Manusia hidup di dunia penuh dengan cobaan, ujian, rintangan, bahkan hukuman, itu semua adalah bentuk kasih sayang dari Allah SWT kepada hamba-hamba nya. Jika mendapat ujian itu mukmin pasti akan di angkat derajatnya dan hanya berlangsung paling lama hitungan bulan, dipastikan sudah jauh lebih baik dari sebelumya. jangan mengaku beriman jika belum di uji, sering kita membaca mendengar hal kalimat tersebut. "Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan saja mengatakan,"Kami telah beriman", sedangkan mereka tidak diuji? Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar, (Surat Al Baqarah ayat 155 - 157).
Terkadang kita lalai terpeleset/terjatuh kedalam lumpur artinya kita tidak melaksanakan yang dilanag oleh Allah SWT, dikarenakan iman yang lemah, ya karena keimanan seseorang itu bertingkat-tingkat. jika kita merasa ini ujian, maka berbahagialah itu bentuk kasih sayang allah, insyallah dalam waktu dekat akan dia angkat derajatnya, jika merasakan itu teguran/hukuman/azab padahal masih didunia segeralah bertobat, bersabarlah itu bektuk kasih sayang Allah juga, namun sangat menyakitkan, teguran Allah SWT itu juga bentuk kasih dan sayangNYA karena hambanya agar kembali ke jalan yang benar dan diridho'i Allah SWT tidak berlanjut dalam kesesatan dan jika sampai di tunda di ahkerat jauh lebih menyakitkan, maka didunia sudah merasakan pesakitan mungkin merasakan hatinya sempit, gundah, sedih berlarut-larut dalam kegelisahan bertahun tahun merasakan hal tersebut dalam penyesalan yang,merasakan hidup sudah tidak ada gunanya sudah tidak penting. namun jangan putus asa, karena putus asa justru merupakan dosa yang sangat besar di sisi allah dari pada dosa yang telah dilakukan tersebut sebelumya. memang mudah mengatakan/menulis hat ini, namun jika kita diposisi orang yang mendapat teguran/hukulan Allah tersebut, saya pastikan anda akan menangis sampai air mata anda akan mengering, terus menangis samai tidakkeluar air mata tersebut namun hatimu merasakan penyesalan dan kepedihan yang luar biasa sakitnya, "sampai hatimu mengatakan lebih baik mati, jika hidup hanya seperti ini" itulah bisikan setan yang ada di hati dan pikirannmu. kamu akan mengalami halusinasi, bisikan bisikan untuk membunuh dirimu sendiri, hampir-hampir tidak kuat menjalani kehidupan ini. anda akan mengalami kesulitan demi kesulitan menjalani hidup, setiap detik metiap menit anda akan merasakan kepedikan dan sasak didadamu dan hatimu sempit, karena dosa-dosa yang kita lakukan. jadi merasakan neraka itu tidak perlu menunggu samapi hari kiamat, di dunia saja jika anda merasakan hal tersebut yang saya sebutkan maka itu namnya neraka dunia. segera bertobat kepada Allah SWT, minta mapun dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi, walaupun itu sangat sulit, sesulit anda mencari jarum di tumpukan jerami sekalipun, hal yang pertama yang anda lakukan, niat melakukan toubat tidak akan mengulanginya kembali kesalah/dosa yang anda perbuat. sangat menyakitkan dan sangat menyesal, anda akan mengatakan anda waktu bisa diputar ulang kembali, namun itu tidak akan bisa dan tidak akan mungkin terjadi, karena bumi ita akan berputar sesuai garis porosnya, tidak akan berputar sebaliknya.
Jika dosa nya berhubungan dengan orang lain (selain kita dan Allah SWT) maka kita perlu mendatangi walau sampai merangkak dan meminta maaf kepada orang tersebut, sulit memang tidak mudah untuk sekedar meminta maaf kepada orang yang kita zalimi tersebut. kuatkan hati apapun yang terjadi memang sudah terjadi, kuatkan hati untuk meminta maaf, anda harus belajar meminta maaf, jauh belih berat adalah memaafkan, walaupun ucapannya namun hati manusia hanya Allah yang tahu. jika toubat kepada Allah SWT, Allah SWT Maha Pengampun, Maha Penyayang, Maha Pemurah, Sebesar apa dosamu pasti Allah SWT akan mengampuni dan menerima toubat hamba nya yang mau bertobat, ya kita manusia biasa tempat nya salah dan dosa, semoga Allah SWT mengampuni.
