Badai /Ujian Rumah tangga pada lima tahun pertama bisa menggembirakan karena pasangan mengalami fase kebersamaan seperti merayakan ulang tahun, aktivitas sehari-hari, menyiapkan makanan bersama, serta lainnya. dan Ujian 10 tahun pertama juga akan melalui fase dimana rumah tangga akan diuji semakin berat. Pada saat yang sama, ujian pernikahan ini juga menimbulkan beberapa penyesuain dan masalah yang sering timbul. Sebagian besar perceraian akan terjadi apapila kedua belah pasangan saling tidak bisa berkomunikasi dengan baik, dan penyesalan akan datang belakangan, jika di depan itu namanya pendaftaran. jadi ingat-ingat penyesalan pasti dibelakang.
1. Masalah keuangan (Finansial)
Keuangan/Ekonomi adalah satu hal yang akan sangat membedakan ketika kita masih dalam masa masih dalam kesendirian/single dan sudah menikah. Kini, segala sesuatu yang menyangkut pemasukan dan pengeluaran akan menjadi milik dan tanggung jawab bersama. Nah biasanya, proses adaptasi ini kerap menjadi ujian rumah tangga yang diperdebatkan.
Mulai dari bagaimana cara mengatur keuangan, tabungan, pembagian keuangan yang adil untuk orang tua masing-masing, dan beragam masalah lainnya. Sebenarnya hal ini tak sepatutnya menjadi masalah, kuncinya hanya keterbukaan dan komunikasi satu sama lain.
Semuanya dapat dikomunikasikan, begitu pula soal tanggung jawab masing-masing. Sejak awal pernikahan bahkan menjelang pernikahan, sudah harus ada kesepakatan tentang masalah keuangan. Apalagi setelah 5 tahun pernikahan, ujian rumah tangga ini sering timbul dari hal-hal kecil yang tidak tersepakati dengan baik dan hal-hal/masalah justru bertambah besar jika tidak disikapi dengan baik oleh kedua pasangan tersebut.
2. Kebiasaan masing-masing dari pasangan kita.
Kebiasaan yang kita miliki saat sebelum menikah mungkin tak sepenuhnya dapat diterima oleh suami, begitu pula sebaliknya. Kebiasaan, menjadi bagian dari ujian pernikahan dan ini biasanya tak menyangkut hal-hal besar, seputar kebiasaan menjaga kebersihan diri, kebiasaan makan, maupun tidur.Meski terlihat sepele, hal-hal seperti ini biasanya kerap menjadi perdebatan yang berulang-ulang. Ketika telah menjadi pasangan suami istri, pasangan harus harus membuka pintu pengertian dan pintu maaf selebar-lebarnya. Karena ujian rumah tangga yang terkecil sekalipun akan berdampak fatal bahkan sangt fatal sekali apabila tidak dapat dikomunikasikan dengan baik.
3. Pola Asuh Anak dari Pasangan.
Sebagai orang tua baru, pasangan tentunya akan memerlukan banyak sekali pembelajaran bagaimana menjaga dan membesarkan Si Kecil. Pasalnya, menjadi orang tua tidak ada sekolahnya. Maka dari itu, pola asuh anak kerap menjadi ujian rumah tangga di awal 5 tahun pernikahan.
Proses pembelajaran inilah yang terkadang memicu perdebatan terlebih biasanya istri dan suami masih membawa pola asuh yang diterapkan orang tua masing-masing.
Untuk menghadapi hal ini sebaiknya pasangan menggunakan kepala dingin dan memahami bahwa masing-masing dari kalian tentu ingin yang terbaik untuk Si Kecil.
Sering-seringlah duduk dan samakan persepsi, jangan hanya karena sama-sama ingin yang terbaik malah menimbulkan efek yang tak baik bagi Si Kecil nantinya.
4. Konflik dengan Mertua
Tak jarang pasangan baru mungkin akan tinggal dengan mertua untuk sementara waktu/bahkan selamanya. Hal ini biasanya kerap menjadi masalah dan menjadi salah satu ujian rumah tangga berikutnya. Karena mungkin ada saja hal yang tidak cocok antara pasangandengan mertua maupun sebaliknya.
