Ibnu Taimiyah dalam Majmu al-Fatawa mengatakan dalam Kemunafikan ada yang bentuknya munafik besar, yaitu menyembunyikan kekufuran, dan ada munafik kecil, ketika berbeda antara isi hati dengan amal perbuatan dalam masalah kewajiban. Inilah yang banyak dijelaskan ulama. Dan mereka menafsirkan sabda Nabi shallallahu alaihi wa sallam, "Tanda munafik ada 3: apabila berbicara dia berdusta, apabila berjanji dia mengingkari, dan jika dipercaya dia khianat." hadis ini ditafsirkan dengan munafiq kecil.
Di awal surat al-Baqarah, Allah menyebutkan 3 jenis manusia. Pertama, orang yang beriman, Allah sebutkan dalam 5 ayat. Kedua, orang kafir, Allah Swt sebutkan dalam 2 ayat. Ketiga, orang munafik, Allah singgung dalam 13 ayat. Di antaranya Allah berfirman,
Di antara manusia ada yang mengatakan: "Kami beriman kepada Allah dan hari kemudian," pada hal mereka itu Sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman. Mereka hendak menipu Allah Swt dan orang-orang yang beriman, Padahal mereka hanya menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar. ( QS. al-Baqarah: 8 9 )
Diantara sifat mereka, Apabila mereka berjumpa dengan orang-orang yang beriman, mereka mengatakan: "Kami telah beriman". dan bila mereka kembali kepada setan-setan mereka (gembong munafik), mereka mengatakan: "Sesungguhnya Kami sependirian dengan kamu, Kami hanyalah berolok-olok." ( QS. al-Baqarah: 14 ).
Allah juga menyebutkan sifat mereka di ayat lain, Apabila orang-orang munafik datang kepadamu, mereka berkata: "Kami mengakui, bahwa Sesungguhnya kamu benar-benar Rasul Allah". dan Allah Swt mengetahui bahwa Sesungguhnya kamu benar-benar Rasul-Nya; dan Allah Swt mengetahui bahwa Sesungguhnya orang-orang munafik itu benar-benar orang pendusta. Mereka itu menjadikan sumpah mereka sebagai perisai], lalu mereka menghalangi (manusia) dari jalan Allah. Sesungguhnya Amat buruklah apa yang telah mereka kerjakan. Yang demikian itu adalah karena bahwa Sesungguhnya mereka telah beriman, kemudian menjadi kafir (lagi) lalu hati mereka dikunci mati; karena itu mereka tidak dapat mengerti. ( QS. al-Munafiqun: 1 3 ).
(Orang munafik) yaitu mereka yang mencela orang-orang beriman yang memberikan sedekah dengan sukarela dan yang (mencela) orang-orang yang hanya memperoleh (untuk disedekahkan) sekedar kesanggupannya, maka orang-orang munafik itu menghina mereka. Allah Swt akan membalas penghinaan mereka, dan mereka akan mendapat azab yang pedih. (Surah At-Taubah ayat 79)
Tabsir ringkas kemenag indonesia sbb ini : Ayat sebelumnya menjelaskan sifat-sifat buruk orang-orang munafik, antara lain kikir, bersumpah palsu, dan tidak bersyukur. Bukan saja itu, di antara mereka bahkan ada yang secara terus-menerus mencela orang-orang beriman yang memberikan sedekah dengan sukarela dengan menyebutnya pamrih jika yang disedekahkan besar; dan juga mencela orang-orang yang tidak mendapatkan harta untuk disedekahkan kecuali sekadar kesanggupannya, maka orang-orang munafik itu menghina mereka, orang-orang mukmin. Akibat perbuatannya itulah Allah akan membalas penghinaan mereka di dunia dengan tersingkapnya kebusukan hatinya, dan mereka akan mendapat azab yang pedih di akhirat kelak.
(Sama saja) engkau (Muhammad) memohonkan ampunan bagi mereka atau tidak memohonkan ampunan bagi mereka. Walaupun engkau memohonkan ampunan bagi mereka tujuh puluh kali, Allah tidak akan memberi ampunan kepada mereka. Yang demikian itu karena mereka ingkar (kafir) kepada Allah dan Rasul-Nya. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik.. (Surah At-Taubah ayat 80)
Tafsir Ringkas Kemenag Indoensia Surah At-Taubah ayat 80 sbb ini : Kemudian ditegaskan bahwa orang-orang munafik itu hukumnya sama dengan orang-orang kafir, yakni tidak berhak memperoleh ampunan. Karena itu, diingatkan kepada beliau bahwa engkau, wahai Nabi Muhammad, memohonkan ampunan bagi mereka atau tidak memohonkan ampunan bagi mereka adalah sama saja. Ketetapan Allah telah terjadi bagi mereka, walaupun engkau memohonkan ampunan bagi mereka tujuh puluh kali, bahkan tak terhitung jumlahnya, Allah tetap tidak akan memberi ampunan kepada mereka. Yang demikian itu karena mereka ingkar, kafir, kepada Allah dan Rasul-Nya. Dan Allah tidak memberi petunjuk dan bimbingan kepada orang-orang yang fasik, yaitu mereka yang keluar dari ketaatan kepada Allah Swt.
Kebaikan setiap seorang munafiqin akan tetap di Terima Oleh Allah. Dalam Surah Annisa ayat 145-146 dijelaskan bahwa orang munafik adlaah golongan orang yg di tempatkan pada neraka paling bawah tetapi Allah tdk menutup pintu syurga bagi mereka, jika mereka bertaubat dan berpegang teguh kepada ajaran yg telah Allah Berikan.
