156. Hadits riwayat Aisyah Radliyallahu 'anhu:
Bahwa pada suatu malam Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam salat di mesjid, lalu datang beberapa orang ikut salat bersama beliau, kemudian pada malam selanjutnya, manusia semakin banyak yang ikut salat bersama beliau. Kemudian pada malam yang ketiga atau keempat banyak sekali orang yang berkumpul menunggu Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam, tetapi Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam tidak keluar menemui mereka. Pada pagi harinya, beliau bersabda: Aku melihat apa yang kalian lakukan. Sebenarnya tidak ada yang menghalangi aku untuk keluar salat bersama kalian kecuali karena aku khawatir kalau hal ini akan diwajibkan atas kalian. Perawi mengatakan: Itu terjadi pada bulan Ramadan
157. Hadits riwayat Ibnu Abbas Radliyallahu 'anhu:
Bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam apabila bangun tengah malam untuk menunaikan salat, beliau berdoa: Ya Allah, segala puji bagi-Mu. Engkau adalah cahaya langit dan bumi. Segala puji bagi-Mu. Engkau adalah pemelihara langit dan bumi. Segala puji bagi-Mu. Engkau adalah Tuhan langit dan bumi serta semua yang ada padanya. Engkau adalah yang hak, janji-Mu adalah hak, firman-Mu adalah hak, perjumpaan dengan-Mu adalah hak, surga adalah hak, neraka adalah hak, hari kiamat adalah hak. Ya Allah, kepada-Mu aku berserah diri. Kepada-Mu aku beriman. Kepada-Mu aku bertawakal. Ke pangkuan-Mu aku pulang. Kepada-Mu aku mengadu. Dengan (nama) Mu aku memutuskan. Maka ampunilah aku, ampunilah dosa-dosaku, baik yang telah lewat maupun yang akan datang, yang aku lakukan secara diam-diam maupun yang terang-terangan. Engkau adalah Tuhanku. Tidak ada Tuhan selain Engkau
158. Hadits riwayat Abdullah bin Masud Radliyallahu 'anhu, ia berkata:
Dilaporkan kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam tentang seorang yang tidur pada malam hari sampai pagi. Beliau bersabda: Orang itu telah dikencingi setan kedua telinganya
159. Hadits riwayat Ali bin Abu Thalib Radliyallahu 'anhu:
Bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam pernah datang pada malam hari ke rumah Ali dan Fatimah. Beliau bertanya: Tidakkah kalian akan salat? Ali menjawab: Wahai Rasulullah, sesungguhnya jiwa kami berada pada kekuasaan Allah. Jika Allah berkehendak membangunkan kami, maka Dia akan bangunkan kami (dan kami akan salat). Kemudian Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam pergi setelah aku berkata demikian. Kemudian sambil meninggalkan tempat dan menepuk pahanya, Ali mendengar beliau bersabda: Dan manusia adalah makhluk yang paling banyak membantah
160. Hadits riwayat Abu Hurairah Radliyallahu 'anhu:
Bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam bersabda: Setan itu akan mengikat tengkuk salah seorang engkau yang tengah tidur dengan tiga ikatan sehingga engkau tidur semalaman. Apabila seorang di antara engkau bangun seraya menyebut nama Allah, maka lepaslah ikatan pertama. Lalu apabila ia berwudu, maka lepaslah ikatan kedua. Dan apabila diteruskan dengan salat, maka lepaslah ikatan ketiga, sehingga ia akan bersemangat dan berhati jernih. Kalau tidak, maka hatinya akan kusut dan malas
161. Hadits riwayat Aisyah Radliyallahu 'anhu, ia berkata:
Bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam mengutus seorang lelaki sebagai komandan pasukan ekspedisi. Dalam salat, ia bertindak sebagai imam bagi sahabat lainnya, membaca surat mengakhiri bacaan dengan "qul huwallahu Ahad", surat Al-Ikhlas. Ketika pasukan pulang, hal itu diceritakan kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam Beliau bersabda: Tanyakan saja langsung kepadanya, mengapa ia membaca surat itu? Mereka lalu menanyakannya. Ia menjawab: Karena sesungguhnya surat itu adalah sifat Allah Yang Maha Pemurah dan aku senang membacanya. Kemudian Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam bersabda: Kabarkan kepadanya bahwa Allah mencintainya
162. Hadits riwayat Ibnu Abbas Radliyallahu 'anhu:
Bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam bersabda: Jibril as. pernah mengajarkan aku satu dialek. Kemudian aku mengulang-ulanginya dan aku selalu minta supaya ia mau menambahnya, maka ia menambahkannya sampai ia berhenti pada tujuh dialek
163. Hadits riwayat Jabir bin Abdullah Radliyallahu 'anhu, ia berkata:
Suatu ketika aku turut melakukan salat khauf bersama Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam Beliau membagi kami menjadi dua barisan, satu barisan berada di belakang Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam sedang musuh berada di antara kami dan kiblat. Ketika Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam takbir kami semua ikut takbir. Kemudian beliau rukuk, kami semua ikut rukuk. Kemudian beliau mengangkat kepalanya dari rukuk, kami semua melakukan hal yang sama. Kemudian beliau turun untuk sujud bersama barisan yang berada langsung di belakang beliau. Sementara itu barisan yang terakhir tetap berdiri menjaga musuh. Ketika Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam selesai sujud, dan barisan yang di belakangnya berdiri, maka barisan yang terakhir tadi turun untuk melakukan sujud lalu mereka berdiri. Lalu barisan yang di belakang maju, dan barisan yang di depan mundur. Kemudian Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam rukuk dan kami semua ikut rukuk. Kemudian Nabi mengangkat kepalanya, kami pun mengikutinya. Sementara barisan yang tadi berada di belakang ikut turun sujud bersama beliau, barisan yang satunya lagi tetap berdiri menjaga musuh. Ketika Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam selesai sujud bersama barisan yang tepat di belakangnya, maka barisan yang di terakhir turun untuk sujud. Setelah mereka selesai sujud, Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam mengucapkan salam dan kami semua ikut salam. Jabir berkata: Seperti yang biasa dilakukan oleh para pasukan pengawal terhadap para pemimpin mereka
