Senin, 20 Juni 2022

Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan


Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Bila seseorang mendapatkan musibah , pasti ada pertanyaan yang menyelinap di dalam hati. Apakah musibah yang menimpa tersebut adalah ujian atau hukuman bagi seseorang tersebut.  Hal ini juga dipertanyakan kepada diri kita sendiri, karena yang tahu adalah diri kita sendiri. kita koreksi diri kita sendiri, kemudian nilai diri kita sendiri, jika ini ujian pasti Allah akan mengangkat derajatnya yang lebih baik, jika ini cobaaan, sabar semoga Allah mengampuni dosa-dosa kita, jika ini hukuman, tobat dan berserah diri kepada Allah SWT, semoga diberikan kekuatan untuk bersabar atas hukuan yang diberikan tersebut, berprasangka baik kepada Allah SWT, karena Allah SWT tidak ingin hambanya menderita di alam barzah, dan akherat, semoga dapat mengurangi dosa-dosa yang di lakukan hambanya tersebut.

Kehidupan manusia memang penuh cobaan. Dan Kami pasti akan menguji kamu untuk mengetahui kualitas keimanan seseorang dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Bersabarlah dalam menghadapi semua itu. Dan sampaikanlah kabar gembira, wahai Nabi Muhammad, kepada orang-orang yang sabar dan tangguh dalam menghadapi cobaan hidup, yakni orang-orang yang apabila ditimpa musibah, apa pun bentuknya, besar maupun kecil, mereka berkata, “Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un (sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali). Mereka berkata demikian untuk menunjukkan kepasrahan total kepada Allah SWT, bahwa apa saja yang ada di dunia ini adalah milik Allah SWT; pun menunjukkan keimanan mereka akan adanya hari akhir. Mereka itulah yang memperoleh ampunan dan rahmat dari Tuhannya, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk sehingga mengetahui kebenaran.

Dosa dan kemaksiatan yang dilakukan oleh seseorang, baik kekufuran, kemaksiatan atau dosa besar. Maka Allah Ta’ala menguji disebabkan pelaku kemaksiatan melakukannya berlebihan sebagai hukuman yang disegerakan.

Biasanya manusia itu diberi hukuman dengan tingkat kepahitan sesuai dengan dosa yang ia lakukan. Sebesar apa seseorang mengundang dosa ke dalam dirinya maka sebesar itu balasan atau hukuman yang diterima. Allah SWT telah menimpakan musibah pada waktu Uhud dengan keguguran yang besar. Mereka adalah para Sahabat Nabi sallallahu alaihi wa sallam, manusia terbaik setelah para Rasul dan para Nabi disebabkan menyalahi perintah Nabi sallallahu alaihi wa sallam. Bagaimana seseorang menyangka hal itu pada dirinya layak untuk mengangkat derajatnya pada setiap musibah yang menimpanya. 

Dahulu Nabi Ibrahim AS bin Adham Rahimahullah ketika beliau melihat hembusan angin kencang dan perubahan (cuaca) di langit beliau mengatakan, “Ini disebabkan dosaku. Kalau sekiranya saya keluar diantara kamu semua, maka tidak akan menimpa pada kalian semua.” Kedua, Keinginan Allah Ta’ala untuk meninggikan derajat orang mukmin yang sabar melalui ujian. 

Sehingga dicoba dengan musibah agar ridho dan bersabar, dan akan diberikan pahala orang-orang sabar di akhirat. Ditulis di sisi Allah SWT termasuk orang yang beruntung. Dimana cobaan seringkali mengiringi para Nabi dan orang-orang sholeh tanpa meninggalkan mereka. Allah menjadikan sebagai kemuliaan bagi mereka agar mendapatkan derajat tinggi di surga. 

Nabi Shalallahu ‘ailaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya pahala yang besar didapatkan melalui cobaan yang besar pula. Apabila Allah Ta’ala mencintai seseorang, maka Allah SWT akan memberikan cobaan kepadanya. Barangsiapa yang ridha, maka Allah SWT akan meridainya. Dan barangsiapa yang murka (tidak menerimanya), maka Allah SWT murka kepadanya” (HR. At-Tirmidzi). 

Menjalani kehidupan secara tentram dan damai itu tidak mudah. Walau segala sesuatu yang kita kerjakan sudah sesuai rencana dan niatan yang baik. Apa benar bahwa manusia memang tempatnya salah dan lupa.? Mengerjakan sesuatu yang benar saja bisa dianggap salah, lalu bagaimana dengan mengerjakan sesuatu yang salah. Bersabarlah saat kita mendapat fitnah atas kebenaran yang kita lakukan. Bisa jadi Allah SWT sedang menguji besarnya keimanan kita dan mengalirkan pahala atas kesabaran dalam menjalani ujian tersebut.

Pada dasarnya sebagai manusia kita tidak bisa memastikan dengan benar-benar pasti, bahwa apa yang Allah SWT turunkan ini merupakan ujian yang meningkatkan derajat atau azab akibat dosa-dosa kita. Akan tetapi, kita bisa mengetahui dari indikasi-indikasi tertentu, yaitu bagaimana seorang hamba menghadapi musibah tersebut. Hendaknya seorang hamba senantiasa berprasangka baik kepada Allah SWT. Dalam setiap kondisi. Allah Subhanahu wa ta’ala lebih utama dalam kebaikan dan Dia Pemilik Ketakwaan dan Pemilik Ampunan. Semoga Kita mendapatkan ampunan oleh Allah SWT, dan semoga artikel ini dapat bermanfaat, Allah Humma,  Amin.