Surat Al Ashr ayar 1 sampai dengan ayat 3, di bawah teks/paragraf/kalimat ini menjelaskan bahwa manusia yang memanfaatkan waktunya sebaik-baiknya untuk beriman dan beramal shaleh akan memperoleh kebahagiaan. Sebaliknya, mereka yang tidak memanfaatkan waktunya dengan baik akan memperoleh kerugian, salah satunya adalah mendapat tanda Allah Swt berpaling dari Hamba-NYA (Allah Swt).
“Demi masa. Sungguh manusia berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh serta saling menasehati untuk kebenaran dan saling menasehati untuk kesabaran.” (QS. Al ‘Ashr : 1-3).
Kerugian yang dimaksud adalah kerugian di dunia dan akhirat. Kerugian di dunia seperti mendapatkan kesengsaraan, kebingungan, dan tidak mendapat petunjuk. Sedangkan, kerugian di akhirat adalah mendapatkan neraka jahanam. Dalam Tafsir Al Qur’an Al Karim Hidayatul Hasan dijelaskan bahwa Allah SWT meratakan kerugian kepada semua manusia kecuali bagi mereka yang memiliki empat sifat yaitu beriman, beramal shaleh, dan saling menasehati untuk kebenaran dan kesabaran. Begitulah mengapa pentingnya menjaga waktu di dunia sebaik-baiknya.
Atas dasar itulah, seorang muslim hendaknya menggunakan waktu sebaik mungkin dengan cara menjalankan segala perintah Allah SWT dan menjauhi segala larangan-Nya, seperti :
- Menjalankan segala perbuatan baik yang tampak maupun tersembunyi, yang terkait dengan hak Allah Swt maupun hak manusia, yang wajib maupun yang sunah,
- Saling menasehati dalam hal kebenaran dan kesabaran,
- Meninggalkan hal-hal yang tidak bermanfaat.
Hal-hal kebaikan yang dilakukan akan menunjukkan sempurnanya Islam seorang muslim.Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, yang artinya sebagai berikut ini :
“Jika keislaman di antara kalian sempurna, satu kebaikan yang dilakukannya akan ditulis sepuluh kebaikan hingga tujuh ratus kali lipat. Adapun setiap keburukan yang dilakukan, hanya ditulis satu keburukan semisalnya.” (HR. Bukhari)
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu,Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda yang artinya sebagi berikut :“Di antara tanda sempurnanya Islam seseorang adalah meninggalkan hal-hal yang tidak bermanfaat.” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah, Syaeikh Al Albani mengatakan hadits ini shahih).
Sedangkan, seorang muslim yang terlalu sibuk dengan hal-hal tidak bermanfaat, menandakan bahwa orang tersebut belum sempurna imannya. Bahkan, Hasan al-Basri mengatakan bahwa mereka yang sibuk dengan hal-hal yang tidak bermanfaat merupakan tanda Allah SWT berpaling dari Hamba-NYA .
Hasan al-Basri berkata, “Salah satu tanda bahwa Allah Swt berpaling dari seorang hamba adalah ia disibukkan dengan sesuatu yang tidak bermanfaat.”
Adapun hal-hal yang dipandang sebagai sesuatu yang tidak bermanfaat di antaranya adalah mengatakan atau melakukan sesuatu yang tidak bermanfaat dan menyakiti orang lain, seperti terlalu sibuk dengan urusan duniawi, bergurau, berkomentar yang tidak penting, debat kusir, atau ghibah. Ghibah dalam Islam termasuk pada perbuatan yang tidak baik dan ada pula hukum menyakiti hati orang lain dalam Islam yang harus di ketahui. Untuk menjadi muslim yang baik, sudah seharusnya meninggalkan perkataan dan perbuatan yang dapat menyakiti orang lain.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallambersabda, “Seorang muslim (yang baik) adalah yang tangan dan lisannya tidak menyakiti orang lain.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Jika seorang muslim tidak dapat menjaga perkataan dan perbuatannya maka ganjarannya adalah neraka. Maka dari itu penting sekali untuk menyimak tips menjaga lisan dalam Islam ini karena ada keutamaan menjaga lisan dalam Islam bagi seorang muslim.
Tirmidzi meriwayatkan dari Muadz bin Jabal radhiyallahu‘anhu, ia berkata,“Wahai Rasulullah, apakah kami akan dihukum atas setiap kata yang terucap?” Rasul pun menjawab, Tidak sedikit manusia yang tergelincir ke dalam neraka karena lisannya.” (HR. Tirmidzi)
Dari uraian singkat di atas dapat dikatakan bahwa sebagai muslim, hendaknya menyibukkan diri dengan hal-hal yang bermanfaat seperti beribadah, melaksanakan bermacam-macam amal shaleh, saling menasehati mengenai kebenaran dan kesabaran, serta meninggalkan hal-hal yang tidak bermanfaat.
Seseorang yang sibuk dengan hal-hal yang tidak bermanfaat merupakan tanda Allah Swt berpaling dari Hamba-NYA. Sementara, ujian dan musibah yang dialami seorang hamba bukan karena Allah berpaling, tapi justru semua teguran itu adalah tanda Allah Swt sayang pada hamba-Nya agar ia kembali mengingat Allah Swt.
Demikianlah ulasan singkat tentang tanda Allah Swt berpaling dari hambanya. Semoga bermanfaat dan bisa menggerakkan hati untuk bisa menjadi pribadi yang lebih baik. referensi sebagi berikut ini dan semoga bermanfat, Amin .