Sabtu, 16 Juli 2022

Saat Jenuh Beribadah, Saat Kualitas Ibadah Menurun

Saat Jenuh Beribadah, Saat Kualitas Ibadah Menurun. Saat Jenuh Beribadah, Saat Kualitas Ibadah Menurun – Nouman Ali Khan. Banyak dari kita yang terpikir akan satu titik dalam hidup di mana saat itu versi diri kita jauh lebih baik. Ketika ibadah-ibadah kita jauh lebih bermakna. Ketika lidah kita jauh lebih ramah. Ketika beratnya kesalahan-kesalahan kita belum sampai mengubur dalam-dalam diri ini. Diri itu tampak begitu jauh dari jangkauan, hampir terasa seperti mimpi.

Bagaimana Anda dan saya bisa kembali ke titik itu? Kita mungkin ingat apa yang saat itu hati kita rasakan, atau bahkan perasaan itu sudah mulai pudar dan menghilang. Untuk siapa pun yang juga merasakan hal ini, ada jalan untuk kembali. Tidak sulit secara fisik tetapi akan sulit secara emosional. Kita harus bicara dengan hati kita dan ingatkan bahwa terlepas dari seberapa jauh iman kita turun dan bagaimanapun terputusnya keterhubungan itu, Allah tidak menyerah pada kita, buktinya Allah masih membuat jantung kita berdetak dan Allah masih mengisi paru-paru kita dengan udara.

Setiap nafas adalah campur tangan ilahi untuk kelangsungan hidupku. Aku tidak mendapatkannya sendiri. Nafas yang Dia beri adalah kasih sayang-Nya untukku.’ Setelah kita sudah berhasil melakukan percakapan yang sangat dalam itu, inilah saatnya untuk melakukan dua hal yang akan mengembalikan cahaya di dalam diri kita.

Beberapa orang memiliki kemampuan untuk berpuasa Senin dan Kamis, sepanjang tahun, tapi yang lain mungkin tidak bisa. Ada juga yang memiliki kemampuan bangun di tengah malam untuk Sholat Tahajjud setiap malam, tetapi yang lain tidak dapat bangun. Yang lain tidak bisa melakukan kedua hal di atas, tetapi di mana pun mereka berjalan, mereka bersedekah dengan murah hati kepada yang membutuhkan.

Beberapa orang tidak memiliki kekuatan untuk melakukan ibadah tambahan, tetapi mampu menjaga hati yang bersih dan wajah yang tersenyum terhadap orang-orang sepanjang waktu. Yang lain lagi tidak melakukan apa-apa selain hanya membuat anak-anak tertawa ketika bertemu dengan mereka. Intinya apa?

Jangan pernah berpikir bahwa mereka yang tidak melakukan seperti apa yang kita lakukan lebih rendah daripada kita. Jangan biarkan kesalehan anda menumbuhkan kebanggaan terselubung dalam diri. Penampilan dan pakaian bukanlah kriteria untuk kesalehan. Ada banyak manusia di dunia ini yang lebih dekat dengan Allah meskipun mereka tampak biasa-biasa saja bahkan mengaku tidak kenal dengan Allah. Apakah kamu lupa Ada orang yang masuk surga hanya dengan memuaskan dahaga seekor anjing, yang lain mendapatkannya dengan hanya memaafkan semua orang setiap hari sebelum tidur.

Pertama

Beribadah. Seseorang mungkin beribadah karena kewajiban. Seseorang mungkin beribadah karena ingin meminta sesuatu kepada Allah. Seseorang mungkin beribadah karena kebiasaan yang sudah terbangun. Tetapi ketika Anda dan saya mulai beribadah karena bersyukur kepada-Nya, dan karena kita ingin Allah menjaga hati kita tetap lembut, dan karena kita mencari ketentraman di dalam diri melalui ibadah, maka ibadah-ibadah itu akan memiliki efek yang sangat berbeda.

Sederhananya: “Aku akan beribadah dengan tujuan untuk memulihkan cahaya dalam hatiku. Segala motif lain dalam beribadah akan menjadi prioritas selanjutnya.”

Kedua

Melakukan perbuatan atas dasar cinta dan kebaikan.

“Dengan lidahku, dengan tanganku, dengan ekspresi wajahku, dengan uangku secara terang-terangan atau sembunyi-sembunyi.” Lakukan banyak kebaikan, bahkan hal-hal yang kecil, untuk orang lain tanpa berharap akan pengakuan ataupun terima kasih. Lakukan saja karena tindakan itu akan memulihkan cahaya dalam hatimu. Saya tahu ada orang-orang yang secara alami sangat mudah melakukan kebaikan. Adalah karunia Allah jika Anda memilikinya. Orang-orang seperti itu melakukan kebaikan bahkan ketika mereka sendiri tidak menyadarinya.

Lalu kita sisanya termasuk saya harus secara sadar mengembangkan kepekaan kepada orang lain yang ada di dekat kita. Cobalah dua hal ini selama sebulan, seolah-olah hidup Anda, maksud saya cahaya dalam diri Anda, bergantung padanya. Saya akan mencoba dengan diri saya sendiri bersama Anda.

Ada langkah ketiga tetapi kita bisa membicarakannya dalam sebulan ke depan pada 12 Oktober. Ingatkan saya ya? Ok sampai jumpa. Dan bagi mereka yang ‘cahaya’ dalam dirinya redup hanya karena perpisahan dari saya, seperti orang yang tidak beriman, dan dengan itu menjadikan postingan ini menyimpang dari jalan orang-orang beriman,

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Saya berterima kasih, netizen yang mengajak kebaikan dan mencegah kemungkaran. Anda telah menyelamatkan kita semua. Oke, saya akan lebih baik dari ini.


Referensi sebagai berikut ini ;