164. Hadits riwayat Abu Hurairah Radliyallahu 'anhu:
Bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam bersabda: Barang siapa yang pada hari Jumat mandi seperti mandi jinabat, kemudian berangkat awal (ke mesjid), maka seakan-akan ia bersedekah seekor unta gemuk. Barang siapa berangkat pada waktu kedua, maka ia seakan-akan ia bersedekah seekor sapi. Barang siapa berangkat pada waktu ketiga, maka seakan-akan ia bersedekah seekor kambing bertanduk. Barang siapa yang berangkat pada waktu keempat, maka seakan-akan ia bersedekah seekor ayam. Dan barang siapa berangkat pada waktu kelima, maka seakan-akan ia bersedekah sebutir telur. Dan bila imam telah naik mimbar (untuk berkhutbah), maka para malaikat hadir untuk mendengarkan zikir. (Maksudnya mereka tidak lagi mencatat orang yang datang ke mesjid setelah khutbah dimulai)
165. Hadits riwayat Abu Hurairah Radliyallahu 'anhu, ia berkata:
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam bersabda: Kita adalah umat terakhir, tetapi kita umat yang lebih dahulu pada hari kiamat nanti. Karena setiap umat diberi kitab sebelum kita, sedangkan kita diberi kitab sesudah mereka. Kemudian hari ini (hari Jumat), hari yang telah ditentukan Allah untuk kita, Allah telah memberi petunjuk kepada kita pada hari tersebut, maka umat lain mengikuti kita, besok (hari Sabtu) umat Yahudi dan lusa (hari Ahad) umat Kristen
166. Hadits riwayat Aisyah Radliyallahu 'anhu, ia berkata:
Pada masa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam pernah terjadi gerhana matahari. Saat itu Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam melakukan salat gerhana, beliau berdiri sangat lama dan rukuk juga sangat lama, lalu mengangkat kepala dan berdiri lama, tapi tidak seperti lamanya berdiri pertama. Kemudian beliau rukuk lama, tapi tidak seperti lamanya rukuk pertama. Selanjutnya beliau sujud. Kemudian berdiri lama, namun tidak seperti lamanya berdiri pertama, rukuk cukup lama, namun tidak selama rukuk pertama, mengangkat kepala, lalu berdiri lama, tapi tidak seperti lamanya berdiri pertama, rukuk cukup lama, tapi tidak seperti lamanya rukuk pertama, lalu sujud dan selesai. Ketika salat usai matahari sudah nampak sempurna kembali. Beliau berkhutbah di hadapan kaum muslimin, memuji Allah dan menyanjung-Nya, dan bersabda: Sesungguhnya matahari dan rembulan itu termasuk tanda-tanda kebesaran Allah. Keduanya terjadi gerhana bukan karena kematian atau kelahiran seseorang. Oleh sebab itu, jika kalian melihat keduanya gerhana, maka bertakbirlah, berdoalah kepada Allah, kerjakanlah salat dan bersedekahlah! Hai umat Muhammad, tidak seorang pun lebih cemburu daripada Allah, bila hambanya, lelaki maupun perempuan, berbuat zina. Hai umat Muhammad, demi Allah, seandainya kalian tahu apa yang kuketahui, tentu kalian banyak menangis dan sedikit tertawa. Ingatlah! Bukankah aku telah menyampaikan
167. Hadits riwayat Asma Radliyallahu 'anhu:
Dari Fatimah, bahwa Asma berkata: Pada masa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam pernah terjadi gerhana matahari. Aku datang menemui Aisyah yang ketika itu sedang salat dan aku bertanya: Ada apa dengan orang-orang, kenapa mereka melakukan salat? Aisyah memberi isyarat dengan kepalanya ke arah langit. Aku bertanya lagi: Tanda kebesaran Allah? Aisyah menjawab: Ya. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam berdiri lama sekali (dalam salat) hingga kepalaku pusing, lalu aku ambil qirbah (tempat air dari kulit), meletakkannya di sampingku. Aku siram kepala atau wajahku dengan air. Ketika selesai salat matahari telah muncul kembali. Kemudian Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam berkhutbah kepada kaum muslimin. Beliau memuji dan menyanjung Allah. Lalu bersabda: Selanjutnya. Apa yang belum pernah aku lihat, telah dapat kulihat di tempatku ini, termasuk surga dan neraka. Telah diwahyukan kepadaku, bahwa kalian akan menerima ujian dalam kubur yang hampir menyerupai fitnah atau seperti fitnah Masih Dajjal, aku tidak tahu apa ia sebenarnya. Asma melanjutkan: Seseorang di antara kalian didatangkan dan ditanya: Apa yang engkau ketahui tentang orang ini (maksudnya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam)? Orang yang beriman akan menjawab: Dia adalah Muhammad utusan Allah, yang datang kepada kami dengan membawa bukti dan petunjuk. Lalu kami menyambut dan mematuhinya. (Itu dikatakannya sebanyak tiga kali). kemudian kepadanya dikatakan: Benar! Kami memang tahu bahwa engkau beriman kepadanya. Tidurlah baik-baik! Sedangkan orang munafik atau ragu-ragu akan menjawab: Aku tidak tahu. Aku mendengar orang-orang mengatakan sesuatu lalu kuikuti saja berkata seperti itu
