Sabtu, 25 Juni 2022

Ujian, Adzab atau Istidraj

Hingga kini masih banyak kaum muslimin di luar sana yang masih belum paham dan masih salah menafsirkan soal ujian, adzab dan istidraj melalui sudut pandang musibah. Padahal, ketiga hal tersebut memiliki arti yang jauh berbeda. Hal yang menimpa orang lain pun dapat berbeda meskipun sama-sama terkena musibah. Lalu apa sih perbedaan dari ujian, adzab dan istidraj.

Hal yang perlu diketahui adalah tidak semua musibah adalah ujian.  Tidak semua ujian juga sebagai adzab. Bahkan istidraj adalah awal kebahagiaan dari kesengsaraan yang nyata. Lantas, bagaimana perbedaan ketiganya yang sesungguhnya? Antara Adzab, Ujian dan Istidraj, apakah ada yang kini tengah kita rasakan dalam menjalani kehidupan.

Perbedaan Ujian, Adzab dan Istidraj

1. Ujian, Hal pertama yang akan kita bahas adalah ujian. Karena ujian merupakan suatu bentuk musibah yang diterima oleh mereka yang beriman dan juga rajin beribadah. Ujian adalah bentuk musibah yang Allah SWT berikan kepada hamba-Nya yang beriman. Bertujuan untuk menguji sejauh mana keistiqomahan serta sekuat apa keyakinanmu akan keesaan Allah SWT.

Dalam Al Qur’an Allah berfirman dalam surat Al Ankabut ayat 2 yang berbunyi, “Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi?” Umroh.com merangkum, ujian ini biasanya diberikan seperti kebangkrutan, kurangnya harta, takut kelaparan, fitnah, cacian serta permasalahan dengan manusia melalui perkara dunia.

Selanjutnya, agar lulus dari ujian yang Allah Swt berikan, kita harus senantiasa ikhlas dan sabar dalam menerima dan menjalankannya. Meski mungkin sangat berat untuk dilalui, asalkan tidak meninggalkan ibadah dan malah semakin giat dalam beribadah, maka kemudahan akan datang setelahnya.

Jangan terbesit sekalipun untuk berpikir bahwa Allah tidak mencintai kita. Tidak sama sekali. Justru Allah ingin membuat kita lebih kuat lagi dalam beriman, menjalani kehidupan dan bertawakkal akan segala keputusan Allah SWT.

2. Adzab,

Seperti kita ketahui, adzab adalah sebuah musibah yang Allah SWT turunkan bagi para hamba-Nya yang selalu melalaikan kewajiban dalam ketaatan atapun beribadah kepada Allah SWT. Adapun tujuan dari Allah SWT menurunkan adzab adalah sebagai sebuah bentuk peringatan untuk kembali pada-Nya dan juga peringatan kepada orang-orang disekitarnya agar senantiasa beribadah dan taat kepada perintah Allah SWT.

Karena itulah, apabila kamu sedang sering bermaksiat, malas beribadah, lalu datang sebuah musibah, janganlah sebut hal tersebut sebagai ujian. Musibah yang Allah SWT turunkan kepadamu saat itu adalah adzan yang juga menjadi sebuah peringatan.

Mereka yang beruntung adalah disaat Allah SWT menurunkan adzab, mereka kembali dan tidak melakukan tindakan tercela lagi. Namun, bagaimana kalau adzab tersebut menjadikanmu meninggal dalam keadaan suul khotimah (kematian yang buruk)? Merugilah kita di akhirat.

Karena itulah, terkadang Allah Swt memberikan musibah sebagai sebuah ‘sentilan’ agar kita kembali kepada-Nya. Hal tersebut merupakan bukti sayangnya Allah terhadap kita agar senantiasa ingat dan beribadah kepada Nya. Musibah yang turun bukanlah tanda Allah SWT membenci kita, melainkan tanda kasih sayang-Nya.

3. Istidraj Istidraj adalah salah satu bentuk kesenangan yang Allah berikan kepada hamba yang lalai terhadap-Nya. Terlihat sebagai sebuah bentuk kebahagiaan namun sejatinya istidraj adalah bentuk jebakan. Bagi mereka yang tak pernah sholat, zakat atau menunaikan kewajiban lainnya namun segala urusannya lancar serta rejekinya terus bertambah, beban hidup tak terlihat, yang ada hanya berfoya-foya dan hidup dalam kesenangan duniawi, tanda itulah yang dimaksudkan sebagai istidraj.

Istidraj bahkan lebih mengerikan karena adzab yang pedih kelak menanti di hari pembalasan. Istidraj adalah suatu bentuk yang Allah berikan kepada mereka yang gila dalam mencintai dunia. Ia mengunci hatinya akan akhirat dan Allah membiarkan mereka dalam kesesatan yang nyata agar celaka karena lalai dalam beribadah akibat terlalu sibuk dalam urusan dunia.

Lantas, mengapa Allah Swt membiarkan hal itu terjadi? Hal ini lantaran Allah Swt sudah memberikan peringatan namun mereka tetap gelap mata akan kebenaran. Akibat dari dosanya yang besar, maka Allah Swt pun mengunci hati mereka dari hidayah. Mereka dibiarkan menikmati kesenangan dunia hingga akhir hayatnya sehingga seluruh dosanya ditangguhkan di hari akhirat. Naudzubillahimindzalik. Semoga kita tak termasuk ke dalam istidraj.