أن تؤمن بالله وملائكته وكتبه ورسله واليوم الآخر وتؤمن بالقدر خيره وشره
"Iman adalah engkau beriman (percaya) kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, Hari Akhir, dan engkau percaya kepada takdir Allah yang baik maupun yang buruk." Dalam hadits riwayat Abdullah bin Amr bin Al 'Ash, Rasulullah Muhammad SAW bersabda:
كتب الله مقادير الخلائق قبل أن يخلق الله السماوات والأرض بخمسين ألف سنة
"Allah telah mencatat takdir setiap makhluk 50 ribu tahun sebelum penciptaan langit dan bumi." (HR Muslim)
Berdasarkan hadits tersebut, Syekh Al Wardani memaparkan, pernikahan atau persoalan jodoh merupakan bagian dari qadar (ketetapan) yang telah tercatat di dalam Lauhul Mahfudz. Syekh Al Wardani mengatakan, apa yang telah Allah SWT tetapkan dan tuliskan dalam Lauhul Mahfudz itu adalah ghaib yang hanya diketahui Allah Swt dan Dia-lah yang menetapkan sebab-sebab yang mengarah pada akibatnya. Terkait sebab-akibat tersebut, ini seperti yang disabdakan Rasulullah Muhammad SAW Beliau Rasulullah Muhammad SAW bersabda:
من سره أن يبسط له في رزقه أو ينسأ له في أثره فليصل رحمه
"Siapa yang ingin rezekinya dimudahkan dan umurnya dipanjangkan, maka hendaknya ia menyambung tali silaturahim." (HR Bukhari dan Muslim)
Seorang Muslim hendaknya juga mengingat bahwa ketakwaan kepada Allah Swt akan memberikannya jalan keluar dan jalan atas datangnya rezeki yang tidak diduga-duga. Hal ini sebagaimaan firman Allah Swt sbb ;
وَمَن يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَل لَّهُ مَخْرَجًا وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ وَمَن يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ إِنَّ اللَّهَ بَالِغُ أَمْرِهِ قَدْ جَعَلَ اللَّهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا
"Siapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya, dan Dia memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya. Dan barangsiapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan-Nya. Sungguh, Allah telah mengadakan ketentuan bagi setiap sesuatu.".(QS At Thalaq ayat 2-3)
Dalil lain yang menunjukkan bahwa takdir atas kehidupan setiap Muslim telah tercatat, juga terdapat pada Surah Al Mulk ayat 15. Allah ﷻ berfirman:
هُوَ الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الْأَرْضَ ذَلُولًا فَامْشُوا فِي مَنَاكِبِهَا وَكُلُوا مِن رِّزْقِهِ ۖ وَإِلَيْهِ النُّشُورُ
"Dialah yang menjadikan bumi untuk kamu yang mudah dijelajahi, maka jelajahilah di segala penjurunya dan makanlah sebagian dari rezeki-Nya. Dan hanya kepada-Nyalah kamu (kembali setelah) dibangkitkan." (QS Al Mulk ayat 15)
Karena itu, setiap Muslim semestinya mencari jodoh dengan cara yang benar dan tidak menghalalkan segala cara atau dengan melakukan perbuatan dosa demi menemukan pasangan yang cocok. Sebab, rezeki seseorang akan terhalang jika melakukan perbuatan maksiat.
Jodoh dalam Islam, Sudah Ditetapkan atau Harus Diusahakan, Dulu, ada perdebatan dan perdebatan ini berlangsung sampai saat ini terkait dengan ketentuan dan ketetapan Allah terhadap diri manusia, yaitu paham Jabariyah dan paham Qadariyah. Kaum Jabariyah adalah kaum fatalis yang mengatakan bahwa manusia itu ibarat anak wayang di tangan para dalang. Apapun yang menimpa manusia itu sepenuhnya kehendak Allah SWT.
Sementara kaum Qadariyah mengatakan sebaliknya, bahwa manusia berkuasa atas dirinya sendiri. Tuhan sama sekali tidak ikut campur untuk terlibat dan mengintervensi apa yang ingin dilakukan oleh manusia. Perbedaan ini berlangsung begitu lama kemudian ditengahi oleh kaum Ahlusunnah wal Jamaah, melalui asy'ariyah dan maturidiyah yang mengatakan bahwa terkait dengan ketentuan dan ketetapan Allah SWT terbagi ke dalam dua istilah, yaitu Qada dan Qadar.
Qada adalah ketentuan dan ketetapan Allah SWT yang jumlahnya begitu banyak, tidak terhingga tapi belum terjadi. Jadi, kita besok itu akan seperti apa, itu Qada-nya sudah ada. Bisa A, B, C, dan seterusnya. Sementara Qadar ketentuan dan ketetapan Allah SWT yang sudah terjadi. Jadi di antara sekian banyak opsi itu yang mana yang akan terjadi, itu yang menjadi takdir kita. Ketentuan dan ketetapan Allah SWT itu ada yang bersifat Mubram atau paten, tidak bisa diubah sama sekali. Seperti siapa orang tua kita, etnis kita, jenis kelamin kita, itu tidak bisa diubah sama sekali. Sementara, ada juga yang sifatnya Muallaq atau kondisional, yang karena ikhtiar kita, upaya kita maupun doa-doa kita itu bisa berubah. Misal kesehatan kita, kita menjadi sehat atau sakit.
Maka, terkait pertanyaan jodoh. Kaum Ahlusunnah wal Jamaah meyakini bahwa, manusia itu sudah memiliki opsi yang tak terhingga. Bisa berjodoh dengan A, B, C, D dan seterusnya. Bahkan boleh jadi ada Qada yang dia tidak akan sama sekali memiliki jodohnya sampai akhir hayatnya. Kita tidak tahu Qada ini ketentuan Tuhan yang sama sekali tidak kita ketahui. Yang kita ketahui ketika Qada menjadi Qadar sudah terjadi, maka itulah takdir yang ada pada diri kita. Maka, bagi kita manusia karena tidak tahu Qada-nya, maka agar takdir kita baik, kita harus berikhtiar. Ikhtiar itu dengan upaya, usaha, dan termasuk doa dalam hal jodoh.
Referensi sebagai berikut ini ;