168. Hadits riwayat Usamah bin Zaid Radliyallahu 'anhu, ia berkata:
Kami sedang berada di dekat Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam ketika seorang di antara putri beliau menyuruh seseorang memanggil beliau dan memberi kabar bahwa anak putri beliau itu sedang menghadapi maut, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam bersabda kepada utusan tersebut: Kembalilah dan kabarkan kepadanya bahwa apa yang Allah ambil dan Allah berikan adalah milik-Nya semata. Segala sesuatu di sisi-Nya adalah dengan batas waktu tertentu. Suruhlah ia untuk bersabar dan mengharap pahala. Utusan itu kembali dan berkata: Dia berjanji akan memenuhi pesan-pesan itu. Lalu Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam berdiri diikuti oleh Saad bin Ubadah dan Muadz bin Jabal. Aku pun (Usamah bin Zaid) ikut berangkat bersama mereka. Kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam anak (dari putri beliau) diserahkan dan jiwanya bergolak seperti berada dalam qirbah (tempat air) tua. Kedua mata Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam menitikkan air mata. Lalu Saad bertanya: Apa arti air mata itu, ya Rasulullah? Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam bersabda: Ini adalah rahmat (kasih sayang) yang diletakkan Allah dalam hati para hamba-Nya. Sesungguhnya Allah mengasihi para hamba-Nya yang pengasih
169. Hadits riwayat Abdullah bin Umar Radliyallahu 'anhu, ia berkata:
Saad bin Ubadah mengalami sakit keras, lalu Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam menjenguknya bersama Abdurrahman bin Auf, Saad bin Abu Waqqash dan Abdullah bin Masud. Ketika beliau tiba, beliau mendapatinya dalam keadaan tidak sadarkan diri. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam bertanya: Apakah ia telah meninggal dunia? Orang-orang yang hadir di sana menjawab: Belum, ya Rasulullah. Kemudian Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam menangis. Ketika para sahabat melihat tangis Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam, mereka ikut menangis. Lalu Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam bersabda: Tidakkah kalian mendengar bahwa sesungguhnya Allah tidak menyiksa karena air mata dan atau karena kesedihan hati. Tetapi Dia menyiksa atau mengasihi sebab ini. Beliau menunjuk ke lidah beliau (maksudnya karena ratapan yang diucapkan lidah karena menolak qada dan takdir Allah atas si mayit)
170. Hadits riwayat Umar Radliyallahu 'anhu:
Bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam bersabda: Sesungguhnya mayit akan disiksa karena tangis ratapan (penyesalan) keluarganya
171. Hadits riwayat Ibnu Umar Radliyallahu 'anhu:
Dari Abdullah bin Abu Mulaikah, ia berkata: Aku sedang duduk di samping Ibnu Umar. Kami sedang menunggu jenazah Ummu Aban binti Usman. Bersamanya juga ada Amru bin Usman. Kemudian Ibnu Abbas datang dituntun oleh seseorang yang menunjukkan tempat Ibnu Umar. Ibnu Abbas datang dan duduk di sampingku. Aku berada di tengah-tengah antara Ibnu Umar dan Ibnu Abbas. Tiba-tiba terdengar suara dari rumah. Lalu Ibnu Umar berkata: Nampaknya ia berusaha menghalangi Amru untuk berdiri guna melarang mereka. Aku pernah mendengar Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam bersabda: Sesungguhnya mayit itu akan disiksa karena tangis ratapan keluarganya. Ia berkata: Abdullah menjadikannya mutlak (sebelumnya adalah dengan bersyarat). Ibnu Abbas berkata: Kami sedang bersama Amirul mukminin Umar bin Khathab. Ketika kami tiba di Baida, tiba-tiba ada seseorang yang berteduh di bawah sebatang pohon. Amirul mukminin berkata kepadaku: Pergi dan lihat siapa orang itu! Aku pun pergi, ternyata orang itu Shuhaib. Aku kembali kepada Umar dan berkata: Engkau menyuruhku untuk melihat siapa orang itu. Dia adalah Shuhaib. Umar berkata: Suruh ia ikut bersama kita! Aku berkata: Jika ia bersama keluarganya? Umar berkata: Walaupun bersama keluarganya. Atau mungkin Ayyub berkata: Suruhlah ia menemuiku. Tidak lama setelah kami datang Amirul mukminin terkena musibah. Shuhaib datang menemuinya sambil meratap: Aduh saudaraku! Aduh temanku! Umar berkata: Tidakkah engkau tahu (atau tidakkah engkau mendengar) Ayyub berkata: Belum tahukah engkau atau Belum mendengarkah engkau bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam bersabda: Sesungguhnya mayit itu akan disiksa karena tangis ratapan keluarganya. Adapun Abdullah ia menjadikannya umum, adapun Umar ia berkata: Pada keadaan tertentu. Maka aku (Abdullah bin Abdullah bin Abu Mulaikah) berdiri dan menemui Aisyah dan bercerita kepadanya apa yang dikatakan oleh Ibnu Umar Aisyah berkata: Tidak, demi Allah! Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam sama sekali tidak bersabda: Sesungguhnya mayit akan disiksa sebab tangis seseorang. Tetapi beliau bersabda: Sesungguhnya orang kafir itu ditambah siksanya oleh Allah sebab tangis keluarganya Sungguh, Allah adalah Zat yang membuat tertawa dan membuat menangis. Dan seseorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain.
