Rabu, 13 Juli 2022

Ciri orang Zalim, informasi hak dan bathil tahu tapi mengabaikannya

Ciri orang Zalim, informasi hak dan bathil tahu tapi mengabaikannya

Ciri orang Zalim, informasi hak dan bathil tahu tapi mengabaikannya. “Dan walaupun engkau (Muhammad) memberikan semua ayat (keterangan) kepada orang-orang yang diberi Kitab itu, mereka tidak akan mengikuti kiblatmu dan engkau pun tidak akan mengikuti kiblat mereka. Sebagian mereka tidak akan mengikuti kiblat sebagian yang lain. Dan jika engkau mengikuti keinginan mereka setelah sampai ilmu kepadamu, niscaya engkau termasuk orang-orang zalim.” (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 145)

Salah satu ciri orang zalim ; informasi tentang yang hak dan bathil sudah sampai, tapi mengabaikannya. Kata zalim berasal dari bahasa Arab, yakni “Dho-La-Ma” yang memiliki makna sebagai gelap atau lebih dikenal dengan istilah suram. Di dalam Al-Qur’an terdapat sekitar 200 ayat yang secara spesifik mengupas tentang orang yang zalim ini. “Adapun orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal shaleh, maka Allah Swt akan memberikan kepada mereka dengan sempurna pahala amalan-amalan mereka; dan Allah sangat benci kepada orang-orang yang berbuat zalim”.(QS. Ali-Imran:57).

Secara global makna kata zalim yang kita kenal adalah segala sesuatu perbuatan jahat ataupun berbuat aniaya; baik kepada orang lain maupun kepada diri sendiri dan makhluk-makhluk yang lainnya. Dalam syari’at agama Islam pengertian zalim ini mengacu pada firman Allah yang berbunyi: “Dan barangsiapa yang melanggar hukum-hukum Allah, mereka itulah orang-orang yang zalim”.(Al-Baqarah:229).

Pertama, mendustakan Allah SWT dan mendustakan kebenaran. Allah SWT berfirman: “Maka siapakah yang lebih zalim daripada orang yang membuat-buat dusta terhadap Allah dan mendustakan kebenaran ketika datang kepadanya? Bukankah di neraka Jahannam tersedia tempat tinggal bagi orang-orang yang kafir”.(Az-Zumar:32).

Ayat ini menjelaskan kepada kita bahwa Allah SWT akan memasukkan kedalam neraka bagi orang yang tidak mau menuruti perintah-Nya. Orang yang zalim pada hakikatnya mereka itu akan melencengkan kebenaran yang ada. Sekarang banyak kebenaran-kebenaran yang telah dibelokan oleh orang-orang yang tidak mengerti agama. Oleh karena itu berhati-hatilah dengan kebenaran yang ada. Cek dulu kebenaran yang kita dengar atau peroleh. Apakah yang kita peroleh itu benar atau tidak?

Kedua, suka menipu. Ciri yang kedua ini tentunya sudah tidak asing ditelinga kita. Coba kita lihat dengan seksama. Banyak diantara dari kita yang sering menipu orang lain khususnya mereka para pejabat-pejabat tinggi. Mereka melakukan perbuatan yang sangat fenomenal yang hingga kini terus bergejolak. Apakah itu? Yaitu korupsi. Hampir setiap hari media-media memberitakan tentang korupsi. Mereka dengan senangnya mengambil uang negara untuk dinikmati seorang diri. Imbasnya setelah mereka melakukan korupsi, mereka masuk jeruji besi. Namun setelah mereka bebas dari jeruji besi, mereka kembali berulah dengan kasus yang sama. Sungguh sangat memprihatinkan.

Perbuatan menipu dalam semua hal sangat dilarang. Rasulullah SAW pernah melarang kepada pedagang yang melakukan perbuatan penipuan terhadap barang daganganya. Sebagaimana sabda beliau, Dari Ibnu Abbas ra, dia berkata, “Rasulullah telah melarang untuk melakukan jual-beli yang licik (menipu)”.(HR. Muslim).

Wahai saudaraku, perlu diketahui bahwa zalim ini memiliki akibat yang luar biasa. Salah satunya akan masuk neraka. Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa yang mengambil hak seorang Muslim maka Allah telah mewajibkan neraka baginya dan mengharamkan surga baginya”. Ada seorang yang bertanya: “Walaupun sesuatu yang remeh/sedikit wahai Rasulullah?” Beliau menjawab: “Walaupun cuma sepotong kayu arak”. (HR. Muslim No 351).

Semoga kita bisa menjauhi kezaliman dan mudah-mudahan Allah SWT akan memberikan hidayah dan maghfirah. Serta kita akan dijauhi dari azab yang pedih dari Allah SWT.


Referensi sebagai berikut ini ;