Rasulullah Muhammad SAW memperingatkan bahaya memakan harta yang haram. Seorang manusia yang hidup di zaman ini, dituntut untuk mengumpulkan, dan menumpuk harta sebanyak-banyaknya agar bisa hidup layak, serta tenang menghadapi masa depan diri, anak dan cucu. Pada saat itu orang-orang tidak peduli lagi dari mana harta dia dapatkan, dan itu sangat berhaya dalam kehidupan, apalagi kita sudah berkeluarga, otomatis keluarga kita diberi makan dari harta haram tersebut. Rasulullah Muhammad SAW bersamda yang artinya sebagai berikut ini :
"Akan datang suatu masa pada umat manusia, mereka tidak lagi peduli dengan cara untuk mendapatkan harta, apakah melalui cara yang halal ataukah dengan cara yang haram." (HR Al-Bukhari).
1. Sebagian manusia tidak pernah peduli akan kaidah Allah Swt dalam mencapai tujuan mencari harta, kelompok ini dianjurkan untuk memeriksa kembali akidah mereka/introspeksi diri, di mana mereka telah menjadikan dirham/harta mereka sebagai tuhannya, dan tidak mengindahkan perintah Allah SWT dan Rosulnya.
Rasulullah SAW mendoakan kehancuran untuk kelompok ini dengan sabdanya (artinya):"Celakalah hamba dinar (harta), celakalah hamba dirham (uang), celakalah hamba pakaian (HR Al-bukhari).
Rasulullah SAW merupakan seorang yang dikabulkan doanya. Apabila dia mendoakan kehancuran untuk para pemuja harta, niscaya kebinasaan akan menimpa mereka.
Mereka bukan lagi hamba Allah Swt yang patuh, dan tunduk dengan perintahNya, karena tautan hati mereka terhadap harta menyamai, bahkan melebihi hubungan mereka terhadap Allah Swt. Apabila berbenturan antara keuntungan niaga dengan syariat Allah Swt niscaya perintah Allah Swt dikesampingkannya.
Mereka tidak meyakini rezekinya berasal dari Allah Swt, mereka mengira bahwa pencapaian-pencapaian dunia mereka murni keahliannya dirinya berniaga, mereka berujar seperti ucapan Qarun (artinya):
Karun berkata: "Sesungguhnya aku hanya diberi harta itu, karena ilmu yang ada padaku." (QS Al Qashash: 78).
Padahal Allah Swt telah berfirman dalam surah Al Ankabut ayat 17 sbb ini :
"Sesungguhnya yang kamu sembah selain Allah itu tidak mampu memberikan rezeki kepadamu, maka mintalah rezeki itu di sisi Allah, dan sembahlah Dia dan bersyukur kepada-Nya." (QS Al Ankabut: 17).
2. Sebagian lagi, orang-orang yang masih memiliki dhamir (hati) yang peka, akan tetapi karena mereka sedari kecil tidak pernah mengerti, dan mempelajari ketentuan Allah tentang muamalat, kelompok ini mau tidak mau akan melanggar syariat Allah saat mengumpulkan harta karena ketidaktahuannya.
Mereka adalah yang dimaksud Ali bin Abi Thalib: "Barangsiapa yang berdagang namun belum memahami ilmu agama, maka dia pasti akan terjerumus dalam riba, kemudian dia akan terjerumus ke dalamnya dan terus menerus terjerumus", sebagaimana dinukilkan Abu Layts, dalam Tanbih Al Ghafilin.
Semoga dapat bermanfaat bagi kita semua, jika merasa hal tersebut di tas segeralah bertobat kepada Allah Swt, semoga toubat kita diterima oleh Allah Swt. Allah'humma Amin.