172. Diriwayatkan Mughirah bin Syu`bah Radliyallahu 'anhu, ia berkata:
Aku mendengar Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam bersabda: Barang siapa yang diratapi, maka ia akan disiksa pada hari kiamat nanti dengan yang diratapkan atasnya
173. Hadits riwayat Anas bin Malik Radliyallahu 'anhu, ia berkata:
Ketika iring-iringan membawa jenazah lewat, orang-orang memuji jenazah dengan kebaikan, kemudian Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam bersabda: Wajib, wajib, wajib. Lalu lewat pula iringan jenazah lain, orang-orang mencelanya dengan keburukan, kemudian Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam bersabda: Wajib, wajib, wajib. Umar berkata: Menjadi penebusmu, ayah dan ibuku! Ada iringan jenazah lewat dan orang-orang memujinya sebagai orang baik, lalu engkau mengatakan: Wajib, wajib, wajib. Lewat pula iringan jenazah lain yang disifati sebagai orang jahat, lalu engkau mengatakan: Wajib, wajib, wajib. Apa artinya itu? Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam bersabda: Orang yang kalian puji sebagai orang baik, maka wajib baginya surga, sedangkan orang yang kalian katakan sebagai jahat, maka wajib baginya neraka. Kalian adalah para saksi Allah di bumi. Kalian adalah para saksi Allah di bumi. Kalian adalah para saksi Allah di bumi
174. Hadits riwayat Abu Hurairah Radliyallahu 'anhu:
Bahwa seorang wanita hitam yang biasa menyapu mesjid, suatu hari Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam merasa kehilangannya (tidak melihatnya). Lalu beliau bertanya kabarnya, para sahabat menjawab: Dia sudah meninggal dunia. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam menegur: Kenapa kalian tidak memberitahukan kepadaku? Seakan-akan para sahabat menganggap kecil urusannya atau urusan kematian. Kemudian Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam bersabda: Tunjukkan aku kuburnya. Setelah ditunjukkan, beliau menyalatinya kemudian bersabda: Sungguh pekuburan ini penuh dengan kegelapan bagi para penghuninya dan sesungguhnya Allah meneranginya sebab salatku atas mereka
175. Hadits riwayat Abu Hurairah Radliyallahu 'anhu, ia berkata:
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam bersabda: Setiap pemilik emas atau perak yang tidak mau memenuhi haknya (tidak mau membayar zakat), pada hari kiamat pasti ia akan diratakan dengan lempengan-lempengan bagaikan api, lalu lempengan-lempengan itu dipanaskan di neraka Jahanam, kemudian lambungnya diseterika dengan lempengan itu, juga dahi dan punggungnya. Setiap kali lempengan itu mendingin, akan dipanaskan kembali. Hal itu terjadi dalam sehari yang lamanya sama dengan lima puluh ribu tahun. Hal ini berlangung terus sampai selesai keputusan untuk tiap hamba. Lalu ditampakkan jalannya, ke surga atau ke neraka. Ada yang bertanya: Wahai Rasulullah, bagaimana dengan unta? Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam bersabda: Begitu pula pemilik unta yang tidak mau memenuhi haknya. Di antara haknya adalah (zakat) susunya pada waktu keluar. Pada hari kiamat, pasti unta-unta itu dibiarkan di padang terbuka, sebanyak yang ada, tidak berkurang seekor anak unta pun dari unta-untanya itu. Dengan tapak kakinya, unta-unta itu akan menginjak-injak pemiliknya dan dengan mulutnya, mereka menggigit pemilik itu. Setelah unta yang pertama telah melewatinya, maka unta yang lain kembali kepadanya. Ini terjadi dalam satu hari yang lamanya sama dengan lima puluh ribu tahun, sampai selesai keputusan untuk tiap hamba, ke surga atau ke neraka. Ada yang bertanya: Wahai Rasulullah, bagaimana dengan sapi dan kambing? Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam bersabda: Demikian juga pemilik sapi dan kambing yang tidak mau memenuhi hak sapi dan kambing miliknya itu. Pada hari kiamat, tentu sapi dan kambing itu akan dilepas di suatu padang yang rata, tidak kurang seekor pun. Sapi-sapi dan kambing-kambing itu tidak ada yang bengkok, pecah atau hilang tanduknya. Semuanya menanduk orang itu dengan tanduk-tanduknya dan menginjak-injak dengan tapak-kaki tapak-kakinya. Setiap lewat yang pertama, maka kembalilah yang lain. Demikian terus-menerus dalam satu hari yang sama dengan lima puluh ribu tahun, sampai selesai keputusan untuk tiap hamba, ke surga atau ke neraka. Ditanyakan: Wahai Rasulullah, bagaimana dengan kuda? Beliau bersabda: Kuda itu ada tiga macam; menjadi dosa bagi seseorang, menjadi tameng bagi seseorang dan menjadi ganjaran bagi seseorang. Adapun kuda yang menjadi dosa bagi seseorang adalah kuda yang diikat dengan maksud pamer, bermegah-megahan dan memusuhi penduduk Islam, maka kuda itu bagi pemiliknya merupakan dosa. Adapun yang menjadi tameng bagi seseorang adalah kuda yang diikat pemiliknya untuk berjuang di jalan Allah, kemudian pemilik itu tidak melupakan hak Allah yang terdapat pada punggung dan leher kuda, maka kuda itu menjadi tameng bagi pemiliknya (penghalang dari api neraka). Adapun kuda yang menjadi ganjaran bagi pemiliknya adalah kuda yang diikat untuk berjuang di jalan Allah, untuk penduduk Islam pada tanah yang subur dan taman. Maka sesuatu yang dimakan oleh kuda itu pada tanah subur atau taman tersebut, pasti dicatat untuk pemiliknya sebagai kebaikan sejumlah yang telah dimakan oleh kuda dan dicatat pula untuk pemiliknya kebaikan sejumlah kotoran dan air kencingnya. Bila tali pengikat terputus, lalu kuda itu membedal, lari sekali atau dua kali, maka Allah akan mencatat untuk pemiliknya kebaikan sejumlah langkah-langkah dan kotoran-kotorannya. Dan jika pemilik kuda itu melewatkan kudanya pada sungai, kemudian kuda itu minum dari air sungai tersebut, padahal ia tidak hendak memberi minum kudanya itu, maka Allah pasti mencatat untuknya kebaikan sejumlah apa yang telah diminum kudanya. Ditanyakan: Wahai Rasulullah, bagaimana dengan keledai? Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam bersabda: Tidak ada wahyu yang diturunkan kepadaku tentang keledai kecuali satu ayat yang unik dan menyeluruh ini: Barang siapa mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya ia akan melihat balasannya. Dan barang siapa mengerjakan kejahatan seberat dzarrahpun, niscaya ia akan melihat balasannya
176. Hadits riwayat Abu Zar Radliyallahu 'anhu:
Dari Ahnaf bin Qais, ia berkata: Aku datang ke Madinah. Ketika sampai di suatu halaqah (majlis taklim), di dalamnya terdapat beberapa pemuka Quraisy, tiba-tiba datang seorang lelaki yang kasar pakaiannya, kasar badannya dan buruk wajahnya, ia berhenti pada mereka dan berkata: Kabarkan kepada orang-orang yang menimbun harta (dan tidak mau mengeluarkan zakat) dengan batu bara yang akan dipanaskan di dalam neraka Jahanam, lalu diletakkan pada puting buah dada salah seorang di antara mereka kemudian menembus sampai tulang rawan di ujung kedua bahunya dan diletakkan pada tulang rawan di ujung kedua bahunya hingga tembus sampai puting buah dadanya sambil bergetar-getar. Ia (Ahnaf) berkata: Maka mereka semua tertunduk malu (karena ucapan tersebut). Aku tidak melihat seorang pun di antara mereka yang memandangnya kembali. Lalu orang itu pergi. Aku mengikutinya sampai ia berhenti pada sebuah rombongan. Aku berkata: Aku tidak melihat pada mereka, kecuali ketidaksukaan terhadap apa yang engkau katakan kepada mereka. Orang itu berkata: Orang-orang itu tidak tahu apa-apa. Dahulu orang yang kucintai, Abul Qasim (Rasulullah) Shallallahu 'alaihi wa Sallam memanggilku, lalu aku memenuhi panggilannya. Beliau bertanya: Apakah engkau melihat gunung Uhud? Aku (orang itu) memandang matahari yang menyengatku, aku menyangka bahwa beliau (Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam) akan mengutusku untuk suatu keperluan. Aku menjawab: Aku melihatnya. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam bersabda: Tidak membuat aku senang seandainya aku mempunyai emas sebesar (gunung Uhud) itu yang aku belanjakan seluruhnya, kecuali tiga dinar. Kemudian orang-orang itu mengumpulkan dunia, mereka tidak memikirkan apa-apa. Katanya (Ahnaf): Aku bertanya: Ada masalah apa antara engkau dengan saudara-saudaramu dari Quraisy? Kenapa engkau tidak mendatangi dan meminta kepada mereka lalu engkau mendapatkan bagian dari mereka? Orang itu berkata: Tidak, demi Tuhanmu, aku tidak akan meminta dunia kepada mereka dan tidak akan meminta fatwa agama kepada mereka sampai aku bertemu Allah dan Rasul-Nya
177. Hadits riwayat Abu Hurairah Radliyallahu 'anhu, ia berkata:
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam bersabda: Setiap hari, di mana para hamba memasuki waktu pagi, pasti ada dua malaikat yang turun. Satu di antara keduanya berdoa: "Ya Allah, berikanlah ganti kepada orang yang berinfak", dan yang satu lagi berdoa: "Ya Allah, berikanlah kemusnahan (kerugian) kepada orang yang enggan berinfak"
178. Hadits riwayat Haritsah bin Wahab Radliyallahu 'anhu, ia berkata:
Aku mendengar Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam bersabda: Bersedekahlah kalian, karena hampir saja seseorang berjalan membawa sedekahnya, lalu orang yang hendak diberi sedekah berkata: Seandainya engkau memberikan kepadaku kemarin, tentu aku menerimanya. Sekarang aku tidak lagi memerlukannya. Orang itu tidak menemukan orang yang mau menerima sedekahnya
179. Hadits riwayat Abu Musa Radliyallahu 'anhu:
Dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam, beliau bersabda: Pasti akan datang kepada manusia suatu zaman, di mana seseorang berkeliling membawa sedekah emas, lalu ia tidak menemukan seorang pun yang mau mengambilnya. Dan terlihat seseorang diikuti oleh empat puluh orang wanita yang berlindung kepadanya karena sedikitnya kaum lelaki dan banyaknya kaum wanita
180. Hadits riwayat Abu Hurairah Radliyallahu 'anhu:
Bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam bersabda: Tidak akan terjadi hari kiamat sebelum harta menjadi banyak dan melimpah, sampai-sampai seseorang yang hendak mengeluarkan zakat hartanya tidak mendapati orang yang mau menerimanya dan sampai tanah Arab kembali menjadi padang gembala dan sungai-sungai
181. Hadits riwayat Abu Hurairah Radliyallahu 'anhu, ia berkata:
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam bersabda: Tidaklah seorang yang bersedekah dengan harta yang baik, Allah tidak menerima kecuali yang baik, kecuali (Allah) Yang Maha Pengasih akan menerima sedekah itu dengan tangan kanan-Nya. Jika sedekah itu berupa sebuah kurma, maka di tangan Allah yang Maha Pengasih, sedekah itu akan bertambah sampai menjadi lebih besar dari gunung, sebagaimana seseorang di antara kalian membesarkan anak kudanya atau anak untanya
