Rabu, 22 Juni 2022

3 Jenis Ujian dalam Kehidupan Manusia

Hidup di dunia memang tak luput dari ujian kehidupan. Berbagai beban baik moril maupun materil pun dialami oleh setiap manusia di dunia. Namun, justru semakin berat ujian, maka semakin tinggi derajatnya akan diangkat oleh Allah Subhanahuwata’ala. Maka, manusia sebagai makhluk yang selalu diuji hendaknya menghadapinya dengan berprasangka baik (husnudzon) kepada Allah SWT. 


Ada 3 jeni ujian yang diberikan oleh Allah SWT untuk hamba-Nya di muka bumi. Setiap ujian tersebut merupakan tahapan untuk dinaikkan level derajatnya menuju ke yang lebih tinggi. Hingga siapapun manusia yang bisa melewati level yang ketiga maka dianggap sudah lulus dalam ujian kehidupan.

“Kalau kalian sedang dibimbing oleh Allah SWT menuju kedudukan yang paling tinggi, maka sadarlah teman-teman di saat yang bersamaan, kalian tidak akan sunyi dari rintangan-rintangan,” jelas Ustaz Adi Hidayat. Ketika kalian sedang di kedudukan biasa dan naik luar biasa, maka hambatannya juga akan semakin meningkat ujiannya.

Misalnya orang kecil diuji dengan ujian kecil, orang menengah diuji dengan ujian menengah, begitu pula jika orang yang kedudukannya tinggi maka akan diuji dengan ujian yang lebih tinggi lagi.

“Allah SWT tidak akan menguji dedaunan dengan angin yang menerpa akar, pasti berbeda, karena angin jika kedudukan semakin tinggi, tinggi, maka angin akan semakin kencang akan menerjangnya,” 

1. Ba’sa (Ringan) Misalnya jarang ke masjid sekarang mulai ke masjid. Begitu ke masjid, Allah kasih ujian, sesuai dengan kadar niatnya. Dikasih ujian gerimis. Lalu masih ke masjid nggak. Namun, kamu menjawab tidak masalah. Maka, jika kamu diuji dengan yang ringan akan dinaikkan ke menengah. Kalau kamu belum lulus di sini (ujian ringan), maka akan terus diuji sampai lulus di sini. Hal ini tercantum dalam QS. Al-Baqarah ayat 286 yang Artinya : Allah SWT tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. “Jadi kalau kalian masih ujiannya ringan, kalian akan diberikan yang ringan, kalian naik menengah diberikan yang menengah, kalian naik lagi level tinggi, diberikan lagi ujian yang berat,” .

2. Dhorro’ (Menengah) Yakni ujian yang sudah melukai fisik. Misalnya hujannya makin deras. Kalau dalam kehidupan misalnya celaan biasa dalam kehidupan sehari-hari. “Ini artinya Allah SWT sedang menaikkan iman anda dalam level yang lebih tinggi lagi,” jelasnya. Jadi ketika ada celaan menghujam dalam lisan seseorang, sudah mulai menyakiti, itu sebenernya pengakuan dari Allah lewat lisan orang itu, bahwa anda sedang diangkat keimanan pada tingkat yang lebih tinggi,” tambahnya. “Ada orang mengatakan kamu kenapa pakai jilbab seperti itu (panjang), yang biasa aja kali, jawab seperti ini yang iman biasa sudah banyak, saya ingin menampilkan yang luar biasa, supaya dengan iman itu bisa mendoakan orangtua, mudah-mudahan pahalanya bisa untuk orangtua,”. Masuk kepada bahasa yang baik. Jadi jika kalian bisa melawan hal-hal demikian dengan bahasa yang indah itu nyaman kepada jiwa. Kadang-kadang ada kalimat-kalimat yang tidak perlu pakai dalil.

3. Zulzilu (Berat) Jadi ada ujian yang bisa menggoyangkan diri kita. Membuat gempa hati kita. Kalian sudah tidak kuat, kadang-kadang jalan sempoyongan. Padahal tidak ada gempa di luar, cuma hati kita kayak kena goncangan. “Diserang sana, diserang sini, nggak bisa tidur, nggak bisa makan, ini susah itu susah,”. “Sampai-sampai Rasul Sholallahu’alaihiwasallam, bahkan orang yang beriman, bahkan setelahnya bisa mengatakan kapan ini berakhir,”. “Akan tiba masa anda mengalami satu situasi sampai anda mengatakan kapan berakhirnya seperti ini,”. 

“Perhatikan jika anda berada pada level ini, saya ucapkan selamat kepada anda, karena anda akan diangkat pada kedudukan yang tertinggi di antara sekian ujian yang ada,” sambungnya. Artinya Allah SWT akan naikkan anda pada derajat yang tinggi. Karena hukum ujian Laa yukallifullah nafsan illawusaha, Allah SWT tidak akan menguji seorang hamba diluar batas kemampuannya. “Jadi kalau anda sudah dipandang oleh Allah siap menerima yang ini, maka anda akan diberikan zulzal (mengguncang hati). Kalau anda nggak mampu, anda hanya akan diberikan Dhorro’ atau ba’sa. Jadi mustahil Allah memberikan ujian berat kalau anda tidak sanggup. Karena cuman anda yang sanggup, anda yang dikasih. “Makanya jangan mengeluh, jangan katakan ya Allah SWT kenapa saya ya Allah SWT ,” tambahnya. “Kalau bukan sayang, Allah itu bersifat adil, nggak mungkin menukar sesuatu diluar kadarnya,” jelasnya.

“Jadi kalau kita temen-temen ikuti hukum Allah, mau berat Alhamdulillah, mau ringan Alhamdulillah, mau sedang Alhamdulillah, begitu diangkat artinya ada pengakuan dari Allah bahwa iman kita akan dinagkat,” tuturnya.

“Cuma bahasa Nabi Ayqub Alaihissalam kepada Nabi Yusuf Alaihissalam mesti ada persiapan dalam mengatasi itu semua, tidak cukup hanya mendiamkan saja, anda harus punya rencana,” tambahnya.

Maka untuk menyelesaikan solusi tercantum di QS. Ali Imran ayat 142. Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum nyata bagi Allah SWT orang-orang yang berjihad diantaramu dan belum nyata orang-orang yang sabar. Yang ujiannya tercantum dalam QS. Al Baqarah ayat 214, yang artinya,  Ataukah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) seperti (yang dialami) orang-orang terdahulu sebelum kamu. Mereka ditimpa kemelaratan, penderitaan dan diguncang (dengan berbagai cobaan), sehingga Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya berkata, “Kapankah datang pertolongan Allah?” Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat.

“Sedangkan Allah SWT belum melihat kesungguhan anda, jadi kalau perseoalan anda ingin cepat-cepat selesai maka serius menyelesaikannya,” ujar Ustaz Adi Hidayat.

Materi tersebut dari Ustaz Adi Hidayat, berikut videonya sebagai berikut ini :