Apakah kita pernah mendengar ada kisah kaum bani isroil yang membunuh 100 orang dan bertobat, Allah mengampuni orang tersebut, padahal orang terbut belum sampai ke dalam desa/kota atau wilayah orang-orang yang soleh, karena mati/ajal sudah menjemput di tengah perjalanan ke desa/kota atau wilayah orang-orang solih yang di katakan oleh orang alim sebelumnya. kurang lebih kisahnya seperti ini : Imam Bukhari meriwayatkan dalam Shahih-nya dari Abu Said Al-Khudri dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Salam bersabda, "Pada Bani Israil terdapat seorang laki-laki yang telah membunuh seratus orang. Lalu dia pergi bertanya dengan mendatangi seorang rahib. Dia bertanya, 'Adakah taubat untukku?' Dia menjawab, 'Tidak ada.' Maka dia membunuhnya. Dia bertanya-tanya, lalu seorang laki-laki berkata kepadanya, 'Datanglah ke desa ini dan ini.' Saat dalam perjalanan itulah dia dijemput oleh maut. Maka Malaikat rahmat dan Malaikat adzab berselisih. Maka Allah mewahyukan kepada ini, 'Mendekatlah'. Dan Allah mewahyukan kepada ini, 'Menjauhlah'. Lalu berkata, 'Ukurlah antara keduanya. Maka dia lebih dekat kepada ini satu jengkal. Dan dia diampuni.' Muslim meriwayatkan dalam Shahih-nya dari Abu Said Al-Khudri bahwa Nabiyullah bersabda, "Pada umat sebelum kalian terdapat seorang laki-laki pembunuh sembilanpuluh sembilan nyawa. Dia bertanya tentang penghunibumi yang paling alim. Dia ditunjukkan kepada seorang rahib, dan dia mendatanginya. Dia berkata bahwa diatelah membunuh sembilan puluh sembilan nyawa, maka adakah taubat untuknya? Rahib itu menjawab, 'Tidak.' Dan dia membunuhnya untuik menggenapkan hitungan menjadi seratus. Kemudian dia bertanya tentang penduduk bumi yang paling alim. Dia pun ditunjukkan kepada seorang alim. Dia berkata bahwa dia telah membunuh seratus orang,lalu apakah dia masih bisa bertaubat? Dia menjawab 'Ya, siapa yang menghalanginya dari taubat. Pergilah ke kota ini dan ini, karena di sana terdapat orang-orang yang beribadah kepada Allah. Maka beribadahlah kamukepada Allah bersama mereka. Jangan pulang ke kotamu karena kota itu buruk.' Lalu dia berangkat. Sampai di tengah perjalanan, dia mati. Malaikat rahmat dan Malaikat adzab berselisihtentangnya. Malaikat rahmat berkata, 'Dia datang dengan taubat, datang dengan hatinya kepada Allah.'Malaikat adzab berkata, 'Dia belum melakukan kebaikan apa pun.' Lalu seorang Malaikat yang berwujud manusia datang kepada mereka, dan mereka menjadikannya pengadil di antara mereka. Dia berkata, 'Ukurlah antara kedua kota. Kemana dia lebih dekat, maka ia untuknya.' Lalu mereka mengukurnya, dan mereka mendapatkannya lebih dekat kepada kota yang dia tuju. Maka Malaikat rahmat mengambilnya." Qatadah berkata bahwa Hasan berkata, "Dikatakan kepada kami bahwa ketika dia mati, dia miring dengan dadanya.
Cerita tersebut jangan berputus asa atas Rahmat Allah SWT, seberapun dosamu, sebesar gunung merapi dan gunung merbabu, sebesar gunung lawu? sebesar bumi? ampunan Allah SWT lebih besar, namun juga siksaan Laah SWT sangat pedih, maka kita harus tobat dan berhati-hati. memang mudah mengatakan, mudah mengetik, pahit sekali jika kita ada diposisi orang yang di tegur Allah SWT pahit sekali hidup dalam kesusahan, kekecewaan, penyesalan, seperti tak ada jalan keluar. tapi yakinlah pasti ada jalan keluar, pasti Allah SWT akan menolong hambanya yang sudah bertobat kepadanya.Amin