182. Hadits riwayat Abu Masud Radliyallahu 'anhu, ia berkata:
Ketika kami diperintahkan untuk bersedekah, kami menjadi kuli angkut (dan kami bersedekah dari upah pekerjaan itu). Abu Aqil bersedekah dengan setengah sha`. Seseorang membawa sedekah sedikit lebih banyak darinya. Orang-orang munafik berkata: Sesungguhnya Allah tidak butuh sedekah orang ini, orang ini melakukan hal itu hanya untuk pamer. Lalu turunlah ayat: yaitu orang-orang yang mencela orang-orang mukmin yang memberi sedekah dengan sukarela dan mencela orang-orang yang tidak mendapatkan "sesuatu untuk disedekahkan" selain sekedar jerih payahnya
183. Hadits riwayat Abu Hurairah Radliyallahu 'anhu:
Bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam bersabda: Barang siapa berinfak dengan sepasang (kuda, unta dan sebagainya) di jalan Allah, maka di surga ia dipanggil: Wahai hamba Allah, pintu ini adalah lebih baik. Barang siapa termasuk ahli salat, maka ia dipanggil dari pintu salat. Barang siapa termasuk ahli jihad, maka ia dipanggil dari pintu jihad. Barang siapa termasuk ahli sedekah, maka ia dipanggil dari pintu sedekah. Dan barang siapa termasuk ahli puasa, maka ia dipanggil dari pintu Rayyan. Abu Bakar Sidik bertanya: Wahai Rasulullah, apakah setiap orang pasti dipanggil dari pintu-pintu tersebut. Apakah mungkin seseorang dipanggil dari semua pintu? Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam bersabda: Ya, dan aku berharap engkau termasuk di antara mereka (yang dipanggil dari semua pintu)
184. Hadits riwayat Abu Hurairah Radliyallahu 'anhu:
Dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam, beliau bersabda: Ada tujuh golongan yang bakal dinaungi oleh Allah di bawah naungan-Nya, pada hari yang tidak ada naungan kecuali naungan-Nya, yaitu: Pemimpin yang adil, pemuda yang tumbuh dengan ibadah kepada Allah (selalu beribadah), seseorang yang hatinya bergantung kepada mesjid (selalu melakukan salat jamaah di dalamnya), dua orang yang saling mengasihi di jalan Allah, keduanya berkumpul dan berpisah karena Allah, seorang yang diajak perempuan berkedudukan dan cantik (untuk berzina), tapi ia mengatakan: Aku takut kepada Allah, seseorang yang memberikan sedekah kemudian merahasiakannya sampai tangan kanannya tidak tahu apa yang dikeluarkan tangan kirinya dan seseorang yang berzikir (mengingat) Allah dalam kesendirian, lalu meneteskan air mata dari kedua matanya
185. Hadits riwayat Abu Hurairah Radliyallahu 'anhu:
Bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam bersabda: Hati orang tua menjadi muda karena mencintai dua hal; suka dengan kehidupan dan harta
186. Hadits riwayat Anas bin Malik Radliyallahu 'anhu, ia berkata:
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam bersada: Anak cucu Adam menjadi semakin tua, kecuali pada dua hal yang membuatnya menjadi muda, yaitu loba terhadap harta dan loba terhadap umur
187. Hadits riwayat Anas bin Malik Radliyallahu 'anhu, ia berkata:
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam bersabda: Seandainya anak cucu Adam mempunyai dua lembah harta, tentu ia masih menginginkan yang ketiga. Padahal yang memenuhi perut anak cucu Adam hanyalah tanah. Dan Allah menerima tobat orang yang mau bertobat
188. Hadits riwayat Abu Said Al-Khudri Radliyallahu 'anhu, ia berkata:
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam berdiri berkhutbah kepada kaum muslimin. Beliau bersabda: Tidak, demi Allah, aku tidak khawatir atas kalian, wahai manusia, kecuali terhadap keindahan dunia yang dikeluarkan Allah untuk kalian. Seseorang bertanya: Wahai Rasulullah, apakah kebaikan dapat mendatangkan keburukan? Rasulullah, Shallallahu 'alaihi wa Sallam diam sejenak, kemudian beliau bersabda: Apa yang engkau tanyakan? Aku mengulangi pertanyaan: Wahai Rasulullah, apakah kebaikan itu dapat mendatangkan keburukan? Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam menjawab: Kebaikan (yang hakiki) itu hanya akan mendatangkan kebaikan. Apakah dapat dikatakan kebaikan, yang engkau dapat dari keindahan dunia itu? Setiap yang tumbuh pada musim semi itu dapat membunuh karena kekenyangan atau nyaris membunuh, kecuali ternak yang makan. Ternak itu makan, sampai ketika kedua lambungnya telah penuh, ia menghadap ke arah matahari untuk membuang kotoran encer atau kencing, kemudian memamah dan kembali makan. Barang siapa mengambil harta sesuai dengan haknya, maka ia diberkati dalam harta itu. Dan barang siapa mengambil harta tidak menurut haknya, maka ia seperti orang yang makan tapi tidak pernah kenyang
189. Hadits riwayat Abu Hurairah Radliyallahu 'anhu, ia berkata:
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam berdoa: "Ya Allah jadikan rezeki keluarga Muhammad cukup untuk satu hari saja"
190. Hadits riwayat Ali Radliyallahu 'anhu, ia berkata:
Aku mendengar Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam bersabda: Di akhir zaman akan muncul kaum yang muda usia dan lemah akal. Mereka berbicara dengan pembicaraan yang seolah-olah berasal dari manusia yang terbaik. Mereka membaca Alquran, tetapi tidak melampaui tenggorokan mereka. Mereka keluar dari agama, secepat anak panah meluncur dari busur. Apabila kalian bertemu dengan mereka, maka bunuhlah mereka, karena membunuh mereka berpahala di sisi Allah pada hari kari kiamat
191. Hadits riwayat Sahal bin Hunaif Radliyallahu 'anhu:
Dari Yusair bin Amru, ia berkata: Saya berkata kepada Sahal: Apakah engkau pernah mendengar Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam menyebut-nyebut Khawarij? Sahal menjawab: Aku mendengarnya, ia menunjuk dengan tangannya ke arah Timur, mereka adalah kaum yang membaca Alquran dengan lisan mereka, tetapi tidak melampaui tenggorokan mereka. Mereka keluar dari agama secepat anak panah melesat dari busurnya
192. Hadits riwayat Abu Hurairah Radliyallahu 'anhu:
Bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam bersabda: Apabila tiba bulan Ramadan, maka dibukalah pintu-pintu surga, ditutuplah pintu neraka dan setan-setan dibelenggu
193. Hadits riwayat Rubayyi` binti Muawwidz bin Afra' Radliyallahu 'anhu, ia berkata:
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam mengirim surat ke kampung-kampung Ansar di sekitar Madinah yang isinya: Barang siapa yang pada pagi hari ini dalam keadaan berpuasa, maka hendaknya ia menyempurnakan puasanya itu. Barang siapa yang pada pagi hari ini tidak berpuasa, maka hendaknya ia berpuasa pada sisa harinya. Setelah itu kami berpuasa, bahkan kami menyuruh anak-anak kami yang masih kecil untuk ikut berpuasa bersama kami atas izin Allah. Sehingga ketika kami berangkat ke mesjid, kami membuatkan untuk mereka (anak-anak kami) mainan dari bulu kambing kibasy. Jika di antara mereka ada yang menangis minta makan, maka kami (hiburnya) dengan memberikan mainan tersebut. Demikian yang kami lakukan sampai kami semua boleh berbuka
194. Hadits riwayat Sahal bin Saad Radliyallahu 'anhu, ia berkata:
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam bersabda: Sesungguhnya di dalam surga itu terdapat pintu yang bernama Rayyan. Orang-orang yang berpuasa akan masuk lewat pintu itu pada hari kiamat. Tidak ada orang selain mereka yang masuk bersama mereka. Ditanyakan: Di mana orang-orang yang puasa? Kemudian mereka masuk lewat pintu tersebut dan ketika orang yang terakhir dari mereka sudah masuk, maka pintu itu ditutup kembali dan tidak ada orang yang akan masuk lewat pintu itu
195. Hadits riwayat Abu Hurairah Radliyallahu 'anhu, ia berkata:
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam bersabda: Barang siapa lupa bahwa ia sedang berpuasa, sehingga ia makan atau minum, maka hendaklah ia meneruskan puasanya, karena sesungguhnya ia telah diberi makan dan minum oleh Allah
196. Hadits riwayat Abdullah bin Umar Radliyallahu 'anhu:
Bahwa talbiah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam adalah Labbaik Allahumma labbaik, labbaika laa syarika laka labbaik innal hamda wan niemata laka wal mulku laa syarika lak (Aku penuhi panggilan-Mu, wahai Allah, aku penuhi panggilan-Mu. Tidak ada sekutu bagi-Mu. Sesungguhnya segala puji, segala nikmat dan semua kerajaan adalah milik-Mu. Tidak ada sekutu bagi-Mu)
197. Hadits riwayat Ibnu Abbas Radliyallahu 'anhu:
Dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam, seorang lelaki jatuh dari untanya sehingga lehernya patah dan meninggal dunia. Kemudian Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam bersabda: Mandikanlah ia dengan daun bidara (sidr), kafanilah ia dengan kedua pakaiannya, dan janganlah engkau tutup kepalanya, sebab sesungguhnya Allah akan membangkitkannya kembali pada hari kiamat dalam keadaan bertalbiah
198. Hadits riwayat Abu Hurairah Radliyallahu 'anhu, ia berkata:
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam berdoa: "Ya Allah, ampunilah orang-orang yang mencukur bersih rambutnya". Para sahabat berkata: Wahai Rasulullah, dan orang-orang yang memangkasnya. Beliau berdoa: "Ya Allah, ampunilah orang-orang yang mencukur bersih rambutnya". Mereka berkata: Wahai Rasulullah, dan kepada orang-orang yang memangkasnya. Beliau berdoa: "Ya Allah, ampunilah orang-orang yang mencukur bersih rambutnya". Kembali berkata lagi: Wahai Rasulullah, dan juga orang-orang yang hanya memangkasnya. Beliau berdoa: "Dan orang-orang yang hanya memangkasnya"
199. Hadits riwayat Abdullah bin Amru bin Ash Radliyallahu 'anhu, ia berkata:
Pada haji Wada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam pernah berhenti di daerah Mina agar para sahabat dapat bertanya kepada beliau. Kemudian datanglah seorang lelaki bertanya: Wahai Rasulullah! Tanpa sadar aku telah bercukur sebelum menyembelih kurban. Beliau menjawab: Tidak apa-apa, sembelihlah kurbanmu! Kemudian datang lagi lelaki lain bertanya: Wahai Rasulullah! Tanpa sadar aku telah menyembelih kurban sebelum melontar. Beliau menjawab: Tidak apa-apa, melontarlah! Dia (Abdullah bin Amru bin Ash) melanjutkan: Setiap kali Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam ditanya tentang suatu perkara yang didahulukan atau diakhirkan, beliau menjawab: Tidak apa-apa, kerjakanlah!
