa meningkatkan takwa kepada Allah SWT. Dengan sebenar-benarnya takwa. Dan juga meninggalkan larangan. Jangan sekali-kali meninggalkan dunia ini kecuali dalam keadaan Islam, yakni husnul khatimah. Dikisahkan suatu hari, baginda Nabi bersabda di hadapan para sahabat:


قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «انْصُرْ أَخَاكَ ظَالِمًا أَوْ مَظْلُومًا»

"Tolonglah saudaramu baik yang berbuat zalim atau yang dizalimi!"
Para sahabat bingung. Kalau menolong orang yang dizalimi itu wajar. Nah, kalau menolong orang yang zalim, bagaimana tidak aneh? Lalu salah seorang sahabat bertanya:

فَقَالَ رَجُلٌ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، أَنْصُرُهُ إِذَا كَانَ مَظْلُومًا، أَفَرَأَيْتَ إِذَا كَانَ ظَالِمًا كَيْفَ أَنْصُرُهُ؟

"Ya Rasul, kami akan menolongnya jika dia dizalimi. Namun ketika ia berbuat zalim bagaimana kami menolongnya?
Rasulullah menjawab:

قَالَ: «تَحْجُزُهُ، أَوْ تَمْنَعُهُ، مِنَ الظُّلْمِ فَإِنَّ ذَلِكَ نَصْرُهُ»
"Cegahlah dia, atau laranglah dia dari berbuat zalim. Inilah hakikat dari menolong orang zalim."

Kata zalim sering kita dengar. Zalim itu perbutan yang merugikan diri sendiri, maupun orang lain. Arti dari kata zalim sendiri adalah wadh’u al-sya’i fi ghairi maudhi’ihi (meletakkan sesuatu tidak pada tempatnya).

Perbuatan zalim ini bisa dilakukan oleh siapa saja. Bisa dari seseorang kepada temannya. Misal, menipu teman sendiri, ghasab, tidak mengembalikan hutang. Bisa dari majikan kepada karyawannya. Misal, memaksa karyawannya dengan pekerjaan yang ia tidak mampu.
Bahkan, perbuatan zalim itu bisa dilakukan seorang pemimpin kepada rakyatnya. Misal menaikkan tarif disaat keadaan rakyat sedang susah. Impor beras disaat stok beras sedang melimpah. Hal itu jelas berdampak buruk pada petani. Untung saja ormas besar seperti NU berani menyuarakan sikapnya atas kebijakan pemerintah tersebut. Selaras dengan sabda Nabi:

مَنْ رَأَى مُنْكَرًا فَاسْتَطَاعَ أَنْ يُغَيِّرَهُ بِيَدِهِ فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ، وَذَلِكَ أَضْعَفُ الْإِيمَانِ[2]

Barang siapa diantara kalian melihat kemungkaran dengan tangannya (kekuasaan, otoritas), ketika tidak mampu dengan lisannya, ketika tidak bisa maka dengan hati kita. Dan itu adalah selemah-lemahnya iman.
Maraknya kezaliman itu bukan banyaknya orang jahat. Tapi karena diamnya orang baik. Kalau saja saat ada kezaliman, lantas pemerhati kebaikan (orang saleh, alim) itu diam saja. Maka maraklah kezaliman tersebut.

Jangan sampai kezaliman marak di negeri kita. Kalau sampai seperti itu negeri kita akaan diberi azab oleh Allah.
وَكَذَ ٰ⁠لِكَ أَخۡذُ رَبِّكَ إِذَاۤ أَخَذَ ٱلۡقُرَىٰ وَهِیَ ظَـٰلِمَةٌۚ إِنَّ أَخۡذَهُۥۤ أَلِیمࣱ شَدِیدٌ

Dan begitulah siksa Tuhanmu apabila Dia menyiksa (penduduk) negeri-negeri yang berbuat zalim. Sungguh, siksa-Nya sangat pedih, sangat berat. (Surat Hud: 102)

Maka dari itu, kita harus meminimalisir perbuatan-perbuatan zalim. Tentunya dengan cara yang santun. Semoga kita dihindarkan dari perbuatan zalim. Jangan sampai kita pelaku perbuatan zalim. Ketika itu, para sahabat yang menyimaknya lantas bertanya, "Bagaimana cara menolong orang yang zalim, wahai Rasulullah?" Beliau menjawab, "Engkau mencegah dia dari berbuat zalim. Maka sesungguhnya engkau telah menolongnya." Pencegahan yang dimaksud bisa macam-macam bentuknya. Mulai dari lisan hingga perbuatan. Sebagai contoh, ketika seorang Muslim menyaksikan seseorang hendak berbuat jahat kepada yang lain, maka langsung katakan kepadanya, "Jangan kamu melakukannya."

Cara yang paling ampuh adalah dengan membuat suatu sistem yang menangkal kezaliman. Hal itu juga sudah diisyaratkan dalam hadis Nabi SAW yang lain, sebagaimana diriwayatkan Imam Muslim. "Aku (Abu Sa’id Al Khudri) pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda, 'Barang siapa di antara kalian yang melihat kemunkaran, maka hendaknya dia mengubahnya dengan kedua tangannya. Jika tidak mampu melakukannya, maka hendaknya dengan lisannya. Jika tidak mampu lagi, maka hendaknya (mencegah kemunkaran) dengan hatinya, itulaj selemah-lemahnya iman.'"  Tolonglah saudaramu yang berbuat zalim dan yang dizalimi. Mereka bertanya: Wahai Rasulullah Muhammad Saw  jelas kami faham menolong orang yang dizalimi, tapi bagaimana kami harus menolong orang yang berbuat zalim? Beliau bersabda: Pegang tangannya (hentikan ia agar tidak berbuat zalim).

Referensi sebagai berikut ini ;