"Sungguh, orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. Dan kamu tidak akan mendapat seorang penolong pun bagi mereka," (QS. An-Nisa' ayat 145)
"kecuali orang-orang yang bertobat memperbaiki diri dan berpegang teguh pada (agama) Allah dan dengan tulus ikhlas (menjalankan) agama mereka karena Allah. Maka mereka itu bersama-sama orang-orang yang beriman dan kelak Allah akan memberikan pahala yang besar kepada orang-orang yang beriman." (QS. An-Nisa' Ayat 146)
Cara menebus dosa kita kita kepada Allah yaitu dengan Cara bertaubat, kita sungguh menyesali dosa-dosa yg telah kita perbuat dan memilih untuk bertaubat, bertekad untuk tidak mengulangi dosa yg telah di perbuat. Allah Swt Memerintahkan kita untuk bertaubat dalam surah At-tahrim ayat 8.
" Wahai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang serius). Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu.” (QS. At-Tahrim: 8) "
Artinya orang munafik jika bertobat dapat diterima taubatnya sebabagi berikut ini ; (Kecuali orang-orang yang bertobat) dari kemunafikan (dan mengadakan perbaikan) terhadap amal perbuatan mereka (serta berpegang teguh kepada, agama, Allah dan mengikhlaskan agama mereka karena Allah) artinya daripada riya (maka mereka itu bersama orang-orang yang beriman) yakni mengenai apa-apa yang akan mereka peroleh (dan Allah Swt akan memberikan kepada orang-orang beriman itu pahala yang besar) di akhirat kelak yaitu surga.
Tobat Orang Munafik, Sebagaimana Allah SWT juga mengajak untuk bertobat dari kekafiran yang zahir dan terang-terangan, Syaikh Yusuf al Qardhawi dalam at Taubat Ila Allah menjelaskan Allah SWT mengajak untuk bertobat dari kekafiran yang tersembunyi, yang ditutupi dengan keimanan lisan. Yaitu yang terkenal dengan nama "kemunafikan" dan orangnya adalah kaum "munafiqin".
Tobat dari kemunafikan ini adalah tidak sekadar mengungkapkan dan memberitahukan keisalamannya. Karena sebelumnya ia memang telah Islam. Namun, yang patut ia lakukan adalah agar ia bersifat dengan empat sifat yang disebutkan dalam surah An-Nisa.
Setelah Al Quran membongkar sifat asli mereka, dan apa yang tersembunyi dalam diri mereka: yaitu mereka memberikan loyalitas mereka kepada kaum kafirin, bukan kaum mukminin, serta mereka mencari kemuliaan dari kaum kafirin itu:
"Kabarkanlah kepada orang-orang munafik bahwa mereka akan mendapatkan siksaan yang pedih, (yaitu) orang-orang yang mengambil orang-orang kafir menjadi teman-teman penolong dengan meninggalkan orang-orang mu'min. Apakah mereka mencari kekuatan di samping orang-orang kafir itu? Maka sesungguhnya semua kekuatan kepunyaan Allah." ( QS. an-Nisa: 138-139 ).
Serta mereka selalu mencari kelengahan kaum mukminin, dan berada di tengah-tengah antara kaum-kaum mukminin dan kaum kafirin untuk mencari keuntungan.
"(Yaitu) orang-orang yang menunggu-nunggu (peristiwa) yang akan terjadi pada dirimu (hai orang-orang mu'min). Maka jika terjadi bagimu kemenangan dari Allah mereka berkata: "Bukankah kami (turut berperang) beserta kamu?" dan jika orang-orang kafir mendapat keberuntungan (kemenangan) mereka berkata: 'Bukankah kami turut memenangkanmu, dan membela kamu dari orang-orang mukmin?" maka Allah akan memberi keputusan di antara kamu di hari kiamat dan Allah sekali-kali tidak akan memberi jalan kepada orang-orang kafir untuk memusnahkan orang-orang yang beriman." ( QS. an-Nisa: 141 )
“Orang-orang munafik laki-laki dan perempuan, satu dengan yang lain adalah (sama), mereka menyuruh (berbuat) yang mungkar dan mencegah (perbuatan) yang makruf dan mereka menggenggamkan tangannya (kikir). Mereka telah melupakan Allah, maka Allah melupakan mereka (pula). Sesungguhnya orang-orang munafik itulah orang-orang yang fasik.” (Surat At Taubah ayat 67)
Semua itu disebabkan mereka lupa kepada kebesaran Allah, lupa kepada petunjuk-petunjuk agama-Nya dan siksaan-Nya. Lebih tegasnya mereka lupa mendekatkan diri kepada Allah dengan menaati perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.
Sebagaimana tidak terlintas di hati sanubari mereka kewajiban berterima kasih atas nikmat-nikmat yang diberikan Tuhan sehingga mereka mengikuti kehendak nafsu mereka dan godaan setan. Sudah sewajarnya jika Allah melupakan mereka dengan menjauhkan mereka dari karunia taufik-Nya di dunia dan ganjaran pahala di akhirat.
Sesungguhnya orang-orang munafik yang tetap dalam kemunafikannya itu merupakan manusia yang paling fasik di dunia ini bahkan mereka lebih rendah dari kafir biasa. Karena orang kafır menutupi hati mereka terhadap keesaan atau adanya Tuhan secara terang-terangan.
Berlainan halnya dengan orang-orang munafik yang sengaja menutupi kesalahan baik mengenai akidah atau pun mengenai akhlak dan tindak-tanduk perbuatan yang jauh menyimpang dari fitrah manusia yang murni dengan berpura-pura menjadi mukmin.
Referensi sebagi berikut ini :