200. Hadits riwayat Ibnu Abbas Radliyallahu 'anhu:
Bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam pernah ditanya mengenai masalah mendahulukan dan mengakhirkan penyembelihan kurban, mencukur serta melontar lalu beliau menjawab: Tidak apa-apa
201. Hadits riwayat Abu Hurairah Radliyallahu 'anhu:
Dari Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam beliau bersabda: Insya Allah, besok hari kita akan singgah di lembah Bani Kinanah, tempat mereka saling berjanji untuk tetap dalam kekafiran
202. Hadits riwayat Abu Said Al-Khudri Radliyallahu 'anhu, ia berkata:
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam telah bersabda: Tidak halal bagi seorang wanita yang beriman kepada Allah dan hari kiamat untuk bepergian selama tiga hari dan seterusnya kecuali bersama ayah, anak, suami, saudara, atau mahramnya yang lain
203. Hadits riwayat Ibnu Umar Radliyallahu 'anhu, ia berkata:
Bila Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam pulang dari peperangan ekspedisi, ibadah haji atau ibadah umrah lalu melewati jalan setapak atau tempat yang tinggi, beliau membaca takbir tiga kali dan berdoa: Tiada Tuhan melainkan Yang Esa tiada sekutu bagi-Nya, bagi-Nya segala kerajaan dan bagi-Nya segala puji. Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Kami pulang, bertobat, mengabdi, bersujud, dan kami memuji kepada Tuhan kami. Allah telah menepati janji-Nya, menolong hamba-Nya, dan mengalahkan sekutu musuh dengan sendiri-Nya
204. Hadits riwayat Abu Hurairah Radliyallahu 'anhu:
Bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam bersabda: Ibadah umrah sampai umrah berikutnya sebagai kafarat untuk dosa di antara keduanya dan haji yang mabrur tidak ada balasannya kecuali surga
205. Hadits riwayat Anas bin Malik Radliyallahu 'anhu, ia berkata:
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam berdoa: Ya Allah! Jadikanlah keberkahan Madinah dua kali lipat dari keberkahan Mekah
206. Hadits riwayat Abu Hurairah Radliyallahu 'anhu, ia berkata:
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam bersabda: Di setiap jalan-jalan Madinah itu terdapat malaikat (yang menjaga) agar tidak dimasuki wabah penyakit dan Dajjal
207. Hadits riwayat Abu Hurairah Radliyallahu 'anhu:
Bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam pernah bersabda: Antara rumahku dan mimbarku adalah termasuk taman surga dan mimbarku berada di atas telagaku
208. Hadits riwayat Ibnu Abbas Radliyallahu 'anhu, ia berkata:
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam bersabda: Apabila salah seorang mereka akan menggauli istrinya, hendaklah ia membaca: "Bismillah. Ya Allah, jauhkanlah kami dari setan dan jauhkanlah setan dari apa yang Engkau karuniakan kepada kami". Sebab jika ditakdirkan hubungan antara mereka berdua tersebut membuahkan anak, maka setan tidak akan membahayakan anak itu selamanya
209. Hadits riwayat Abu Said Al-Khudri Radliyallahu 'anhu, ia berkata:
Kami berperang bersama Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam melawan Bani Musthaliq lalu kami berhasil menawan beberapa wanita Arab yang cantik. Kami sudah lama tidak berhubungan dengan istri, maka kami ingin sekali menebus mereka sehingga kami dapat menikahi mereka secara mut`ah dan melakukan `azal (mengeluarkan sperma di luar kemaluan istri untuk menghindari kehamilan). Kami berkata: Kami melakukan demikian sedang Rasulullah berada di tengah-tengah kami tanpa kami tanyakan tentang hal tersebut. Lalu kami tanyakan juga kepada beliau dan beliau bersabda: Tidak apa-apa walaupun tidak kamu lakukan karena tidak ada satu jiwa pun yang telah Allah tentukan untuk tercipta sampai hari kiamat kecuali pasti akan terjadi
210. Hadits riwayat Mughirah bin Syu`bah Radliyallahu 'anhu, ia berkata:
Sa`ad bin Ubadah berkata: Seandainya aku mendapati seorang lelaki bersama istriku, maka aku akan menikam orang itu dengan pedang tanpa ampun. Sampailah ucapan Sa`ad tersebut ke telinga Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam, lalu beliau bersabda: Apakah kalian kagum dengan kecemburuan Sa`ad? Demi Allah, aku lebih cemburu daripadanya dan Allah lebih cemburu lagi daripadaku. Demi kecemburuan itulah, maka Allah mengharamkan segala kejahatan baik yang tampak maupun yang tersembunyi. Tidak ada yang lebih cemburu daripada Allah, dan tidak ada seorang pun yang lebih menyukai pengampunan daripada Allah. Demi itulah Allah mengutus para rasul sebagai pemberi kabar gembira dan pemberi peringatan. Dan tidak ada seorang pun yang lebih menyenangi pujian daripada Allah, dan demi itulah Allah menjanjikan surga
211. Hadits riwayat Hudzaifah Radliyallahu 'anhu, ia berkata:
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam bersabda: Para malaikat menerima ruh seorang lelaki dari umat sebelum kamu. Mereka bertanya: Apakah kamu pernah melakukan suatu kebaikan? Ia menjawab: Tidak. Mereka bertanya lagi: Cobalah kamu mengingat! Lelaki itu menjawab: Saya dahulu pernah mengutangkan orang-orang, lalu aku menyuruh pembantu-pembantuku untuk menangguhkan tagihan utang kepada orang yang sedang dalam kesulitan (miskin) serta memaafkan orang yang kaya. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam bersabda: Lalu Allah Subhaanahu wa Ta'ala berfirman: Maafkanlah orang itu!
212. Hadits riwayat Ibnu Abbas Radliyallahu 'anhu:
Dari Said bin Jubair ia berkata: Ibnu Abbas Radliyallahu 'anhu berkata: Hari Kamis, apakah hari Kamis itu? Kemudian ia menangis sehingga air matanya membasahi batu kerikil. Maka aku bertanya: Wahai Ibnu Abbas, ada apa dengan hari Kamis? Ia menjawab: Pada hari itu penyakit Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam bertambah parah kemudian beliau bersabda: Kemarilah, aku akan menuliskan untukmu suatu wasiat sehingga kamu tidak akan tersesat setelahku. Lalu para sahabat bertengkar, padahal tidak pantas terjadi pertengkaran di hadapan Nabi. Mereka berkata: Apakah yang terjadi dengan beliau, apakah beliau sedang mengigau? Tanyakanlah maksudnya kepada beliau! Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam bersabda: Biarkanlah aku. Karena apa yang akan aku sampaikan adalah lebih baik. Aku mewasiatkan tiga perkara kepadamu yaitu: Usirlah orang-orang musyrik dari Jazirah Arab, izinkanlah para utusan memasukinya serta sambutlah mereka dengan baik seperti yang pernah aku perbuat dengan mereka. Kemudian beliau terdiam tidak menyebutkan yang ketiga, atau mungkin menyebutkannya tetapi aku lupa
213. Hadits riwayat Abdullah bin Umar Radliyallahu 'anhu, ia berkata:
Suatu hari Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam melarang kami bernazar, beliau bersabda: Sesungguhnya nazar itu tidak dapat menangkal sesuatu apa pun tetapi hanya untuk mengeluarkan sesuatu dari orang yang kikir
Referensi sebagai Berikut ini ;