Jangan langsung melayangkan emosi, jangan pula menyudutkan suami karena sebenarnya adalah pilihan sulit bagi mereka untuk menengahi antara sang istri dan si ibu. Komunikasikan saja semuanya secara perlahan untuk mencari jalan tengahnya. Berikan juga pengertian pada suami apa hal-hal yang membuat Moms tidak nyaman. Ujian pernikahan yang satu ini memang harus dihadapi dengan kesabaran penuh dan komunikasi yang baik dengan mertua.
5. Rasa jenuh
Kemungkinan untuk jenuh dalam sebuah hubungan akan semakin besar ketika sudah berumah tangga, karena setiap hari bertemu dan melakukan rutinitas yang sama. Jangan biarkan rasa jenuh menjadi pemicu hubungan yang tidak harmonis, temukanlah hal-hal yang dapat membuat hubungan semakin menyenangkan.
Buatlah rutinitas sederhana dengan suami, misalnya dengan menghabiskan waktu berdua setiap akhir pekan layaknya orang pacaran. Atau sesekali pergilah liburan berdua untuk membuat hubungan semakin hangat. Cobaan atau ujian rumah tangga ini memang biasa dialami bagi pasangan muda-mudi.
6. Hubungan Sexual.
Hubungan seksual pada pasangan muda pernikahan merupakan bagian yang menyenangkan. Hubungan seksual ini dapat menjalin keintiman, pereda stres dalam hubungan, serta tempat untuk pasangan untuk saling memberikan kesenangan satu sama lain. Namun tak jarang, hubungan seksual ini menjadi salah satu ujian rumah tangga di 5 tahun pertama. Biasanya hal yang menjadi perbedebatan seputar frekuensi seks, kualitas hubungan seksual, serta kebosanan pada gaya seksual yang itu-itu saja. Ujian rumah tangga ini bisa diatasi dengan cara komunikasi dengan pasangan.
Ajaklah pasangan diskusi apa yang masing-masing sukai saat seks agar kedua pasangan tidak merasa jenuh atau bosan. Dengan komunikasi, ujian pernikahan pada hubungan seksual dapat diatasi dan semakin memberikan kedekatan intim antara pasangan anda.
7. Managemen Waktu.
Ketika pasangan berpikir dengan menikah akan menyederhanakan hidup dan menghemat waktu, anda salah. Menikah, selain mengikuti jadwal diri sendiri, juga harus memahami jadwal pasangan masing-masing. Mulai dari waktu untuk bekerja, mengurus anak, mengejar pendidikan, waktu sendiri, serta merawat rumah dan hewan peliharaan.
Meski terlihat sepele dan mudah, waktu adalah salah satu hal yang sering diperdebatkan dan menjadi ujian rumah tangga dalam pernikahan. Kebanyakan pasangan suami istri baru berjuang untuk menyeimbangkan keluarga dan pekerjaan.
Mengukir waktu berkualitas untuk Pasanganakan membutuhkan pengorbanan, seperti mengurangi hobi pribadi atau waktu dengan teman. Jadi, alangkah lebih baik untuk mengomunikasikannya dan membagi secara adil agar bisa melewati ujian rumah tangga ini yang sering terjadi di awal pernikahan. jangan sampai terlambat menyadarinya waktu setelah pulang dari kantor/bekerja adalah untuk keluarga.
8. Tugas Pekerjaan Rumah
Hal lain yang kerap menjadi ujian rumah tangga di awal pernikahan adalah pembagian tugas di dalam rumah. Ingatlah bahwa pasangan suami istri adalah tim yang bahu membahu membangun keluarga harmonis termasuk dalam mengerjakan pekerjaan rumah. Pekerjaan rumah bukan tugas istri saja tetapi juga suami. Oleh karena itu, di awal pernikahan sebaiknya sepakati bagaimana pembagian kerjanya. Dengan begitu, satu sama lain tidak akan merasa si istri bekerja lebih banyak dari si suami.
