Senin, 27 Juni 2022

Jangan Menceritakan Perbuatan Dosa Kepada Siapapun,Tapi Segera Bertobat Mohon Ampun Kepada Allah SWT

Setiap insan memiliki sifat dan karakter yang berbeda beda. Tidak ada satu pun manusia yang memiliki karakter dan sifat yang sama persis dengan orang lain. Ada orang yang punya karakter ceria ada pula sebaliknya. Ada manusia yang memiliki karakter tertutup ada pula yang suka terbuka. Semua karakter yang Allah Swt limpahkan kepada manusia memiliki hikmah tersendiri, dan yang paling baik adalah orang yang bisa mengontrol karakter dan sifatnya masing-masing. Sebagai orang yang memiliki karakter tertutup, tidak akan suka hal-hal yang menyangkut dirinya diketahui orang lain. 




Karakter ini di satu sisi baik, dan pada sisi yang lain bisa saja tidak baik, karena dia akan lebih suka menyendiri dan menyalahi dari kodrat sebagai makhluk sosial. Sedangkan orang yang memiliki karakter terbuka, dia lebih suka bercerita tentang hal yang pernah dialami serta senang berbaur dengan orang sekitarnya.

Dalam satu sisi karakter ini baik, namun pada sisi yang lain bisa saja tidak baik dan mencelakai dirinya jika tidak bisa mengontrol sifat tersebut. Saat manusia berbuat maksiat atau dosa, dia dilarang bercerita kepada orang lain, karena itu adalah aib.

Menceritakan perbuatan tercela kepada orang lain sama halnya membeberkan aibnya sendiri kepada orang lain. Hal ini tentu dilarang oleh syariat Islam. Akan tetapi yang terbaik yang harus ia lakukan adalah bertobat dari perbuatan dosa dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi.

Dalam kitab al-Muwattha’ Imam Malik,menukil hadis Rasulullah Saw sebagaimana yang diriwayatkan oleh Imam Malik sendiri yang artinya:

“Barangsiapa tertimpa perbuatan maksiat (terjerumus ke dalam perbuatan maksiat) dengan melakukan perbuat semacam ini (perbuatan zina), hendaknya ia merahasiakannya dengan kerahasiaan yang Allah Swt berikan.”

Maksud hadis tersebut, hendaknya seseorang merahasiakan aib dirinya selama Allah Swt tidak membuka aib tersebut, kemudian segeralah bertobat. Jangan Pernah Menceritakan Perbuatan Dosa Kepada Siapapun, Tapi Bertobatlah.

Setiap insan memiliki sifat dan karakter yang berbeda beda. Tidak ada satu pun manusia yang memiliki karakter dan sifat yang sama persis dengan orang lain. Ada orang yang punya karakter ceria ada pula sebaliknya. Ada manusia yang memiliki karakter tertutup ada pula yang suka terbuka.

Semua karakter yang Tuhan limpahkan kepada manusia memiliki hikmah tersendiri, dan yang paling baik adalah orang yang bisa mengontrol karakter dan sifatnya masing-masing. Sebagai orang yang memiliki karakter tertutup, tidak akan suka hal-hal yang menyangkut dirinya diketahui orang lain.

Karakter ini di satu sisi baik, dan pada sisi yang lain bisa saja tidak baik, karena dia akan lebih suka menyendiri dan menyalahi dari kodrat sebagai makhluk sosial. Sedangkan orang yang memiliki karakter terbuka, dia lebih suka bercerita tentang hal yang pernah dialami serta senang berbaur dengan orang sekitarnya. Dalam satu sisi karakter ini baik, namun pada sisi yang lain bisa saja tidak baik dan mencelakai dirinya jika tidak bisa mengontrol sifat tersebut.

Saat manusia berbuat maksiat atau dosa, dia dilarang bercerita kepada orang lain, karena itu adalah aib. Menceritakan perbuatan tercela kepada orang lain sama halnya membeberkan aibnya sendiri kepada orang lain. Hal ini tentu dilarang oleh syariat Islam. Akan tetapi yang terbaik yang harus ia lakukan adalah bertobat dari perbuatan dosa dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi.

Dalam kitab al-Muwattha’ Imam Malik, hadis Rasulullah Saw sebagaimana yang diriwayatkan oleh Imam Malik sendiri yang artinya: “Barangsiapa tertimpa perbuatan maksiat (terjerumus ke dalam perbuatan maksiat) dengan melakukan perbuat semacam ini (perbuatan zina), hendaknya ia merahasiakannya dengan kerahasiaan yang Allah Swt berikan.”

Maksud hadis tersebut, hendaknya seseorang merahasiakan aib dirinya selama Allah Swt tidak membuka aib tersebut, kemudian segeralah bertobat, semoga Allah Swt mengampuni dosa-dosa kita, Aamin ya robbal alamin.