9. Stress dan beban Moral
Stres memang kerap dialami hampir setiap orang. Namun, ketika pasangan sedang stres, hal ini dapat memperburuk masalah yang sudah ada. Ketika salah satu pasangan mengalami hari yang buruk, mereka akan membawa situasi tidak menyenangkan ini ke rumah dan membawa suasana tidak nyaman.
Ujian rumah tangga ini terjadi pada saat kita tidak dapat mengontrol stres dengan baik. Akibatnya, baik istri atau suami melampiaskan emosi negatif ini ke pasangan. Seperti stres finansial, stres harian seperti ini dapat menguji kesabaran dan membuat pasangan tidak bisa saling berkomunikasi dengan baik.
10. Karakter dan kebiasaan keluarga
Menikah bukan berarti meninggalkan rasa sayang kita pada keluarga lama, Menikah itu juga menyatukan dua keluarga yang berbeda. Dengan kata lain, ujian rumah tangga yang kerap dialami tak jauh dari masalah keluarga. Karena ini, kedua pasangan perlu menyatukan dua keluarga dengan dua kebiasaan dan budaya yang berbeda.
Kerja sama antar suami istri dibutuhkan untuk saling memahami kebiasaan orangtua dan anggota keluarga masing-masing. Selalu membiasakan diri untuk menjaga dua keluarga, tentu akan jauh lebih mudah dalam menjaga keharmonisan pernikahan. Menerima dan beradaptasi dengan keluarga pasangan memang bukan hal mudah. Namun, perlahan tapi pasti pasangan pasti bisa melakukannya.
11. Perbedaan prinsip
Jika pasangan memiliki perbedaan prinsip atau pandangan dalam hal-hal krusial, hal ini menjadi ujian pernikahan yang cukup serius. Tak jarang ada yang memiliki perbedaan pendapat besar tentang agama atau kebiasaan apa yang harus diajarkan kepada anak-anak mereka. Perbedaan lainnya termasuk cara mendisiplinkan atau mengasuh anak, tindakan benar dan salah, atau konflik etika lainnya.
Setiap orang tidak tumbuh dengan nilai, moral, atau tujuan yang sama. Tentu ada banyak perdebatan tentang benar dan salah. Jika pasangan suami istri tidak dapat belajar untuk menyesuaikan diri dengan nilai-nilai yang berbeda, kehidupan rumah tangga yang dijalani tentu akan sulit.
12. Kecemburuan
Siapa sangka, ujian rumah tangga juga bisa dari hal kecil seperti kecemburuan, Kecemburuan dapat membuat pernikahan menjadi tidak harmonis, terutama jika muncul perasaan cemburu yang tidak beralasan. Seseorang yang cemburu bisa menjadi berlebihan dalam bersikap dan tidak dapat mengendalikan emosi.
Jika istri/suami pernah merasa cemburu, temui konselor pernikahan untuk memutuskan apakah ini perasaan yang normal atau tidak. Ujian rumah tangga yang sedang dialami mungkin perlu didiskusikan dengan konselor yang lebih ahli dalam bidang ini.
13. Sibuk sendiri dengan HP/teknologi
Selain anak-anak, pasangan suami istri pun dapat merasakan dampak negatif dari teknologi/Hanphone, Bahaya yang muncul dari terlalu lama bermain gadget atau media sosial dapat memengaruhi cara kita berkomunikasi dengan pasangan.
Dengan adanya peningkatan pesat dalam interaksi dan obsesi kita dengan teknologi dan platform sosial, kita semakin menjauh dari komunikasi tatap muka yang sehat. Tak jarang banyak pasangan yang mengeluh soal hal ini. Ini merupakan masalah pernikahan yang umum yang sering terjadi.
Kalau suami/istri sudah bisa mengatasi ujian pernikahan di awal 5 tahun pernikahan, masih ada ujian 10 tahun pernikahn yang akan siap menguji keluarga kita. kita harus siap sehala ujian yang akan menerpa kita dan keluarga.
Konsultasikan dengan baik dan benar antar pasangan hidup kita demi anak kita tercinta Muhammad Rayyan Al Fatih.